i
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN WAKTU KERJA KARYAWAN
DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Sains And Technology
Disusun Oleh : ESSTHER IKA CHARDINA
NIM : 035314063
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
DECISION SUPPORT SYSTEM
FOR DETERMINATION OF SCHEDULING EMPLOYEES
USING ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Teknik Degree
in Department of Informatics Engineering
Created by:
ESSTHER IKA CHARDINA Student Number : 035314063
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF SAINS AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
v
vi
HALAMAN MOTTO
Hari esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini,
tetapi
hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok.
Tugas kita bukanlah untuk berhasil.
Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita
menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil
( Mario Teguh )
Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah.
( Lao Tze )
Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu.
(Antoine De Saint)
Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga.
Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan
baik adalah sumber dari semua kekayaan
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk :
? Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kasih karunianya dan
berkatnya yang melimpah
? Ibu dan Bapakku yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya yang
begitu besar
?
Kakak-kakakku dan adikku Alvonsa Eva Y.
? Kakakku tersayang yang telah memberikan dukungan dan semangatnya
? Almamaterku Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma
viii
ABSTRAKSI
Operasional kerja suatu perusahaan tidak terlepas dari penempatan
waktu kerja karyawan. Penempatan karyawan yang sesuai dengan prestasi dan
kemampuannya pada waktu kerja yang tepat mendukung kelancaran operasional
kerja perusahaan.
Pada Tugas akhir ini dibuat sebuah sistem pendukung keputusan
penentuan waktu kerja karyawan dengan memanfaatkan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) . Metode Analytical Hierarchy Process merupakan
metode pendekatan yang digunakan untuk membantu mengatasi masalah yang
memerlukan nilai berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada menjadi
proses yang lebih mudah dan terstruktur. Metode ini diharapkan dapat membantu
ix
ABSTRACT
Operational performance of a company is closely related to the time
management of its employees. Positioning employees according to personal
achievement and ability at proper work time will support the flow of the
company’s operational performance.
This final assignment is making a supportive system of determining the
employee’s work time by utilizing the method of Analytical Hierarchy Process
(AHP)by using tool Visual Basic 6.0. Analytical Hierarchy Process (AHP)
method represent the approach used to assist to overcome the problem requiring
value which can deputize the consideration capable to assist the consederation
process become more structured and easy to comprehended. This method is
expected to help the operational manager in determining the employee’s work
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihnya ,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik, Jurusan Teknik, Program Study Teknik
Informatika, Universitas Sanata Dharma.
Dalam mempersiapkan , meyusun dan meyelesaikan skripsi ini penulis
menyadari banyak pihak yang telah memberikan sumbangan baik pikiran, waktu,
tenaga, bimbingan dan dukungan. Oleh karena itu penulis secara khusus
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu member perlindungan, kekuatan, berkat
dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik .
2. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan
Teknik Informatika
3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T., selaku Dosen Pembimbing
akademik Teknik Informatika angkatan 2003.
4. Bapak Drs. Jong Jek Siang, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta memperhatikan
perkembangan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
5. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si.,M.Sc dan Sri Hartati Wijono S.Si., M.Kom.
selaku panitia penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam tugas
xii
6. Bapak Emanuel Belle Bau, SPd. dan Yustinus Nugroho sebagai laboran
yang telah mendukung dalam mempersiapkan ujian pendadaran.
7. Seluruh staff dan dosen Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan bekal ilmu, arahan dan pengalaman selama penulis
menempuh studi.
8. Seluruh staff Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi yang banyak
membantu penulis dalam urusan administrasi akademik terutama
menjelang ujian tugas akhir dan yudisium.
9. Ibu dan Bapak penulis yang telah memberikan cintanya, doa, semangat,
perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
10.Kakak dan Adikku terimakasih atas semua doa dan dukungannya selama
kuliah.
11.Kakak tersayang terimakasih atas perhatian dan dokungan serta
semangatnya.
12.Semua pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak ,
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, bukan melupakan tapi kalian
tetap ada dalam benakku.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miiki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, koreksi dan saran
xiii
Akhirnya, penulis mengaharapkan semoga skripsi ini berguna bagi semua
pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.
Yogyakarta, Juli 2009
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAKSI ... viii
ABSTRACT ... ix
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR TABEL ... xx
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Metode Tugas Akhir ... 3
xv
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan ... 6
2.1.2 Struktur Sistem Pendukung Keputusan ... 6
2.1.3 Pengertian Pengambilan Keputusan ... 7
2.1.4 Proses Pengambilan Keputusan ... 8
2.1.5 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan ... 9
2.1.6 Komponen – Komponen Pendukung Keputusan 11
2.1.7 Manfaat SPPK ... 15
2.1.8 Keterbatasan SPPK ... 16
2.2 Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 17
2.2.1 Prinsip – prinsip dasar dalam AHP ... 18
2.2.2 Keuntungan – Kewuntungan AHP ... 19
2.2.3 Algoritma AHP ... 20
2.3 Database 2.3.1 Bentuk Bahasa Basis Data ... 24
2.3.2 Entitas dan Hubungan Antar Entitas ... 25
2.3.3 Atribut tabel ... 26
BAB III : PERANCANGAN TEORI 3.1 Gambaran Umum Sistem Lama ... 28
xvi
3.3 Perancangan Antarmuka ( User Interface )
3.3.1 Perancangan Menu Dialog ... 31
3.3.2 Perancangan Input Output ....... 33
3.4 Perancangan Basisdata 3.4.1. ER – Diagram ... 41
3.5 Perancangan Proses 3.4.3 Penentuan Prioritas Hari dan Shift ... . 43
3.4.4 Penentuan Karyawan ... 43
3.4.5 Penerapan AHP ... 46
BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM 4.1. Implementasi Antarmuka 4.1.1 Tampilan Utama ... 59
4.1.2 Tampilan Input Data Kriteria ... 60
4.1.3 Tampilan Input Data Karyawan ... 62
4.1.4 Tampilan Input Data Shift ... 63
4.1.5 Tampilan Input Kriteria Penilaian Pilihan ... 64
4.1.6 Tampilan Input Karyawan Pilihan ... 65
4.1.7 Tampilan Perbandingan Kriteria ... 66
4.1.8 Tampilan Perbandingan Karyawan ... 67
xvii
4.2. Testing Program ... 72
4.3. Kelebihan Program ... 73
4.4. Kekurangan Program ... 73
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 74
5.2 Saran ... 74
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.12 Hierarki penentuan waktu kerja 39
Gambar 4.1 Tampilan Utama 55
Gambar 4.2 Tampilan Input Data Kriteria 56
Gambar 4.3 Pesan kesalahan 56
Gambar 4.4 Pesan Konfirmasi 56
Gambar 4.5 Tampilan Input Data Karyawan 57
Gambar 4.6 Pesan Kesalahan 57
Gambar 4.7 Tampilan Input data Shift 58
Gambar 4. 8 Pesan kesalahan 58
Gambar 4.9 Pesan Kesalahan 58
Gambar 4.10 Tampilan Pilihan Kriteria ( List Kriteria ) 59
Gambar 4.11 Pesan kesalahan pilihan kriteria 59
Gambar4.12 Tampilan Inputan pilihan karyawan 60
Gambar 4.13 Pesan Kesalahan pilihan karyawan 60
Gambar 4.14 Tampilan perbandingan Kriteria 61
Gambar 4.15 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan kriteria Lama Kerja
62
Gambar 4.16 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan kriteria SOP
xix
Gambar 4.17 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan kriteria Absensi
64
Gambar 4.18 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan kriteria Performance
64
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Matrik Perbandingan berpasangan 21
Tabel 2.2 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan 21
Tabel 2.3 Nilai Indeks Random 23
Tabel 3.1 Tabel Karyawan 37
Tabel 3.2 Tabel Shift 37
Tabel 3.3 Tabel Kriteria 37
Tabel 3.4 Matriks penjumlahan kolom kriteria 40
Tabel 3.5 Matriks penjumlahan baris kriteria 40
Tabel 3.6 Matriks pembagian hasil kriteria 41
Tabel 3.7 Matriks penjumlahan baris2 41
Tabel 3.8 Matriks penjumlahan tiap kolom 43
Tabel 3.9 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas 43
Tabel 3.10 Matriks penjumlahan baris -2 43
Tabel 3.11 Matriks penjumlahan tiap kolom 44
Tabel 3.12 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas 44
Tabel 3.13 Matriks penjumlahan baris -2 45
Tabel 3.14 Matriks penjumlahan tiap kolom 46
Tabel 3.15 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas 46
Tabel 3.16 Matriks penjumlahan baris -2 46
Tabel 3.17 Matriks penjumlahan tiap kolom 47
Tabel 3.18 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas 47
Tabel 3.19 Matriks penjumlahan baris -2 48
Tabel 3.20 Vektor prioritas secara global 49
Tabel 3.21 hasil VP secara global 49
Tabel 3.22 VP secara beurutan 49
Tabel 2.23 Tabel prioritas shift 50
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah, baik itu
masalah sederhana maupun kompleks selalu dihadapkan pada solusi alternatif
untuk menghasilkan sebuah penyelesaian masalah yang optimal.
Dalam menyelesaikan masalah ini, mutlak diperlukan kemampuan untuk
melihat dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi secara cepat dan tepat
tanpa melupakan batasan – batasan yang ada.
Seperti halnya dalam proses penentuan waktu kerja karyawan pada
Perusahaan Teammates Coffee Indonesia (TMCI), harus dilakukan dengan sebaik
mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi agar
menghasilkan keputusan yang tepat.
Manager operasional berperan penting dalam menentukan waktu kerja
karyawan. Oleh karena itu manager operasional harus dapat mengatur dan
menentukan waktu kerja karyawan secara cepat dan tepat serta sesuai dengan
standar operasional perusahaan.
Waktu kerja karyawan pada perusahaan TMCI masih menggunakan
sistem manual dan acak sehingga hasil yang diperoleh masih kurang baik. Dengan
sistem seperti ini sering mengakibatkan penempatan karyawan pada jadwal yang
kurang tepat. Tidak tepatnya penentuan waktu kerja karyawan akan
2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana membuat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan berbasis
komputer untuk menentukan waktu kerja karyawan pada perusahaan TMCI
dengan menggunakan metode AHP ( Analytical Hierarki Proses )
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan sistem ini akan dibuat batasan-batasan terhadap
beberapa hal yaitu :
1.3.1 SPPK yang dirancang khusus hanya untuk membantu manager
operasional atau admin dalam menentukan waktu kerja karyawan
1.3.2 Study kasus dilakukan pada perusahaan Teammates Coffee Indonesia
1.3.3 SPPK Penentuan Waktu Kerja Karyawan ini diselesaikan menggunakan
metode AHP
1.3.4 Proses ini didesain hanya untuk menampilkan waktu kerja karyawan
(jadwal ) dengan inputan maksimal untuk kriteria dan jumlah karyawan
sebanyak 10 inputan.
1.3.5 Jumlah kebutuhan karyawan dalam setiap harinya tidak boleh lebih besar
sama dengan jumlah karyawan yang tersedia.
1.3.6 Tidak diperkenankan adanya requestshift dari karyawan.
1.4 Tujuan Tugas Akhir
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Untuk memenuhi kewajiban guna menyelesaikan program strata 1
(S1) pada jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Membantu Manager Operasional dalam menetukan waktu kerja
karyawan yang bersifat kualitatif secara tepat dan optimal
1.5 Manfaat Tugas Akhir
Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis mempunyai beberapa manfaat
yaitu :
1. Bagi Penulis program ini akan menjadi perangkat lunak sederhana
untuk mendukung pengambilan keputusan dengan metode AHP
2. Perangkat lunak dapat diimplementasikan dalam menangani kasus
penentuan waktu kerja karyawan
1.3 Metodologi Penyelesaian Masalah
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penentuan waktu
kerja karyawan adalah metode System Development Life Cycle ( paradigma
Waterfall ).
Didalam metode ini terdiri dari tahap-tahap : analisis kebutuhan,
4
1. Analisis Kebutuhan
Mengidentifikasi dan menganalisis terhadap kebutuhan dari semua
elemen sistem dengan pengumpulan data.
2. Perancangan sistem
Tahap perancangan/desain merupakan tahap menterjemahkan
syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang
dapat diperkirakan. Proses perancangan ini meliputi perancangan
sistem, perancangan basis data, perancangan user interface dan
perancangan program.
3. Pengkodean
Tahap pengkodean merupakan tahap menerjemahkan hasil desain
menggunakan bahasa pemrograman tertentu.
4. Pengujian
Tahap pengujian program dilakukan untuk menemukan
kesalahan-kesalahan dengan cara mengeksekusi program.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab Satu berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat penelitian
Metodelogi Penyelesaian Masalah dan Sistematika
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai
landasan penulisan. Dan juga membahas mengenai
metode yang digunakan.
BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN
Bab ini membahas mengenai tahapan pengembangan
SPPK penentuan waktu kerja karyawan berdasarkan pada
teori-teori yang telah ditentukan.
BAB IV : IMPLEMENTASI
Menerapkan hasil rancangan dari sistem yang dijelaskan
dalam setiap fungsinya secara jelas
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab terakhir mengenai Kesimpulan dan saran
untuk sistem yang telah dibuat agar ada pengembangan
yang lebih baik untuk masa yang akan datang.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan alternatif keputusan untuk membantu manajemen
dalam menangani permasalahan yang terstruktur ataupun non terstruktur dengan
menggunakan data dan model
2.1.2 Struktur Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum, sistem terdiri dari tiga bagian yaitu input, proses, dan
output. Dalam sistem pendukung keputusan, ketiga hal tersebut akan dipengaruhi
oleh lingkungan sistem yang memberikan umpan balik terhadap keluaran sistem.
Secara menyeluruh , struktur sebuah sistem dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Input , merupakan elemen-elemen masukkan sistem.
2. Proses, merupakan bagian sistem yang mengubah elemen input menjadi
output
3. Output, merupakan hasil akhir dari sebuah sistem yang diolah berdasarkan
input sebelumnya. Output dapat menjadi input bagi subsistem lain.
4. Umpan balik, merupakan aliran informasi dari komponen output pada
5. Lingkungan sistem, susunan beberapa elemen di luar sistem namun
memberikan pengaruh terhadap unjuk kerja sistem dan berdampak pada
pencapaian tujuan sistem.
6. Batasan sistem, merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup dari suatu sistem.
2.1.3 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif
yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan
(Turban, 2005).
2.1.4 Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan meliputi beberapa tahap dan melalui beberapa
proses (Lucas, 1992).Menurut Simon (1960),pengambilan keputusan meliputi
empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan adalah sebagai berikut :
a. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses, dan diuji dalam rangka identifikasikan masalah.
b. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan dan mengembangkan alternatif.
Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan
8
c. Choice
Pada tahap ini dilakukan poses pemilihan di antara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi,
dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi
dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif
yang dipilih.
d. Implementation
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah
diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana,
sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila
diperlukan perbaikan.Dalam hal ini, model Simon juga menggambarkan
kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu Manajemen /
Operations Research (IM / OR) terhadap proses pengambilan keputusan,
seperti terlihat pada Gambar
Gambar 2.1 Fase Proses Pengambilan Keputusan
Sumber: Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Suryadi,2002)
INTELLIGENCE
(PENELUSURAN LINGKUP MASALAH)
DESIGN
(PERANCANGAN PENYELESAIAN MASALAH)
CHOICE
(PEMILIHAN TINDAKAN)
IMPLEMENTATION
(PELAKSANAAN TINDAKAN)
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN / PEGOLAHAN DATA ELEKTRONIK
ILMU MANAJEMEN / OPERATIONS RESEARCH
SISTEM
PENDUKUNG
Berdasarkan tahap di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik (PDE)
dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan
IM/OR berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung
yang berarti pada tahap Design, walaupun pada kenyataannya fase ini
merupakan salah satu kontribusi dasar dari suatu Sistem Pendukung
Keputusan.
2.1.5 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan system yang berada satu tingkat
diatas system informasi. Beberapa karakteristik yang dimililki SPK yang
membedakan dengan sebuah sistem informasi (Turban 2005) adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.2 Karakteristik dan kapabilitas SPPK
Masalah semi terstruktur dan tidak
terstruktur Mendukung manajer di
semua level Dapat diadaptasi dan fleksibel Kemudahan penggunaan interaktif Keefektifan, bukan efisiensi Standalone, integrasi, dan berbasis web
SPPK
1 2 7 8 9 14 Mendukung individu dan kelompok Keputusan yang saling tergantung atau sekuensial Mendukung intelegensi, desain, pilihan, implementasi Mendukung berbagai proses dan gaya10
1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi
semiterstruktur dan tak terstruktur.
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai
manajer lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
4. Dukungan untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial.
5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi,
desain, pilihan, dan implementasi.
6. Dukungan pada berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Kemampuan sistem beradaptasi dengan cepat dimana pengambil
keputusan dapat menghadapi masala baru dan saat yang sama dapat
menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap
kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.
8. Pengguna merasa seperti di rumah. User-friendly, kapabilitas grafis yang
kuat, dan sebuah bahasa interaktif yang alami.
9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi,
timelines, kualitas) dari pada efisiensi (biaya).
10. Pengambil keputusan mengontrol penuh semua langkah proses
pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem
sederhana.
13. Disediakannya akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, dari
sistem informasi geografi sampai sistem berorientasi objek.
14. Alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada
satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan
dibeberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.
2.1.6 Komponen – komponen Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari empat
subsistem, dimana tiga diantaranya merupakan subsistem utama yaitu:
1. Subsistem Manajemen Data
Subsistem manajemen data terdiri dari elemen berikut ini:
a. DSS database adalah kumpulan data yang saling terkait yang
diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan dan struktur sebuah
oraganisasi dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang untuk
lebih dari satu aplikasi.
b. Sistem Manajemen basis data adalah pembuatan, pengaksesan,
dan pembaharuan (update) oleh DBMS yang mempunyai fungsi
utama sebagai tempat penyimpanan, mendapatkan kembali
(retrieval) dan pengontrolan.
c. Direktori merupakan sebuah katalog dari semua data di dalam
basis data.
d. Query Facility, yang menyediakan fasilitas akses data. Fungsi
12
dengan menggunakan model-model yang sesuai dari model
management.
2. Subsistem Manajemen Model
Subsistem manajemen model terdiri atas elemen-elemen berikut ini:
a. Basis Model.
Berisikan model-model seperti manajemen keuangan, statistik,
ilmu manajemen yang bersifat kuantitatif yang memberikan
kapabilitas analisis pada sebuah SPK.
Model Strategis
Digunakan untuk mendukung manajemen puncak untuk
menjalankan tanggungjawab perencanaan strategis.
( membantu pengambilan keputusan strategis yang sifatnya
jangka panjang ) .
Model Taktis
Digunakan terutama oleh manajemen madya untuk membantu
mengalokasikan dan mengontrol sumber daya organisasi.
Model Operasional
Digunakan untuk mendukung aktifitas kerja harian pada
oraganisasi.
Model Analitik
Digunakan untuk menganalisis data (untuk apllikasi
sendiri), sebagai komponen dari model yang lebih besar, dan
b. Sistem Manajemen Basis Model
Merupakan sistem software yang fungsi utamanya untuk
membuat model dengan menggunakan bahasa pemrograman, alat
SPK dan atau subrutin, dan balok pembangun lainnya;
membangkitkan rutin baru dan laporan; pembaruan dan
perubahan model; dan manipulasi model.
c. Direktori Model
Peran direktori model sama dengan direktori basis data.
Direktori model adalah katalog dari semua model dan perangkat
lunak lainnya pada basis model. Ia berisi definisi model dan
fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan tentang
ketersediaan dan kapabilitas model.
d. Eksekusi Model, Integrasi, dan Prosesor Perintah
Eksekusi model adalah proses mengontrol jalannya model saat
ini. Integrasi model mencakup gabungan operasi beberapa model
saat diperlukan atau menintegrasikan SPK dengan aplikasi lain.
Sedangkan prosesor model digunakan untuk menerima dan
mengintepretasikan instruksi-instruksi pemodelan.
3. Subsistem Dialog
Komponen dialog SPPK adalah perangkat lunak dan perangkat
keras yang menyediakan antarmuka untuk SPPK. Istilah antarmuka
pengguna mencakup semua aspek komunikasi antara satu pengguna dan
14
Cakupannya tidak hanya perangkat lunak dan perangkat keras, tapi juga
faktor-faktor yang berkaitan dengan kemudahan pengguna, kemampuan
untuk dapat diakses, dan interaksi manusia-mesin
4. Subsistem Manajemen Knowledge
Banyak masalah tak terstruktur dan bahkan semi terstruktur yang
sangat kompleks sehingga solusinya memerlukan keahlian. Oleh karena
itu banyak SPPK canggih yang dilengkapi dengan komponen manajemen
knowledge.
Komponen ini menyediakan keahlian untuk memecahkan beberapa
aspek masalah dan memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan
operasi komponen SPPK lainnya.
Gambar 2.3 Model Konseptul Sistem Pendukung Keputusan
Sumber : Decision Support Systems and IntelligentSystems(Turban,2005)
Manajemen Data Manajemen Model
Manajemen Knowledege
Antarmuka Pengguna
Manajer (Pengguna) Sistem Berbasis Komputer
yang Lain Data internal &
2.1.3 Manfaat SPPK
SPPK sebagai sebuah sistem memberikan manfaat bagi penggunanya,
antara lain:
a. SPPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam
memproses data dan informasi bagi penggunanya.
b. SPPK membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan
waktu pemecahan masalah.
c. SPPK dapat menghasilkan solusi dengan cepat serta dapat
diandalkan.
d. Walaupun SPPK mungkin saja tidak mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia
mampu menjadi stimulan, karena SPPK menyediakan berbagai
alternatif penyelesaian.
e. SPPK dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan
pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil
keputusan.
f. SPPK menghasilkan keputusan yang bersifat objektif.
g. SPPK memperbaiki efektifitas manajerial dan produktifitas
16
2.1.4 Keterbatasan SPPK
Sebuah sistem tentunya memiliki kelemahan dan keterbatasan kemampuan
dalam hal tertentu. Demikian juga dengan SPPK, memiliki keterbatasan dalam
beberapa hal antara lain :
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak
dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak
mencerminkan persoalan yang ada secara keseluruhan.
2. Kemampuan SPPK terbatas pada perbendaharaan kemampuan yang
dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPPK tergantung juga pada
kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
4. SPPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki
manusia, karena walaupun bagaimana canggihnya suatu SPPK dia
hanyalah kumpulan perangkat lunak, perangkat keras dan sistem
operasi yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berfikir.
Namun, hal yang perlu ditekankan dalam pengertian SPPK adalah bahwa
SPPK tidak digunakan untuk membuat keputusan. Sebab SPPK hanya mempunyai
kemampuan untuk mengolah data dan informasi yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan, jadi sistem hanya berguna sebagi alat bantu manajemen.
Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPPK dirancang untuk menghasilkan berbagai
2.2 Analytical Hierarki Process (AHP)
AHP atau Analytical Hierarchy Proccess merupakan salah satu metode
dalam sistem pendukung pengambilan keputusan. AHP merupakan model yang
luwes yang memberikan kesempaten bagi perorangan atau kelompok untuk
membangun gagasan–gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara
membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang
dinginkan darinya.
Dalam metode AHP ini perlu memasukkan pertimbangan dan nilai pibadi
secara logis. Pertimbangan yang ada merupakan satu keadaan yang saling
berhubungan. Hal ini karena disebabkan manuasia pada umumnya mempunyai
persaan yang berlainan terhadap situasi yang sama, tetapi dapat berubah karena
adanya interaksi dengan orang lain yang lebih berpengalaman. Pada kenyataannya
bila kita mengambil keputusan maka preferensi pribadi dan bujukan lebi berperan
daripada logika yang lugas dan jelas.
Untuk mendefinisaikan masalah yang kompleks dan mengembangkan
pretimbangan sehat, AHP harus dicoba dan dicoba lagi, atau diulang sepanajng
waktu. Para pengambil keputusan dapt memperbanyak elemen – elemen suatu
persoalan hierarki dan mengubah beberapa pertimbangn para pegambil keputusan.
Para pengambil keputusan dapat pula memeriksa kepekaan hasil terhadap
18
2.2.1 Prinsip prinsip dasar dalam AHP terbagi 3 yaitu:
1. Prinsip menyusun hierarki
Permasalahan dan realitas yang kompleks dapat disederhanakan
manjadi sebuah masalah yang sederhana.
Peyederhanaan masalah kompleks ini dilakukan dengan cara
menyusun hierarkinya, yaitu dengan memasukkan realitas kompleks
kedalam bagian dengan diawali Tujuan Umum yang merupakan sasaran
umum, kemudian dilanjutkan dengan meletakakan faktor – faktor
yang mempengaruhi pengambil keputusan. Pada hierarki terakhir
merupakan alternatif pilihan yang sesuai.
2. Prinsip menetapkan prioritas
Pada prinsip ini, elemen-elemen dalam suatu persoalan keputusan
ditentukan prioritasnya yaitu dengan membuat perbandingan berpasangan
dimana elemen-elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria
yang telah ditentukan. Bentuk yang digunakan dalm perbandingan
berpasangan adalah matrik, karena matrik merupakan bentuk yang lebih
disukai.
3. Prinsip Konsistensi logis
Sebuah relasi antar obyek yang koheren, dengan obyek-obyek atau
pemikiran yang saling terkait menunjukkan sebuah konsistensi. Hal ini
AHP
Kesatuann
AHP memberi satu modal tunggal yang mudah dimengerti luwes untuk aneka
ragam persoalan tak terstruktur
Sintesis :
AHP menuntun ke duatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap
alternatif
Saling ketergantungan :
AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen – elemen dalam
suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier
Pengulangan proses :
AHP memungkinkan orang memperluas definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dn pengertian
mereka melalui pengulangan.
Komplesitas :
AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam
memecahkan masalah kompleks
Penilaian dan konsensus
AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda
Pengukuran
AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan wujud suatu metode untuk
menetapkan prioritas
PenyusunanHierarki
AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen –
elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat
Tawar menawar
AHP mempertimbangkan prioritas – prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dn memungkinkan orang memilih alternatif
terbaikk berdasarkan tujuan – tujuan mereka
Konsistensi
AHP melacak konsistensi logis dari hal
pertimbangan-pertimbangan yang harus digunakan dalam menetapkan
berbagai prioritas
Dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh 2 aspek yaitu :
a. Aspek kualitatif (mendefinisikan persoalan dan hierarkinya) dan
b. Aspek kuantitatif
(mengekspresikan penilaian dan preferensinya secara ringkas dan
padat ).
Pada proses ini aspek kuantitatif merupakan aspek dasar dalam
mengambil keputusan dimana diperlukan adanya penetapan prioritas
dan pertimbangan.
2.2.2 Keuntungan – Keuntungan AHP
20
2.2.3 Algoritma AHP
Dengan menggunakan metode AHP serta berdasarkan pada tiga prinsip
AHP, maka pada study kasus kali ini akan disusun suatu hierarki , dan hierarki ini
akan diproses melalui beberapa langkah yaitu
a. Langkah pertama
Menyusun Hierarki permasalahan yang ada. Pada hierarki posisi
paling atas berfungsi menentukan tujuan (sasaran permasalahan). Posisi
selanjutnya adalah posisi untuk menentukan kriteria. Sedangkan pada
posisi paling bawah merupakan alternatif yang diinginkan oleh pengambil
keputusan
2 Langkah Kedua
Pada langkah kedua terbagi dalam dua bagian yaitu :
a. Menetapkan prioritas elemen
Langkah – langkah dalam menentukan prioritas elemen:
Membuat perbandingan berpasangan antar elemen. Dari
masing-masing elemen ini kemudian dibandingkan berpasangan
terhadap satu kriteria yang telah ditentukan.
Bentuk yang digunakan dalam metode ini adalah matrik Berikut
contoh bentuh matrik, dengan permisalan proses pemilihan X
dengan kriteria A, B, C dan C sehingga susunan elemen
21
Tabel 2.1 Contoh Matrik Perbandingan berpasangan
Nilai diagonal matrik , merupakan perbandingan suatu elemen
dengan elemen itu sendiri
Membandingkan elemen pertama dari suatu pasangan (elemen
dikiri matrik) dengan elemen kedua (elemen pada baris puncak).
Sedangkan untuk mengisi matrik banding berpasangan dengan
menggunakan skala banding. Kemudian dengan skala banding
Saaty dapat menghitung nilai bobot kepentingannya
Nilai Keterangan
1 Kriteria/alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
Tabel 2.2 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan
Sumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001)
X A B C
A 1
B 1
22
Sintesis
Proses menyatukan pertimbangan yang telah dibuat dalam
melakukan perbandingan berpasang. Dan dilakukkan pembobotan
dan penjumlahan untuk memperoleh satu bilangan tunggal sebagai
prioritas setiap elemen. Langkahnya adalah :
Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matrik
Membagi tiap masukan pada tiap kolom dengan jumlah pada
kolom tersebut yang bersesuaian. Setiap items pada kolom
pertama dibagi dengan jumlah pada kolom pertama.
Menjumlahkan semua nilai dalam setiap barisnya.
Membagi jumlah nilai setiap barisnya tersebut dengan banyak
elemen pada tingkat kedua
b. Tahap Ketiga (Konsistensi Logis)
AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari beberapa
pertimbangan melalui suatu ratio konsistensi. Nilai ratio harus 10%
atau kurang, karena apabila lebih pertimbangan perlu diperbaiki.
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan
secara konsisten dengan suatu kriteria yang logis
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan
secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal
dan ordinal, sebagai berikut.
Hubungan Kardinal : aij . ajk = aik
23
Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian.
Menjumlahkan hasil kali per baris.
Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan
hasilnya dijumlahkan.
Hasil poin 3 dibagi jumlah elemen,akan didapatkan ?maks.
Indeks Konsistensi
1 n
n
CI maks
Rasio Konsistensi
RI CI
CR , dimana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi = 0.1,
hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Nilai indeks random
konsitensi dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Ukuran Matriks Nilai RI
1, 2 0,00
3 0,58
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
Tabel 2.3 Nilai Indeks Random
24
2.3 Database
Basis data adalah koleksi data yang berisi informasi yang berhubungan
dengan suatu perusahaan (Silberschatz, 2002). Pengelolaan basis data dilakukan
oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus (Fathansyah, 1999). Perangkat
lunak ini disebut Database Management System (DBMS). DBMS adalah
suatu koleksi dari data yang saling berhubungan dan serangkaian program untuk
mengakses data tersebut (Silberschatz, 2002).
Prinsip utama Basis Data adalah pengaturan data/arsip, sedangkan tujuan
utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali
data/arsip.
2.3.1 Bentuk Bahasa Basis Data
Sebuah bahasa basis data biasanya terbagi dalam dua bentuk yaitu :
1. Data Definition Language (DDL)
DDL adalah bahasa khusus yang menspesifikasikan struktur basis
data yang menggambarkan desain basis data secara keseluruhan. Bahasa
ini mendukung pembuatan tabel baru, pembuatan indeks, perubahan tabel,
dan penentuan struktur penyimpanan tabel. Hasil dari kompilasi perintah
DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang
disebut kamus data (data dictionary).
Kamus Data merupakan suatu metadata (superdata) yaitu data yang
Kamus Data akan selalu diakses dalam suatu operasi basis data sebelum
suatu file data yang sesungguhnya diakses.
2. Data Manipulation Language (DML)
DML merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan
manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data dan dapat berupa :
a. Penyisipan atau penambahan data baru ke suatu basis data.
b. Penghapusan data dari suatu basis data.
c. Perubahan data di suatu basis data.
DML merupakan bahasa yang bertujuan memudahkan pemakai untuk
mengakses data sebagaimana direpresentasikan oleh model data.
2.3.2 Entitas dan Hubungan Antar Entitas
Entitas adalah objek pada dunia nyata yang terbedakan dari objek yang
lain (Silberschatz, 2002). Setiap entitas memiliki serangkaian properti dan
beberapa properti ini secara unik menggambarkan suatu entitas. Rangkaian entitas
(entity sets) adalah serangkaian entitas yang memiliki tipe yang sama dan berbagai
properti atau atribut yang sama.
Suatu entitas direpresentasikan dengan serangkaian atribut. Atribut ini
sendiri adalah properti deskriptif yang dipunyai oleh setiap anggota dari entity
sets. Setiap entitas mempunyai nilai untuk setiap atribut.
Entitas dapat saling berhubungan dengan entitas yang lain. Hubungan ini
disebut sebagai relasi. Adapun relasi antar entitas (misal, entitas A dan entitas B)
26
1. Relasi satu ke satu (One-to-One),
Merupakan bentuk relasi dengan suatu entitas A dapat terhubung
dengan hanya sebuah entitas dalam B, demikian juga sebaliknya yaitu
setiap entitas dalam B dapat terhubung hanya dengan sebuah entitas
dalam A.
2. Relasi satu ke banyak (One-to-Many),
Merupakan relasi dengan sebuah entitas dalam A dapat terhubung
dengan sedikitnya nol entitas dalam B, sedangkan setiap entitas B hanya
terhubung dengan satu entitas dalam A.
3. Relasi banyak ke satu (Many-to-One),
Merupakan relasi dengan setiap entitas dalam A terhubung dengan
satu entitas dalam B, akan tetapi setiap entitas dalam B dapat terhubung
dengan sedikitnya nol entitas dalam A.
4. Relasi banyak ke banyak (Many-to-Many),
Merupakan relasi dengan sebuah entitas dalam A dapat terhubung
dengan sedikitnya nol entitas dalam B, begitu juga dengan setiap entitas
dalam B dapat terhubung dengan sedikitnya nol entitas dalam A.
2.3.3 Atribut Tabel (Table Attribute)
Istilah atribut identik dengan pemakaian istilah kolom data. Dan umum
digunakan dalam perancangan basis data karena lebih impresif dalam
Atribut-atribut ini dapat dibedakan berdasarkan sejumlah pengelompokan, yaitu :
1. Key
Merupakan satu / gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan
semua baris data (row) dalam tabel secara unik.
Ada empat macam key pada basis data, yaitu :
a. Kunci kandidat (candidat key).
Kunci kandidat adalah kunci yang secara unik (tidak mungkin
kembar) dapat dipakai untuk mengidentifikasi suatu baris di dalam
tabel.
b. Kunci primer (primary key).
Kunci primer adalah kunci kandidat yang dipilih sebagai kunci utama
untuk mengidentifikasi baris dalam tabel.
c. Kunci alternatif (alternate key).
Kunci alternatif adalah semua kunci kandidat yang tidak bertindak
sebagai kunci primer.
d. Kunci tamu (foreign key).
Kunci tamu adalah sembarang atribut yang menunjuk ke kunci primer
pada tabel lain.
2. Atribut Deskripsi
Merupakan atribut-atribut yang tidak menjadi atau merupakan anggota
28
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN
Sistem yang baik haruslah dapat menjadi pendukung keputusan. Rancangan
sistem pendukung keputusan membutuhkan masukan, proses, dan keluaran
dengan komponen-komponen yang mendukung kerja SPK.
3.1 Gambaran Umum Sistem Lama
Penentuan waktu kerja karyawan yang tepat medukung berjalan lancarnya
operasional kerja perusahaan, Manager operasional bertugas untuk dapat
menentukan waktu kerja karyawan dengan tepat sehinga antara karyawan yang
bertugas dengan waktu kerja saling koheren.
Penentuan waktu kerja karyawan pada perusahaan TMCI masih
menggunakan cara manual yaitu dengan prosedur penempatan shift secara acak.
TMCI atau Teammates Coffee Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang food and beverages.Penentuan waktu kerja karyawan atau dikenal
dengan penjadwalan shift kerja karyawan pada TMCI adalah secara langsung
menempatkan karyawan secara acak pada shift-shift yang ada dimana shift sistem
yang ada terbagi dalam tiga shift yaitu shift 1 dengan jam kerja mulai dari pukul
12.30 WIB - 18.00 WIB dan dengan jumlah kebutuhan karyawan sebanyak dua
orang , shift 2 dengan jam kerja mulai dari pukul 17.00 WIB - 22.30 WIB dan
dengan jumlah kebutuhan karyawan sebanyak satu hingga dua orang .dan shift 3
dengan jam kerja mulai dari pukul 20.00 WIB – 01.00 WIB dengan kebutuhan
Dari kasus penempatan shift secara acak ini seringkali menghambat proses
kerja dalam perusahaan karena penempatan shift kurang tepat, sebagai contoh
pada hari-hari tertentu store dapat dikatakan ramai konsumen sehingga
membutuhkan service karyawan yang cukup baik performance kerjanya, tetapi
karena penempatan shift secara manual acak ini kadang karyawan yang kurang
cakap ditempatkan pada shift yang salah yang menyebabkan kurang berjalan
lancarnya aktivitas store.
Proses penentuan waktu kerja karyawan secara manual ini, kurang efisien
digunakan. Selain hasil yang diperoleh kurang tepat, akan menjadi kompleks
ketika harus menentukan waktu kerja karyawan pada store cabang lain yang
masih dalam satu manajemen perusahaan TMCI dengan berbagai pertimbangan
yang berbeda pula karena menyesuaikan kondisi store masing-masing, dimana
pertimbangan – pertimbangannya meliputi kriteria penilaian karyawan yang
beragam jenisnya.
3.2 Perancangan Umum
Sistem yang dibangun akan berbentuk form-form yang terdiri atas : form
utama, form input data kriteria , form input data karyawan, form input data shift
karyawan , form input pemilihan kriteria penilaian, form input pemilihan
karyawan, form perbandingan kriteria penilaian, form perbandingan kriteria
penilaian dengan karyawan, form hasil perhitungan, dan form hasil keluaran.
Untuk menghasilkan sebuah keluaran, user harus mengisi semua
30
s ta r t
In p u t : k r ite r ia , k a r y a w a n , s h ift
L e n g k a p ?
P e n e n tu a n w a k tu k e r ja k a r y a w a n d e n g a n m e to d e A H P
e n d W a k tu k e r ja
k a r y a w a n
n o y a
G a m b a r 3 .1 F lo w c h a rt s is te m s e c a ra u m u m
sehingga user wajib mengisi semua inputan. Langkah pertama dalam proses ini,
user diminta untuk memasukkan kriteria penilaian yang dipertimbangkan.
Untuk memasukkan kriteria penilaian dapat dipilih oleh user dari pilihan
yang tersedia sistem, demikian halnya untuk menentukan karyawan ataupun shift
karyawan. Kriteria yang digunakan user disini adalah kriteria penilaian kualitatif
dimana user diminta untuk menentukan perbandingan kepentingan antara satu
kriteria penilaian dengan yang lainnya, user juga harus menentukan perbandingan
kepentingan untuk setiap karyawan.
Hasil keluaran dari sistem ini akan berupa nilai vektor prioritas
menyeluruh dari masing masing karyawan dan kemudian direlasikan dengan
prioritas shift karyawan yang sudah di inputkan dilangkah awal.
Besarnya vektor prioritas menyeluruh ini dinyatakan dengan angka,
dimana karyawan dengan prioritas tertinggi akan menempati shift yang
membutuhkan karyawan dengan prioritas tertinggi juga.
Pada gambar 3.1 dibawah ini merupakan flowchart sistem perancangan
3.3 Perancangan Antarmuka ( User Interface )
3.3.1 Perancangan Menu dialog
Perancangan menu dialog ini diperlukan sebagai suatu manajemen
dialog yang mengatur hubungan antara userinterface penguna. Dalam
pengaturan menu dialog diperlukan tampilan yang mudah dipahami
pengguna.
Berikut susunan menu dialog sistem pendukung pengambilan keputusan
dengan gambar diagram :
Gambar 3.2.1 Rancangan Menu Dialog
INPUT DATA INPUT PENILAIAN HASIL KELUAR
MENU UTAMA
KRITERIA
KARYAWAN
PEMILIHAN KRITERIA
SHIFT
PEMILIHAN KARYAWAN
PERBANDINGAN KRITERIA
PERBANDINGAN KARYAWAN
VEKTOR PRIORITAS KARYAWAN
32
Pada gambar rancangan menu dialog terdapat dua buah jenis anak panah
yaitu:
o Anak panah bermata tunggal ( )
Merupakan keadaan dimana menu yang dijalankan tidak dapat
dibatalkan
o Anak panah bermata ganda ( )
Menunjukkan dua keadaan yang berlawanan arah sehingga
memungkinkan menu yang dijalankan dapat dibatalkan atau kembali
pada menu sebelumnya atau menu yang bersangkutan tersebut tetap di
33
S P P K P E N E N T U A N W A K T U K E R JA K A R Y A W A N
In p u t D a ta In p u t P e n ila ia n
x
1 . K rite ria 2 . K a rya w a n 3 . S h ift
In p u t P e n ila ia n
3.3.2 Perancangan Input Output
a. Desain Form Utama
Gambar 3.2. Desain Form Utama
Gambar 3.2 merupakan gambar design untuk form utama yang terdiri dari
beberapa menu yaitu :
Menu Input data,
Menu ini digunakan untuk memasukkan data kriteria penilaian, data
karyawan, dan shift karyawan.
Menu Input Penilaian,
Menu input digunakan untuk menginputkan Kriteria penilaian yang
akan dibandingkan dengan karyawan yang kemudian akan langsung
masuk kedalam menu proses perhitungan dengan menggunakan
34
Form Input K riteria P enilaian K aryaw an
N o
K riteria
N o. K riteria
Tam ba
h U bah H apus K eluar
x
b. Desain Form Input Data
1. Form Input Kriteria Penilaian
Gambar 3.3 Form Input Kriteria Penilaian
Gambar 3.3 merupakan gambar desain untuk form input kriteria
penilaian. Form ini digunakan untuk memasukkan data kriteria-kriteria
yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam proses penghitungan.
Tombol Tambah, Ubah, Hapus digunakan untuk menambah, mengubah
dan menghapus data kriteria yang dimasukkan. Sedang tombol keluar
digunakan untuk keluar dari submenu setup kriteria penilaian.
2. Form Input Data Karyawan
Gambar 3.4 Form Input Data Karyawan F o r m S e t u p K a r y a w a n
I d K a r y a w a n
N a m a P h o n e A l a m a t
x
T a m b a h
H a p u s U b a h
35
Gambar 3.4. merupakan desain untuk form input data karyawan.
Form ini akan digunakan untuk memasukkan data-data karyawan, yang
berisi id karyawan, nama karyawan, phone, dan alamat karyawan. Dalam
form ini dilengkapi dengan tombol Tambah untuk menambah data, tombol
ubah yang berfungsi untuk mengubah data, tombol hapus yang berfungsi
untuk menghapus data, dan kemudian tombol keluar untuk keluar form.
3. Form Input Shift Karyawan
Gambar 3.5 Form Input Data Shift
Gambar 3.5 merupakan desain form input data shift karyawan.
Data yang dimasukkan kedalam form shift karyawan yang berisi tentang
Kode shift, no prioritas yang berfungsi menunjukkan urutan prioritas shift
sesuai dengan kebutuhan, nama shift, jam awal masuk kerja , jam kerja
akhir serta hari dan jumlah kebutuhan karyawan
Form Input D ata Shift x
Kode Shift
N am a Shift
H ari
Jam Aw al Jam Akhir
Jum lah Karyaw an
Tam bah
H apus U bah
36
F o r m I n p u t K r i t e r i a P e n i l a i a n
K e m b a l i L a n j u t
x
K r i t e r i a K r i t e r i a P i l i h a n > >
> < < < H a r i >
c. Desain Form Input Penilaian
a. Form Input Pilihan Kriteria Penilaian
Gambar 3.6 Form Input Kriteria Penilaian
Gambar 3.6 merupakan gambar desain untuk form input pilihan kriteria penilaian. Kriteria yang akan digunakan dalam proses
perhitungan,dipilih dan dimasukkan kedalam list Kriteria pilihan. Combo
Hari untuk menentukan hari apa yang dipilih dalam menetukan shift
karyawan. Tombol Lanjut akan membawa user untuk masuk kedalam
form input pilihan karyawan
b. Form Input Pilihan Karyawan
Gambar 3. 7 Form Inputan Pilihan Karyawan
Gambar 3.7 merupakan gambar desain untuk form input pilihan
karyawan. Karyawan yang dipilih akan dimasukkan kedalam list
karyawan pilihan.
F o r m I n p u t K a r y a w a n P i l i h a n
K e m b a l i L a n j u t K e l u a r
x K a r y a w a n K a r y a w a n P i l i h a n
Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
Form Input Perbandingan Kriteria Penilaian Masukkan Nilai Perbandingan Kriteria
Keterangan
Kembali Lanju
t Batal
x
Kriteria 1
Kriteria 1 Kriteria
2 Kriteria 3 Kriteria 4
c. Form Input Nilai Perbandingan Kriteria Penilaian
Gambar 3. 8 Form input nilai perbandingan kriteria
penilaian
Gambar 3.8 merupakan desain form input perbandingan kriteria
penilaian. Form ini digunakan untuk memasukkan nilai banding antara
masing-masing karyawan dengan kriteria. Jumlah keluaran form ini
tergantung dari masukkan jumlah kriteria penilaian yang dipilih
sebelumnya.
Nilai range yang dimasukkan 1- 9 atau dapat juga kebalikannya. ¼,
½. Untuk mempermudah nilai masukkannya telah tersedia pada combo
box. Tombol kembali digunakan untuk kembali ke form
38
Form Input Perbandingan Karyawan
Masukkan Nilai Perbandingan Karyawan
Keterangan
Kembal i
Lanju
t Batal
x
Kriteria – n : Nama Kriteria
K2 K3 K 1
KI K2 K 3
d. Form Input perbandingan penilaian Karyawan
Gambar 3.9 Form input nilai perbandingan kriteria penilaian
Gambar 3.9 merupakan form input nilai perbandingan karyawan
denga kriteria . Form ini digunakan untuk memasukkan nilai banding
antara masing-masing karyawan dengan kriteria. Jumlah keluaran form ini
tergantung dari masukkan jumlah kriteria penilaian yang dipilih
sebelumnya.
Nilai range yang dimasukkan 1- 9 atau dapat juga kebalikannya. ¼,
½. Untuk mempermudah nilai masukkannya telah tersedia pada combo
box. Tombol kembali digunakan untuk masuk atau kembali ke form
39
Form Hasil Perhitungan x
Hari - n : Hari
Nama Kary Vektor Prioritas
OK
c. Desain Form Hasil
Desain Form Hasil Perhitungan
Gambar 3.10 Form Waktu Kerja Karyawan
Gambar 3.10 merupakan gambar desain hasil perhitungan dengan
menggunakan metode AHP yang sudah dilakukan. Nilai akan
menampilkan vektor prioritas mulai dari yang tertinggi hingga terendah.
Apabila shift karyawan pada hari ke–n sudah terpenuhi, sedangkan
masih terdapat karyawan lain yang belum mendapat shift maka akan
dimasukan pada hari berikutnya, sesuai dengan urutan nilai vektor
prioritas dari yang tertinggai hingga yang terendah. Tombol Ok untuk
40
Form Penentuan waktu kerja
karyawan x
Hari Nama Shift Nama Karyawan
OK
Desain Form Hasil Penentuan Waktu Kerja Karyawan
Gambar 3.11 Penentuan waktu kerja karyawan
Gambar 3.11 merupakan desain form penentuan waktu kerja
karyawan. Dalam form ini akan ditampilkan secara kesuluruhan waktu kerja
karyawan ( shift karyawan) , mulai dari hari , nama shift dan nama karyawan.
mempunyai shift kode_shift
jam_awal
jam_akhir kode_shift
IdKary
Hari karyawan
IdKary
NmKary
Phone
Alamat
nama_shift No_prioritas
jumlah
N,N N,N
3.4 Perancangan Basisdata
3.4.1. ER – Diagram
Dalam proses menetukan waktu kerja ini tidak terlepas dari adanya suatu
rancangan basis data khususnya . Dalam masalah ini basis data digunakan untuk
keperluan menampung data melalui input data kriteria, input data karyawan, input
data shift dan input nilai perbandingan.
Relasi antar entity akan digambarkan dengan ER – Diagram sebagai
berikut :
Gambar 3.12 ER – Diagram
3.4.2. Perancangan struktur data.
Dari ER- Diagram diatas terdapat dua entitas yaitu entitas karyawan dan
entitas shift. Keduanya memiliki relationship many to many. Adapun tabel yang
digunakan dalam perancangan strukdur data antara lain , tabel Karyawan, dan
tabel Shift. Selain itu terdapat tabel kriteria namun tidak berelasi dengan tabel
42
o Tabel karyawan
Tabel 3.1 Tabel Karyawan
Nama field Tipe Ukuran
IdKary Varchar 10
NmKary Varchar 20
Phone Varchar 20
Alamat Varchar 50
o Tabel Shift
Tabel 3.2 Tabel Shift
Nama field Varchar Ukuran
kode_shift Int 4
No_prioritas Varchar 10
nama_Shif Varchar 20
Jam awal Text 16
Jam akhir Text 16
Hari Varchar 10
Jumlah Varchar 10
o Tabel Kriteria
Tabel 3.3 Tabel Kriteria
Nama field Tipe Ukuran
NoK Char 5
NmKriteria Varchar 30
3.5 Perancangan Proses
Dari permasalahan penentan waktu kerja karaywan , diambi beberapa
sampel karyawan yang akan diolah dan kemudian ditempatkan pada waktu kerja
atau jadwal shift yang sesuai dengan ketentuan.
Dalam menentukan waktu kerja karyawan ini, akan dilakukan tahapan-tahapan
sebagai berikut :
3.5.1 Penentuan Prioritas Hari dan Shift
Pada penentuan prioritas hari, dengan tujuan menentukan prioritas hari
kerja karyawan yang perlu mendapatkan pertimbangan – pertimbangan secara
khusus. Pertimbangan khusus ini secara tidak langsung akan mempengaruhi user
dalam mengambil keputusan untuk menentukan karyawan pilihan yang sesuai dan
tepat. Dimana dalam melakukan penentuan prioritas user melakukan secara
langsung pada menu inputan.
Demikian halnya dengan penentuan prioritas shif,t dilakukan untuk
mendapatkan prioritas utama waktu kerja karyawan dalam setiap harinya. Dalam
hal ini ditentukan beberapa alternatif waktu kerja karyawan yang teridiri atas shift
opening, shift middle, dan kemudian shift closing
3.5.2 Penentuan Karyawan
Pada penentuan Karyawan ini , adalah memilih karyawan dengan kriteria
yang sesuai, dengan tujuan untuk memperoleh prioritas berurutan masing-masing
karyawan berdasarkan perbandingan kriteria dengan tingkatan yang terdiri atas
44
Beberapa aturan sistem yang berlaku dalam menentukan waktu kerja
karyawan ini.
Karyawan tidak diperkenankan request shift
Masing-masing karyawan wajib minimal mendapatkan satu shift .
Karyawan tidak diperkenankan lanjut shift dalam satu hari .
Jumlah kebutuhan karyawan dalam satu hari tidak boleh melebihi dan
sama dengan jumlah karyawan yang tersedia.
Kuota masing – masing shift setiap harinya dibatasi sesuai dengan
kebutuhan
Apabila kuota shift sudah terpenuhi dan masih terdapat karyawan yang
belum mendapat shift maka akan masuk pada hari berikutnya, sesuai
dengan kuota shift pada hari berikutnya, dan dengan pertimbangan
berdasarkan hasil perhitungan serta tingkat kepentingan shift dalam tiap
harinya yang ditentukan sendiri secara manul oleh user.
Dalam menentukan karyawan pilihan ini dilakukan dengan menerapkan
metode AHP . Berdasarkan jumlah kriteria dan jumlah karyawan yang akan telah
diinputkan user , maka sistem akan membentuk matriks yang akan diolah untuk
mendapatkan data karyawan secara berurutan sesuai prioritas yang ditentukan
user.
Berikut tahapan –tahapan atau langkah yang dilakukan sistem :
1. Menentukan perbandingan kepentingan tiap kriteria penilaian
2. Operasi pengolahan matriks untuk menentukan vektor prioritas
masing-masing kriteria., yang terdiri atas :
a. Menjumlahkan nilai – nilai dari setiap kolom pada matriks
b. Membagi setiap masukan dengan setiap jumlah kolom yang
bersesuaian
c. Menjumlahkan setiap nilai dengan setiap barisnya
d. Membagi jumlah nilai setiap barisnya dengan banyaknya elemen .
3. Menentukan apakah perbandingan pada langkah 2 benar atau tidak dengan
menyusun konsistensi dimana Consistenci Ratio <= 0.1. Jika lebih maka
perlu perbaikan pertimbangan kembali. .
4. Menentukan perbandingan kepentingan tiap karyawan terhadap sebuah
kriteria, yang akan menghasilkan matriks.
5. Pengolahan matriks perbandingan tiap karyawan terhadap sebuah kriteria
dengan melakukan langkah 2, dan kemudian menyusun konsistensi.
6. Menghitung vektor prioritas menyeluruh dengan mengalikan (perkalian
antara vektor prioritas tiap kriteria dengan vektor prioritas tiap karyawan.
7. Elemen matriks yang dihasilkan dijumlahkan untuk setiap barisnya
sehingga menghasilkan vektor prioritas menyeluruh.
Dari tahapan – tahapan AHP tersebut diatas, maka akan diperoleh
prioritas menyeluruh masing – masing karyawan. Dari nilai vektor prioritas
masing-masing karyawan kemudian akan ditempatkan pada jadwal shift yang
telah ditentukan user melalui inputan penentuan prioritas hari dan shift ( Form
46
3.5.3 Penerapan AHP
Pada contoh penerapan AHP berikut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan
dalam menentukan waktu kerja karyawan
Langkah-langkah Penyelesaian masalah
a. Hierarki Penentuan Karyawan
Langkah Pertama (Menyusun Hirarki)
Memilih karyawan dengan kriteria Lama kerja, Absensi, SOP dan
kecakapan. Dengan tiga karyawan yaitu KI, KII, dan KIII
Gambar 3.12 Hierarki penentuan waktu kerja
Langkah Kedua ( Menetapkan Prioritas )
Pada langkah kedua ini menetapkan prioritas elemen dengan menetapkan
preferensi kepentingan dengan membentuk matriks untuk membandingkan
kriteria penilaian secara berpasangan dan selanjutnya menjumlahkan setiap
kolomnya.
Alternatif Kriteria
Tujuan Penentuan Waktu Karyawan
( Jadwal Shift )
Performance
Absensi SOP
Lama Kerja
Tabel 3.4 Matriks penjumlahan kolom kriteria
Kemudian membagi nilai masukan dengan hasil penjumlahan setiap kolom
yang bersesuaian . Setelah itu dijumlahkan setiap barisnya.
Tabel 3.5 Matriks penjumlahan baris kriteria
Untuk mendapatkan vektor prioritas pada tiap kriteria, maka dilakukan
pembagian jumlah baris dengan banyaknya kriteria.
Dalam study kasus ini kriteria yang dimaksud adalah sebanyak 4 elemen,
sehingga jumlah baris yang ada dibagi dengan 4 kriteria.
Tabel 3.6 Matriks pembagian hasil kriteria
Kriteria Lama Kerja SOP Absensi Performance
Lama Kerja 1 2 5 3
SOP 0.5 1 3 4
Absensi 0.2 0.33 1 2
Performance 0.33 0.25 0.5 1
? kolom 2.03 3.58 9.5 10
Kriteria Lama Kerja Absensi SOP Performance ? Baris
Lama Kerja 1/ 2.03 2/3.58 5/9.5 3/10 1.88
Absensi 0.5/ 2.03 1/3.58 3/9.5 4/10 1.24
SOP 0.2/ 2.03