• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 PEMBAHASAN UMUM. Gambar 9 Peta wilayah Kota Kupang. Skala Peta 1 : 350. Alak. Kelapa Lima. Kota Lama. Kota Raja. Maulafa. Oebobo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5 PEMBAHASAN UMUM. Gambar 9 Peta wilayah Kota Kupang. Skala Peta 1 : 350. Alak. Kelapa Lima. Kota Lama. Kota Raja. Maulafa. Oebobo"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

5 PEMBAHASAN UMUM

Kota Kupang merupakan salah satu bagian dari Kota atau Kabupaten Provinsi NTT. Kondisi geografi wilayah Kota Kupang dengan luas wilayah 180.27 km² atau 18.027 ha, dimana secara geografis terletak pada bagian; Utara: 10°07´40´´ Lintang Selatan, Selatan: 10°17´39´´ Lintang Selatan, Timur 123°31´35´´ Bujur Timur, Barat: 123°41´00´´ Bujur Timur. Secara administrasi Kota Kupang berbatasan dengan Teluk Kupang di sebelah utara, Kecamatan Nekamese dan Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang di sebelah selatan, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang di sebelah timur, serta Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang di sebelah barat. Secara topografi, daerah tertinggi (bagian selatan) Kota Kupang terletak 100-300 m dari permukaan laut, sedangkan daerah terendah (bagian utara) terletak 0-50 m dari permukaan laut dengan elevasi= 15%. Kota Kupang memiliki enam wilayah kecamatan dan 51 wilayah kelurahan sebagai berikut; Kecamatan Kelapa Lima: 5 Kelurahan, Kecamatan Oebobo: 7 Kelurahan, Kecamatan Maulafa: 9 Kelurahan, Kecamatan Alak: 12 Kelurahan, Kecamatan Kota Raja: 8 Kelurahan, Kecamatan Kota Lama: 10 Kelurahan. Kota Kupang memiliki iklim kering yang dipengaruhi oleh angin muson dengan musim hujan pendek, sekitar bulan November–Maret dengan suhu rata-rata antara 22.72 °C – 31.95 °C sedangkan musim kering sekitar bulan April– Oktober dengan rata-rata suhu udara 29.1 °C – 33.4 °C (PDE Kota Kupang 2012). Peta Kota Kupang dapat dilihat pada Gambar 7.

Alak Kelapa Lima Kota Lama Kota Raja Maulafa Oebobo

Gambar 9 Peta wilayah Kota Kupang

Skala Peta 1 : 350

Kelurahan per Kecamatan

dalam Wilayah Kota Kupang

1.Kecamatan Alak 1.01.Kel. Naioni 1.02.Kel. Manulai II 1.03.Kel. Batuplat 1.04.Kel. Alak 1.05.Kel. manutapen 1.06.Kel. Mantasi 1.07.Kel. Fatufeto 1.08.Kel. Nunhila

1.09.Kel. Nunbaun Dehla

1.10.Kel. Nunbaun Sabu

1.11.Kel. Namosain 1.12.Kel. Pankase-Oeleta 2. Kecamatan Maulafa 2.01 Kel. Fatukoa 2.02 Kel. Sikumana 2.03 Kel. Belo 2.04 Kel. Kolhua 2.05 Kel. Penfui 2.06 Kel. Naimata 2.07 Kel. Maulafa 2.08 Kel. Oepura 2.09 Kel. Naikolan 3. Kecamatan Oebobo 3.01 Kel. Oetete 3.02 Kel. Oebobo 3.03 Kel. Fatululi 3.04 Kel. Oebufu 3.05 Kel. Tuak Daun Merah 3.06 Kel. Kayu Putih 3.05 Kel. Liliba 4. Kecamatan Kota Raja 4.0.1 Kel. Bakunase 4.0.2 Kel. Bakunase II 4.03 Kel. Air Nona 4.0.4 Kel. Naikoten I 4.0.5 Kel. Naikoten II 4.0.6 Kel. Kuanino 4.0.7 Kel. Nunleu 4.0.8 Kel. Fontein 5. Kecamatan Kelapa Lima 5.0.1 kel. Kelapa Lima 5.0.2 Kel. Oesapa 5.0.2 Kel. Oesapa Barat 5.0.3 Kel. Oesapa Selatan 5.0.4 Kel. Lasiana 6. Kecamatan Kota Lama 6.0.1 Kel. Air Mata 6.0.2 Kel. Lahilai Bissi Kopan 6.0.3 Kel. Bonipoi 6.0.4 Kel. Merdeka 6.0.5 Kel. Solor 6.0.6 Kel. Tode Kisar 6.0.7 Kel. Oeba 6.0.8 Kel. Fatubesi 6.0.9 Kel. Nefonaek 6.0.10 Kel Pasir Panjang

N

(2)

Jenis atau ras babi yang dipelihara di wilayah Kota Kupang sangat beragam. Bibit babi dapat diperoleh lewat pembelian di peternak pembibit komersial seperti di UPT pembibitan babi di Kelurahan Tarus atau beberapa lokasi pembibitan babi lainnya. Babi juga diperoleh dengan cara membeli dari para peternak dengan skala pemeliharaan babi dalam jumlah sedikit atau kecil namun untuk tujuan komersil, ataupun bibit babi yang diperoleh lewat pemberian kerabat atau saudara yang berkunjung dari luar Kota Kupang atau kabupaten lain. Ras babi yang ada diwilayah di Kota Kupang sebagian besar adalah ras babi campuran, selain ras lokal (babi kampung), babi ras seperti Duroc, Landrace, ataupun babi hasil persilangan antara ras yang berbeda seperti babi Triplecross, serta jenis ras eksotik. Gambaran ras babi yang dipelihara di wilayah Kota Kupang dapat dilihat pada Gambar 8.

Babi Kampung Babi Kampung Eksotik Ras

Duroc Landrace Triplecross

Gambar 10 Ras babi di wilayah Kota Kupang

Manajemen perkandangan untuk tipe kandang babi yang ada di wilayah Kota Kupang bervariasi sesuai dengan skala usaha yang dilakukan dimana tipe kandang akan terlihat sesuai dengan skala usaha yang dilakukan. Para peternak komersial memiliki tipe kandang yang lebih baik dibandingkan dengan para peternak yang memelihara babi sekedar untuk tabungan biaya kebutuhan tertentu seperti untuk biaya anak sekolah atau untuk kebutuhan saat akan dilakukan hajatan atau pesta (pesta syukuran) dikeluarga tersebut. Tipe Kandang juga berpengaruh terhadap penularan trichinellosis dimana dengan tipe kandang tradisional sangat memungkinkan untuk hewan reservoir seperti tikus atau binatang pengerat lainnya masuk kandang dan menularkan parasit Trichinella.

Tipe kandang babi yang ada di wilayah Kota Kupang terdiri dari beberapa tipe antara lain tipe kandang tradisional, tipe kandang semi modern dan tipe 32

(3)

kandang modern. Tipe kandang peliharaan untuk babi yang ada di wilayah Kota Kupang dapat dilihat pada Gambar 9.

Tipe Kandang

Tradisional (bangunan dari kayu gamal, berlantai tanah serta beratap seng)

Tipe Kandang

Tradisional (bangunan dari bambu, berlantai tanah serta beratap terpal)

Tipe Kandang

Tradisional (bangunan dari bambu, berlantai tanah serta beratap alang-alang gewang)

Tipe kandang tradisional (bangunan dari ram-ram besi beton, berlantai tanah serta beratap alang-alang gewang)

Tipe kandang

tradisional (bangunan dari kayu, berlantai semen serta beratap seng)

Tipe kandang

tradisional (bangunan dari kayu balok, setengah tembok, berlantai tanah serta beratap seng)

Tipe kandang semi modern

Tipe kandang semi modern

Tipe kandang modern

(4)

Gambaran bentuk tipe kandang tradisional yaitu kandang dengan bangunan yang dibuat dari bambu atau kayu balok serta ram-ram besi. Tipe kandang tradisional beratap seng atau terpal ataupun dari alang-alang asal pohon gewang serta berlantai semen beton atau papan ataupun berlantai tanah. Beberapa kandang tipe tradisional yang ada di Kota Kupang bahkan dibuat menempel dengan bangunan induk sebagai rumah tinggal dari peternak. Tipe kandang semi permanen dengan bangunan tembok dan kontruksi yang lebih aman dan nyaman bagi babi. Untuk tipe kandang modern memiliki konstruksi dan bentuk yang lebih kuat dan kokoh. Tipe kandang modern juga dilengkapi beberapa fasilitas seperti terdapatnya beberapa bangunan yang dibuat sesuai dengan umur pemeliharaan babi, fasilitas air, bangunan sebagai tempat penyimpanan dan pengelolaan pakan, dan fasilitas pembuangan.

Pola pemeliharaan babi di wilayah Kota Kupang saat ini diarahkan untuk pembibitan dan penggemukan dengan tujuan komersil (jual). Namun dapat terkendala jika terjadi kasus penyakit terutama yang terkait dengan zoonotik. Kejadian trichinellosis pada babi di wilayah NTT khususnya di Kota Kupang dari hasil penelitian yang dilakukan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain babi peliharaan biasanya diberi makan sisa-sisa makanan (termasuk daging babi sisa yang mungkin terinfeksi Trichinella spp. atau babi yang memakan tikus yang terinfeksi Trichinella. Kemungkinan jalur atau rute penularan Trichinella pada babi di Kota Kupang dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 12 Kemungkinan rute utama penularan Trichinella spp. pada babi di Kota Kupang

Peran tikus dalam transmisi trichinellosis pada babi telah menjadi topik perdebatan selama bertahun-tahun dan kesimpulan yang pasti belum dicapai. Terlepas dari ketidakjelasan sekitar pentingnya tikus sebagai transmisi dalam

Babi Karnivora liar (anjing)

Babi terinfeksi Trichinella Tikus yang ada di peternakan

Sampah mentah, makanan sisa Pemakan bangkai Kanibal 34

(5)

siklus T. spiralis, telah ditunjukkan bahwa transmisi trichinellosis dapat dihentikan dengan mengetahui hewan pengerat serta tindakan pengendalian satwa liar di kandang babi dan ruang penyimpan pakan (Davies et al. 1998; Kijlstra et al. 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Leiby et al. (1990) jelas menunjukkan transmisi spesies T. spiralis dari tikus ke babi melalui perilaku kanibalisme.

Kegiatan pemotongan yang dilakukan di RPH Oeba dilakukan di ruang terbuka. Ternak babi yang akan dipotong dibawah langsung oleh peternak ataupun pedagang babi. Para tukang jagal atau pemotong babi di RPH Oeba merupakan tenaga lepas yang melakukan pemotongan secara keseluruhan dari menyembelih, pembersihan bulu serta pengeluaran jeroan dan pemisahan karkas hingga penimbangan karkas. Upah para pemotong tidak tentu tergantung kesepakan dengan pemilik babi atau pedagang babi. Pemotong biasanya mendapatkan jeroan dan organ dalam setelah selesai pemotongan. Dalam sehari pemotong dapat menyembelih tiga hingga empat ekor babi. Data jumlah pemotongan babi selama bulan Juli hingga bulan Oktober tahun 2013 adalah sebanyak 1784 ekor babi. Jumlah pemotongan di RPH Oeba dari bulan Juli hingga bulan Oktober 2013 dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Jumlah pemotongan babi di RPH Oeba periode Juli s/d Oktober 2013

No Jenis Ternak Bulan Jumlah (ekor)

1 Babi Juli 481

Agustus 313

September 563

Oktober 427

Sumber : UPT RPH Oeba Kupang 2013.

Dari keseluruhan total babi (> 2000 ekor ) yang dibawa serta dipotong di RPH Oeba antara bulan Juli hingga bulan Desember 2013 dilakukan pemeriksaan dengan pengambilan contoh acak sederhana sebanyak 330 sampel.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan metode pooled sample digestion dan dilanjutkan dengan metode kompresi ditemukan kasus trichinellosis dengan prevalensi 0.9%. Pemeriksaan secara serologis terhadap 376 sampel didapatkan angka seroprevalensi 0.8%. Hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat dinyatakan telah terjadi kasus trichinellosis di Kota Kupang dan hal ini dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Kasus trichinellosis yang ditemukan di RPH Oeba perlu untuk dilakukan penelusuran lanjut mengenai asal dan sumber penyebab adanya kasus tersebut. Kondisi RPH yang jauh di bawah standar dengan sanitasi dan higienis yang buruk berdampak pada kemungkinan sisa-sisa potongan-potongan kecil daging yang berisi larva dapat menjadi sumber penting infeksi untuk babi lainnya. Kurangnya praktik kebersihan yang memadai dalam produksi ternak dan lemahnya implementasi pemeriksaan Trichinella pada rumah potong hewan penyebab munculnya kejadian trichinellosis (Liu dan Boireau 2002; Wang et al. 2007).

Ras babi yang banyak dipelihara peternak di Kota Kupang merupakan ras campuran. Pakan yang diberikan pada babi bervariasi baik pakan komersial hasil olahan pabrik, hasil sisa rumahan atau restoran. Pemberian pakan pada babi dari sisa rumahan atau restoran yang tidak steril berpotensi terjadi penularan trichinellosis.

(6)

Sebagian besar peternak babi yang ada di Kota Kupang tidak melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap babi yang dipelihara. Hal penting lainnya yang berpotensi terhadap penularan trichinellosis di Kota Kupang adalah semua responden peternak yang diwawancarai tidak ada yang mengetahui trichinellosis.

Penerapan praktik manajemen dalam pemeliharaan babi tidak dilaksanakan secara baik, seperti kondisi kandang dengan bangunan seadanya serta tingginya kontaminasi dengan hewan lain terutama hewan pengerat seperti tikus, termasuk faktor-faktor yang berpotensi menularkan trichinellosis di peternakan babi di Kota Kupang.

Gambar

Gambar 10  Ras babi di wilayah Kota Kupang
Gambar 11  Tipe kandang babi yang ada di Kota Kupang
Gambar  12    Kemungkinan  rute  utama  penularan  Trichinella  spp.  pada  babi  di    Kota Kupang

Referensi

Dokumen terkait