Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Satuan Kerja yang dipimpinnya.
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan adalah salah satu entitas akuntansi dibawah Badan Pusat Statistik yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada
para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan
akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Setu, 13 Juli 2015
Kepala BPS Kota Tangerang Selatan
( Faizin, S.Si, ME ) NIP. 19660510 199101 1 001
Daftar Isi ii Hal
Kata Pengantar i i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii
Daftar Isi ii
Pernyataan Tanggung Jawab iii iv Ringkasan 1
Ringkasan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 3 3
II. Neraca 4 4
III. Laporan Operasional 5 5
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6
V. Catatan Atas Laporan Keuangan 7 X
A. Penjelasan Umum 7
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 21
C.
Penjelasan atas Pos-pos Neraca
28D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional
40E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
46F. Pengungkapan Penting Lainnya
48Jl. Raya Pahlawan Seribu-Puspitek Kel. Kademangan Kec. Setu Kota Tangerang Selatan – Banten Telp./Fax : 021-75791502,
Email : [email protected], Website : tangselkota.bps.go.id
Pernyataan Tanggung Jawab - iii -
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasioanl, Laporan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Setu, 13 Juli 2015 Kepala,
Faizin, S.Si, ME NIP 19660510 199101 1 001
Ringkasan Laporan Keuangan - 1 -
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan Semester I Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2015.
Realisasi Pendapatan Negara pada Semester I TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar 857.760 dari estimasi pendapatan sebesar Rp0.
Realisasi Belanja Negara pada Semester I TA 2015 adalah sebesar Rp1.928.911.881 atau mencapai 33,41 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp5.773.955.000.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 30 Juni 2015.
Nilai Aset per 30 Juni 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp6.287.099.966 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp132.412.523, Aset Tetap (Neto) sebesar Rp6.023.272.888 dan Aset Lainnya (Neto) sebesar Rp131.414.555.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp81.115.772 dan Rp6.205.984.194.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp857.760, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp2.057.549.795 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(2.056.692.035). Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing surplus sebesar Rp0 dan defisit sebesar Rp0 sehingga entitas
Ringkasan Laporan Keuangan - 2 - mengalami Defisit-LO sebesar Rp(2.056.692.035).
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp6.311.696.483 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(2.056.692.035) kemudian ditambah dengan koreksi-koreksi senilai Rp0 dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp1.950.979.746 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2015 adalah senilai Rp6.205.984.194.
5.
.CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 30 Juni 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
Laporan Realisasi Anggaran - 3 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANGERANG SELATAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 DAN 30 JUNI 2014
(Dalam Rupiah)
SEMESTER I TA 2014
ANGGARAN
REALISASI
REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak
B.1
-
857,760
0.00
2,045,010
JUMLAH PENDAPATAN
-
857,760
0.00
2,045,010
BELANJA
B.2.
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
B.3
1,986,570,000
893,004,445
44.95
732,110,045
Belanja Barang
B.4
3,753,885,000
1,004,381,436
26.76
233,965,910
Belanja Bantuan Sosial
B.5
-
-
0.00
Jumlah Belanja Operasi
5,740,455,000
1,897,385,881
33.05
966,075,955
Belanja Modal
Belanja Tanah
B.6
-
-
0.00
Belanja Peralatan dan Mesin
B.7
33,500,000
31,526,000
94.11
302,394,356
Belanja Gedung dan Bangunan
B.8
-
-
0.00
287,267,460
Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan
B.9
-
-
0.00
Belanja Modal lainnya
B.10
-
-
0.00
Jumlah Belanja Operasi
33,500,000
31,526,000
94.11
589,661,816
JUMLAH BELANJA
5,773,955,000
1,928,911,881
33.41
1,555,737,771
% thd Angg
CATATAN
Neraca - 4 -
II. NERACA
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANGERANG SELATAN
NERACA
PER 30 JUNI 2015 dan 31 DESEMBER 2014
( Dalam Rupiah)
CATATAN 2015 2014
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 50,000,000 -Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - -Kas Lainnya dan Setara -Kas C.3 - -Piutang PNBP C.4 - -Bagian Lancar TP/TGR C.5 - -Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek C.7 - -Belanja Dibayar di Muka C.8 -
-Persediaan C.9 82,412,523 93,966,273
Jumlah Aset Lancar 132,412,523 93,966,273
Tagihan TP/TGR C.10 - -Tagihan Penjualan Angsuran C.11 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.12 - -Jumlah Piutang Jangka Panjang -
-Tanah C.13 3,563,140,000 3,563,140,000
Peralatan dan Mesin C.14 1,364,769,704 1,325,818,704
Gedung dan Bangunan C.15 1,858,637,960 1,858,637,960
Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.16 -
-Aset Tetap Lainnya C.17 23,279,219 23,279,219
Konstruksi dalam pengerjaan C.18 - -Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.19 (786,553,995) (641,592,232)
Jumlah Aset Tetap 6,023,272,888 6,129,283,651
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud C.20 93,430,554 93,430,554
Aset Lain-Lain C.21 105,345,605 105,345,605
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.22 (67,361,604) (55,341,627)
Jumlah Aset Lainnya 131,414,555 143,434,532
JUMLAH ASET 6,287,099,966 6,366,684,456
Uang Muka dari KPPN C.23 50,000,000 -Utang kepada Pihak Ketiga C.24 31,115,772 54,987,973 Pendapatan Diterima di Muka C.25 - -Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 81,115,772 54,987,973
81,115,772 54,987,973 Ekuitas C.26 6,205,984,194 6,311,696,483 JUMLAH EKUITAS 6,205,984,194 6,311,696,483 6,287,099,966 6,366,684,456 URAIAN KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET
ASET TETAP ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS
Laporan Operasional - 5 -
III. LAPORAN OPERASIONAL
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANGERANG SELATAN
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 dan 30 JUNI 2014
( Dalam Rupiah)
CATATAN 2015 2014
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 857,760
-857,760 -Beban Pegawai D.2 872,858,664 -Beban Persediaan D.3 38,210,275 -Beban Jasa D.4 541,610,774 -Beban Pemeliharaan D.5 27,076,517
-Beban Perjalanan Dinas D.6 404,225,000
-Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 16,586,825
-Beban Bantuan Sosial D.8 -
-Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 156,981,740
-Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 -
-Beban Lain-lain D.11 -
-2,057,549,795
-SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (2,056,692,035)
-D.12
Surplus Penjualan Aset Nonlancar -
-Defisit Penjualan Aset Non Lancar -
-Defisit Selisih Kurs -
-SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL -
-SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (2,056,692,035)
-D.13
Pendapatan PNBP -
-Beban Perjalanan Dinas -
-Beban Persediaan -
-SURPLUS/DEFISIT LO (2,056,692,035)
-URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
Laporan Perubahan Ekuitas - 6 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANGERANG SELATAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 dan 30 JUNI 2014
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
2015
2014
EKUITAS AWAL
E.1
6,311,696,483
-SURPLUS/DEFISIT LO
E.2
(2,056,692,035)
-DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR
LAIN-LAIN
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
E.3
-
KOREKSI ASET TETAP
E.4
-
KOREKSI ATAS BEBAN
E.5
-
KOREKSI ATAS PENDAPATAN
E.6
-
KOREKSI LAIN-LAIN
-
Jumlah Lain-Lain
-
-TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
E.7
1,950,979,746
-EKUITAS AKHIR
6,205,984,194
6,311,696,483
Catatan Atas Laporan Keuangan - 7 -
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum Entitas dan Rencana StrategisA.1
Profil dan Kebijakan Teknis Badan Pusat Statistik Kota Tangerang
Selatan
Dalam mendukung Visi Pembangunan Indonesia 2005-2025 yaitu “Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur” dan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, BPS berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik.
Pembangunan nasional di bidang statistik diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti; 1. Reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil; 2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengarah kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat terhadap data dan informasi; dan 3. Kesiapan SDM penyelenggara statistik dalam penyediaan data yang berkualitas. Upaya BPS untuk meningkatkan penyediaan data yang berkualitas sejalan dengan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu “Mewujudkan bangsa yang berdaya saing” sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
Dengan memperhatikan misi pembangunan nasional dan pencapaian BPS pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode kedua 2010-2014, BPS menetapkan visi tahun 2015-2019:
“Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua” (“The Agent of Trustworthy Statistical Data for All”)
Kata “pelopor” mempunyai makna bahwa BPS sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata “data statistik yang terpercaya” yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata “untuk semua” dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial) baik pengguna data nasional maupun internasional.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 8 -
Dengan visi BPS 2015-2019, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. Di samping itu, visi BPS juga memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik.
Visi BPS dirumuskan dengan memperhatikan misi RPJMN 2015-2019 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS. Perumusan misi BPS juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis.
Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) mencakup semua pesan yang terdapat dalam visi, (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai, (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana termasuk instansi pemerintah yang akan dilayani oleh, dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari para pemangku kepentingan.
Pernyataan misi BPS yang dikaitkan dengan Visi BPS djabarkan sebagai berikut: 1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang
terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik.
Rumusan Tujuan BPS untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi BPS dapat dijelaskan melalui pemaparan bagan di bawah ini.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 9 - VISI BPS
2015-2019
Pelopor data statistik terpercaya untuk semua
MISI BPS 2015 -2019
1.
Menyediakan data statistikberkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional
2.
Memperkuat Sistem Statistik Nasional yangberkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3.
Membangun insan statistik yang profesional,berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan
TUJUAN 2019
1.
Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas2.
Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik3.
Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik4.
Peningkatan birokrasi yang akuntabelAdapun tujuan BPS dalam rangka mencapai Visi BPS dan mewujudkan Misi BPS untuk kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai berikut.
Tujuan 1 : Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas, terkait dengan:
Misi ke-1 : Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan 2 : Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik, terkait dengan: Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui
Catatan Atas Laporan Keuangan - 10 - pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan 3 : Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, terkait dengan:
Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan 4 : Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, terkait dengan:
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan pertama pembangunan statistik menuntut BPS untuk meningkatkan kualitas data statistik. Tujuan pertama ini akan didukung dan diupayakan dengan menerapkan program Statcap CERDAS (Statistical Capacity Building – Change and Reform for Development of Statistics in Indonesia) kerangka penjaminan kualitas.
Tujuan kedua berupa peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik. Keberhasilan upaya peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Tujuan kedua ini akan diperkuat oleh komponen kedua Statcap CERDAS yaitu Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sistem Informasi Manajemen Statistik.
Tujuan ketiga Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, di dalam tujuan tersebut memuat misi BPS untuk meningkatkan peran BPS: sebagai Pusat Rujukan Statistik dalam terselenggaranya SSN, sebagai koordinator penyelenggaraan statistik di Indonesia, baik statistik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah ataupun masyarakat. Dengan demikian, fungsi BPS sebagai Pusat Rujukan Statistik dapat menghasilkan data dan informasi statistk yang diperlukan oleh semua pihak. Tujuan ketiga ini akan diperkuat oleh komponen keempat Statcap CERDAS yaitu penguatan kelembagaan.
Tujuan keempat Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, di dalam tujuan tersebut terkait dengan misi membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah harus terus dilakukan. Tujuan
Catatan Atas Laporan Keuangan - 11 -
keempat ini diperkuat dengan komponen ketiga Statcap CERDAS yaitu pengembangan sumber daya manusia.
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK
Badan Pusat Statistik sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 mempunyai Perwakilan BPS di Daerah yang merupakan Instansi Vertikal BPS di Daerah.
Organisasi dan tata kerja BPS di daerah diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI BPS KOTA TANGERANG SELATAN Kepala Faizin, S.Si, ME NIP. 19660510 199101 1 001 Gol. IV/b SeksiNer.Wil.&Analisis Stat. JefriLody, S.ST NIP. 19740406 199512 1 001 Gol. III/d Seksi IPDS Nuraeni Agustiningsih, SST NIP. 19730817 199512 2001 Gol. III/c Seksi Stat. Produksi
Moh.Nafies, S.Si NIP. 19630421198802 1 001
Gol. III/d
KSK / Tenaga Fungsional Khusus Seksi Stat. Distribusi Nyimas Iyus Y., SE NIP. 19600226 198003 2 002
Gol. III/d
Sub Bag Tata Usaha Moh.Yunus, SE NIP. 19641128 198603 1 004 Gol. III/d Seksi IPDS Nuraeni A., S.ST NIP. 19600226 198003 2 002 Gol. III/d
Seksi Ner. Wil. & Analisis Stat. Jefri Lody, S.ST NIP. 19740406 199512 1 001
Gol. III/d Seksi Stat. Sosial
Heru Susanto, S.ST, M.Si NIP. 19680729 198803 1 001
Catatan Atas Laporan Keuangan - 12 -
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.2 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Semester I Tahun 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaransampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Basis Akuntansi
Dasar Pengukuran
A.3 Basis Akuntansi
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
A.4 Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan
Catatan Atas Laporan Keuangan - 13 - Kebijakan Akuntansi Pendapatan- LRA Pendapatan- LO
pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
A.5 Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik yang merupakan entitas pelaporan dari Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
(1) Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
(2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.Catatan Atas Laporan Keuangan - 14 -
Belanja
Beban
/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
o
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya terdiri dari Pendapatan Penjualan Informasi (Publikasi) dan Pendapatan Sewa Rumah Dinas diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.(3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.Catatan Atas Laporan Keuangan - 15 -
Aset
Aset Lancar
Aset Tetap
(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar
Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:Catatan Atas Laporan Keuangan - 16 - Piutang Jangka Panjang Aset Lainnya
olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
(b).
Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);(c).
Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah.
Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.Aset Lainnya
Catatan Atas Laporan Keuangan - 17 -
Kewajiban
Ekuitas
dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional entitas.(6) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.(7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 18 - Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyusutan Aset Tetap
(8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.
Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas piutang diatur sebagai berikut:Kualitas Piutang Uraian Penyisih
an
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh
tempo 0.5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet
1 .
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan
pelunasan 100%
2 .
Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
(9) Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri
Keuangan No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK
No. 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara
Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 19 - Implementa si Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah
diusulkan
kepada
Pengelola
Barang
untuk
dilakukan
penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan
setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan
dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa
Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang
Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik
Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara
umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap
Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin
2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan
10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi
5 s.d 40 tahun
Alat Tetap Lainnya (Alat Musik
Modern)
4 tahun
(10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis
akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh
pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama,
Pos-Catatan Atas Laporan Keuangan - 20 -
pos ekuitas dana pada neraca per 30 Juni 2015 yang berbasis
cash
toward accrual
direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi
berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan
Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan
oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pertama kali
mulai dilaksanakan tahun 2015.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 21 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi Pendapatan Rp857.760
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp857.760. Pendapatan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan terdiri dari Pendapatan dari Pemanfaatan BMN serta Pendapatan Penjualan Hasil Produksi.
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN - Rp 659,010 ∞ Pendapatan Penjualan Hasil Produksi - Rp 198,750 ∞
Jumlah - Rp 857,760 ∞
Uraian
2015
Anggaran Realisasi % Real
Angg.
Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan BMN Semester I TA 2015 sama dengan Semester I TA 2014. Hal ini disebabkan pendapatan sewa bangunan yaitu sewa rumah dinas dibayar sama setiap bulan sebesar Rp109.835.
Selain itu, Pendapatan Penjualan Hasil Produksi Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan mengalami penurunan sebesar 85,66%. Hal ini disebabkan berkurangnya pendapatan penjualan buku-buku publikasi.
Tabel 2
Perbandingan Realisasi Pendapatan Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014
Uraian Realisasi Semester I
T.A. 2015 Realisasi Semester I T.A. 2014 Naik (Turun) %
Pendapatan dari Pengelolaan BMN 659,010 659,010 0
Pendapatan Penjualan Hasil Produksi 198,750 1,386,000 0
Catatan Atas Laporan Keuangan - 22 - B.2 Belanja
Realisasi Belanja Negara
Rp1.928.911.881
Realisasi Belanja kantor Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan pada Semester I TA 2015 adalah sebesar Rp1.928.911.881 atau sebesar 33,41 persen dari anggaran senilai Rp5.773.955.000. Rincian Anggaran dan realisasi belanja Semester I TA 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Semester I TA 2015
% Real
ANGGARAN REALISASI Angg.
Belanja Pegawai 1,986,570,000 894,465,168 45.03
Belanja Barang 3,753,885,000 1,004,381,436 26.76
Belanja Modal 33,500,000 31,526,000 94.11
Bantuan Sosial 0 0 0
Total Belanja Kotor 5,773,955,000 1,930,372,604 33.43
Pengembalian Belanja (1,460,723) 0
Jumlah 5,773,955,000 1,928,911,881 33.41
URAIAN 2015
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Grafik 1 Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Semester I TA 2015
Anggaran dan realisasi belanja Semester I TA 2015 berdasarkan program dan jenis belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini :
200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 1,400,000,000 1,600,000,000 1,800,000,000 Anggaran Realisasi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Pembayaran Bunga Utang Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial Belanja Lain-lain
Catatan Atas Laporan Keuangan - 23 -
Rincian Belanja Berdasarkan Program dan Jenis Belanja Semester I TA 2015
Program Kelompok Belanja Anggaran Realisasi Persen
DMPTL 1. Belanja Pegawai (51) 1.986.570.000 893.004.445 45,03 2. Belanja Barang (52) 393.289.000 135.175.011 34,37 3. Belanja Modal (53) - - Jumlah 2.379.859.000 1.028.179.456 43,26 PPIS 1. Belanja Pegawai (51) - - 2. Belanja Barang (52) 3.360.596.000 869.206.425 25,86 3. Belanja Modal (53) - - - Jumlah 3.360.596.000 869.206.425 25,86
PSPA 1. Belanja Modal (53) 33.500.000 31.526.000 94,11
Jumlah 33.500.000 31.526.000 94,11
Jumlah Bruto 5.773.955.000 1.930.372.604 33,43
Pengembalian Belanja - 1.460.723 -
Jumlah Netto 5.773.955.000 1.928.911.881 33,41
Penyerapan terbesar berdasarkan program dan jenis belanja adalah pada program PSPA jenis belanja modal yang mencapai 94,11 persen dari total penyerapan anggaran dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Program PSPA Semester I TA 20115
No Kegiatan Pagu Realisasi Sisa Pagu
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi 11,000,000 10,890,000 110,000
2 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 22,500,000 20,636,000 1,864,000
Dibandingkan dengan Semester I TA 2014, Realisasi Belanja Program PSPA Semester I TA 2015 mengalami penurunan sebesar 21,62% dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain:
1. Turunnya anggaran belanja modal pada kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPS Provinsi (2891);
2. Turunnya realisasi belanja modal hanya 94,11% pada kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPS Provinsi (2891).
Catatan Atas Laporan Keuangan - 24 -
Perbandingan Realisasi Belanja Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI SEMESTER I T.A. 2015
REALISASI SEMESTER I
T.A. 2014 NAIK (TURUN) %
Belanja Pegawai 893,004,445 732,110,045 21.98 Belanja Barang 1,004,381,436 233,965,910 329.29 Belanja Modal 31,526,000 589,661,816 (94.65) Bantuan Sosial 0 0 0,00 Jumlah Belanja 1,928,911,881 1,555,737,771 23.99 Belanja Pegawai Rp893.004.445 B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp893.004.445 dan Rp732.110.045. Realisasi belanja Semester I TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 21,98 persen dari Semester I TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain oleh:
1. Adanya kenaikan gaji berkala beberapa pegawai; 2. Adanya kenaikan pangkat beberapa pegawai;
3. Adanya perubahan tunjangan dari tunjangan umum ke tunjangan jabatan fungsional beberapa pegawai.
Tabel 7
Perbandingan Belanja Pegawai Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014
URAIAN REALISASI SEMESTER I T.A.2015 REALISASI SEMESTER I T.A.2014 Naik (Turun) %
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 568,671,093 472,180,051 20.44
Belanja Gaji dan Tunjangan
Pegawai Non PNS 0 0 0,00
Belanja Honorarium 0 0 0,00
Belanja Lembur 0 0 0,00
Belanja Vakasi 0 0 0,00
Belanja Tunjangan Khusus &
Belanja Pegawai Transito 325,794,075 272,485,523 0,00
Jumlah Belanja Kotor 894,465,168 744,665,574 20.12
Pengembalian Belanja Pegawai (1,460,723) (12,555,529) (88)
Jumlah Belanja Bersih 893,004,445 732,110,045 21.98
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan pada Semester I TA 2015 terdapat pengembalian belanja meliputi:
Catatan Atas Laporan Keuangan - 25 -
Belanja Barang Rp1.004.381.436
1. Pengembalian Belanja Pembulatan Gaji PNS dipotong langsung dari SPM Pengajuan Kekurangan Gaji sebesar Rp10.723;
2. Pengembalian Belanja Tunjangan Fungsional PNS dipotong langsung dari SPM Pengajuan Kekurangan Gaji sebesar Rp1.450.000.
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp1.004.381.436 dan Rp233.965.910. Realisasi Belanja Barang Semester I TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 329,29 persen dari Realisasi Belanja Barang Semester I TA 2014. Hal ini antara lain disebabkan adanya penambahan anggaran belanja barang (Basis Data Terpadu Program Perlindungan Sosial, Pemuktahiran Basis Data Terpadu 2015).
Tabel 8
Perbandingan Belanja Barang Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014
URAIAN JENIS BELANJA
REALISASI SEMESTER I T.A. 2015 REALISASI SEMESTER I T.A. 2014 Naik (Turun) %
Belanja Barang Operasional 78,376,492 71,974,876 8.89
Belanja Barang Non Operasional 439,846,700 53,309,300 725.08
Belanja Jasa 27,114,002 19,334,347 40.24
Belanja Barang Persediaan 27,742,725 0
-Belanja Pemeliharaan 27,076,517 27,432,387 (1.30)
Belanja Perjalanan Dalam Negeri 404,225,000 61,915,000 552.87
Jumlah Belanja Kotor 1,004,381,436 233,965,910 329.29
Pengembalian Belanja - -
-Jumlah Belanja Bersih 1,004,381,436 233,965,910 329.29
Belanja Bantuan Sosial Rp0
Belanja Modal Tanah Rp0
B.5 Belanja Bantuan Sosial
Realisasi belanja bantuan sosial Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0.
Tidak terdapat anggaran belanja bantuan sosial untuk Tahun 2015.
B.6 Belanja Modal Tanah
Realisasi Belanja Modal Tanah Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp.0. Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2015 sama dengan Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2014. Hal ini disebabkan belanja modal tanah (pembangunan gedung kantor dan rumah dinas) sudah
Catatan Atas Laporan Keuangan - 26 - Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp31.526.000 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp0 dilaksanakan pada TA 2013.
B.7 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Semester I TA 2015 adalah sebesar Rp31.526.000, mengalami penurunan sebesar 89,57 persen bila dibandingkan dengan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Semester I TA 2014 sebesar Rp302.394.370. Hal ini disebabkan menurunnya anggaran dan realisasi belanja modal peralatan dan mesin.
Tabel 9
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014
URAIAN REALISASI SEMESTER I T.A. 2015 REALISASI SEMESTER I T.A. 2014 Naik (Turun) %
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 10,890,000 0 0
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 20,636,000 302,394,370 (93.18)
Jumlah Belanja Kotor 31,526,000 302,394,370 -89.57
Pengembalian Belanja Modal 0 -14 0.00
Jumlah Belanja Bersih 31,526,000 302,394,356 -89.57
B.8 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp287.267.460. Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan Semester I TA 2015 mengalami penurunan sebesar 0 persen dibandingkan dengan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Semester I TA 2014. Hal ini disebabkan menurunnya anggaran dan realisasi belanja modal gedung dan bangunan.
Catatan Atas Laporan Keuangan - 27 - Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp0 Belanja Modal Lainnya Rp0 Tabel 10
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014
URAIAN JENIS BELANJA
REALISASI SEMESTER I T.A. 2015 REALISASI SEMESTER I T.A. 2014 NAIK (TURUN) %
Belanja Penambahan Nilai Gedung dan
Bangunan 0 287,267,460 0.00
Jumlah Belanja Kotor 0 287,267,460 0.00
Pengembalian Belanja Modal - -
-Jumlah Belanja 0 287,267,460 0.00
B.9 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Semester I TA 2015 sama dengan Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Semester I TA 2014. Hal ini disebabkan tidak terdapatnya anggaran belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan.
B.10 Belanja Modal Lainnya
Realisasi Belanja Modal Lainnya Semester I TA 2015 dan Semester I TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Realisasi Belanja Modal Lainnya Semester I TA 2015 sama dengan Realisasi Belanja Modal Lainnya Semester I TA 2014. Hal ini disebabkan tidak terdapatnya anggaran belanja modal lainnya.
Catatan atas Laporan Keuangan - 28 -
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp50.000.000
C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp50.000.000 dan Rp0 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:
Tabel 11
Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran
No Jenis 30 Juni 2015 31 Desember 2014
1 BRI KC. Jakarta - Tangerang 0 0
2 Uang Tunai 50,000,000 0 50,000,000 0 Jumlah Kas di Bendahara Penerimaan Rp0
C.2 Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar masing-masing Rp0 dan Rp0. Kas di Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan tidak memiliki rekening Bendahara Penerimaan, sehingga Penerimaan Negara Bukan Pajak langsung disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca.
Tabel 12
Rincian Kas di Bendahara Penerimaan
No Jenis 30 Juni 2015 31 Desember 2014
1 -
-2 - -
0
Catatan atas Laporan Keuangan - 29 -
dan Setara Kas Rp0
C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas yang berada di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai. Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Piutang Bukan Pajak Rp0
Tabel 13
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas
No Jenis 30 Juni 2015 30 Desember 2014
1 - -
-2 - -
--
-Jumlah
C.4 Piutang Bukan Pajak
Saldo Piutang PNBP per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Piutang Bukan Pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya. Rincian Piutang Bukan Pajak disajikan sebagai berikut:
Tabel 14
Rincian Piutang Bukan Pajak
No Uraian 30 Juni 2015 31 Desember 2014
1 - - -2 - - -- -Jumlah Bagian Lancar Tagihan TP/TGR Rp0
C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal pelaporan yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan atau kurang. Rincian Bagian Lancar TP/TGR adalah sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan - 30 -
Tabel 15
Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
No Nama 30 Juni 2015 31 Desember 2014
1 - - -2 - - -- -Jumlah Bagian Lancar TPA Rp0
C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Saldo Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Bagian Lancar TPA merupakan TPA yang belum diselesaikan pada tanggal neraca yang akan jatuh tempo dalam 12 (dua belas) bulan atau kurang dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 16
Rincian Bagian Lancar TPA
No Nama 30 Juni 2015 31 Desember 2014
1 - - -2 - - -- -Jumlah Penyishan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Pendek Rp0
C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Pendek
Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Pendek per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Pendek adalah merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih- Jangka Pendek pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan - 31 -
Belanja Dibayar di Muka Rp0
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Jangka Pendek
Kualitas Nilai Piutang % Nilai
Piutang Jk Pendek Penyisihan Penyisihan
Piutang Bukan Pajak
Lancar - - -Kurang Lancar - - -Diragukan - - -Macet - - -Jumlah - - -Bagian Lancar TP/TGR - - -Lancar - - -Kurang Lancar - - -Diragukan - - -Macet - - -Jumlah - -
-Bagian Lancar TPA - -
-Lancar - -
-Kurang Lancar - -
-Diragukan - -
-Macet - -
-Jumlah - -
Jumlah Penyisihan Piutang
Tak Tertagih - - -
C.8 Belanja Dibayar di Muka
Saldo Belanja Dibayar di Muka per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Belanja Dibayar di Muka merupakan hak yang masih harus diterima dari pihak ketiga setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa telah dibayarkan secara penuh namun barang atau jasa belum diterima seluruhnya. Rincian Belanja Dibayar di Muka adalah sebagai berikut:
Tabel 18
Rincian Belanja Dibayar di Muka
Jenis 30 Juni 2015 31 Desember 2014
- - -- - -- - -Jumlah - -Persediaan Rp82.412.523 C.9 Persediaan
Nilai Persediaan per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp82.412.523 dan Rp93.966.273.
Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka
Catatan atas Laporan Keuangan - 32 -
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi Rp0
pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 19 Rincian Persediaan
Persediaan 30 Juni 2015 31 Desember 2014
Barang Konsumsi 21,000,893 15,473,893
Barang untuk Pemeliharaan -
-Suku Cadang -
-Aset Tetap Lainnya untuk Diserahkan kepada
Masyarakat 61,411,630 78,492,380
Jumlah 82,412,523 93,966,273
Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik. Terdapat barang konsumsi senilai Rp0 berada dalam kondisi rusak dan tidak disajikan dalam Persediaan.
C.10 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara karena kelalaianya.
Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 20
Rincian Tagihan TP/TGR
No Debitur 30 Juni 2015 31 Desember 2014
1 - -
-2 - -
--
Catatan atas Laporan Keuangan - 33 - Penjualan Angsuran Rp0 Penyishan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang Rp0 Tanah Rp3.563.140.000
C.11 Tagihan Penjualan Angsuran
Saldo Tagihan Tuntutan Penjualan Angsuran per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Tagihan Penjualan Angsuran adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara atas transaksi jual/beli aset tetap instansi. Rincian Tagihan PA untuk masing-masing debitur adalah sebagai berikut:
Tabel 21
Rincian Tagihan Penjualan Angsuran
No Debitur 30 Juni 2015 31 Desember 2014
1 - -
-2 - -
--
-Jumlah
C.12 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang
Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Pendek per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang TPA.
Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Jangka Panjang untuk masing-masing kualitas piutang adalah sebagai berikut:
Tabel 22
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang
Kualitas Nilai Piutang % Nilai
Piutang Jk Panjang Penyisihan Penyisihan
Bagian Lancar TP/TGR - - -Lancar - - -Kurang Lancar - - -Diragukan - - -Macet - - -Jumlah - -
-Bagian Lancar TPA - -
-Lancar - -
-Kurang Lancar - -
-Diragukan - -
-Macet - -
-Jumlah - -
Jumlah Penyisihan Piutang
Tak Tertagih - - -
C.13 Tanah
Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki kantor BPS Kota Tangerang Selatan per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp3.563.140.000 dan
Catatan atas Laporan Keuangan - 34 -
Rp3.563.140.000. Tidak terdapat penambahan atau pengurangan atas pengadaan tanah. Aset berupa tanah untuk rumah negara terletak di Perumahan Ciater Permai Blok E 5 No. 17 Kec. Serpong – Tangerang Selatan. Sedangkan aset berupa tanah untuk gedung kantor terletak di Jl. Raya Pahlawan Seribu – Puspitek Kel. Kademangan Kec. Setu – Tangerang Selatan.
Mutasi nilai tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 3,563,140,000
Mutasi tambah:
Pembelian 0
Mutasi kurang:
Penyitaan pengadilan 0
Saldo per 30 Juni 2015 3,563,140,000
Rincian saldo tanah per 30 Juni disajikan pada Tabel 23. Tabel 23
Rincian Tanah
No Luas Lokasi Nilai
1 965 m2 Jl. Raya Pahlawan Seribu – Puspitek Kel. Kademangan Kec.
Setu – Tangerang Selatan 3,233,103,000
2 209 m2 Perumahan Ciater Permai Blok E 5 No. 17 Kec. Serpong –
Tangerang Selatan 330,037,000 3,563,140,000 Jumlah Peralatan dan Mesin Rp1.364.769.704
C.14 Peralatan dan Mesin
Saldo aset tetap berupa peralatan dan mesin per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp1.364.769.704 dan Rp1.325.818.704.
Mutasi nilai peralatan dan mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 1,325,818,704 Mutasi tambah:
- Pembelian 31,526,000
- Transfer Masuk 7,425,000
Mutasi kurang:
- Penghentian dari penggunaan 0
Saldo per 30 Juni 2015 1,364,769,704
Akumulasi Penyusutan s.d. 30 Juni 2015 (701,919,002)
Catatan atas Laporan Keuangan - 35 -
Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa:
1.
Pembelian alat penyimpan perlengkapan kantor berupa Filling Cabinet Besi senilai Rp15.136.000;2.
Pembelian alat pendingin berupa AC Split senilai Rp5.500.000;3.
Pembelian alat rumah tangga lainnya (home use) berupa Unit Power Supply senilai Rp5.940.000;4.
Pembelian peralatan studio audio berupa Digital LED Running Text senilai Rp4.950.000;5.
Transfer masuk peralatan personal computer berupa printer (peralatan personal komputer) senilai Rp7.425.000;6.
Koreksi pencatatan nilai/kuantitas tanah bangunan perumahan/tempat tinggal berupa Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan I senilai 9 m²
dari nilai semula sebesar 200 m²
menjadi 209 m².Rincian aset tetap peralatan dan mesin disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Gedung dan Bangunan Rp1.858.637.960
C.15 Gedung dan Bangunan
Nilai gedung dan bangunan per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp1.858.637.960 dan Rp1.858.637.960.
Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 1,858,637,960
Mutasi tambah:
Pembangunan tambahan ruang kelas
Mutasi kurang:
-Saldo per 30 Juni 2015 1,858,637,960
Akumulasi Penyusutan s.d. 30 Juni 2015 (84,634,993)
Nilai Buku per 30 Juni 2015 1,774,002,967
Rincian aset tetap gedung dan bangunan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp0
C.16 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0.