• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIAYA TRANSAKSI PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIAYA TRANSAKSI PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BIAYA TRANSAKSI PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN

Berdasarkan hasil analisis aktor terlihat bahwa aktor pemain utama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu terdiri dari kelompok pemerintah, masyarakat, akademisi dan usaha/swasta. Selain itu juga berdasarkan analisis aktor tersebut terlihat bahwa dari keempat kelompok tersebut kelompok pemerintah, khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi dan kelompok masyarakat memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang sangat tinggi di bandingkan dengan kelompok yang tergolong pada kelompok pemain (kuadran II) lainnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka analsis biaya transaksi yang dilakukan dalam penelitian ini difokuskan kepada kedua kelompok pemain utama tersebut. Faktor input biaya transaksi yang dikeluarkan oleh setiap aktor dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu memiliki perbedaan, khususnya antara aktor pemerintah daerah dan aktor kelompok nelayan.

Pemerintah

Berdasarkan kerangka analisis yang dikembangkan oleh Abdullah et.al

(1998) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) Belanja Aparatur dan Publik Tahun Anggaran 2006 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, maka biaya transaksi pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu biaya transaksi informasi, biaya transaksi pengambilan keputusan dan biaya transaksi operasional bersama (Gambar 16).

(2)

Gambar 16. Biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu

Berdasarkan gambar diatas, total biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu setiap tahunnya mencapai sekitar Rp. 184.615.000,00 yang terdiri dari biaya informasi sekitar Rp. 9.000.000,00, biaya pengambilan keputusan sekitar Rp. 58.950.000,00 dan biaya operasional bersama sekitar Rp. 116.665.000,00. Secara lengkap total biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat dilihat pada Tabel 29 (Secara lengkap lihat lampiran 4).

Tabel 29. Biaya transaksi pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu

No Faktor Input Biaya Per Tahun (Rp)

I Biaya Informasi 9.000.000,00

II Biaya Pengambilan Keputusan 58.950.000,00

III Biaya operasional bersama 116.665.000,00

1 Biaya Pengembangan Teknologi

Penangkapan Ikan 52.810.000,00

2 Biaya Pengembangan dan Pembinaan Usaha

Nelayan dan Pembudidaya Ikan Skala Kecil 43.260.000.00 3 Biaya Pengawasan Perijinan dan Pembinaan

Mutu Produk Kelautan dan Perikanan 20.595.000,00

III

Total Biaya Transaksi Pemerintah (I + II +

III) 184.615.000,00 Sumber : Diolah dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah Belanja Aparatur dan Publik Tahun Anggaran 2006

Berdasarkan Tabel 29 diatas terlihat bahwa biaya transaksi untuk operasional bersama lebih besar dibandingkan untuk biaya transaksi informasi dan pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan banyaknya jenis-jenis biaya transaksi yang harus dikeluarkan dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk

Biaya Transaksi Pemerintah Biaya Operasional Bersama Biaya Informasi Biaya Sosialisasi Biaya Pengembangan Teknologi Penangkapan Ikan

Biaya Pengembangan dan Pembinaan Usaha Nelayan dan Pembudidaya Ikan Skala Kecil

Biaya Pengawasan Perijinan dan Pembinaan Mutu Produk Kelautan dan

Perikanan

Biaya penyusunan dan pengukuhan AD/ART Koperasi LEPP-M2R Kab. Sukabumi Biaya Bantuan Muscab HNSI Biaya Pengambilan Keputusan Biaya penyusunan strategi

(3)

Palabuhanratu. Biaya transaksi manajemen paling banyak digunakan untuk biaya pengembangan teknologi penangkapan ikan dan pembinaan nelayan kecil.

Kelompok Masyarakat Nelayan

Berdasarkan kerangka analisis yang dikembangkan oleh Abdullah et.al

(1998), biaya transaksi kelompok masyarakat nelayan terdiri dari :

1) Biaya transaksi penyusunan keputusan, terdiri biaya pertemuan anggota,

biaya lobi, biaya pembuatan keputusan;

2) Biaya operasional bersama, terdiri dari biaya koordinasi, biaya pengawasan

sumberdaya ikan, biaya pelatihan anggota dan biaya tradisi laut.

3) Biaya informasi, terdiri dari Biaya informasi, biaya pengumpulan

bahan-bahan, biaya penyusunan aturan main dan biaya sosialisasi.

Secara sistematis biaya transaksi yang dikeluarkan oleh nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Biaya transaksi yang dikeluarkan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu.

Berdasarkan gambar diatas, total biaya transaksi yang dikeluarkan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan setiap tahunnya mencapai sekitar Rp. 9.962.500,00. Biaya transaksi tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan nelayan tidak terlalu banyak mengeluarkan uang untuk beberapa kegiatan, seperti pengawasan

(4)

(ADB) dalam mengevaluasi kegiatan di Indonesia, yaitu sebesar 12 persen pertahun. Jangka waktu yang digunakan dalam menganalisis efektifitas biaya transaksi ini adalah 5 tahun. Dasar pertimbangannya adalah masa jabatan pemerintahan daerah Kabupaten Sukabumi dan organisasi kelompok nelayan yang ada di Kabupaten Sukabumi. Secara lengkap hasil perhitungan CEA tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7.

Berdasarkan tingkat diskonto tersebut terlihat bahwa dalam jangka waktu

lima tahun nilai cost effectiveness analysis (CEA) pemerintah jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan CEA kelompok nelayan. Nilai CEA pemerintah mencapai sekitar Rp. 783.140.270,15 dan nilai CEA kelompok nelayan Rp. 25.521.874,33. Tarigan (2006) menyatakan bahwa nilai CEA yang lebih kecil merupakan nilai yang lebih efektif.

Berdasarkan hal tersebut maka pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu perlu melibatkan kelompok nelayan, karena terbukti memiliki nilai CEA yang lebih rendah dibandingkan hanya dilakukan oleh pemerintah. Oleh sebab perlu disusun sistem kerjasama pemerintah dan kelompok nelayan dalam melakukan pengelolaan da pemanfaatan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Secara lengkap nilai CEA pemerintah dan nelayan tersebut dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Nilai CEA pemerintah dan kelompok nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu

783,140,270.16 25,521,874.33 -100,000,000.00 200,000,000.00 300,000,000.00 400,000,000.00 500,000,000.00 600,000,000.00 700,000,000.00 800,000,000.00 CEA Rp Pemerintah Nelayan

(5)

sumberdaya ikan, biaya koordinasi, biaya pertemuan, biaya lobi, dan biaya pembuatan aturan main.

Biaya transaksi yang dikeluarkan oleh nelayan lebih banyak dilakukan untuk biaya pengambilan keputusan dan operasional bersama, yaitu mencapai Rp. 4.137.500,00 dan Rp. 3.700.000,00 setiap tahunnya. Sementara itu untuk biaya informasi, setiap tahunnya nelayan mengeluarkan biaya transaksi sebesar Rp. 2.125.000,00. Secara lengkap sebaran besarnya biaya transaksi yang dikeluarkan oleh nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu dapat dilihat pada Tabel 30 (Lampiran 5).

Tabel 30. Biaya transaksi yang di keluarkan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu

No Jenis Biaya Transaksi Nilai Rata-Rata

(Rp. Per Tahun)

A Biaya Pengambilan Keputusan 4.137.500,00

1 Biaya Pertemuan anggota 4.000.00,00

2 Biaya Lobi 137.500,00

B Biaya Operasional Bersama 3.700.000,00

1 Biaya koordinasi antar anggota 900.000,00

2 Biaya Pengawasan Sumberdaya Ikan 1.500.000,00

3 Biaya Pelatihan 500.000,00

4 Biaya tradisi laut 800.000,00

C Biaya Informasi 2.125.000,00

1 Biaya informasi 500.000,00

2 Pengumpulan bahan-bahan peraturan 375.000,00

3 Penyusunan peraturan 875.000,00

4 Sosialisasi 375.000,00

Total Biaya Transaksi 9.962.500,00

Sumber : Data primer 2007

Biaya transaksi pengambilan keputusan yang dikeluarkan oleh nelayan lebih banyak dikeluarkan untuk biaya pertemuan anggota dan biaya lobi. Biaya tersebut umumnya dikeluarkan setiap ada pergantian pengurus atau pertemuan rutin triwulanan organisasi. Secara lengkap sebaran biaya pegambilan keputusan yang dikeluarkan oleh nelayan dapat dilihat pada Gambar 18.

(6)

Gambar 18. Biaya transaksi pengambilan keputusan yang di keluarkan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan Teluk Palabuhanratu.

Biaya transaksi operasional bersama yang dikeluarkan oleh nelayan setiap tahunnya mencapai sekitar Rp. 3.700.000,00. Biaya tersebut lebih banyak digunakan untuk biaya pengawasan sumberdaya ikan di wilayah perairan Teluk Palabuhanratu. Secara lengkap biaya operasional bersama tersebut dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Biaya operasional bersama yang di keluarkan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan Teluk Palabuhanratu.

-500,000.00 1,000,000.00 1,500,000.00 2,000,000.00 2,500,000.00 3,000,000.00 3,500,000.00 4,000,000.00

Biaya Pertemuan anggota Biaya Lobi

Ru

p

ia

h

Jenis Biaya Transaksi

-200,000.00 400,000.00 600,000.00 800,000.00 1,000,000.00 1,200,000.00 1,400,000.00 1,600,000.00 Biaya koordinasi antar anggota Biaya Pengawasan Sumberdaya Ikan

Biaya Pelatihan Biaya tradisi

laut

R

upi

ah

Jenis Biaya Transaksi Biaya Operasional Bersama

(7)

Sementara itu biaya transaksi informasi yang dikeluarkan oleh nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan teluk palabuhanratu lebih didominasi oleh biaya pencarian informasi untuk penyusunan aturan main yang berlaku di tingkat nelayan. Misalnya aturan main yang berlaku bagi nelayan yang akan memanfaatkan rumpon sebagai lokasi penangkapan ikan. Aturan main tersebut dibuat oleh nelayan yang tergabung dalam kelompok pengelola rumpon, akan tetapi berlaku bagi semua nelayan baik anggota maupun bukan dari kelompok pengelola rumpon. Sehingga bagi nelayan yang akan memanfaatkan rumpon sebagai lokasi penangkapan ikan, harus mentaati aturan main yang telah disepakati oleh kelompok pengelola rumpon. Secara lengkap sebaran biaya transaksi politik yang dikeluarkan nelayan dalam pengelolaa sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Biaya transaksi informasi yang di keluarkan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan Teluk Palabuhanratu

Efektifitas Biaya Transaksi

Efektifitas biaya transaksi dianalisis dengan melihat rasio antara total biaya

transaksi yang telah dikeluarkan dengan (1 + i)t, dimana i merupakan tingkat

diskonto. Semakin kecil nilai rasio yang diperoleh maka menunjukan semakin efektif penggunaan biaya transaksi tersebut. Tingkat diskonto yang dipakai pada

analisis ini adalah tingkat diskonto yang digunakan oleh Asian Development Bank

-100,000.00 200,000.00 300,000.00 400,000.00 500,000.00 600,000.00 700,000.00 800,000.00 900,000.00

Biaya informasi Pengumpulan bahan-bahan peraturan Penyusunan peraturan Sosialisasi R upi ah

Gambar

Gambar 16. Biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam pengelolaan  sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu
Gambar 17. Biaya transaksi yang dikeluarkan nelayan dalam pengelolaan  sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu
Gambar 21. Nilai CEA pemerintah dan kelompok nelayan dalam pengelolaan  sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu
Tabel 30. Biaya transaksi yang di keluarkan nelayan dalam pengelolaan  sumberdaya ikan di Teluk Palabuhanratu
+3

Referensi

Dokumen terkait

Nelayan di Pesisir Teluk misalnya, biasanya ditandai dengan kegiatan penangkapan skala lokal dan sederhana, ini tergambar dari jenis ikan yang tertangkap umumnya jenis ikan

Dengan diketahuinya tingkat eksploitasi udang mantis ( Oratosquillina gravieri ) di Teluk Palabuhanratu, maka dapat diketahui status sumberdaya beserta pengelolaan yang

ekonomi sekaligus pelestarian sumberdaya ikan 8,8%, Optimalisasi pengawasan pada daerah penangkapan ikan dan zonasi untuk mengurangi dampak nelayan yang melakukan aktivitas

Dari contoh ikan yang tertangkap, kelestarian sumberdaya ikan teri hitam di Teluk Palabuhanratu dapat ditempuh dengan melakukan penangkapan yang difokuskan kepada ikan-ikan

ekonomi sekaligus pelestarian sumberdaya ikan 8,8%, Optimalisasi pengawasan pada daerah penangkapan ikan dan zonasi untuk mengurangi dampak nelayan yang melakukan aktivitas

Penelitian ini bertujuan untuk menduga kondisi potensi, tingkat pemanfaatan, dan tingkat upaya optimum sumberdaya ikan layur (Trichiurus sp.) di Perairan Teluk Palabuhanratu,

Pada tingkat diskon 15 persen yang harus dilakukan untuk menjaga proses keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan Teluk Palabuhanratu, maka Pemerintah Kabupaten

Data pada Tabel 9 memperlihatkan bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan pedagang papa lele per hari bervariasi karena 1 harga beli ikan segar dari nelayan berbeda tergantung jenis ikan