• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI NGAWI

PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 6 TAHUN 2007

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI,

Menimbang : bahwa dalam rangka untuk memperlancar pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Perangkat Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 9) ;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;

3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168) ; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

(2)

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493), yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

7. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439) ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ;

10.Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2006 Nomor 10).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN, DAN

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah, adalah Kabupaten Ngawi.

2. Pemerintahan Daerah, adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah, adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Ngawi.

4. Bupati, adalah Bupati Ngawi.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Ngawi.

6. Kecamatan, adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Ngawi.

7. Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati di Kabupaten Ngawi.

8. Pemerintahan Desa, adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Pemerintah Desa, adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

10.Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

11.Lembaga Kemasyarakatan, adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat.

12.Dusun, adalah bagian wilayah dalam desa dengan batas-batas wilayah yang jelas dan merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa berdasarkan adat istiadat dan asal usul desa.

13.Kepala Desa, adalah Kepala Pemerintah Desa yang dipilih langsung oleh masyarakat melalui pemilihan.

14.Perangkat Desa, adalah pembantu Kepala Desa yang terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya.

15.Pemilihan, adalah proses pengisian Perangkat Desa lainnya melalui pemilihan secara langsung oleh masyarakat desa.

(4)

17.Pemilih, adalah penduduk Dusun dalam desa yang bersangkutan untuk menentukan pilihan dalam pemilihan Kepala Dusun.

18.Hak Pilih, adalah hak warga dusun dalam desa yang bersangkutan untuk menentukan pilihan dalam pemilihan Kepala Dusun.

19.Penjaringan, adalah tahapan kegiatan yang dilakukan oleh panitia pemilihan untuk mendapatkan bakal calon.

20.Penyaringan, adalah tahapan kegiatan yang dilakukan panitia pemilihan untuk mendapatkan calon Kepala Dusun melalui seleksi administrasi bakal calon sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

21.Kampanye, adalah kegiatan dalam rangka menyakinkan para pemilih dengan cara menawarkan program, visi dan misi yang akan dilaksanakan oleh calon Perangkat Desa. 22.Tokoh Masyarakat, adalah tokoh adat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda dan

pemuka-pemuka masyarakat lainnya di desa.

23.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APB-Des, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

24.Peraturan Desa, adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.

25.Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT, adalah organisasi kemasyarakatan atau

yang mempunyai tugas dan kewajiban mengkoordinasikan sejumlah kepala keluarga di lingkungannya.

26.Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW, adalah organisasi kemasyarakatan atau yang mempunyai tugas dan kewajiban mengkoordinasikan sejumlah Rukun Tetangga (RT) dalam lingkungannya.

BAB II

PENGISIAN LOWONGAN PERANGKAT DESA Pasal 2

(1) Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya. (2) Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Staf Urusan Pemerintahan, Staf Urusan Umum, dan Staf Urusan Keuangan ; b. Seksi Pembangunan, Modin, dan Uceng ;

c. Kepala Dusun.

(3) Pengisian Lowongan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara :

a. Sekretaris Desa diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan dan diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten atas nama Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan ;

b. Staf Urusan Pemerintahan, Staf Urusan Umum, Staf Urusan Keuangan, Seksi Pembangunan, Modin, dan Uceng diisi dengan cara ujian ; dan

(5)

BAB III

PERSYARATAN CALON PERANGKAT DESA Bagian Pertama

Sekretaris Desa Pasal 3

Sekretaris Desa yang lowong diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. berpendidikan paling rendah SMA atau sederajad ;

b. mempunyai pangkat / golongan paling rendah Pengatur Muda (II/a) ; c. mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan ;

d. mempunyai kemampuan di bidang administrasi perkantoran ;

e. mempunyai pengalaman di bidang administrasi keuangan dan bidang perencanaan ; f. memahami sosial budaya masyarakat setempat ; dan

g. bersedia tinggal di desa yang bersangkutan.

Bagian Kedua Perangkat Desa lainnya

Pasal 4

(1) Yang dapat dipilh dan atau diangkat menjadi Perangkat Desa lainnya adalah penduduk desa setempat dengan syarat-syarat sebagai berikut :

a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;

b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah ;

c. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan / atau yang sederajat ;

d. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 45 (empat puluh lima) tahun, pada saat pendaftaran ;

e. berkelakuan baik, jujur, dan adil ;

f. sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah ;

g. terdaftar sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal tetap paling sedikit selama 1 (satu) tahun dengan tidak terputus-putus ;

h. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun ;

i. tidak dicabut hak pilihnya, berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai hukum tetap ;

j. tidak berstatus sebagai istri / suami aparat Pemerintah Desa di desa tersebut ; dan

k. tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Kepala Desa atau Perangkat Desa di Desa yang bersangkutan, Pegawai Negeri Sipil, dan Anggota Tentara Nasioanal Indonesia atau Anggota Kepolisian Republik Indonesia.

(2) Pegawai Negeri Sipil, Perangkat Desa dan Anggota BPD yang mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa lainnya harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan harus memiliki surat keterangan persetujuan dari pejabat atasannya yang berwenang.

(6)

(3) Bagi Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Republik Indonesia yang mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa lainnya harus mengundurkan diri atau pensiun dari dinas aktif sebagai Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Republik Indonesia.

(4) Untuk calon Kepala Dusun disamping memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) juga harus bertempat tinggal / berasal dari dusun yang bersangkutan.

(5) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dapat terpenuhi, maka Calon Kepala Dusun dapat diisi dari dusun yang lain dari desa setempat dan bagi yang terpilih wajib bertempat tinggal di dusun yang bersangkutan.

BAB IV

TATA CARA PENGISIAN PERANGKAT DESA LAINNYA Bagian Pertama

Panitia Ujian dan Panitia Pemilihan Pasal 5

(1) Kepala Desa bersama BPD membentuk Panitia Ujian dan / atau Panitia Pemilihan Perangkat Desa lainnya, yang keanggotaannya terdiri dari unsur Perangkat Desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dan Tokoh Masyarakat.

(2) Panitia Ujian dan / atau Panitia Pemilihan Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan diketahui oleh Camat.

(3) Susunan Panitia Ujian dan / atau Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Ketua merangkap anggota ; b. Wakil Ketua merangkap anggota ; c. Sekretaris merangkap anggota ; d. Wakil Sekretaris merangkap anggota ; e. Bendahara merangkap anggota ; f. Wakil Bendahara merangkap anggota ; g. Anggota sesuai dengan Kebutuhan.

(4) Penetapan kedudukan keanggotaan Kepanitiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan secara musyawarah oleh Panitia itu sendiri.

(5) Apabila anggota Panitia Ujian dan / atau Panitia Pemilihan ada yang ditetapkan sebagai bakal calon, atau berhalangan, keanggotaannya dalam panitia digantikan oleh anggota lain atau tokoh masyarakat yang telah disepakati bersama oleh Kepala Desa dan BPD.

(7)

Pasal 6

(1) Panitia Ujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) mempunyai tugas dan wewenang :

a. merencanakan pelaksanaan ujian calon Perangkat Desa lainnya ; b. mengumumkan rencana ujian calon Perangkat Desa lainnya ;

c. menerima pendaftaran bakal calon dan melaksanakan penelitian atas persyaratan bakal calon ;

d. menetapkan jadwal tahapan pelaksanaan ujian ; e. mengajukan rancangan biaya ujian ;

f. mengumumkan nama-nama bakal calon yang berhak mengikuti ujian ; g. menetapkan peraturan dan tata tertib ujian ;

h. membuat soal-soal ujian ;

i. menyelenggarakan ujian dan mengoreksi hasilnya ; j. membuat Berita Acara pelaksanaan ujian;

k. menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan ujian kepada Kepala Desa dan BPD; dan

l. menetapkan hasil ujian calon Perangkat Desa lainnya.

(2) Panita Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), mempunyai tugas dan wewenang :

a. melakukan penjaringan bakal calon ;

b. menerima pendaftaran bakal calon dan melaksanakan penelitian atas persyaratan bakal calon ;

c. melakukan penyaringan bakal calon ;

d. menetapkan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan ; e. mengajukan rancangan biaya pemilihan ;

f. mengumumkan nama-nama calon yang berhak dipilih ; g. melaksanakan pendaftaran penduduk yang berhak memilih ; h. menetapkan dan mengesahkan daftar pemilih ;

i. menetapkan peraturan dan tata tertib pemilihan / kampanye ; j. melaksanakan pemungutan suara dan penghitungan suara ; dan

k. membuat Berita Acara Pelaksanaan Pemungutan Suara, Berita Acara Penghitungan Suara, dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan pemilihan kepada Kepala Desa dan BPD.

(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Panitia Ujian dan / atau Panitia Pemilihan mempunyai kewajiban :

a. memperlakukan para calon Perangkat Desa lainnya secara adil dan setara ; b. menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat ;

c. menjawab pertanyaan serta menampung dan memproses pengaduan dari para calon Perangkat Desa lainnya ;

d. menyampaikan laporan dan mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan pelaksanaan ujian Perangkat Desa lainnya / pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun ;

e. mempertanggungjawabkan seluruh penggunaan anggaran ujian Perangkat Desa lainnya / pemilihan Kepala Dusun ;

f. melaksanakan seluruh kewajiban lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

(8)

(4) Jangka waktu pendaftaran bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf b, ditentukan oleh Panitia Ujian / Panitia Pemilihan paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak pembukaan pendaftaran dilaksanakan.

(5) Jangka waktu Pendaftaran Pemilih dan Pengesahan Daftar Pemilih Tetap paling lambat 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan pemilihan.

Bagian Kedua Pelaksanaan Ujian

Pasal 7

(1) Panitia mengumumkan kepada penduduk Desa secara lisan dan tertulis rencana akan diadakannya ujian untuk mengisi kekosongan jabatan Perangkat Desa lainnya.

(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan ujian.

Pasal 8

(1) Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan ujian, panitia sudah harus menyampaikan surat undangan kepada calon peserta ujian.

(2) Surat undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat nomor peserta ujian sesuai dengan nomor urut pada saat pendaftaran.

(3) Peserta ujian yang berhalangan hadir, tidak dapat diwakilkan dengan cara dan alasan apapun dan yang bersangkutan dinyatakan gugur.

(4) Materi ujian meliputi pengetahuan agama, pendidikan pancasila, pengetahuan umum, pendidikan bahasa indonesia, pengetahuan berhitung dan pengetahuan teknis.

(5) Panitia berkewajiban menjamin agar pelaksanaan ujian berjalan dengan jujur, adil, tertib, aman dan lancar.

Bagian Ketiga Standar Kelulusan Ujian

Pasal 9 Standar kelulusan ujian ditentukan sebagai berikut :

a. nilai ujian yang ditetapkan lulus dalam ujian penyaringan apabila jumlah nilai rata-rata paling rendah 56 (lima puluh enam) ;

b. apabila calon (peserta ujian) lebih dari satu dan dinyatakan lulus dalam ujian penyaringan, maka yang dapat diusulkan untuk ditetapkan menjadi Perangkat Desa lainnya adalah calon (peserta ujian) yang mendapat nilai rata-rata tertinggi ;

c. apabila calon (peserta ujian) yang mendapat nilai rata-rata tertinggi sebagaimana dimaksud pada huruf b lebih dari satu, maka diadakan ujian ulang khusus bagi calon yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi yang sama ;

d. apabila dalam ujian ulang sebagaimana dimaksud pada huruf c nilai rata-rata sama, maka dinyatakan batal dan diadakan penjaringan ulang ; dan

e. apabila nilai ujian belum mencapai nilai rata-rata paling rendah sebagaimana dimaksud pada huruf a, diadakan ujian ulang.

(9)

Pasal 10

(1) Setelah pelaksanaan ujian selesai, panitia membuat Berita Acara hasil pelaksanaan ujian yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Panitia.

(2) Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan ujian dan Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Kepala Desa dan BPD.

Bagian Keempat Hak Memilih

Pasal 11

Yang dapat memilih Calon Kepala Dusun adalah penduduk dusun dalam desa yang bersangkutan dengan syarat-syarat sebagai berikut :

a. terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan secara sah berturut-turut paling singkat 6 (enam) bulan saat pendaftaran ;

b. berusia 17 (tujuh belas) tahun dan / atau sudah / pernah kawin pada saat pendaftaran ;

c. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ;

d. tidak sedang menjalani hukuman penjara berdasarkan putusan pengadilan ; e. tidak sedang terganggu jiwanya ; dan

f. terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap.

Bagian Kelima Pencalonan Kepala Dusun

Pasal 12

(1) Kepala Dusun dipilih langsung dari penduduk dusun setempat dalam desa yang bersangkutan dari calon yang memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

(2) Pemilihan Kepala Dusun dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan pemilihan. (3) Pemilihan Kepala Dusun bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Pasal 13

(1) Kepala Desa memberitahukan kepada Kepala Dusun yang akan berakhir masa jabatannya secara tertulis paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatannya.

(2) Paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatannya, Kepala Dusun menyampaikan pertanggungjawaban akhir masa jabatannya kepada Kepala Desa.

(3) Paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhir masa jabatan Kepala Dusun, Kepala Desa bersama BPD segera memproses pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun.

(10)

Bagian Keenam

Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Kepala Dusun Pasal 14

(1) Panitia Pemilihan Kepala Dusun mengumumkan tentang diadakannya pendaftaran bakal calon Kepala Dusun sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dengan cara memasang pengumuman di balai desa atau melalui Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) agar diketahui oleh penduduk Dusun.

(2) Panitia Pemilihan Kepala Dusun menerima dan meneliti berkas persyaratan bakal calon Kepala Dusun, selanjutnya menetapkan bakal calon Kepala Dusun yang ditetapkan dalam Berita Acara.

(3) Bakal Calon Kepala Dusun yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diajukan kepada Pemerintah Desa untuk ditetapkan sebagai calon Kepala Dusun yang berhak dipilih oleh masyarakat.

Bagian Ketujuh

Penetapan dan Pengundian Nomor Urut Untuk Tanda Gambar Foto Calon

Pasal 15

(1) Undian nomor urut tanda gambar foto calon Kepala Dusun yang berhak mengikuti pemilihan dilaksanakan 10 (sepuluh ) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.

(2) Undian nomor urut tanda gambar foto calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Panitia Pemilihan dihadapan para calon Kepala Dusun, anggota BPD dan hasilnya diumumkan kepada masyarakat setempat.

Bagian Kedelapan Tata Tertib Kampanye

Pasal 16

(1) Kampanye dapat dilakukan melalui pertemuan terbatas, tatap muka dialog, melalui media massa atau kegiatan lain yang tidak melanggar ketentuan peraturan perundang- undangan. (2) Kampanye dilakukan selama 6 (enam) hari dan berakhir 2 (dua) hari sebelum hari dan

tanggal pemungutan suara.

(3) Tata tertib kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

(11)

Bagian Kesembilan Pelaksanaan Pemilihan

Pasal 17

(1) Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakan Pemilihan Kepala Dusun, Panitia Pemilihan memberitahukan kepada penduduk desa yang berhak memilih dengan mengumumkan di tempat-tempat terbuka dan mudah dilihat oleh penduduk tentang rencana pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun.

(2) Pengumuman dilakukan secara lisan dan atau tertulis paling sedikit memuat tentang waktu dan tempat pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun.

Pasal 18

(1) Pelaksanaan Pemilihan Kepala Dusun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. dilaksanakan secara langsung , umum, bebas, rahasia, dan adil ;

b. pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos tanda gambar calon dalam bilik suara dengan alat coblos yang telah disediakan oleh panitia ;

c. seorang pemilih hanya memberikan suaranya kepada 1 (satu) orang calon ;

d. pemilih yang berhalangan hadir karena sesuatu alasan tidak dapat diwakilkan dengan cara apapun ;

e. calon tidak boleh meninggalkan tempat sebelum pemilihan dinyatakan selesai kecuali atas izin panitia ;

f. dalam hal calon Kepala Dusun tidak dapat hadir karena sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah, maka sebagai gantinya dapat ditempatkan foto calon yang bersangkutan ; dan

g. pemilihan Kepala Dusun dilaksanakan pada hari, tanggal, dan tempat yang telah ditetapkan oleh panitia.

(2) Untuk kelancaran pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun, Panitia menyediakan : a. papan tulis yang memuat nama-nama calon ;

b. surat suara yang memuat tanda gambar calon dan pada bagian bawahnya ditandatangani oleh Ketua Panitia dan Sekretaris Panitia sebagai tanda surat suara yang sah ;

c. kotak suara berikut kuncinya dengan ukuran disesuaikan kebutuhan ;

d. surat suara sesuai dengan jumlah pemilih tetap, ditambah 10 % (sepuluh persen) dari surat suara yang disiapkan atau dicetak sebagai cadangan apabila surat suara rusak atau cacat ;

e. bilik suara atau tempat khusus untuk pelaksanaan pemberian suara / mencoblos ; dan f. alat pencoblos di dalam bilik suara.

(3) Bentuk dan model serta ukuran surat suara, kotak suara, bilik suara, alat pencoblos sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan oleh Panitia Pemilihan.

(12)

Bagian Kesepuluh Pelaksanaan Pemungutan Suara

Pasal 19

(1) Paling lambat 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara, panitia pemilihan sudah harus menyampaikan surat undangan kepada para pemilih yang memuat tentang waktu dan tempat pemungutan suara.

(2) Surat undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi nomor urut sesuai dengan nomor urut pada daftar pemilih tetap yang sudah disahkan.

Pasal 20

(1) Panitia Pemilihan menyiapkan surat suara yang mencantumkan tanda gambar calon sesuai dengan Calon Kepala Dusun yang telah ditetapkan.

(2) Apabila hanya terdapat 1 (satu) Calon, maka surat suara disediakan 2 (dua) kotak / kolom pilihan yaitu kotak / kolom pertama berisi tanda gambar Calon dan kotak / kolom kedua tanpa tanda gambar Calon / kosong.

Pasal 21

Sebelum pemungutan suara dimulai, Panitia dan Calon Kepala Dusun meneliti tempat pemungutan suara dengan perlengkapannya, selanjutnya Panitia Pemilihan menempatkan diri sesuai dengan tugas masing-masing.

Pasal 22

(1) Rapat pemungutan suara pemilihan Kepala Dusun dipimpin oleh Ketua Panitia. (2) Susunan Acara Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. pembukaan ;

b. pelaksanaan pemungutan suara ; c. penghitungan suara ;

d. pengumuman calon terpilih ; e. penutup.

(3) Dalam acara pembukaan, Ketua Panitia mengumumkan tentang :

a. nama-nama calon dengan penegasan bahwa calon telah memenuhi syarat ; b. nomor urut tanda gambar untuk para calon ;

c. tata cara dan sahnya pemilihan Kepala Dusun.

(4) Ketua Panitia Pemilihan dibantu oleh 2 (dua) orang anggota untuk membuka kotak suara dan mengeluarkan semua isinya, selanjutnya menunjukkan kepada para calon dan pemilih bahwa kotak suara dalam keadaan kosong, kemudian mengunci dan menempatkan kotak suara di tempat yang telah ditentukan.

(13)

Pasal 23

(1) Setiap pemilih yang hadir, surat undangan / pemberitahuan diteliti disesuaikan dengan data yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap.

(2) Dengan menunjukkan surat undangannya pemilih mendapat 1 (satu) surat suara, selanjutnya pemilih menuju tempat pemungutan suara.

(3) Apabila surat suara setelah dibuka ternyata dalam keadaan rusak, dapat meminta ganti surat suara kepada Panitia Pemilihan.

(4) Permintaan ganti surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya diberikan 1 (satu) kali.

Pasal 24

(1) Pemilih memberikan suaranya kepada calon Kepala Dusun dengan cara mncoblos salah satu tanda gambar yang bersangkutan dalam surat suara.

(2) Apabila terdapat seorang pemilih yang keadaan fisiknya tidak memungkinkan untuk memberikan suara, pemilih yang bersangkutan dapat dibantu oleh 2 (dua) orang anggota Panitia Pemilihan untuk memberikan suaranya pada bilik dan memasukkan ke kotak suara. (3) Setelah pemilih memberikan suaranya dalam bilik suara, surat suara yang telah

dipergunakan dilipat kembali seperti semula.

(4) Pemilih yang telah memberikan suara, menuju ke kotak suara dan memasukkan surat suaranya ke dalam kotak suara, untuk selanjutnya meninggalkan lokasi tempat pemungutan suara.

Pasal 25

(1) Pemungutan suara ditutup pada waktu dan atau jam yang telah ditentukan oleh Panitia Pemilihan.

(2) Apabila pada saat penutupan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat antrian pendaftar dan masih berada di area lokasi pendaftaran, maka kesempatan untuk menggunakan hak pilihnya diserahkan kepada Panitia yang ditetapkan dalam Tata Tertib Pemilihan.

(3) Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan belum memenuhi quorum, maka diberlakukan ketentuan Pasal 22 Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa; (4) Setelah pemungutan suara ditutup, lubang kotak suara ditutup / disegel dengan kertas yang

telah disediakan.

(5) Setelah pemungutan suara selesai, Panitia Pemilihan dan para Calon pada hari dan tanggal itu juga segera menandatangani Berita Acara Pelaksanaan dan Pemungutan Suara, yang menyatakan bahwa pelaksanaan pemungutan suara telah berjalan lancar, tertib dan teratur.

(14)

Bagian Kesebelas Penghitungan Suara

Pasal 26

(1) Setelah Pemungutan suara dinyatakan selesai, Panitia Pemilihan segera mengadakan penghitungan suara.

(2) Panitia meminta kepada masing-masing calon agar menugaskan atau menunjuk 2 (dua) orang yang mempunyai hak pilih untuk menjadi saksi di setiap tempat penghitungan suara. (3) Penunjukan saksi oleh para calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara

tertulis dengan menggunakan formulir yang disediakan oleh Panitia Pemilihan.

(4) Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan menghitung surat suara yang masuk di hadapan para saksi.

(5) Pembacaan surat suara oleh Panitia dilakukan secara tegas, jelas dan ditunjukkan kepada para saksi serta mencatatnya di papan tulis agar dapat dilihat secara jelas oleh para pemilih yang hadir.

(6) Petugas dan atau pembaca surat suara dilarang membawa alat atau sejenisnya yang dapat mengakibatkan rusaknya surat suara.

(7) Surat suara dinyatakan sah apabila :

a. coblosan berada di dalam kotak tanda gambar yang memuat nomor urut, foto, dan nama calon Kepala Dusun yang berhak dipilih ;

b. coblosan berada tepat pada garis kotak tanda gambar ;

c. coblosan harus menggunakan alat pencoblos yang telah disediakan. (8) Surat suara dinyatakan tidak sah apabila :

a. tidak sesuai dengan surat suara yang telah ditentukan oleh Panitia Pemilihan ; b. tidak ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Panitia Pemilihan ;

c. ditandatangani atau memuat tanda yang menunjukkan identitas pemilih dan atau identitas lainnya ;

d. dicoblos lebih dari 1 (satu) coblosan ;

e. dicoblos tidak tepat dalam kotak tanda gambar yang telah disediakan ; f. dicoblos tidak dengan alat yang telah disediakan oleh Panitia ; atau g. sobek, rusak dan atau cacat.

(9) Panitia Pemilihan mencatat hasil penghitungan suara pada catatan penghitungan dan papan tulis.

(10) Surat suara dipisahkan dalam kelompok :

a. surat suara yang sah dan surat suara yang tidak sah ;

b. surat suara yang sah dikelompokkan menurut tanda gambar masing-masing calon. (11) Hasil penghitungan surat suara diumumkan oleh Ketua Panitia Pemilihan kepada para

(15)

Pasal 27

(1) Setelah penghitungan surat suara selesai, Panitia Pemilihan membuat Berita Acara Pemilihan yang ditandatangani oleh Ketua Panitia, Sekretaris Panitia, para calon dan saksi. (2) Apabila proses penghitungan suara belum selesai, terdapat calon atau saksi yang

meninggalkan tempat dan atau tidak menandatangani Berita Acara Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka hasil penghitungan suara tetap dinyatakan sah.

Pasal 28

(1) Calon Kepala Dusun yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya dinyatakan sebagai calon terpilih.

(2) Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) orang calon mendapat jumlah dukungan suara terbanyak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan jumlah yang sama, maka diadakan pemilihan ulang bagi calon yang memperoleh suara terbanyak dengan jumlah suara yang sama.

(3) Apabila setelah diadakan pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hasilnya tetap sama, diadakan pemilihan ulang sekali lagi dan apabila hasilnya tetap sama maka pemilihan dinyatakan batal.

(4) Apabila pemilihan dinyatakan batal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka panitia mengadakan penjaringan ulang untuk pemilihan berikutnya.

(5) Penjaringan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak saat penandatanganan Berita Acara.

(6) Apabila calon yang berhak dipilih hanya 1 (satu) orang, maka baru dinyatakan terpilih setelah mendapatkan suara paling sedikit ½ + 1 (seperdua ditambah satu) dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya.

Pasal 29

(1) Setelah acara penghitungan suara selesai, Ketua Panitia Pemilihan menutup rapat pemilihan Kepala Dusun.

(2) Setelah pelaksanaan pemilihan selesai, pada saat itu juga Panitia Pemilihan menyampaikan laporan pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun dengan dilampiri Berita Acara Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Berita Acara Penghitungan suara kepada Kepala Desa dan BPD.

BAB V

PENETAPAN DAN PENGANGKATAN STAF URUSAN, SEKSI PEMBANGUNAN, MODIN, UCENG, DAN KEPALA DUSUN

Pasal 30

(1) Calon Staf Urusan, Seksi Pembangunan, Modin, dan Uceng yang lulus ujian dengan nilai tertinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, diusulkan oleh BPD kepada Kepala Desa dengan dilampiri Berita Acara Pelaksanaan Ujian dari Panitia Ujian untuk ditetapkan menjadi Staf Urusan, Seksi Pembangunan, Modin, dan Uceng.

(16)

(2) Calon Kepala Dusun terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 diusulkan oleh BPD kepada Kepala Desa dengan dilampiri Berita Acara pemilihan dari Panitia Pemilihan untuk ditetapkan menjadi Kepala Dusun.

(3) Paling lambat 14 (empat belas) hari setelah menerima usulan BPD, Kepala Desa menerbitkan Keputusan tentang Pengangkatan Staf Urusan, Seksi Pembangunan, Modin, Uceng dan Kepala Dusun.

BAB VI

PELANTIKAN DAN SUMPAH / JANJI Pasal 31

(1) Sebelum memangku jabatannya Perangkat Desa lainnya mengucapkan sumpah / janji dan dilantik oleh Kepala Desa.

(2) Susunan kata-kata sumpah / janji Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :

“ Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah / berjanji behwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Perangkat Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya ; Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara ; dan

Bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa, daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

BAB VII

MASA JABATAN PERANGKAT DESA Pasal 32

(1) Masa jabatan Perangkat Desa kecuali Sekretaris Desa ditetapkan sampai yang bersangkutan berusia 60 (enam puluh) tahun.

(2) Masa jabatan Sekretaris Desa dari unsur Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII

PEJABAT YANG MEWAKILI

DALAM HAL PERANGKAT DESA BERHALANGAN Pasal 33

(1) Dalam hal Perangkat Desa berhalangan menjalankan fungsi, tugas, wewenang, dan kewajibannya lebih dari 7 (tujuh) hari, maka fungsi, tugas, wewenang, dan kewajibannya dijalankan oleh Perangkat Desa lain yang ditunjuk oleh Kepala Desa.

(2) Penunjukan Perangkat Desa lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

(17)

BAB IX

TATA CARA PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Bagian Pertama

Pemberhentian Sementara Pasal 34

(1) Perangkat Desa kecuali Sekretaris Desa yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan sementara oleh Kepala Desa karena :

a. didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum melakukan suatu tindak pidana dengan ancaman pidana penjara paling singkat 5 (lima) Tahun ; atau

b. berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar dan atau tindak pidana terhadap keamanan negara.

(2) Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan, Kepala Desa harus merahabilitasi dan mengaktifkan kembali Perangkat Desa yang bersangkutan.

(3) Apabila Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah berakhir masa jabatannya, maka Kepala Desa hanya merehabilitasi Perangkat Desa yang bersangkutan.

(4) Dalam hal Perangkat Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Desa dapat menunjuk Perangkat Desa yang lain untuk melaksanakan tugas.

(5) Pemberhentian sementara ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Bagian Kedua Pemberhentian Tetap

Pasal 35 (1) Perangkat Desa berhenti karena :

a. meninggal dunia ; b. permintaan sendiri ; atau c. diberhentikan.

(2) Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena : a. berakhir masa jabatannya ;

b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan ;

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ; d. melanggar sumpah / janji jabatan ;

e. tidak melaksanakan kewajiban ; atau f. melanggar larangan.

(18)

(3) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

(4) Bagi Sekretaris Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil, dapat diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 36

(1) Perangkat Desa yang melalaikan tugasnya sehingga merugikan Negara, Daerah dan atau Desa, dikenakan tindakan administratif berupa teguran oleh Kepala Desa.

(2) Teguran-teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain disampaikan kepada Perangkat Desa yang bersangkutan juga kepada Camat sebagai laporan.

(3) Apabila teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah diberikan sebanyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut dalam tenggang waktu masing-masing 1 (satu) minggu ternyata tidak dilaksanakan, maka Perangkat Desa yang bersangkutan dapat diberhentikan.

BAB X

BIAYA UJIAN DAN PEMILIHAN PERANGKAT DESA Pasal 37

(1) Biaya Ujian dan Pemilihan Perangkat Desa lainnya harus seminimal dan sehemat mungkin dengan beban biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, sesuai dengan kemampuan anggaran yang ada.

(2) Besarnya biaya ujian dan atau pemilihan Perangkat Desa lainnya ditentukan oleh Pemerintah Desa atas usul Panitia.

(3) Biaya Ujian dan atau Pemilihan Perangkat Desa dipergunakan antara lain untuk :

a. administrasi (Pengumuman, undangan, pembuatan kotak suara, dan tanda / surat suara, pembuatan / pengadaan formulir dan sebagainya yang sejenis) ;

b. pendaftaran pemilih ;

c. penelitian syarat-syarat calon ; d. penyediaan naskah ujian ;

e. pembuatan bilik / kamar tempat pemilihan ;

f. penyediaan perlengkapan pemilihan (sewa terop, kursi dan lain sebagainya) ; g. honorarium panitia dan petugas ;

h. rapat-rapat ; i. konsumsi ;

j. lain-lain yang diperlukan.

(5) Panitia Ujian dan atau Pemilihan Perangkat Desa, melaporkan dan membuat pertanggungjawaban penggunaan biaya ujian dan atau pemilihan kepada Kepala Desa.

(19)

BAB XI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 38

(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap proses pengisian lowongan Perangkat Desa lainnya dilaksanakan oleh Camat atas nama Bupati.

(2) Proses pelaksanaan Pemilihan Perangkat Desa lainnya dipantau dan diikuti pelaksanaannya oleh Tim Pengawas Kecamatan.

(3) Tim Pengawas Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Camat.

(4) Tim Pengawas Kecamatan terdiri dari : a. Camat sebagai Ketua merangkap anggota ;

b. Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan sebagai Sekretaris merangkap anggota ;

c. Sekretaris Kecamatan dan Kepala-kepala Seksi lainnya di Kecamatan sebagai anggota.

BAB XII SANKSI Pasal 39

(1) Anggota Panitia Ujian dan / atau Panitia Pemilihan Pengisian Lowongan Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku, atas penyelenggaraan ujian dan atau pemilihan Perangkat Desa lainnya dikenakan tindakan dan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(2) Bagi calon Perangkat Desa yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku, maka pencalonannya dinyatakan batal demi hukum dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

BAB XIII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 40

Jenis dan bentuk format yang dipergunakan dalam proses penyelengaraan pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian Perangkat Desa adalah sebagaimana contoh yang tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(20)

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 41

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Ngawi.

Ditetapkan di Ngawi

pada tanggal 14 Pebruari 2007

BUPATI NGAWI,

ttd

HARSONO

Diundangkan di Ngawi

pada tanggal 14 Pebruari 2007

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGAWI,

ttd

MAS AGOES NIRBITO MOENASI WASONO

(21)

PELAKSANAAN PEMILIHAN. PENGANGKATAN. DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA.

Berita Acara Rapat Pembentukan Panitia... Format A

2. Daftar Hadir Rapat Pembentukan Panitia... Format A.I

5 Keputusan KepalaDesa tentang Panitia Pemilihan... Format B

-. Lampiran Keputusan Kepala Desa tentang Panitia Pemilihan... Format B.I

5 Tata Naskah Dinas Panitia Ujian/Pemilihan Perangkat Desa... Format C

6 Berita Acara Penutupan Pendaftaran Bakal Calon... Format D.I

". Berita Acara Penutupan Pendaftaran Bakal Calon Tahap Ke... (...)... Format D.2

8. Surat Pernyataan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa... Format E.I

9. Surat Pernyataan Setia Kepada Pancasila Sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Dan Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia... Format E.2

10. Surat Pernyataan Tidak Pernah Dihukum Karena Melakukan Tindak Pidana Kejahatan Dengan Hukuman Paling Singkat 5 (Lima) Tahun... Format E.3

11. Surat Pernyataan Tidak Dicabut Hak Untuk Dipilih Sesuai Dengan Putusan Pengadilan Yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap... Format E.4

12. Surat Pernyataan Tidak Berstatus Sebagai Isteri/Suami Aparat Pemerintah Desa Setempat... Format E.5

13. Surat Pernyataan Tidak Pernah Diberhentikan Tidak Dengan Hormat Sebagai Kepala Desa Atau Perangkat Desa Di Desa, Pegawai Negeri Sipil Dan Anggota Tentara

Nasional Indonesia Atau Anggota Kepolisian Republik Indonesia...

Format E.6

14. Berita Acara Penelitian Berkas Bakal Calon... Format F

15. Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan Calon yang berhak mengikuti Ujian/Pemilihan . Format G

16. Berita Acara tentang Pelaksanaan Ujian... Format H.I

17. Berita Acara tentang Hasil Ujian... Format H.2

18. TandaBukti Pendaftaran Pemilih Pemilihan Kepala Dusun ... Format I

19. Daftar Pemilih Sementara/Tambahan/Tetap Pemilihan Kepala Dusun... Format J

20. Berita Acara Penetapan Daftar Pemilih Tatap... Format K

21. Berita Acara Undian Nomor Urut Untuk Tanda Gambar Foto Calon Kepala Dusun Yang Berhak Dipilih... Format L

22. Surat Suara Pemilihan Kepala Dusun... Format M.I

23. Surat Suara Pemilihan Kepala Dusun 1 Calon... Format M.2

24. Surat L ndangan Pemilihan Kepala Dusun...

Format N

25. Denah Lokasi Pemungutan Suara... Format O.I

(22)

26. Denah Lokasi Penghitungan Suara... Format O.2

2". Gambar Bilik Suara... Format O.3

28. rnha^l"" Pencoblosan... Format O.4

29. kcok Son _ Format O.5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal bakal calon yang dapat ditetapkan menjadi calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) lebih dari 5 (lima) orang, panitia menunda penetapan bakal

(7) Sanksi diskualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dikenakan kepada calon Kepala Desa oleh Bupati berdasarkan rekomendasi panitia pemilihan di

ayat (2) : yang dimaksud dengan memproses pemilihan kepala desa adalah membentuk panitia pemilihan, menetapkan calon kepala desa yang berhak dipilih

(7) Sanksi diskualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dikenakan kepada calon kepala desa oleh Bupati berdasarkan rekomendasi dari panitia pemilihan

(4) Apabila Ketua atau Anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ada yang mencalonkan diri untuk menjadi Bakal Calon Kepala desa dan / atau berhalangan

(3) Dalam hal bakal calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 lebih dari 5 (lima) orang, panitia PILKADES mengajukan

(3) Hasil pemilihan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan DPRD dan selanjutnya diusulkan

Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1) lebih dari 5 (lima) orang, panitia pemilihan tingkat desa melakukan seleksi