• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH

KELOMPOK XI IPA 4

ARHAM AMRI

ANDI ANSYAR ANANDA

ARIK YUDHI PRASETYO

(2)

kehidupan kita. Dengan ilmu itu pula penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tari Pajaga Gilireng.”

Makalah ini berisikan beberapa hal mengenai tari Pajaga Gilireng yang merupakan salah satu tari yang ada di Kabupaten Wajo.

Makalah ini kami susun sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Untuk itu atas terselesainya makalah ini kami ucapkan terimah kasih kepada teman-teman yang telah banyak memberi informasi mengenai tari Pajaga Gilereng, selain itu kami juga berterimah kasih kepada gurunda A. Nuralam, S.Pd sebagai guru mata pelajaran seni tari yang telah mengajarkan kami mengenai cara-cara mengidentifikasi hal-hal yang ada pada seni tari.

Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, baik dari segi penulisan maupun kalimat yang digunakan.

(3)

PEMBAHASAN

Tari Pajaga Gilireng merupakan tari yang berasal Gilereng Kabupaten Wajo. Tari ini berkembanga pada zaman kerajaan.

Adapun fungsi dari tari Pajaga Gilireng dalam kehidupan masyarakat pada awalnya dibawakan untuk melindungi kerajaan gilireng yang diperintahkan kepada prajurit untuk berperan, maka tarian inilah yang membuat para prajurit semakin memiliki semangat yang tinggi. Namun, seiring perkembangan zaman, tarian ini sekarang hanyalah dijadikan/berperan sebagai hiburan, media pendidikan, media pergaulan, dan pertunjukan.

A. Jenis-Jenis tari

Ditinjau dari jenis tari yang ada maka tari gilireng dapat diglongkan: 1. Berdasarkan perkembangannya

Tari Pajaga Gilireng merupakan tari berkembang pada saman masyarakat feodal, karena merupakan tarian tradisional pada zaman klasik atau feudal. Tarian ini merupakan tarian yang awalnya tarian yang diperuntukan untuk prajurit prajurit yang ada di gilireng. Bahkan sekarang, tari Pajaga Gilireng berfungsi sebagai, tontonan dan sudah ada uang ditata sedimiakian rupa sehingga memiliki nilai artistic tinggi.

2. Berdasarkan fungsinya

Tari Pajaga Gilireng dapat dikategorikan sebagai tari pertunjukan dan tari hiburan maupun sarana pergaulan, kerena tari ini sering dipertontonkan atau dipertunjukan dalam acara-acara yang formal dan nonformal.

3. Berdasarkan bentuk penyajiannya

Tari Pajaga Gilireng merupakan tari yang disajikan dalam bentuk massal (banyak orang). Karena dipergakan oleh lebih dari 2 orang. 4. Berdasarkan bentuk kegiatannya

Tari Pajaga Gilireng termasuk tari representasional, karena tari ini menggambarkan secara jelas bahwa tari ini merupakan tari perang yang mencaritakan kegagahan para prajurit gilireng.

B. Unsur-Unsur Etnis

Adapun unsur-unsur etnis tari Pajaga Gilereng adalah sebagai berikut: 1. Unsur Gerak

Unsur gerak pada tari Pajaga Gilireng dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Kepala

Gerakan kepala pada penari kebanyakan mengikuti gerakan tangan seperti pada gerakan mengayunkan

(4)

b. Badan

Pada gambar tersebut gerakan badan mengeper. Gerakan badan mengeper pada saat gerakan mabbetta.

c. Tangan

Gerakan tangan pada tarian ini sangat banyak mulai dari gerakan mengayunkan parang, gerakan mallebu, dan gerakan mabbetta.

d. Kaki

Terdapat banyak jenis gerakan kaki dalam tarian ini diataranya gerakan menghentakkan kaki pada awal masuk, gerakan berputar dengan langkah pelang sambil melekkukkan bagian persendian paha dengan betis.

2. Unsur Iringan Musik

Dalam tari terdapat dua jenis iringan musik yaitu, iringan musik eksternal dan iringan musik internal. Iringan musik eksternal nerupakan musik yang berasal dari luar tubuh manusia. Sementara iringan musik internal adalah musik yang berasal dari tubuh manusia. Untuk tari Pajaga Gilireng sendiri menggunakan iringan musik eksternal karena menggunakan alat musik yaitu gendang dan gong yang dipukul sehingga menghasil bunyi untuk menggiring tari Pajaga Gilireng.

(5)

Gendang Gong

3. Kostum a. Pakaian

Pakaian yang digunakan para penari tari Pajaga Gilireng adalah pakaian dengan warna yang bermacam-macam antara lain hitam,abu-abu,merah, kuning, dan hijau. Adapun model pakaiannya adalah baju legan panjang, celana panjang, dan sarung yang dilipat menjadi segitiga dan diikatkan pada pinggang. Pakaian yang digunakan pada saat sekarang yaitu umumnyab menggunakan pakaian adat bugis

b. Aksesoris

Aksesoris yang digunakan adalah hanya passapu yang diikatkan pada kepala.

4. Tata rias

Tari Pajaga Gilireng hanya diperagakan oleh laki-laki. Pada zamannya tari pajaga gilereng diperagakan oleh seorang prajurit kerjaan. Oleh sebab itu tata rias penari tari Pajaga Gilereng disesuaikan dengan tata rias seorang prajurit kerajaan. Adapun tat rias penari tari Pajaga Gilireng yaitu, pada bagaian kepala diikatkan passapu , sedangkan pada bagian pinggang diikatkan sarung yang telah dilipat model segitiga.

(6)

2. Kaliao

Selain parang kaliao juga merupakan alat yang digunakan oleh prajurit kerajaan Gilireng. Sehiingga pada tarian Pajaga Gilireng harus disertai dengan parag begitu pula dengan kaliao. Ukuran kaliao yang dipegang oleh tangan kiri adalah lebar ± 15 cm dan panjangnya ± 50 cm.

Pola Lantai tari Pajaga Gilireng

N

o. Pola Lantai Uraian Gerak

Ket. Ketukan

1

Penari awal masuk dengan posisi membentuk seperti >< sambil menyentakkan kaki, tangan memegang parang dan kaliao, dan tatapan mata kedepan.

4x8

2

Penari mengayunkan pedang keatas kemudian

menancapkan ke bawah dikuti dengan gerak badan yang menjongkok pada saat mata parang sampai di tanah. Setelah itu kembali

manaikkan pedang diikuti gerak badan hingga posisi tegak.

1x8

3

Penari berputar sambil mengayunkan parang

kedepan kebelakang sambil berjalan dengan

menekkukkan bagian persendian.

2x8

4

Setelah berhenti penari mengayunkan pedang dari atas hingga menancap ke tanah diikuti gerakan badan secara pelan-pelan hingga menjongkok, setelah itu penari kembali menaikkan parang diikuti dengan

gerakan badan hingga tegak.

(7)

5

Gerakan melangkah kedepan dan kebelakang sambil

menggoyangkan badan dengan gerakan mengeper diserta dengan pengayunkan parang ke atas lalu diayun kebawah seperti gerakan mabbetta.

3x8

6

Dengan gerakan yang sama dengan no.5 hanya saja penari berputar sambil melakukan gerakan.

2x8

7

Serentak bergerak dan

menghadap ke depan sambil melakukan gerakan mabbetta hingga membentuk pola no.8

2x8

8

Gerakan ini merupaka lanjutan dari pola nomor 7. Pada pola ini penari saling berhadapan sambil

melakukan gerakan mabbetta.

2x8

9

Penari kembali membalikkan tubuh hingga saling

berlawanan arah dengan gerakan mallebu

1x8

10

Semua penari menhadap ke depan sambil melakukan gerakan mabbetta. Sama dengan gerakan no.8

2x8

11

Gerakan ini disebut gerakan mallebu. Dengan parang merapat ke kaliao atau prisai.

2x8

12 Masih dengan gerakan

mabbetta dan setelah itu penari mangayunkan parang

(8)

dengan kaliao/perisai.

13

Di pola ini penari berputar sambil menyentakkan kaki, tangan memegang parang dan kaliao kembali ke posisi awal (selesai)

2x8

Keterangan:

Berputar

Duduk mengayunkan Menghadap ke arah panah

(9)

PENUTUP A. Kesimpulan

Tari Pajaga Gilireng merupakan salah satu tari yang ada di Kabupaten Wajo. Tari ini telah menglami perubahan perubahan fungsi menjadi hiburan yang dipengaruhi oleh perubahan zaman. Pada zamannya tarian ini diperagakan oleh prajurit kerajaan namun, sekarang tarian ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Tari Pajaga Gilireng disajikan dalam bentuk massal yang dipertunjukkan di acara formal maupun nonformal. Tarian ini menggambarkan secara jelas tentang kegagahan prajurit gilireng dalam berperang sehingga termasuk tari reprentasional.

B. SARAN

1. Bagi pemerintah

Tarian ini merupakan tari yang hidup di Kabupaten Wajo oleh sebab itu perlu adanya peran pemerintah dalam pelestarian tari Pajaga Gilireng.

2. Bagi masyarakat

Pelestarian tari Pajaga Gilireng dapat teralisasi dengan adanya peran masyarakat setempat. Dengan demikian masyarakat harus bisa mempelari dan mengajarjan tarian ini.

3. Bagi pembaca

Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan mengenai Tari Pajaga Gilireng untuk itu kami berharap agar penulis selanjutnya lebih memperdalam informasi tetang tapi Pajaga Gilireng.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian FMA pada dosis 20 g/tanaman meningkatkan tinggi tanaman, bobot kering tajuk, bobot kering akar dan menurunkan jumlah polong hampa.Pemberian pupuk rock

Pada citra berderau Gaussian dan citra tertapis Wiener ditunjukkan bahwa untuk semua nilai MSE pada citra baik pada citra teralihragam Fourier diskret dan citra

Penyesuaian diri terhadap lingkungan kerja menjadi hal yang paling utama bagi penyandang disabilitas yang bekerja. Penyesuaian diri berarti beradaptasi, mampu mempertahankan

Dari apa yang diungkapkan oleh informan, faktor situasional yakni tekanan, ajakan, rayuan, atau segala sesuatu yang mengarah agar mereka ikut dalam permainan judi

Topik penelitian yang dilakukan IMPLEMENTASI FACE IDENTIFICATION DAN FACE RECOGNITION PADA KAMERA PENGAWAS SEBAGAI PENDETEKSI BAHAYA PENGENALAN WAJAH (FACE RECOGNITION)

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah kami selenggarakan adalah Pelatihan Matematika dan Komputer Dasar di Yayasan Karang Widya (The Learning Farm) yang beralamat di

Untuk meningkatkan posisi tawar dalam pasar minyak sawit dunia, Indonesia harus merevitalisasi industri minyak sawit dari sisi hulu sampai hilir.. Benih, pupuk,