• Tidak ada hasil yang ditemukan

Notulensi Pertemuan. Pemaparan APN 2015 Kepala Bappeda Prov. Sulawesi Tenggara Kabid Ekonomi Kabid Fispra Kabid Pengemb Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Notulensi Pertemuan. Pemaparan APN 2015 Kepala Bappeda Prov. Sulawesi Tenggara Kabid Ekonomi Kabid Fispra Kabid Pengemb Wilayah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Notulensi Pertemuan

Kegiatan

: DISKUSI ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHAP III SULAWESI TENGGARA

Tempat

: Ruang Rapat Utama

Tanggal

: 10 April 2015

Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan

Pembukaan Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

 Mekanisme adalah presentasi dari Bappeda Provinsi selama 20 menit kemudian

dilanjutkan dengan diskusi sebanyak 70 menit

 Penilaian dalam diskusi akan dilakukan oleh tim penilai independen

 Diharapkan agar menyampaikan hal-hal yang prioritas karena keterbatasan waktu yang disediakan

Pemaparan APN 2015  Kepala Bappeda Prov. Sulawesi Tenggara  Kabid Ekonomi  Kabid Fispra  Kabid Pengemb

Wilayah

 Jumlah penduduk 2 juta dengan 17 kab/kota  APBD Prov Sultra selalu meningkat tiap

tahun jumlahnya dan terakhir nilainya mencapai Rp. 2,45 T

 Laju pertumbuhan PDRB Prov. Sulawesi Tenggara diatas PDRB nasional

 Jumlah dan persentase penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tenggara dibawah rata-rata angka kemiskinan nasional

 Tingkat Pengangguran Terbuka mencapai sebesar 4,43% di Tahun 2014

 IPM Provinsi Sulawesi Tenggara masih dibawah rata-rata nasional sebesar 71,73% di Tahun 2013. IPM terdiri dari kesehatan, pendidikan, dan daya beli masyarakat.  RPJMD 2013-2018 merupakan RPJMD tahap

(2)

kedua dari RPJPD dengan misi peningkatan kualitas SDM, pembangunan ekonomi, revitalisasi Pemda, reformasi keuangan daerah, memantapkan pembangunan budaya daerah, pembangunan infrastruktur kewilayahan dan infrastruktur dasar.

 RKPD tahun 2015 merupakan periode kedua dalam RPJMD 2013-2018 dengan tema peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui Reformasi Birokrasi, percepatan infrastruktur dan kawasan strategis Sulawesi Tenggara.

 Isu strategis provinsi sudah disinergikan dengan arahan RPJPN 2005-2025 (9 prioritas bidang) dengan prioritas: (i) revitalisasi pemerintahan daerah (Rp. 270 M); peningkatan kualitas SDM (Rp. 1,2 T); percepatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur kewilayahan dan kawasan strategis (Rp. 757 M); pembangunnan ekonomi (Rp. 164 M); pengembangan kebudayaan (Rp. 11 M)

 Penyusunan RKPD Provinsi Sulawesi Tenggara dibagi kedalam 2 kelompok yaitu: (i) persiapan penyusunan RKPD (pengolahan data dan informasi, review RPJMD, telaah kebijakan nasional, pokok-pokok pikiran DPRD provinsi); (ii) rancangan awal RKPD  Terdapat forum Bappeda untuk

mensinergikan prioritas kabupaten dan prioritas provinsi

 Kendala dalam proses penyusunan

(3)

dalam Forum Konsultasi Publik dan hubungan dengan DPRD

 Kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah: tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 8,0 – 8,2%; inflasi sebesar 4,0 – 4,5; jumlah penduduk miskin sebesar 12,5 – 11,5 %; TPT sebesar 3,5 – 3,0 %.

 Inovasi sistem perencanaan dan program daerah yang telah dilakukan adalah: sudah dialokasikan anggaran 100 juta per desa setiap tahun untuk peningkatan kualitas masyarakat desa; pembebasan biaya perawatan rawat inap Kelas III; pembebasan biaya pendidikan sampai dengan 12 Tahun; program cerdas Sultraku; kerjasama dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP); Telah dibuat akses pengaduan masyarakat secara online; Program BPR Bahteramas untuk percepatan permodalam UMKM; Ada ekspose capaian kinerja tahunan oleh Gubernur Sultra kepada seluruh

stakeholder; Penyelenggaraan Musrenbang regional Sulawesi

 Kondisi kesehatan masih terkendala faktor cuaca terutama di wilayah kepulauan. Hal ini mendorong untuk pemberian beasiswa bagi masyarakat Sultra untuk sekolah di Jawa  Untuk mendukung pemanfaatan ruang di

Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan optimalisasi peran BKPRD

(4)

Tanya Jawab  Pak Paulus Wirotomo  Elemen struktural, kultural, dan prosesual masyarakat. Aspek struktural sudah

dilakukan dan sangat baik. Hal ini membuat struktur masyarakat Sultra menjadi semakin baik karena kesenjangan menurun.

 Perencanaan prosesual sudah dilakukan dan dilibatkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan

 Kendala yang dihadapi dalam pembangunan adalah kendala infrastruktur

 Dalam pemberian beasiswa seperti apa proses seleksi dan mekanismenya, dan sudah berapa banyak lulusan yang ada

 Beasiswa merupakan langkah untuk restorasi pendidikan. Sampai saat ini telah dibiayai 1600 orang. Salah satu kerjasama dengan Uninsula, Semarang

 Pemberian akses permodalan sangat baik untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat. Namun dapat diceritakan seperti apa prosesnya

 Ada program Bahteramas yang pemegang sahamnya Kepala Desa

 Kondisi kultural masyarakat seperti apa belum terlihat dalam paparan. Apakah mendukung atau menghambat

 Budaya di Sultra sangat unik dengan bahasa yang sangat banyak dan bisa antar

kecamatan beda bahasa. Untuk mewadahi perbedaan bahasa di Sultra tersebut melalui kegiatan Halo Sultra

 Program tersebut sangat membantu mengharmonisasikan budaya-budaya yang ada dan menjadi pemersatu

 Faktor-faktor apa yang membuat

pertumbuhan ekonomi sangat tinggi dalam periode tertentu

 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ditopang peningkatan SDA berupa nikel. Sempat menurun karena adanya pelarangan ekspor bahan mentah

 Mekanisme kerjasama dan gotongroyong masyarakat desa seperti apa dengan adanya bantuan dana desa

 Bantuan desa untuk meningkatkan kualitas aparatur masyarakat desa sehingga dapat melayani masyarakat dengan lebih baik  Dengan adanya bantuan dana desa dari

(5)

pusat diharapkan ada sinergi dengan program daerah

 Ada juknis dan pendampingan bagi aparatur dan masyarakat desa

 Pak Heri Suhermanto  Ada pergeseran yang luar biasa dalam perkembangan ekonomi dan fisik alam karena maraknya pertambangan.

 Saat ini ada kebijakan pengolahan sebelum di jual sehingga ada transfer knowledge terutama untuk komoditas perdagangan  Untuk kondisi alam, digalakkan industry

pariwisata seperti di Buton, Wakatobi.  Ketentuan pelarangan rapat di hotel

memukul industry pariwisata dengan adanya banyak PHK dan mempengaruhi nelayan dan petani yang produknya tidak mampu terserap dalam industri pariwisata  Apakah semua RTRW kab/kota sudah selesai

di Sultra. Seperti apa perkembangan wilayah dan keterkaitan antar wilayah antara

wilayah Selatan dan Utara. Seperti apa strateginya untuk masing-masing wilayah

 Sudah semua kab/kota memiliki Perda RTRW kecuali untuk wilayah Daerah Otonom Baru.

 Sultra memiliki 9 Kawasan Strategis Provinsi salah satunya wakatobi

 Posisi di ALKI 3 menjadi hambatan karena banyaknya perompak sehingga jarang dilalui kapal-kapal. Sehingga perlu reorientasi untuk melihat potensi SDA dengan mencari nilai tambah dari SDA

 Sudah disadari masalah di ALKI 3, sehingga kebijakan yang diambil adalah pengolahan SDA dan dilarang menjual bahan mentah  Sangat tepat kebijakan pengolahan sebelum

di jual sehingga ada transfer knowledge  Pemprov bekerjasama dengan lembaga

donor dan lembaga ekonomi swadaya sudah mengembangkan pola kerjasama di sektor perkebunan

 Komitmen bantuan desa apakah diberikan kepada semua desa atau hanya tertentu saja. Apakah ada bantuan dari provinsi kepada kab/kota untuk pendidikan atau

 Semua desa diberikan bantuan 100 juta per tahun

(6)

kesehatan

 Kerjasama dengan PT seperti apa terutama dalam konteks peningkatan aparatur

 Sudah ada kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam meningkatkan kualitas SDM Sultra

 Seperti apa peran legislatif dalam

perencanaan dan seperti apa pendampingan dari Provinsi kepada DPRD saat reses

 Ada masalah dalam penyusunan RKPD dengan DPRD karena pada masa reses semua aspirasi masyarakat ditampung tanpa ada pemahaman yang baik dari DPRD  Sudah diberikan pembekalan kepada DPRD

namun tidak ada pendampingan dari Bappeda

 Ada inovasi untuk mengharmonisasi antara pokok-pokok pikiran DPRD dengan

perencanaan teknokratik  Pak Oswar  RPJMN dan RPJMD periode waktunya tidak

sama sehingga bagaimana menyikapinya terutama dengan adanya Nawacita yang tentunya belum ada didalam dokumen RPJMD

 Banyak yang sudah dilakukan untuk pemetaan nawacita dengan program di RPJMD dan beberapa kegiatan yang ada di Nawacita sudah dilakukan di Sultra

 Keberadaan DOB dapat menimbulkan masalah, karena antara kewenangan dan kemampuan belum sesuai. Bagaimana skenario Pemprov dalam menyikapi SDM perencana di DOB

 Keberadaan DOB akan menimbulkan masalah terutama diawal dalam mempersiapkan aparat dan perangkat struktur organisasi. Dalam menyusun dokumen perencanaan juga mengalami kesulitan

 Untuk itu dilakukan diklat dan pengiriman aparatur untuk mengikuti diklat didalam dan diluar negeri. Sudah ada kerjasama dengan PT dan Bappenas untuk peningkatan aparatur

 Jumlah aparatur SDM di Bappeda Provinsi saat ini tinggal 10 orang

(7)

 Seluruh DOB akan diberikan bimtek untuk perencana, pengelola keuangan daerah, perangkat SKPD, dll.

 Tata ruang harus menjadi acuan dalam proses perencanaan. Seperti apa bentuk RTRW menjadi acuan dalam penyusunan RKPD

Kabid Pemb. Wilayah

 Presentase wilayah yang sudah Perda sangat tinggi dibanding wilayah provinsi lain

 Fungsi BKPRD sangat aktif untuk menyelesaikan masalah terkait

pemanfaatan ruang. PPNS penataan ruang sudah dipersiapkan

 Luas wilayah kehutanan di Sultra mencapai 63 persen.

 Pak Sumedi Andono  Dari sisi pertumbuhan ekonomi dalam 3 tahun terakhir menurun, angka kemiskinan juga menurun namun pengangguran meningkat. Apa strategi Bappeda Provinsi untuk masing-masing wilayah

 Strategi yang dilakukan dengan

mengoptimalkan pertemuan dengan SKPD dan PT, dan LIPI untuk mencari solusi dan mengantisipasi pertumbuhan ekonomi  Sudah ada pembagian wilayah berdasarkan

prioritas seperti wakatobi untuk perikanan dan pariwisata, muna untuk kawasan industri semen, ladongi untuk kakao, dll  Kota Bau-bau akan membangu pelabuhan

dan akan disinergikan dengan RTRW agar tidak terjadi overlapping.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel persepsi keindahan alam, pendapatan, pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya nilai yang bersedia dibayarkan pengunjung wisata air Sungai Pleret

Menurut Tumanggor (2011), tidak ada sebuah teori tunggal yang bisa menetapkan di mana lokasi suatu kegiatan pemasaran itu terbaik dipilih. Berbagai faktor yang

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah semua responden berjenis kelamin wanita yang memiliki penyakit kanker payudara yang berumur 15 tahun sampai 75 tahun

Terhadap konstruksi hukum kredit sindikasi atas Proyek PLTU Fast Track Program 10.000 MW ini menurut penulis ini Bank DKI selaku arranger dan agent telah menerapkannya

1 Kapitalisme pendidikan mempunyai pandangan tersendiri dari seorang Paulus Wiryono Priyotamtama SJ // Sikap waspada perlu dilakukan dari pemikiran-pemikiran bisnis, agenda

Apabila peserta yang memasukan penawaran kurang dari 3 ( tiga ) maka dilakukan Klarifikasi Teknis dan Negosiasi Harga bersamaan dengan evaluasi dokumen penawaran untuk paket

Pengendalian adalah merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah untuk mengadakan pengawasan, penyempurnaan, dan penilaian untuk

[r]