• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENYAJIAN DATA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

51

BAB IV

PENYAJIAN DATA

PPPs dianggap sebagai bentuk skema pembiayaan yang menguntungkan bagi pemerintah maupun swasta. Dengan membagi tanggungjawab kepada pihak yang mampu melaksanakannya, maka operasional dan pelayanan infrastruktur menjadi lebih ekonomis dan efisien. Faktor ini terdiri dari beberapa pembagian antara pemerintah – swasta, yaitu pendanaan, perencanaan, konstruksi, operasional dan pemeliharaan.

Beberapa faktor PPPs secara umum yang dikaji dalam studi ini adalah :

1. Faktor Risiko Pada Investasi Jalan Tol

Secara umum risiko dapat di definisikan sebagai kejadian yang dapat berpengaruh secara negatif (merugikan) terhadap usaha yang sedang dilakukan. Risiko dapat diprediksi dan dalam batas-batas tertentu dikendalikan serta dihindari seminimum mungkin mempengaruhi usaha yang dijalankan.

Tujuan pelaksanaan PPPs adalah menstrukturisasi hubungan antara pemerintah – swasta sehingga risiko – risiko pembangunan infrastruktur dikelola oleh pihak yang paling mampu mengontrolnya. Dalam faktor risiko, beberapa risiko yang menjadi perhatian dalam penulisan studi ini adalah, risiko pembebasan tanah dan konstruksi (terkait dengan pembagian tanggung jawab perencanaan), risiko biaya uang (Cost of money), operasional dan pemeliharaan, force majoure, tarif dan volume lalulintas (terkait dengan operasional dan pemeliharaan).

(2)

52

2. Dukungan dari Pemerintah

Dalam keberhasilan pelaksanaan PPPs, agar proyek dapat diminati oleh swasta, maka dibutuhkan dukungan dan jaminan dari pemerintah terhadap proyek yang bersangkutan, dukungan tersebut akan mampu menaikkan nilai kelayakan proyek. Dukungan pemerintah yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada bentuk – bentuk dukungan pemerintah yang telah diterapkan di berbagai negara lain, yaitu di India, Korea dan United Kingdom.

3. Opsi pembayaran pendapatan.

Adanya pilihan pembagian pendapatan tol yang diperoleh dari tarif dan volume lalulintas, apakah sepenuhnya milik swasta atau harus ada pembagian hasil pendapatan tol antara pemerintah – swasta.

IV. 1. Penetapan Risiko

Beberapa faktor risiko investasi jalan tol yang diusulkan oleh peneliti, kemudian diperiksa oleh responden seperti yang telah dijelaskan di Bab III, dari hasil penilaian responden tersebut, diambil faktor risiko yang memiliki nilai risiko sangat berrisiko dan berrisiko sebagai bahan penilaian pada tahap selanjutnya.

IV.1.1 Survei Penetapan Risiko Putaran Pertama

Pada putaran pertama, responden diminta untuk menilai faktor – faktor risiko yang muncul dalam investasi infrastruktur. Responden diberikan kebebasan untuk menilai faktor – faktor tersebut berdasarkan intuisi, pengalaman dan pengetahuannya tentang pelaksanaan PPPs secara umum di Indonesia.

IV.1.2 Survei Penetapan Risiko Putaran Kedua

Pada putaran kedua, responden diminta untuk memberikan masukan mengenai alternatif penanganan risiko baik oleh pemerintah maupun swasta, dan risiko yang digunakan adalah hasil putaran pertama. Dalam tahap ini akan disampaikan detail permasalahan yang umumnya muncul pada tiap risiko untuk diberikan masukan oleh responden.

(3)

53

Faktor – faktor risiko tersebut, dipilih oleh responden sebagai faktor – faktor yang sangat berrisiko dan berrisiko. Responden diminta untuk memberikan masukan terhadap faktor – faktor tersebut, akan tetapi pada tahap ini, responden diminta untuk memberikan masukan untuk tiap – tiap detail permasalahan pada tiap faktor risiko yang sudah dipilih.

Pada setiap detail permasalahan untuk setiap item risiko, responden dipersilahkan untuk memberikan masukan, dan apabila responden merasa ada detail permasalahan yang perlu ditambahkan, maka dipersilahkan untuk menambahkan detail permasalahan tersebut beserta alternatif kebijakannya pada tempat yang telah disediakan.

IV.1.3 Hasil Survei Penetapan Risiko

Hasil penilaian risiko dari para responden (hasil tahap 1):

Tabel IV.1 Hasil Kuisioner Penetapan Risiko Tahap 1

Kode

Responden Stakeholder

Risiko Yang Dipilih Pembebasan Lahan Kons. Biaya Uang (cost of money) Operasi dan Pemeliha raan Volume Lalulintas Tarif Force Majeure 1 DPU (pemerintah) √ √ 2 BPJT (pemerintah) √ √ √ √ 3 BAPPENAS (pemerintah) √ √ √ √ 4 Dept. Keu (pemerintah) √ √ 5 Akademisi √ √ √ √ √ 6 KKPPI (pemerintah) √ √ √ 7 PT. Thiess (investor) √ √ √ √ 8 PT. Jasa Marga (investor) √ √ √ √ √ √ √ TOTAL 8 6 5 2 6 3 1

Dari 7 faktor risiko yang diusulkan oleh peneliti, semua telah dinilai oleh responden sebagai faktor yang sangat berrisiko dan berrisiko, dan tidak ada penambahan risiko oleh para responden. Dari 7 faktor tersebut diambil 4 faktor risiko saja untuk

(4)

54

digunakan dalam tahap selanjutnya yang didasarkan bahwa 4 faktor tersebut dipilih setengah atau lebih dari jumlah responden, faktor – faktor tersebut yaitu:

1. Faktor risiko Pembebasan Lahan 2. Faktor risiko Volume Lalulintas 3. Faktor risiko Konstruksi

4. Faktor risiko Biaya Uang (Cost of Money)

Sedangkan untuk faktor Operasi dan Pemeliharaan, faktor tarif dan faktor force majeure tidak disertakan dalam Delphi tahap selanjutnya, karena hanya dipilih kurang dari setengah jumlah responden.

Dari 4 faktor risiko tersebut, diperoleh hasil survei tahap kedua sebagai berikut:

IV. 2 Bentuk Dukungan Pemerintah

1. Dukungan pemerintah diberikan untuk menaikkan nilai kelayakan dari proyek yang bersangkutan.

2. Dari pengalaman negara lain, diambil bentuk dukungan pemerintah yang telah diterapkan di negara – negara tersebut untuk diterapkan di Indonesia. Responden diminta untuk menilai, bentuk dukungan apa saja yang mungkin deterapkan di Indonesia.

3. Dari bentuk dukungan pemerintah yang diusulkan oleh peneliti, kemudian diperiksa oleh responden seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di Bab III, dari hasil penilaian responden tersebut, diambil bentuk dukungan yang sangat bisa diterapkan dan bisa diterapkan sebagai bahan penilaian pada tahap 2 (Keterangan untuk tiap – tiap putaran dijelaskan pada sub bab berikut).

IV.2.1 Survei Dukungan Pemerintah Putaran Pertama

Pada putaran pertama, responden diminta untuk memilih bentuk dukungan pemerintah yang telah berhasil diterapkan di negara lain yang diusulkan oleh peneliti. Responden diberikan kebebasan untuk memilih bentuk dukungan pemerintah yang dapat diterapkan di Indonesia berdasarkan intuisi, pengalaman dan pengetahuannya tentang pelaksanaan PPPs secara umum di Indonesia.

(5)

55

Tabel IV.2 Hasil Kuisioner Penetapan Risiko Tahap 2

Item Risiko Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 Pembebasan Lahan • Land Capping • Land Capping • Land Capping - • Sebelum proyek ditawarkan harus sudah dibebaskan • Land Capping • Penerapan secara efektif Undang-Undang Pencabutan Hak Atas Tanah • Harus telah ditegaskan oleh Pemerintah dalam PPJT - Konstruksi • Recalculate cost sebelum implementa si konstruksi • Sosialisasi/ public relationship (PR) - - • Dibangun setelah lahan untuk satu ruas selesai dibebaskan - • Dibangun setelah lahan selesai bibebaskan. - - Biaya Uang (cost of money) • Hedge (fixed rate) • Perlu goverment guarantee agar besar bunga kecil • Perlu tenor pinjaman yang lebih panjang. - • Sepenuhnya tanggung jawab kebijakan perbankan. • Tergantung kesepakatan dari investor. - • Hal tersebut merupakan risiko investor - - Volume Lalulintas • Kepastian implementa si network developmen t • Traffic guarantee • Kejelasan master plan jaringan jalan - - - • Jika berdasarkan studi kelayakan, volume lalu lintas jalan tol tersebut memang baik, maka pemerintah dapat memberikan dukungan atas risiko demand tersebut • Pemerintah harus membantu memberikan akses. - 55

(6)

56

IV.2.2 Survei Dukungan Pemerintah Putaran Kedua

Pada putaran kedua, responden diminta untuk memberikan masukan mengenai alternatif kebijakan yang mungkin diterapkan pemerintah dalam tiap bentuk dukungan yang telah dipilih.

Dari putaran pertama untuk bentuk – bentuk dukungan pemerintah yang telah dipilih oleh responden tersebut kemudian dikembalikan kepada responden, untuk memberikan masukan berupa alternatif kebijakan terhadap bentuk – bentuk dukungan tersebut.

Pada setiap bentuk dukungan pemerintah yang telah dipilih, responden dipersilahkan untuk memberikan masukan barupa alternatif kebijakan

IV.2.3 Hasil Survei Dukungan Pemerintah

Hasil penilaian bentuk – bentuk dukungan pemerintah yang mungkin dapat diterapkan di Indonesia dari para responden adalah sebagai berikut. Untuk survei putaran pertama, hasilnya dapat dilihat pada Tabel IV.3

Tabel IV.3 Hasil Kuisioner Dukungan Pemerintah Tahap 1

Kode

Responden Stakeholder

Dukungan Pemerintah Yang Dipilih Pembebasan Lahan Subsidi Modal Minimum revenue guarantee Pembebasan Pajak Pembebasan bea import Shadow toll 1 DPU (pemerintah) √ √ √ 2 BPJT (pemerintah) √ 3 BAPPENAS (pemerintah) √ √ √ 4 Dept. Keu (pemerintah) √ √ √ √ √ 5 Akademisi √ √ √ 6 KKPPI (pemerintah) √ √ 7 PT. Thiess (investor) √ √ √ 8 PT. Jasa Marga (investor) √ √ √ TOTAL 6 4 5 4 3 1

(7)

57

Dari 6 bentuk dukungan pemerintah berdasarkan pengalaman berbagai negara lain yang ditawarkan oleh peneliti, semua telah dinilai oleh responden sebagai sangat bisa diterapkan dan bisa diterapkan, dan tidak ada penambahan bentuk dukungan oleh para responden. Dari 6 bentuk dukungan tersebut diambil 4 bentuk dukungan saja untuk digunakan dalam Delphi tahap selanjutnya, yang didasarkan bahwa 4 bentuk dukungan pemerintah tersebut, dipilih setengah atau lebih dari jumlah responden, bentuk – bentuk dukungan pemerintah tersebut yaitu:

1. Pembebasan Lahan 2. Subsidi Modal 3. Pembebasan Pajak

4. Minimum Revenue Guarantee

Sedangkan untuk bentuk – bentuk dukungan lainnya, yaitu Pembebasan bea import dan shadow toll tidak disertakan dalam Delphi tahap selanjutnya, karena hanya dipilih kurang dari setengah jumlah responden.

Dari 4 bentuk dukungan pemerintah tersebut, diperoleh hasil survei tahap kedua adalah sebagaimana tersaji pada Tabel IV.4

(8)

58

Tabel IV.4 Hasil Kuisioner Dukungan Pemerintah Tahap 2

Bentuk Dukungan

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8

DPU (pemerintah) BPJT (pemerintah) BAPPENAS (pemerintah) Dept. Keu (pemerintah) Akademisi KKPPI (pemerintah) PT. Thiess (investor) PT. Jasa Marga (investor) Pembebasan Lahan • Pembebasa n lahan oleh pemerintah • Pembebasan terlebih dahulu sebelum lelang oleh pemerintah • Land Fund (BLU) • Dilakukan oleh pemerintah • Sepenuhnya tanggung jawab pemerintah • Pembebasan tanah sebelum pelelangan.  Tanah ditanggung pemerintah.  Proses yang jelas dan dilaksanaka n dengan tepat waktu • BLU dana tanah bergulir Subsidi Modal Upfront subsidy • pembangun an sebagian oleh pemerintah • Pembangunan sebagian oleh Pemerintah • Investasi pemerintah sesuai PP 1 / 2008 - • Bagian pekerjaan yang menjadi tanggung jawab pemerintah • Pemerintah dapat memberikan investasi Pemerintah berdasarkan PP 1/2008 - - Minimum Revenue Guarantee - • Dengan pemasangan alat deteksi lalulintas disetiap gerbang tol - • Bisa diberikan dangan timbal balik, di berlakukan mekanisme clawback, untuk mencegah profit yang berlebihan. • Pemerintah perlu memberikan garansi dengan persyaratan tertentu • pemerintah dapat memberikan dukungan Pemerintah terhadap demand (Permen 36/06) - - Pembebasan Pajak • Penguranga n pajak • Penundaan pajak sampai terlampauinya payback period/laba PJT positif - - • - • • Pengurangan tariff pajak (dengan persetujuan Menteri Keuangan). 5858

(9)

59

IV. 3 Bentuk Pilihan Pembagian Pendapatan

Dalam kerjasama Pemerintah – Swasta, apabila pemerintah memberikan subsidi dalam pembangunan jalan tol tersebut, terdapat 2 pilihan pembagian hasil pendapatan tol yang diperoleh dari tarif dan volume. Responden diminta untuk menilai, bentuk pembagian hasil pendapatan yang seperti apakah yang dapat diterapkan di Indonesia. Pilihan pembagian hasil tersebut adalah:

Tabel IV.5 Pilihan Pembagian Pendapatan Tol

Pilihan Deskripsi Pilihan

Pendapatan adalah hak dari pihak swasta

Pendapatan tol yang diperoleh dari tarif dan volume lalu lintas menjadi hak swasta sebagai investor selama masa konsesi.

Harus terdapat pembagian pendapatan tol yang adil antara Pemerintah dan Swasta (clawback principle)

Dalam kerjasama Pemerintah – Swasta, apabila pemerintah memberikan subsidi dalam pembangunan jalan tol tersebut maka akan terjadi pembagian pendapatan

Dari pilihan yang diusulkan oleh peneliti, kemudian diperiksa oleh responden, dari hasil penilaian responden tersebut, diambil pilihan yang sangat disetujui oleh responden sebagai bahan penilaian pada tahap 2.

Keterangan untuk tiap – tiap putaran dijelaskan pada sub bab berikut.

IV.3.1 Pilihan Pembagian Pendapatan Putaran Pertama

Pada putaran pertama, responden diminta untuk memilih bentuk pembagian pendapatan yang dapat diterapkan di Indonesia. Responden diberikan kebebasan untuk menambahkan bentuk pembagian pendapatan lainnya berdasarkan intuisi, pengalaman dan pengetahuannya tentang pelaksanaan PPPs, apabila yang diusulkan oleh peneliti masih kurang.

(10)

60

IV.3.2 Pilihan Pembagian Pendapatan Putaran Kedua

Untuk pembagian pendapatan putaran kedua, diusulkan konsep Clawback Principle, Pertanyaan yang diajukan kepada responden terkait dengan besarnya pembagian pendapatan apabila pendapatan jalan tol melebihi yang telah dijamin oleh pemerintah.

IV.3.3 Hasil Survei Pilihan Pembagian Pendapatan

Hasil penilaian dalam pembagian pendapatan tol dari para responden untuk putaran pertama dapat dilihat pada Tabel IV.6

Tabel IV.6 Hasil Kuisioner Pilihan Pembagian Pendapatan Tol Tahap 1

Kode

Responden Stakeholder

Pembagian Pendapatan Yang Dipilih Pendapatan tol adalah hak pihak

swasta sepenuhnya

Harus terdapat pembagian pendapatan tol antara pemerintah dan swasta

1 DPU (pemerintah) √ 2 BPJT (pemerintah) √ 3 BAPPENAS (pemerintah) √ √ 4 Dept. Keu (pemerintah) √ 5 Akademisi 6 KKPPI (pemerintah) √ 7 PT. Thiess (investor) √ √ 8 PT. Jasa Marga (investor) √ TOTAL 7 2

Dari Tabel diatas, dapat dilihat bahwa 7 (tujuh) responden memilih pendapatan tol menjadi hak pihak swasta sepenuhnya selama masa konsesi.

Dari pilihan pembagian pendapatan yang diusulkan oleh peneliti, semua telah dinilai oleh responden, dan tidak ada penambahan alternatif pembagian pendapatan yang diusulkan oleh responden.

(11)

61

Selanjutnya hasil survei untuk konsep clawback principle yang dilakukan pada tahap pembagian pendapatan putaran kedua dapat dilihat pada Tabel IV.7

Tabel IV.7 Hasil Kuisioner Pilihan Pembagian Pendapatan Tol Tahap 2

Pilihan Deskripsi Pilihan

Besarnya pembagian keuntungan Harus diatur dengan jelas pada PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol), apabila penerimaan yang diterima investor, melebihi penerimaan yang telah disepakati

Pada survei tahap kedua semua responden sepakat bahwa pembagian pendapatan tol diatur dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).

Gambar

Tabel IV.1 Hasil Kuisioner Penetapan Risiko Tahap 1
Tabel IV.2 Hasil Kuisioner Penetapan Risiko Tahap 2
Tabel IV.3 Hasil Kuisioner Dukungan Pemerintah Tahap 1
Tabel IV.4 Hasil Kuisioner Dukungan Pemerintah Tahap 2  Bentuk
+3

Referensi

Dokumen terkait

Terapi ini adalah terapi untuk memperbaiki cara otak menerima, mengatur, dan memproses semua input sensoris yang diterima oleh panca indera, indera keseimbangan dan indera

Dalam Renstra ini akan dipaparkan semua aspek strategis yang akan dicapai oleh FMIPA Unesa, meliputi: (1) mengembangkan tridarma perguruan tinggi dalam bidang

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji distribusi logam berat Cu sedimen di wilayah pesisir Semarang dan Demak; mengkaji tingkat pencemaran Cu pada sedimen mangrove; serta

Hasil persiapan mengajar berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan materi mata pelajaran Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangun Sederhana dan mata pelajaran

Disamping itu pada kondisi pemeliharaan ayam buras saat ini dimana peternak sudah melaksanakan pemeliharaan di kandang batere untuk tujuan memproduksi telur konsumsi, maka dengan

Skripsi berjudul Penerapan Laporan Biaya Kualitas Terhadap Kualitas Produk (Studi Kasus Pada UD. Dua Dewi Keripik Nangka Q-Ecco di Puger), telah diuji dan disahkan

Zhang (2007) mengajukan model pertumbuhan ekonomi dua sektor dalam waktu diskret, di mana dalam sistem produksi, produsen akan menghasilkan dua output (dua jenis produk)

a. Kegiatan awal proses pelaksanaan sorogan perlu adanya penyesuaian dan persiapan anak. Kegiatan awal ini bertujuan sebagai pengkondisian anak, agar anak siap