• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KABUPATEN GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KABUPATEN GORONTALO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KABUPATEN GORONTALO

PROFIL

Kabupaten Gorontalao beribukota di Limboto memiliki luas wilayah 5.746,38 Km2, terletak antara 0o19 -1o15 LU dan 121o84 -123o26 BT, secara administratif, terbagi menjadi 17 Kecamatan dan 200 Desa. Daerah ini berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi di sebalah utara, Teluk Tomini di sebelah selatan, Kabupaten Boalemo dan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah barat, provinsi Sulawesi Selatan di sebelah timur. Gorontalo mempunyai potensi yang besar yang dapat dikembangkan, pertanian masih menjadi andalan daerah ini, hasil utama pertanian didaerah ini berupa padi, jagung, tanaman holtikultura, dan palawija. Produksi padi mampu menutupi seluruh kebutuhan konsumsi penduduk Gorontalo. Jagung menadi andalan daerah ini yang selalu meramaikan perdagangan antar pulau daerah bahkan ekspor. Pengembangna jagung menjadi sangat menarik mengingat keterkaitan antara pertanian, industi, dan peternakan yanng sifatnya saling mendukung, produksi jagung akan terserap oleh industri pakan ternak yanng saat ini masih memiliki peluang investasi sangat besar. Keberadaan industri pakan ternak dengan bahan baku jagung akan sangat

menguntungkan pengembnagna peternakan terutama dengan program penggemukan ternak unggas seperti ayam, permintaa pasar dari kalangan petani ternak cukup tinggi, belakangan kebutuhan makanan ternak masih disuplai dari luar daerah. Untuk kegiatan perkebunan, hasil komoditi utama Gorontalo ini meliputi kelapa dalam, kelapa hibrida, cengkeh, kopi robusta, tebu, dan jambu mete. Pertanian menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi yang masih sulit tergantikan oleh usaha lainnya, keunggulan sektor pertanian ini membuat kegiatan industri pengolahan bergairah, sebab hampir semmua bahan baku industri bersumber dari hasil pertanian. Dengan mengembangkan industri pengolahan yang berbhan baku kelapa sebagai komoditi unggulan, kelapa belum dapat bermain ditataran pasar regional apalagi ekspor. Hanya batang kelapa dan kopra saja yang mampu dipasarkan, tidak kurang dari enam industi dengan bahan baku tanaman kelapa masih dapat dikembangkan seperti industri minyak kelapa, industri arang tempurung kelapa, sabut kelapa, tepung kelapa, dan karbon aktif. Peran industri pengolahan sebagai wahana untuk memberikan nilai tambah menjadi nyata dan penting bagi Kabupaten Gorontalo, dengan kata lain tidakalah menjadi berlebihan kalau Gorontalo berhasil mengembangkan perekonomian rakyat yang berbasisi agroindustri. Perdagangan tidak terpisah dalam mata rantai pertanian dan industri pengolahan. Kelancaran akses transportasi dan komunikasi ke luar daerah secara tidak langsung juga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan potensi daerah ini , infrastruktur yang memadai mempermudah arus barang dan jasa sehingga mempercepat perwujudan Gorontalo sebagai kawasan industri. Daerah ini juga telah memiliki berbagai sarana dan prasarana pendukung diantaranya telah terdapat Bandara Djalaludin yang terletak di gorontalao dan Pelabuhan Kwandang.

(2)

Letak, Luas, Wilayah, dan Jumlah Penduduk

Foto: Suasana di Kota Limboto, Kabupaten Gorontalo

Kabupaten Gorontalo terletak pada posisi di antara 0o.24"--1o.02 Lintang Utara (LU) dan 121o.59"-- 123o.32 Bujur Timur (BT), dengan batas-batas wilayah:

o utara: Laut Sulawesi, o selatan: Teluk Tomini, o timur: Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulut, dan o barat (Kabupaten Boalemo) dan Kabupaten Buol (Sulawesi Tengah). Wilayah Kabupaten Gorontalo meliputi 44,12 % (5.411,38 km2) dari luas

Provinsi Gorontalo (12.215,54 km2),

yang terdiri atas 19 kecamatan, 199 desa, dan 33 kelurahan, dengan jumlah penduduk 514.107 jiwa (SP 2000), dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,63% per tahun.

(3)

TABEL 5

WILAYAH, LUAS, DAN JUMLAH PENDUDUK

KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2002

No. Nama Kecamatan (2002) Luas (km2) (1997) Jumlah Desa (2002) Jumlah Kelurahan (2002) Jumlah Penduduk (1997) Kepadatan (jiwa/km2) (1997) 1 Anggrek *) - 9 - - - 2 Atinggola 259,96 11 - 14.476 55,69 3 Batudaa 298,05 9 - 55.115 184,91 4 Batudaapantai 162.25 11 - 17,250 106.32 5 Boliyohuto 541,60 8 - 65.804 121,50 6 Bonepantai **) 517,20 14 - 27.775 53,70 7 Bongomeme - 13 - - - 8 Kabila 356,00 16 4 35.077 98,53 9 Kwandang 560,00 13 4 44.520 79,50 10 Limboto 253,20 - 20 53.450 211,10 11 Motilango - 7 - - - 12 Sumalata 759,82 7 - 23.113 31,42 13 Suwawa 771,60 14 - 20.578 26,67 14 Tapa 339,60 15 - 25.484 75,04 15 Telaga 168,80 17 - 52.749 312,49 16 Telagabiru - 11 - - - 17 Tibawa 400,00 14 5 52.949 32,37 18 Tolangohula - 7 - - - 19 Tolinggula - 7 - - -

(4)

Kabupaten

Gorontalo 5.393,38 199 33 471.090 93,36

Kecamatan Anggrek *) merupakan hasil pemekaran dari wilayah Kecamatan Kwandang (dan sebagian Tibawa), Bongomeme asal Batudaa, Tolinggula (Sumalata), dan Kecamatan Boliyohuto dipecah menjadi tiga kecamatan Boliyohuto [induk], Tolangohula, dan Motilango.

Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Bonebolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo pada Senin, 27 Januari 2003 oleh

DPR RI, maka wilayah Kecamatan di Kabupaten Gorontalo menjadi berkurang, dari 19 kecamatan menjadi 15 kecamatan karena 4 kecamatan lainnya (Bonepantai, Kabila, Suwawa, dan Tapa) masuk menjadi wilayah Kabupaten Bonebolango yang baru terbentuk. Kabupaten Bonebolango beribu kota di Suwawa, Kecamatan Suwawa.

Setelah dibentuknya Kabupaten Bonebolango, Drs. Ismet Mile (mantan Wakil Bupati Gorontalo), bakal menjadi Penjabat Bupati Kabupaten Bonebolango yang berkedudukan di Suwawa.

Sumber: BPS Provinsi Sulut, SP 2000, UU Nomor 6 Tahun 2003 dengan penyesuaian seperlunya.

(5)

KOMODITI UNGGULAN

No Sektor / Komoditi Unggulan /

Tidak Deskripsi 1 Primer-Perikanan:Perikanan

Tangkap

Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2003) : 7,167.00 ton

2 Primer-Perkebunan:Kakao Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2003) : 126.00 ton

3 Sekunder-Industri:Industri Furniture Rotan

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Rotan (1,500.00 ton)

4 Sekunder-Industri:Industri Gula

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Tebu (32,392.00 ton)

5 Sekunder-Industri:Industri Ikan Beku

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Perikanan Tangkap (8,965.00 ton)

6 Sekunder-Industri:Industri Pakan Ternak Jagung

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Jagung (121,565.00 ton)

7 Sekunder-Industri:Industri Pati & Minyak Jagung

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Jagung (121,565.00 ton)

8 Sekunder-Industri:Industri Pengalengan Ikan

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Perikanan Tangkap (8,965.00 ton)

9 Sekunder-Industri:Industri Pengolahan Daging Sapi

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Sapi (16,488.00 ton)

10 Sekunder-Industri:Industri Kelapa Terpadu

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Kelapa (31,985.00 ton)

Ketersediaan Lahan

No Sektor/Komoditi Luas Lahan/Potensi

1 Perikanan: Perikanan Tangkap Potensi yang sudah Digunakan (Ton/Tahun): 7,167 2 Perkebunan: Kakao Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 1,196

(6)

POTENSI PENGEMBANGAN SAPI

Terdapat beberapa skenario pengembangan sapi di provinsi Gorontalo yaitu :

1. Pengembangan Investasi Sapi (Tradisional), Berbasis Ketersediaan Hijauan Rumput Alam yang Berasal Dari Sumberdaya Lahan (SL)

Dengan skenario ini, maka sapi yang dapat dikembangkan berdasarkan ketersediaan Hijauan Rumput Alam adalah sebanyak 934.915 Satuan ternak (ST). Bila dibandingkan dengan kondisi eksisting ternak ruminansia di provinsi Gorontalo thn 2007 sebanyak 226.969 ST, maka terdapat potensi pengembangan atau KPPTR sebesar 707.956 ST. (1 ekor sapi = 1 satuan ternak atau ST). Tingkat kelayakan usaha ternak sapai dengan skenario ini adalah : NPV : 52.4 M, Net B/C : 2.52, IRR : 49.3 % dan PP : 4 thn. Untuk jumlah populasi 6 000 ST dan NPV : 45.15 M, Net B/C : 2.31, IRR : 87.04 %, dan PP : 4.3 thn untuk jumlah populasi 10.000 ST.

2. Pengembangan Investasi Sapi (Tradisional), Berdasarkan Ketersediaan Bahan Kering Rumput Alam (BKRA) dan Hijauan Hasil Sisa Pertanian (HHSP)

Dengan skenario ini, maka sapi yang dapat dikembangkan berdasarkan ketersediaan Bahan Kering Rumput Alam dan Hijauan Hasil Sisa Pertanian adalah sebanyak 673.526 Satuan ternak (ST). Bila dibandingkan dengan kondisi eksisting ternak ruminansia di provinsi Gorontalo thn 2007 sebanyak 226.969 ST,

maka terdapat potensi pengembangan sebesar 446.556 ST. (1 ekor sapi = 1 satuan ternak atau ST). Tingkat kelayakan usaha ternak sapai dengan skenario ini adalah : NPV : 52.4 M, Net B/C : 2.52, IRR : 49.3 % dan PP : 4 thn. Untuk jumlah populasi 6 000 ST dan NPV : 45.15 M, Net B/C : 2.31, IRR : 87%, dan PP: 4.3 thn untuk jumlah populasi 10.000 ST. 3. Pengembangan Investasi Sapi (semi intensif-intensif), Berdasarkan Ketersediaan Bahan Kering Rumput Budidaya (BKRB) dan Hijauan Hasil Sisa Pertanian(HHSP)

Dengan skenario ini, maka sapi yang dapat dikembangkan berdasarkan Ketersediaan Bahan Kering Rumput Budi Daya dan Hijauan Hasil Pertanian, serta sistem pemeliharaan semi intensif-intensif adalah sebanyak 798.959 Satuan ternak (ST). Bila dibandingkan dengan kondisi eksisting ternak ruminansia di provinsi Gorontalo thn 2007 sebanyak 226.969 ST, maka terdapat potensi pengembangan atau KPPTR sebesar 572.000 ST. (1 ekor sapi = 1 satuan ternak atau ST). Tingkat kelayakan usaha ternak sapai dengan skenario ini adalah : NPV : 52.4 M, Net B/C : 2.52, IRR : 49.3 % dan PP : 4 thn. Untuk jumlah populasi 6 000 ST dan NPV : 45.15 M, Net B/C : 2.31, IRR : 87.04 %, dan PP : 4.3 thn untuk jumlah populasi 10.000 ST. Selengkapnya terdapat pada Tabel 6.7.

4. Pengembangan Investasi Peningkatan Produktivitas/Kualitas Sapi (Genetik) Melalui Program IB dengan Pembangunan Balai Inseminasi Buatan

Dalam skenario ke empat ini telah dilaksanakan pengembangan sapii dengan menggunakan program Inseminasi Buatan dengan skala ketersediaan atau kapasiatas semen beku sebesar 200.000 sampai dengan 400.000 dosis. Tungkat kelayakan pengembangan Balai Inseminasi Buatan (BIB) adalah : NPV : 3.78 M, Net B/C : 1.51, IRR : 29.44 % dan PP : 6.62 thn.

(7)

Rekapan jumlah kelompok ternak yang ada di Provinsi Gorontalo Tahun 2007

No Kabupaten /kota

Jumlah kelompok ternak sapi

Persentase(%)

1 Kota Gorontalo 16 2,06

2 Kab. Bone Bolango 194 25,06

3 Kab. Gorontalo 312 40,31

4 Kab.Gorontalo Utara 112 14,47

5 Kab. Boalemo 61 7,88

6 Kab. Pohuwato 79 10,20

(8)

POTENSI PENGEMBANGAN PAKAN

Dengan ketersediaan sumber bahan baku untuk industri pakan ternak cukup besar di provinsi Gorontalo, maka potensi pengembangan industri pakan sangat potensial di Prov. Gorontalo. Dengan perhitungan berbagai skala kapasitas industri, ternyata menunjukkan tingkat

kelayakan yang tinggi. Semakin besar skala, maka menunjukkan tingkat kelayakan yang lebih tinggi.

Luas Areal Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung di Provinsi Gorontalo** No. Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas

(Ton/Ha)

1 Kab. Gorontalo 29.575 89.742 3,03

2 Kota Gorontalo 80 371 4,64

3 Kab. Gorontalo Utara na na Na

4 Kab. Bone Bolango 3.956 12.268 3,10

5 Kab. Boalemo 26.749 94.808 3,54 6 Kab. Pohuwato 49.432 219.033 4,43 Prov. Gorontalo 109.792 416.222 Rata-rata 3,75 2005 107.752 400.046 3,71 2004 72.529 251.213 3,46 2003 58.716 183.998 3,13

Rata-rata peningkatan (%/tahun) 24,66 33,27 6,24

**Provinsi Gorontalo dalam Angka, 2007

*) Profil Dinas Pertanian dan Kehutanan, Kab. Gorontalo Utara 2008

Luas Areal Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Kedelai di Provinsi Gorontalo

No. Kabupaten/Kota Luas Panen (ha) Produksi (ton)

Rata-rata Produksi (ton/ha) 1 Kab. Boalemo 251 330 1,354 2 Kab. Gorontalo 391 506 1,294 3 Kab. Pohuwato 4.458 5.860 1,314

4 Kab. Bone Bolango 34 38 1,132

5 Kab. Gorontalo Utara na na na

6 Kota Gorontalo 0 0 0

Prov. Gorontalo 5.134 6.734 1,274

2005 2.907 4.038 1,389

2004 934 4.220 1,374

(9)

PEMERINTAHAN

Pemerintahan

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

Pemerintahan adalah suatu sistem yang mengatur asegala kegiatan masyarakat dalam suatu daerah/wilayah/negara yang meliputi segala aspek kehidupan berdasarkan norma-norma tertentu.

Provinsi Gorontalo sebagai salah satu provinsi dari negara Indonesia, mempunyai sistem pemerintahan yang sama dengan provinsi-provinsi lainnya. Unit pemerintahan di bawah provinsi secara langsung adalah kabupaten/kota. Masing-masing kabupaten/kota terdiri dari beberapa kecamatan . Sedangkan suatu kecamatan terbagi habis dalam beberapa

desa/kelurahan.

Sebagai unit terkecil dari pemerintahan, setiap desa mempunyai proyek pembangunan desa. Pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Pembangunan tersebut meliputi sarana dan prasarana dari desa yang bersangkutan. Wilayah Admistrasi Gorontalo terbagi dalam 6 daerah kabupaten/kota yaitu 5 (lima) kabupaten dan 1 (satu) Kota. Masing-masing wilayah administrasi tersebut terbagi lagi menjadi beberapa wilayah administrasi dibawahnya yaitu kecamatan dan desa/kelurahan. 1. Kabupaten Boalemo terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan dan 82 (delapan puluh dua) desa/kelurahan.

2. Kabupaten Gorontalo terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan dan 164 (seratus enam puluh empat) desa/kelurahan.

3. Kabupaten Pohuwato terdiri dari 13 (tiga belas) kecamatan dan 90 (sembilan puluh) desa/kelurahan

4. Kabupaten Bone Bolango terdiri dari 17 ( tujuh belas) kecamatan dan 136 ( seratus tiga puluh enam) desa/kelurahan.

5. Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan 56 (lima puluh enam) desa/kelurahan.

6. Kota Gorontalo terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 49 (empat puluh sembilan) desa/kelurahan.

Kepadatan penduduk diperoleh dengan cara membandingkan antara luas daerah dengan jumlah penduduknya. Kepadatan penduduk di Provinsi Gorontalo adalah sebesar 78 Jiwa per Km². Kepadatan penduduk di kabupaten Pohuwato adalah yang terkecil yaitu sebesar 26 Jiwa per Km², sedangkan untuk Kota Gorontalo, merupakan yang terpadat yaitu 2.505 Jiwa per Km².

- Implementasi 5 nilai Budaya Kerja ( Inovasi, Kerjasama, Kecepatan, Kesejahteraan Masyarakat, Kepercayaan ).

- Memperkenalkan TKD ( Tunjangan Kinerja Daerah ) menjadi studi benchmarking sejumlah pemeintah daerah.

- Anggaran Berbasis Kinerja

- Mengembangkan sistem penilaian kinerja pegawai berbasis produktivitas sebagai instrumen penilaian kinerja kelembagaan dan individu.

(10)

- Melakukan kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi dan BPKP dalam pelaksanaan Good Governance

- Peningkatan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan dengan Pemerinta Kabupaten/Kota melalui forum Bappeda yang diselenggarakan setiap 3 bulan. - Pemberian dana stimulan untuk perbaikan rumah bagi penduduk kurang mampu sebanyak 800 unit.

- Perda Kemudahan Investasi Nomor 4/2004. - Implementasi APBD Hemat dan Efektif. - Portofolio SDM.

- Mind Setting SDM Aparatur.

- Pengadaan Barang/ Jasa Elektronik ( e-procurement ) kerjasama KPK.

I. Kelembagaan Pemerintah Provinsi Gorontalo dibentuk dengan beberapa Peraturan daerah yaitu :

1. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD;

2. Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo terdiri dari : - Biro Hukum dan Organisasi;

- Biro Pemerintahan;

- Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesra; - Biro Pengendalian Pembangunan dan ekonomi; - Biro Umum dan Humas;

3. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Gorontalo dan terdiri dari 11 ( sebelas ) Dinas masing-masing : - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga;

- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan; - Dinas Perikanan dan Kelautan;

- Dinas Perkebunan dan Peternakan - Dinas Kehutanan dan Pertambangan;

- Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

- Dinas Perhubungan dan Pariwisata; - Dinas Pekerjaan Umum;

- Dinas Kesehatan; - Dinas Sosial;

4. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo dan terdiri dari 11 (sebelas) Lembaga masing-masing :

- Inspektorat;

- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;

- Badab Kepegawaian dan Pengembangan Aparatur Daerah; - Badan Keuangan Daerah;

- Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi;

- Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan; - Kantor Satpol PP dan Linmas;

- Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; - Kantor Perwakilan;

(11)

Informasi Jagung Provinsi Gorontalo;

II. Jumlah keseluruhan SKPD Pemerintah Provinsi Gorontalo yang dibentuk dengan Peraturan Daerah sebanyak 25 ( dua puluh lima ) SKPD;

III. Adapun SKPD Badan Narkotika Provinsi Gorontalo dan Sekretariat KORPRI pembentukannya masih dalam tahap Rancangan Peraturan Daerah dan sementara dibahas pada tingkat Pansus DPRD;

(12)
(13)

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa parameter uji yang diteliti pada analisis limbah cair industri rumah tangga perikanan dan penentuan bobot adsorben optimum adalah parameter warna secara

Kelompok Pelajar/TK - Latihan (4x1 bln minimal 20 org setiap latihan - Pertandingan a.Ruangan Sekretariat pada Bangunan Paviliun - Latihan - Pertandingan Rp.400.000,- /2 jam

“ Ya Allah, berikanlah bagi kami dari rasa takut (kami) kepada-Mu sesuatu yang dapat menghalangi kami dari berbuat maksiat kepada-Mu, dan dari ketaatan

e) Aplikasi Sistem Informasi Administrasi Perkara (SIAP) merupakan aplikasi bersifat semi e-office, yang digunakan untuk mendukung pengelolaan administrasi perkara, baik Tingkat

Cara yang digunakan dalam mempelajari suatu data teks, adalah dengan terlebih dahulu menentukan fitur-fitur yang mewakili setiap kata untuk setiap fitur yang ada pada

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul

Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data

Reformasi 1998-1999 telah mencabik-cabiknya, dan melabelinya sebagai kaki tangan sebuah rezim kekuasaan, pada masa-masa Orba (orde baru).. Pancasila menjadi korban. Korban yang