SEMBAH BAKTI
PAROKI SANTA PERAWAN MARIA SAPTA KEDUKAAN STASI ST. THEODORUS STASI CARITAS
VOL 57 - DESEMBER 2014 Dari Kita Untuk Kita
GADGET ROHANI?
2 HARI TIDAK MANDI
QuIz bERHADIAH
uNTuK sI KEcIl eristiwa Pertama
” karya Bpk. Setiyono - Ling St. P
DAFTAR ISI
Pst. B. Hendra Kimawan, OSC Pst. T. Warhadi Harjasemeru, OSC
Pst. S. Danny Sanusi, OSC Pst. H. Tedjoworo, OSC F. de P. Mammouth KAMDP, OSC
Pst. Rob Stigter, OSC Pst. Petrus A. Didi Tarmedi, OSC
Pst. Yoyo Yohakim, OSC Pst. Matheus A. Juwono, OSC Pst. Managamtua Simbolon, SJ
Para Pastor di Biara Pandu
Donasi Klinik Pratama Pandu dapat diserahkan melalui rekening atas
nama:
Pst. Hendra Kimawan, OSC. BCA KPA PASIRKALIKI
No Rek. 0160221500 Sumbangan untuk Gereja Pandu disampaikan langsung kepada
Pas-tor Paroki Pandu atau via Rek BCA 0160204788
a.n Hendra Kimawan, OSC. Sekretariat Paroki :
Sdr. Mulyono setiap hari kerja Kamis s.d. Selasa
(kecuali rabu dan tgl merah nasional)
Jam - Pagi: 07.30 - 12.00 & Sore: 16.00-19.00 Email: bwv7dolorum@gmail.com DAFTAR ISI 01 EDITORIAL 02 BUAH PIKIRAN 03
Mampir Ke Ruang Kudus
KHAZANAH IMAN KATOLIK 04 Sembah Bakti
DARI KITA UNTUK KITA
Baksos Lingkungan Korles 07 Rekoleksi Legio Mariae 09 Kepedulian Sebagai Salah Satu... 11 Rekoleksi BINA IMAN PANDU 13 Aduh Senangnya Jadi Anak Tuhan 15 Doa yang Pasti Dikabulkan 17
Misa Arwah 19
Rekoleksi Peserta Calon Krisma 21 Memuliakan Tuhan dengan Talenta 23 Ulang Tahun Lingk St. Gabriel 25 Baksos - Donor Darah Klinik Pratama Pandu 26 Jalan-Jalan Bersama WKRI PANDU 27 Menanggapi Istri Kedua 28 APA KABAR STASI
Aku Memberi Karena Aku Diberi 31 Hai ROMO
“Gadget” Rohani 33
POJOK KELUARGA
Anak ABG dengan Gadget 34
CKS (CINTA KITAB SUCI)
Sembah Bakti Kepada Yesus 36 UMAT BERBICARA
“Sembah Bakti” 38
ROHANIWAN BERCERITA
World Youth Day... 39 PESAN EKARISTI
Bulan Desember 2014, Tahun Liturgi B/I 42 YMYB (YANG MUDA YG BICARA)
“Let Me Be a Part of Your Life” 45 Kandang Natal Sederhana dalam Hati 47 LEMBAR ANAK
QUIZ Berhadiah buat si Kecil 48 POJOK RINGAN
Komik CeuMar & KangPandu 51 INFORMASI 52
2 BK Berita Kita Desember 2014
Sekapur Sirih
T
ahun 2014 akan segera berganti. Banyakyang telah terjadi di sepanjang tahun ini, suka dan duka silih berganti.
Sejauh mana kita mengabdi secara total, menyerahkan seluruh hidup kita sebagai bentuk kesetiaan atas kasih-Nya.
Tulisan-tulisan dalam edisi ini mengajak kita lebih dalam dalam merenungkan dan bersyukur atas rahmat yang Tuhan telah berikan sepanjang tahun ini.
Selamat Natal dan Tahun Baru, semoga Tuhan selau menyertai langkah kita.
Maria Sugianti
EDITORIAL
Penanggung Jawab: Pst Basilius Hendra Kimawan, OSC
Pembimbing: Pst Hadrianus Tedjoworo, OSC
Pemimpin Redaksi: Maria Sugianti Sekretaris: A.G. Ratnamettha S Bendahara: Natalia Christianti W. Editor: M. Y. Eko Tim Redaksi: Anita Karjo Dennis Kwaria Gabriella Anggraini Irene Tjandra Nanny Tjahjadi Olivia V. Waty S. H. Fotografer: Billy Stephanus Sutianto
Desi Rendy Kadirin Stephanus Wijaya Artistik: Antonius Widjaja Roger Mulyadi Distributor : Mulyono / Handy K Alamat Redaksi: Sekretariat Paroki Jl. Pandu No. 4 Bandung
Tel. 022-6011138 Email: beritaBKpandu@gmail.com Twitter: @beritaBKPandu Website: http://pandu.katolik.or.id Facebook: www.facebook.com/beritakita.pandu Pencetak:
Tri Tunggal Karya
BUAH PIKIRAN
cover: lukisan “Peristiwa Pertama” karya Bpk. Setiyono
BUAH PIKIRAN
BUAH PIKIRAN
A
da pemandangan – ataubahkan pengalaman – menarik ketika kita memperhatikan seseorang yang berada di dekat seorang bayi. Atau, kita sendiri berada di dekat bayi itu. Kita bisa memandangnya berlama-lama, menyentuh pipinya lagi dan lagi… memberikan jari kita untuk digenggamnya, menciumnya berulang-ulang… mengajaknya berbicara dengan ekspresi kekanak-kanakan. Konon, saking gemasnya orang seakan-akan ingin menggigit atau mencubitnya. Orang menjadi riang bercampur gemas, kagum berbaur haru, sayang, dan beragam perasaan lainnya.
Menariknya, seluruh diri (energi, perasaan, pikiran) saat itu seakan tercurah bersama sang bayi. Dunia menjadi hening, yang ada hanya ‘aku’ dan sang bayi. Kesibukan pikiran dan kegiatan terhenti, tetapi kita tidak merasa rugi. Yang ada hanyalah kegembiraan, kedamaian, keteduhan… dan terabaikanlah segala beban.
Bayi mengundang kita untuk mendekapnya dengan mesra dan bergembira atas kehadirannya. Orang bisa berlama-lama memperhatikan sang bayi tanpa bosan, tanpa jenuh; mengalir begitu saja…lima menit, sepuluh menit, setengah jam, atau lebih. Lantas, ketika sadar, kita beranjak dan ‘dunia’ pun kembali. Otak kita mulai berpikir kembali, serangkaian rutinitas menanti untuk dikerjakan. Lebih dari pada itu, kasih kepada sang bayi menuntut tanggung jawab atas hidupnya melalui
tindakan nyata.
Kalau kita
membaca kisah panggilan Musa (Kel 3), ada yang menarik untuk direnungkan. Di tengah aktivitasnya
menggembalakan kambing-domba, Musa menyimpang (mampir) untuk memastikan penglihatannya atas nyala api di dalam semak yang tidak terbakar. “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus,” (ay. 5) demikian Sabda Tuhan ketika melihat Musa mendekat.
Dengan mendekat kepada nyala api itu, Musa mampir ke ruang kudus dan sejenak meninggalkan aktivitasnya. Ia merebahkan diri dan bercengkrama dengan Allah. Sejenak Ia ‘asyik’ dengan Allah. Lupa akan teriknya matahari, lupa akan kawanan ternaknya. Seluruh diri dan energinya utuh di hadapan Allah. Percakapan antara Musa dan Allah memang tidak semesra seperti seseorang yang berada di dekat bayi, tetapi di situ nampak kemesraan kasih Allah terhadap manusia.
Kemesraan itu nampak dalam cara Allah memperkenalkan diri: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub” (ay. 6). Ada relasi yang intim antara Allah dan nenek moyang Musa; ada ikatan yang dekat sehingga Allah begitu peduli pada bangsa
MaMpir ke ruang kudus
4 BK Berita Kita Desember 2014
BUAH PIKIRAN
keturunan Abraham. Dengan menyebut diri-Nya sebagai Allah nenek moyang Musa yang memiliki ikatan darah (saudara sedarah) dengannya, Allah memperlihatkan kasih dan perhatiannya layaknya kasih dan perhatian seorang ayah terhadap anak kandungnya.
Sebagaimana kasih-Nya kepada para bapa bangsa itu (yang Ia ikat dalam perjanjian dengan Abraham dan keturunannya), demikian Ia mengasihi keturunan mereka. Hal ini dipertegas dengan kepedulian dan tanggung jawab-Nya: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka” (ay. 7). Itulah keprihatinan dan kepedulian Allah, Sang Bapa, terhadap situasi hidup anak-anak-Nya.
Musa menangkap kasih, perhatian, dan kepedulian Allah itu dalam perjumpaan secara istimewa di dalam “ruang kudus” (“Tanah yang kauinjak adalah kudus,” kata Allah). Di tengah pekerjaan rutinnya sebagai gembala, Musa mampir-menyimpang ke ruang itu. Seluruh dirinya ada di hadapan Allah sebagaimana disimbolkan dengan sikap tubuhnya yang rebah ke tanah. Seperti seseorang dalam kesadaran yang utuh asik di hadapan bayi, demikian Musa utuh di hadapan Allah. Ia tetap menyadari situasi dan keberadaan di sekitarnya, tetapi ia hadir sepenuhnya dan “asyik” bersama Allah. Di sinilah ia mengalami kedekatan dan kemesraan kasih Allah, sekaligus juga menangkap kerihatinan dan tanggungjawab-Nya atas manusia.
Allah selalu menyediakan “ruang kudus” dan mengundang manusia untuk mampir dan berjumpa dengan-Nya, seperti Ia mengundang Musa untuk mampir kepada-Nya. Dalam sembah baktinya, Musa mengalami keakraban dengan Allah sekaligus menangkap apa yang menjadi keprihatinan dan kehendak-Nya. Pada akhirnya, perjumpaan dalam ruang kudus itu membawa pada perutusan untuk memimpin pada pembebasan. Ruang kudus itu ditandai dengan api yang menyala, namun tidak membakar semak di sekitarnya. Ada cinta yang membakar namun tidak menghanguskan. Apakah ruang kudus yang ada saat ini (liturgi, sakramen, adorasi, meditasi, doa bersama/pribadi) menjadi tempat sembah baktiku yang mengasikan dalam kasih-Nya? Apakah ruang-ruang kudus ini kita menjadikan kita semakin siap diutus untuk membawa kebaikan pada diri dan sesama? Allah mengundang setiap anak-Nya untuk “asyik” dalam kobaran api kasih di dalam ruang kudus-Nya, sekaligus mengutus untuk membawa api itu ke dalam kehidupan dan rutinitas sehari-hari.
SEGENAP TIM KOMSOS PANDU
MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL 2014 & TAHUN BARU 2015 KHAZANAH IMAN K AT OLIK
KHAZANAH IMAN KATOLIK
KHAZANAH IMAN K
AT
OLIK
“S
embah bakti”, sampaidi mana tulisan ini akan menghantarkan kita? Maka ikutilah saja bersama-sama melihat di mana kita akan tiba.
Saya memulai perjalanan kita dengan mengutip apa yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang kata ‘sembah’. Saya membaca: “pernyataan hormat dan khidmat, dinyatakan dengan cara menangkupkan kedua belah tangan atau menyusun jari sepuluh, lalu mengangkatnya hingga ke bawah dagu atau dengan menyentuhkan ibu jari ke hidung”. Cara yang pertama, menangkupkan kedua belah tangan, kita pergunakan pada waktu berdoa. Cara yang kedua , menyusun jari sepuluh untuk diangkat ke dagu, dipergunakan sebagai tanda memberi hormat kepada seseorang. Cara ini kadang-kadang dipergunakan juga untuk menghormati Yesus dalam Ekaristi, pada saat konsekrasi, ketika imam mengangkat hosti dan anggur yang sudah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Selain dari kedua cara ini, yang disebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada juga cara-cara lain menurut adat kebiasaan yang berbeda-beda. Orang Tionghoa memasukkan kepalan tangan kanan ke dalam rongga tangan kiri di depan orang yang dihormati. Orang Jepang membungkukkan badan dalam-dalam. Kita mengenal cara sungkem pengantin kepada orangtua dalam upacara pernikahan. Cara lain lagi ialah
kepalan tangan kanan diletakkan pada dada. Inilah beberapa cara yang saya ingat. Silakan tambahkan dengan cara-cara lain yang menjadi kebiasaan orang.
Apakah ada perbedaan antara Sembah Bakti dengan Sembah saja? Apakah artinya Bakti tidak sama dengan kata ‘Sembah’ sehingga judul kita ini sebenarnya tidak lain daripada Sembah ‘kuadrat’?
Marilah kembali kita mencari apa yang dikatakan Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang kata ‘bakti’.
Menurut kamus, kata ini berarti: (1) Pernyataan tunduk dan hormat; perbuatan yang menyatakan setia (kasih,hormat,tunduk); (2) memperhambakan diri; setia.
Ternyata ada juga beberapa elemen tambahan selain daripada ungkapan hormat. Kita menemukan unsur “tunduk”. Sembah bisa mengandung sikap tunduk, misalnya ketika sungkem, tetapi tidak selalu kita memperhambakan diri ketika menyembah kepada seseorang. ‘Sembah’ dapat merupakan salaman sederhana dan habis perkara. ‘Bakti’ menambahkan pada ‘sembah’: sikap tunduk, kasih, dan setia. Tanpa kasih tidak ada bakti, sedangkan ‘sembah’ bisa saja tanpa kasih, kalau menghormati
seMBaH BakTi
6 BK Berita Kita Desember 2014
KHAZANAH IMAN KATOLIK
DARI KIT
A UNTUK KIT
A
dengan pura-pura saja. ‘Setia’ merupakan juga unsur integral dari ‘bakti’. Kalau kita berbakti kepada seseorang yang kita hargai dan hormati, kita ingin supaya hal itu bukan untuk sesaat saja, melainkan akan merupakan sikap kita terhadap orang itu untuk jangka waktu yang panjang.
Kombinasi sembah-bakti tidak ditemukan dalam kamus. Kombinasi yang ada ialah ‘sembah-simpul’; ‘sembah-sujud’ dan ‘sembah-sungkem’. Maksud dari semua ini sama: sembah yang sederhana diperlengkapi dengan unsur tunduk, kasih dan setia. Ketika mengunjungi perawan Maria untuk memberi kabar bahwa Ia telah dipilih menjadi bunda Yesus, Malaikat Gabriel menyampaikan salam kepadanya. Bandingkan dalam bahasa Jawa, bahwa ‘Salam Maria’ adalah ‘Sembah bekti, Dewi Maria’. Gabriel telah memberi hormat kepada Maria selaku ibu dari Yesus, Mesias. Di bulan Desember ini kita merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Salam yang kita ucapkan kepada bunda-Nya, setiap kali kita berdoa ‘Salam Maria’, pun merupakan sembah bakti, yaitu: sembah penuh hormat, tunduk, kasih dan setia. Salam ini diucapkan bukan karena Maria yang adalah manusia seperti kita, tetapi lebih-lebih karena Yesus Kristus, Putra Allah, yang dikandungnya. Selamat bersembah-bakti!
DARI KITA UNTUK KITA
DARI KIT
A UNTUK KIT
A
L
ingkungan Korles mengadakanBakti Sosial ke rumah jompo di Lembang. Tepatnya pada Hari Rabu tanggal 22 Okt 2014 , 5 orang ibu didampingi oleh Pst Yuwono, OSC . Kami berangkat pukul 08.30 pagi diawali dengan berdoa di Karmel Lembang dan dilanjutkan dengan berkunjung ke Panti Jompo Priangan yang berada tidak jauh dari Karmel. Awalnya kami mengira ada 8 atau 9 opa oma tetapi ternyata hanya ber 6 dan waktu kami datang 1 orang opa sedang terapi diluar.
Kami membagikan bingkisan dan juga beberapa dus mie goreng sambil mengobrol dan melihat tempat tinggal mereka. Mereka memasak sendiri dan kamar yang ditempati selain kecil juga terasa dingin karena kurang mendapatkan sinar matahari.
Mereka ada yang sudah sebatang kara, ada yang tidak diurus oleh anaknya
tetapi ada juga yang masih mempunyai keluarga. Mereka berusaha tetap tegar dalam melewati hari demi hari; dan kami hanya dapat menyemangati mereka. Kami akhiri perjumpaan dengan opa oma ini dengan berfoto bersama dan sebelumnya Pst Yuwono mendoakan dan memberkati mereka juga. Tampak wajah ceria karena mereka sangat senang dan berterima kasih atas kunjungan kami walau hanya sebentar.
Tujuan berikutnya adalah mengunjungi susteran Ursulin Somasca di jln. Panorama Lembang. Mereka di Indonesia hanya ber- 6.
Rumah induk para suster ini di Roma dan masa pendidikan mereka di Philipina. Beberapa dari mereka sementara ini membantu paroki Lembang dan sekolah Yos Sudarso di Garut. Kami hanya berkenalan dan berkunjung ke rumah susteran Ursulin Somasca ini.
BaksOs Lingkungan kOrLes
8 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
Karena matahari sudah tinggi, kami segera mengakhiri perjalanan kami dengan makan siang bersama dan tidak lupa belanja ‘sana-sini’. Kebersamaan adalah kegiatan yang selalu menyenangkan dan menjadi lebih bermakna jika kita dapat berbagi kasih dengan sesama kita. Ditunggu baksos berikutnya yaaa bu ketu Korles …
DARI KITA UNTUK KITA
H
ari Sabtu dan Minggu,1-2 November yang lalu untuk dua hari Legio Mariae Presidium Bunda Berduka Cita mengadakan rekoleksi bersama Pst. Eko Wahyu, OSC di Pratista. Kesempatan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh legioner, bahkan mengundang perwira kuria untuk turut mengikuti acara ini. Diawali dengan belajar meditasi di Graha ILSKI dan usai makan malam kami diajak untuk menonton sebuah film yang cukup membuat hati kami tersentuh dan terharu. Melalui film ini, kami diingatkan bahwa dalam setiap penderitaan yang orang alami, apabila disadari penderitaan memberikan makna bagi hidup. Allah mempersiapkan kita untuk menjadi orang-orang yang selalu bersyukur atas apapun yang terjadi, baik kebahagiaan maupun kesedihan atau penderitaan. Allah menuntun kita pada kualitas hidup yang lebih baik. Bukan semata harta yang membuat orang bahagia, namun kasih, selalu bersyukur, mau berbagi pada sesama akan membuat kita jauh lebih berkualitas sebagai manusia. Acara malam itu ditutup dengan bakar jagung dan sate sambil minum minuman hangat jahe dan bandrek….hhhmmmm meskipun mengantuk tapi siapa dapat menolak ?
Minggu pagi sebelum Misa, kami diajak untuk mengikuti ibadat pagi bersama para frater dan pastor di gereja. Usai Misa dan makan pagi, kami melanjutkan acara rekoleksi kami yang terakhir mengenai spiritualitas Legio Mariae. Sebagai Legioner, kami diingatkan kembali akan jiwa pelayanan karena legioner adalah panggilan hidup. Legioner taat pada peraturan, rendah hati dan kesetiaanya tidak perlu diragukan lagi. Legioner ibarat ‘kutu’ kata Pst. Eko, tidak terlihat namun
keberadaanya dapat dirasakan. Begitu pula legioner di Paroki.Legioner harus menjadi penyalur berkat bagi sesama, harus berkembang hidup keimanan dan pelayananya. Hal ini dapat dilatih melalui doa yang teratur, rajin membaca dan merenungkan firman Allah serta melalui kegiatan persekutuan rohani yang akan membuat hidup rohani kita berkembang.
Pst. Eko juga memberikan beberapa pertanyaan bagi para legioner BBC sebagai bahan
evaluasi selama ini menjadi legioner. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa menjadi legioner dapat mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik, hidup doa lebih teratur, disiplin dalam doa dan pelayanan,
rekOLeksi
LegiO Mariae presidiuM
Bunda Berduka CiTa
10 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
taat pada peraturan yang tercantum dalam Buku Pegangan, memupuk sikap persaudaraan dan kepedulian dan yang pasti suasana hati lebih damai. Seorang legioner harus memiliki sikap hidup yang benar supaya tidak menjadi ‘batu sandungan’ bagi orang lain. Nah…..tertarik menjadi legioner ?
Akhirnya rekoleksi selesai siang itu dan dilanjutkan dengan makan siang dan pulang. Selamat kepada para legioner Presidium Bunda Berduka Cita, semoga semakin bersemangat dalam pelayanan, Tuhan memberkati.
DARI KITA UNTUK KITA
P
ersiapan penerimaan SakramenPenguatan yang dikenal juga sebagai Sakramen Krisma adalah saat yang penuh dengan tantangan. Walau terasa melelahkan karena memakan waktu yang lama dan dijalankan diantara kesibukan, tetapi para pendamping tetap kompak dan antusias. Minggu 26 Oktober yang lalu, panitia berhasil mengundang dan menghadirkan teman-teman dari Yayasan Sekar Mawar Keuskupan Bandung guna memberi sosialisasi tentang penyalahgunaan narkotik, napza dan zat adiktif lainnya. Calon krismawan dan krismawati yang berjumlah 158 peserta telah hadir diaula Paroki pada pukul 09.00 WIB dan acarapun dimulai. Pastor Matheus A. Juwono memberikan sambutan. Ìbu Anastasia bersama 6 orang hadir sebagai tim dari Yayasan Sekar Mawar memberikan pemaparan materi sebagai pengantar.
Masalah narkoba adalah masalah kita bersama, bukan masalah pengguna atau keluarganya. “ Indonesia sekarang bukan saja sebagai
konsumen pengguna narkotika tetapi juga produsen yang memproduksi zat yang berbahaya ini “, demikian menurut ibu Anas. Kemudian Bro Jerry dan Bro Ferry menerangkan dampak yang sangat berbahaya akibat dari mengkonsumsi narkoba karena menimbulkan
kerusakan secara fisik, mental dan spiritual pada para penggunanya. Bila sudah terlibat maka sangat susah disembuhkan kecuali dengan rehabilitasi dan dukungan yang diberikan keluarga serta lingkungan. Kerusakan pada otak yang menimbulkan ganguan pada pikiran, perasaan dan perubahan perilaku dapat terjadi. Disamping itu kerusakan pada sistim tubuh pun tidak dapat dihindari.
Dalam rapat panitia Krisma saat mempersiapkan kegiatan ini disadari tentang bahaya yang ditimbulkan dan peran keluarga dalam pencegahan dan penyembuhan dari dampak penyalahgunaan obat psikotropika ini. Semoga kegiatan ini berguna dan menjadi berkat bagi semua yang hadir. Panitia sangat berharap semua ini dapat menjadi upaya yang menunjukkan kita adalah Gereja yang terlibat pada
masalah-kepeduLian seBagai saLaH saTu
WuJud gereJa Yang BerdOa
12 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
masalah sosial dimasyarakat. Ìnformasi yang didengar dapat menjadi rambu penyelamat agar tidak menghampiri situasi yang akan menjerumuskan baik diri pribadi, teman atau keluarga yang kita cintai.
Dalam kegiatan ini peserta juga mengumpulkan bingkisan dan donasi secara spontan sebesar Rp. 5.200.000,00 yang langsung diserahkan oleh ketua pelaksana Retna D. Widjaja kepada perwakilan Yayasan Sekar Mawar. Semoga peran serta, kehadiran dan partisipasi semua yang terlibat mengindikasikan bahwa kita peduli dengan masalah ini.
Berita
Duka Cita
Leonardus deny sudarta
meninggal 11 agustus 2014
dari lingkungan kebon kawung
agata kembar meninggal
1 Okt 2014
dari lingkungan kebon kawung
Cecilia asih sumiyati
meninggal 7 sept 2014
dari lingkungan Baladewa atas
DARI KITA UNTUK KITA
T
anggal 24 Oktober 2014, semuaPembina Bina Iman Anak, Remaja dan Campanella Voce sudah berkumpul di depan Sekretariat sejak pukul 23.30 & berangkat pukul 00.30 menuju Pangandaran, diawali doa oleh Diakon F.de P. Mammouth KAMDP, OSC.
Tepat pukul 08.00 kami sampai di Pangandaran & Tuhan telah ‘menyediakan’ sarapan bagi kami di hotel yg sebenarnya tidak termasuk dalam fasilitas pagi itu. Setelah merasa kenyang, pukul 10.00 kita diberikan renungan oleh Ibu Susan tentang Kesetiaan seperti Yehezkiel, walaupun menderita sampai cara tidurnya pun diatur oleh Tuhan untuk mohon ampun bagi umat Israel, tapi tetap dilakukannya dengan setia. Diharapkan semua pembina bina iman yg selama ini sudah setia, makin setia dimata Tuhan. Renungan dilanjutkan oleh Bapak Herman, kemudian oleh Diakon tentang Katekese bagi anak usia dini, anak dan remaja. Sebagai guru yang artinya disamping
digugu dan ditiru juga mempunyai arti tulus dan rela berkorban.
Pada saat ini kadang anak-anak semakin bersikap egois, cepat merespon setiap tindakan dan masalah, serta skeptik rasa curiga, kritis, inisiatif mencari terobosan inofatif (pembaharuan) info yg diberikan, serta berani berbicara dan mandiri, lebih cepat dewasa. Sebagai guru bina iman bukan hanya proses mentransfer/mengalihkan, tapi membantu anak-anak agar ke gereja, dekat dengan pastor dan membantu untuk menggumuli imannya. Pembina bina iman juga sebagai pembawa suka cita, bukan berfungsi sebagai pengganti orang tua, tapi membantu mengembangkan iman anak. Setelah istirahat makan siang dan mandi, sore hari pukul 16.15 Ibu Susan memberikan siraman rohani sore, dengan tema Bukan Besar atau Kecilnya Pelayanan, tapi berapa besar tanggung jawab atas setiap pelayanan yg dilakukan seperti Epafroditus. Setelah itu ada sharing dalam kelompok membahas:
rekOLeksi & rekreasi Bina
iMan pandu ke pangandaran
25 s.d. 26 OkTOBer 2014
14 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
• memberi apresiasi talenta • apa motivasi
• apa yang bisa dilakukan sebagai guru SBI untuk menjadi contoh • komitment sebagai guru sebagai bahan instrospeksi
Dari hasil sharing kelompok disimpulkan, para Pembina Bina Iman Pandu sampai saat ini, satu sama lain:
1. Kompak, kekeluargaan, semangat
2. Hobby bisa dijadikan untuk pelayanan, dan untuk menyenangkan Tuhan, agar seimbang antara duniawi dengan rohani.
Komitmen yang akan dilakukan:
Datang lebih pagi, lebih menyiapkan diri sebelum mengajar, serta lebih konsisten, lebih taat, belajar setia, lebih bisa membagi waktu serta harus lebih mengenal Yesus. Dalam pelayanan memberikan apa yang kita miliki. Siraman rohani ditutup oleh Ibu Christine, dengan menyanyi bersama Bapa Terimakasih.
Setelah kami makan malam, mulailah acara bebas, semua pembina dan Diakon berhamburan ke jalanan pantai, ada yang belanja oleh- oleh, ada yang main pasir, ada yang berenang dilaut dan ada yang naik odong-odong termasuk diakon, demi menyenangkan seorang anak kecil, Diakon mau menjadi supir odong-odong dengan ‘ngeboseh’ sampai keringat bercucuran dan akhirnya kecapaian.
Keesokan harinya pukul 06.30 kami melakukan ibadat yang dipimpin oleh Diakon. Diakon memberikan renungan di dalam hukum Yahudi ada 613 hukum yang harus ditaati.
Hukum yg utama dan pertama adalah : 1. kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap kasih harus tulus seperti kasih ibu kepada anak . 2. salib vertikal yang menghidupi, untuk menjadi salib harus ada tangan yg bekerja sama,mencintai Allah yaitu mencintai kehidupan, kalian adalah tangan-tangan-Ku, untuk mempersiapkan anak-anak untuk menerima warisan hukum yang utama, mencintai Allah juga harus mencintai sesama. Ibadat ditutup dengan saling memberkati di dahi.
Sebelum kembali ke tempat masing-masing, kami foto bersama di lobby, kami kembali ke Bandung
pukul11.00. Setelah makan siang pukul 14.00 di Ciamis, di dalam bus, suasana dimeriahkan dengan kuis berhadiah.
Semoga kebersamaan ini menjadikan kami semakin solid dan semakin semangat untuk mendampingi anak- anak dan remaja Pandu, hingga mereka dan para pembinanya semua semakin bertumbuh dan menyenangkan hati Yesus.
DARI KITA UNTUK KITA
H
ari Rabu, tanggal 12 November2014, komunitas Fermentum mengadakan misa Penjubahan bagi frater-frater TOR 2014. Misa dipimpin oleh Pst.Yustinus Hilman Pujiatmoko, Pr (Vikjen Keuskupan Bandung), Pst. R.F. Bhanu Viktorahadi, Pr (Rektor Seminari Tinggi Fermentum Keuskupan Bandung) dan Pst. Sunu Sukmono Wasi, Pr (Direktur Tahun Orientasi Rohani Keuskupan Bandung) Dalam khotbahnya Pst Hilman, Pr mengingatkan agar para frater berani dan mau ‘membongkar’ diri sejujurnya dalam pada masa orientasi ini supaya kedepannya tidak terganjal masalah masalah pribadi dan pada akhirnya dapat menjadi imam yang dapat memberikan siraman rohani bagi umat yang memerlukannya.
Dalam Penjubahan kemarin, para
Frater TOR mengambil tema “Aduh,
Senangnya Jadi Anak Tuhan!” Tema ini diinspirasikan dari judul sebuah lagu, yakni “aduh-aduh senangnya”. Para frater TOR mengambil tema ini karena mereka menyadari bahwa Tuhan telah mengasihi mereka terlebih dahulu dan saat ini mereka hendak membalas kasih Tuhan itu. Tema ini mengajak para frater TOR untuk merefleksikan lebih lanjut bahwa kasih Allah, yang telah mereka terima terlebih dahulu, menyadarkan mereka untuk bertobat dan “pulang” kembali pada Allah. Langkah Pertobatan ini diwujudkan dengan cara mau melayani Tuhan dengan segenap hati. Caranya adalah memberanikan diri untuk masuk ke Fermentum dan mencoba menapaki jalan panggilan, meski ke depannya tidak ada kejelasan apakah mereka akan menjadi imam atau tidak, yang terpenting adalah mereka sedang berusaha membalas kasih Allah itu.
“aduH, senangnYa Jadi anak TuHan!”
16 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
Frater TOr yang menerima penjubahan adalah :
Fr. antonius Jonmedi Tarigan, Fr. Yohanes krisostomus ade satria Yuda, Fr.eduardus krisna pamungkas, Fr. Bonaventura priyo sutejo, dan kornelius irvan prasetya.
Semoga dengan jubah baru putih dan gagah ini, para frater pun mau terus melangkah dan dibentuk untuk lebih baik lagi seturut dengan kehendak Allah.
Proficiat Frater!
DARI KITA UNTUK KITA
...datanglah
kerajaan-Mu dan jadilah kehendak-Mu...
Peserta Jelajah Alkitab pada kamis malam tanggal 23 Oktober
2014 datang berbondong bondong menuju aula atas Paroki Pandu, ingin cepat-cepat mengetahui “rahasia” agar permohonan doanya dikabulkan Gusti Allah, selain itu mereka kangen karena pembicaranya Pastor A. Sudarno,OSC
Pertama-tama beliau menerangkan arti kata berdoa menurut KGK 2559 yaitu,pengangkatan jiwa kepada Tuhan / suatu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik. Sedangkan menurut Kitab Suci ,diantaranya berarti: berseru kepada Allah (Mzm 17:6), komunikasi dengan Tuhan (1 Raja-raja 18:42-45), mengangkat jiwa kepada Tuhan (Mzm 25:1) dan lain-lain.
Mengapa kita perlu berdoa? Karena berdoa adalah perintah Tuhan: Carilah Tuhan dan kekuatanNya
(Mzm 105:4). Orang yang berdoa akan menerima keselamatan dari Allah sendiri ( Ef 6:17-18). Tetaplah berdoa (1 Tes 5:17) dalam situasi apapun
juga. Berjagalah dan berdoalah (Mat 26:41), Allah ingin bersekutu dengan kita melalui doa. Melalui doa akan menghantarkan kepada ketenangan dan kepasrahan, seperti yang dialami
Pastor Sutiman sebelum meninggal, yang dikisahkan oleh Pastor Sudarno. Beliau juga kagum kepada Mgr Puja yang merasa tidak sakit di tengah sakitnya,dan dapat menanggungnya karena didoakan banyak orang (Mzm 122:6-8). Betapa dengan doa kita dapat memperoleh Kuasa Allah, sehingga berani menghadapi resiko dalam hidup!!
Bagaimana kita seharusnya berdoa? Dengan kesungguhan hati (Mat 6:7) baik didalam hati (1 Sam 1:13) maupun dengan suara nyaring (Yeh 11:13).
Bagaimana posisi yang baik waktu berdoa? Apakah berdiri (1 raja-raja 8:22), duduk (1 Taw 17:16),berlutut (Dan 6:11), tidur di pembaringan (Mzm 63:7), tersungkur sampai tanah (kel 38:8) atau mengangkat tangan (Mzm 28:2) ?
dOa Yang pasTi dikaBuLkan
18 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
Menurut pastor semua posisi doa baik adanya, dan karena acara jelajah alkitab, maka pada malam itu, kita diajak membuka Alkitab dan membacakannya, bahwa semua memang bersumber dari Kitab Suci bukan rekayasa.
Nah inilah pointnya , yang ditunggu bapak ibu dan saudara sekalian. Doa yang bagaimana yang akan dikabulkan Tuhan? – doa yang lahir dari iman (yak 5:14-15) yaitu yang percaya kepada Penyelenggaraan Ilahi, - doanya harus selaras dengan sifat dan kehendak Allah (Yoh 14:13-14),- Janganlah paksakan kehendak kita. Mat 6:10 datanglah kerajaanMu dan jadilah kehendakMu. Bahwa kerajaan surga itu bukanlah tempat, tetapi suasana. Datangkanlah / hadirkanlah suasana surga berupa kerukunan, kedamaian, kejujuran, keadilan, kasih di dunia ini. Kalau ada
suasana surga,makan dengan kangkung pun nikmatnya luar biasa!! Dan suasana itu dapat dibangun dengan doa. Dalam doa Yesus di Getsemani (Mat 26:42) Yesuspun tawar menawar dengan BapaNya. Jika penderitaan ini tidak bisa ditolak, terimalah dengan tenang, biarlah kehendak Nya yang jadi. Itulah syaratnya.Kita persatukan penderitaan kita dengan penderitaan Yesus, sehingga hidup jadi ringan, bukan beban. Sehingga tidak merasa doa permohonan kita tidak dikabulkan.
Diakhir acara,Pastor Sudarno mengajak umat berdoa bersama dengan sikap duduk tegak dikursinya masing-masing , kedua tangan terbuka diatas paha, diiringi musik dan lagu, lampu diredupkan, dan itu adalah karya Mgr Puja yang diajarkan kepada Pastor Sudarno.
DARI KITA UNTUK KITA
M
inggu, 2 November 2014merupakan peringatan arwah orang beriman. Setiap tahunnya diadakan misa khusus untuk mendoakan arwah orang-orang
beriman. Misa pada minggu sore ini dipimpin oleh Pastor Danny Sanusi, OSC. Setengah jam sebelum misa dimulai, gereja sudah dipadati oleh umat yang ingin mendoakan anggota keluarganya; misa tetap berjalan khidmat dan khusuk. Pastor Danny, OSC dalm khotbahnya mengungkit soal kehidupan yang abadi. Seringkali kita menangis saat harus ditinggalkan oleh
orang yang kita sayangi. Hidup
yang kita jalani ini tidak lepas dari tangis. Saat lahir di dunia, tangisan menunjukkan adanya kehidupan pada bayi. Tangisan merupakan tanda
kebahagiaan. Kita bisa sampai menangis melihat bayi yang baru dilahirkan menunjukan tanda-tanda kehidupan. Begitu pula saat orang yang kita sayangi meninggal dunia, kita pun menangis.
Tak ada yang dapat menghindar dari kematian. Kita menangis karena merasa tidak ada kehidupan lain. Namun sebenarnya kita menangis karena kita sadar bahwa ada kehidupan lain yang lebih abadi daripada kehidupan di dunia ini. Kita harus percaya bahwa orang - orang yang telah meninggal mendapat kehidupan yang lebih baik dan indah. Meskipun
secara fisik mereka sudah tidak ada di dunia yang sama dengan kita, namun secara rohani mereka selalu ada di hati kita untuk selalu mendoakan kita. Kita
Oleh irene Tjandra
20 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
harus meneladani sikap dan sifat baik dari almarhum. Semoga kita selalu dapat meneladani jejak kebaikan yang telah mereka lakukan agar kehidupan kita di dunia ini menjadi lebih baik.
Misa dilanjutkan dengan mendoakan seluruh arwah orang beriman. Dimulai dari mendoakan arwah orang beriman yang meninggal dunia di bawah satu tahun, lalu perwakilan dari keluarga meletakkan lilin di depan altar dan lonceng gereja dibunyikan. Setelah itu, dilanjutkan dengan menampilkan nama orang-orang beriman yang meninggal di atas satu
tahun. Untuk menghemat waktu, peletakan lilin oleh panitia dan pembunyian lonceng dilakukan setiap 3 slide atau sekitar 24 nama.
Selanjutnya, misa berjalan seperti biasa dan berakhir pukul 19.30 . Akhir kata, mari kita selalu mendoakan orang-orang yang sudah meninggal dunia sehingga kita juga selalu bisa didoakan oleh mereka dan kita meneladani hal baik yang telah almarhum lakukan selama masih hidup sehingga hidup kita menjadi lebih baik lagi.
DARI KITA UNTUK KITA
P
ada hari Minggu tgl 16 November2014 lalu, telah diadakan Rekoleksi bagi para peserta Krismawan di Stasi Sukawarna, yang didahului dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor A Didi Tarmedi, OSC. Beliau mengingatkan agar talenta yang diberikan kepada kita sebagai bekal dalam perjalanan hidup seorang pengikut Kristus yang dianggap dewasa, yang harus di kembangkan. Konon 1 talenta itu setara dengan 6000 dinar, sesuatu yang besar. Luar biasa dan patut dipertanggungjawabkan. Ada yang diberi 5, 3 dan 1 sesuai dengan kepercayaan yang Tuhan berikan; yang diberi besar tentu besar pula tanggungjawabnya.
Usai misa, peserta Krisma yang berjumlah 158 orang, dibagi 2. Kelompok remaja di bimbing di Rumah Stasi oleh Pastor A Didi Tarmedi, OSC sedang kelompok yang sudah lebih “Matang” oleh Pastor Managamtua Simbolon, SJ di gereja . Pada sesi pertama Pastor Agam memberi judul :..da aku mah apa atuh?. Beliau memulainya dengan life graph, grafik kehidupan yang naik dan turun, ada suka dan duka, semenjak kita lahir hingga saat ini.Jika menyadari itulah kehidupan, kita bisa bersyukur. Apalagi saat itu kita dipertontonkan pada penderitaan anak-anak kulit hitam di Somalia yang tinggal kulit membungkus tulang. Ada yang makan kotoran sapi, bandingkan dengan orang yang bingung bagaimana harus diet, sementara ada
orang yang kebingungan , karena tidak ada yang dapat dimakan. Ada juga anak balita kurus kering sedang duduk membungkuk menunggu kematian karena kelaparan, yang ditunggui oleh burung pemakan bangkai yang siap ingin melahapnya. Ada anak merasa tertekan oleh sikap orang tuanya, tetapi ada anak kesepian yang tidak memiliki orang tua...Ada anak yang sibuk dengan gamenya, di Somalia, anak balita bermain dengan tengkorak yang berserakan..
Maka berhentilah mengeluh dan berkata: ...da aku mah apa atuh? Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki. Bersyukurlah kepada yang memberi kehidupan, ingat kita bukan anak kecil lagi . Bahkan dapat bersyukur walau situasinya tidak menguntungkan. Kelihatannya hal ini tidak umum namun kalau dapat bersyukur atas hal-hal yang tidak enak , apalagi untuk hal-hal yang membahagiakan? Intinya relasi aku dengan Tuhan adalah relasi yang penuh syukur.
Sesi kedua berjudul: sakitnya itu, disini. Acara dimulai dengan permainan Agam get rich. Kami dibagi 7 kelompok, masing-masing diberi modal 10 juta oleh bankir, berupa batang es krim.. Seru juga permainan ini hingga tidak sempat mengantuk walau sudah santap siang bersama, karena kami sibuk ikut menghitung . Dari permainan ini saja kelompok bisa ribut. Ada nafsu untuk menguasai, ada libido dominasi. Tidak mengenal apakah ini gereja atau pasar,
rekOLeksi peserTa CaLOn
krisMaWan 2014
22 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
tidak mengenal usia, atau perkara sudah krisma atau belum. Itulah kenyataan, membangun relasi dengan orang lain, dilihat menguntungkan atau tidak? kalau menguntungkan baru aku mau, kalau tidak untuk apa?
Pantaskah model transaksional seperti ini dilakukan oleh pengikut Kristus? Bandingkan dengan pengorbanan Dia yang tergantung di salib demi menebus dosamu. Kalau mau hitung-hitungan berapa hutangmu pada Dia? tapi Dia tidak pernah menagih apalagi menyuruh debt collector . Jika pengorbanan-Nya tidak membawa perubahan pada dirimu, mungkin Dia berkata : “Sakitnya itu , disini...” Maka sebagai orang yang dewasa, aku mau bersyukur pada sang pencipta , aku juga mau membangun relasi dengan sesama, dengan pengorbanan bukan dengan mengambil keuntungan. Acara diakhiri dengan saling mendoakan teman pasangannya satu sama lain. Semoga perjalanan menuju Sakramen Krisma ini benar-benar mendewasakan kita semua.
DARI KITA UNTUK KITA
J
umat, 7 November 2014 lalu, salah satu paduan suara di Gereja Pandu berulang tahun yang ke delapan. Paduan suara yang beranggotakan anak-anak yang tergabung dalam Kelompok Campanella Voce ( C.V.) ini mengadakan ibadat dan pembekalan yang diberikan oleh Pastor Hendra, OSC. Dalam pembekalan, beliau mengatakan bahwa kita harus percaya diri akan talenta yang kita miliki; meskipun sedikit dan mungkin tidak sehebat orang lain, kita tidak boleh minder. Talenta yang kita miliki merupakananugerah dari Tuhan dan harus kita jalani dengan setia dan penuh tanggung jawab.
Setiap orang memiliki ciri khas dan talenta yang berbeda. Perbedaan itu disebabkan oleh kemampuan masing-masing pribadi; dari kemampuan yang bervariasi ini kita mampu menghasilkan sesuatu yang lebih indah dan baik. Kita harus bisa melengkapi kekurangan satu sama lain. Pesan dari Pastor Hendra
adalah agar kita mulai bertanggung jawab dari hal yang kecil dan dengan kesetiaan untuk mengembangkan talenta yang kita miliki.
Setelah ibadat selesai, dalam sambutannya, Bapak Ernest selaku
Ketua Seksi Liturgi Paroki mengucapkan selamat ulang tahun ke-8 dan terima kasih kepada C.V. yang telah menyemarakkan liturgi di Paroki Pandu selama ini. Regenarasi sangat penting agar C.V. terus ada dan semakin berkembang,
dan tetap semangat untuk mencari anggota baru.
Koordinator C.V., Ibu Leni menyampaikan harapan agar berkembang , C.V. senantiasa dibimbing oleh Seksi Liturgi Paroki dan dapat bekerjasama dengan pihak BIA / BIR agar anak-anak dapat bergabung dengan kelompok ini. Beliau juga berharap agar orangtua mau mendukung anak-anaknya sehingga dapat bersama – sama memuliakan Tuhan ; dan semoga C.V. tetap ada karena kelompok ini
MeMuLiakan TuHan
dengan TaLenTa
24 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
merupakan salah satu paduan suara anak-anak yang ada di Gereja Pandu.
Tidak ada syarat khusus untuk bergabung dalam kelompok ini; yang terpenting adalah niat untuk melayani dengan talenta yang dimiliki. Jadwal latihan yaitu setiap hari Jumat pukul 18.00 di Gereja; keterangan selengkapnya dapat menghubungi Sesilia 089605524732 .
DARI KITA UNTUK KITA
P
ada hari Senin tanggal 13 Oktober 2014 bertempat di rumah Ibu Agnes di Gg. Sukarela, LIngkungan St. GABRIEL (Begawan Sempani) mengadakan pertemuan Lingkungan Rutin setiap bulannya. Akan tetapi pertemuan kali ini agak khusus karena bersamaan dengan ulang tahun lingkungan ke-9.Acara dimulai dengan acara pertemuan lingkungan yang dihadiri pula oleh Ketua Wilayah I Bpk. Handy Kartawijaya dan tema sharing kali ini adalah "Bunda Maria Ratu Rosario", setelah itu kami berdoa singkat untuk kebersamaan dan kemajuan lingkungan, dan diakhiri dengan menyanyikan lagu Happy Birthday dan dilanjutkan dengan acara makan malam bersama.
Selamat ulang tahun lingkunganku, semoga menjadi cahaya yang bersinar bagi sekililingnya. Tuhan senantiasa memberkati, Amin.
uLang TaHun
ke-9 Lingkungan sT. gaBrieL
26 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
P
ada tanggal 17 November 2014, Klinik Pratama Pandu kembali mengadakan acara bakti sosial berupa donor darah. Acara ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan Klinik Pratama Pandu bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia setiap 3 bulan sekali.Kegiatan aksi donor darah ini dimulai pk 08.00 – 12.00 di aula atas Paroki Pandu. Jumlah peserta aksi donor darah kali ini tidak sebanyak jumlah peserta aksi donor darah 3 bulan sebelumnya, hal ini disebabkan karena cuaca yang kurang bagus sehingga banyak para pendonor yang kurang sehat badannya sehingga mereka tidak dapat mendonorkan darahnya.
Jumlah pendonor kali ini tercatat 142 orang dengan perincian :
1. golongan darah A : 30 orang 2. golongan darah B : 40 orang 3. golongan darah AB : 15 orang 4. golongan darah O : 57 orang
Peserta donor darah terdaftar 142 orang , namun 47 orang ditolak karena kondisi badannya yang kurang sehat.
Syarat-syarat teknis donor darah : • Umur 17-60 tahun.
• Berat badan minimal 45 kg.
• Temperatur tubuh : 36,6 – 37,5 derajat Celcius.
• Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg.
• Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/menit.
• Hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5 gram.
• Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak 5 kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan.
• Tidak mengonsumsi obat-obatan apapun sejak 3 hari sebelum donor. • Dalam kondisi sehat saat mendonor (tidak mengidap sakit apapun, termasuk
batuk – flu).
Mari kita sama-sama mendonorkan darah kita. Klinik Pratama Pandu siap menunggu dan menyambut anda pada acara donor darah berikutnya yang akan diselenggarakan pada tanggal 22 Februari 2015. ingat...jika kita mendonorkan
darah kita berarti kita memberikan kehidupan.
BaksOs – dOnOr daraH
kLinik praTaMa pandu
DARI KITA UNTUK KITA
S
enin,10 November 2014, kami pengurus dan anggota koor WKRI Pandu,sejenak meninggalkan rutinitas untuk jalan-jalan bersama ke Kota Bogor. Tempat yang kami tuju antara lain: Tajur, Sentul City dan kuliner.
Tujuan kami agar pengurus dan anggota koor WKRI cab Pandu menjadi lebih dekat dan akrab, sehingga diharapkan bisa terjalin persahabatan yang lebih erat lagi.
Semoga kebersamaan ini menjadikan kami lebih bersemangat lagi dalam melaksanakan tugas-tugas rutin kami.
JaLan-JaLan BersaMa
Wkri CaB pandu ke BOgOr
28 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
Menanggapi isTri kedua
( oleh pasutri agus – peni )
Membangun Kesetiaan Pasutri
( istri kedua dalam kehidupan perkawinan masa kini adalah : Pekerjaan, Hobby Pribadi, Relasi
Teman Pribadi, Jejaring Elektronik dan Kecanduan Internet )
S
ejak terpilihnya pengurus Marriage encounter ( ME ) Paroki Pandu periode 2014 - 2017, yang beberapa tahun terakhir ini “absen dari berbagai kegiatan di Paroki kini mulai bangkit kembali. Berbekal semangat dan kerja keras dari Koordinator ME Pandu yang baru ( Pasutri Hendra - Ulin ), hari Minggu 9 Nopember 2014 diadakan Acara Seminar Keluarga dengan tema “ Menanggapiistri kedua”. Seminar ini mengundang seluruh alumni ME dan seluruh pasutri Katolik dari lintas Paroki . Acara ini dimulai pukul 18.15, dihadiri oleh 105 orang peserta yang berasal dari dalam dan luar Paroki Pandu. Turut hadir dalam acara ini Pst. Hendra Kimawan, OSC, Pst. Yoyo Yoakim, OSC, Pst. Joseph Souw, OSC dan sebagai narasumber pst. a. erwin santoso, MsF dari Jakarta yang dipandu oleh Bpk. Darmawan Rusmin dari Paroki Lembang .
Berkat dukungan Pastor Paroki dan kategorial Paroki akhirnya tema ini pun diangkat. Tema ini memang menimbulkan banyak tanda tanya pada hampir sebagian besar umat; terutama saat diumumkan dalam misa. Pst. Erwin Santoso, MSF memberikan solusi yang sangat baik untuk tema ini. Materi dibawakan dengan serius tapi santai, diselingi lagu dan guyonan segar sehingga membuat suasana menjadi hangat. Pastor Erwin mengawali bahwa perkawinan Katolik bersifat monogami yang menuntut cinta yang eksklusif dan tidak terbagi, artinya tidak boleh ada relasi lain sedalam dan seintim dengan pasangan. Di samping itu, perkawinan katolik bersifat tak terputuskan/tak terceraikan, yang menuntut adanya kesetiaan dan permanensi sampai kematian pasangan (melarang adanya perceraian). Pastor Erwin mengingatkan agar kita sebagai pasutri katolik harus tetap setia pada janji pernikahan. Tak jarang perjalanan hidup perkawinan diwarnai konflik, namun hal itu bisa diselesaikan jika relasi dan komunikasi kita lancar. Artinya, masing-masing pasangan harus dapat menanggalkan egonya, mau mendengarkan pasangan , saling memahami dan mau saling memaafkan. Selanjutnya pokok bahasan temapun dikupas dengan begitu baik oleh narasumber, bahwa kehidupan keluarga masa kini semakin kompleks, semakin banyak tantangan dalam upaya membahagiakan keluarga. Istilah “istri kedua” disini adalah bukan istri dalam arti yang sesungguhnya, melainkan Pekerjaan, Kegemaran/Hobby Pribadi, Relasi Teman Pribadi, Jejaring Elektronik dan Kecanduan Internet.
DARI KITA UNTUK KITA
menjadikan pekerjaan, hobby, jejaring sosial dan internet sebagai istri kedua, maka ME Pandu terpanggil untuk mengangkat tema ini menjadi sebuah bahan permenungan bersama, sampai sejauh mana kita sebagai pasangan suami istri Katolik sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga kita. Artinya bahwa keluarga tetap harus menjadi yang utama, namun pada kenyataannya banyak dari pasangan suami istri Katolik yang pada akhirnya terjebak dengan rutinitas pekerjaan, hobby dan asyiknya bergelut dengan media jejaring sosial dan internet. Tak sedikit pasangan yang menghabiskan waktunya di kantor, kerja lembur , bermain di jejaring sosial dan internet, dan banyak dari mereka yang menggeluti kegemaran/hobby pribadinya secara berlebihan sehingga menjadi lupa waktu dan bahkan lupa diri bahwa keluarganya telah kehilangan sebagian besar waktu kebersamaan, akibatnya pasangan dan anak-anaknya menjadi terabaikan. Ditegaskan pula bahwa pengaruh internet dan jejaring sosial ( facebook, twitter, line, kakaotalk, whatsap, bbm, dll ) yang niat awalnya untuk menjalin kembali silaturahmi dengan teman-teman di masa lalu akhirnya berkembang menjadi pertemuan yang lebih khusus ( reuni ). Jika reuni dilakukan sesekali, itu hal yang wajar. Tetapi jika menjadi rutin; apalagi sampai menumbuhkan kembali relasi pribadi yang melibatkan emosi, itu akan menimbulkan hal-hal yang kurang baik, seperti CLBK ( Cinta Lama Bersemi Kembali ) dan perselingkuhan. Inilah yang
harus diwaspadai oleh setiap pasangan, jika masing-masing memegang teguh komitmen janji setia pernikahan maka pasangan akan bersikap bijaksana dalam menanggapi godaan dalam bentuk apapun. Kuncinya, selain menjalin relasi yang baik dengan pasangan, yang terutama adalah menjalin relasi yang lebih intens lagi dengan Tuhan.
Peserta masih antusias menyimak apa yang disampaikan narasumber, namun tak terasa waktu sudah larut malam dan acara pun harus berakhir. Acara diakhiri pada pukul 21.15 setelah sebelumnya dibagikan doorprize dan ditutup dengan doa serta berkat dari Pst. Souw.
Akhir kata, kami dari komunitas ME Paroki Pandu mengajak para pasangan suami istri untuk dapat mengalami Weekend
Me, yang menghendaki relasinya menjadi lebih baik, memberikan paradigma baru dalam berkomunikasi yang benar antar dua pribadi yang berbeda serta mengembangkan
30 BK Berita Kita Desember 2014
DARI KITA UNTUK KITA
AP
A K
ABAR ST
ASI
kemampuan saling mendengarkan, berbagi dan mengampuni.
Jadwal Weekend Me tahun 2015 : 13-15 Mar / 08-10 Mei / 21-23 Agt / 27-19 Nop. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Pasutri Hendra - Ulin HP: 0818616202 / 0811203322.
ME Paroki Pandu sedang mempersiapkan suatu kegiatan yaitu kelompok dialog yang diharapkan dapat menjadi wadah, dimana pasutri bisa belajar berdialog yang baik dengan pasangan, bisa berbagi pengalaman tentang kehidupan perkawinan, dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi relasi dengan pasangan, relasi dengan anak dan lingkungan.
Sampai berjumpa lagi di acara ME Paroki Pandu berikutnya.
APA KABAR STASI
aku MeMBeri karena aku diBeri
S
alah satu bentuk aksi nyata solidaritas kita sebagai umat Katolik adalah kepedulian. Kepedulian kita terhadap sesama khususnya diluar umat Katolik merupakan tanggung jawab kita sebagai umat Allah untuk menampilkan wajah sosial Gereja.Hari Minggu 12 Oktober 2014 yang lalu, Tim PSE dari Gereja Stasi St. Theodorus mengadakan Bakti Sosial yaitu Pengobatan Gratis, yang bertempat di SLB Prima Bhakti Mulia - Cimindi. Warga sekitar berdatangan sejak pukul 08.00 s.d.13.30 dengan membawa kupon yang telah dibagikan beberapa hari sebelum pelaksanaan. Mereka datang dan berharap mendapatkan kesembuhan. Warga menyambut kegiatan ini dengan antusias, tercatat 265 orang yang terdaftar sebagai pasien. Bakti sosial ini dibantu oleh dr. Lydia, dr. Robert, dr. Yuyun, 4 Staff Stikes Borromeus, dan panitia. Beberapa perusahaan obat ikut berpartisipasi membantu kegiatan ini dengan memberikan obat-obatan dan ada donatur yang menyumbang beras untuk dibagikan kepada warga yang terdaftar sebagai pasien. Setiap pasien mendapatkan satu kantong plastik yang berisikan beras 1kg, satu bungkus biskuit, dan satu minuman. Panitia menjalankan setiap tugas dengan semangat.
Bapak Widodo sebagai Ketua PSE Stasi, mengharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi warga sekitar. Bapak Ahmad Solihin sebagai Ketua RW 04 mengucapkan terima kasih kepada Gereja karena berkenan mengadakan kegiatan ini yang dapat membantu warganya.
FOTO
Foto
Daftar dulu sebelum berobat Wah tensi ibu bagus yah..
Oleh Maria & Lisa
AP
A K
ABAR ST
32 BK Berita Kita Desember 2014
APA KABAR STASI
Tidak terasa kita akan segera memasuki masa Adven dan
setelah itu kita bersama-sama akan merayakan kelahiran
Tuhan Yesus.
SAINT THEODORE’S CHOIR atau yang kita kenal
dengan nama STC; akan mengadakan kegiatan
bertajuk STC LOVE MISSION for CARITAS.
STC mengajak seluruh umat untuk
mempersiapkan perayaan Natal bersama 36 orang Oma
dan Opa yang berada di
Panti Werdha Karitas Cibeber
Ci-mahi
dengan terlibat langsung dalam acara ini. Umat dapat
berpartisipasi dengan cara
memberikan tanda kasih berupa bantuan dana atau barang
seperti sembako, keperluan sehari-hari (sabun, sikat, pasta
gigi) pampers dll.
Pengumpulan tanda kasih dapat diserahkan setiap
hari Minggu setelah misa di
Stasi St Theodorus, Jalan Unpar II No 10, Bandung. Batas
akhir pengumpulan pada tgl
7 Desember 2014
.
Penyera-han tanda kasih akan dilaksanakan pada tanggal
14 Desember 2014
.
Untuk keterangan lebih lanjut mohon hubungi:
Sutjoyo 081804528888,
Chandra 08112050448,
Maria Dewi 083820856732
Hai R
Hai Romo
Hai R
omo pada khususnya, mengenai penggunaan Bagaimana pendapat gereja pada umumnya dan pastor smartphone di dalam
gereja. Maksudnya bukan dipakai untuk ber-media sosial , tapi digunakan untuk membaca Kitab Suci atau lagu-lagu di Puji Syukur. Karena kecenderungan anak muda sekarang malas membawa kitab suci/puji syukur, jadi mereka cenderung tidak turut aktif bernyanyi karena alasan tersebut.
Terima kasih Sonny “Gadget” Rohani
Pada masa kini smartphone seolah-olah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Bayangkan saja, banyak orang yang langsung menggunakannya sesaat setelah bangun pagi. Padahal belum melakukan apa-apa yang lain. Gosok gigi pun belum.
Gereja senantiasa mendukung pemakaian alat-alat itu.
Malah Gereja menganjurkan supaya smartphone dan
juga media digital lainnya dipakai sebagai alat pewartaan Kabar
Gembira juga. Hanya Gereja mewanti-wanti: pakailah dengan
bijaksana media digital itu sesuai dengan fungsinya dan pada
tempatnya.
Pada masa kini program-program aplikasi rohani semakin banyak, misalnya aplikasi Alkitab, ibadat harian, dan mungkin juga Puji Syukur (saya belum pernah melihatnya). Program-program itu semakin membantu dan memudahkan kita. Di luar negri semakin banyak orang yang pergi ke Gereja tidak membawa apa-apa selain smartphone dan iPad. Beberapa Pastor juga menggunakan “Tablet” untuk berdoa Ibadat Harian. Malah ada juga Uskup Gereja Katolik yang membuka BB saat kotbah karena dia menuliskan kotbahnya di BB yang dia miliki.
Saya pribadi berpendapat, sejauh digunakan dengan tepat dan benar, serta memang untuk membaca Kitab Suci atau membuka Puji Syukur, no problem. Malah ada Pastor yang mengusulkan bagaimana kalau kita masukkan lagu-lagu yang akan dipakai dalam Misa beserta bacaan Alkitabnya melalui internet sehingga umat dapat mengaksesnya melalui smartphonesnya masing-masing. Menurut saya itu adalah ide yang bagus.
Hanya … yang menjadi masalah adalah apakah orang tersebut benar-benar menggunakannya secara tepat atau tidak, apakah dia tidak membuka program-program lainnya. Sejauh pengamatan saya ada beberapa umat yang suka mengeluarkan smartphonenya saat misa. Hanya sayang sekali, bukan untuk membuka Kitab Suci atau Puji Syukur, tapi untuk chatting atau facebook-an, dan lain-lain. Bila demikian jelas tidak benar dan tidak tepat. Maka, edukasi pemakaian smartphone yang tepat sesuai dengan tempatnya itu sangat penting.
34 BK Berita Kita Desember 2014
POJOK KELUARGA
P
emberian smartphone ke anakseringkali menjadi dilemma bagi para orang tua. Di satu sisi para orang mendapat keuntungan dari smartphone. Mereka dapat dengan mudah terhubung dengan anak mereka pada saat anak berada di luar rumah. Mereka dapat mengecek keberadaan anak mereka di luar rumah, membuat janji penjemputan dan aneka manfaat lainnya. Di sisi lain, fungsi smartphone
sekarang ini bukan hanya untuk menelepon atau mengirim sms tetapi tersedia aneka ragam layanan media teristimewa kemudahan akses internet di dalamnya. Hal ini dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi anak kalau tidak bijak dalam penggunaannya. Anak dapat dengan mudah mendownload gambar atau video yang tidak layak untuk usia mereka. Sebagai contoh, seorang bapak pernah datang kepada saya untuk konsultasi karena ia menemukan gambar-gambar orang telanjang di
smartphone anaknya. Seorang ibu kebingungan karena anaknya kecanduan
games sehingga anak tidak dapat lepas dari smartphonenya mengabaikan tugas
belajarnya. Ibu yang lain senantiasa diliputi rasa khawatir dengan pergaulan anaknya di dunia maya. Itulah disamping manfaat positif smartphone perlu diperhatikan juga dampak negatif yang dapat ditimbulkannya.
Lalu apakah perlu atau tidak memberi
smartphone ke anak kalau mereka meminta hal itu? Tidak dapat disangkal bahwa sekarang ini smartphone sudah menjadi barang mainan paling favorit di kalangan anak-anak remaja. Lebih dari pada itu, smartphone juga telah menjadi simbol status mereka. Itulah sebabnya mereka selalu tergoda untuk gonta-ganti smartphone mengikuti tren terbaru. Dalam keadaan seperti itu maka anak-anak yang tadinya tidak memiliki
smartphone akan meminta kepada orang tua mereka untuk membelikannya karena melihat temannya yang membawa
smartphone. Keputusan memberikan atau tidak smartphone kepada anak dasar pertimbangannya adalah apakah anak sudah dapat menggunakannya secara bertanggungjawab atau tidak? Hal ini untuk berjaga-jaga mencegah dampak negatif yang dapat ditimbulkannya Bagaimana menjelaskan kepada anak umur 12 tahun yang
baru masuk usia ABG mengenai penggunaan smartphone? Karena kami orang tua khawatir akan pergaulan di media sosial yang kadang belum sesuai dengan umurnya. Kalau orang tua yang menerangkan biasanya anak bersikap defensif, mungkin pastor bisa memberikan wejangan sebaiknya bagaimana orang tua bersikap? Apakah harus diberikan dengan pengawasan? atau tidak sama sekali?
Terima kasih Ortu Anak ABG Andreas
asuhan: pst. Yoyo OsC.
POJOK KELUARGA
seperti yang saya terangkan di atas.
Maka pada saat orang tua memutuskan untuk memberikan smartphone kepada anak alangkah baiknya orang tua menyiapkan mental mereka terlebih dahulu sebelum memberi smartphone
kepada anak. Ajak bicara mereka, misalnya mengenai:
• Terangkan tujuan pemberian smartphone kepada anak, yaitu untuk menjaga agar anak tetap terhubung dengan orang tua pada saat mereka berada di luar rumah dan untuk menjaga keamanan pada saat ada situasi darurat.
• Etiket penggunaan smartphone. Jelaskan kepada anak saat-saat kapan menggunakan
smartphone dan kapan tidak menggunakannya.
• Jelaskan juga etiket penggunaan internet.
• Terangkan juga bahaya-bahaya yang dapat
ditimbulkan dari penggunaan smartphone yang salah.
• Buat kesepakatan antara orang tua dan anak, misalnya, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Anak-anak dapat menggunakan smartphone untuk banyak hal tanpa sepengetahuan orang tua. Oleh karena itu
tekankan kepada anak untuk senantiasa jujur dan berterus terang kepada orang tua.
• Buat juga kesepakatan agar orang tua sewaktu-waktu diperbolehkan melihat
smartphone mereka untuk pengawasan. Jangan sampai karena masalah smartphone
orang tua dan anak jadi bertengkar karena anak merasa dikontrol.
• Dan lain-lain sesuai dengan yang akan menjadi penekanan orang tua ke anak dalam penggunaan smartphone. Yang penting sebelum memberikan smartphone
kepada anak alangkah baiknya orang tua mengajak bicara terlebih dahulu kepada anaknya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
36 BK Berita Kita Desember 2014
CINTA KITAB SUCI
CINT
A KIT
AB SUCI
“S
embah bakti” adalah suatusikap dan tindakan yang terhormat, khidmat penuh kasih dan kesetiaan. Ucapan ini kiranya pantas diucapkan seorang anak kepada orangtuanya, atau seorang budak kepada tuannya (di zaman dahulu). Namun, dari semua itu, yang paling pantas dan layak untuk sembah bakti kita ialah yang dimuliakan, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Setiap kali kita menyambut Sakramen Mahakudus, memandang Hosti (Tubuh dan Darah Kristus) dalam Ekaristi, beberapa dari kita ada yang mengatupkan kesepuluh jari; tangan diangkatkan ke dahi, dengan menundukkan kepala, sambil berkata dalam hati “Ya Tuhanku dan Allahku”. Doa ini mengingatkan pada Tomas yang disebut Didimus, salah satu dari para rasul, yang mencucukkan jari ke tangan dan lambung Yesus bekas penyaliban. Ucapan Tomas “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh. 20:28) adalah sembah baktinya. Yesus masih bersabda, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”.
Kita juga sering melihat upacara sembahyang yang dilakukan oleh orang Bali yang beragama Hindu. Itu pun adalah sebuah tanda penghormatan penuh khidmat kepada Hyang Widi yang diimaninya. Menghargai cara mereka beribadah menunjukkan hormat kita kepada Tuhan Yang Mahaesa. Sudah sepatutnya kita saling menghargai dan menghormati demi toleransi beragama. Hal ini sangat penting bagi bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, hidup
dalam semangat Pancasila. Kita diajak bersembah bakti melalui sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Mahaesa. Kita sebagai umat Katolik bersembah bakti kepada Yesus Kristus. Ada
berbagai alasan kita melakukan sembah bakti kepada-Nya, di antaranya,
Yesus sebagai “Anak Allah yang Mahatinggi”, sebab Roh Kudus telah turun dan kuasa Allah yang mahatinggi menjadikan Maria sebagai Bunda Tuhan. Oleh sebab itu, Yesus juga disebut sebagai “Yang Kudus Anak Allah” (Luk 1:26-35). Yesus juga disebut sebagai Sang Juru Selamat, Kristus, Tuhan. Berita gembira yang diwartakan oleh malaikat kepada para gembala yang sedang menjaga kawanan ternak di padang rumput (Luk 2:11) memuat kalimat yang indah sebagai pujian kepada kebesaran Allah: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitahukan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:11). Sebuah sikap dan wujud sembah bakti yang tulus penuh kegembiraan pertama kali disampaikan langsung kepada bayi Yesus oleh tiga orang Majus. Mereka menghadap kepada bayi Yesus yang terbaring dalam palungan bersama ibu-Nya, Maria. Bahkan, mereka pun mempersembahkan kepada-Nya emas sebagai lambang kemuliaan, kemenyan dan mur sebagai lambang pengorbanan (kematian) dan keharuman
(kehormatan) (Mat 2:10-11).
seMBaH BakTi kepada Yesus
CINTA KITAB SUCI
Dalam Kitab Yesaya, Yesus disebut sebagai Raja Damai. Yesus adalah “Terang yang Besar”, Kabar Gembira, dan segala bangsa boleh bersorak-sorai karena terang yang besar telah timbul dari kegelapan (Yes 8:23; 9:6; 11:6-9). Akan tetapi, Yesus juga disembah sebagai ‘Penebus dosa dunia’, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, hingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa dan memperoleh kehidupan yang kekal (Yoh 3:16). Dan masih banyak alasan mengapa kita layak bersembah-bakti kepada Yesus. Pertanyaan yang penting: sudahkah kita merenungkan sendiri, sejauh mana kita siap dan pantas untuk selalu membuka pintu hati, agar layak menerima Yesus Kristus di dalam diri kita, agar kita layak disebut ‘Bait Allah’? (1Kor 3:16).
Pada akhirnya, marilah kita dalam masa menyambut Perayaan Natal ini, bersama para malaikat di surga berseru, “Gloria in excelsis Deo et in terrra pax hominibus bonae voluntatis!” – “Glory to God in the highest and peace on earth to people of good will!” – “Kemuliaan kepada Allah di tempat yang mahatinggi dan damai di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Selamat Hari Raya Natal 2014 dan Tahun Baru 2015!
Uniform for All Purpose
penampilan yang menarik
akan menunjang segala aktifitas anda
kami hadir melayani pemesanan segala
jenis seragam untuk berbagai keperluan
(pria/wanita) dengan harga terjangkau
(minimal pemesanan untuk 5 orang)
38 BK Berita Kita Desember 2014
UMAT BERBICARA
ROHANIW AN BERCERIT A UMA T BERBICARAT
anpa terasa kita telah memasuki bulan terakhir di tahun 2014 ini. Bulan Desember identik dengan perayaan Natal. Kedatangan Kristus dalam kelahiran-Nya di gua tempat ternak beristirahat di kota Betlehem di tanah Yudea, seperti nubuat para Nabi.Dalam lukisan Natal yang saya lihat, tergambar dengan indahnya Sang Juruselamat dunia,tertidur manis di palungan (tempat minum ternak ) dalam balutan kain lampin, sementara dengan khidmat para gembala sujud menyembah, para malaikat bernyanyi di atas tempat tersebut juga ada 3 raja dari Timur yang membawa persembahan yaitu mas, kemenyan dan mur. Walaupun kita tahu bahwa mereka tidak datang
dalam kurun waktu
yang bersamaan; namun gambaran itu terlukis dengan indahnya. Semua dalam posisi menyembah, bahkan ternak yang ada dalam lukisan tersebut, terlihat terpukau oleh Sang bayi kudus.
Apakah arti Natal bagi kita ? Banyak orang yang berhenti pada kemeriahan perayaannya saja. Memperingati kelahiran Sang Penebus dosa dunia dengan segala pernak perniknya sebagai suatu kewajiban ritual tiap tahun. Padahal Natal adalah peristiwa awal dimana Kasih Allah dinyatakan. Diawali dengan masa adven, persiapan menyambut-Nya, ziarah iman hidup spiritual; yang terus berproses hingga pengorbanan Kristus di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya yang mulia. Syukur kepada Allah.
Sembah bakti, merupakan kata yang
menggambarkan suatu pengabdian total sekaligus merupakan upaya penyembahan yang tulus sampai akhir. Terkandung di dalamnya unsur kesetiaan, unsur penyerahan hidup yang sepenuhnya dan kasih yang mendasarinya. Kristus menjadi teladan kita dalam bersembah bakti.
Sebagai jawaban kita atas Kasih Allah yang diberikan secara cuma-cuma dalam sukacita Natal.
Bunda Maria sebagai Bunda Allah bisa berkata “ Sebab aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu “ Mari kita bersembah bakti dengan seluruh hidup kita sampai akhir perjalanannya. Kita bisa mulai dengan setia dan teratur
melakukan Sakramen Ekaristi, Sakramen tobat. Sebagai
bentuk ketaatan kita menghadirkan-Nya dalam kehidupan menggereja. Selamat menyambut KRISTUS Tuhan dengan bersembah bakti. Berikut adalah Opini umat
(Ibu Grace Gracia - lingkungan Cicendo) Kita menyembah Tuhan dengan membaktikan seluruh hidup ini.
(Ibu Indah - lingkungan Pandu)
Sikap hati kita terhadap Tuhan Sang Juruselamat dengan mengasihi-Nya.
(Bpk Thomas H - lingkungan Sukamulya) Kasih Tuhan telah dikaruniakan pada kita,maka kita memberikan yang terbaik sebagai bakti kita.
“ seMBaH BakTi “
ROHANIWAN BERCERITA
WOrLd YOuTH daY MeMBeri
pengaLaMan MeneguHkan
kami akan kembali ke gereja kami
Masih terbayang dalam benakku. Peristiwa terjadi ketika Live in di Paroki Arnaldo Janssen, Sao Paolo Brasil. Seorang anak muda menyatakan diri akan kembali ke gereja dan akan aktif kembali dalam Gereja Katolik. “Ternyata yang memiliki masalah tidak hanya kami tapi kita semua memiliki masalah. Saya akan kembali aktif di Gereja,”kata seorang gadis muda menyatakan sikapnya. Pernyataan yang menyejukan
tentunya. Dalam situasi banyak krisis yang dialami oleh orang muda. Gereja seringkali menjadi tempat yang tidak menarik bagi orang muda. Perjumpaan sesama orang muda memberi peneguhan dan kesadaran tersendiri.
Kegiatan-kegiatan keseharian, perjumpaan penuh senyumaan, sapaan
penuh keakraban ternyata menyentuh kedalaman lubuk hati. Orang membutuhkan dihargai keberadaanya.
Betapa membahagiakan bila bisa
didengarkan. House parent pun
menunjukkan rasa bahagia dan menceritakan dengan antusias keluarganya. Anaknya yang sudah jarang ke Gereja pun dipanggilnya untuk berkumpul. Betapa lengkap kebahagiaan
kami ketika anak dan cucunya ikut berkumpul di Gereja. Kami melewati malam dengan menyanyi, sharing, berfoto, dan tertawa bersama.
Ingatanku kembali pada pengalaman ketika mengikuti Indonesian Youth Day (IYD) 2012. “Saya tidak jadi pindah agama, saya ingin aktif kembali
Oleh: rd. antonius Haryanto
ROHANIW
AN BERCERIT