• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 927, ,10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN 927, ,10"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kebutuhan hidup yang terpenting bagi manusia setelah udara dan air adalah kebutuhan akan pangan. Pangan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia agar dapat melangsungkan kehidupannya. Bagi masyarakat Indonesia, kebutuhan pangan pokok yang harus tersedia setiap harinya adalah beras. Beras merupakan hasil pengolahan dari padi dan merupakan sumber karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan jenis pangan yang lainnya, yaitu mencapai 360 kalori atau setara 78,9 gram, maka tidak heran jika beras merupakan komoditas yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok (Sediaoetama, 2006).

Tabel 1.1 Rata-rata Konsumsi Kalori (KKal) per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan tahun 2008 – 2013

Komoditi 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Maret Sept Maret Sept Maret Sept

Padi-padian 968,48 939,9 9 927,0 5 919,10 893,3 0 894,9 2 886,8 4 876,5 8 869,36 Umbi-umbian 52,75 39,97 37,05 43,49 36,02 31,05 32,27 31,09 35,04 Ikan 47,64 43,52 45,34 47,83 45,61 45,19 47,26 44,09 45,45 Daging 38,60 35,72 41,14 44,71 44,19 52,52 61,62 39,96 38,47 Telur dan susu 53,60 51,59 56,20 55,97 52,21 48,89 50,25 53,50 53,19 Sayur-sayuran 45,46 38,95 38,72 37,40 37,52 37,54 37,90 34,96 36,71 Kacang-kacangan 60,58 55,94 56,19 54,17 50,67 52,54 55,12 51,53 46,80 Buah-buahan 48,01 39,04 40,91 39,44 33,89 37,11 35,12 35,65 30,39 Minyak dan lemak 239,30 228,3 5 233,3 9 232,03 229,8 6 238,2 5 242,8 8 227,9 9 231,08 Sumber : BPS, 2013.

Guna menjamin agar kebutuhan pangan terkendali dan kontinuitas keseimbangan kebutuhan pangan masyarakat tercapai, maka pemerintah telah menugaskan BULOG untuk mengatur dan mengendalikan pangan yang berkecukupan bagi seluruh masyarakat melalui Kepres RI No. 50 tahun 1995, dan Surat Keputusan Kabulog No. 567/KA/11/1995 sampai No. 571/KA/11/1995, tercakup didalamnya juga mengenai tugas maupun peran BULOG sebagai lembaga yang bertanggungjawab di bidang logistik terutama perberasan. Adapun peran Bulog adalah untuk mewujudkan dan memantapkan ketahanan pangan, baik dalam skala rumah tangga maupun nasional. Sedangkan tugas pokok yang dibebankan oleh pemerintah kepada Bulog yaitu meliputi 3 point penting :

(2)

2

a. Menjaga harga pembelian pemerintah (HPP). b. Mengelola cadangan beras pemerintah (CBP).

c. Menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan rawan pangan serta penyaluran beras untuk menanggulangi keadaan darurat dan bencana.

Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, secara operasional Perum Bulog melakukan kegiatan pengadaan beras dalam negeri. Pengadaan gabah/beras oleh Bulog dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu pengadaan beras lokal, pengadaan beras regional, dan pengadaan beras khusus. Pengadaan beras lokal adalah pengadaan beras dalam negeri yang dilaksanakan oleh Perum Bulog di Divre/Subdivre/kansilog yang berasal dari wilayah kerja Divre tetapi diluar wilayah kerja Subdivre/kansilog pelaksana berdasarkan ketentuan Inpres RI tentang kebijakan perberasan yang berlaku, dengan tambahan insentif angkutan. Pengadaan beras regional adalah pengadaan beras dalam negeri berdasarkan ketentuan Inpres perberasan, yang berasal dari luar wilayah kerja divre pelaksana yang dilaksanakan oleh subdivre/kansilog dengan tambahan insentif angkutan. Adapun pengadaan beras khusus adalah pengadaan gabah dan atau beras dalam negeri yang dilaksanakan oleh Perum Bulog di divre/subdivre/kansilog berdasarkan ketentuan Inpres RI tentang perberasan dengan tambahan harga pembelian di atas HPP. Di dalam proses pengadaan beras dalam negeri tersebut, Perum BULOG memiliki 3 saluran pengadaan, yaitu melalui MITRA kerja, Satuan Tugas (SATGAS), dan Unit Bisnis Pengelolaan Gabah Beras (UB.PGB).

MITRA kerja pengadaan dalam negeri adalah badan usaha dan atau badan hukum yang bergerak dibidang industri perberasan yang memiliki dan atau menguasai sarana penggilingan sesuai yang dipersyaratkan dan melakukan kerjasama dengan Perum Bulog dalam hal pembelian, pengolahan, dan pemasaran gabah/beras. SATGAS pengadaan dalam negeri adalah satuan kerja yang dibentuk oleh Kadivre/Kasubdivre untuk melakukan pembelian gabah/beras dalam negeri berdasarkan ketentuan HPP dalam rangka mendukung kewajaran harga gabah/beras bagi produsen maupun pemenuhan kebutuhan persediaan sesuai kebijakan Direksi Perum Bulog. UB.PGB adalah unit usaha yang mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan publik dan pengembangan usaha Perum Bulog.

(3)

3

Secara umum tujuan dari pengadaan yang dilakukan adalah dititikberatkan pada persediaan beras untuk memenuhi kebutuhan penyaluran disamping hal tersebut juga nantinya akan berdampak pada kestabilan harga baik di tingkat produsen maupun konsumen, tetapi yang menjadi pertimbangan adalah seperti halnya komoditas pertanian lainnya, beras memiliki karakteristik tersendiri. Hal ini yang mendorong perlunya penanganan proses pengadaan dan distribusi yang tepat. Berdasarkan data yang tertera pada tabel 2 terlihat bahwa total persediaan akhir Perum Bulog Divre DIY cenderung fluktuaktif dari tahun ke tahun terhitung sejak tahun 2008 sampai dengan 2012. Tentunya jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan bahwa peluang adanya hambatan dalam penyaluran beras di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat terjadi terutama ketika stok beras gudang BULOG sangat minim. Begitu pula sebaliknya jika stok yang dimiliki terlalu berlebih maka dapat menimbulkan masalah dalam penyimpanannya dan itu akan mempengaruhi peningkatan biaya penyimpanan. Tentunya hal-hal semacam ini dapat dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya termasuk Perum BULOG.

Tabel 1.2. Persediaan, Pengadaan dan Penyaluran Beras Perum Bulog Divre D.I.Yogyakarta (ton) Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 persediaan awal 14.838, 67 12.339, 28 20.141,6 4 5.960,18 5.187,26 Pemasukan 54.966,59 56.927,69 24.209,7 6 39.212,8 5 70.837,1 5 proses ulang - - - - pindahan daerah - - - - koperasi - - - - persediaan yang dikuasai 69.805,25 69.266,97 44.351,4 0 45.173,0 3 - penyaluran 57.465,97 49.125,33 38.391,2 2 39.985,7 8 56.408,1 8 persediaan akhir 12.339,29 20.141,64 5.960,18 5.187,25 19.616,2 3 Sumber : BPS, 2013

Perum BULOG Divisi Regional (Divre) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mempunyai tanggung jawab dalam menangani pengadaan serta penyaluran komoditas

(4)

4

beras untuk wilayah DIY dan sekitarnya tidaklah mudah, karena seperti produk pertanian lainnya beras memiliki sifat yang mudah rusak dan musiman, sehingga diperlukan managemen persediaan yang tepat untuk meminimalisir kerusakan atau penurunan mutu akibat penyimpanan yang terlalu lama, serta untuk menghindari terlambatnya distribusi beras ke masyarakat akibat ketiadaan stok di gudang.

Secara teoritis, managemen persediaan memiliki sasaran untuk mengatur berapa banyak item yang harus disediakan, kapan dan berapa banyak pembelian harus dilakukan. Cukup sederhana, tetapi dalam penerapannya, menjaga persediaan merupakan masalah yang rumit. Sistim persediaan dapat diartikan sebagai serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memantau jumlah dan tingkat persediaan agar dapat menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus tersedia dan berapa besar order yang harus dilakukan. Tujuan dari sistim ini yaitu untuk menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat, dan pada waktu yang tepat.

Persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya dalam sistim manufaktur maupun non manufaktur. Meskipun demikian, persediaan tetap diperlukan karena kondisi nyata dari kebutuhan (permintaan) dapat bersifat tidak pasti. Menetapkan jumlah yang terlalu banyak akan mengakibatkan pemborosan biaya penyimpanan, sedangkan menetapkan jumlah persediaan yang terlalu sedikit bagi Perum Bulog juga akan berakibat fatal karena kegiatan penyaluran beras mengalami hambatan. Penyimpanan persediaan beras dalam waktu yang lama akan mengakibatkan terjadinya susut mutu maupun susut jumlah dan akibatnya, Perum BULOG akan menanggung biaya operasionalnya.

Untuk menerapkan manajemen persediaan yang baik diperlukan suatu perencanaan yang baik pula sehingga efisiensi persediaan dapat tercapai. Perencanaan persediaan merupakan langkah awal bagi suatu perusahaan dalam menentukan pelaksanaan pembelian dan penjualan sehingga perencanaan menjadi dasar pengendalian kebutuhan persediaan. Terutama untuk komoditas pertanian yang memiliki beragam karakteristik diantaranya : (i) sifatnya yang musiman, (ii) mudah rusak/ busuk, serta (iii) memerlukan tempat yang luas (rowa), berdasarkan karakteristik tersebut maka penting dilakukan penelitian terkait persediaan beras di Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Yogyakarta guna mendorong kegiatan

(5)

5

perusahaan kearah yang lebih efisien, terutama dari segi kuantitas sehingga meminimalkan biaya persediaan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Berapa jumlah pengadaan optimal setara beras Perum BULOG Dive D.I.Yogyakarta perbulan tahun 2012, 2013 dan 2014 yang dapat menjamin stok dan meminimalkan biaya persediaan?

b. Berapa nilai efisiensi biaya persediaan beras Perum BULOG Divre D.I.Yogyakarta perbulan pada tahun 2012, 2013, dan 2014 dilihat dari besarnya biaya persediaan yang aktual dengan biaya persediaan yang optimal?

3. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian mengenai Manajemen Persediaan Beras Perum Bulog Divre Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :

a. Untuk mengetahui jumlah pengadaan optimal setara beras bagi Perum BULOG Divre D.I.Yogyakarta perbulan tahun 2012, 2013, dan 2014 yang dapat menjamin stok dan meminimalkan biaya persediaan

b. Untuk mengetahui nilai efisiensi biaya persediaan beras Perum BULOG Divre D.I.Yogyakarta per bulan pada tahun 2012, 2013, dan 2014 dilihat dari besarnya biaya persediaan yang aktual dan biaya persediaan yang optimal.

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen persediaan baik dalam menentukan

(6)

6

besarnya kuatum pengadaan setara beras yang ekonomis maupun waktu pengadaan yang ekonomis.

b. Bagi mahasiswa, penelitian ini dilakukan untuk memahami masalah yang timbul dalam praktek persediaan sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dan perbandingan antara teori dan praktek.

c. Bagi mahasiswa, penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dilapangan serta memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Referensi

Dokumen terkait

Hal lain yang perlu diper mbakan kembali adalah tujuan Museum Samudraraksa ke masa depan, apakah akan tetap hanya menyajikan pesan hanya sampai pada kisah pelayaran ekspedisi

Sehubungan dengan surat dari Panselnas Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) nomor 4506/A.A2/KP/2017 tentang Pengumuman Pelaksanaan SKD

Communication within the classroom is really important in language learning since through communication students learn to interact with others by using the target or learned

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk membuat sistem informasi layanan kesehatan masyarakat pada Puskesmas Kenten Palembang dengan menggunakan DBMS untuk

Menurut (Tresna Ayu Puspita, 2017) individu yang memiliki kontrol diri tinggi akan menggunakan internet untuk bermain game online secara sehat sesuai dengan keperluan

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis dan empiris, data diperoleh dari hakim dan pegawai di

Masukan dari User Keluaran yang diharapkan Keluaran yang dihasilkan Kesimpulan Memilih menu Lemburan, Input.

di Honduras mendapatkan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan mempunyai fungsi lokomotor lebih baik, terlihat bahwa lebih cepat merangkak dan