• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN MODEL SISTEM KOMUNIKASI PEMBERSIH DEBU SEL SURYA BERBASIS WIFI & SMS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN MODEL SISTEM KOMUNIKASI PEMBERSIH DEBU SEL SURYA BERBASIS WIFI & SMS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN MODEL SISTEM KOMUNIKASI

PEMBERSIH DEBU SEL SURYA BERBASIS WIFI & SMS

Suhartati Agoes1, Deiny Mardian2, Haziel Latupapua3, Tjandra Susila4

1,2,3,4

Jurusan Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri

Universitas Trisakti – Jakarta

e-mail:1sagoes@trisakti.ac.id, 2deiny_wp@trisakti.ac.id, 3hazielvanlatu@yahoo.co.id,

4

kamte.fti@trisakti.ac.id

ABSTRAK

Sel surya atau sel photovoltaic adalah sebuah alat semikonduktor yang didesain untuk mengubah cahaya matahari yang diterimanya menjadi energi listrik yang dikenal dengan proses fotolistrik. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari sel surya adalah temperatur dan shading effect.

Perancangan dalam penelitian ini terdiri dari panel sel surya, solar charger, aki 12V, driver pompa, driver motor, sensor cahaya, sensor suhu, sensor tegangan, sensor level ketinggian air, limit switch, media komunikasi wifi, dan mikrokontroler. Pengaplikasian antena omnidirectional 17 dBi juga diharapkan dapat memperluas jarak jangkauan pemancar SMS dan WiFi serta mendapatkan keandalan jaringan yang lebih baik. Pemantauan panel sel surya dilakukan melalui website yang diakses melalui link AP dan IP address WiFi.

Berdasarkan hasil pengujian pada alat diperoleh hasil sesuai perencanaan. Panel sel surya akan dibersihkan apabila suhu lingkungan melebihi 330C dan tegangan charging aki kurang dari 12 V. Brgitu pula kuat sinyal dan reliabilitas jaringan yang diperoleh menggunakan antena omnidirectional 17 dBi pada pemancar menunjukkan hasil yang diharapkan sesuai rencana.

Kata kunci: Sel surya, temperatur, shading effect, mikrokontroler, SMS, WiFi

ABSTRACT

Solar cell or photovoltaic cell is a semiconductor device that’s designed to convert solar

energy into electrical energy known as the photoelectric process. Factors that affect the optimal performance of the solar cell is temperature and Shading effect.

The design in this research consists of a panel of solar cells, solar charger, 12V battery, pump drivers, motor drivers, LDR, temperature sensor, voltage sensor, height of water level sensors, limit switches, the communication of SMS, Wifi, microcontroler.Application of 17 dBi omnidirectional antenna is expected to expand the WiFi transmitter within range and reliability of the network is obtained either. Monitoring of solar cell panels with website that is accessible through a link WiFi AP and IP address.

Based on the test experimental results shows as sam asexpected that the solar cell panel will be cleaned if the ambient temperature exceeds 300C and battery charging voltage is less than 12 V. The gain and reliability of the network obtained using 17 dBi omnidirectional antenna showed the expected results.

(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebutuhan akan sumber tenaga listrik alternatif sangat dibutuhkan ketika cadangan bahan bakar minyak (BBM) dunia semakin menipis. Dalam upaya tersebut dibutuhkan sumber energi yang tidak terbatas seperti tenaga surya atau tenaga matahari. Energi sinar

matahari hanya diterima oleh

permukaan bumi sebesar 69% dari total energi pancaran matahari. Sementara suplai energi surya dari sinar matahari sebesar 69% tersebut mencapai 3 x 1024 joule per tahun, energi ini setara dengan 2 x 1017 Watt. Jumlah energi ini setara dengan 10000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja permukaan bumi dengan sel surya yang memiliki efisiensi 10 persen sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.

Pada implementasi sel surya

sebagai penghasil energi listrik sehari-hari seperti pada lampu penerangan

jalan umum atau pada solar home

system, memiliki beberapa kendala dalam menghasilkan energi listrik yang

optimal. Faktor-faktor yang

mempengaruhi optimal kinerja dari suatu panel sel surya adalah pengaruh

suhu, shading effect, dan bahan pembuat

sel surya itu sendiri. Salah satu

contohnya adalah apabila cover glass

yang merupakan lapisan terluar dari suatu panel sel surya tertutupi oleh debu atau bahan penghalang lainnya maka hal

tersebut menghalangi masuknya

intensitas cahaya matahari dan sangat mempengaruhi proses efek fotolistrik pada panel sel surya tersebut sehingga energi listrik yang dihasilkan tidak optimal, kejadian ini disebut dengan

shading effect.

Ada pun masalah lainnya yang dihadapi oleh suatu panel sel surya

adalah ketidakstabilan temperatur.

Apabila temperatur panel sel surya yang

dipengaruhi temperatur lingkungan

melebihi ketentuan pabrikasi maka akan menyebabkan proses fotolistrik dan output berupa tegangan listrik menjadi tidak optimal sehingga mempengaruhi

tegangan input terhadap charge aki

panel sel surya. Besar tegangan

minimum yang dihasilkan oleh suatu

panel sel surya untuk melakukan charge

aki adalah 13 - 13,8 Volt untuk aki 12 Volt.

Survei dalam penelitian ini

dilakukan dengan mengunjungi kantor pusat PT. Jasa Marga yang berlokasi di plaza tol Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dari survey ini diperoleh informasi adanya kesulitanuntuk akses

dan proses maintainance terhadap panel

sel surya dan juga belum diterapkannya

sistem komunikasi yang bersifat

mobilitas untuk mempermudah petugas

dalam melakukan proses maintainance

dan pemantauan terhadap panel sel surya.

Berdasarkan hal tersebut di atas

maka dirancang sebuah prototype

pembersih debu otomatis dan sistem komunikasi berbasis WiFi dan SMS yang berfungsi untuk membersihkan panel sel surya secara otomatis dan

memantau secara real time keadaan dari

panel sel surya itu sendiri melalui akses

Wireless AP(wireless access point) ke website dan melalui seluler (SMS). Hal

ini bertujuan untuk memudahkan

pengguna dalam hal ini PT. Jasa Marga dalam pemeliharaan dan pemantauan

keadaan panel sel surya yang

diimplementasikan pada lampu

penerangan jalan tol. Perbandingan hasil survei dengan alat yang dirancang dapat dilihat pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1 Perbandingan hasil survei dengan alat yang dirancang

No. Hasil Survei Alat yang dirancang

1. Panel sel surya dibersihkan dengan

cara manual, yaitu petugas menyem-protkan air ke permukan sel surya.

Panel sel surya dibersihkan secara otomatis dengan penyemprot air.

2. Panel sel surya dibersihkan dengan

cara manual, yaitu petugas mengelap permukaan sel surya yang sudah disemprotkan air.

Panel sel surya dibersihkan secara otomatis, dilakukan pengelapan pada permukaan sel surya yang sudah disemprot air.

3. Tidak ada pemantauan secara Real

Time oleh PT. Jasa Marga pada panel

sel surya guna mengetahui status dari

panel sel surya. Maintainance yang

dilakukan oleh PT. Jasa Marga adalah setiap 3-6 bulan sekali.

Pemantauan dilakukan secara Real

Time melalui modul komunikasi Arduino

WiFi Shield (diakses melalui wireless

access point dan website) dan modul

komunikasi Arduino GPRS Shield (seluler)yang menghubungkan pemantau dengan panel sel surya.

B. Konsep Perancangan Alat

Perancangan pada penelitian ini dalam pengerjaannya menggunakan

metode rancang bangun, dimana

langkah-langkah rancang bangun

antara lain :

- analisis,

- perancangan,

- pembuatan/pabrikasi,

- pengujian.

Data hasil pengukuran diperoleh dengan cara observasi pada saat pengujian yang menyangkut rancang bangun dan unjuk kerja alat.

Gambar 1 Konsep perancangan alat

B.1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah suatu cara atau metode untuk membandingkan antara kondisi yang diinginkan atau diharapkan dengan kondisi yang ada atau kenyataan di lapangan.

Penggunaan energi matahari

melalui teknologi sel surya sudah diterapkan oleh PT. Jasa Marga untuk menyediakan energi listrik terhadap lampu penerangan umum di sepanjang jalan tol dan sudah diterapkan pada lebih dari 1800 titik lampu. Dari hasil survei diperoleh bahwa terdapat banyak kendala yang diakibatkan dari kerusakan

pada aki penyimpanan dan modul solar

charging yang tidak bekerja secara baik

sehingga mengakibatkan tidak

bekerjanya lampu penerangan jalan di beberapa titik di sepanjang ruas jalan tol. Adapun kerusakan tersebut umumnya disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu resistansi beban terhadap performansi sel surya, pengaruh temperatur dan

effect shading.

Pengaruh intensitas cahaya

matahari terhadap performansi panel sel surya digambarkan seperti pada Gambar 2.

(4)

Gambar 2 Kurva I-V performansi panel sel surya

Semakin besar intensitas cahaya

matahari secara proposional akan

menghasilkan arus yang besar. Gambar

2 menunjukan tingkatan cahaya

matahari yang menurun, bentuk dari kurva I-V menunjukkan hal yang sama,

tetapi bergerak ke bawah yang

mengindikasikan menurunnya arus dan daya, dan tegangan yang dihasilkan mengalami sedikit perubahan.

Pengaruh suhu terhadap

performansi panel sel surya

digambarkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Kurva I-V pengaruh suhu terhadap performansi panel sel surya

Apabila suhu panel sel surya

meningkat diatas standar suhu normal 25-30 derajat Celcius, maka efisiensi panel sel surya dan tegangan akan berkurang. Gambar 3 mengilustrasikan bahwa bila suhu sel meningkat diatas 30 derajat Celcius, bentuk kurva I-V tetap

sama tetapi bergeser ke kiri sesuai dengan kenaikan suhu panel sel surya, dan menghasilkan tegangan dan daya yang lebih kecil. Panas dalam kasus ini adalah hambatan listrik untuk aliran elektron. Untuk itu aliran udara di

sekeliling solar cell panel module sangat

penting untuk menghilangkan panas yang menyebabkan suhu panel sel surya menjadi tinggi.

Faktor berikutnya yang

mempengaruhi performansi panel sel

surya adalah effect shading atau

pengaruh bayangan terhadap permukaan panel sel surya, dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Kurva I-V effect shading

terhadap performansi panel sel surya

Panel sel surya terdiri dari beberapa

silicon yang dihubungkan secara seri

untuk menghasilkan daya yang

diinginkan. Satu silicon menghasilkan

0.46 Volt sehingga untuk membentuk panel sel surya sebesar 12 Volt dibentuk

dari 36 silicon yang dihubungkan secara

seridan hasilnya adalah 16.56 Volt.

Shading effect adalah kondisi dimana

salah satu atau lebih sel silicon

dari panel sel surya tertutup dari

masuknya sinar matahari. Shading

effetakan mempengaruhi pengeluaran daya dari panel sel surya.

Faktor-faktor tersebut yang menjadi penyebab masalah yang sering dihadapi

(5)

sehingga diperlukan inovasi dari suatu rancangan yang memudahkan untuk memantau status dari panel sel surya

secara real time.Status yang harus

dipantau tersebut adalah tegangan yang dihasilkan panel sel surya itu sendiri,

status charging dari aki, suhu dari panel

sel surya, dan besar intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam sel surya.

B.2. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey yang didasarkan pada logika untuk dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Pada Tabel 2 dan Tabel 3 berikut ini ditampilkan Analisis SWOT untuk

melihat manfaat dalam proses

pemantuan untuk maintenance panel surya pada lampu jalan tol.

C. Realisasi Perancangan Alat C.1 Deskripsi Perancangan

Rancangan ini merupakan model sistem komunikasi berbasis WiFi dan

SMS pada prototype pembersih debu sel

surya lampu penerangan jalan tol.

Tabel 2 Kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)

No (StrengthsKekuatan ) (WeaknessesKelemahan )

1.

Pemanfaatan energi matahari lebih

mudah dilakukan. Menggunakan solar

cell sebagai alat pengkonversi energi

matahari ke energi listrik

Faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya kinerja sel surya adalah

resistansi beban, effect shading, dan

pengaruh suhu.

2.

Media komunikasi (SMS dan WIFI) mempermudah pengguna dalam melakukan pemantauan terhadap sistem.

WIFI : harus berada pada range

access point untuk melakukan koneksi

ke website pemantau. SMS : bersifat

mobile namun penggunaan pulsa yang terbatas dan juga keterbatasan dalam

melakukan maintainanc.

3.

Media komunikasi (SMS dan WIFI)

mempermudah pengguna dalam

melakukan pemantauan terhadap sistem.

Penggunaan media komunikasi SMS dan WIFI dalam perancangan membutuhkan

biaya yang tidak sedikit apabila

diimplementasi secara masal, diperlukan

design jaringan yang baik untuk

komunikasi wifi.

4.

Prototype pembersih debu otomatis panel sel surya lampu penerangan jalan tol

mempermudah pengguna melakukan

maintainance

Kesulitan dalam implementasi secara

masal dikarenakan design prototype

pembersih debu sendiri tergolong rumit.

5.

Meminimalisir kerusakan yang terjadi pada aki penyimpan energi listrik yang dihasilkan panel sel surya.

Perancangan hardware yang rumit dan

implementasi yang sulit dalam

(6)

Tabel 3 Peluang (opportunities) dan ancaman (threats)

No (OpportunitiesPeluang ) Ancaman (Threats)

1.

Penggunaan sistem yang dirancang mempermudah pengguna yaitu PT.Jasa Marga dalam memantau dan

maintainance secara mobile .

Apabila pulsa (sistem komunikasi SMS) habis, maka komunikasi antara sistem dan pemantau akan terputus, sama demikian dengan WIFI apabila

pemantau diluar range access point

maka komunikasi akan terputus dengan sistem.

Terdapat beberapa modul pada perancangan dalam tugas akhir ini,

yaitu modul mikrokontroler

(ATmega2560 dan Gboard Pro), modul driver pompa (Relay SPDT), modul driver motor DC (Arduino L298N dan DI-Motor DC Driver 4A), modul sensor cahaya (LDR), sensor suhu (IC

LM35), modul sensor tegangan

(Voltage Divider), modul sensor level

ketinggian air (Voltage Divider),

modul sistem komunikasi WiFi (WiFi Shield berbasisWiznet FI250) dan modul sistem komunikasi SMS (GPRS Shield berbasis Sim900).

Diagram blok dari perancangan model sistem komunikasi berbasis

WiFi dan SMS pada prototype

pembersih debu sel surya lampu penerangan jalan tol secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.

C.2 Pemilihan Komponen dan Perancangan

C.2.1.Sistem Komunikasi (WiFi Shield Berbasis WiznetFi250)

WiFi Shield berbasis WiznetFi250

adalah modul wireless dengan ukuran

kecil yang memiliki tingkat integrasi

yang tinggi, mendukung IEEE

802.11b/g/n. Kecepatan maksimum

yang dapat dicapai modul Wifi Shield berbasis WiznetFi250 adalah sampai dengan 65Mbit/s. Blok diagram dari

sistem WiFi Shield berbasis

WiznetFi250 ditunjukan pada Gambar 6.

Modul WiFi Shield berbasis

WiznetFi250 kompatibel dengan semua sistem komunikasi yang beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz, dan tersedia layanan

layanan security yang mendukung

keamanan jaringan berupa WEP,

WPA/WPA2PSK. Modul WiFi Shield berbasis WiznetFi250 terintegrasi dengan RF power amplifier, memiliki 1

megabyteflash memori, 128 kilobyte

SRAM, 1 megabyteserial flash, bekerja

pada frekuensi 2.412-2.484 GHz, dan

memiliki UFL konektor sehingga

pengguna dapat menggunakan antena tambahan eksternal untuk menambah jangkauan sinyal.

WiFi Shield berbasis WiznetFi250 dapat dijadikan mode AP ataupun

sebagai router dari suatu jaringan yang

kompatibel. Modul komunikasi ini

memiliki interface software sehingga

pengguna dapat mengontrol dan

memperbarui modul melalui konverter

USB, dan memiliki serialinterface

berupa UART (Universal Asynchronous

Receiver-Transmitter) dan SPI (serial peripheral interface). Modul komunikasi ini menyediakan soket kartu mikro SD, seperti perekam ketika WiFi Shield bekerja sebagai TCP ataupun UDP server.

(7)

Gambar 5 Diagram blok rancangan sistem

Gambar 6 Diagram blok fungsional mikrokontroler wifi shield (WiznetFi250)

Modul WiFi Shield berbasis

WiznetFi250 memiliki 73 konfigurasi pin yang mendukung sistem komunikasi serial. Modul WiFi Shield berbasis WiznetFi250 bekerja pada tegangan

operasi 5V atau 3.3V DC (auto select).

Modul WiFi Shield berbasis

WiznetFi250 dirancang berdasarkan

WiFi blok dan blok MCU. Modul komunikasi ini mendukung generik SPI,

interface UART yang menghubungkan

WLAN ke prosesor host. Pada

perancangan sistem, digunakan interface

UART sebagai komunikasi serial antara

hardware dari komponen

mikrokontroler ATmega2560 dan

Gboard Pro dengan hardware WiFi

Shield. Pin konfigurasi yang digunakan pada pemodelan sistem komunikasi

WiFi Shield yang terhubung ke

mikrokontroler ATmega2560 dan

Gboard Pro adalah pin GND (ground),

komunikasi serial pin UART1_Tx (transmitter atau pengirim) dan pin

UART1_Rx (Receiver atau penerima),

dan pin VDD_3V3 sebagai input

tegangan terhadap hardware WiFi

Shield. Pemetaan konfigurasi pin antara

mikrokontroler ATmega2560 dan

Gboard Pro dengan WiFi Shield berbasis WiznetFi250 dapat dilihat pada Gambar 7.

Modul komunikasi ini dirancang untuk menghubungkan pemantau dan

(8)

prototype pembersih debu sel surya melalui komunikasi WiFi - WLAN, dimana pemantau dapat memantau

status dari panel sel surya secara real

time melalui website dengan mengakses

AP WiFi Shield pada range WiFi dan

mengakses IP standar dari AP WiFi

Shield di website yaitu

“192.168.10.1:8080”. Teknik modulasi

yang digunakan modul komunikasi ini adalah teknik modulasi DSSS, CCK, OFDM, BPSK, QPSK,16QAM, 64QAM, sesuai dengan kebutuhan pemakai dan

mendukung data rate 802.11b (1, 2, 5.5,

11 Mbps), 802.11g (6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, 54 Mbps), dan 802.11n (MCS0 (6.5 Mbps) to MCS7 (65 Mbps).

C.2.2.Sistem Komunikasi (GPRS Shield Berbasis Sim900)

SMS (Arduino GPRS Shield) adalah modul komunikasi GSM/GPRS yang menghubungkan sistem dengan

user atau pemantau melalui komunikasi

data seluler atau pun melalui SMS. Arduino GPRS Shield menggunakan perintah AT (AT Command) dilengkapi dengan SIM900 sebagai chip pemroses

dan penghubung komunikasi antara user

atau pemantau dengan sistem. SIM900

sudah menerapkan antarmuka standar

industri dalam menyediakan fitur

komunikasi GSM/GPRS

850/900/1800/1900MHz untuk voice, SMS, Data, dan Fax. Pada perancangan sistem pembersih debu panel sel surya telah terpasang modul komunikasi SMS (Arduino GPRS Shield) dengan SIM900. Informasi dari panel sel surya setelah dibersihkan akan diteruskan secara

otomatis ke user atau pemantau melalui

SMS. Pada perancangan, GPRS Shield merupakan bagian dari bagan GBoard

Pro dan ATmega2560. Pemetaan

konfigurasi pin antara mikrokontroler ATmega2560 dan Gboard Pro dengan GPRS Shield berbasis SIM900 dapat dilihat pada Gambar 8.

C.2.3 Sensor Level Ketinggian Air

Pada perancangan ini digunakan sensor kapasitif sebagai sensor level ketingian air untuk mendeteksi kapasitas volume air di tangki penyemprot air, penggunaan sensor level ketinggian air bertujuan agar mempermudah pengguna

memantau volume air di tangki

penyemprot air. P W M C O M U N IC A T IO N DIGITAL A N A L O G IN A T M E G A 25 60 1 6A U 1 1 26 te c h n o -a p k .b lo g s p o t. c o m TX0 TX3 TX2 TX1 SDA SCL RX0 RX3 RX2 RX1 APK-TECH PD0/SCL/INT0 21 PD1/SDA/INT1 20 PD2/RXD1/INT2PD3/TXD1/INT3 19 18 PH0/RXD2 17 PH1/TXD2 16 PJ0/RXD3/PCINT9 15 PJ1/TXD3/PCINT10 14 PE0/RXD0/PCINT8PE1/TXD0/PDO 0 1 PE4/OC3B/INT4 2 PE5/OC3C/INT5PG5/OC0B 3 4 PE3/OC3A/AIN1PH3/OC4A 5 6 PH4/OC4B 7 PH5/OC4C 8 PH6/OC2B 9 PB4/OC2A/PCINT4 10 PB5/OC1A/PCINT5 11 PB6/OC1B/PCINT6 12 PB7/OC0A/OC1C/PCINT7 13 AREF P A 0 /A D 0 2 2 P A 1 /A D 1 2 3 P A 2 /A D 2 2 4 P A 3 /A D 3 2 5 P A 4 /A D 4 2 6 P A 5 /A D 5 2 7 P A 6 /A D 6 2 8 P A 7 /A D 7 2 9 P C 6 /A 1 4 3 1 P C 5 /A 1 3 3 2 P C 4 /A 1 2 3 3 P C 3 /A 1 1 3 4 P C 2 /A 1 0 3 5 P C 1 /A 9 3 6 P C 0 /A 8 3 7 P D 7 /T 0 3 8 P G 2 /A L E 3 9 P G 1 /R D 4 0 P G 0 /W R 4 1 P L 7 4 2 P L 6 4 3 P L 5 /O C 5 C 4 4 P L 4 /O C 5 B 4 5 P L 3 /O C 5 A 4 6 P L 2 /T 5 4 7 P L 1 /I C P 5 4 8 P L 0 /I C P 4 4 9 P B 3 /M IS O /P C IN T 3 5 0 P B 2 /M O S I/ P C IN T 2 5 1 P B 1 /S C K /P C IN T 1 5 2 P B 0 /S S /P C IN T 0 5 3 PK7/ADC15/PCINT23 A15 PK6/ADC14/PCINT22 A14 PK5/ADC13/PCINT21 A13 PK4/ADC12/PCINT20 A12 PK3/ADC11/PCINT19 A11 PK2/ADC10/PCINT18 A10 PK1/ADC9/PCINT17 A9 PK0/ADC8/PCINT16 A8 PF7/ADC7/TDI A7 PF6/ADC6/TDO A6 PF5/ADC5/TMS A5 PF4/ADC4/TCK A4 PF3/ADC3 A3 PF2/ADC2 A2 PF1/ADC1 A1 PF0/ADC0 A0 RESET P C 7 /A 1 5 3 0 P W M C O M U N IC A T IO N DIGITAL A N A L O G IN A T M E G A 25 60 1 6A U 1 1 26 te c h n o -a p k .b lo g s p o t. c o m TX0 TX3 TX2 TX1 SDA SCL RX0 RX3 RX2 RX1 APK-TECH PD0/SCL/INT0 21 PD1/SDA/INT1 20 PD2/RXD1/INT2PD3/TXD1/INT3 19 18 PH0/RXD2 17 PH1/TXD2 16 PJ0/RXD3/PCINT9 15 PJ1/TXD3/PCINT10 14 PE0/RXD0/PCINT8PE1/TXD0/PDO 0 1 PE4/OC3B/INT4 2 PE5/OC3C/INT5PG5/OC0B 3 4 PE3/OC3A/AIN1PH3/OC4A 5 6 PH4/OC4B 7 PH5/OC4C 8 PH6/OC2B 9 PB4/OC2A/PCINT4 10 PB5/OC1A/PCINT5 11 PB6/OC1B/PCINT6 12 PB7/OC0A/OC1C/PCINT7 13 AREF P A 0 /A D 0 2 2 P A 1 /A D 1 2 3 P A 2 /A D 2 2 4 P A 3 /A D 3 2 5 P A 4 /A D 4 2 6 P A 5 /A D 5 2 7 P A 6 /A D 6 2 8 P A 7 /A D 7 2 9 P C 6 /A 1 4 3 1 P C 5 /A 1 3 3 2 P C 4 /A 1 2 3 3 P C 3 /A 1 1 3 4 P C 2 /A 1 0 3 5 P C 1 /A 9 3 6 P C 0 /A 8 3 7 P D 7 /T 0 3 8 P G 2 /A L E 3 9 P G 1 /R D 4 0 P G 0 /W R 4 1 P L 7 4 2 P L 6 4 3 P L 5 /O C 5 C 4 4 P L 4 /O C 5 B 4 5 P L 3 /O C 5 A 4 6 P L 2 /T 5 4 7 P L 1 /I C P 5 4 8 P L 0 /I C P 4 4 9 P B 3 /M IS O /P C IN T 3 5 0 P B 2 /M O S I/ P C IN T 2 5 1 P B 1 /S C K /P C IN T 1 5 2 P B 0 /S S /P C IN T 0 5 3 PK7/ADC15/PCINT23 A15 PK6/ADC14/PCINT22 A14 PK5/ADC13/PCINT21 A13 PK4/ADC12/PCINT20 A12 PK3/ADC11/PCINT19 A11 PK2/ADC10/PCINT18 A10 PK1/ADC9/PCINT17 A9 PK0/ADC8/PCINT16 A8 PF7/ADC7/TDI A7 PF6/ADC6/TDO A6 PF5/ADC5/TMS A5 PF4/ADC4/TCK A4 PF3/ADC3 A3 PF2/ADC2 A2 PF1/ADC1 A1 PF0/ADC0 A0 RESET P C 7 /A 1 5 3 0 WiFi Shield 3V3 Tx Rx

(9)

P W M C O M U N IC A T IO N DIGITAL A N A L O G IN AT M EG A 256 0 1 6A U 11 26 te c h n o -a p k .b lo g s p o t.c o m TX0 TX3 TX2 TX1 SDA SCL RX0 RX3 RX2 RX1 APK-TECH PD0/SCL/INT0 21 PD1/SDA/INT120 PD2/RXD1/INT2 19 PD3/TXD1/INT3PH0/RXD2PH1/TXD2181716 PJ0/RXD3/PCINT9 15 PJ1/TXD3/PCINT10 14 PE0/RXD0/PCINT8PE4/OC3B/INT4PE5/OC3C/INT5PE1/TXD0/PDO012 3 PG5/OC0B 4 PE3/OC3A/AIN15 PH3/OC4A 6 PH4/OC4B 7 PH5/OC4C 8 PH6/OC2B 9 PB4/OC2A/PCINT410 PB5/OC1A/PCINT511 PB6/OC1B/PCINT612 PB7/OC0A/OC1C/PCINT7 13 AREF P A 0 /A D 0 2 2 P A 1 /A D 1 2 3 P A 2 /A D 2 2 4 P A 3 /A D 3 2 5 P A 4 /A D 4 2 6 P A 5 /A D 5 2 7 P A 6 /A D 6 2 8 P A 7 /A D 7 2 9 P C 6 /A 1 4 3 1 P C 5 /A 1 3 3 2 P C 4 /A 1 2 3 3 P C 3 /A 1 1 3 4 P C 2 /A 1 0 3 5 P C 1 /A 9 3 6 P C 0 /A 8 3 7 P D 7 /T 0 3 8 P G 2 /A L E 3 9 P G 1 /R D 4 0 P G 0 /W R 4 1 P L 7 4 2 P L 6 4 3 P L 5 /O C 5 C 4 4 P L 4 /O C 5B 4 5 P L 3 /O C 5 A 4 6 P L 2 /T 5 4 7 P L 1 /I C P 5 4 8 P L 0 /I C P 4 4 9 P B 3 /M IS O /P C IN T 3 5 0 P B 2 /M O S I/P C IN T 2 5 1 P B 1 /S C K /P C IN T 1 5 2 P B 0 /S S /P C IN T 0 5 3 PK7/ADC15/PCINT23 A15 PK6/ADC14/PCINT22 A14 PK5/ADC13/PCINT21 A13 PK4/ADC12/PCINT20 A12 PK3/ADC11/PCINT19 A11 PK2/ADC10/PCINT18 A10A9 PK1/ADC9/PCINT17PK0/ADC8/PCINT16 A8 PF7/ADC7/TDI A7 PF6/ADC6/TDO A6 PF5/ADC5/TMS A5 PF4/ADC4/TCK A4 PF3/ADC3 A3 PF2/ADC2 A2 PF1/ADC1 A1 PF0/ADC0 A0 RESET P C 7 /A 1 5 3 0 P W M C O M U N IC A T IO N DIGITAL A N A L O G IN AT M EG A 256 0 1 6A U 11 26 te c h n o -a p k .b lo g s p o t.c o m TX0 TX3 TX2 TX1 SDA SCL RX0 RX3 RX2 RX1 APK-TECH PD0/SCL/INT0 21 PD1/SDA/INT120 PD2/RXD1/INT2 19 PD3/TXD1/INT3PH0/RXD2PH1/TXD2181716 PJ0/RXD3/PCINT9 15 PJ1/TXD3/PCINT10 14 PE0/RXD0/PCINT8PE4/OC3B/INT4PE5/OC3C/INT5PE1/TXD0/PDO012 3 PG5/OC0B 4 PE3/OC3A/AIN15 PH3/OC4A 6 PH4/OC4B 7 PH5/OC4C 8 PH6/OC2B 9 PB4/OC2A/PCINT410 PB5/OC1A/PCINT511 PB6/OC1B/PCINT612 PB7/OC0A/OC1C/PCINT7 13 AREF P A 0 /A D 0 2 2 P A 1 /A D 1 2 3 P A 2 /A D 2 2 4 P A 3 /A D 3 2 5 P A 4 /A D 4 2 6 P A 5 /A D 5 2 7 P A 6 /A D 6 2 8 P A 7 /A D 7 2 9 P C 6 /A 1 4 3 1 P C 5 /A 1 3 3 2 P C 4 /A 1 2 3 3 P C 3 /A 1 1 3 4 P C 2 /A 1 0 3 5 P C 1 /A 9 3 6 P C 0 /A 8 3 7 P D 7 /T 0 3 8 P G 2 /A L E 3 9 P G 1 /R D 4 0 P G 0 /W R 4 1 P L 7 4 2 P L 6 4 3 P L 5 /O C 5 C 4 4 P L 4 /O C 5B 4 5 P L 3 /O C 5 A 4 6 P L 2 /T 5 4 7 P L 1 /I C P 5 4 8 P L 0 /I C P 4 4 9 P B 3 /M IS O /P C IN T 3 5 0 P B 2 /M O S I/P C IN T 2 5 1 P B 1 /S C K /P C IN T 1 5 2 P B 0 /S S /P C IN T 0 5 3 PK7/ADC15/PCINT23 A15 PK6/ADC14/PCINT22 A14 PK5/ADC13/PCINT21 A13 PK4/ADC12/PCINT20 A12 PK3/ADC11/PCINT19 A11 PK2/ADC10/PCINT18 A10A9 PK1/ADC9/PCINT17PK0/ADC8/PCINT16 A8 PF7/ADC7/TDI A7 PF6/ADC6/TDO A6 PF5/ADC5/TMS A5 PF4/ADC4/TCK A4 PF3/ADC3 A3 PF2/ADC2 A2 PF1/ADC1 A1 PF0/ADC0 A0 RESET P C 7 /A 1 5 3 0 4V2 12V WiFi Shield GSM 4V2 3V3 Tx Rx Rx Tx Pwr 46

Gambar 8 Konfigurasi pin gprs shield dengan atmega2560 dan gboard pro Sensor kapasitif adalah sebuah

sensor yang mendektesi sentuhan dari benda-benda yang bersifat konduktif, contohnya adalah air, karena air merupakan bahan konduktor yang baik untuk menyalurkan listrik. Sensor ini mengukur kapasitansi antara input dan output untuk deteksi sentuhan. Sensor kapasitif yang diimplementasi pada perancangan ini sebagai sensor level

ketinggian air dihubungkan ke

mikrokontroler sebagai pemroses

informasi yang diterima kemudian

diteruskan melalui modul komunikasi WiFi ke pemantau. Selain sebagai sensor kapasitif, modul sensor ini menggunakan

skematik voltage divider atau pembagi

tegangan yang dihubungkan oleh

beberapa resistor, hubungan-hubungan resistor pada perancangan tersebut yang akan mendeteksi ketinggian air.

Cara kerja modul sensor level

ketinggian air (voltage divider) ini

sangat sederhana yaitu resistor sebagai pembagi tegangan, membagi tegangan input 5V DC, media penyalur tegangan merupakan ketinggian air (volume air) yang terdapat pada tangki penampungan air yang secara analog dideteksi oleh

resistor, kemudian diteruskan ke

mikrokontroler dan dari mikrokontroler yang menkonversi besaran tegangan input dari sensor level ketinggian air (voltage divider) tersebut menjadi

informasi ketinggian air yang

diinformasikan ke pemantau melalui sistem komunikasi WiFi. Resistor yang digunakan ada perancangan adalah resistor dengan kapasitas 1000 ohm

dengan toleransi 5% (1 KΩ ± 5%).

Berikut ini adalah simulasi

pendeteksian air yang dideteksi oleh resistor pada sensor level ketinggian air. Inisialisasi sensor level ketinggian air dan pompa pada pemrograman arduino C

menggunakan inisialisasi “sens_air” yang

dihubungkan pada satu pin analog yaitu pin A6 pada modul mikrokontroler ATmega2560 dan Gboard Pro. Pemetaan pin antara sensor level ketinggian air dan

pompa dengan mikrokontroler

ATmega2560 dan Gboard Pro dapat dilihat pada Gambar 9.

C.2.4 Driver Motor (IC L298 dan DI-Motor DC Driver 4A)

Driver motor DC pada alat yang dirancang digunakan untuk mengontrol

pergerakan motor DC sebagai

penggerakan mekanik. Driver motor

DC ini menghubungkan motor DC dengan modul mikrokontroler sehingga menyelaraskan arus dan tegangan pada

motor DC dengan modul

mikrokontroler. Driver motor D

menggerakkan motor DC dalam dua

arah yaitu berputar clockwise dan

(10)

merupa-kan geramerupa-kan berputar searah dengan

jarum jam sebaliknya

counter-clockwise merupakan gerakan berputar berlawanan arah jarum jam. Pada

perancangan sistem driver motor DC

yang digunakan adalah driver motor

DI-M.D.C.D (Motor DC Driver 4A) dengan IC L298 sebagai pengatur

pergerakan driver motor.

Inisialisasi driver motor DCpada

pemrograman arduino C menggunakan

inisialisasi “motor_in0” untuk keadaan

motor berputar searah jarum jam serta berada pada pin digital 36, dan

inisialisasi “motor_in2” untuk keadaan

motor berputar berlawanan arah jarum jam serta berada pada pin digital 35, dan juga untuk mengatur kecepatan motor

DC digunakan mode PWM (Enable A)

dengan inisialisasi “pwm” yang berada

pada pin digital 5 pada modul

mikrokontroler ATmega2560 dan

Gboard Pro.

Pemetaan pin antara driver motor

DC dengan mikrokontroler ATmega2560 dan Gboard Pro dapat dilihat pada Gambar 10. Pada pin konfigurasi

DI-Motor DC driver terhubung empat pin

Motor DC dimana pin “Out1 dan Out2”

merupakan keluaran arus dan tegangan untuk mengarahkan motor DC berputar

searah dengan jarum jam dan pin “Out3

dan Out4” merupakan keluaran arus dan

tegangan untuk mengarahkan motor DC berputar berlawanan arah dengan jarum jam, kecepatan (PWM) dan perputaran motor DC dikendalikan oleh IC L298 yang terhubung melalui DI-Motor DC

driver ke mikrokontroler.

Gambar 9 Konfigurasi pin sensor lvl air dengan atmega2560 dan gboard pro

IN1 5 IN2 7 ENA 6 OUT1 2 OUT2 3 ENB 11 OUT3 13 OUT4 14 IN3 10 IN4 12 SENSA 1 SENSB 15 GND 8 VS 4 VCC 9 U1 L298 PWM COMUNICATION D IG IT A L ANALOG IN ATMEGA256016AU 1126 techno-apk.blogspot.com T X 0 T X 3 T X 2 T X 1 S D A S C L R X 0 R X 3 R X2 R X 1 A P K -T E C H P D 0 /S C L /I N T 0 2 1 P D 1 /S D A /I N T 1 2 0 P D 2 /R X D 1 /I N T 2 1 9 P D 3 /T X D 1 /I N T 3 1 8 P H 0 /R X D 2 1 7 P H 1 /T X D 2 1 6 P J 0 /R X D 3 /P C IN T 9 1 5 P J 1 /T X D 3 /P C IN T 1 0 1 4 P E 0 /R X D 0 /P C IN T 8 0 P E 1 /T X D 0 /P D O 1 P E 4 /O C 3 B /I N T 4 2 P E 5 /O C 3 C /I N T 5 3 P G 5 /O C 0 B 4 P E 3 /O C 3 A /A IN 1 5 P H 3 /O C 4 A 6 P H 4 /O C 4 B 7 P H 5 /O C 4 C 8 P H 6 /O C 2 B 9 P B 4 /O C 2 A /P C IN T 4 1 0 P B 5 /O C 1 A /P C IN T 5 1 1 P B 6 /O C 1 B /P C IN T 6 1 2 P B 7 /O C 0 A /O C 1 C /P C IN T 7 1 3 A R E F PA0/AD0 22 PA1/AD1 23 PA2/AD2 24 PA3/AD3 25 PA4/AD4 26 PA5/AD5 27 PA6/AD6 28 PA7/AD7 29 PC6/A14 31 PC5/A13 32 PC4/A12 33 PC3/A11 34 PC2/A10 35 PC1/A9 36 PC0/A8 37 PD7/T0 38 PG2/ALE 39 PG1/RD 40 PG0/WR 41 PL7 42 PL6 43 PL5/OC5C 44 PL4/OC5B 45 PL3/OC5A 46 PL2/T5 47 PL1/ICP5 48 PL0/ICP4 49 PB3/MISO/PCINT3 50 PB2/MOSI/PCINT2 51 PB1/SCK/PCINT1 52 PB0/SS/PCINT0 53 P K 7 /A D C 1 5 /P C IN T 2 3 A 1 5 P K 6 /A D C 1 4 /P C IN T 2 2 A 1 4 P K 5 /A D C 1 3 /P C IN T 2 1 A 1 3 P K 4 /A D C 1 2 /P C IN T 2 0 A 1 2 P K 3 /A D C 1 1 /P C IN T 1 9 A 1 1 P K 2 /A D C 1 0 /P C IN T 1 8 A 1 0 P K 1 /A D C 9 /P C IN T 1 7 A 9 P K 0 /A D C 8 /P C IN T 1 6 A 8 P F 7 /A D C 7 /T D I A 7 P F 6 /A D C 6 /T D O A 6 P F 5 /A D C 5 /T M S A 5 P F 4 /A D C 4 /T C K A 4 P F 3 /A D C 3 A 3 P F 2 /A D C 2 A 2 P F 1 /A D C 1 A 1 P F 0 /A D C 0 A 0 R E S E T PC7/A15 30 IN1 5 IN2 7 ENA 6 OUT1 2 OUT2 3 ENB 11 OUT3 13 OUT4 14 IN3 10 IN4 12 SENSA 1 SENSB 15 GND 8 VS 4 VCC 9 U1 L298 4V2 12V

(11)

C.2.5 Solar Charge Controller (Model XDC1210)

Solar Charge Controller berfungsi

sebagai pengatur arus listrik (current

regulator) baik terhadap arus yang masuk dari panel sel surya maupun arus

beban keluar atau digunakan.

Solarcharge controller bekerja untuk menjaga aki atau baterai dari pengisian

yang berlebihan (over charge), dan

mengatur jalur tegangan dan arus dari panel surya ke aki atau baterai.

Sebagian besar keluaran tegangan

panel sel surya (polycrystalline 20W)

menghasilkan tegangan keluar (V-Out) sekitar 16 sampai 20 volt DC, jadi jika tidak ada pengaturan maka baterai akan rusak akibat dari pengisian tegangan yang berlebihan. Pada umumnya aki atau baterai 12 Volt membutuhkan

tegangan pengisian (charge) sekitar

13-14,8 volt (tegantung tipe aki atau baterai) untuk dapat terisi penuh.

Dalam charging mode,

umumnya aki diisi dengan metode three

stage charging:

1. Fase bulk, aki akan di-charge sesuai

dengan tegangan setup (bulk :

antara 13,4 – 14,5 Volt) dan arus

diambil secara maksimum dari

panel sel surya . Pada

saat aki sudah pada tegangan setup

(bulk) dimulailah fase absorption.

2. Fase absorption, tegangan aki akan

dijaga sesuai dengan tegangan bulk,

sampai solar charge

con-troller timer tercapai.

3. Fase flloat, aki akan dijaga pada

tegangan float setting (umumnya 12

– 13,8 Volt). Beban yang terhubung

ke aki menggunakan arus

maksimun dari panel sel surya.

Penggunaan solar charge controller

pada perancangan ini bertujuan untuk mengatur arus dan tegangan yang

dihasilkan oleh panel sel surya dan juga sebagai pengontrol kapasitas aki. Panel sel surya yang digunakan adalah panel

sel surya polycrystalline 20W dengan

spesifikasi optimum operating current

(Imp) adalah 1,16 A, optimum operating

voltage (Vmp) adalah 17,2 V, short circuit current (Isc) adalah 1,31 A dan

open circuit voltage (Voc) adalah 21,6 V, standard test condition (STC) adalah

1000 W/m2 , air mass (AM) adalah 1,5 ,

dan optimum temperature adalah 250

-300C.

C.2.6 Perancangan Software

Pada perancangan penelitian ini

menggunakan bantuan software Arduino

C. Penggunaan Arduino C akan

memudahkan untuk memasukkan

program antara hardware yang saling

terkoneksi melalui komunikasi serial.

Dalam komunikasi antara hardware

digunakan komunikasi serial dari tiap

komponen hardware. Komunikasi serial

pada tiap komponen hardware

memudahkan pengguna dalam

melakukan kombinasi atau penambahan serta pengeditan program. Semua proses dikendalikan oleh Atmega2560 dan Gboard Pro. Simulasi kerja alat dapat dilihat pada diagram alir kerja alat pada Gambar 11.

HASIL PENGUJIAN ALAT

Informasi yang dipancarkan WiFi Shield dapat dipantau melalui akses

wireless LAN dengan menghubungkan laptop ke AP WiFi Shield, dan browsing IP address dari WiFi Shield. Informasi akan ditampilkan setiap 5-10 menit sekali. Sedangkan untuk akses SMS,

perancangan GPRS Shield

menggunakan perintah AT-Command yang berada pada ATmega2560, yang merupakan perangkat mikrokontroler yang menyatu dengan GBoard Pro dan

(12)

GPRS Shield. SMS akan dikirimkan apabila ada indikator status yang perlu diperhatikan seperti ketinggian air, suhu panel sel surya, atau pun tegangan keluaran panel sel surya.

Hasil pengujian dan analisis

keseluruhan sistem yang dirancang adalah dalam keadaan berdebu dan

dipantau melalui modul sistem

komunikasi WiFi. Simulasi debu

dilakukan sebelum sistem dinyalakan.

Pada kondisi pertama sistem

dinyalakan, hasil pengukuran dan

analisis yang ditampilkan logika

tegangan LDR adalah 30,20, tegangan keluaran panel sel surya adalah 11,03 V,

suhu yang dideteksi adalah 32,420C, dan

status charging aki adalah “T” atau tidak

dalam kondisi pengisian.

(13)

Sistem secara otomatis

membersihkan panel sel surya

dikarenakan indikator proses

pembersihan secara otomatis terpenuhi yaitu tegangan logika LDR < 50 dan tengan keluaran panel sel surya kurang dari 12 V .

Hasil pengukuran pada kondisi kedua menunjukan panel sel surya sudah dalam keadaan normal setelah dilakukan proses pembersihan. Hal ini ditandai dengan tegangan keluaran panel sel surya adalah 12,04 V, suhu yang dideteksi

adalah 31,59 0C, status charging aki

adalah “Y”, dan kapasistas penampungan

air yang semula 47,60 % menjadi 36,58 %.

Proses charging aki yang dipantau

melalui komunikasi WiFi berakhir

ditandai dengan berkurangnya

intensitas cahaya matahari yang diukur

melalui lux meter, tingginya logika

tegangan LDR, dan kecilnya tengangan yang dihasilkan panel sel surya 11,93 V

dan status charging aki adalah “T” atau

tidak mengisi.

SIMPULAN

Berdasarkan pengujian dan analisis

yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya maka, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Pada pengujian kuat sinyal

menggunakan antena

omnidirectional 17 dBi didapatkan hasil kuat sinyal yang lebih baik dibandingkan menggunakan antena

omnidirectional 1 dBi.

2. Hasil pengujian dan analisis kerja

dari keseluruhan hardwarepada

sistem yang dipantau melalui

komunikasi WiFi yang diakses

melalui WiFi Shield (AP)

menunjukan kinerja yang sesuai yaitu intensitas cahaya yang masuk berbanding lurus dengan tegangan keluaran yang dihasilkan oleh panel

sel surya dan berbanding terbalik dengan keluaran logika tegangan LDR.

3. Semakin besar intensitas cahaya

yang masuk maka nilai tegangan keluaran panel sel surya semakin besar dan nilai logika tegangan LDR semakin mengecil dan sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Frienditya Yuli Pradhifta. 2009.

Perancangan dan Pembuatan Sistem Pengaman Kendaraan Dengan Menggunakan SMS (Short Message Service) Berbasis Mikrokontroler. Tugas Akhir.

Surakarta: Universitas Sebelas

Maret.

[2] Mailoa Blidsi. 2013. Kinerja Sistem

Wireless Printer Menggunakan Wireless Router 802.11n. Tugas Akhir. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

[3] Mustaghfiri Asror.2008. “Rancang

Bangun Pengukuran Temperatur Jarak Jauh Via SMS Berbasis

Mikrokontroler ATMega8535”.

Tugas Akhir.

Semarang :Universitas Diponegoro. [4] Saefullah Asep, Rayeb Ayeb El.

2013.Pengendalian Electronic

Home Appliances Berbasis IP dengan Menggunakan Modul Wiznet NM7010A. Journal

Momentum on Power

Electronics.Volume 3 (1), hlm. 102-123.

[5] Septianggono Awan. 2008.

Optimasi Jangkauan IEEE 802.11g Untuk Jaringan WLAN di Komplek Perumahan PLN Klender.Tugas Akhir. Jakarta: Universitas Trisakti.

[6] Setiawan Donni. 2014.

Perancangan Model Sistem Pembersih Debu Ototmatis Sel Surya Pada Lampu Penerangan

(14)

Jalan Tol.Tugas Akhir. Jakarta: Universitas Tarumanagara.

[7] Suriadi Mahdi S. 2011.

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpadu Menggunakan Software PVSYST Pada Komplek Perumahan di Banda Aceh.Tugas Akhir.Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

[8] Zurnawita Prabowo Cipto. 2014.

Remote Switching Menggunakan Komunikasi WiFi Antara Smartphone Berbasis Android dan WIZFI210. Journal Momentum on Power Electronics, Voume 16 (1), hlm. 90-96.

Gambar

Tabel 1   Perbandingan  hasil   survei dengan alat yang dirancang
Gambar  3  Kurva  I-V  pengaruh  suhu  terhadap  performansi  panel  sel surya
Tabel 2 Kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
Tabel 3 Peluang (opportunities) dan ancaman (threats)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder pada daun mimba dan kemampuan zona hambat ekstrak etanol daun mimba sebagai antibakteri

Kemampuan guru meningkatkan kreativitas belajar siswa yakni guru meminta siswa untuk mengemukakan kesulitan yang ditemukan dalam materi ekonomi yang dipelajari, dari

Dengan keterbatasan peneliti baik dari segi waktu maupun dana dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

Sebaiknya pemerintah dan para pemangku kepentingan memproyeksikan sejak dini berbagai efek dan keadaan yang terburuk yang dapat terjadi baik bagi pemerintah maupun

memperhatikan kontribusi dan keterkaitan beberapa pihak yang dapat membantu proses pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan mulai dari penelitian, pensosialan kepada petani

cinta kasih sesuai ajaran Yesus Kristus. Pada saat ini di Surabaya sendiri banyak terdapat gereja ± gereja Kristen maupun Katolik. Sayangnya banyak dari umatnya

Pengaruh gaya Gotik terlihat pada penggunaan material stained glass pada jendela dengan memasukkan gambar-gambar religius (simbol gereja).Penggunaan material lantai

Pada Gambar 5 menunjukkan grafik nilai tegangan von Mises yang diambil pada posisi 1 dan 2 yang terletak pada sisi struktur rangka bus yang terkena beban pendulum