Pengertian Etika
Pengertian Etika
- Etika berasal dari Bahasa Yunani
- Etika berasal dari Bahasa Yunani
“Ethikos” (berarti “moral”) dan kata
“Ethikos” (berarti “moral”) dan kata
“Ethos” (berarti “karakter, watak
“Ethos” (berarti “karakter, watak
kesusilaan atau adat”).
kesusilaan atau adat”).
Etika : berkaitan dengan konsep yang Etika : berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau kelompok
dimiliki oleh individu atau kelompok
(bisa kelompok profesi) untuk menilai
(bisa kelompok profesi) untuk menilai
apakah suatu tindakan yang telah
apakah suatu tindakan yang telah
dilakukan itu benar atau tidak.
Tindakan manusia ditentukan bermacam-macam norma.Tindakan manusia ditentukan bermacam-macam norma. - Norma Dasar Utama Pedoman Perilaku adalah Bertakwa - Norma Dasar Utama Pedoman Perilaku adalah Bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa yang meliputi norma-norma
kepada Tuhan yang Maha Esa yang meliputi norma-norma
dasar:
dasar:
Berperilaku adil;Berperilaku adil; Berperilaku jujur;Berperilaku jujur;
Berperilaku arif dan bijaksana;Berperilaku arif dan bijaksana; Bertanggung jawab;Bertanggung jawab;
Menjunjung tinggi harga diri;Menjunjung tinggi harga diri; Berintegritas tinggi;Berintegritas tinggi;
Berdisiplin tinggi;Berdisiplin tinggi;
Berperilaku rendah hati;Berperilaku rendah hati; Bersikap mandiri;Bersikap mandiri;
Norma hukum : berasal dari hukum Norma hukum : berasal dari hukum dan perundang-undangan
dan perundang-undangan
Norma agama : berasal dari agamaNorma agama : berasal dari agama
Norma sopan santun : berasal dari Norma sopan santun : berasal dari kehidupan sehari-hari
Apakah etika sama dengan etiket?Apakah etika sama dengan etiket?
Etika (ethics) berarti (refleksi)moralEtika (ethics) berarti (refleksi)moral
Etiket (etiquette) berarti sopan santunEtiket (etiquette) berarti sopan santun
Keduanya menyangkut perilaku manusia Keduanya menyangkut perilaku manusia
secara normatif (karenanya sering
secara normatif (karenanya sering
dianggap sama), memberi norma pada
dianggap sama), memberi norma pada
perilaku manusia (apa yang boleh dan
perilaku manusia (apa yang boleh dan
apa yang tidak boleh).
Etika & Etiket Etika & Etiket
(
(Syamsuryadi Syamsuryadi ))
Etiket : menyangkut cara yang tepat Etiket : menyangkut cara yang tepat untuk melakukan suatu perbuatan untuk melakukan suatu perbuatan
dalam kalangan tertentu dalam kalangan tertentu
Etika : tidak sebatas akan cara Etika : tidak sebatas akan cara
melakukan, namun menyangkut juga melakukan, namun menyangkut juga
akan boleh atau tidaknya sebuah akan boleh atau tidaknya sebuah
perbuatan dilakukan. perbuatan dilakukan.
Etiket : berlaku untuk pergaulan Etiket : berlaku untuk pergaulan (relasi antar sesama, adanya
(relasi antar sesama, adanya manusia lain selain diri kita) manusia lain selain diri kita)
Etika : berlaku walaupun tidak ada Etika : berlaku walaupun tidak ada orang lain
Etika & Etiket
Etika & Etiket
Etiket : bersifat relative
Etika : lebih absolute
Etiket : memandang manusia dari sisi lahiriah semata
Etika & Moral
Etika & Moral
--MoralMoral : memuat pandangan tentang : memuat pandangan tentang nilai, norma moral yang terdapat
nilai, norma moral yang terdapat pada kelompok manusia,
pada kelompok manusia,
mengajarkan bagaiman seseorang mengajarkan bagaiman seseorang
harus menjalani hidupnya harus menjalani hidupnya
Etika Etika : ilmu tentang norma, nilai dan : ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral, etika merefleksikan
ajaran moral, etika merefleksikan ajaran moral itu sendiri.
Sistematika Etika
Sistematika Etika
(menurut Magnis-Suseno et al., 1991:68)
(menurut Magnis-Suseno et al., 1991:68)
Etika dibedakan menjadi 2 (dua), yakni:
Etika Umum
Membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari moral,
seperti:
Pengertian etika; Fungsi etika;
Masalah kebebasan; Tanggung jawab
Etika Khusus
Menerapkan prinsip-prinsip dasar dari moral pada
masing-masing bidang kehidupan manusia.
Pertanyaan dasar: bagaimana suatu bidang perlu ditata
Etika khusus Etika khusus
Dibedakan menjadi: Dibedakan menjadi: Etika individualEtika individual
Memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiriMemuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri Etika sosialEtika sosial
Membicarakan kewajiban manusia sebagai Membicarakan kewajiban manusia sebagai
anggota umat manusia (sikap terhadap sesama)
anggota umat manusia (sikap terhadap sesama)
Pembidangannya antara lain: etika keluarga; Pembidangannya antara lain: etika keluarga;
etika politik; etika lingkungan hidup; kritik
etika politik; etika lingkungan hidup; kritik
ideologi-ideologi; dan
ETIKA PROFESI
ETIKA PROFESI
Bagian dari Etika SosialBagian dari Etika Sosial
yaitu filsafat atau pemikiran kritis yaitu filsafat atau pemikiran kritis
rasional tentang kewajiban dan rasional tentang kewajiban dan
tanggung jawab manusia sebagai tanggung jawab manusia sebagai
Dr. Lintong O. Siahaan, S.H., M.H.Dr. Lintong O. Siahaan, S.H., M.H.
Etika Profesi: etika moral yang khusus diciptakan Etika Profesi: etika moral yang khusus diciptakan
untuk kebaikan jalannya profesi yang
untuk kebaikan jalannya profesi yang
bersangkutan, karena setiap profesi mempunyai
bersangkutan, karena setiap profesi mempunyai
identitas, sifat/ciri dan standar Profesi tersendiri,
identitas, sifat/ciri dan standar Profesi tersendiri,
sesuai dengan kebutuhan Profesi masing-masing.
sesuai dengan kebutuhan Profesi masing-masing.
Pengertian Profesi (Magnis-Suseno Pengertian Profesi (Magnis-Suseno et alet al., .,
1991:70) adalah pekerjaan yang dilakukan
1991:70) adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian yang khusus.
(Dr. Lintong O. Siahaan, S.H., M.H.) (Dr. Lintong O. Siahaan, S.H., M.H.) Profesi: pekerjaan tetap bidang
Profesi: pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian tertentu berdasarkan keahlian
khusus yang dilakukan secara khusus yang dilakukan secara
bertanggung jawab dengan tujuan bertanggung jawab dengan tujuan
Perbedaan antara Profesi dengan Pekerjaan:Perbedaan antara Profesi dengan Pekerjaan: Adanya Adanya keahlian khusus keahlian khusus
Profesi mensyaratkan adanya keahlian khusus. Persyaratan
Profesi mensyaratkan adanya keahlian khusus. Persyaratan
adanya keahlian khusus yang membedakan antara
adanya keahlian khusus yang membedakan antara
pengertian Profesi dan Pekerjaan. Meskipun demikian, pada
pengertian Profesi dan Pekerjaan. Meskipun demikian, pada
hekekatnya terjadi kesulitan mencari garis pemisah yang
hekekatnya terjadi kesulitan mencari garis pemisah yang
tajam antara Profesi dan Pekerjaan. (Magnis-Suseno
tajam antara Profesi dan Pekerjaan. (Magnis-Suseno et alet al., ., 1991:70)
1991:70)
Ketersediaan Ketersediaan wadah atau organisasiwadah atau organisasi
Pada Profesi, lazimnya terdapat wadah untuk memberikan
Pada Profesi, lazimnya terdapat wadah untuk memberikan
dukungan kepada penyandang Profesi yang bersangkutan.
dukungan kepada penyandang Profesi yang bersangkutan.
Sementara, Pekerjaan lazimnya tidak terdapat wadah.
Sementara, Pekerjaan lazimnya tidak terdapat wadah.
Wadah merupakan organisasi Profesi yang bersangkutan
Wadah merupakan organisasi Profesi yang bersangkutan
yang umumnya dibentuk untuk mengemban tanggung
yang umumnya dibentuk untuk mengemban tanggung
jawab menegakkan Etika Profesi dan senantiasa
jawab menegakkan Etika Profesi dan senantiasa
meningkatkan standar kualifikasi profesi tersebut.
Profesi
Profesi
Profesi dapat dibedakan menjadi:Profesi dapat dibedakan menjadi:
Profesi pada umumnyaProfesi pada umumnya
Pengertiannya sebagaimana Pengertiannya sebagaimana
tercantum pada pengertian “Profesi” tercantum pada pengertian “Profesi” Profesi yang Luhur (Profesi yang Luhur (officium nobileofficium nobile))
Yaitu: Profesi yang pada hakekatnya Yaitu: Profesi yang pada hakekatnya merupakan suatu pelayanan pada
merupakan suatu pelayanan pada manusia atau masyarakat.
Hal ini bukan berarti bahwa menjalankan Profesi Hal ini bukan berarti bahwa menjalankan Profesi
yang Luhur tidak boleh mendapatkan keuntungan
yang Luhur tidak boleh mendapatkan keuntungan
finansial. Namun, keuntungan finansial bukanlah
finansial. Namun, keuntungan finansial bukanlah
merupakan motivasi utama.
merupakan motivasi utama.
Motivasi utama Profesi yang Luhur adalahMotivasi utama Profesi yang Luhur adalah
kesediaan yang bersangkutan untuk melayani
kesediaan yang bersangkutan untuk melayani
sesama manusia.
sesama manusia.
Misal:Misal: seorang Advokat wajib tetap memberikan seorang Advokat wajib tetap memberikan
bantuan hukum baik Kliennya walaupun sang
bantuan hukum baik Kliennya walaupun sang
Klien tidak sanggup melunasi pembayaran jasa
Klien tidak sanggup melunasi pembayaran jasa
hukum sebagaimana diperjanjikan. Lebih lanjut,
hukum sebagaimana diperjanjikan. Lebih lanjut,
tujuan Advokat menjalankan Profesinya adalah
tujuan Advokat menjalankan Profesinya adalah
penegakkan hukum bukanlah kemenanngan sang
penegakkan hukum bukanlah kemenanngan sang
Klien.
Menjadi pertanyaan:Menjadi pertanyaan:
Apakah Psikologi merupakan Apakah Psikologi merupakan
suatu Profesi?
suatu Profesi?
Jika ya, apakah Psikologi Jika ya, apakah Psikologi
tergolong Profesi pada
tergolong Profesi pada
umumnya? Atau Profesi yang
umumnya? Atau Profesi yang
Luhur?
Untuk menegakkan Etika dan Untuk menegakkan Etika dan memajukan standar kualifikasi memajukan standar kualifikasi
Profesi terdapat prinsip-prinsip yang Profesi terdapat prinsip-prinsip yang
wajib dilaksanakan yang pada wajib dilaksanakan yang pada
umumnya dicantumkan dalam Kode umumnya dicantumkan dalam Kode
Etik Profesi. Etik Profesi.
Kode Etik ProfesiKode Etik Profesi : (Syamsuryadi) : (Syamsuryadi)
Daftar kewajiban dalam menjalankan Daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun
tugas sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat oleh anggota profesi dan mengikat
semua anggota dalam menjalankan semua anggota dalam menjalankan
Kode Etik (Dr. Lintong O. Siahaan, Kode Etik (Dr. Lintong O. Siahaan, S.H., M.H.): norma dan asas yang S.H., M.H.): norma dan asas yang
diterima oleh suatu kelompok diterima oleh suatu kelompok
tertentu sebagai landasan tingkah tertentu sebagai landasan tingkah
laku. laku.
Prof. Dr. Valerine J.L. Kriekhoff, S.H., Prof. Dr. Valerine J.L. Kriekhoff, S.H., M.A.
M.A.
Kode Etik: Pedoman bertingkah laku Kode Etik: Pedoman bertingkah laku yang berdimensi moral
Di Indonesia, Kode Etik suatu Profesi Di Indonesia, Kode Etik suatu Profesi biasanya disusun oleh wakil-wakil
biasanya disusun oleh wakil-wakil yang duduk dalam organisasi atau yang duduk dalam organisasi atau
asosiasi Profesi.
asosiasi Profesi. Timbul kesulitan Timbul kesulitan ketika pada satu Profesi terdapat ketika pada satu Profesi terdapat
lebih dari satu organisasi atau lebih dari satu organisasi atau
asosiasi. Kesulitan akan lebih besar asosiasi. Kesulitan akan lebih besar
ketika prinsip-prinsip Profesi ketika prinsip-prinsip Profesi
diterjemahkan secara berbeda dalam diterjemahkan secara berbeda dalam
Kode Etik masing-masing organisasi Kode Etik masing-masing organisasi
Fungsi Kode Etik sangat penting
Fungsi Kode Etik sangat penting
bagi suatu Profesi
bagi suatu Profesi
Kode Etik dapat meningkatkan kewibawaan Kode Etik dapat meningkatkan kewibawaan
Profesi pada umumnya dan organisasi Profesi
Profesi pada umumnya dan organisasi Profesi
pada khususnya baik dihadapan para anggotanya
pada khususnya baik dihadapan para anggotanya
maupun dihadapan masyarakat;
maupun dihadapan masyarakat;
Kode Etik memberikan parameter yang jelas Kode Etik memberikan parameter yang jelas
tentang sikap dan perbuatan yang dikehendaki
tentang sikap dan perbuatan yang dikehendaki
oleh Profesi dan organisasi Profesi yang
oleh Profesi dan organisasi Profesi yang
menjalankan Profesi tersebut;
menjalankan Profesi tersebut;
Kode Etik memungkinkan para anggota Profesi Kode Etik memungkinkan para anggota Profesi
yang tergabung dalam organisasi tersebut untuk
yang tergabung dalam organisasi tersebut untuk
mengatur dirinya sendiri, disamping peraturan
mengatur dirinya sendiri, disamping peraturan
yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
Pada prinsipnya, ada 2 (dua) prinsip umum yang
Pada prinsipnya, ada 2 (dua) prinsip umum yang
wajib dijalankan oleh suatu Profesi, antara lain:
wajib dijalankan oleh suatu Profesi, antara lain:
Prinsip agar menjalankan Profesinya secara Prinsip agar menjalankan Profesinya secara
bertanggung jawab
bertanggung jawab
Maksudnya adalah Profesional yang bersangkutan Maksudnya adalah Profesional yang bersangkutan bertanggung jawab baik terhadap Profesi yang
bertanggung jawab baik terhadap Profesi yang
dijalankan (menjalankan Profesinya sebaik
dijalankan (menjalankan Profesinya sebaik
mungkin) maupun terhadap hasilnya (hasil
mungkin) maupun terhadap hasilnya (hasil
berkualitas);
berkualitas);
Prinsip untuk menghormati hak-hak orang lain, Prinsip untuk menghormati hak-hak orang lain,
termasuk dalam menjalankan Profesi wajib
termasuk dalam menjalankan Profesi wajib
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas Sebagaimana telah dijelaskan diatas
bahwa motivasi utama Profesi yang
bahwa motivasi utama Profesi yang
Luhur adalah pelayanan kepada
Luhur adalah pelayanan kepada
sesama manusia bukan keuntungan
sesama manusia bukan keuntungan
finansial, sehingga umumnya Profesi
finansial, sehingga umumnya Profesi
yang Luhur (
yang Luhur (officium nobileofficium nobile) )
mengadopsi 2 (dua) prinsip yang
mengadopsi 2 (dua) prinsip yang
penting (Prof. Darji Darmodiharjo,
penting (Prof. Darji Darmodiharjo,
S.H.):
S.H.):
mendahulukan kepentingan orang mendahulukan kepentingan orang
yang dibantu, apakah itu Klien atau
yang dibantu, apakah itu Klien atau
Pasien;
Pasien;
Kode Etik sangat penting mengingat mencakup prinsip-prinsip Profesi yang wajib ditegakkan. Berdasarkan
prinsip-prinsip tersebut, para penyandang Profesi mempertanggungjawabkan
profesionalisme Profesi mereka kepada masyarakat. Hal ini juga berarti bahwa masyarakat dapat menuntut
perlindungan hukum apabila ada
kerugian akibat kesalahan seorang anggota Organisasi Profesi dalam menjalankan Profesinya dengan
Tanggung jawab hukum
Tanggung jawab hukum
Berdasarkan Tanggung Jawab Hukum, pelaksanaan tugas
(pengemban profesi) tidak dapat melanggar atau bertentangan
dengan rambu-rambu hukum
Pelanggaran terhadap tanggung jawab hukum: dapat diberikan
sanksi. (sanksi hukum yang sifatnya tegas, konkret, dapat dipaksakan
Berdasarkan Rancangan
Berdasarkan Rancangan
Undang-Undang tentang Psikologi, wadah
Undang tentang Psikologi, wadah
berhimpunnya Profesional Psikologi
berhimpunnya Profesional Psikologi
pada awalnya didirikan pada tanggal
pada awalnya didirikan pada tanggal
11 Juli 1959 dengan nama Ikatan
11 Juli 1959 dengan nama Ikatan
Sarjana Psikologi Indonesia yang
Sarjana Psikologi Indonesia yang
kemudian diubah menjadi Himpunan
kemudian diubah menjadi Himpunan
Psikologi Indonesia (Himpsi) pada
Psikologi Indonesia (Himpsi) pada
Kongres Luar Biasa ISPSI tahun 1998
Kongres Luar Biasa ISPSI tahun 1998
dan diaktekan oleh Notaris Ruri
dan diaktekan oleh Notaris Ruri
Habsariwati, S.H., dengan Akte
Habsariwati, S.H., dengan Akte
Nomor 1 Tanggal 28 Oktober 2000
Nomor 1 Tanggal 28 Oktober 2000
Bagaimana dengan Organisasi atau wadah Psikologi?
Bagaimana dengan Organisasi atau wadah Psikologi?
Berapa banyak Organisasi Psikologi?
Hingga saat ini, belum ada UU tentang Psikologi
Pengaturan (hanya) diatur dalam Kode Etik dan UU yang bersifat
umum namun memiliki kaitan
dengan profesi psikologi. (Ilmuwan & Psikolog)
Idealnya ada pengaturan dalam
tingkatan UU sehingga memberikan perlindungan bagi profesi dan
Kode Etik Psikologi Indonesia
Kode Etik Psikologi Indonesia
Pasal 7Pasal 7
PELAKSANAAN KEGIATAN SESUAI BATAS KEAHLIAN/
PELAKSANAAN KEGIATAN SESUAI BATAS KEAHLIAN/
KEWENANGAN
KEWENANGAN
a) Ilmuwan Psikologi dan Psikolog hanya memberikan jasa/
a) Ilmuwan Psikologi dan Psikolog hanya memberikan jasa/
praktek psikologi dalam hubungannya dengan kompetensi
praktek psikologi dalam hubungannya dengan kompetensi
yang bersifat obyektif sesuai dengan ketentuan yang
yang bersifat obyektif sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dalam pengaturan terapan keahlian Ilmuwan
berlaku dalam pengaturan terapan keahlian Ilmuwan
Psikologi dan Psikolog.
Psikologi dan Psikolog.
b) Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dalam memberikan jasa/
b) Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dalam memberikan jasa/
praktek psikologi wajib menghormati hak-hak lembaga/
praktek psikologi wajib menghormati hak-hak lembaga/
organisasi/institusi tempat melaksanakan kegiatan sejauh
organisasi/institusi tempat melaksanakan kegiatan sejauh
tidak bertentangan dengan kompetensi dan
tidak bertentangan dengan kompetensi dan
kewenangannya.
Pasal 8Pasal 8
PERLAKUKAN TERHADAP PEMAKAI JASA ATAU KLIEN PERLAKUKAN TERHADAP PEMAKAI JASA ATAU KLIEN
Dalam memberikan jasa/praktek psikologi kepada pemakai jasa atau klien, baik yang Dalam memberikan jasa/praktek psikologi kepada pemakai jasa atau klien, baik yang bersifat perorangan, kelompok, lembaga atau organisasi/institusi sesuai dengan
bersifat perorangan, kelompok, lembaga atau organisasi/institusi sesuai dengan keahlian dan kewenangannya, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog berkewajiban untuk : keahlian dan kewenangannya, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog berkewajiban untuk : a) Mengutamakan dasar-dasar profesional.
a) Mengutamakan dasar-dasar profesional.
b) Memberikan jasa/praktek kepada semua pihak yang membutuhkannya. b) Memberikan jasa/praktek kepada semua pihak yang membutuhkannya.
c) Melindungi klien atau pemakai jasa dari akibat yang merugikan sebagai dampak c) Melindungi klien atau pemakai jasa dari akibat yang merugikan sebagai dampak jasa/praktek yang diterimanya.
jasa/praktek yang diterimanya.
d) Mengutamakan ketidak berpihakan dalam kepentingan pemakai jasa atau klien d) Mengutamakan ketidak berpihakan dalam kepentingan pemakai jasa atau klien dan pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut.
dan pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut.
e) Dalam hal pemakai jasa atau klien yang menghadapi kemungkinan akan terkena e) Dalam hal pemakai jasa atau klien yang menghadapi kemungkinan akan terkena dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian jasa/praktek psikologi dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian jasa/praktek psikologi yang dilakukan oleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog maka pemakai jasa atau klien yang dilakukan oleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog maka pemakai jasa atau klien tersebut harus diberitahukan tentang kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Pasal 9
Pasal 9
ASAS KESEDIAAN
ASAS KESEDIAAN
Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghormati dan
Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghormati dan
menghargai hak pemakai jasa atau klien untuk menolak
menghargai hak pemakai jasa atau klien untuk menolak
keterlibatannya dalam pemberian jasa/praktek psikologi,
keterlibatannya dalam pemberian jasa/praktek psikologi,
mengingat asas sukarela yang mendasar pemakai jasa
mengingat asas sukarela yang mendasar pemakai jasa
dalam menerima atau melibatkan diri dalam proses
dalam menerima atau melibatkan diri dalam proses
pemberian jasa/praktek psikologi.
pemberian jasa/praktek psikologi.
Mensyaratkan Adanya Mensyaratkan Adanya kesepakatankesepakatan
Bandingkan : PASAL 39 UU NO 29 TAHUN 2004 Bandingkan : PASAL 39 UU NO 29 TAHUN 2004 MENYATAKAN BAHWA PRAKTEK KEDOKTERAN
MENYATAKAN BAHWA PRAKTEK KEDOKTERAN
DISELENGGARAKAN ATAS ADANYA KESEPAKATAN ANTARA
DISELENGGARAKAN ATAS ADANYA KESEPAKATAN ANTARA
DOKTER DAN PASIEN, MENIMBULKAN ADANYA PERJANJIAN
DOKTER DAN PASIEN, MENIMBULKAN ADANYA PERJANJIAN
YANG LEBIH DILIHAT ADANYA SUATU KONTRAK
Pasal 12Pasal 12
KERAHASIAAN DATA DAN HASIL PEMERIKSAAN KERAHASIAAN DATA DAN HASIL PEMERIKSAAN
Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib memegang teguh rahasia yang menyangkut Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib memegang teguh rahasia yang menyangkut klien atau pemakai jasa psikologi dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya. klien atau pemakai jasa psikologi dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya. Dalam hal ini keterangan atau data mengenai klien yang diperoleh Ilmuwan Psikologi Dalam hal ini keterangan atau data mengenai klien yang diperoleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dalam rangka pemberian jasa/praktek psikologi hendaknya mematuhi dan Psikolog dalam rangka pemberian jasa/praktek psikologi hendaknya mematuhi hal-hal sebagai berikut :
hal-hal sebagai berikut :
a) Dapat diberikan hanya kepada yang berwenang mengetahuinya dan hanya a) Dapat diberikan hanya kepada yang berwenang mengetahuinya dan hanya
memuat hal-hal yang langsung dan berkaitan dengan tujuan pemberian jasa/praktek memuat hal-hal yang langsung dan berkaitan dengan tujuan pemberian jasa/praktek psikologi.
psikologi.
b) Dapat didiskusikan hanya dengan orang-orang atau pihak yang secara langsung b) Dapat didiskusikan hanya dengan orang-orang atau pihak yang secara langsung berwenang atas diri klien atau pemakai jasa psikologi.
berwenang atas diri klien atau pemakai jasa psikologi.
c) Dapat dikomunikasikan dengan bijaksana secara lisan atau tertulis kepada pihak c) Dapat dikomunikasikan dengan bijaksana secara lisan atau tertulis kepada pihak ketiga hanya bila pemberitahuan ini diperlukan untuk kepentingan klien, profesi dan ketiga hanya bila pemberitahuan ini diperlukan untuk kepentingan klien, profesi dan akademisi.
akademisi. Dalam kondisi tersebut identitas orang atau klien yang bersangkutan Dalam kondisi tersebut identitas orang atau klien yang bersangkutan tetap dirahasiakan.
Pasal 170 ayat (1)Pasal 170 ayat (1)
Dikecualikan menjadi saksi :Dikecualikan menjadi saksi :
Mereka yang karena pekerjaan, harkat dan martabat atau jabatan Mereka yang karena pekerjaan, harkat dan martabat atau jabatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia.
diwajibkan untuk menyimpan rahasia.
Pasal 322 KUH PidanaPasal 322 KUH Pidana
”
”Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang ia Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang ia wajib menyimpan oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik
wajib menyimpan oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik
yang sekarang maupun yang dahul, dihukum dengan penjara
yang sekarang maupun yang dahul, dihukum dengan penjara
selam-lamanya sembilan bulan atau denda....”
selam-lamanya sembilan bulan atau denda....”
Pasal 120 KUHAPPasal 120 KUHAP
”
”...kecuali bila disebutkan karena harkat dan martabatnya, ...kecuali bila disebutkan karena harkat dan martabatnya, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan
pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan
rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang
rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang
diminta.”
Bandingkan :
Bandingkan :
Pasal 48 ayat (2) UU No 29 Tahun 2004
Kewajiban terhadap kewajiban membuka rahasia dokter :
• Jika dilakukan untuk kepentingan kesehatan pasien
• Jika dilakukan atas permintaan
aparat penegak hukum
• Jika dilakukan atas permintaan pasien sendiri
• Jika dilakukan berdasarkan
Pasal 14
PERNYATAAN
a) Dalam memberikan pernyataan dan keterangan/penjelasan ilmiah kepada masyarakat umum melalui berbagai jalur media lisan maupun tertulis, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog bersikap bijaksana, jujur, teliti, hati-hati, lebih mendasarkan pada
kepentingan umum daripada pribadi atau golongan, dengan berpedoman pada dasar ilmiah dan disesuaikan dengan
bidang keahlian/kewenangan selama tidak bertentangan dengan kode etik psikologi. Pernyataan yang diberikan
Ilmuwan Psikologi dan Psikolog mencerminkan keilmuannya, sehingga masyarakat dapat menerima dan memahami secara benar.
b) Dalam melakukan publikasi keahliannya, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog bersikap bijaksana, wajar dan jujur dengan
Bandingkan :
Siapa yang Membunuh Ita?
02/XXVII 13 Oktober 1998
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1998/10/13/NAS/mbm.19981013.NAS95966.id.html : Akses 18 Nopember 2008
“…Bahkan, merujuk dari hasil autopsi itu, Psikolog Sarlito Wirawan menuduh korban adalah pekerja seks…”
http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1998/10/14/0001.html :akses 18 Nopember 2008
“…Pernyataan Sarlito, yang menurutnya baru asumsi itu, memang jadi pembicaraan
umum. Asumsi Sarlito dianggap meloncat dan tak pantas keluar dari seorang
psikolog andal sekaliber dia yang nota bene seorang pengajar di perguruan
RUU Psikologi
RUU Psikologi
JASA PSIKOLOGI
Pasal 19
Profesional psikologi dalam
menyelenggarakan jasa psikologi tidak diperbolehkan memberikan janji
yaitu pihak yaitu pihak Profesional psikologiProfesional psikologi
berupaya secara maksimal
berupaya secara maksimal
menyembuhkan
menyembuhkan/memulihkan/memulihkan klienklien
(inspanningsverbintenis),
(inspanningsverbintenis), HAL HAL
TERPENTING ADALAH TERPENTING ADALAH
BAGAIMANA UPAYA, CARA DAN BAGAIMANA UPAYA, CARA DAN
PROSES YANG DILAKUKAN JADI PROSES YANG DILAKUKAN JADI
“HASIL” BUKANLAHMENJADI “HASIL” BUKANLAHMENJADI
FAKTOR PENENTU
FAKTOR PENENTU Tidak Tidak
merupakan“resultaatsverbintenis”.
Potensi gugatan hukum :
Perbuatan melawan hukum (PMH)
Bagaimana dengan UU Perlindungan Konsumen? Apakah Profesi Psikologi adalah Pelaku usaha? Pasal 1 angka 3 dan 5
Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan
Jasa adalah setiap layanan yang Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi
berbentuk pekerjaan atau prestasi
yang disediakan bagi masyarakat
yang disediakan bagi masyarakat
untuk dimanfaatkan oleh konsumen
untuk dimanfaatkan oleh konsumen
Black Law Dictionary dinyatakan : Black Law Dictionary dinyatakan : Business
Business
(kegiatan usaha dalam berbagai (kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi) meliputi:
bidang ekonomi) meliputi:
employment,occupation, PROFESSION,
employment,occupation, PROFESSION,
or commercial activity
Jasa adalah setiap layanan yang Jasa adalah setiap layanan yang
berbentuk pekerjaan atau prestasi berbentuk pekerjaan atau prestasi
yang disediakan bagi masyarakat yang disediakan bagi masyarakat
WTO / GATT menyatakan saat ini termasuk
dalam sector jasabisnis, seperti tampak berikut :
SEKTOR KESEHATAN :
· HOSPITAL SERVICES
· OTHER HUMAN HEALTH SERVICES · SOCIAL SERVICES
· OTHER
SEKTOR JASA BISNIS :
A. PROFESIONAL SERVICES:
B. MEDICAL AND DENTAL SERVICES C. PHYSIOTHERAPIST
Kesimpulan :
Mentaati kode etik
Memahami prinsip hukum yang
mengatur hubungan antara penyedia jasa profesi dengan pengguna jasa