• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model perencanaan dan pengawasan Mandiri Entrepreneur Center Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model perencanaan dan pengawasan Mandiri Entrepreneur Center Surabaya."

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PERENCANAAN DAN PENGAWASAN MANDIRI

ENTREPRENEUR CENTER SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Program SarjanaSosial (S.Sos.)

Oleh :

SYIFA’UL ASROR B04213014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Syifa’ul Asror, 2017. Model Perencanaan dan Pengawasan di Mandiri EntrepreneurCenter Surabaya.

Kata Kunci : Model, Perencanaan, dan Pengawasan

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini, yaitu (1) bagaimana model perencanaan di Mandiri Entrepreneur Center Surabaya? (2) bagaimana model pengawasan di Mandiri EntrepreneurCenter Surabaya?

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif groundedtheory, yaitu mendiskripsikan data dari suatu aksi, proses, atau interaksi yang diperoleh di lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara pada sumber yang terkait dengan fokus penelitian yang dibahas penulis.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa model perencanaan di Mandiri

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

OTENTISITAS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi konsep ... 6

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II: KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kerangka Teori 1. Pengertian Perencanaan ... 14

2. Empat Tahapan Dasar Perencanaan ... 15

3. Macam-Macam Perencanaan ... 23

4. Pengertian Pengawasan ... 25

5. Tahapan Proses Pengawasan ... 26

6. Pengawasan yang Efektif ... 36

BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 39

(8)

C. Jenis dan Sumber Data ... 41

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Teknik Validitas Data ... 52

G. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Mandiri Entrepreneur Center ... 55

2. Visi, Misi dan Profil Mandiri Entrepreneur Center ... 60

3. Struktur Organisasi Mandiri Entrepreneur Center ... 62

B. Penyajian Data 1. Perumusan Perencanaan Mandiri Entrepreneur Center ... 64

2. Perumusan Pengawasan Mandiri Entrepreneur Center ... 81

C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisi Data) 1. Model Perencanaan Mandiri Entrepreneur Center ... 89

2. Model Pengawasan Mandiri Entrepreneur Center ... 103

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 112

B. Saran dan Rekomendasi ... 113

C. Keterbatasan Penelitian ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 114

(9)

DAFTARTABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu... 12

Tabel 3.1 Data Wawancara ... 50

Tabel 3.2 Data Dokumentasi ... 51

Tabel 3.3 Data Observasi ... 51

(10)

DAFTARGAMBAR

Gambar 2.2 Empat Tahap Dasar Perencanaan ... 17

Gambar 2.3 Proses Pengawasan ... 28

Gambar 2.4 Tipe-Tipe Pengawasan ... 34

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 63

Gambar 4.3 Model Perencanaan Mandiri Entrepreneur Center ... 103

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran dan fungsi manajemen begitu penting dalam setiap keberlangsungan hidup suatu organisasi. Menurut Stoner dalam bukunya T. Hani Handoko,‘’Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.’’1

Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibuatlah suatu perencanaan dan pengawasan yang merupakan fungsi daripada manajemen. Menurut G.R. Tery

dalam bukunya Sukarna, ‘’manajemen ialah pencapaian tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan melalui bersama-sama usaha orang lain’’.2

Semua fungsi manajemen yang ada begitu berpengaruh dalam setiap proses organisasi untuk mencapai tujuan. Di antaranya adalah fungsi perencanaan dan pengawasan. Fungsi perencanaan dan pengawasan tidak dapat dipisahkan dalam suatu organisasi atau lembaga, karena fungsi keduanya merupakan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi yang baik adalah yang memiliki tujuan jelas berdasarkan visi dan misi yang disepakati bersama. Menurut Louis A. Allen dalam Sukamdio perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.3

1

T. Hani Handoko, 2001, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, hal. 8.

2

Sukarna, 2001, Dasar-dasar Manajemen, Bandung , CV. Mandar Maju, hal. 10.

3

(12)

2

Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan serta apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.4 Sedangkan menurut Tery dalam bukunya Ismail Nawawi,‘’perencanaan adalah suatu kumpulan keputusan untuk mempersiapkan tindakan-tindakan di masa mendatang.5 Perencanaan merupakan fungsi terpenting diantara semua fungsi-fungsi manajemen yang ada. Ibarat suatu perjalanan dengan mengunakan kapal, perencanaan merupakan pedoman yang harus dipakai untuk mengarahkan tujuan kemana kapal tersebut akan dibawa berlayar.6

Fungsi perencanaan memiliki hubungan yang erat dengan pengambilan keputusan. Suatu keputusan pada dasarnya adalah suatu resolusi dari kemungkinan alternatif. Suatu keputusan bukanlah suatu rencana apabila di dalamnya tidak menyangkut tindakan maupun masa yang akan datang. Keputusan diperlukan pada setiap hierarki proses perencanaan. Oleh karena itu, sulitlah kiranya untuk memisahkan antara pengambilan keputusan dengan perencanaan. Pengambilan keputusan merupakan aspek penting perencanaan, yaitu proses pengembangan dan pemulihan arah untuk memecahkan permasalahan tertentu.7

Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga

sering disebut sebagai ‘’kembar siam dalam manajemen’’.8

Menurut Siagian dalam bukunya Ismail Nawawi ‘’pengawasan adalah proses pengamatan dari

pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua

4

T. Hani Handoko, 2001, Manajemen,…, hal. 78

5

Ismail Nawawi. 2015 . Manajemen Komplisasi Teori dan Apikasi Organisasi Publik dan Bisnis, Sidoarjo, CV. Dwiputra Pustaka Jaya, hal.157.

6

Basu S. dan Ibnu Sukotjo,1993, Pengantar Bisnis Moedern, Liberty, Yogyakarta, hlm, 91

7

Siswato, 2013, Pengantar Manajemen, Jakarta, PT. Bumi Aksara, hal. 45

8

(13)

3

pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.9 Sedangkan menurut Harold dalam bukunya sukarna, ‘’pengawasan ialah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja

bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara. Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu: Pertama, penetapan standar pelaksanaan. Kedua, penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, Ketiga, pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan dan keempat, pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.10

Melihat uraian di atas, dapat dikatakan bahwa fungsi perencanaan dan pengawasan begitu penting dalam sebuah organisasi untuk menentukan tujuan. Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang pertama yang membutuhkan pemikiran yang matang dan perhatian yang serius dalam pelaksanaannya. Demikian halnya dengan Mandiri Entrepreneur Center, agar dalam menjalankan aktivitas yang ada di lembaga dapat berjalan secara optimal, perlu adanya fungsi perencanaan dan pengawasan dalam setiap kegiatan atau program yang akan dilakukan. Mandiri Entrepreneur Center (MEC) didirikan oleh Yayasan Yatim Mandiri. Mandiri Entrepreneur Center (MEC) adalah program pendidikan dan pelatihan siap kerja untuk anak-anak yatim lulusan SMA/SMK/MA atau sederajat. Program ini bertujuan untuk memberikan keterampilan khusus bagi adik-adik yatim purna asuh untuk mencetak tenaga ahli di bidangnya, yang berjiwa

9

Ismail Nawawi, 2015, Manajemen Komplisasi Teori,…, hal. 481.

10

(14)

4

entrepreneurship dengan memiliki karakter pribadi muslim yang jujur, amanah, dan profesional.

Menurut Dr. (HC) Ir. Ciputra seorang entrepreneur adalah orang yang

dapat mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas dengan sentuhan

kreativitas, inovasi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki para entrepreneur. Para

entrepreneur Diharapkan dapat mengolah segala potensi kekayaan alam,

kekayaan bahari, ekologi, wisata, industri kreatif, dan segala faktor produksi yang

dimiliki Negara Indonesia menjadi bernilai guna dan membuka banyak lapangan

kerja baru. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh David Mcclelland

membuktikan bahwa sebuah negara akan disebut makmur dan memiliki

kemandirian ekonomi jika memiliki jumlah entrepreneur minimal 2% dari seluruh

penduduk di negara tersebut. Berdasarkan data statistik tahun 2011 jumlah

entrepreneur di Indonesia baru mencapai 0,24%, bandingkan dengan negara lain

seperti Malaysia yang telah memiliki entrepreneur sebesar 3%, Singapura 7%,

China 10% dan Amerika Serikat 12,5%. Berdasarkan paparan fakta dan kajian

yang ada, dapat ditarik simpulan bahwa penggalakan entrepreneurship secara

nyata oleh pemerintah diyakini akan menjadi sebuah momentum langkah awal

bagi peningkatan kemandirian perekonomian Indonesia.11

Kelebihan Mandiri Entrepreneur Center (MEC) yaitu mempunyai target dan sasaran bagi anak yatim purna asuh bisa mandiri secara ibadah, mandiri secara belajar, dan mandiri secara ekonominya. Serta konsep pelatihan yang

11

(15)

5

memiliki tiga pilar yaitu pendidikan akademik, pendidikan keagamaan dan pendidikan entrepreneur. Pelatihan dilakukan selama kurang lebih delapan bulan, tetapi dapat mencetak lulusan yang bisa mandiri secara ekonomi. Konsep asrama dipilih agar lebih mudah untuk melakukan pengontrolan dan lebih menumbuhkan karakter peserta didik yang berjiwa entrepreneur dan memiliki karakter agamis.

Peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut tentang model perencanaan dan pengawasan yang ada di Mandiri Entrepreneur Center (MEC). Peneliti ingin mengetahui upaya yang tersusun secara sistematis dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Mandiri Entrepreneur Center (MEC), sehingga tujuan yang telah dirumuskan dapat terwujud dalam implementasinya.

B. Rumusan Masalah

Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang menjadi fokus dalam riset ini adalah sebagaimana berikut:

1. Bagaimana model perencanaan di Mandiri EntrepreneurCenter? 2. Bagaimana model pengawasan di Mandiri EntrepreneurCenter?

C. Tujuan

Dengan mengacu pada rumusan masalah penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, riset ini pertujuan untuk:

(16)

6

D. Manfaat

Dari penelitian ini, diharapkan memberikan beberapa manfaat yang dapat dikembangkan dikemudian hari. Adapun manfaat penelitian ini sebagaimana berikut:

1. Sebagai bahan acuan bagi perusahaan atau lembaga lain dalam menerapkan perencanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Menjadi masukan positif bagi internal manajemen yang terlibat dalam perumusan perencanaan dan pengawasan dalam upaya meningkatkan tujuan organisasi.

3. Menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan para manajerial dalam merumusakan proses perencanaan dan pengawasan program kerja organisasi.

E. Definisi Konseptual

Pemilihan konsep yang tepat mempunyai peran yang baik bagi keberhasilan penelitian. Kendati demikian, untuk mencapai ke arah tersebut, peneliti menentukan batasan permasalahan yang hendak diajukan. Suatu konsep adalah definisi secara singkat dari kelompok fakta atau gejala yang merupakan salah satu unsur pokok dalam penelitian.12 Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti akan menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini.

12

(17)

7

1. Pengertian Perencanaan

Menurut Kadarman dkk dalam bukunya Ismail Nawawi, perencanaan adalah sebagai suatu proses menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang harusnya dilakukan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan SDM yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan menurut Deacon dalam bukunya Ismail Nawawi, perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok, yang dipandang paling penting dan yang dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.13 Adapun menurut T. Hani Handoko perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.14

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan perencanaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan dalam menentukan tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan yang akan ditetapkan guna mencapai tujuan organisasi.

2. Pengertian Pengawasan

Menurut Robert J.Mocker dalam bukunya T. Hani Handoko, pengawasan adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umban balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur

13

Ismail Nawawi, 2015, Manajemen Komplisasi Teori,…,hal. 158.

14

(18)

8

penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi.15 Sedangkan menurut Henri Fayol dalam bukunya Sukarna, pengawasan adalah pemeriksaan apakah suatu yang terjadi sesuai dengan rencana, intruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Jadi tujuannya adalah untuk menunjukkan kelemahan dan kesalahan agar menjdai benar dan mencegah kesalahan.16

Dari berbagai uraian pengertian di atas, dapat disimpulkan pengawasan adalah suatu kegiatan sistematis yang dilakukan untuk penyelarasan dan penyesuaian tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.

3. Pengertian Entrepreneur

Menurut Day, John, dkk dalam bukunya Saban Echdar menyatakan kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda17. Sedangkan menurut Caarson dan Cromie, menyatakan kewirausahaan adalah gabungan dari kreatifitas, inovasi dan kebenaran resiko

15

T. Hani Handoko, 2001, Manajemen,…, hal. 360-361

16

Sukarna, 2001, Dasar-dasar Manajemen,…, hal. 111.

17

(19)

9

yang dilakukan dengan cara bekerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

Dengan demikian, dapat disimpulkan kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha dan memampuan menciptakan kreatifitas dan inovasi terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, dimana kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.

4. Pengertian Model

Dalam kamus besar bahasa Indonesia model adalah pola (ragam, acuan dan sebagainya) dari hal yang ingin dibuat atau dihasilkan. Sedangkan pengertian model menurut Simamarta adalah gambaran inti yang sederhana serta dapat mewakili sebuah hal yang ingin ditunjukkan. Jadi model ini merupakan abstraksi dari sistem tersebut. Adapun Menurut Briggs Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi. Dengan demikian dapat disimpulkan, pengertian model adalah acuan yang dapat dijadikan contoh untuk menilai sebuah sistem tertentu.18

18

(20)

10

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan runtutan dan sekaligus kerangka berfikir dalam penulisan skripsi. Untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan antara lain :

Bab pertama yaitu pendahuluan. Pada bab ini disajikan dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui secara jelas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan dalam penelitian ini

Bab kedua yaitu kerangka teoritik. Pada bab ini berisikan tentang kajian kepustakaan konseptual, yang meliputi : tinjauan tentang perencanan dan pengawasan

Bab ketiga yaitu Metode Penelitian. Pada bab ini membahas secara detail mengenai metode yang digunakan dalam upaya penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, tahap-tahap penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta teknik validitas/keabsahan data. Pembahasan ini sengaja disajikan untuk memberikan gambaran secara utuh mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga, hasil penelitian nantinya diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirancang atau formulasikan pada sub bab rumusan masalah di atas.

Bab keempat yaitu Penyajian dan Analisis Data. Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum lokasi penelitian yaitu Mandiri Entrepreneur Center

(21)

11

mengenai model perencanaan dan pengawasan dan hasil penelitian sesuai dengan yang ada dilapangan.

(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Dari penelitian terdahulu didapatkan hasil penelitian yang mempunyai kesimpulan berdasarkan objek yang diteliti. Di bawah ini penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

1. Nama peneliti Rukayyah

Judul “Model Perencanaan Dan Pengelolahan Pondok

Pesantren Al- IkhsanDi Kangeyan’’

Universitas IAIN Sunan Ampel Surabaya 2010

Hasil penelitian Penelitian ini menemukan bahwa model perencanaan telah menerapkan tahap dasar perencanaan program, yaitu menetapkan tujuan dan sasaran, serta merumuskan keadaan saat ini, identifikasi kekuatan kelemahan, peluang dan ancaman.

Persamaan Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang model perencanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi dan menggunakan metode penelitian kualitatif.

Perbedaan Perbedaannya pada Penelitian di atas adalah

membahas tentang model perencanaan dan pegelolahan sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini akan membahas tentang model perencanaan dan pengawasan serta perbedaan objek penelitian.

2. Nama peneliti Pugu Adi Pramono

(23)

13

Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur’’ universitas UIN Sunan Ampel Surabaya 2016.

Hasil penelitian Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa sistem perencanaan yang ada dan diterapkan pada PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur meliputi lima hal yakni, penetapan tujuan, anggaran berbasis kinerja, penyusunan kegiatan, program inovatif, dan rapat koordinasi. Sedangkan sistem pelaksanaan pada PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ada tiga hal yakni, sosialisasi SOP, pembekalan, dan instruksi langsung.

Persamaan Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang perencanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan teori perencanaan.

Perbedaan Perbedaannya pada penelitian ini adalah membahas tentang sistem perencanaan dan pelaksanaan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini akan membahas tentang model perencanaan dan pengawasan.

3. Nama peneliti Rudi Indrawati

Judul “Perencanaan Dan Aplikasi Program Kerja Dipanti Asuhan Khusnul Yaqin”

Universitas IAIN Sunan Ampel Surabaya 2009

Hasil penelitian Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa proses perencanaan program kerja telah menerapkan tahap dasar yang dikemukakan T. Hani Handoko yaitu menetapkan sasaran dan tujuan, merumuskan keadaan saat ini, mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan, mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan.

(24)

14

B. Perencanaan

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan terjadi di semua tipe kegiatan. Perencanaan adalah suatu proses dasar dalam menetapkan tujuan kegiatan dan cara mencapainya. Sebelum manajer dapat mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus membuat rencana-rencana yang memberikan tujuan dan arah organisasi. Menurut Saaty dalam bukunya Nawawi, „‟perencanaan adalah sebagai suatu aktivitas yang bertujuan dan dinamis yang berkenaan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.‟‟ Sedangkan menurut Kadarman,

„‟perencanaan adalah suatu proses menentukan sasaran yang ingin dicapai,

tindakan yang seharusnya dilakukan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan SDM yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan.‟‟19

Perencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan penilaiannya atas hasil pelaksanaanya yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.20 Menurut Siswanto suatu

perencanaan adalah „‟aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan

19

Ismail Nawawi, 2015, Manajemen Komplisasi Teori,…, hal. 157-158.

20

Husaini Usaman, 2008, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan Edisi-2. Jakarta, PT. Bumi Aksara, hal. 61.

(25)

15

efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi, sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai.‟‟21

Berdasarkan definisi tersebut, perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik sebagai berikut:

a. Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang.

b. Terdapat suatu elemen indentifikasi pribadi atau organisasi, yaitu serangkaian tindakan di masa yang akan datang dan akan diambil oleh perencanaan.

c. Masa yang akan datang, tindakan dan indentifikasi pribadi, serta organisasi merupakan unsur yang amat penting dalam setiap perencanaan.

2. Empat Tahap Dasar Perencanaan

Menurut T. Hani Handoko semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap berikut ini, antara lain:22

Tahap pertama: Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan mengunakan sumber daya secara tidak efektif.

Tahap kedua: Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya- sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan adalah hal penting. Karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk

21

Siswato, 2013, Pengantar Manajemen,…, hal. 42.

22

(26)

16

menggambarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Tahap kedua ini memerlukan informasi yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi terutama informasi data keuangan.

Tahap ketiga: Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun hal ini sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian dari proses perencanaan.

Tahap keempat: Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan. Penilaian alternatif-alternatif tersebut dan memilih alternatif terbaik. Untuk menyederhanakan penjelasan, berikut ini gambaran empat tahap dasar perencanaan yang dimaksud.

Gambar 2.2 Empat tahap dasar perencanaan23

23

T. Hani Handoko, 2001, Manajemen,…, hal. 80.

(27)

17

Konsep manajemen Islam menjelaskan bahwa setiap manusia (bukan hanya organisasi) hendaknya memperhatikan apa yang telah diperbuat pada masa yang telah lalu untuk merencanakan hari esok.24 Dalam Al-Qur‟an surah al-Hasyr ayat 18 Allah Swt berfiman sebagai berikut:

َۚ ذَٱ

ْاݠُقذ ٱَو ۖلܯَغِل تܠَݘذܯَق ܛذݘ ٌܳتفَ تُܱ݄ݜَ تَۡو َ ذَٱ ْاݠُقذ ٱ ْاݠُݜَݘاَح َݚيِ ذَٱ ܛَݟُ َأٓ َي

َغݠُݖَݙتَ݇ ܛَݙِܝ ُۢيِܞَخ َ ذَٱ ذغِإ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(al-Harsy: 18)25

Konsep ini menjelaskan bahwa perencanaan yang akan dilakukan harus sesuai dengan keadaan situasi dan kondisi pada masa lampau, saat ini, serta prediksi masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk melakukan segala perencanaan masa depan, maka diperlukan kajian-kajian masa kini. Perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan. Oleh karena itu, perencanaan merupakan sebuah keniscayaan, sebuah keharusan, dan sebuah kebutuhan. Dalam ayat lain Allah berfirman.

24

Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah Dalam Praktek, Jakarta, Gema Insani Press, hal. 77-79.

25

(28)

18

ْاوُܯِ݆

َ

َو

ܛذݘ ݗُݟَ

ݗُܢت݇ َطَܢتܴٱ

ِطܛَبِّر ݚِݘَو لةذݠ

ُق ݚِّݘ

ِ ت َ

ٱٱ

ت

ِݝِܝ َغݠُܞِݞتُܱܡ

ۦ

ذوُܯَ݆

ِ ذَٱ

ُݗُݟَ ݠُݙَݖتَ݇

َ تݗِݟِݛوُل ݚِݘ َݚيَِܱخاَحَو تݗُكذوُܯََ݆و

َ

ُ ذَٱ

ܛَݘَو ۚتݗُݟُݙ

َݖتَ݇

ْاݠُقِفݜُܡ

ِ ِبَܴ ِِ لحت

ََ ݚِݘ

ِ ذَٱ

ُ ت َ ِإ

ذ َݠُي

تع

َغݠُݙَݖ تُ݄

َ تݗُܢݛ

َ

َ

َو

٠

Artinya: „‟Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).(Al-Anfal:60)26

Ayat ini memerintahkan untuk melakukan persiapan dan perencanaan yang matang sebelum berangkat perang. Rasulullah diberi kebebasan untuk melakukan persiapan dan strategi yang mungkin akan digunakan sesuai dengan kondisi medan perang yang dihadapi.27 Sebagaimana hadits Rasulullah Saw di bawah ini.

َو ِْܼ ܛَف ًا ْيَخ َغ ََ ْغِإَف ُݝَܢَܞِق ََ َܱذܝَܯَܢَف

ًاْܱ َ َ َْ݇فَ ْغَ َتْلَر اَمِإ

ْغِإ

َغ ََ

ِݝَܢْ ܛَف ًاّ َ

.

كرابما نبا هاور

Artinya: „‟jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah

akibatnya, maka jika perbuatan tersebut baik, ambillah dan jika perbuatan itu

jelek maka tinggalkanlah‟‟ (HR Ibnul Mubarak).28

26

Al-Qur‟an, Al Anfal: 60

27

A.Ibarahim Abu Sinn, 2006, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer,

Jakarta, PT: Raja Grafindo Persada, hlm. 87.

28

(29)

19

Sedangkan dalam ayat yang lain Allah firman dalam surah al- Insyirah ayat 7-8 adalah sebagai berikut.

تܜ َܻݛٱَف َܠتغََܱف اَمِإَف

ܜَغترٱَف َ ِّبَر ٰ

َِ

َ

Artinya: „‟Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Allahlah

hendaknya berharap‟‟. (al-Insyirah:7-8).29

Makna dari ayat di atas adalah kita tidak boleh diam dan jangan diam. Rencanakanlah untuk melakukan suatu pekerjaan yang lain jika suatu pekerjaan telah diselesaikan. Jadi, sebuah masalah sebenarnya merupakan sesuatu yang pasti akan ada dalam setiap kehidupan, setiap waktu, dan setiap keadaan.

Salah satu maksud utama dari perencanaan adalah melihat program-program atau penemuan-penemuan sekarang yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang. Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan antara lain adalah, 1) perencanaan dilakukan untuk mencapai „‟protective benefits‟‟ yang dihasilkan

dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan. 2)‘’positif benefits’’dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.30

Proses perencanaan adalah suatu proses tentang bagaimana suatu kegiatan itu akan dilakukan. Adapun proses perencanaan ini secara

29

Al-Qur‟an, Al Insyiroh: 7-8.

30

(30)

20

keseluruhan dapat dilakukan dengan tiga macam cara pendekatan antara lain:31

a. Pendekatan Perkembangan yang Menguntungkan (Profitable Growth Approach)

Proses perencanaan dapat dilakukan dengan menganalisa sarana produksi yang dimiliki perusahaan. Kemudian menghubungkan dengan kebutuhan yang muncul dari lingkungan masyarakat, sehingga dapat mengetahui kemungkinan-kemungkinan untuk memanfaatkan sarana atau resources

yang dimiliki dengan kebutuhan tersebut. Dengan menyeimbangkan sarana dengan kebutuhan itu, maka akan terjadi adanya perkembangan yang menguntungkan bagi perusahaan atau organisasi.

b. Pendekatan SWOT

Untuk membuat suatu rencana, maka harus memperhatikan dan menganalisa beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Dari hasil analisa faktor tersebut, dapat dihasilkan adanya kekuatan (strenght) yang dimiliki oleh suatu perusahaaan, serta dapat mengetahui kelemahan

(weaknesses) yang terdapat dalam organisasi atau perusahaan. Sedangkan analisa terhadap faktor eksternal harus dapat mengetahui peluang

(opportunity) yang terbuka bagi perusahaan atau organisasi serta dapat mengetahui pula tekanan (treath) yang dialami oleh organisasi yang bersangkutan. Setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan

31

(31)

21

tekanan, maka dapat disusun sebuah rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh organisasi atau perusahaan.

c. Pendekatan Portofolio dan Kesenjangan Perencanaan

Perusahaan-perusahaan besar sering mengalami keadaan dimana telah memiliki berbagai cabang usaha dengan berbagai macam produk dari masing-masing cabang usahanya. Dengan adanya berbagai jenis usaha dan produk itu, maka komplikasi usaha akan timbul dari adanya perbedaan-perbedaan dalam masa umur (siklus) kehidupan produk yang diusahakannya. Dalam hal ini akan terdapat produk yang telah mengalami masa surut (decline). Untuk mengetahui komplikasi persoalan produk tersebut maka diperlukan analisas portofolio produk.

Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan. Menurut Louis A. Allen dalam Siswanto, perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini. Berikut ini aktivitas perencanaan yang dimaksud, antara lain:32

a. Prakiraan (forecasting)

Prakiraan merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.

32

(32)

22

b. Penetapan tujuan (establishing objective)

Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksaaan pekerjaan.

c. Pemrograman (programming)

Pemrograman adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan:

1) Langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan.

2) Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah. 3) Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah.

d. Penjadwalan (scheduling)

Penjadwalan adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu untuk melaksanakan berbagai macam pekerjaan.

e. Penganggaran (budgeting)

Penganggaran merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan (financial recources) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.

f. Pengembangan prosedur (developing procedure)

(33)

23

g. Penetapan dan interprestasi kebijakan (establishing and interpreting policies)

Penetapan dan interprestasi kebijakan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi manajer dan para bawahannya akan bekerja. Suatu kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi.

Menurut S.P. Siagian dalam A.W. Widjaya proses perencanan terdiri dari tiga mantra (dimensi) antara lain:33

a. Mengatahui sifat-sifat dan ciri-ciri suatu rencana yang baik.

b. Memandang proses perencanaan sebagai rangkaian perencanaan yang harus dijawab dengan memuaskan.

c. Memandangkan proses perencanaan sebagai suatu masalah yang dipecahkan secara ilmiah.

3. Macam-macam perencanaan

Macam-macam perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi menjadi dua yaitu:

a. Perencanaan Organisasi

Perencanaan organisasi terdiri dari beberapa model perencanaan diantaranya adalah:34

33

A.W. Widjaya, 1987, Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen, Jakarta, PT. Bina Aksara, hal. 37.

34

(34)

24

1) Perencanaan strategis. Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.

2) Perencanaan taktis adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menengah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata.

3) Perencanaan operasional adalah rencana yang menitik beratkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer tingkat menengah dan tingkat bawah, rencana operasioanl memiliki fokus jangka pendek dan lingkup yang relatif sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan sesuatu rangkaian aktivitas.

b. Perencanaan Kontijensi

(35)

25

C. Pengawasan

1. Pengertian pengawasan

Pengawasan atau pengendalian adalah bagian terakhir dari fungsi manajemen. fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen. Oleh sebab itu, harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah perencanaan,

pengorganisasian, dan pelaksanaan. Menurut Nawawi „‟pengawasan secara

konseptual adalah suatu menyelaraskan dan penyesuaian berbagai tujuan organisasi dan manjemen dapat tercapai secara rasional, efektif dan

efisien.‟‟35 Adapun menurut Earl P. Strong dalam Sukarna, „‟pengawasan

adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.36 Sedangkan menurut Robert J. Mockler pengetian pengawasan adalah:

„‟Suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umban balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi.‟‟37

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, bahwa pengawasan adalah suatu kegiatan sistematis yang dilakukan untuk penyelarasan dan penyesuaian tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya secara efektif dan efisien.

35

Ismail Nawawi, 2015, Manajemen Komplisasi Teori ,…, hal. 480.

36

Sukarna, 2001, Dasar-dasar Manajemen,…, hal. 111.

37

(36)

26

2. Tahapan Proses Pengawasan

Sebelum melakukan pengawasan diperlukan penentuan proses tahapan-tahapan yang lain saling berhubungan. Menurut Ismail Nawawi, penetapan tahap pelaksanaan pengawasan ada beberapa kegiatan antara lain:

Pertama, penetapan standar. Kedua, penentuan pelaksanaan kegiatan. Ketiga, pengukuran secara riel pelaksanaan kegiatan. Keempat, pembandingan pelaksanaan kegiatan.38 Dari beberapa tahapan di atas akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Tahap penetapan standar. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai hasil-hasil pelaksanaan kerja. Tiga bentuk standar yang umumnya terdiri dari 1). Standar phisik terkait dengan kuantitas dan kualitas barang atau produk yang dihasilkan. 2). Standar moneter yang berkaitan dengan rupiah yang mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan dan lainnya. 3). Standar waktu terkait dengan kecepatan produksi atau batas waktu pekerjaan harus diselesaikan.

b. Penentuan pengukuran pelaksanaan. Penetapan standar harus disertai pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Beberapa pertayaan penting yang dapat digunakan sebagai berikut; berapa kali pelaksanaan seharusnya diukur (setiap jam, harian, mingguan atau bulanan). Dalam bentuk apa pengukuran dilakukan (laporan, inspeksi dan lain-lain). Siapa yang melakukan (manajer, staff atau yang lain).

38

(37)

27

c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan. Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses berulang-ulang dan terus menerus. Dalam hal ini ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan kegiatan diantaranya, 1). Pengamatan atau observasi. 2). Laporan, baik lisan maupun tulisan. 3). Metode otomatis. 4). Inpeksi , pengujian tes atau pengambilan sampel. d. Perbandingan pelaksanaan dengan standar dan analisis penyimpangan.

Tahap ini melakukan perbandingan antara standar dan pelaksanaan kegiatan maupun hasilnya, apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum.

e. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan. Dari hasil ini analisis diperlukan tindakan koreksi yang dapat diambil dalam berbagai bentuk yaitu: 1). Mengubah standar mula-mula (kemungkinan adanya standar yang terlalu tinggi atau standar yang terlalu rendah). 2). Mengubah pengukuran pelaksanaan. 3). Mengubah cara dalam menganalisis dan menginteprestasikan penyimpangan-penyimpangan.

(38)

[image:38.595.127.510.157.530.2]

28

Gambar 2.3 Proses Pengawasan39

= Tindakan koreksi

Seorang manajer atau atasan harus mempunyai berbagai cara untuk memastikan bahwa fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui proses pengawasan. Cara-cara pengendalian atau pengawasan dapat dilakukan sebagai berikut; pertama adalah pengawasan langsung. Pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer. Kedua adalah pengawasan tidak langsung. Pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Ketiga adalah pengawasan berdasarkan pengecualian. Pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.40

Pengawasan (control) dalam ajaran Islam pengawasan terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: pertama, kontrol yang berasal dari diri sendiri

39

T. Hani Handoko, 2001, Manajemen,…,hal. 363.

40

Ismail Nawawi, 2015, Manajemen Komplisasi Teori,…,hal. 498.

Penetapan standar pelaksanaan

Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

Pengukuran pelaksanaan kegiatan

Pembandingan dengan standar

evaluasi

Pengembalian tindakan koreksi, bila

(39)

29

yang bersumber dari tauhid dan keimanan kapada Allah Swt. Seseorang yang yakin bahwa Allah pasti mengawasi hambanya, maka ia akan bertindak hati-hati. Sebagaimana firman Allah pada surat Al Mujadalah ayat: 7 di bawah ini.

ٰىَݠت

َ ݚِݘ ُغݠُكَي ܛَݘ ۖ ِضۡ

ذ

َ ت

ۡٱ ِِ ܛَݘَو ِتَٰ ٰ َ ذܵ ٱ ِِ ܛَݘ ُݗ

َݖتَ݇ َ ذَٱ ذغَ ََܱܡ تݗََأ

ٓ

ََو َ ِٰ َذ ݚِݘ ٰ ََتل

َ

َ

ٓ

ََو تݗُݟُِܴلܛَܴ َݠُݞ

َ

َِإ ٍܟ َܵت ََ

ذ

ََو تݗُݟُِ݇ܝاَر َݠُݞ

َ

َِإ ٍܟَثَٰ َث

ذ

ذغِإ ِۚܟَݙٰ َيِقتلٱ َعتݠَي ْاݠُݖِݙَ݆ ܛَݙِܝ ݗُݟُܚِّܞَنُي ذݗُ ْۖاݠُݛََ ܛَݘ َݚت َأ تݗُݟََ݇ݘ َݠُݞ ذَِإ َ ََتكَ

ٌݗ ِݖَ݆ ٍح ت ََ ِ

ّ ُكِܝ َ ذَٱ

Artinya: „‟Tidaklah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui

apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi, tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang,melainkan dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka dimanapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah

mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu.‟‟ (Al

Mujadalah:7)41

Kedua, sebuah pengawasan akan lebih efektif jika sistem pengawasan tersebut juga dilakukan dari luar diri sendiri. Sistem pengawasan itu dapat terdiri atas mekanisme pengawasan dari pimpinan yang berkaitan dengan penyelesaian tugas yang telah didelegasikan, kesesuaian antara penyelesaian tugas dan perencanaan tugas dan lain-lain. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat At Taubah: 105 di bawah ini:

41

(40)

30

ِ

ُقَو

ْاݠُݖَݙت ٱ

ىَ َي ََܵف

ُ ذَٱ

ُ

ُ

وݠَُܴرَو تݗُكَݖَݙَ

ۥ

َو

َۖغݠُݜِݘت ُݙ

ت

ٱ

ٰ

َِإ َغوُلَ ََُُܴو

َ

ِݗِݖٰ َع

ِܜت َغ

تلٱ

َو

ِ َܯٰ َ ذل ٱ

ܛَݙِܝ ݗُكُܚِّܞَنُ َف

تݗُܢݜُ

َغݠُݖَݙتَ݇

٥

Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan‟‟ (At Taubah:105).42

Pengawasan yang baik adalah pengawasan yang telah built in ketika menyusun sebuah program. Dalam menyusun program, harus sudah ada unsur kontrol di dalamnya. Tujuan pengawasan adalah agar sesesorang yang melakukan sebuah pekerjaan merasa bahwa pekerjaannya itu diperhatikan oleh atasan. Oleh karena itu, pengawasan yang baik adalah pengawasan yang dibangun dari dalam diri orang yang diawasi dan dari sistem pengawasan yang baik.43

Sebuah koreksi terhadap suatu kesalahan dalam Islam didasarkan atas tiga dasar yaitu: pertama adalah tawa shaubil haqqi (saling mengingatkan atas dasar kebenaran dan norma yang jelas). Tidak mungkin sebuah pengendalian akan berlangsung dengan baik tanpa norma yang jelas. Kedua

adalah tawa shaubis shabri (saling menasehati atas dasar kesabaran), pada umumnya seseorang manusia sering mengulangi kesalahan-kesalahan yang

42

Al-Qur‟an, At Taubah: 105

43

(41)

31

pernah dilakukan. Ketiga adalah tawa shaubil marhamah (saling menasehati atas dasar kasih sayang).44 Berikut ini firman Allah dalam surat Al Balad: 17.

ذݗُ

َݚِݘ َغ ََ

َݚيِ

َٱ

ذ

ِ

ْاتݠ َااَݠَܡَو ْاݠُݜَݘاَح

ِت ذܻ ٱ

ِ

ْاتݠ َااَݠَܡَو

ِܟَ َ تَܱݙ

ت

ٱ

Artinya: „‟Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan

saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih

sayang.‟‟(Al Balad: 17)45

Filsafah dasar fungsi pengawasan dalam Islam muncul dari pemahaman tanggung jawab individu, amanah dan keadilan. Islam memerintahkan setiap individu untuk menyampaikan amanah yang diembannya, jabatan (pekerjaan) merupakan bentuk amanah yang harus dijalankan. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat An-Nisa‟ ayat 58 berikut ini.

ذغِإ

َ ذَٱ

ْاوُلَ ُܡ غ

َ

تݗُكُُܱ

ت

أَي

ِܠٰ َ ٰ َ

َ ت

ۡٱ

َ تَۡب ݗُܢتݙَكَح اَمِ ܛَݟِݖتݞ

َ

ٓ

َِإ

َ

ِسܛذٱٱ

ِ

ْاݠُݙُكت َ غَ

ِۚظتܯَ݇

تلٱ

ذغِإ

َ ذَٱ

ِݝِܝ ݗُك َُِ݄݇ي ܛذݙِِ݇ݛ

ٓۦ

ذغِإ

َ ذَٱ

امي َِܻܝ اَۢ݇ ِݙَܴ َغ ََ

٨

Artinya: „‟Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.

44

Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah,…, hal.160.

45Al Qur‟an,

(42)

32

Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat‟‟(An

Nisa‟:58)46

Menunaikan amanah merupakan kewajiban setiap individu pegawai muslim, ia harus berhati-hati dan bertaqwa dalam pekerjaannya, selalu mengevaluasi diri sebelum dievaluasi orang lain, dan merasa bahwa Allah senantiasa mengawasi segala aktivitasnya.47 Sebagaimana hadis nabi di bawah ini:

ص َا ظݠܴر ظܛق ظܛق ݝݜ݆ َا ير سوا ݚܝا لاܯش ى݇ي يا ݚ݆

ع

َ ِݙََ݆و ُݝ َْܵفَ َغاَل ْݚَݘ ُِّܳ

َكا

ِتݠَݙ ا َܯ݇ܝ ܛَݙِ

ُِܲاܛَ݇لاو

ََ݅ܞْ ْݚَݘ

َِا

َ َ ذمݙَܡَو ܛَݞاݠَݞ ُݝَْܵفَ

ذَِܛَݘ

ََا

)

يܰ ݘُلا ػاور

(

Artinya: “Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan

bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).48

Menurut Manullang ada empat macam dasar penggolongan jenis pengawasan antara lain sebagai berikut :49

a. Waktu Pengawasan

Berdasarkan bila pengawasan dilakukan, maka macam-macam pengawasan itu dibedakan atas :

46

Al Qur‟an, An Nisa‟:58.

47

A.Ibarahim Abu Sinn, 2006, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer,

Jakarta, PT: Raja Grafindo Persada, hlm. 180.

48

An-Nawawi, Riyad al-Shalihin, Semarang Toha Putra, hal 49 dari http://arjonson-abd.blogspot.co.id/2009/08/muraqabah-pengawasan.html

49

(43)

33

1) Pengawasan preventif. Dimaksudkan pengawasan dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan, kesalahan atau deviation. Jadi diadakan tindakan pencegahan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan di kemudian hari. Pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi. Pengawasan ini akan lebih efektif apabila manajer mampu mendapatkan informasi akurat dan tepat pada waktunya tentang perubahan-perubahan dalam lingkungan atau tentang perkembangan terhadap tujuan yang diinginkan.

2) Pengawasan repressif. Dimaksudkan pengawasan setelah rencana dijalankan dengan kata lain diukur hasil-hasil yang dicapai dengan alat pengukur standar yang telah ditentukan terlebih dahulu. Manajer melakukan analisa penyebab-penyebab penyimpangan atau standar yang telah ditentukan. Dan penemuan-penemuan tindakan-tindakan baru yang akan dilakukan.

3) Pengawasan Concurrent adalah pengawasan yang dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui atau disepakati terlebih dahulu.50

50

(44)

[image:44.595.136.516.131.591.2]

34

Gambar 2.4 tipe-tipe pengawasan51

Feed forward Concurrent Feed back Control Control Control b. Objek Pengawasan

Berdasarkan objek pengawasan dapat dibedakan atas pengawasan di bidang-bidang sebagai berikut: (1) produksi, (2) keuangan, (3) waktu, dan (4) manusia dengan kegiatan-kegiatannya. Dalam bidang produksi, maka pengawasan itu dapat ditujukan terhadap kuantitas hasil produksi ataupun terhadap kualitas ataupun terhadap likuiditas perusahaan. Pengawasan di bidang waktu bermaksud untuk menentukan, apakah dalam menghasilkan sesuatu hasil produksi sesuai dengan waktu yang direncanakan atau tidak. Akhirnya, pengawasan di bidang manusia dengan kegiatan-kegiatannya bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan-kegiatan dijalankan sesuai dengan instruksi, rencana tata kerja atau manual.

51

T. Hani Handoko, 2001, Manajemen,…,hal. 362.

Kegiatan sedang dilaksanakan Kegiatan

belum dilaksanakan

(45)

35

c. Subjek Pengawasan

Bilamana pengawasan itu dibedakan atas dasar penggolongan siapa yang mengadakan pengawasan, maka pengawasan itu dapat dibedakan atas :

1) Pengawasan internal

Dengan pengawasan internal dimaksud pengawasan yang dilakukan oleh atasan dari petugas bersangkutan. Oleh karena itu, pengawasan semacam ini disebut juga pengawasan vertikal atau formal. Disebutkan ia sebagai pengawasan formal karena yang melakukan pengawasan itu adalah orang-orang berwenang.

2) Pengawasan eksternal

Suatu pengawasan disebut pengawasan eksternal, bilamana orang-orang yang melakukan pengawasan itu adalah orang-orang di luar organisasi bersangkutan pengawasan jenis terakhir ini lazim pula disebut pengawasan sosial (social control) atau pengawasan informal.

d. Cara Mengumpulkan Fakta-Fakta Guna Pengawasan

Berdasarkan cara bagaimana mengumpulkan fakta-fakta guna pengawasan, maka pengawasan itu dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Personal Observation (Personal Inspection)

Peninjauan pribadi (personal inspection, personal observation)

(46)

36

2) Oral Report (Laporan Lisan)

Pengawasan ini dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan lisan yang diberikan bawahan.

3) Written Report (Laporan Tertulis)

Laporan tertulis (written report) merupakan suatu pertanggungjawaban kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya sesuai dengan instruksi dan tugas yang diberikan atasannya kepada bawahan.

4) Control by Exception.

Pengawasan yang berdasarkan kekecualian adalah suatu sistem pengawasan di mana pengawasan itu ditujukan kepada soal-soal kekecualian. Jadi, pengawasan hanya dilakukan bila diterima laporan yang menunjukkan adanya peristiwa-peristiwa yang istimewa.

3. Pengawasan yang Efektif

Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Dengan demikian, pengendalian yang efektif berarti pengendalian yang tepat sesuai dengan proses yang harus dilalui tanpa menyimpang dari sistem yang dianut, sehingga tahap yang dilalui atau dijalankannya benar. Secara umum pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut.52

a. Akurat (Accurate)

Informasi yang didapat atas kinerja harus akurat. Ketidak akuratan data dari suatu sistem pengendalian dapat mengakibatkan organisasi

52

(47)

37

mengambil tindakan yang akan menemui kegagalan untuk memperbaiki suatu permasalahan atau menciptakan permasalahan baru.

b. Tepat Waktu (Timely)

Informasi harus dihimpun, diarahkan, dan segera dievaluasi jika akan diambil tindakan tepat pada waktunya guna menghasilkan perbaikan. c. Objektif dan Komprehensif (objective and comprehensible)

Informasi dalam suatu sistem pengendalian harus mudah dipahami dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakannya. Sistem informasi yang sulit dipahami akan mengakibatkan bias yang tidak perlu dan membingungkan di antara para karyawan.

d. Dipusatkan pada Tempat Pengendalian Strategis (focused on strategic control points)

Sistem pengendalian strategis sebaiknya dipusatkan pada bidang yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan dari standar atau yang akan menimbulkan kerugian yang paling besar.

e. Secara Ekonomi Realistik (economically realistic)

Pengeluaran biaya untuk implementasi harus ditekan seminimum mungkin, sehingga terhindar dari pemborosan yang tidak berguna.

f. Secara Organisasi Realistik (organizationally realistic)

(48)

38

g. Dikoordinasikan dengan Arus Pekerjaan Organisasi. (coordinated with theorganization’sworkflow)

Informasi perlu untuk dikoordinasikan dengan arus pekerjaan di seluruh organisasi karena dua alasan. Pertama, setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seluruh operasi. Kedua, informasi pengendalian harus sampai pada semua orang yang perlu untuk menerimanya.

h. Fleksibel (flexible)

Pada setiap organisasi pengendalian harus mengandung sifat fleksibel yang sedemikian rupa, sehingga organisasi tersebut dapat segera bertindak untuk mengatasi perubahan yang merugikan atau memanfaatkan peluang baru.

i. Preskriptif dan Operasional (prescriptive and operational)

Pengendalian yang efektif dapat mengidentifikasi tindakan perbaikan apa yang perlu dilakukan setelah terjadi penyimpangan dari standar.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Metode penelitian berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan penelitian yang akan dilakukan sebagai acuan dasar. Metode penelitian akan menjadi alat bagi peneliti dalam melakukan analisis data yang ada. Sehingga, dapat menemukan sebuah kesimpulan dari penelitian tersebut.

Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Model Perencanaan Dan

Pengawasan Mandiri Entrepreneur Center Surabaya”, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Banister dkk, dalam Haris

Herdiansyah, bahwa Inti dari penelitian kualitatif adalah „‟sebagai suatu metode

untuk menangkap dan memberikan gambaran terhadap suatu fenomena, sebagai metode untuk mengeksplorasi fenomena, dan sebagai metode untuk memberikan

penjelasan dari suatu fenomena yang diteliti.‟‟53

Dengan menggunakan metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna. Karena metode kualitatif dapat menggali data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, sikap mental, keyakinan, etos kerja dan budaya yang dianut oleh individu

53

(50)

40

maupun kelompok orang dalam lingkungan kerja. Sehingga, tujuan dari penelitian dapat tercapai.54

Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif Grounded Theory. Menurut John W. Creswell, pengertian penelitian kualitatif Grounded Theory

adalah sebagai berikut:

“Penelitian kualitatif Grounded Theory merupakan strategi penelitian yang

didalamnya peneliti “memproduksi” teori umum dan abstrak dari suatu

proses, aksi, atau interaksi tertentu yang berasal dari pandangan-pandangan partisipan. Rancangan ini, mengharuskan peneliti untuk menjalani sejumlah tahap pengumpulan data dan penyaringan kategori-kategori atas informasi yang diperoleh. Rancangan ini memiliki dua karakteristik utama, yaitu: perbandingan yang konstan antara data dan kategori yang muncul dan pengambilan contoh secara teoritis (teoritical sampling) atas kelompok-kelompok yang berbeda untuk memaksimalkan

kesamaan dan perbedaan informasi.”55

Dalam artian, peneliti menguraikan secara mendalam bagaimana model perencanaan dan pengawasan di mandiri entrepreneurcenter Surabaya.

B. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua hal yang akan dijelaskan yaitu, pertama mengenai objek dan kedua wilayah penelitian. Objek yang akan dituju atau dibahas dalam penelitian ini adalah masalah yang berkaitan dengan model perencanaan dan pengawasan yang dilakukan Mandiri Entrepreneur Center

Surabaya.

54

Sugiyono, 2014, Memahami penelitian kualitatif, Bandung, Alfabeta, hal. 181.

55

(51)

41

Sementara itu untuk wilayah penelitiannya adalah Mandiri Entrepreneur Center yang bertempat di Jl. Raya Jambangan No. 70 Surabaya. Peneliti tertarik dengan konsep entrepreneur yang diterapkan oleh Mandiri Entrepreneur Center

yaitu, konsep pendidikan yang memiliki tiga pilar antara lain, pendidikan akademik, pendidikan keagamaan dan pendidikan entrepreneur yang hanya dilakukan selama kurang lebih delapan bulan, tetapi dapat mencetak lulusan yang bisa mandiri secara ekonomi.

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Untuk memperoleh data yang jelas dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari informasi yang mengarah kepada penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus bisa berperan sebagi instrumen penelitian, di samping juga bantuan dari pihak yang benar-benar mengetahui tentang model perencanana dan pengawasan yang ada dalam suatu organisasi. Untuk itu, jenis dan sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data yang pertama di lapangan atau sumber pertama di mana sebuah data dihasilkan.56 Data primer ini, diperoleh dengan cara mencari jawaban atas pertanyaan yang disajikan melalui wawancara secara langsung.

Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

56

(52)

42

yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu atau orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan dan menggunakan teknik snowball yaitu sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.57 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer antara lain:

1) Direktur MEC

2) Manajer Akademik & SDM 3) Manajer Humas & Pengkaryaan

Dalam hal ini, data yang diambil atau dihimpun adalah data tentang model perencanaan dan pengawasan di Mandiri Entrepreneur Center Surabaya. Dengan jumlah tiga informan yang memiliki jabatan tinggi di Mandiri Entrepreneur Center Surabaya.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh ke dua setelah data primer. Tidak menutup kemungkinan peneliti sulit atau tidak mendapatkan data dari sumber primer dikarenakan ada sesuatu hal yang sifatnya sangat pribadi. Oleh karena itu, peneliti juga menggunakan data sekunder sebagai sarana memperoleh data. Sumber data sekunder digunakan sebagai bahan pembanding dari data primer yang telah diperoleh.58

57

Sugiyono, 2014, Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D, Bandung, Alfabeta, hal. 216- 218.

58

(53)

43

Data sekunder yang dihimpun dalam penelitian ini adalah, sejarah berdirinya Mandiri Entrepreneur Center, struktur kepengurusan Mandiri

Entrepreneur Center, profil, majalah dan dokumen yang ada kaitannya dalam penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data yang dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data- data diperoleh. Adapun data yang dipakai oleh peneliti untuk melengkapi data tersebut adalah:

a. Informan, yaitu orang yang memberikan informasi tentang semua hal yang berkaitan dengan penelitian ini, adapun yang menjadi informannya adalah:

1) Bapak Muklis ST

2) Bapak Misdiantoro, S.Sos. 3) Ita Nur Kumalasari, S.Pd.

(54)

44

D. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian menurut Lexy J. Moleong, sebagaimana berikut:59

1. Tahap Pralapangan

Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti pada tahapan pra lapangan, antara lain:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Penyusunan rancangan penelitian adalah berupa usulan penelitian yang diajukan kepada ketua Prodi Manajemen Dakwah, yang berisi tentang latar belakang masalah, fenomena yang terjadi di lapangan, serta problematika yang berisi tentang permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Setelah rancangan itu disetujui oleh ketua Prodi, selanjutnya membuat proposal penelitian dan memilih mandiri entrepreneur center

Surabaya sebagai obyek penelitian. Kemudian mengurus perizinan, mengamati, dan menilai lapangan. Selain itu, juga memilih informan sebagai salah satu sumber data primer, dan menyiapkan perlengkapan untuk penelitian.

59

(55)

45

b. Memilh Lapangan Penelitian

Adapun lapangan penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Mandiri Entrepreneur Center Surabaya yang bertempat di Jl. Raya Jambangan No. 70 Surabaya. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan penggalian data atau informasi tentang objek penelitian yang akan diteliti. Kemudian, ada ketertarikan yang timbul dalam diri peneliti untuk menjadikan sebagai objek penelitian, karena dirasa sesuai dengan disiplin ilmu peneliti selama ini.

c. Mengatur Perizinan

Pada tahapan ini, peneliti mengurus perizinan pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, kemudian diajukan kepada objek penelitian yaitu pimpinan Mandiri Entrepreneur Center

Surabaya, untuk memperoleh izin penelitian dan data tentang model perencanaan dan pengawasan dalam upaya mencapai tujuan organisasi serta data-data lain yang dibutuhkan oleh peneliti.

d. Menjajaki dan Memilih Lapangan

(56)

46

meneliti dan menarik untuk dijadikan objek penelitian. Serta dengan pertimbangan bahwa objek tersebut juga relevan, jika dibedakan dari sudut disiplin keilmuan.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Usaha untuk memilih dan memanfaatkan informan adalah dengan cara melalui keterangan orang yang berwenang, yaitu responden satu selaku pimpinan utama Mandiri Entrepreneur Center Surabaya, responden dua selaku manajer HUMAS dan Pengkaryaan, serta responden tiga sebagai manajer SDM dan Akademik.

f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Untuk kelancaran jalannya penelitian, maka peneliti hendaknya tidak hanya menyiapkan perlengkapan fisik saja, akan tetapi dalam konteks upaya mengumpulkan data atau informasi dan objek yang diteliti, peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis menulis dan tape recorder atau audio visual.

g. Etika Penelitian

(57)

47

2. Tahap Lapangan

Setelah tahap pra lapangan terlampaui, maka tahap yang selanjutnya adalah:

a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Untuk memasuki tahap pekerjaan lapangan, peneliti perlu memahami latar belakang penelitian terlebih dahulu. Selain itu, peneliti juga harus mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun mental, serta tidak melupakan etika. Peneliti menjelaskan pada informan bahwa,

penelitian yang berjudul “Model Perencanaan Dan Pengawasan Di

Mandiri Entrepreneur Center Surabaya”, peneliti menggali data tentang perencanaan dan pengawasan dalam pencapaian tujuan organisasi.

b. Memasuki Lapangan

Dalam lapangan penelitian, peneliti memposisikan diri dalam lingkungan objek penelitian dengan cara menjalin hubungan keakraban. Salah satunya adalah dengan saling mengenal satu sama lain dengan subjek, serta tidak lupa menjaga kesopanan.

c. Berperan-Serta sambil Mengumpulkan Data

(58)

48

lokasi penelitian, serta mengumpulkan dan mencatat data yang diperlukan yang kemudian dianalisa secara intensive.

3. Tahap Analisis Data

Dalam tahap ini, setelah peneliti berhasil mendapatkan data atau informasi dari informan, langkah yang diambil adalah melakukan transkrip data hasil wawancara dan melakukan coding sesuai dengan tema yang diteliti. Setelah itu, peneliti menyajikannya secara utuh data yang diperoleh tanpa melakukan tambahan data atau informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan lokasi penelitian. Kemudian, peneliti melakukan analisis data dari data-data yang telah diperoleh peneliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapa

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu...............................................................................
Gambar 2.2 Empat Tahap Dasar Perencanaan ......................................................
 Tabel 2.1
Gambar 2.2 Empat tahap dasar perencanaan23
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Memproses layanan operasi setoran dan penarikan kliring yang dilakukan nasabah secara tepat waktu dan konsisten. b) Sebagai narasumber dalam layanan operasi kliring dan transfer

Selama pelaksanaan praktik mengajar baik mandiri maupun terbimbing mahasiswa banyak sekali memperoleh pengalaman yang nyata dalam mengajar anak. Dalam pelaksanaan PPL

Ada perbedaan yang signifikan antara siswa akomodasi tengrade yang diajar berbicara deskriptif dengan menggunakan brosur pariwisata dan yang tidak di Madrasah

Karbohidrat dalam pangan yang dipecah dengan cepat selama proses pencernaan memiliki indeks glikemik tinggi, sebaliknya pangan yang indeks glikemiknya rendah,

1) Dari analisis diketahui kombinasi optimal usaha penangkapan yaitu 2.959 kg jenis bawal hitam dan untuk pengolahan 6.315 kg bawal putih dan 5.614 kg cencaru. Laba yang

Penelitian ini telah dilaksanakan dengan tahapan pembakuan instrumen penilaian keterampilan proses sains. Intrumen tersebut divalidasi oleh validator yang kompeten

Dapat dilakukan perbandingan dengan metode keamanan kunci pintu yang lain untuk mendapatkan gambaran sistem mana yang sesuai dengan kondisi di SMKS Kesehatan

Adapun program individu utama adalah Pembuatan Video Profil untuk Departemen Elektronika dengan tujuan Untuk membuat video promosi Prodi Elektronika Pertahanan di