• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Urf terhadap tradisi kewajiban Infaq berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Urf terhadap tradisi kewajiban Infaq berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS URF TERHADAP TRADISI KEWAJIBAN INFA<Q

BERUPA GABAH DI DESA MENDOGO

KECAMATAN GLAGAH

KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI

Oleh:

Istipada NIM: C02213033

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Hukum Perdata Islam

Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Surabaya

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul A nalisis Urf terhadap Tradisi Kewajiban Infa>q berupa

gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamonganini merupakan

penelitian yang akan menjawab permasalahan, 1) Bagaimana mekanisme

terhadap kewajiban infa>q berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah

kabupaten Lamongan? dan 2) Bagaimana analisisUrf terhadap Tradisi kewajiban

infa>q berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah kabupaten

Lamongan?Penarikaninfa>qyang dilakukan oleh perangkat desa Mendogo kepada

Masyarakat, dengan dikeluarkannya keputusan kepala desa tertulis No.

188/056/413.322.18/2000 yang mewajibkan setiap masyarakat wajib

menginfa>qkan gabah mereka sebanyak ½ kwintal atau 50 Kg dan jika diuangkan

sebesar Rp. 200.000,- guna dana dan operasional pembangunan Madrasah Ibtidayah dan Masjid yang dijadikan central masyarakat Desa Mendogo dalam beribadah.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan analisis teknik kualitatif, yaitu menggambarkan kondisi, situasi, atau fenomena yang

tertuang dalam data yang diperoleh tentang mekanisme penarikan infa>q berupa

gabah dengan menyetorkan kartu anggota kepada pengurus/ panitia atau

perangkat desa yang mencatat infa>q. Kemudian dianalisis dengan menggunakan

pola pikir deduktif, yakni dengan menjelaskan terlebih dahulu berbagai hal

mengenai konsep infa>q. Setelah menjelaskan konsep-konsep akan dihubungkan

dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan.

Analisis urf terhadap tradisi kewajiban infa>q berupa gabah adalah tradisi

yang dibolehkan dan sebagian ulama termasuk Syafi’iyyah banyak menggunakan

urf yang terdapat banyak kemaslahatannya sehingga menjadikan kewajiban

bahkan tradisi dari tahun ke tahun untuk dana dan operasional MI dan Masjid di Desa Mendogo khususnya.

Pada akhirnya penulisan skripsi ini, dapat menyarankan kepada seluruh masyarakat khususnya masyarakat Desa Mendogo, Adanya tradisi kewajiban

infa>q berupa gabah di Desa Mendogo memperhatikan keadaan masyarakat

setempat, dengan keadaan ekonomi yang rata- rata tergolong menengah kebawah

akan merasa kesulitan dalam menginfa>qkan pendapatan atau penghasilan mereka.

Namun tidak menjadi beban jika bisa ditarik secara berangsur- angsur dan tidak dengan sifat memaksa atau mengancam. Maka harus diberikan batasan- batasan

sesuai kemampuan masyarakat untuk berinfa>q serta tidak menjadikan bahwa

infa>q ini adalah momok bagi mereka. Memberikan ilmu tentang prinsip- prinsip

infa>q dalam Islam, supaya masyarakat mengerti bahwa infa>q adalah salah satu

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

MOTTO ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TRANSLITERASI... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Kajian Pustaka ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12

G. Definisi Operasional ... 13

H. Metodelogi Penelitian ... 14

I. Sistematika Pembahasan ... 19

BAB II : TEORIINFA<Q A. PengertianInfa>q... 21

B. DasarHukumInfa>q... 24

C. Rukun dan SyaratInfa>q ... 29

D. Macam- MacamInfa>q... 31

E. Manfaat Infa>q... 33

F. Pengertian‘Urf... 34

(8)

H. Macam- Macam ‘Urf... 36 I. Kedudukan ‘Urf ... 38 J. Syarat- Syarat ‘Urf yang dijadikan Landasan Hukum ... 39

BAB III : KEWAJIBAN INFA<Q BERUPA GABAH DI DESA

MENDOGO KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN

LAMONGAN

A. GambaranUmumLokasiPenelitian ... 40

B. Kebiasaan dalam Keagamaan Masyarakat Desa

Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan ... 48 C. Alasan Tradisi diwajibkannya infa>q berupa gabah di

desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten

Lamongan ... 51

BAB IV : ANALISIS ‘URFTERHADAP KEWAJIBANINFA<QBERUPA GABAH DI DESA MENDOGO KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

A. Mekanisme kewajiban yang diterapkan di Desa

Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan ... 53 B. Analisis ‘Urf terhadap tradisi kewajiban infa>q berupa

gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten

Lamongan ... 56

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TRANSLITERASI

Isi naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical

term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman

transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Konsonan

Disertations(Chicago and London: The University of Chicago Press,1987).

B. Vokal

Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika

hamzah berh}arakat \sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun.

(10)

Transliterasi untukta’ marbu@t}ahada dua :

1. Jika hidup (menjadimud}a@f) transliterasinya adalaht. 2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalahh.

Contoh: shari@‘at al-Isla@m (مﻼﺳﻻاﺔﻌﯾرﺷ) :shari@‘ah isla@mi@yah(ﺔﯾﻣﻼﺳﺈﯾرﺷ)

D. Penulisan Huruf Kapital

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Islam mengajarkan kepada manusia tentang bermuamalah yang baik,

karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu bergantungan antara satu

dengan yang lain, sehingga manusia dapat mewujudkan suatu tujuan, dimana

tujuan tersebut ialah adanya kedamaian, kebahagiaan dan yang paling penting

tujuan utama ialah hubungan kepada Allah ( Hablun minalla>h ) dalam soal

ibadah.

Syariat yang diturunkan oleh Allah Swt mengatur segala aspek

kehidupan manusia terkait aqidah, akhlak dan hubungan muamalah antara

manusia satu dengan manusia lainnya. Aqidah merupakan dasar keimanan

manusia terhadap Allah Swt yang bersifat mutlak (tauhid), sehingga memiliki

konsekuensi yang kuat untuk mengimani Allah Swt lewat asma dan sifatNya.

Akhlak merupakan perbuatan manusia yang harus dimiliki seorang muslim

yang baik menurut Allah Swt. Sedangkan muamalah adalah hubungan atau

interaksi antara sesama manusia terkait dengan kebutuhan dan peningkatan

taraf perekonomiannya.

Islam mengajarkan kepada setiap manusia khususnya ummat Islam

melaksanakan berbagai macam amalan yang memiliki nilai-nilai maupun

faedah tersendiri yakni dalam beramal jariyah seperti Infa>q dan shada>qa>h

(12)

2

ummatnya. Yaitu mengeluarkan sebagian dari harta, pendapatan, atau

penghasilan untuk suatu kepentingan (sosial) yang diperintahkan ajaran Islam.

Sebagaimana didalam firman Allah SWT disebutkan:

 lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat

kebajikan.‛1

Berdasarkan ayat Al- Qur’an diatas bahwa berinfaq tidak mengenal

lapang maupun sempit, bahkan orang yang kaya ataupun orang yang miskin

boleh berinfaq dan tidak mengenal nishab seperti zakat. Infaq dikeluarkan oleh

setiap orang yang beriman dan yang ikhlas melakukannya.

Dalam kehidupan bermasyarakat, banyak orang yang berhasil dan tidak

sedikit pula yang gagal ketika diuji dengan masalah harta, bahkan ketika

mendapatkan rezki yang telah diatur oleh sang maha kaya, seseorang yang

menggunakan harta nya pun akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak,

dan bagaimana seseorang tersebut dapat menggunakan hartanya, bisa

bermanfaat atau menimbulkan mudarat2. Salah satu caranya adalah dengan

infa>q dan zakat.

1

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Surakarta: Media Insani Publishing, 2001), 181

(13)

3

Sebagaimana dalam hadits Rasulullah pernah bersabda3:

‚Dari Asma binti Abi Bakar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda padaku. Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa

mensedekahkannya). Jika tidak maka Allah akan menahan rizki

untukmu.‛(HR. Bukhari)

Maksud dari hadits tersebut ialah hendaklah kita menginfaqkan harta

kita baik dalam keadaan lapang maupun sempit, janganlah

menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau menshadaqahkan) jika tidak diinfakkan

maka Allah akan menghilangkan barakah rejeki tersebut.

Telah menjadi tradisi dalam masyarakat Indonesia bahwa infa>q memiliki

konotasi yang tertuju pada sedekah sunnah yang diberikan untuk kegiatan

agama. Misalnya untuk membangun Masjid- masjid, mushalla, rumah sehat,

madrasah-madrasah, atau lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang sosial

keagamaan4.

Tradisi adalah suatu kebiasaan yang telah dilakukan untuk sejak lama

dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari

suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Kemudian

dilanjutkan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan,

karena tanpa adanya hal ini maka tradisi dapat dikatakan punah.5

3

An- Nawani, Shahih Muslim Bi Syarhi An Nawawi,Juz VII (Darul Fikr: Beirut, 1982), 91

4Mursyid, Mekanisme Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah (Yogyakarta: Magistra Insania

Press, 2006). 18

5Tim penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(14)

4

Dalam bahasa lain menurut Abdul Karim Zaidan, tradisi dapat disebut

pula dengan istilah Urf yaitu adat istiadat yang dipandang tidak asing bagi

masyarakat karena telah menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan

mereka baik berupa perbuatan maupun perkataan.6

Kewajiban infa>q yang dianggap tradisi oleh masyarakat Desa Mendugo

kecamatan Glagah kabupaten lamongan adalah kewajiban yang dari tahun ke

tahun dilakukan tanpa ada pengecualian, kurang lebih 315 KK (kartu

keluarga) yang ditarik setiap panennya. Dengan demikian tradisi ini telah ada

sejak tahun 1965, sejak dibangunnya madrasah ibtidayah Sulamul Ma’aliy,

dan Masjid Jami’ Darussalam Desa Mendugo.

Dalam konsep Islam, infa>q tidak memiliki batasan dalam

pengeluarannya, bahkan dikatakan ibadah suka rela yang tidak ditentukan

jenis barangnya, jumlahnya serta tidak ditentukan secara khusus sasaran

pendayagunaan7. Oleh karena itu, berinfaq boleh diberikan kepada siapapun,

seperti kepada kedua orang tua, atau kepada anak yatim. Yang terpenting

infa>q yang dilakukan dengan hati yang ikhlas.

Sebagaimana firman Allah SWT:

6Satria Efendi, Ushul Fiqih, ( Jakarta: Prenadamedia Grup, 2005), 153

(15)

5

Artinya: ‚Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya

karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat

apa yang kamu perbuat.‛8

Di era modern ini, perkembangan ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqah)

dalam Islam semakin unik dan patut untuk diperhatikan. Mengingat

banyaknya bentuk- bentuk zakat, infaq, dan sedekah yang akan

ditasharrufkan. Oleh karena itu dalam penerapannya berbagai macam persepsi

yang timbul dimasyarakat untuk mengetahui kejelasan hukum infa>q tersebut.

Infa>q ialah mengeluarkan sebagian dari harta, pendapatan, atau

penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam9.

Seperti Penarikan infa>q yang dilakukan di Desa Mendogo sudah menjadi

tradisi dari tahun ke tahun yang diterapkan oleh mayarakat Desa tersebut,

karena telah menjadi tradisi dari tahun ke tahun guna mendirikan Madrasah

Ibtidayah dan Masjid yang dijadikan central masyarakat Desa Mendogo

dalam beribadah. Hal ini didasari oleh pengetahuan masyarakat atas

kebutuhan yang harus dipenuhi, maka sejak tahun 1965 mulailah berdirinya

Madrasah Ibtidayah Sulamul Ma’aliy dengan tujuan yakni menjadikan anak-

anak di Desa tersebut dapat merasakan dunia pendidikan khususnya pada

pendidikan Agama Islam. seiring dengan berjalannya waktu, MI sangat

diminati oleh masyarakat di Desa Mendogo, sehingga tidak ada satupun anak

yang bersekolah di SD yang jarak tempuh nya cukup jauh dari Desa Mendogo,

8

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, ..., 45.

(16)

6

dengan adanya MI Sulamul Ma’aliy anak- anak yang berada di Desa Mendogo

dapat terpenuhi kebutuhan pendidikannya, dengan jumlah siswa yang tidak

terlalu banyak, dan dengan fasilitas yang belum cukup memadai maka

diperlukannya dana untuk pembangunan dan operasional yang sangat besar

maka semua perangkat desa dan masyarakat bersepakat dan berinisiatif untuk

berinfaq yaitu dengan menginfaqkan gabah mereka. Sebagian Masyarakat

Desa Mendogo ada yang kurang setuju dengan hal tersebut karena terlalu

berat bagi mereka untuk menginfaqkan gabah yang pada saat itu tidak dibatasi

berapa kg atau berapa uang yang diinfaqkan akan tetapi semenjak

dikeluarkannya keputusan kepala desa dengan No tertulis

188/056/413.322.18/2000 yang menjadi penguat kewajiban infa>q bagi

masyarakat Desa Mendogo. Ditahun 2000 sudah banyak masyarakat yang

berinfaq gabah karena adanya keputusan kepala desa Kurang lebih 315 KK (

kartu keluarga) yang terdaftar wajib infa>q gabah tiap panennya, yang

diinfaqkan sebesar (½ Kwintal atau sebanyak 50Kg dan jika diuangkan sama

dengan Rp. 200.000,-/ Kartu Keluarga).

Kemudian ditahun-tahun berikutnya setelah madrasah mulai

berkembang, perangkat desa dan Masyarakat mulai mengadakan rembuk

desa kembali yang dihadiri oleh bapak kepala desa dan perangkat desa yang

menjadi pengurus/ panitia dalam penyetoran infa>q gabah serta para tokoh

masyarakat. guna membahas pembangunan Masjid Jami’ Darussalam yang

akan dijadikan central Desa dalam beribadah, dikarenakan Masjid pada waktu

(17)

7

mulai rusak, dan marmer- marmer pada lantai mulai retak, tempat wudhu

yang masih belum terpisah antara wanita dan pria maka perangkat Desa dan

masyarakat Desa Mendogo dengan kesadaran mereka yang semakin tinggi

menetapkan kewajiban berinfaq, dan ini merupakan penarikan yang bersifat

wajib berupa gabah yang dilakukakan setiap kali panen bagi setiap warga

Desa Mendogo tanpa terkecuali. Meskipun ada beberapa orang yang keberatan

dengan infa>q tersebut.

Dengan tercantumnya keputusan kepala desa tertulis No.

188/056/413.322.18/2000 oleh perangkat desa sebagai alat bukti penarikan

infa>q yang berlaku adalah wajib bagi setiap warga Desa Mendogo. yang di

tarik ialah kurang lebih 315 keluarga (Kartu Keluarga) guna pembangunan dan

operasional madrasah dan Masjid Jami’ Darussalam, Jumlah infa>q ditentukan

oleh perangkat Desa Mendogo bersama masyarakat dalam rapat rembuk desa

yang diadakan dalam setahun sekali atau yang biasa disebut dengan berubah

gawe (yaitu kurang lebih 315 KK (Kartu Keluarga) wajib berinfaq ½ Kwintal

atau sama dengan 50 Kg, jika diuangkan maka sama dengan Rp. 200.000,-/

Kartu Keluarga10).

Dengan latar belakang tersebut maka timbullah beragam persepsi dari

masyarakat Mendogo, pada satu sisi lain konsep Infa>q dalam Islam adalah

didasarkan sukarela tanpa adanya paksaan, akan tetapi disisi lain, penarikan

infaq tersebut diputuskan dan tanpa adanya pengecualian. Jadi, infaq yang

semula merupakan Ibadah sunnah akan menjadi suatu kewajiban bahkan bisa

(18)

8

dikatakan menjadi tradisi dari tahun ke tahun yang harus dilaksanakan

masyrakat di Desa tersebut.

Dengan diwajibkannya Infa>q, akan membuat masyarakat semakin

bertambah rasa kepedulian dan semangat gotong royong dalam menciptakan

pembangunan Madrasah Ibtidayah dan Masjid Jami’ Darussalam di Desa

tersebut.

Dari latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

lebih jauh mengenai permasalahan tersebut dengan judul ‚ Analisis Urf

terhadap tradisi Kewajiban Infa>q berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan

Glagah Lamongan‛

B.Identifikasi dan Batasan Masalah

Melalui latar belakang yang telah peneliti paparkan tersebut di atas,

terdapat beberapa problema dalam pembahasan ini yang dapat peneliti

mengidentifikasi, yaitu :

1. Faktor- faktor yang melatarbelakangi kewajiban infaq berupa gabah.

2. Sebab akibat terjadinya tradisi kewajiban infaq pembangunan madrasah

dan mesjid di Desa Mendogo kecamatan Glagah kabupaten Lamongan.

3. Mekanisme kewajiban infaq untuk pembangunan madrasah dan Masjid

Jami’ Darussalam di Desa Mendogo kecamatan Glagah kabupaten

Lamongan.

4. Analisis Urf terhadap tadisi Kewajiban Infaq berupa Gabah di Desa

(19)

9

Adapun batasan masalah dalam judul ini, yaitu membahas tentang

mekanisme terhadap kewajiban infaq pembangunan madrasah dan Masjid

Jami’ Darussalam di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan

dan Analisis Urf terhadap tradisi kewajiban Infaq berupa gabah di Desa

Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang

akan peneliti kaji dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana mekanisme terhadap kewajiban infaq berupa gabah di Desa

Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan?

2. Bagaimana analisis Urf terhadap tradisi kewajiban infaq berupa gabah di

Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan?

D.Kajian Pustaka

Peneliti terdahulu yang membahas tentang ‚Tinjauan Hukum Islam

terhadap Penarikan Infaq Panen (Studi di MI Ma’arif Purwodeso Kecamatan

Sruweng Kabupaten Kebumen)‛. Karya tersebut membahasa bahwa infaq

panen di MI Ma’arif Purwodeso masuk dalam kategorisasi infaq wajib atau

zakat bagi orang tua peserta didik yang memiliki lahan pertanian dan sudah

memenuhi syarat wajib zakat dan tidak salah jika madrasah mewajibkan infaq

(20)

10

digolongkan sebagai muzakki yang dikenal kewajiban zakat menurut hukum

Islam11.

Penelitian lain juga telah membahas infa>q yaitu ‚Analisis Hukum Islam

terhadap Infaq yang ditentukan untuk pembangunan Masjid Asy- Syarif di

Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan‛. Karya ini

membahas tentang infaq pembangunan Masjid Asy- Syarif merupakan

pembangunan Masjid yang ditentukan yang termasuk dalam kategori dari

pembagian infaq yang wajib, karena infaq ini bertujuan untuk pembangunan

Masjid dan untuk kemaslahatan umum. Dengan demikian pembangunan

mesjid yang ditentukan nilai nominalnya diperbolehkan dalam hukum islam

selama tidak bertentangan dengan Al- Qur;an dan Al- Hadist12.

Penelitian dengan bahasan ‚Infaq sebagai ganti rugi atas keterlambatan

angsuran di BMT (Studi Kasus di BMT Subulussalam Sleman)‛, hasil dari

skripsi ini merupakan bahwa penarikan infaq ditinjau dari sudut pandang

manajemen adalah salah satu solusi BMT Subulussalam meminimalisir resiko

kerugian, pada dasarnya setiap pembiayaan pasti mengalami kendala dalam

pembayaran angsuran . infaq yang diterapkan di BMT ini mengandung unsur

keharusan. Dan kata infaq ini dijadikan denda yang memang hakikatnya

diperbolehkan oleh Dewan Syariah Nasional13.

11Anisatul Khumairoh, ‚ Tinjauan Hukum Islam terhadap Penarikan Infaq Panen (Studi di MI

Ma’arif Purwodeso Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen), (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015), 7.

12Fauzi Ahmad, Analisis Hukum Islam Terhadap Infaq yang ditentukan untuk Pembangunan

Masjid Jami’ Darussalam di Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan‛,

(Skripsi-- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), 5

13 Erma Winarti, ‚Infaq sebagai ganti rugi atas keterlambatan angsuran di BMT (Studi Kasus di

(21)

11

Penelitian dengan bahasan ‚Penarikan Infaq Sumbangan Sekolah dalam

Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah)‛, hasil dari

skripsi ini merupakan penarikan infaq yang dilakukan oleh SMA

Muhammadiyah 2 Yogyakarta ialah wajib bagi peserta didik yang dinyatakan

diterima di SMA tersebut dengan jumlah yang tidak dibatasi sesuai

kemampuan masing- masing, guna untuk biaya operasional sekolah dan

mengembangkan segi- segi pendidikan yang lain. Dengan begitu peneliti

menyimpulkan bahwa ini boleh dilakukan karena pihak sekolah pun membeei

batasan minimal dalam berinfaq14.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan skripsi

diatas adalah peneliti akan membahas tentang tradisi kewajiban infa>q berupa

gabah yang diwajibkan dan diatur dalam keputusan kepala desa oleh

perangkat Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, untuk

kemaslahatan umat, yang dilakukan dari tahun ke tahun kepada Masyarakat

di desa tersebut, sudah menjadi tradisi dan kebiasaan masyarakat, guna

pembangunan madrasah dan Masjid supaya dapat dimanfaatkan dengan

selayaknya untuk kepentingan bersama. Dari observasi dan pengamatan

diatas, Penarikan Infa>q tersebut penulis dapat meninjau judul ‛ Analisis Urf

terhadap tradisi kewajiban infa>q berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan

Glagah Kabupaten Lamongan.‛

14 Ahmad Muzayyin, Penarikan Infaq Sumbangan Sekolah dalam Persfektif Hukum Islam (Studi

(22)

12

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan permasalahan di atas, maka yang menjadi

tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami mekanisme kewajiban infaq berupa panen gabah di

Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

2. Untuk meninjau dan menganalisis terhadap tradisi infaq berupa panen

gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

F. Kegunaan Hasil penelitian

Dengan adanya tujuan diatas diharapkan dari hasil penelitian ini dapat

memberikan kegunaan atau manfaat, antara lain :

1. Secara Teori:

a. Dapat dijadikan pengembangan khazanah ilmu dalam bermuamalah,

terkhusus mengenai infaq dalam persfektif Islam. dan dapat menambah

wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan ruang lingkup infaq yang

lebih luas.

b. Dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti- peneliti selanjutnya.

Khususnya mengenai kewajiban infa>q berupa gabah.

2. Secara praktik:

a. Dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada masyarakat khususnya

kepada perangkat desa yang mengeluarkan keputusan kepala kewajiban

(23)

13

b. Dapat dijadikan Hujjah ataupun pertimbangan bagi Masyarakat dalam

berinfaq berupa gabah yang diwajibkan, karena adanya keputusan kepala

desa dari tahun ke tahun.

G.Definisi Operasional

Definisi Operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini, sebagai

kata kuncinya antara lain sebagai berikut:

1. Analisis urf dalam Islam : menganalisa suatu penelitian yang berdasarkan

tradisi atau dipandang baik dan menjadi adat istiadat atau kebiasaan

dalam kehidupan masyarakat baik berupa perbuatan atau perkataan15.

Dalam hal ini sesuai yang diteliti oleh peneliti tentang kebiasaan atau

perbuatan masyarakat Desa Mendogo kecamatan Glagah kabupaten

Lamongan mengenai tradisi kewajiban berinfaq berupa gabah yaitu

termasuk kategori maslahah mursalah yang artinya prinsip kemaslahatan

(kebaikan) yang dipergunakan menetapkan suatu hukum Islam yang

berdasarkan urf/adat istiadat di masyarakat itu sendiri. Dan ada nilai

kemanfaatan didalamnya.

2. Kewajiban infaq berupa gabah : infa>q yang diwajibkan oleh perangkat

desa Mendogo Kecamatan Glagah kabupaten Lamongan kepada

Masyarakat kurang lebih 315 KK (Kartu keluarga) untuk berinfaq berupa

gabah yang diberikan setiap kali panen dengan jumlah yang ditetapkan

dalam keputusan kepala rembuk desa yang dikeluarkan oleh perangkat

(24)

14

desa dan BPD. yaitu ½ Kwintal atau 50 Kg, atau jika diuangkan senilai

Rp. 200.000,-/ KK (kartu keluarga).

H.Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan berorientasi pada pengumpulan data empiris

yaitu observasi lapangan, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah

penelitian kualitatif, karena data yang dikemukakan memuat tentang prosedur

penelitian yang menghasilkan deskriptif bukan data angka, berupa tulisan

atau perkataan dari orang- orang atau pelaku yang diamati.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Data yang Dikumpulkan

Dengan melihat persoalan diatas, maka data yang akan digali meliputi :

a. Data yang berkaitan tentang tradisi kewajiban infaq yang dilakukan oleh

perangkat desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan

kepada masyarakat Desa tersebut.

b. Mekanisme kewajiban infaq untuk operasional pembangunan madrasah

Ibtidayah dan Masjid Jami’ Darussalam.

c. Ijab dan qabul, serta akad yang digunakan dalam pelaksanaan infa>q

berupa gabah untuk pembangunan dan operasional Madrasah Ibtidayah

dan Masjid Jami’ Darussalam Desa Mendugo Kecamatan Glagah

(25)

15

2. Sumber data

Agar memperoleh data yang kompleks dan komperensif, serta terdapat

korelasi yang akurat sesuai dengan judul penelitian ini, maka sumber data

dalam penelitian ini dibagi dua, yaitu :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber pertama dimana sebuah data

dihasilkan, yaitu sumber yang terkait secara langsung16. Yang meliputi:

1) 2 orang perangkat desa, yaitu Bapak kepala Desa Mendogo Kecamatan

Glagah Kabupaten Lamongan (bapak Muflih S.Pd) dan anggota BPD

(bapak Sholih) selaku yang menentukan infa>q berdasarkan keputusan

kepala desa yang telah disepakati bersama masyarakat.

2) Masyarakat, yaitu 12 warga Dusun Mendogo Kidul atau kurang lebih

315 KK (Kartu Keluarga) yang diwajibkan berinfaq terhadap

pembangunan dan operasional Madrasah Ibtidayah dan Masjid Jami’

Darussalam di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten

Lamongan.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah dari bahan bacaan yang bersifat membantu

atau menunjang dalam melengkapi serta memperkuat data. Memberikan

16Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),

(26)

16

penjelasan mengenai sumber data primer, berupa buku daftar pustaka

yang berkaitan dengan objek penelitian17.

1) An- Nawani, Shahih Muslim Bi Syarhi An Nawawi

2) Fahrur Mu’iz, Zakat A-Z

3) Mursyid, Mekanisme Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah

4) Masdar Helmy, Memahami Zakat dan Cara menghitungnya

5) Satria Efendi, Ushul Fiqih

6) Alimul Hidayat, Metodologi Penelitian

7) Sutrisno Hadi, Metodologi Reserch

8) Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan bagian yang penting dalam sebuah

penelitian. Subjek dipilih oleh peneliti dan dianggap memiliki kredibilitas

untuk menjawab dan memberikan informasi dan data kepada peneliti yang

sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun

subjek penelitian adalah beberapa orang masyarakat yang menjadi pelaku

dalam hal ini penarikan Infaq yang diwajibkan oleh perangkat desa

Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian, yang

sesuai dengan judul penelitian, maka dalam pengumpulan data peneliti

menggunakan beberapa metode, sebagaimana berikut :

(27)

17

a) Observasi (pengamatan) adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati (melihat, memperhatikan,

mendengarkan dan mencatat secara sistematis obyek yang diteliti)18.

b) Wawancara (Interview) adalah suatu cara untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan menggunakan pertanyaan-

pertanyaan kepada responden yaitu 4 orang perangkat desa Mendogo

Kecamatan Glagah dan beberapa masyarakat setempat. Pertanyaan-

pertanyaan akan dibuat secara terstruktur agar lebih mudah peneliti

dalam menyimpulkan hasil.

c) Dokumentasi teknik pengumpulan data yang diambil dari sejumlah

besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi19. pengambilan data-data ini diperoleh dari berkas-berkas

atau keputusan kepala yang dibuat oleh perangkat desa Mendogo

Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

5. Teknik Pengolahan Data

Dalam mensistemasikan data supaya mudah dalam menganalisa data,

maka dilakukan beberapa teknik diantaranya20 :

a. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan,

pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian.

b. Coding, yaitu pemberian kode dan pengkategorisasian data, peneliti

menggunakan teknik ini untuk mengkategorisasikan data- data yang

18Ibid, 72

(28)

18

sudah dikumpulkan agar terdapat relevansi dengan pembahasan dalam

penelitian ini.

c. Editing, adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan

data tersebut.

6. Teknik Analisa Data

Setelah penulis mengumpulkan data yang dihimpun, kemudian

menganalisisnya dengan menggunakan teknik deskriptif. Yaitu

menggambarkan/menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya yang sesuai

dengan kenyataannya21. peneliti menggunakan data deskriptif analisis, yaitu

peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh dilapangan

mengenai tradisi kewajiban infaq pembangunan madrasah Ibtidayah dan

Masjid yang ditentukan di Desa Mendogo Kecamatan Glagah kabupaten

Lamongan.

Lebih lanjut dalam menganalisa data peneliti menggunakan pola pikir

induktif yaitu berangkat dari yang sudah dilapangan untuk mengemukakan

fakta- fakta atau kenyataan dari hasil penelitian di Desa Mendogo kecamatan

Glagah Kabupaten Lamongan, kemudia ditinjau dari segi analisis Urf

kemudian mekanisme/penerapan kewajiban infaq panen gabah di Desa

Mendogo Kecamatan Glagah kabupaten Lamongan.

(29)

19

I. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan peneliti dalam menulis penelitian ini, dan

memudahkan pembaca dalam menemukan hasil penelitian, maka diperlukan

kerangka adapun kerangka atau sistematika pembahasan dalam penelitian ini

ialah:

Bab pertama adalah pendahuluan yang dalam hal ini berisi tentang

pokok- pokok pikiran atau landasan permasalahan yang melatar belakangi

penulisan skripsi, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kajian pustaka, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode

penelitian, dan sitematika pembahasan.

Bab kedua adalah pembahasan yang berisi tentang pengertian infaq,

landasan teori, Macam-macam infaq, serta dasar hukum infaq, pengertian Urf,

macam- macam urf, syarat- syarat urf yang dapat dijadikan landasan hukum.

Bab ketiga, berisi data yang memaparkan tentang ‚Kewajiban Infa>q

berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan‛

yang telah dilakukan, yang terdiri dari : Gambaran umum Desa Mendogo

Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, Struktur perangkat desa Mendogo

Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, sejarah Desa Mendogo Kecamatan

Glagah Kabupaten Lamongan, keadaan ekonomi, adat istiadat, dan kebiasaan

dalam keagaaman di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten

Lamongan.

Bab keempat, berisi tentang analisis terhadap penelitian lapangan yang

(30)

20

Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, bagaimana

mekanisme kewajiban Infa>q yang diterapkan di Desa Mendogo Kecamatan

Glagah Kabupaten lamongan, serta implikasi tradisi kewajiban Infa>q berupa

gabah.

Bab kelima, merupakan bab penutup akhir dari penelitian yang

menyajikan kesimpulan-kesimpulan yang dilengkapi dengan daftar pustaka

(31)

BAB II

TEORI INFA<Q

A.Pengertian Infa>q

Kata infaq diderivasi dari bahasa Arab yaitu infa>q yang merupakan

bentuk masdar dari anfaqa- yunfiqu- infa>qan. Lafal tersebut berakar kata dari

huruf- huruf nu>n, fa> dan qa>f yang memiliki makna pokok terputusnya sesuatu

atau hilangnya sesuatu, dan tersembunyi sesuatu atau samar sesuatu.1 Dari

makna ini pula dapat ditarik pengertian munafik, yaitu seseorang yang

menyembunyikan atau menyamarkan watak atau sikap aslinya terhadap orang

lain. Kata tersebut juga mempunyai makna habis atau mati. 2

Kemudian, lafal an>afaqa itu sendiri memiliki makna Iftaqara

(membutuhkan) dan hilang hartanya. 3 Dua makna ini berimplikasi kepada

pengertian nafkah (nafaqah), yaitu mempergunakan atau menghabiskan harta

benda untuk kebutuhan orang- orang yang berada dibawah tanggungannya.

Jika dikaitkan dengan kekayaan atau harta benda, maka kata tersebut

bermakna mentas}arrufkan atau mendermakan. 4

1Lihat Ibn Fa>ris al- H}usain Ah}mad ibn Zakariyya.Mu’jam Maqa>y>is al lugha, juz I (Bairut: Dar al-

Jail, 1991), 454

2Ibn Manz}u>r Jama>l al- D<in Muhammad ibn Mukarram al- Ans}ya>ry, Lisa>n al- ‘Arab, Juz XII

(Mesir: Da>r al- Misyriyyah, tt), 235- 238; Ibra>him Anis et al,Mu’jam al- Wasi>t, Juz II (Bairut: D<ar al- Fikr, tt), 942; al Raghib Al- As}fihany, Mufra>dat Alfaz al- Qur’an (Bairut D<ar al- Syamsiyah. 1992), 819

3Majd al- D<in Muh}ammad ibn Ya’qu>b al- Faru>zabady al Shayra>z, al Qa>mus al- Muh}it, Juz III

(Bairut: D<ar al- Fikr, 1983) , 286

(32)

22

Menurut Ibra>him Ani>s, kata infa>q itu sendiri memiliki arti memberikan

harta atau yang semacamnya kepada jalan kebaikan.5

Kata infa>q sudah menjadi bagian dari khazanah kosakata bahasa

Indonesia (infak) yang berarti dari khazanah (sumbangan) harta dan

sebagainya untuk kebaikan.6Dalam kamus bahasa Inggris, ditemukan kata

infak, yang dalam bahasa Inggrisnya adalah spending atau expenditure, yaitu

membelanjakan uang atau harta benda.7

Dalam istilah fiqih infa>q adalah mengeluarkan atau membelanjakan

harta yang baik untuk ibadah (mendapat pahala) atau perkara yang

dibolehkan.

Secara terminologi, infa>q berarti mentas}arrufkan harta benda untuk

kebutuhan.8 Makna lain ialah mengeluarkan sebagian dari harta, pendapatan,

atau penghasilan untuk suatu kepentingan (sosial) yang diperintahkan ajaran

Islam.

Sebagaimana didalam firman Allah SWT disebutkan:



5A. Faishal Haq, Al- Qanun Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam, (Surabaya:

Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel, 2010), 343

6Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 1989), 330

7Lihat John Penrice, A Dictionary and Glossary of The Koran (New Delhi: Cosmo Publication,

1978), 150

(33)

23

‚ (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat

kebajikan.‛9

Oleh karena itu Infa>q berbeda dengan zakat, Infa>q tidak mengenal nisab

atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infa>q tidak harus diberikan

kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua,

kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orang-orang yang sedang dalam

perjalanan.10 Yang terpenting infa>q yang dilakukan dengan hati yang ikhlas.

Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: ‚Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya

karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat

apa yang kamu perbuat.‛11

Terkait dengan infa>q Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah

bersabda dalam riwayat Bukhari dan Muslim yang didalamnya memuat

penjelasan bahwa ada sekian malaikat yang senantiasa berdo’a setiap pagi dan

sore untuk orang yang menginfaqkan hartanya dan tidak berinfaq : ‚Ya Allah

9Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya...., 181. 10Masdar Helmy, Memahami Zakat dan Cara menghitungnya ..., 20. 11

(34)

24

SWT berilah orang yang berinfaq, gantinya. Dan berkata yang lain : ‚Ya Allah

jadikanlah orang yang menahan Infa>q, kehancuran‛ 12

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kata ‚Infa>q‛ digunakan tidak

hanya menyangkut sesuatu yang wajib, tetapi mencakup segala macam

pengeluaran / nafkah. Bahkan, kata itu digunakan untuk pengeluaran yang tidak

ikhlas sekalipun. Firman Allah dalam QS al-Baqarah (2) : 262 dan 265 serta QS

al-Anfal (8) : 36 dan al-Taubah (9) : 54 merupakan sebagian ayat yang dapat

menjadi contoh keterangan di atas.13

Dengan demikian dapat peneliti simpulkan bahwa infa>q secara etimologi

berarti menghabiskan, mengeluarkan, memberikan. Sedangkan secara

terminologi yang berarti mengeluarkan harta dijalan Allah dengan

mengharapkan ridha NYA dan akan dibalas dengan dilipatkangandakan pahala

hingga tujuh ratus lipatan, bahkan lebih dari itu. Dan dapat diartikan juga

bahwa sebagai tonggak penyokong perekonomian Islam, karena dapat

mensejahterakan sosial yang merata.14

B. Dasar Hukum Infa>q

Islam telah mengajarkan kepada kita sebagai umat Muslim dalam

bermuamalah termasuk dalam berinfaq atau membelanjakan harta.

12Az Zuhaili, Wahbah. Al Fiqhul Islami wa Adillatuhu Juz II. (Darul Fikr. Damaskus. 1996), 916. 13

An Nawawi. Sahih Muslim bi Syarhi An Nawawi Juz VII. ,(Darul Fikr. Beirut. 1982), 32.

(35)

25

Seperti firman Allah dalam QS al- Isra (17): 100 ‚Kalau seandainya

kamu menguasai perbendaharaan- perbendaharaan rahmat tuhan-ku, niscaya

perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya‛

Dalam QS adz- Dzariyat (51): 19 ‚Dan pada harta- harta mereka ada hak

untuk orang miskin yang tidak mendapat bagian.‛

Dan didalam QS al- Baqarah (2): 245 ‚ Siapakah yang mau memberi

pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan

Allah), maka Allah akan memperlihat gandakan pembayaran kepadanya

dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan

(Rezeki) dan kepada- Nyalah kamu dikembalikan.‛

Allah SWT juga memerintahkan agar seseorang membelanjakan harta

untuk dirinya sendiri (QS at- Taghabun: 16), dalam membelanjakan harta

hendaklah yang dibelanjakan adalah harta yang baik bukan yang buruk,

khususnya dalam menunaikan infa>q, (QS. al- Baqarah: 267).15

Kemudian dalam ayat lain juga di sebutkan tentang dasar hukum infaq

yang berbunyi: waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.16

15Ibnu Katsir, Tafsir al- Qur’an al- Azhim Juz II (Darul Ma’rifah Beirut, Cet III, 1989), 51 16

(36)

26

Berdasarkan firman Allah SWT di atas bahwa Infa>q tidak mengenal nishab,

dalam konsep Islam bahwa berinfaq adalah dengan sukarela tidak seperti zakat.

Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan

tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit. Jika zakat harus

diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka infa>q boleh diberikan kepada

siapapun juga, misalkan untuk kedua orang tua, anak yatim, anak asuh dan

sebagainya. Maka infa>q harus dikeluarkan dengan membelanjakan secara baik dan

adil.

Orang yang bersikap adil dalam menafkahkan hartanya, menurut riwayat

Ibn Abi Ha>tim dari Ibn Shiha>b adalah mereka yang tidak menafkahkan dijalan

kebatilan dan tidak mencegah pembelanjaan dari jalan kebaikan.17 Syariah

telah memberikan panduan kepada kita dalam berinfaq atau membelanjakan

harta. Terdapat didalam beberapa kelompok bahasan, diantaranya adalah:

1. Perumpaan infa>q

Perumpamaan Infa>q ini dapat dikategorikan kedalam beberapa sub

bahasan, antara kain: perumpamaan Infa>q di jalan Allah, perumpamaan Infa>q

yang tidak berguna, dan perumpamaan Infa>q yang mengharapkan ridha Allah.

a. Perumpamaan infaq dijalan Allah.

Diantara ayat al- Qur’an yang membicarakan tentang hal tersebut adalah

QS. al- Baqarah (2): 261- 262;

17Syiha>b al- Di>n al Sayyid al Alu>sy al- Baghda>dy, Ru>h al- Ma’a>ni, jilid XI (Bairut: Da>r al- Fikr,

(37)

Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.18

Ayat diatas memberikan gambaran tentang perumpamaan infaq yang

dikeluarkan dijalan Allah. Diumpamakan sebutir benih yang menumbuhkan

tujuh bulir, dan tiap- tiap bulir (dari ketujuh bulir) menumbuhkan seratus

biji.19 Demikianlah Allah melipatgandakan pahala bagi yang dikeluarkan oleh

seseorang dijalan Allah. Bahkan lebih dari itu, infaq yang dikeluarkan tersebut

dilipatgandakan melebihi ketentuan diatas (tujuh ratus lipatan).

Pelipatgandaan sebagaimana dimaksud berlaku apabila Infa>q yang

dikeluarkan tidak disebut- sebut (diungkit- ungkit) dan tidak menyakiti

perasaan orang yang berinfak.20

18

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya..., 42- 43

(38)

28

b. Perumpamaan Infa>q yang tidak berguna

Pembahasan ini dikupas dalam QS. al- Baqarah(2): 264



Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.21

Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa infa>q yang dikeluarkan oleh

seseorang akan menjadi batal (tidak berpahala) disebabkan oleh sipemberi

infa>q yang selalu menyebut- nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.

Keadaan seperti itu diumpamakan Allah dengan sebongkah batu (yang licin)

yang diatasnya terdapat debu (tanah). Kemudian batu tersebut diterpa oleh

hujan lebat, sehingga batu tersebut bersih, tidak berdebu sama sekali.

Begitulah pahala dari infa>q yang dikeluarkan karena Riya>. Bermakna tidak

dapat ridha dari Allah dan pahala di akhirat.22

c. Perumpamaan infa>q yang mengharapkan ridha Allah.

Perumpamaan tersebut diungkapkan dalam QS. al- Baqarah (2): 265;

21

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya..., 44.

(39)

Artinya: Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat. 23

Dalam ayat tersebut, infa>q yang dikeluarkan karena mengharapkan ridha

Allah dan keteguhan hatinya, laksana sebuah kebun yang terletak didataran

tinggi, kebun tersebut diguyur oleh hujan, baik gerimis ataupun (apalagi)

lebat, sehingga menghasilkan buah yang berlipatganda.

Yang dimaksud dengan keteguhan hati, menurut al- Zamakshary, adalah

didasarkan atas iman dan yakin. Pengkhususan dengan pepohonan yang

berbuah, lanjut beliau dimaksudkan karena pohon itu lebih baik dan bersih

buahnya.24

C.Rukun dan Syarat Infa>q

Setiap perbuatan hukum harus memiliki unsur- unsur didalam nya, yang

harus dipenuhi agar perbuatan tersebut bisa dikatakan sah. Begitu pula dengan

infa>q, Unsur-unsur infa>q haruslah terpenuhi. Unsur-unsur tersebut yaitu

disebut rukun, yang mana infaq dapat dikatakan sah apabila terpenuhi

23

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya..., 44- 45

(40)

30

rukunnya, dan masing-masing rukun tersebut memerlukan syarat yang harus

terpenuhi juga. Dalam infaq yaitu memiliki 4 (empat) rukun dan syarat-

syarat nya, yaitu:25

1. Pemberi infa>q ( Muwafiq)

Memiliki sendiri objek yang ingin diinfa>qkan, baligh dan sudah dewasa

yang dapat membedakan yang haq dan yang bathil. Penginfaq itu tidak

dipaksa, sebab infaq itu akad yang mensyaratkan keridhaan dalam

keabsahannya.

2. Penerima infa>q (Muwafiq Lahu)

Jelas keberadaan orangnya, jika misalkan keberadaannya tidak jelas

misalkan masih didalam kandungan tidak termasuk syarat sebagai

penerima infa>q, Dewasa atau baligh maksudnya apabila orang yang diberi

infaq itu ada di waktu pemberian infaq, akan tetapi ia masih kecil atau

gila, maka infaq itu diambil oleh walinya, pemeliharaannya, atau orang

yang mendidiknya, sekalipun dia orang asing.

3. Barang yang diinfa>qkan (objek)

Jelas kepemilikannya, harta yang bernilai atau dapat dimanfaatkan, Dapat

dimiliki zatnya, yakni bahwa yang diinfaqkan adalah apa yang biasanya

dimiliki, diterima peredarannya, dan pemilikannya dapat berpindah tangan.

Maka tidak sah menginfaqkan air di sungai, ikan di laut, burung di udara.

25Abd Al-Rahman Al-Jazairi, Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-‘Arba’ah, (Bairut: Dar Al-Kutub

(41)

31

4. Penyerahan/ Sighat (Ijab Qabul)

Infa>q dikatakan sah apabila telah ada sighat atau serah terima diantara

keduanya yang bersangkutan, bagaimana pun bentuk ijab qabul yang

ditunjukkan oleh pemberian harta tanpa imbalan. Misalnya penginfaq

berkata: Aku infaqkan kepadamu; aku berikan kepadamu; atau yang

serupa itu; sedang yang lain berkata: Ya aku terima. Imam Malik dan

Asy-Syafi’i berpendapat dipegangnya qabul di dalam infaq. Orang-orang

Hanafi berpendapat bahwa ijab saja sudah cukup, dan itulah yang paling

shahih. Sedangkan orang-orang Hambali berpendapat: Infaq itu sah

dengan pemberian yang menunjukkan kepadanya; karena Nabi SAW.

Diberi dan memberikan hadiah. Begitu pula dilakukan para sahabat. Serta

tidak dinukil dari mereka bahwa mereka mensyaratkan ijab qabul, dan

yang serupa itu.

D.Macam- macam Infa>q

1. Infa>q Mubah: Artinya adalah ketika seseorang mengeluarkan harta yang

digunakan untuk hal- hal yang perkara mubah misalkan jual beli/ berdagang,

bercocok tanam.

2. Infa>q Wajib: artinya adalah harta yang diwajibkan untuk dikeluarkan

Misalkan membayar mahar (maskawin) kepada istri, membayar Kafarat, atau

Nazar, Menafkahi istri yang ditalak dan masih dalam keadaan iddah.

3. Infa>q Haram: artinya adalah Mengeluarkan harta dengan tujuan yang

(42)

32

a. Infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam.

Terdapat di dalam Qs al- Anfal: 36

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.26

b. Infaqnya orang Islam kepada fakir miskin tapi bukan karena Allah.

Terdapat dal QS. An- Nisa’ 4:38

Artinya: Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya, kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, Maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.27

4. Infa>q Sunnah : Yaitu mengeluarkan harta dengan niat sdaqah. Infaq tipe

ini ada 2 macam yaitu: infaq untuk jihad QS Al- Anfal:60, dan infaq kepada

yang membutuhkan.

26

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya...,154.

27

(43)

33

E. Manfaat Infa>q

Ada beberapa manfaat ketika dalam berinfaq, diantaranya:

1. Sarana pembersihnya jiwa, artinya adalah pada hakekatnya merupakan

bukti terhadap dunianya dari upayanya untuk mensucikan diri; mensucikan

diri dari sifat kikir, tamak dan dari kecintaan yang sangat terhadap

dunianya , juga mensucikan hartanya dari hak-hak orang lain.

2. Dicintai oleh Allah SWT, (QS al- Baqarah: 195)

Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.28

3. Tidak akan bersedih hati

Karena Allah akan mentramkan hatinya dengan rahmat dan kasih sayang.

4. Bentuk Kepedulian kepada Sesama atau Sosial

Salah satu esensial dalam Islam yang ditekankan untuk ditegakkan adalah

hidupnya suasana takaful dan tadhomun (rasa sepenanggungan) dan hal

tersebut akan bisa direalisasian dengan infaq. Jika shalat berfungsi Pembina

ke khusu'an terhadap Allah, maka infaq berfungsi sebagai Pembina

kelembutan hati seseorang terhadap sesama.

28

(44)

34

F. Pengertian Urf

Kata urf secara etimologi berarti ‚sesuatu yang dipandang baik dan

diterima oleh akal sehat.‛ Sedangkan secara terminologi seperti dikemukakan

Abdul Karim Zaidan, istilah urf berarti:29

م kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perkataan atau perbuatan.‛

Istilah urf dalam pengertian tersebut sama dengan pengertian istilah al-

‘adah (adat istiadat). Contoh urf berupa perbuatan atau kebiasaan disatu

masyarakat dalam melakukan jual beli kebutuhan ringan sehari- hari seperti

garam, tomat, dan gula, dengan hanya menerima barang dan menyerahkan

harga tanpa mengucapkan ijab dan kabul (qabul). Contoh Urf yang berupa

perkataan, seperti kebiasaan di satu masyarakat untuk tidak menggunakan

kata al- lahm (daging) kepada jenis ikan. Kebiasaan seperti itu, menjadi bahan

pertimbangan waktu akan menetapkan hukum dalam masalah- masalah yang

tidak ada ketegasan hukumnya dalam Al- Qur’an dan Sunnah.30

G.Dasar hukum ‘Urf

‘Urf tergolong salah satu sumber hukum dari Ushul Fiqh yang diambil dari

intisari al- Qur’an. QS Al- A’raf: 199

(45)

ma'ruf (al- Urf), serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.31

Kata al- urf dalam ayat tersebut yang manusia disuruh mengerjakannya

oleh Ulama Ushul Fiqh dipahami sebagai sesuatu yang baik dan telah menjadi

kebiasaan masyarakat. Berdasarkan hal itu maka ayat tersebut dipahami

sebagai perintah untuk mengerjakan sesuatu yang telah dianggap baik,

sehingga telah menjadi tradisi dalam masyarakat. Kata al- Ma’ruf artinya

sesuatu yang diakui baik oleh ahti. Ayat diatas tidak diragukan lagi bahwa

seruan ini baik untuk ummat, dan hal yang menurut kesepakatan mereka

berguna bagi kemaslahatan mereka.32

Menurut hasil penelitian al- Tayyib Khudari al- Sayyid, guru Ushul fiqih di

Universitas Al- Azhar Mesir dalam karyanya Fi al- Ijtihad Ma La Nassa fih

bahwa mazhab yang banyak dikenal dan banyak pula menggunakan ‘Urf

sebagai landasan hukum adalah kalangan Hanfiyah dan kalangan Malikiyyah

dan selanjutnya oleh kalangan Hanabilah dan kalangan Syafi’iyyah. Menurut

nya pada prinsipnya mazhab- mazhab besar Fiqih tersebut sepakat menerima

adat istiadat sebagai landasan pembentukan hukum, meskipun dalam jumlah

rinciannya terdapat perbedaan pendapat di antara mazhab- mazhab tersebut,

31

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya..., 176.

(46)

36

sehingga ’Urf dimasukkan kedalam kelompok dalil- dalil yang

diperselisihkan.33

Pada dasarnya, Syariat Islam telah banyak menampung dan mengakui adat

atau tradisi selama tidak bertentangan dengan Al- Qur’an dan As- Sunnah

Rasul. Kedatangan Islam bukanlah menghapuskan sama sekali tradisi yang

telah menyatu dengan masyarakat. Tetapi secara selektif ada yang diakui dan

ada pula dilestarikan serta ada pula yang dihapuskan. Misal adat kebiasaan

yang diakui, kerja sama dalam berdagang dengan cara berbagi hasil atau

keuntungan (al- Mudharabah). Praktik seperti ini telah berkembang di bangsa

Arab sebelum Islam datang. Berdasarkan kenyataan ini para Ulama

menyimpulkan bahwa adat istiadat yang baik secara sah dapat dijadikan

landasan hukum, bilamana memenuhi beberapa persyaratan.34

H. Macam- macam Urf

1. Jika dilihat dari segi berlakunya, dapat dibagi menjadi dua: 35

a. Al- Urf’- ‘Am (adat kebiasaan umum), yaitu adat kebiasaan mayoritas

dari berbagai negri di satu masa. Contohnya, adat kebiasaan yang berlaku

di beberapa negri dalam memakai ungkapan :‛ engkau telah haram aku

gauli‛ kepada istrinya sebagai ungkapan untuk menjatuhkan talak istrinya

itu, dan kebiasaan menyewa kamar mandi umum dengan sewa tertentu

33

Ibid, 171.

(47)

37

tanpa menentukan secara pasti berapa lamanya mandi dan berapa kadar

air yang digunakan.

b. Al- Urf- Khas (adat kebiasaan khusus), yaitu adat istiadat yang berlaku

pada masyarakat atau negri tertentu. Misalnya kebiasaan masyarakat Irak

dalam menggunakan kata al- dabbah hanya kepada kuda, dan menganggap

cattan jual beli yang berada pada pihak penjual sebagai bukti yang sah

dalam masalah hutang piutang.

2. Jika dilihat dari segi baik buruknya ‘urf ( diterima atau tidaknya), ‘urf

dibagi menjadi dua: 36

a. ‘Urf Shahih yaitu yang baik dan dapat diterima karena tidak bertentangan

dengan nash syara’ seperti mambiasakan wakaf barang atau tanah.

b. ‘ Urf fasid yaitu bertentangan dengan nash syara’ dan ‘urf tidak bisa

diterima. Seperti membiasakan perjanjian yang bersifat riba.

3. Jika ditinjau dari segi jenisnya, dapat dibagi dua:37

a. ‘Urf Qauliy, yaitu kebiasaan yang berupa perkataan, seperti: kalimay

‚Lahmun‛ artinya daging tetapi dalam perkataan ini daging ikan tidak

termasuk walupun sudah dimaklumi bahwa ikan itu ada dagingnya. Lagi

pula tidak ada perkataan mau membeli daging ikan itu.

b. ‘Urf Amaly, yaitu kebiasaan berupa perbuatan, seperti: kebiasaan jual

beli tanpa mengadakan sighat jual beli tapi cukup dengan menyerahkan

uang dan menerima barang, jual belinya sudah dianggap sah.

(48)

38

I. Kedudukan ‘Urf

Para ulama ushul fiqih sepakat bahwa ‘urf yang sah, yaitu ‘urf yang tidak

bertentangan dengan syariat, baik yang menyangkut dengan ‘urf umum dan

‘urf khusus maupun yang berkaitan dengan lafadz dan amal, dapat dijadikan

Hujjah dalam menetapkan hukum syara’. 38

Ulama Malikiyah banyak menetapkan hukum yang berdasarkan kepada

perbuatan penduduk Madinah, dengan ketentuan tidak bertentangan dengan

syara’, sedangkan Imam Syafi’i yang terkenal dengan qaul din dan jadidnya,

itu timbul karena pengalaman Imam Syafi’i ketika di Bagdhad yang berbeda

dengan adat yang ada di Mesir.39

Sebaliknya ‘urf yang fasid tidak bisa diterima karena bertentangan dengan

nash, seperti kebiasaan orang Mekkah jika bertawaf tidak berpakaian, atau

mengawini ibu sendiri/ ibu tiri yang suaminya telah meninggal dunia.

Menurut Jumhur Ulama mereka mengatakan:40

ا

‚ Apa yang terkenal sebagai ‘urf sama dengan yang ditetapkan sebagai syarat, dan sesuatu yang tetap karena urf sama dengan yang tetap karena

nash‛

38Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih II, (Jakarta; Logos Wacana, 1999), 94. 39Ibid, 95.

(49)

39

J. Syarat- syarat Urf yang dijadikan landasan Hukum41

Abdul Karim Zaidan menyebutkan beberapa persayaratan bagi ‘urf yang

bisa dijadikan landasan hukum yaitu:

1) Urf itu harus termasuk urf yang shahih dalam arti tidak bertentangan

dengan ajaran al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Misalnya, kebiasaan

disatu negri bahwa sah mengembalikan harta amanah kepada istri atau

anak dari pihak pemberi atau pemilik amanah. Kebiasaan seperti ini dapat

dijadikan pegangan jika terjadi tuntutan dari pihak pemilik harta itu

sendiri.

2) Urf itu harus bersifat umum, dalam arti minimal telah menjadi kebiasaan

mayoritas penduduk negri itu.

3) Urf harus sudah ada ketika terjadinya suatu peristiwa yang akan

dilandaskan kepada urf itu. Misalnya seseorang yang mewakafkan hasil

kebunnya kepada ulama, sedangkan yang disebut ulama waktu itu

hanyalah orang mempunyai pengetahuan agama tanpa ada persyaratan

punya ijazah, maka kata ulama dalam pernyataan wakaf itu harus

diartikan dengan pengertiannya yang sudah dikenal itu, bukan dengan

pengertian ulama yang menjadi populer kemudian setelah ikrar wakaf

terjadi misalnya harus punya ijazah.

41

(50)

BAB III

KEWAJIBAN INFA<Q BERUPA GABAH DI DESA MENDOGO KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum lokasi penelitian akan membahas beberapa hal

mengenai keberadaan terhadap pelaksanaan tradisi kewajiban infa>q.

1. Sejarah Desa

Sejarah Desa Mendogo tidak terlepas dari telur di atas iga (diatas

pintu), karena pencaharian masyarakat desa Mendogo diatas gubuk (ngranco/

mencari ikan ) dan sejarah dusun Mendogo kidul kebanyakan orang- orangnya

keras/ bedudul dan sejarah dusun Mendogo Lor kerjanya orang- orangnya

malas (molor) dan sejarah dusun Sudimoro orang- orangnya gelem/ sudi

moroan (datangan).1 Desa ini dikenal dengan wilayah yang memiliki profesi

petani karena pekerjaan Desa Mendogo adalah petani yang biasanya

menggarap disawah dan ditambak.

Karena adanya semangat perubahan maka desa ini pada tahun 1940

diubah menjadi Mendogo. Nama Mendogo didasarkan pada banyaknya

masyarakat desa yang berpenghasilan mencari ikan. Adapun kepala desa yang

pernah menjabat hingga sekarang adalah sebagai berikut: Ipan Sumowiharjo

(51)

41

(1947 s/d 1964), H. Idris (1965 s/d 1990), Ahyat Salim, BA (1990 s/d 1998),

Nur Hakim, S.Ag (1999 s/d 2007), M. Muflih, S.Pd (2007 s/d sekarang).2

Secara geografis Desa Mendogo terletak pada posisi 7°21’- 7°31’

Lintang Selatan dan 110°10’- 111°40’ Bujur Timur. Topografi ketinggian

Desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 156 m di atas permukaan

air laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Lamongan tahun 2004, selama

tahun 2004 curah hujan di Desa Mendogo rata- rata mencapai 2.400 mm.

Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04

mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2000- 2008.3

Secara administratif, Desa Mendogo terletak di wilayah Kecamatan

Glagah Kabupaten Lamongan dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa- desa

tetangga. Disebelah utara berbatasan dengan posisi dibatasi oleh wilayah

desa- desa tetangga. Disebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Karang

Binangun Kabupaten Lamongan. Disebelah Barat berbatasan dengan Desa

Menganti kecamatan Glagah. Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Kentong

Kecamatan Glagah, sedangkan disisi Timur berbatasan dengan Desa Sudangan

Kecamatan Glagah.4

Jarak tempuh Desa Mendogo ke Ibu Kota Kecamatan adalah 6 km, yang

dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak tempuh ke

ibu kota kabupaten adalah 16 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar

0,5 jam.

2Ibid.

(52)

42

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah

penduduk Desa Mendogo adalah terdiri dari 315 KK, dengan jumlah total

1630 jiwa. Dengan rincian 820 laki- laki dan 810 perempuan.5\

Dengan demikian semakin banyak nya masyarakat Desa Mendogo, maka

masyarakat yang berpengahasilan rata- rata dari hasil pertanian dan perikanan

masyarkat memiliki inisiatif baik untuk membangun madrasah. Guna

pendidikan dasar bagi anak- anak mereka. Dalam proses pembangunan

madrasah yang dicetus oleh wong songo dalam hal ini ialah6: Mbah Hambali,

Mbah Saruwi, Mbah Sueb, H. Abduh Sotto, H. Nur Salim, Ikhsan, Ikan.

Akhmad, pak Dasir. maka sejak tahun 1965 mulailah berdirinya Madrasah

Ibtidayah Sulamul Ma’aliy dengan tujuan yakni menjadikan anak- anak di

desa tersebut dapat merasakan dunia pendidikan khususnya pada pendidikan

Agama Islam. seiring dengan berjalannya waktu, MI sangat diminati oleh

masyarakat di Desa Mendogo, sehingga hanya sedikit anak yang bersekolah di

SD yang jarak tempuh nya cukup jauh dari Desa Mendogo, dengan adanya MI

Sulamul Ma’aliy anak- anak yang berada di Desa Mendogo dapat terpenuhi

kebutuhan pendidikannya, dengan jumlah siswa yang masih sedikit, dan

dengan fasilitas yang belum cukup memadai maka diperlukannya dana untuk

pembangunan dan operasional yang sangat besar dan gaji guru yang masih

honorer, maka semua perangkat desa dan masyarakat bersepakat untuk

membuat suatu kewajiban dalam hal ini berinfaq yaitu dengan menginfaqkan

gabah mereka kurang lebih 315 KK ( kartu keluarga) yang terdaftar menjadi

5Ibid.

(53)

43

anggota wajib infa>q sebanyak (½ Kwintal atau sebanyak 50 Kg dan jika

diuangkan sama dengan Rp. 200.000,-/ Kartu Keluarga).7

Kemudian ditahun-tahun berikutnya setelah madrasah mulai

berkembang, perangkat desa dan masyarakat mulai mengadakan rembuk desa

kembali guna membahas pembangunan masjid yang akan dijadikan central

Desa dalam beribadah, dikarenakan masjid pada waktu itu sudah ada akan

tetapi perlu direnovasi, dilihat dari dinding bangunan yang mulai rusak, dan

marmer- marmer pada lantai mulai retak, tempat wudhu yang masih belum

terpisah antara wanita dan pria dan juga perlu membiayai kebutuhan ta’mir

masjid yang merawat masjid desa tersebut maka perangkat desa dan

masyarakat Desa Mendogo dengan kesadaran mereka yang semakin tinggi

menetapkan kewajiban berinfaq, dan ini merupakan penarikan yang bersifat

wajib berupa gabah yang dilakukakan setiap kali panen bagi setiap warga

Desa Mendogo tanpa terkecuali. Meskipun ada beberapa orang yang keberatan

dengan infaq tersebut, namun tetap diberi keringan bagi masyarakat yang

bener- bener tidak mampu berinfaq gabah.

Dengan tercantumnya keputusan kepala desa No.

188/056/413.322.18/2000 sebagai alat bukti penarikan infa>q yang berlaku

adalah wajib bagi setiap warga Desa Mendogo. yang di tarik ialah kurang

lebih 315 keluarga (Kartu Keluarga) guna pembangunan dan operasional

madrasah dan masjid, Jumlah infa>q ditentukan oleh perangkat Desa Mendogo

bersama masyarakat dalam rapat rembuk desa yang diadakan dalam setahun

7M, Ahyat, Kepala Ma’arif MI Sulamul Ma’aliy, Wawancara, Lamongan, tanggal 21 Desember

Gambar

 Tabel 3.1 Struktur Organisasi dan tata kerja pemerintah Desa Mendogo

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga pada dasarnya kepercayaan masyarakat Desa Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan mengenai kematian, penyakit, perceraian dan juga kesulitan ekonomi yang

Penelitian menyimpulkan bahwa tradisi larangan kehadiran wali dalam majelis akad nikah dengan pasrah wali di Desa Jugo Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan telah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga Desa Tunggunjagir Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan telah memberikan partisipasi dan dukungannya dalam pembangunan Jalan

Dengan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian lapangan (field research). Lokasi di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Pengumpulan data

Sebagaimana yang dijelaskan oleh ketua ta’mir masjid jami’ Desa Solokuro Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan pada bab III, beliau menganggap bahwa hasil zakat

Ritual sedekah laut adalah salah satu ritual yang dilakukan satu kali dalam setahun oleh masyarakat nelayan di desa labuhan, kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan yang

larangan nikah tersebut sudah berlangsung lama secara turun temurun, yang diakui oleh mayoritas masyarakat Desa Gedangan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan dan

Masyarakat desa Banjarmadu Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan masih melestarikan tradisi turun temurun Khataman A-Qur’an bagi anak laki-laki yang sudah siap di khitan dan sudah