• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi peningkatkan kinerja karyawan di Kementerian Agama Kota Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi peningkatkan kinerja karyawan di Kementerian Agama Kota Surabaya."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh: SUKIRMAN

B74213064

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Sukirman, NIM. B74213064, 2017. Strategi Peningkatkan Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kota Surabaya, Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci: Strategi,Peningkatan Kinerja Pegawai, Kementerian Agama Kota Surabaya.

Fokus masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah strategi dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kementerian Agama Kota Surabaya.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

bagaimanakah strategi dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kementerian

Agama Kota Surabaya. Dalam menjawab permasalahan tersebut menggunakan penelitian metode penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipatif, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik deskripsi. Coding. Kategorisasi dan analisis.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………..………... ... iv

OTENTISITAS SKRIPSI ... v

ABSTRAK………..………..……… ... vi

KATA PENGANTAR………..………..………. ... vii

DAFTAR ISI………..………..……… ... ix

DAFTAR TABEL………..………..……… ... x

DAFTAR GAMBAR…………..………..……… ... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang .……….. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 5

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Manfaat Penelitian ………... 6

E. Definisi Konsep ….………. 6

F. Sistematika Pembahasan ……… 10

BAB II : KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ….……….. 12

B. Kerangka Teoritik …..………. 18

1. Strategi Pengembangan SDM ………... 18

2. Konsep Kinerja ….……… 22

3. Strategi Peningkatan Kinerja Pegawai …..……….. 33

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ……….. 45

B. Lokasi Penelitian ……..………..………. 46

C. Jenis dan Sumber Data …..…..……… 47

D. Tahap-tahap Penelitian …....……… 49

E. Teknik Pengumpulan Data……...………. 52

F. Teknik Validita Data ……...………. 54

G. Teknik Analisis Data……..……….. 56

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ……… 58

B. Penyajian Data ….……… 75

C. Analisis Data ....……… 90

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan………. 100

B. Saran dan Rekomendasi …...……….. 101

C. Keterbatasan Penelitian ……….. 101

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………...……….. 15

Tabel 3.1 Informan ………..……….. 49

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Randall S Schurel And Susan E. Jackson……….. 39

Gambar 2.1 Siagian ……….. 41

Gambar 2.1 Burhanuddin Yusuf .……….. 43

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manajemen sumber daya manusia merupakan fokus yang sangat

penting dalam pengembangan sebuah organisasi untuk mencapai

keunggulan yang kompetitif. Sumber daya manusia mempunyai peranan

yang besar dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia merupakan

strategis dari organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus

dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola

orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang

perilaku manusia dan kemampuan mengelolannya1.

Begitu pentingnya kedudukan sumber daya manusia dalam suatu

usaha sehingga menjadi penentu bagi maju mundurnya organisasi. Karena

betapapun besarnya bangunan ataupun modal yang digunakan serta

matangnya rencana dan strategi, semua tidak akan berarti tanpa

orang-orang yang melaksanakan rencana tersebut.

Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan2. Akan tetapi kemampuan dan pengetahuan yang di

miliki sumber daya manusia pada dasarnya terbatas sehingga diperlukan

1

Edy Sutrisno, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal 16

2

(11)

2

konsep strategi dalam pengelolaan sumber daya manusia. Setiap

perusahaan baik di bidang jasa maupun industri pasti menggunakan

strategi yang berbeda-beda. Strategi bertujuan untuk melaksanakan

program yang diarahkan selalu berdaya guna untuk mencapai tujuan

perusahaan dan tentunnya mengharapkan akan tercapainya produktivitas

yang setinggi-tingginya. Peran strategis sumber daya manusia menekankan

bahwa orang-orang di dalam organisasi adalah sumber daya yang paling

penting dan juga investasi perusahaan yang paling besar. Supaya sumber

daya manusia dapat memainkan peran yang strategis, maka harus terfokus

pada masalah-masalah dan implikasi sumber daya manusia jangka

panjang3.

Proses meningkatkan kinerja karyawan dapat berjalan sesuai

dengan sasaran apabila organisasi mengetahui strategi apa yang perlu

diterapkan. Strategi diartikan sebagi keputusan dan tindakan untuk

mencapai tujuan perusahaan pada setiap level organisasi4. Strategi

meningkatkan kinerja adalah satu cara yang dilakukan oleh lembaga yang

dilakukan guna meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri, agar dapat

berkontribusi terhadap tercapainnya tujuan lembaga. Untuk mencapainya

maka lembaga perlu memberikan arahan kepada karyawan guna dapat

meningkatkan kinerja yaitu salah satu caranya dengan mengadakan

pelatihan dan pengembangan karena itu juga salah satu cara efektif untuk

3

Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia: Human Resource Manajemen, Salemba Empat, Jakarta, hal 16

4

(12)

3

dilakukan guna menghadapi tantangan yang umum dihadapi oleh setiap

lembaga khususnya dalam hal meningkatkan kinerja karyawan, paling

tidak dalam pelaksanaannya didasari beberapa tahapan, antarannya

menentukan kebutuhan yang spesifik, tetapkan tujuan yang spesifik, pilih

metode dan sistem penyampaian, implementasi program dan evaluasi

program5.

Strategis yang sangat berpengaruh yaitu strategi peningkatan

kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan adalah hal terpenting

dalam suatu perusahaan karena karyawan tersebut memberikan tenaga,

bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada perusahaan. Jika kinerja

karyawan dapat dikelola dengan baik maka akan meningkatkan kinerja

karyawan dan berdampak positif terhadap produktivitasnya.

Predikat salah satu kota terbesar di Indonesia. Membuat semakin

ketatnya persaingan dunia kerja di Kota Surabaya sehingga Kementerian

Agama Kota Surabaya meningkatkan kinerja karyawan. Yang menarik

dari Kementerian Agama Kota Surabaya yaitu merupakan organisasi

berbasis pelayanan keagamaan bagi masyarakat agar terwujudnya

masyarakat Surabaya yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri, dan

sejahtera lahir dan batin. Organisasi pelayanan masyarakat tentunnya

menguras banyak tenaga karena pelaksanaa kegiatan yang padat.

Ditambah lamanya jam kerja membuat karyawan harus mengeluarkan

energi tambah untuk menjaga kinerja tetap stabil sepanjang waktu karena

5

(13)

4

harus melayani masyarakat dari berbagai kalangan. Dimana strateginya

harus berbeda-beda antara masyarakat lainya.

Kementerian Agama Kota Surabaya merupakan salah satu

oraganisasi yang sangat memperhatikan perkembangan kinerja

karyawannya baik secara material maupun non material. Karena sebagian

besar karyawan pada Organisasi Kementerian Agama Kota Surabaya

adalah masyarakat Surabaya sendiri, sehingga strategis dalam upaya

peningkatan kinerja karyawanpun menjadi sangat penting dilakukan, hal

tersebut dikarenakan supaya hasil akhir yang diperoleh sesuai dengan yang

diharapkan organisasi serta mampu bersaing dengan organisasi lain tanpa

memandang akan keterbatasan yang dimiliki setiap individu. Berikut

adalah ayat al-Quran yang menjelaskan organisasi untuk meningkatkan

kinerja karyawan agar tercapainya sebuah tujuan:



































Artinya: Dan Setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah mencukupkan balasan perbuatan mereka dan mereka tidak dirugikan. (QS: Al-Ahqaf ayat 19)P5 F

6

P

.

Dari ayat tersebut bahwasanya Allah pasti akan membalas setiap

amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan.

Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan

6

(14)

5

menunjukkan kinerja yang baik pula bagi organisasinya maka ia akan

mendapat hasil yang baik pula dari kerjaannya dan akan memberikan

keuntungan bagi organisasinya. Semua orang muslim dapat mengambil

pelajaran dari ayat di atas bahwa setiap manusia yang bekerja akan

mendapatkan balasan yang sesuai dengan apa yang di kerjakannya. Seperti

Allah SWT akan menaikkan derajat bagi mereka yang bekerja.

Dari persepsi ini akan berkembang menjadi loyalitas yang memacu

kepada karyawan untuk bekerja lebih keras, sehingga akan meningkatkan

kinerja dan penuh semangat serta berusaha tetap mengikuti perkembangan

baru dalam hubungan karyawan. Dan uraian diatas maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian lebih jauh lagi mengenai strategi peningkatkan

kinerja karyawan di Kementerian Agama Kota Surabaya yang dituangkan

dalam bentuk skripsi dengan judul: “Strategi Peningkatkan Kinerja

Pegawai di Kementerian Agama Kota Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah strategi peningkatkan kinerja

pegawai di Kementerian Agama Kota Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi

(15)

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkecimpung dalam organisasi atau perusahaan, antara lain sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritik

a. Memberikan masukan dan menambah wawasan kelimuan bagi

peneliti dan juga bagi para peneliti lain untuk mengembangkan

penelitian sejenis.

b. Sebagai sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan

bagi instutusi maupun akademis serta mahasiswa tentang strategi

peningkatkan kinerja.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pihak-pihak yang

membutuhkan data mengenai strategi peningkatkan kinerja.

b. Penelitian ini juga dapat menambah wawasan pengetahuan bagi

para praktisi manajemen pada umumnya.

c. Penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja

karyawan dan juga dapat dijadikan sebagai rujukan atau bahan

evaluasi dan intropeksi diri dalam melakukan pekerjaan.

E. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan unsur pokok dari sebuah penelitian

yang membutuhkan pemahaman atau arti lebih lanjut. Definisi konseptual

(16)

7

abstrak walaupun secara intuitif masih bisa dipahami maksudnya7. Adapun

tujuannya adalah untuk mempermudah memahami dan menghindari

kesalahpahaman dalam memahami penelitian yang akan dilakukan.

Berikut akan dijelaskan definisi konsep dalam penelitian ini, antara lain:

1. Strategi

Strategi diartikan sebagai keputusan dan tindakan untuk

mencapai tujuan perusahaan pada level organisasi8. Sedangkan

menurut Griffin mendefinisikan startegi sebagai rencana yang

menyeluruh dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dimana tidak

hanya sekedar mencapai sebuah tujuan akan tetapi strategi juga

bertujuan untuk menjaga atau mempertahankan keberlangsungan

organisasi didalam menjalankan aktivitasnnya9.

Strategi yang dimaksud dalam judul ini adalah suatu rencana

yang cermat mengenai suatu kegiatan atau alat yang digunakan oleh

organisasi agar dapat memprioritaskan fungsi sumber daya yang

dimiliki untuk mencapai tujuan jangka panjang yang telah dirumuskan

oleh organisasi.

2. Peningkatkan Kinerja

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peningkatkan adalah

suatu proses, cara atau meningkatkan suatu usaha atau kegiatan yang

7

Azwar (2007) dalam Siti Munadhiroh. 2012. Korelasi Mengikuti Pengajian Majlis Dzikir Al Khidmah Dengan Ukhuwah Islamiyah Jama’ah Di Kec. Weleri, Kab. Kendal. Semarang: Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo

8

AB Susanto, Manajemen Strategik Komprehensif, hal 2

9

(17)

8

dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan guna mencapai hasil

yang maksimal ataupun lebih baik lagi10. Menurut Wibowo dalam

bukunya yang berjudul manajemen kinerja bahwa kinerja memiliki

makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja,

tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja merupakan

hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategi

organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi11.

Jadi yang dimaksud dengan meningkatkan kinerja adalah suatu

proses atau cara untuk meningkatkan kinerja kemampuan kerja,

penampilan kerja atau prestasi kerja seseorang yang dapat dilakukan

dengan berbagai cara atau strategi tertentu yang digunakan oleh

organisasi.

3. Pegawai

Pegawai atau karyawan pada hakikatnya merupakan unsur

manusia bagi suatu organisasi atau lembaga, yang sekaligus juga

menjadi sumber daya bagi lembaga itu. Karena itulah, pegawai disebut

sumber daya manusia. Sumber daya manusia inilah yang menyebabkan

organisasi atau lembaga sama seperti organisasi lainnya, sehingga juga

disebut organisasi hidup. Karena ada manusia sebagai sumber daya

memungkinkan organisasi dapat berfungsi sebagai satu mesin atau

10

Ebta Setiawan, 2010, Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline Versi 1.1.

11

(18)

9

pabrik yang mampu menghasilkan apa-apa yang diinginkan oleh dan

dari organisasi/lembaga tersebut12.

4. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh

pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya

didalam organisasi13. Mangkunegara menyebutkan kinerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan14.

Jadi kesimpulannya bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja

yang mengacu pada kecakapan seseorang dalam menyelesaikan

pekerjaan secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadannya.

5. Pengertian Kementerian Agama Kota Surabaya

Kementerian Agama Kota Surabaya merupakan organisasi

pelayanan dan bimbingan masyarakat di bidang agama. Dan

bertanggungjawab terhadap kerukunan umat beragama. Sebagai satu

lemabaga yang menyandang nama agama nampak jelas pembentukan

12

Soekarno K., 1983, Himpunan Soal-Jawab Kepegawaian Negeri Sipil, MISWAR, Jakarta, hal 56

13

Marikot Tua Efendi Hariandja, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, hal 195

14

(19)

10

serta pembinaan moral, spiritual dan sikap baik merupakan bidang

garapannya.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini disusun guna

mempermudah penelitian dan dapat dipahami secara sistematis, maka

kerangka penyusunannya tersusun sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan, yang meliputi

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, definisi konseptual dan sistematika

pembahasan

Bab II : Kerangka Teoritik

Bab ini menjelaskan tentang tentang kajian teoritik dan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Bab ini

menjelaskan tentang teori dan kepustakaan dari judul

penelitian, langkah yang diambil dalam penyelesaian bab

ini adalah mencocokkan beberapa literatur yang ada, baik

dari buku, skripsi, maupun jurnal yang sesuai dengan judul

penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menjelas kantentang metode penelitian yang

dipergunakan peneliti untuk mencocokkan data atau

(20)

11

peneliti dalam menyusun skripsi dengan persetujuan dosen

pembimbing.

Bab IV : Penyajian dan Analisis Data

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian, dimana hasil

penelitian ini adalah yang terpenting dalam penulisan

skripsi.

Bab V : Penutup

Bab ini menjelaskan tentang penutup yang berisi

(21)

BAB II

KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah

“Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan pada Perusahaan Sogan Batik Rejodani, Sleman, Yogyakarta” oleh Sulia Megarani, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah penulis jabarkan didalam skripsi dengan judul Strategi Peningkatan

Kinerja Karyawan pada Perusahaan Sogan Batik Rejodani, Sleman,

Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi peningkatan

kinerja karyawan pada perusahaan Sogan Batik Rejodani, Sleman

Yogyakarta mampu menghasilkan dampak yang positif, namun untuk

menerapkannya masih jauh dari kesempurnaan karena penerapan strategi

yang digunakan belum dilakukan secara teratur dan terstruktur dengan

baik. Adapun strategi untuk meningkatkan kinerja karyawannya dilakukan

dengan lima tindakan yaitu memberikan dorongan yang positif,

memberikan program bantuan karyawan, menerapkan sistem manajemen

pribadi dan penetapan hukuman.

Persamaan dengan penilitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

strategi peningkatan kinerja karyawan Perbedaannya adalah objek

penelitiannya diatas meneliti di Perusahaan Sogan Batik Rejodani,

(22)

13

Agama Kota Surabaya. Perbedaan lainnya adalah penelitian ini sektor

industri sedangkan penelitian yang akan di lakukan sektor organisasi

pelayanan masyarakat.

Penelitian yang kedua berjudul “Strategi Meningkatkan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan dan Pengembangan di Polikliknik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015-2016”. Oleh Miftachudin, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas

Islam Negeri Sunan Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2016. Berdasarkan

hasil penelitian yang telah penulis jabarkan didalam skripsi dengan judul

Strategi Meningkatkan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan dan

Pengembangan di Polikliknik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015-2016,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi yang sudah dilakukan

dalam meningkatkan kinerja karyawan melalui beberapa metode antara

lain, inclass maupun outclass training. Sehingga dengan meningkatkan kinerja karyawan kedepannya lembaga akan terbantu dalam mewujudkan

visinya yaitu menjadi perusahaan yang unggul dan terkemuka dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu (one stop service) dan komprehensif bagi civitas akademika dan masyarakat umum.

Persamaan dengan penilitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

strategi meningkatkan kinerja karyawan. Perbedaannya adalah objek

penelitiannya diatas meneliti di Polikliknik UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta sedangkan penelitian ini dilakukan di Kementerian Agama

(23)

14

meningkatkan kinerja karyawan melalui pelatihan dan pengembangan

karyawan sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada

peningkatan kinerja karyawan secara luas.

Penelitian yang ketiga berjudul “Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan dan Pengembangan di Perum Bulog Divre Jateng” oleh Irfa Nurina Jati, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang tahun 2007. Berdasarkan hasil penelitian

yang telah penulis jabarkan didalam skripsi dengan judul Strategi

Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan dan Pengembangan di

Perum Bulog Divre Jateng, maka dapat disimpulkan bahwa Strategi Perum

BULOG Divre Jateng untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah

melalui pemberian motivasi kerja kepada karyawan, apabila ada

peningkatan kerja maka karyawan diberi tugas untuk mengikuti diklat dan

apabila setelah mengikuti diklat karyawan ada peningkatan kinerja maka

karyawan akan diberikan promosi. Salah satunya melalui pelatihan dan

pengembangan berupa diklat (pendidikan dan pelatihan) yang meliputi

diklat on the job, diklat off the job.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti

tentang kinerja karyawan. Perbedaannya adalah objek penelitiannya diatas

meneliti di Perum Bulog Divre Jateng sedangkan penelitian ini dilakukan

di Kementerian Agama Kota Surabaya. Perbedaan lainnya adalah

(24)

15

pelatihan dan pengembangan sedangkan penelitian yang akan dilakukan

fokus pada peningkatan kinerja karyawan secara luas.

Maka untuk lebih mudah memahami antara perbedaan dan

persamaan peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Perbedaan Persamaan

1 Sulia Megarani Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan pada Perusahaan Sogan Batik Rejodani, Sleman, Yogyakarta Persamaan dengan penilitian ini adalah sama-sama meneliti tentang strategi peningkatan kinerja karyawan Perbedaannya adalah objek penelitiannya

diatas meneliti di

Perusahaan Sogan

Batik Rejodani,

Sleman, Yogyakarta

sedangkan penelitian

ini dilakukan di

Kementerian Agama

Kota Surabaya.

Perbedaan lainnya

adalah penelitian ini

(25)

16

sedangkan penelitian

yang akan di lakukan

sektor organisasi

pelayanan

masyarakat.

2 Miftachudin

Strategi Meningkatkan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan dan Pengembangan di Polikliknik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015-2016 Persamaan dengan penilitian ini adalah sama-sama meneliti tentang strategi meningkatkan kinerja karyawan Perbedaannya adalah objek penelitiannya

diatas meneliti di

Polikliknik UIN

Sunan Kalijaga

Yogyakarta

sedangkan penelitian

ini dilakukan di

Kementerian Agama

Kota Surabaya.

Perbedaan lainnya

adalah penelitian ini

fokus pada strategi

(26)

17

karyawan melalui

pelatihan dan

pengembangan

karyawan sedangkan

penelitian yang akan

dilakukan fokus pada

peningkatan kinerja

karyawan secara luas.

3

Irfa Nurina

Jati

Strategi

Peningkatan

Kinerja

Karyawan

Melalui

Pelatihan dan

Pengembangan

di Perum Bulog

Divre Jateng

Persamaan dengan

penelitian ini

adalah sama-sama

meneliti tentang

kinerja karyawan

Perbedaannya adalah

objek penelitiannya

diatas meneliti di

Perum Bulog Divre

Jateng sedangkan

penelitian ini

dilakukan di

Kementerian Agama

Kota Surabaya.

Perbedaan lainnya

(27)

18

fokus pada strategi

meningkatkan kinerja

karyawan melalui

pelatihan dan

pengembangan

sedangkan penelitian

yang akan dilakukan

fokus pada

peningkatan kinerja

karyawan secara luas.

B. Kerangka Teori

1. Strategi pengembangan Sumber Daya Manusia a. Pengertian

Startegi berasal dari bahasa Yunani strategia yang berarti kepemimpinan atas pasukan atau seni memimpin pasukan. Kata

strategia bersumber dari kata strategos yang berkembang dari kata

tratos (tentara) dan agein (memimpin)15. Istilah strategi ini dipakai dalam konteks militer sejak zaman Yunani dan Romawi hingga

pada masa industrialisasi. Kemudian strategi mulai berkembang ke

15

(28)

19

berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam bidang

komunikasi, ekonomi, dakwah dan lain sebagainnya.

Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka

panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber

daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Sedangkan Stephanie dan K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristo,

strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para

pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang

organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana

agar tujuan tersebut dapat dicapai16.

Griffin mendefinisikan startegi sebagai rencana yang

menyeluruh dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dimana tidak

hanya sekedar mencapai sebuah tujuan akan tetapi strategi juga

bertujuan untuk menjaga atau mempertahankan keberlangsungan

organisasi didalam menjalankan aktivitasnnya. Sehingga tujuan

dari organisasi secara umum dan khusus akan tercapai17.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan sebuah

cara efektif untuk mengahadapi tantangan-tantangan termasuk

ketertinggalan sumber daya manusia serta keragaman sumber daya

manusia yang ada dalam organisasi, perubahan teknik kegiatan

16

Husein Umar, 2008, Strategi Manajemen In Action (Konsep, Teori dan Teknik Menganalisis Manajemen Staregi), Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 31

17

(29)

20

yang disepakati dan perputaran sumber daya manusia18. Maka dari

itu sumber daya manusia haruslah dikelola dengan tepat untuk

mencapai pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal agar

tujuan organisasi tercapai.

Demikian Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai

makhluk hidup yang paling sempurna, yang terdiri dari berbagai

unsur yang terorganisasi dengan rapi dan interaksi dari berbagai

unsur-unsur yang mencerminkan suatu strategi manajemen yang

sempurna dan canggih. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ash

Shaff ayat 4:



























Artinya: sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang

berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokohP4F

19

P

.

Suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan

terarah, maka hasilnya juga akan baik. Maka dalam suatu orgnisasi

yang baik, proses juga dilakukan secara teratur dan terarah. Jadi

dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi pengembangan

18

Kadarisma, 2013, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 6

19

(30)

21

sumber daya manusia adalah cara atau rencana cermat yang dibuat

perusahaan untuk menghadapi tantangan-tantangan yang berkaitan

dengan sumber daya manusia dengan melakukan suatu perubahan

dan perbaikan hasil kerja sumber daya manusia dengan melakukan

suatu perubahan dan perbaikan hasil kerja sumber daya manusia

agar lebih maksimal dan maupun mencapai tujuan perusahaan

dengan baik.

b. Ruang Lingkup Sumber Daya Manusia

Ditinjau dari masa pelaksanaannya, pelatihan sebagai

bagian dari tugas pengembangan dan dapat dibedakan menjadi

tiga; 1) Pre service training (pelatihan pada tugas) yaitu pelatihan yang diberikan kepada calon karyawan yang akan mulai bekerja, 2)

In service training (pelatihan dalam tugas) yaitu pelatihan yang dilakukan untuk karyawan yang sedang bertugas dengan tujuan

meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan, 3) post service training (pelatihan purna/pasca) yaitu pelatihan yang dilaksanakan organisasi untuk membantu dan mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi pensiun20.

Dalam pengembangan sumber daya manusia ada beberapa

hal yang dapat dijadikan sebagai strategi dalam pengembangan

sumber daya manusia pada perusahaan yaitu antara lain21:

1) Pengembangan sumber daya manusia melalui mutasi

20

Kadarisma, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, hal 31

21

(31)

22

2) Pengembangan sumber daya manusia melalui promosi

3) Pengembangan sumber daya manusia melalui pengawasan

4) Pengembangan sumber daya manusia melalui pemberdayaan

5) Pengembangan sumber daya manusia melalui motivasi kerja

6) Pengembangan sumber daya manusia melalui pembinaan karir

7) Pengembangan sumber daya manusia melalui assessment

center

8) Pengembangan sumber daya manusia melalui gugus kendali

mutu

2. Konsep Kinerja a. Pengertian

Kinerja korporasi merupan penerapan professional dan

spesifik bertujuan secara menyeluruh untuk menumbuhkan suatu

budaya dimana individu dan kelompok bertanggung jawab atas

kelanjutan peningkatan proses bisnis dan peningkatan keterampilan

serta kontribusi mereka sendiri. Peningkatan manajemen kinerja

bukan hanya berpengaruh pada peningkatan hasil korporasi saja,

namun lebih jauh lagi dari itu yaitu mampu menjadi nilai tambah

bagi para karyawan. Seorang karyawan pada saat diterapkannya

(32)

23

menjadi lebih baik, karena karyawan terbiasa bekerja sesuai

dengan tujuan dan elemen manajemen kinerja22.

Menurut Bacal kinerja sebagai proses komunikasi yang

dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan

dengan atasannya23. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan

membangun harapan jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan

yang akan dilakukan. Proses komunikasi merupakan suatu sistem,

memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikutsertakan,

apabila manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah

bagi organisasi, manajer, dan karyawan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Mangkunegara, kinerja

karyawan adalah hasil kerja karyawan dalam menjalankan tugas

sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Kinerja merupakan perilaku hasil nyata yang ditampilkan setiap

orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai

dengan perannya dalam perusahaan24. Sedangkan menurut

Simamora menyatakan bahwa kinerja mengacu kepada kadar

pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan

22

Ismail Nawawi, 2015, Manajemen Kompilasi Teori dan Aplikasi dalam Organisasi Publik dan Bisnis, CV. Dwiputra Pustaka Jaya, Sidoarjo, hal 513

23

Ismail Nawawi, Manajemen Kompilasi Teori dan Aplikasi dalam Organisasi Publik dan Bisnis, hal 514

24

(33)

24

seseorang. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan

memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan25.

Faktor penentu keberhasilan perusahaan adalah kinerja dan

produktivitas karyawan. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang

dilakukan karyawan sehingga mempengaruhi banyaknya kontribusi

yang diberikan kepada perusahaan termasuk pelayanan yang

berkualitas yang disajikan. Kesuksesan dari perusahaan bisa dilihat

dari pekerjaan yang telah dicapai oleh karyawannya, oleh sebab itu

perusahaan menuntut agar para karyawannya mampu menampilkan

kinerja yang optimal karena baik buruknya kinerja yang dicapai

oleh karyawan akan berpengaruh pada keberhasilan perusahaan

secara keseluruhan.

Selain itu setiap karyawan juga harus dapat menumbuhkan

kinerja secara Islam agar kerja yang ditekuni dapat dinilai ibadah

di sisi Allah. Nilai kinerja dalam Islam dapat diketahui dari tujuan

hidup manusia yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat,

kebahagiaan hidup di akhirat adalah kebahagiaan sejati, kekal dan

lebih dari kehidupan di dunia, sementara kehidupan di dunia

dinyatakan sebagai permainan dan ladang untuk mencari

kebahagiaan hidup di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah QS:

Al Qashash: 77

25

(34)

25









































Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagimu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakanP11F

26

P

.

Maka dari itu kinerja yang baik yang dilakukan oleh

seorang karyawan akan menghasilkan pendapatan yang baik dan

dinilai disisi Allah dengan pahala. Oleh karena itu untuk

menghasilkan semuannya maka karyawan diberikan pendidikan

dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya.

Kinerja di dalam suatu organisasi dilakukan oleh segenap

sumber daya manusia dalam organisasi, baik unsur pimpinan

maupun pekerja. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi

sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya. Terdapat

26

(35)

26

faktor yang berasal dari dalam diri sumber daya manusia sendiri

maupun dari luar dirinya.

Setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar pada

pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan

pekerjaannya, motivasi kerja, dan kepuasan kerja. Namun, pekerja

juga mempunyai kepribadian, sikap, dan perilaku yang dapat

mempengaruhi kinerjanya.

Kinerja suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh

sumber daya manusia di dalamnya, tetapi juga oleh sumber daya

lainnya seperti dana, bahan, peralatan, teknologi, dan mekanisme

kerja yang berlangsung dalam organisasi. Terdapat beberapa faktor

yang perlu diperhatikan untuk suatu organisasi mempunyai kinerja

yang baik, yaitu menyangkut pernyataan tentang maksud dan

nilai-nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya manusia,

pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja,

fungsionalisasi, budaya, dan kerja sama.

Kinerja ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dan

untuk melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa dorongan

motif untuk mencapai tujuan, kinerja tidak akan berjalan. Dengan

demikian, tujuan dan motif menjadi indikator utama dari kinerja27.

27

(36)

27

Kepemimpinan seorang pemimpin juga sangat

mempengaruhi pelaksanaan kinerja karyawan. George R. Terry

yang dikutip dari Sutarto mengemukakan “Kepemimpinan adalah

hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,

mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam

hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan”28. Jadi,

peran seorang pemimpin bagi sebuah lembaga ataupun organisasi

sangatlah penting, karena keberadaan pemimpin merupakan salah

satu ujung tombak dari keberhasilan lembaga ataupun organisasi

tersebut.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Proses kinerja organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor

terutama terjadinya integrasi dari faktor-faktor pengetahuan,

sumber daya bukan manusia, posisi strategis, proses sumber daya

manusia yang struktur29. Faktor pengetahuan meliputi

masalah-masalah teknis, administrative, proses kemanusiaan, sistem.

Sumber daya non manusia meliputi pralatan, pabrik, lingkungan

kerja, teknologi, capital dan dana yang digunakan. Posisi startegis

meliputi masalah bisnis atau pasar, kebijakan sosial, sumber daya

manusia dan perubahan lingkungan. Proses kemanusiaan terdiri

dari masalah nilai, sikap, norma, dan interaksi. Sementara itu,

28

Sutarto, 1998, Dasar-Dasar Organisasi, Gajah Mada University Press, Yogjakarta, hal 17

29

(37)

28

struktur mencangkup masalah organisasi, isitem manajemen,

sistem informasi dan fleksibilitas.

Menurut Keith David dalam mangkunegara30, adapun

faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu yakni

kemampuan dan motivasi kerja individu tersebut. Kemampuan

individual tergantung dari tingkat pengetahuan yang dimiliki, latar

belakang pendidikan dan keterampilan yang dikuasai. Sedangkan

motivasi kerja individual tergantung sikap sebagai motivasi dasar

dan lingkungan yang mempengaruhi motivasi tersebut.

1) Faktor Kemampuan

Kemampuan merupakan kecakapan seseorang

(kecerdasan dan keterampilan) dalam memecahkan persoalan.

Gibson berpendapat bahwa, kemampuan adalah sifat bawaan

lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang

menyelesaikan pekerjaannya31. Berdasarkan pengertian ini

maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan seseorang tidak

lain adalah kompetensi atau potensi yang dimiliki oleh

seseorang untuk melakukan dan menyelesaikan suatu masalah.

2) Faktor Motivasi

Motivasi selalu berhubungan dengan bagaimana

caranya mendorong gairah kerja bawahan agar mereka mau

30

Anwar Prabu Mangkunegara, 2007, Evaluasi Kinerja SDM, Cet ke-1, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, hal 13

31

(38)

29

bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan

keterampilan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Pada

dasarnya organisasi bukan saja mengharapkan karyawan yang

mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau

bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja

optimal.

Sedangkan menurut simanjuntak kinerja setiap orang

dipengaruhi oleh banyak factor yang dapat digolongkan pada tiga

kelompok, yaitu32:

1) Kompetensi Individu

Komptensi individu adalah kemampuan dan

keterampilan melakukan kerja. kompetensi setiap orang

dipengaruhi oleh beberapa factor yang dapat dikelompokkan

dalam dua golongan, yaitu:

a. Kemampuan dan keterampilan kerja, kemampuan dan

keterampilan kerja sertiap orang dipengaruhi oleh

kebugaran fisik dan kesehatan jiwa individu yang

bersangkutan, pendidikan, akumulasi pelatihan, dan

pengalaman kerjanya.

b. Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong

semangat kerja. motivasi dan etos kerja dipengaruhi oleh

latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, budaya

32

(39)

30

dan nilai-nilai agama yang dianutnya. Seseorang yang

melihat pekerjaan sebagai beban dan keterpaksaan untuk

memperoleh uang akan mempunyai kinerja yang rendah.

Sebaliknya seseorang yang memandang pekerjaan sebagai

kebutuhan, pengabdian, tantangan dan prestasi akan

menghasilkan kinerja yang tinggi.

2) Dukungan Organisasi

Kinerja setiap orang juga tergantung dari dukungan

organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana

dan prasarana kerja, memilih teknologi, kenyamanan

lingkungan kerja, serta kondisi syarat kerja. Pengorganisasian

dimaksud untuk memberi kejelasan bagi setiap unit kerja dan

setiap orang tentang sasaran yang harus dicapai dan apa yang

harus dilakukan untuk mencapai sasaran.

3) Dukungan Manajemen

Kinerja perusahaan dan kinerja setiap orang sangat

tergantung pada kemampuan manajerial para manajemen atau

pimpinan, baik dengan membangun sisitem kerja dan hubungan

industrial yang aman dan harmonis maupun dengan

mengembangkan kompetensi pekerja, demekian juga dengan

menumbuhkan motivasi dan memobilisasi seluruh karyawan

untuk bekerja secara optimal33.

33

(40)

31

c. Penilaian Kinerja

Kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement). Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut dengan

standar pekerjaan (job standard)34.

Standar kinerja adalah tingkat yang diharapkan suatu

pekerjaan tertentu untuk dapat diselesaikan, dan merupakan

pembanding atas tujuan atau target yang ingin dicapai. Hasil

pekerjaan merupakan hasil yang diperoleh seoarang karyawan

dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan pekerjaan

atau standar kerja. Seorang karyawan dikatakan berhasil

melaksanakan pekerjaannya atau memiliki kinerja baik, apabila

hasil kerja yang diperoleh lebih tinggi dari standar kinerja. Untuk

mengetahui hal itu maka perlu dilakukan penilaian kinerja setiap

karyawan dalam perusahaan.

Penilain kinerja adalah proses yang dilakukan organisasi

untuk mengevaluasi atau menilai keberhasilan karyawan dalam

melaksanakan tugasnya35. Atau pendapat lain mengatakan bahwa

34

Wilson Bangun, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Gelora Aksara, Jakarta, hal 231

35

(41)

32

penilaian kinerja (performance appraisal) adalah sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja tugas individu atau tim36.

Metode atau teknik penilaian kinerja karyawan dapat dapat

digunakan dengan pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada

masa lalu dan masa depan. Dalam praktiknya tidak atupun teknik

yang digunakan berjalan sempurna karena setiap metode ada

kelemahan dan keunggulan masing-masing. Hal terpenting adalah

bagaimana cara meminimalisir masalah-masalah yang mungkin

terdapat pada setiap teknik yang digunakan37.

1. Metode Penilaian Berorientasi Masa lalu, dengan mengevalusai

pretasi kerja dimasa lalu karyawan dapat memperoleh umpan

balik dari upaya-upaya yang telah dilakukan. Umpan balik ini

selanjutnya bisa mengarah kepada perbaikan-perbaikan pretasi.

Teknik-teknik penilaian ini meliputi:

a. Skil peringkat (Rating Scale)

b. Daftar pertayaan (Checklist)

c. Metode dengan pilihan terarah (Forced Choice Methode)

d. Metode pristiwa krisis (Critical Incident Methode)

e. Metode catatan prestasi

36

R. Wayne Mondy, Human Resource Management, PT Gelora Aksara Prtama, Jakarta, hal 257

37

(42)

33

f. Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku

g. Metode peninjauan lapangan (Field Review Methode)

h. Tes observasi prestasi kerja

i. Pendekatan evaluasi prestasi kerja

2. Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan, menggunakan

asumsi bahwa karyawan tidak lagi sebagai obyek penilitian

yang tunduk dan tergantung pada penyelia, tetapi karyawan

dilibatkan dalam proses penilaian. Karyawan mengambil peran

penting bersama-sama dengan penyelia dalam menetapkan

tujuan-tujuan strategis perusahaan. Teknik-teknik penilaian ini

meliputi:

a. Penilaian diri sendiri (Self Appraisal)

b. Manajemen berdsarkan sasaran (Management By Objective)

c. Penilaian secara psikologis

d. Pusat penilaian (Assesment Center)

3. Strategi Peningkatkan Kinerja Karyawan a. Pengertian

Secara umum strategi adalah proses penentuan rencana

pimpinan puncak berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,

(43)

34

dicapai38. Sedangkan menurut Moekijat, peningkatan kinerja

karyawan adalah usaha untuk memperbaiki pelaksanaan kinerja

karyawan yang sekarang maupun yang akan datang sehingga

pelaksanaan tujuan organisasi lebih efesien. Dengan kata lain

peningkatan kinerja karyawan adalah setiap kegiatan yang

dimaksudkan mengubah perilaku yang terdiri dari pengetahuan,

kecakapan dan sikap.

Jadi strategi meningkatkan kinerja karyawan adalah suatu

proses yang dilakukan oleh pemimpin untuk memajukan karyawan

baik dari pengetahuan, dan kemampuan karyawan sehingga dapat

mengubah kemampuan bekerja, berfikir dan

keterampilan-keterampilan lainnya agar dapat meningkatkan kinerja karyawan

itu sendiri, sehingga pelaksanaan tujuan organisasi dapat tercapai

dengan baik.

b. Rencana perbaikan kinerja

Menurut Kirkpatrick dalam bukunya Wibowo yang

berjudul manajemen strategic, rencana perbaikan kerja untuk dapat

memberikan hasil seperti harapan harus memenuhi kriteria sifat

sebagai berikut39:

1) Praktis, pesifikasi rencana harus berhubungan dengan kinerja

yang harus diperbaiki. Memperbaiki kinerja dengan cara

38

Sedarmayanti, 2014, Manajemen Strategi, Refika Aditama, Bandung, hal 2

39

(44)

35

membaca buku teori atau mengikuti kursus psikologi industri

sangat tidak praktis dan memerlukan waktu terlalu lama.

2) Orientasi pada waktu, waktu batas akhir penyelesaian

pekerjaan harus di tentukan secara realistis dan

dipertimbangkan bersama. Tidak ada pekerjaan tanpa batas

waktu.

3) Spesifik, harus jelas menguraikan apa yang akan dikerjakan.

apabila bidang yang diperbaiki adalah kualitas komunikasi

dengan pekerjaan, maka harus secara spesifik referensi yang

harus diperbaiki.

4) Melibatkan komitmen, baik manajer maupun pekerja harus

menjual rencana dan mempunyai komitmen terhadap

implementasinya. Mereka harus sepakat tentang apa yang

harus dilakukan.

Menurut Kirkpatrick, rencana perbaikan dirancang untuk

mengubah perilaku pekerjaan. Untuk melakukan perubahan perilaku,

perlu memenuhi lima persyaratan, yaitu40:

1) Keinginan, terdapat keinginan dari pekerja sendiri untuk

merubah tanpa adanya keinginan dari yang bersangkutan,

perilaku tidak mungkin berubah.

2) Pengetahuan dan Keterampilan, pekerja harus tahu apa

yang harus dilakukan dan bagaimana melakukan. Untuk itu,

40

(45)

36

harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan.

3) Iklim, pekerja harus bekerja dalam iklim yang memberikan

kesempatan berperilaku dengan cara berbeda.

4) Bantuan dan Dukungan, apabila pekerjaan bersedia

memperbaiki diri, mereka memerlukan dorongan dan

bantuan. Orang mungkin takut mencoba sesuatu yang baru

karena takut kegagalan atau pekerja bermaksud mencoba,

tetapi tidak sampai mendapat dorongan atau orang tidak

mempunyai keberanian tanpa dorongan dan bantuan.

5) Penghargaan, orang yang tahu bahwa mereka dihargai

karena melakukan perubahan. Juga apabila rewarad

benar-benar diterima mereka akan termotivasi untuk merubah

dimasa depan.

c. Strategi untuk peningkatkan kinerja

Para manajer lini dapat melakukan banyak hal untuk

meningkatkan kinerja karyawan. Mereka dapat mengambil

tindakan berdasarkan sebab-sebab kekurangan yang teridentifikasi

kecuali kemampuan. Jika tidak adanya kemampuan maka

diperlukan pelatihan. Adapun strategi untuk meningkatkan kinerja

sebagai berikut41:

41

(46)

37

1) Dorongan positif

Sistem dorongan positif dapat dirancang berdasarkan

prinsip-prinsip teori dorongan. Dorongan positif melibatkan

penggunaan penghargaan positif untuk meningkatkan

terjadinya kinerja yang diinginkan.

Dorongan ini berprinsip pada prinsip fundamental yaitu

orang bekerja sesuai dengan cara yang mereka pandang paling

menguntungkan bagi mereka dengan memberikan penghargaan

yang semestinnya. Suatu dorongan yang positif dibangun

dengan empat tahap yaitu lakukan audit kinerja, tetapkan

standar dan tujuan kinerja, berikan umpan balik kepda

karyawan mengenai kinerjannya, beri karyawan pujian atau

imbalan lain yang berkaitan langsung dengan kinerja.

2) Program disiplin positif

Beberapa organisasi memperbaiki kinerja melalui

pengunaan disiplin positif atau disiplin yang tidak menghukum

program ini memberi tanggungjawab perilaku karyawan

ditangan sendiri. Bagaimanapun program ini memberitahu

karyawan bahwa perusahaan peduli dan akan tetap

mempekerjakan karyawan selama karyawan berkomitmen

untuk bekerja dengan baik.

(47)

38

Program bantuan karyawan menolong karyawan

mengatasi masalah-masalah kronis pribadi yang menghambat

kinerja dan kehadiran mereka di tempat kerja. Program bantuan

karyawan yang berhasil mempunyai sifat-sifat berikut:

dukungan manajemen puncak, dukungan karyawan atau serikat

pekerja, kerahasiaan, akses yang mudah, penyelia yang terlatih,

pengurus serikat kerja yang terlatih jika berada dilingkungan

serikat kerja, asuransi, ketersediaan banyak layanan untuk

bantuan dan referensi, kepemimpinan professional yan terampil

dan sistem untuk memantau, menilai dan merevisi.

4) Manajemen pribadi

Manajemen pribadi adalah suatu pendekatan yang

relative masih baru untuk mengatasi ketidaksesuaian kinerja.

Hal ini mengajari orang bahwa mampu untuk menjalankan

kendali terhadap prilaku.

Manajemen pribadi dimulai ketika orang menilai

permasalahnya sendiri dan menetapkan tujuan yang tinggi dan

spesifik dalam kaitannya dengan masalah itu. Bekerja jarak

jauh dan bentuk-bentuk lainnya menunjukkan meningkatkan

produktivitas.

5) Hukuman

Meskipun sebagian besar karyawan ingin menjalankan

(48)

39

organisasi dan rekan kerjannya, masalah absensi, kinerja dan

pelanggaran terhadap peraturan semakin meningkat. Ketika

diskusi informal atau pengarahan gagal menetralisir perilaku

menyimpang ini diperlukan tindakan disiplin formal.

Secara hukuman adalah mengurangi frekuensi perilaku

yang tidak diinginkan. Hukuman bisa berupa konsekuensi

material seperti pemotongan gaji, skorsingdisipliner tanpa gaji,

penurunan jabatan atau akhirnya pemberhentian. Hukuman

yang lebih umum bersifat interpersonal dan mencakup teguran

lisan dan petunjuk-petunjuk nonverbal seperti kerutan di dahi

dan bahasa tubuh yang lebih agresif.

Gambar 2.1

Strategi peningkatan kinerja menurut Randall S Schurel And Susan E. Jackson

Hukuman

Manajemen Pribadi

Program Bantuan Karyawan

Program Disiplin Positif Dorongan Positif

[image:48.595.136.534.206.698.2]
(49)

40

Adapun faktor-faktor peningkatan kinerja menurut

Siagian adalah42:

1) Perbaikan terus menerus

Dalam upaya meningkatkan produktiviast kerja,

salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen

organiasasi harus melakukan perbaiakn secara

terus-menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu

etos kerja yang penting sebagai bagian dari filsafat

manajemen mutakhir.

2) Peningkatan mutu hasil pekerjaan

Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan

secara terus-menerus ialah peningkatan mutu hasil

pekerjaan oleh semua orang dan segala komponen

organisasi.

3) Pemberdayaan SDM

Bahwa SDM merupakan unsur paling strategis

dalam organisasi. Karena itu, memberdayakan SDM

merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang haus

dipegang teguh oleh semua eselon manajemen dalam hirarki

organisasi. Memberdayakan SDM mengandung bebagai

kiat seperti mengakui harkat dan martabat manusia.

42

(50)

[image:50.595.137.521.195.530.2]

41

Gambar 2.2

Strategi peningkatan kinerja menurut Siagian

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa strategi

peningkatan kinerja adalah sebagai berikut43:

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan dan keterampilan sesungguhnya yang

mndasari pencapaian produktivitas kerja. Konsep

pengetahuan lebih pada inteligensi, daya pikir, dan

penguasaan ilmu serta luas atau sempitnya wawasan yang

43

Burhanuddin Yusuf, 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan Syariah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 283-284

PENINGKATAN MUTU HASIL PEKERJAAN

PEMBERDAYAAN SDM

PERBAIKAN TERUS MENERUS

STRATEGI PENINGKATAN

(51)

42

dimiliki seseorang. Pengetahuan merupakan akumulasi hasil

proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal

maupun non formal yang memberikan kontribusi pada

seseorang didalam pemecahan masalah, daya cipta,

termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan,

sehingga seorang karyawan diharapkan mampu melakukan

pekerjaan secara produktif.

2) Keterampilan (Skills)

Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan

teknis opersional mengenai bidang tertentu yang bersifat

kekaryaan. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar

dan berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan

seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan

yang bersifat teknis, seperti keterampilan mengopersikan

computer. Dengan keterampilan yang dimiliki seorang

karyawan diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan

secara produktif.

3) Kemampuan (Abilities)

Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi

yang dimiliki oleh seorang karyawan. Konsep ini jauh lebih

luas karena dapat mencakup sejumlah kompetensi.

(52)

43

kemampuan. Dengan demikian, jika seseorang memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, diharapkan

karyawan akan memiliki kemampuan yang tinngi pula.

4) Sikap (Attitude) dan Perilaku (Behaviors)

Sikap erat berhubungan antar kebiasaan atau sikap

dan perilaku. Sikap merupakan suatu kebiasaan yang

terpolakan. Jika sikap yang terpolakan tersebut memiliki

implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja

seseorang, maka akan menguntungkan, artinya jika sikap

karyawan baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku

kerja juga baik. Dengan demikian, perilaku manusia

ditentukan oleh sikap-sikap yang telah tertanam dalam diri

karyawan sehingga dapat mendukung kerja yang efektif.

Gambar 2.3

Strategi peningkatan kinerja menurut Burhanuddin Yusuf

SIKAP

PENGETAHUAN

KEMAMPUAN

[image:52.595.137.519.202.728.2]
(53)

44

Jadi kesimpulan dasarnya strategi kinerja yang baik

adalah kinerja yang mengikuti tata cara atau prosedur sesuai

standar yang telah ditetapkan. Akan tetapi didalam kinerja

tersebut mesti harus memiliki beberapa kriteria agar

meningkatkan kinerja produktivitasnnya sehingga apa yang

diharapkan perusahaan tersebut biasa berjalan sesuai dengan apa

yang diinginkan. Adapun kriterianya sebagai berikut: dorongan

positif, program disiplin positif, program bantuan karyawan,

manajemen pribadi, hukuman, perbaikan terus menerus,

peningkatan mutu, pemberdayaan sdm, pengetahuan,

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif kualititatif dengan metode studi kasus (case study), yaitu sebuah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persespsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah44. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif ini, peneliti

dapat mendeskripsikan tentang bagaimana strategi peningkatan kinerja

karyawan di Kementerian Agama Kota Surabaya yang merupan obyek

dari penelitian.

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif,

yaitu penelitian yang bersifat memaparkan tentang situasi dan

peristiwa, datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau

bagaimana adanya, dengan memaparkan kerja secara sistematik,

44

(55)

46

terarah dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak kehilangan

sifat ilmiahnya45.

Dengan penelitiam ini mampu memberikan gambaran yang

menyeluruh dan jelas terhadap situasi satu dengan situasi sosial yang

lain atau dari waktu tertentu dengan waktu yang lain, atau dapat

menemukan pola-pola hubungan antara aspek tertentu dengan aspek

yang lain, dan dapat menemukan hipotesis dan teori.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kementerian Agama Kota Surabaya

yang berlokasi di Jl. Masjid Agung Timur No. 4 Surabaya, Jawa

Timur. Pemilihan lokasi ini dikarenakan ketertarikan peneliti terhadap

metode yang digunakan dalam meningkatkan kinerja. Karena hasil

observasi pra study lapangan maupun ketika melakukan praktek kerja

lapangan menemukan bahwa karyawan belum sepenuhnya mampu

menjaga kinerja agar tetap stabil sampai jam pulang. Dan

pertimbangan lainya karena lokasi penelitian mudah dijangkau oleh

peneliti, dengan harapan pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan

lancar.

45

(56)

47

3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Pada penelitian ini, ada dua macam jenis data yang akan

digunakan untuk mendukung penelitian ini. Jenis data tersebut

sebagai berikut:

1. Data Primer

Sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data atau data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya46. Data

tersebut dapat berupa informasi dalam bentuk kata-kata dan

tindakan dari penelitian perorangan, kelompok, dan perusahaan

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan

perpustakaan dan peneliti secara tidak langsung dengan melalui

media perantara47.

b. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan

sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh48. Untuk mempermudah mengidentifikasi menghimpun

data, penulis mengklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

46

Marzuki, 2002, Metodologi Riset, BPFE, Yogyakarta, hal 55

47

Nur Idianto, Bambang Supono, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta, hal 147

48

(57)

48

1. Informan

Informan merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam

penelitian, karena informan tersebut adalah kunci utama

sumber data dalam penelitian ini Di mana peneliti membuat,

mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden yang

sesuai dengan apa yang diteliti. Biasanya pertanyaan itu

dilakukan secara tatap muka, bahkan peneliti akan lebih tahu

mimik dan cara responden menjawab pertanyaan yang peneliti

ajukan.

Adapun untuk memenuhi sumber data, maka peneliti

menggali data kepada beberapa informan dibawah ini:

a. Kepala : Memantau jalannya organisasi, melakukan

perencanaan strategi kebijakan bagi pengembangan dan

menyusun keputusan bagi organisasi.

b. Kepala seksi : Sebagai pihak yang mengontrol jalannya

proses kegiatan dan mempunyai wewenang dalam

memutuskan suatu masalah.

(58)

[image:58.595.142.528.163.554.2]

49

Tabel 3.1

Nama dan Jabatan Informan

No Nama Jabatan

1 Dra Umi Kholisoh, M.Pd Kepala Seksi Pendidikan

Madrasah

2 Drs. H. Nur Hasan, M.HI Kepala Kasubbag TU

3 Muh. Muafaq Wirahadi, M.Pd.I Kepala Seksi Pendidikan Agama

Islam

4 Anwari Musthofa Zaman, SE Analisis Jabatan

JUMLAH INFORMAN 4 Orang

2. Peristiwa atau Aktivitas

Peristiwa atau Aktivitas diperoleh dari hasil

pengamatan dan peran serta peneliti yang berupa situasi,

proses, dan perilaku peneliti yang kemudian hasilnya dibuat

catatan. Dari aktivitas tersebut peneliti dapat mengetahui secara

langsung bagaimana proses itu terjadi.

3. Arsip atau Dokumen

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan aktivitas tertentu. Bisa berupa rekaman,

arsip, data base, surat-surat, gambar, dan benda-benda

peninggalan yang berkaitan dengan studi kasus peneliti

4. Tahap-Tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Tahap pra lapangan

(59)

50

Penelitian dimulai dengan menentukan lapangan atau

obyek yang akan dijadikan tempat penelitian. Dilanjutkan

dengan membuat rumusan masalah yang akan diteliti dari

fenomena yang ada di lapangan. Kemudian mencari informan

yang terkait. Setelah itu segala hal yang diteliti dan

metodeloginya dituangkan dalam proposal penelitian.

b. Memilih lapangan penelitian

Peneliti memutuskan untuk menjadikan objek

penelitian karena fenomena ataupun masalah yang telah

diangkat belum ditemukan solusi untuk dipecahkan. Sehingga

peneliti memutuskan untuk memilih lokasi tersebut sebagai

pilihan.

c. Mengurus Perizinan

Setelah proposal penelitian disetujui, dilanjutkan

dengan mengurus surat izin penelitian untuk melakukan

wawancara dan observasi data-data yang dibutuhkan. Karena

dalam melakukan penelitian, peneliti harus mempunyai surat

perijinan meneliti sehingga dapat memudahkan peneliti

dalam proses penelitian. Maka prosesnya peneliti mengurus

perizinan kepada staf Program Studi Manajemen Dakwah

(MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas

Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya untuk

(60)

51

untuk menggali informasi dan data tentang strategi

peningkatan kinerja karyawan di Kementerian Agama Kota

Surabaya.

d. Menyiapkan Perlengkapan

Sebelum penelitian dilakukan Peneliti harus

mempersiapkan peralatan tetapi juga alat-alat untuk

penelitian yaitu seperangkat alat tulis dan alat perekam

sebagai alat untuk menggali dan mengumpulkan data dari

informan. Selain itu peneliti juga harus menyiapkan book

note, tape recorder, kamera, dll agar hasil yang diperoleh

lebih banyak.

2. Kegiatan Lapangan

Sebelum melakukan wawancara lapangan, penulis

melakukan pendekatan kepada informan dalam penelitian.

Kemudian membuat janji untuk melakukan wawancara sesuai

dengan pedoman wawancara yang sudah dibuat serta melakukan

pengamatan secara langsung seputar data. Kemudian

mengumpulkan data yang diperoleh untuk dikaji dan dianalisa

lebih lanjut. Dalam tahap ini peneliti memegang peranan sangat

penting karena pada penelitian ini peran aktif dan juga kemampuan

(61)

52

3. Menulis Laporan

Tahap dimana peneliti menuangkan hasil dari penelitian

ke dalam suatu laporan. Tahap ini adalah tahap akhir dari

seluruh prosedur penelitian, dan disini peneliti dituntut

kekreativannya dalam menulis.

Tentunya penulisan laporan sesuai dengan prosedur

penelitian, karena penulisan yang baik akan menghasilakn kualitas

yang baik pula terhadap penelitian. Adapun penulisannya mulai

dari tahap pertama yaitu perumusan masalah sampai tahap akhir

yaitu analisa data yang ditunjang dengan keabsahan data yang

ditulis dalam penulisan yang berbentuk skripsi. Dalam penulisan

laporan ini ditunjang sistematika pembahasan.49

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian , karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengambilan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan50.

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan dari proses pengajuan data

yang berkaitan dengan sumber data dan cara untuk meneliti data

49

Tim Fakultas Dakwah, 2015, Pedoman Teknis Penulisan Skripsi, Surabaya (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya) hal 22

50

(62)

53

penelitian, data yang dikumpulkan harus valid untuk digunakan.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan metode sebagai berikut51.

Dalam teknik pengumpulan data penelitian mengguna

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………...………………………………..
Gambar 2.1 Randall S Schurel And Susan E. Jackson………………..
tabel berikut:
  Gambar 2.1 Strategi peningkatan kinerja menurut Randall S Schurel And
+6

Referensi

Dokumen terkait

Seperti penanganan terkait barang bukti (pengibahan dan pemusnahan barang bukti), kategori tindakan pembiaran, dll. Jika UU ini memasukkan kegiatan pembakaran hutan dalam

Masih dalam rangkaian peringatan World Heart Day 2020 dan Hari Ulang Tahun Yayasan Jantung Indonesia, YJI kembali menggelar funbike, VIRTUAL INDONESIA HEART BIKE 2020: tantangan

Sedangkan untuk ketepatan waktu, karyawan tidak sesuai dengan yang diinginkan, karena disebabkan rasa malas dari karyawan sendiri ataupun seberapa sulit pekerjaan yang

Kebijakan pada sub-sistem pengolahan dan industri hilir diarahkan kepada upaya untuk mewujudkan tumbuh dan berkembangnya pengolahan dan industri hilir karet yang menghasilkan

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa aplikasi dari asuransi Commonwealth Life untuk pelanggan Telkomsel Cash adalah bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on asset (ROA), koneksi politik, ukuran perusahaan, kompensasi kerugian fiskal dan kepemilikan institusional