• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Mi Negeri Ambarawa T2 942012081 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Mi Negeri Ambarawa T2 942012081 BAB IV"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1

Setting

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Negeri Ambarawa yang beralamat di Jln. Mgr. Soegiyopranata No. 225 Ambarawa dengan nomor statistik sekolah 111332210001 dan NPSN 20320564. MI Negeri Ambarawa berdiri sejak tanggal 11 Juli 1991 dengan akte pendirian nomor 137 tahun 1992. Proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di MI Negeri Ambarawa dilakukan pagi hari. MI Negeri Ambarawa dibangun di atas tanah seluas 4.349m2 dengan jumlah

guru dan karyawan 24 orang.

Visi MI Negeri Ambarawa adalah terwujudnya Madrasah yang unggul, religius, disiplin, dan peduli lingkungan. Untuk mewujudkan misi tersebut, di dukung dengan adanya visi sekolah yaitu:

a. Mewujudkan kebiasaan positif yang berlandas-kan nilai-nilai Islam;

b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan bermutu dengan pendekatan PAIKEM guna mewujudkan peserta didik yang berkwalitas;

c. Memotivasi dan melaksanakan pembinaan kompetisi bidang akademik dan non akademik; d. Mewujudkan kesadaran berperilaku disiplin

bagi warga madrasah;

(2)

MI Negeri Ambarawa didukung oleh tenaga pen-didik dan kepenpen-didikan yang kompeten di bidangnya. Tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di MI Negeri Ambarawa terdiri dari seorang kepala sekolah, 13 guru kelas, satu guru penjaskes, enam guru mata pelajaran, satu tenaga administrasi, satu orang security dan dua orang penjaga malam.

Sebagai sekolah yang belum lama berdiri, MI Negeri Ambarawa memiliki kondisi sarana dan prasa-rana yang masih bagus. MI Negeri Ambarawa memiliki 11 ruang kelas dengan ukuran 7 x 8 m, ruang kepala madrasah, ruang perpustakaan, ruang guru, 1 kantin, ruang komputer, ruang gudang, halaman upacara, lapangan sepak bola, serta sarana internet.

4.2

Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan (Planning) Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa

(3)

MI Negeri Ambarawa melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan agar menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah. Selain itu juga tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebu-tuhan pendidikan.

Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-hui tentang pelaksanaan manajemen sarana prasara-na pendidikan di MI Negeri Ambarawa dengan kepala sekolah. Berikut ini petikan wawancaranya.

Sekolah kami juga melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Manajemen tersebut kami lakukan agar sarana dan prasarana yang ada di sekolah dapat dikelola dengan baik sehingga memudahkan dalam pemakaiannya. Selain itu, dilakukannya manajemen juga bertujuan untuk mengetahui kondisi dari sarana dan prasarana tersebut apakah masih bisa digunakan atau tidak.

Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pen-didikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut.

(4)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa tujuan dilakukannya manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jas-mani di MI Negeri Ambarawa adalah untuk memudah-kan guru dalam pemeliharaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Dalam manajemen sarana dan prasarana pem-belajaran pendidikan jasmani, manajemen sarana pra-sarana dilakukan dalam empat tahapan yaitu peren-canaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawas-an. Keempat tahapan tersebut merupakan satu ke-satuan yang harus dilakukan secara bersama-sama sehingga akan diperoleh manajemen yang baik. Manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pen-didikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh guru pen-didikan jasmani.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan jasmani untuk mengetahui pelaksanaan manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidik-an jasmpendidik-ani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini petikpendidik-an wawancaranya.

(5)

Peryataan di atas divalidasi oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa tentang pelaksanaan manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani oleh guru pendidikan jasmani.

Sebenarnya semua kegiatan yang ada di sekolah yang bertanggungjawab adalah saya, tetapi dalam pelaksanaannya saya dibantu oleh para bapak dan ibu guru. Seperti manajemen sarana dan prasa-rana pembelajaran pendidikan jasmani, maka yang membantu adalah guru pendidikan jasmani. Dalam manajemen sarana prasarana meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa melaksanakan manajemen sarana dan pra-sarana pembelajaran pendidikan jasmani. Manajemen sarana prasarana pembelajaran tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan peng-awasan.

(6)

Di MI Negeri Ambarawa, perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dila-kukan oleh kepala sekolah dan guru dengan melaku-kan analsis terhadap kebutuhan sarana dan prasara-na pembelajaran. Kegiatan perencaprasara-naan dilakukan untuk mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan oleh sekolah untuk memenuhi sarana prasarana pembelajaran.

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui perencanaan manajemen sarana dan prasarana. Berikut ini petikan wawan-caranya.

Yang perlu untuk direncanakan dalam pengelolaan sarpras Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa antara lain: (a) Mengidentifikasi segala keperluan sarpras yang dibutuhkan dalam proses pembela-jaran Pendidikan Jasmani, (b) Melakukan penghi-tungan, pendataan, dan penilaian kondisi barang secara fisik dengan menggunakan formulir laporan opnam fisik, (c) Melakukan evaluasi untuk menen-tukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan kemungkinan barang – barang yang tidak ditemu-kan, dan (d) Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendi-dikan jasmani.

Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pendi-dikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut.

(7)

pen-dataan, dan penilaian kondisi barang secara fisik dengan menggunakan formulir laporan opnam fisik, (c) Melakukan evaluasi untuk menentukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan kemungkinan barang – barang yang tidak ditemu-kan, dan (d) Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendi-dikan jasmani.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan melalui beberapa tahap antara lain mengidentikasi keperluan sarana dan prasarana, melakukan pendataan, melakukan evaluasi dan mem-buat laporan.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pen-didikan jasmani di sekolah melibatkan kepala sekolah, bendahara dan guru yang bersangkutan. Dalam kegiatan perencanaan manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, keterlibatan kepala sekolah adalah sebagai pemimpin di sekolah, keterli-batan bendahara sebagai orang yang mengelola ke-uangan sekolah, dan guru pendidikan jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran.

(8)

pembelajaran pendidikan jasmani. Berikut ini petikan wawancaranya.

Karena minimnya jumlah tenaga pendidik dan karyawan maka yang kami libatkan dalam peren-canaan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani adalah saya sendiri selaku kepala MIN Ambarawa yang juga sebagai kuasa pengguna ang-garan, bendahara pengeluaran selaku pemegang sekaligus pengelola keuangan, dan 2 (dua) orang guru olahraga selaku yang berkepentingan peng-guna sarpras untuk selanjutnya disebut tim pengelola sarpras pendidikan jasmani.

Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut.

Yang terlibat dalam perencanaan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani adalah ke-pala MIN Ambarawa yang juga sebagai kuasa pengguna anggaran, bendahara pengeluaran sela-ku pemegang sekaligus pengelola keuangan, dan kami selaku guru olahraga yang berkepentingan pengguna sarpras untuk selanjutnya disebut tim pengelola sarpras pendidikan jasmani.

(9)

Kegiatan perencanaan dalam manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani ber-tujuan untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasa-rana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang efisien. Selain itu juga bertujuan untuk mengupa-yakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidik-an secara teliti dpendidik-an tepat, sehingga keberadapendidik-an sarpendidik-ana dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan jasmani untuk mengetahui tujuan dilaku-kannya perencanaan dalam manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Berikut ini petikan wawancaranya.

Tujuan diadakanya perencanaan sarpras pendidik-an jasmpendidik-ani pendidik-antara lain:

a. demi tercapainya tertib administrasi penge-lolaan barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani;

b. untuk penghematan keuangan sekolah/ne-gara;

c. mempermudah penghitungan sarpras pendi-dikan jasmani;

d. mempermudah pengawasan dan penyelamatan sarpras pendidikan jasmani.

(10)

Tujuan kami mengadakan perencanaan sarpras pendidikan jasmani antara lain (a) demi tercapai-nya tertib administrasi pengelolaan barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras pendi-dikan jasmani, (b) untuk penghematan keuangan sekolah/negara, (c) mempermudah penghitungan sarpras pendidikan jasmani, dan (d) mempermu-dah pengawasan dan penyelamatan sarpras pendi-dikan jasmani.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kegiatan perencanaan dalam manaje-men sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan oleh kepala sekolah, bendahara dan guru pendidikan jasmani. Tujuannya adalah: (a) demi tercapainya tertib administrasi pengelolaan barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani; (b) untuk penghematan keuangan sekolah/Negara; (c) mempermudah penghitungan sarpras pendidikan jasmani; dan (d) mempermudah pengawasan dan penyelamatan sarpras pendidikan jasmani.

(11)

dan bendahara sekolah. Dalam rapat nantinya akan ditentukan sarana dan prasarana apa saja yang di-perlukan oleh sekolah.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru olahraga di MI Negeri Ambarawa tentang analisa kebutuhan sarana dan prasarana pembela-jaran pendidikan jasmani.

Dalam tahap perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani kami melaku-kan analisis terlebih dahulu terhadap kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan sekolah. Setelah dianalisis kemudian hasilnya akan diba-has dalam rapat dengan kepala sekolah da ben-dahara untuk mengetahui sarana prasarana apa saja yang perlu dimiliki sekolah.

Pernyataan guru olahraga di atas dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menya-takan sebagai berikut:

Dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambarawa memang diawali dengan melakukan analisa terhadap kebu-tuhan sarana dan prasarana pembelajaran, apa yang perlu dibeli sekolah untuk mendukung proses pembelajaran. Setelah hasil analisis kebu-tuhan diperoleh kemudian akan dibahas dalam rapat dengan bendahara dan guru untuk menge-tahui besarnya dana yang dimiliki sekolah untuk membli sarana dan prsarana tersebut. Sehingga apabila ada sarana dan prasarana yang belum begitu penting dapat di tunda terlebih dahulu.

(12)

dan prasarana pembelajaran dibahas dalam rapat, kemudian dilanjutkan dengan melakukan perencana-an dperencana-an pengadaperencana-an sarperencana-ana dperencana-an prasarperencana-ana pembelajar-an. Perencanaan dan pengadaan sarana prasarana pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah MI Negeri Ambarawa dapat diketahui bahwa perencanaan dan pengadaan sarana dan prasa-rana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan berdasarkan pada keutamaan. Sarana dan prasarana yang akan dibeli harus disesuaikan dengan kebutuhan yang paling utama. Berikut ini petikan wawancara peneliti dengan kepala sekolah MI Negeri Ambarawa.

Setelah dilakukan analisa terhadap kebutuhan sarana prasarana pembelajaran, kemudian akan dibuat perencanaan terhadap pengadaan sarana prasarana tersebut. Proses pengadaan sarana pra-sarana pembelaran berdasarkan pada kebutuhan sekolah. Sekolah membuat rangking untuk kebu-tuhan sarana prasarana tersebut. Artinya penga-daan sarana prasarana pembelajaran berdasarkan pada keutaman sarana tersebut.

Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru olah-raga MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut.

(13)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kegiatan perencanaan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan bendahara sekolah. Kegiatan peren-canaan dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis kebutuhan sarana dan prasarana serta perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana. Analisis dilaku-kan untuk mengetahui kebutuhan sarana prasarana pembelajaran serta sebagai dasar pembuatan peren-canaan dan pengadaan sarana dan prasarana pem-belajaran yang akan dimiliki sekolah.

4.2.2 Pengorgaisasian (Organizationing) Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa

Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organi-sasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pen-capaian tujuan organisasi.

(14)

dengan melakukan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Kegiatan tersebut dilakukan setelah kegiatan perencanaan selesai dila-kukan.

Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-hui bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pem-belajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancara dengan kepala sekolah.

Proses pengadaan sarpras pendidikan jasmani pada MIN Ambarawa dilakukan setelah tim pengelola sarpras melakukan opname barang dan diketahui barang yang masih baik dan yang sudah rusak / tidak bisa dipakai lagi tinggal menentukan kekuranganya untuk selanjutnya diusulkan peng-adaanya kepada Kuasa pengguna anggaran (KPA) setelah usulan tersebut disetujui oleh KPA, benda-hara pengeluaran dan tim pengadaan barang membelanjakan barang yang dibutuhkan.

Pernyatan di atas dibenarkan oleh guru pendi-dikan jasmani di MI Negeri Ambarawa yang menya-takan sebagai berikut:

(15)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa melakukan pengadaan sarana dan prasa-rana pembelajaran pendidikan jasmani. Proses penga-daan sarpras pendidikan jasmani pada MIN Ambarawa dilakukan setelah tim pengelola sarpras melakukan opname barang dan diketahui barang yang masih baik dan yang sudah rusak/tidak bisa dipakai lagi. Selan-jutnya diusulkan pengadaanya kepada Kuasa peng-guna anggaran (KPA) setelah usulan tersebut disetujui oleh KPA, bendahara pengeluaran dan tim pengadaan barang membelanjakan barang yang dibutuhkan.

Dalam setiap kegiatan manajemen sarana prasa-rana pembelajaran, melibatkan kepala sekolah, benda-hara sekolah, guru serta tim pengadaan barang. Kegi-atan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa melibat-kan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah yang mengatur kegiatan yang ada di sekolah, bendahara sebagai pemegang keuangan sekolah, guru pendidikan jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran serta tim pengadaan barang yang nantinya bertugas untuk membeli barang yang telah di setujui oleh kepala sekolah.

(16)

Yang terlibat dalam kegiatan pengadaan sarpras pendidikan jasmani antara lain:

a. guru pendidikan jasmani yang dalam hal ini sebagai tim pengelola sarpras mengajukan usulan pengadaan barang;

b. Kuasa Pengguna Anggaran yang memberikan persetujuan;

c. Bendahara Pengeluaran yang mengeluarkan anggaran;

d. Tim pengadaan barang.

Pernyataan kepala sekolah di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut:

Yang terlibat dalam kegiatan pengadaan sarpras pendidikan jasmani antara lain: a) guru pendi-dikan jasmani yang dalam hal ini sebagai tim pengelola sarpras mengajukan usulan pengadaan barang; b) Kuasa Pengguna Anggaran yang mem-berikan persetujuan, c) Bendahara Pengeluaran yang mengeluarkan anggaran, dan d) Tim penga-daan barang.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kepala sekolah dan bendahara di MI Negeri Ambarawa ikut terlibat dalam pengadaan sara-na dan prasarasara-na pembelajaran pendidikan jasmani.

(17)

saana prasarana pendidikan jasmani yang telah dimi-liki sekolah di kelola oleh guru pendidikan jasmani. Sehingga untuk kegiatan pendistribusian sarana dan prasarana pendidikan yang akan digunakan harus dengan seijin dari guru pendidikan jasmani.

Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-hui cara pendistribusian sarana dan prasarana pem-belajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini petikan wawancara peneliti dengan guru pendidikan jasmani.

Pendistribusianya yaitu setiap ada barang yang dipakai harus seijin pengelola sarpras yang dalam hal ini adalah kami selaku guru pendidikan jasmani.

Pernyataan guru pendidikan jasmani di atas dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut.

Pendistribusianya masih sangat sederhana karena keterbatasan kami baik dari jumlah personilnya dan pengetahuan kami yang masih minim yaitu setiap ada barang yang dipakai harus seijin pengelola sarpras yang dalam hal ini adalah guru pendidikan jasmani.

(18)

Pendistribusian sarana dan prasarana pembela-jaran pendidikan jasmani dilakukan guru pendidikan jasmani yang sekaligus bertugas sebagai pengelola sarana dan prasarana pembelajaran. Hal itu dikare-nakan guru pendidikan jasmani yang lebih mengeta-hui bagaimana cara merawatnya serta bagaimana cara mengelolanya.

Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-hui tentang siapa saja yang bertugas dalam mengelola sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jas-mani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancara dengan kepala sekolah.

Yang bertugas mendistribusikan sarpras pendidik-an jasmpendidik-ani adalah pengelola sarpras yaitu guru pendidikan jasmani.

Pernyataan di atas dibenarkan dengan hasil wawancara guru pendidikan jasmani yang menyata-kan sebagai berikut.

Yang bertugas mendistribusikan sarpras pendidik-an jasmpendidik-ani adalah pengelola sarpras yaitu guru pendidikan jasmani.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa yang bertugas dalam mengelola sara-na dan prasarasara-na pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa adalah guru pendidikan jasmani.

(19)

memu-dahkan bagi orang (siswa dan guru) yang akan meng-gunakannya serta memudahkan bagi pengelola untuk mengecek jumlah dan kondisi sarana prasarana. Di MI Negeri Ambarawa, sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah ditata dengan cara yaitu secara fisik dan secara administrasi yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani. Pena-taan sarana dan prasarana tersebut dilakukan oleh guru pendidikan jasmani.

Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-hui tentang penataan sarana dan prasarana pembela-jaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan kepala sekolah.

Penataan yang kami lakukan antara lain (1) secara fisik, barang disimpan pada ruangan/gudang tempat penyimpanan sarpras dan hanya dikeluar-kan saat diperludikeluar-kan, dan (2) secara administrasi, sarpras didata menggunakan buku inventaris barang dan buku mutasi barang. Yang

bertang-gungjawab…? Yang bertanggung jawab adalah tim

pengelola sarpras yaitu guru pendidikan Jasmani dan saya sendiri selaku Kuasa Pengguna Anggar-an/Pimpinan satuan kerja (satker).

Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pen-didikan jasmani tentang penataan sarana dan prasa-rana pembelajaran pendidikan jasmani.

(20)

Yang bertanggung jawab adalah tim pengelola sarpras yaitu guru pendidikan Jasmani dan saya sendiri selaku Kuasa Pengguna Anggaran/ Pim-pinan satuan kerja (satker).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pengorganisasian sarana dan prasa-rana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan oleh kepala sekolah, bendaharan sekolah, guru dan tim pengadaan barang. Tahap pengorganisasian sarana prasarana pembelajaran sekolah meliputi pendistri-busian sarana dan prasarana serta penataan sarana dan prasarana. Pendistribusian sarana prasarana pembelajaran dilakukan oleh guru olahraga. Penataan sarana prasarana dilakukan secara fisk dan secara administrasi.

4.2.3 Pergerakan (Actuating) Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MI Negeri Ambarawa

Pergerakan sarana prasarana penjas di MI Negeri Ambarawa meliputi: (1) pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien; (2) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, (3) in-ventarisasi sarana dan prasarana sekolah, (4) pengha-pusan sarana dan prasarana sekolah.

(21)

Yang memanfaatkan sarana prasarana olahraga adalah para siswa, guru pendidikan jasmani dan para guru lainya yang membutuhkan. Dimanfa-atkan sesuai dengan keperluan masing-masing.

Pernyataan di atas dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan seba-gai berikut.

Yang memanfaatkan sarana prasarana olahraga adalah para siswa, guru pendidikan jasmani dan para guru lainya yang membutuhkan. Dimanfaat-kan sesuai dengan keperluan masing-masing.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambrawa dimanfaatkan oleh guru pendi-dikan jasmani, guru dan juga guru mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di MIN Ambarawa, siswa memanfaatkan alat olahraga sesuai dengan keperluannya. Misalkan pada lapangan sepak bola dimanfaatkan khusus untuk sepakbola, lompat jauh dilakukan pada bak lompat jauh yang sudah disiapkan oleh sekolah.

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui bagaimana cara memanfa-atkan sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini petikan wawancaranya.

(22)

meman-faatkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan maka semuanya akan awet dan tidak rusak.

Pernyataan kepala sekolah di atas dibenarkan oleh guru olahraga yang menyatakan sebagai berikut.

Guru pendidikan jasmani dan siswa berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan sarpras yang ada, karena dengan memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan maka semuanya akan awet dan tidak rusak.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru pendidikan jasmani dan para siswa di MI Negeri Ambarawa berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan sarana dan prasarana pem-belajaran yang ada, karena dengan memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan maka kondisi sarana prasarana tersebut akanterjaga dan tidak cepat rusak.

(23)

menegaskan tentang pemeliharaan sarana prasarana olahraga bukanlah menjadi tanggung jawab guru olahraga tetapi kita sebagai warga sekolah. Jadi pada saat memanfaatkan alat olahraga harus sesuai dengan penggunaannya dan jika sudah selesai maka diletak-kan pada tempatnya. Pemeliharaan alat olahraga dilakukan dengan pembersihan dari debu dan sampah yang merusak alat olahraga tersebut.

Sejauh ini usaha yang dilakukan oleh sekolah belum maksimal seperti penyimpanan sarana olahraga yang ditempatkan pada sebuah lemari di gudang, sedangkan prasarana seperti bak pasir untuk lompat jauh, serta pemeliharaan lapangan sepakbola dengan pengecatan garis line dan tiang lapangan.

Tahap selanjutnya adalah inventarisasi sarana prasarana olahraga. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya.

Yang melakukan inventarisasi adalah tim penge-lola sarpras yaitu guru Pendidikan jasmani di sekolah kami.

Pernyataan dari kepala sekolah di benarkan oleh guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa.

(24)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh guru pendidikan jasmani.

Adapun proses inventarisasi sarpras penjas dilakukan dengan pembuatan formulir opnam fisik. Disampaikan oleh guru pendidikan jasmani bahwa:

Proses inventarisasi yang kita lakukan antara lain Melakukan penghitungan, pendataan, dan penilai-an kondisi barpenilai-ang secara fisik dengpenilai-an mengguna-kan formulir laporan opnam fisik; Melakumengguna-kan evaluasi untuk menentukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan kemungkinan barang-barang yang tidak ditemukan ;Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani.

Penjelasan di atas dibenarkan oleh bapak kepala sekolah bahwa:

Pendataan inventarisasi dilakukan dengan buku inventaris yang dijadikan satu dengan inventari-sasi sekolah, dibuat dengan kolom dan kode ter-sendiri. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam buku induk barang inventars, buku golongan inventaris, buku catatan barang non inventaris, daftar laporan tri wulan, mutasi baran inventaris, dan daftar rekap barang inventaris.

(25)

dan sarpras lain oleh guru lain dan dilakukan laporan secara keseluruhan pada buku inventaris bersama.

Hasil observasi dan wawancara tentang inven-tarisasi sarpras khususnya penjas di MIN Ambarawa bahwa yang melakukan inventarisasi adalah tim guru olahraga dan kepala sekolah melakukan dan bertang-gung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan pengisian formulir yang ada. Selama ini proses invent-tarisasi berjalan dengan baik hal ini dilakukan agar terciptanya tertib administrasi khususnya pada sarpras olahraga.

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui siapa yang bertugas dalam meninjau kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya.

Saya melakukan peninjauan terhadap inventari-sasi seluruh sarpras disekolah kami, hal ini sangat membantu dalam menghemat keuangan sekolah kami baik dalam pengadaan maupun pemelihara-an serta penghapuspemelihara-an sarpras sekolah kami. Selain itu sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan sekolah kami. Tegas kepala sekolah.

Penjelasan kepla sekolah di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan se-bagai berikut.

(26)

Penjelasan kepala sekolah di atas menjelaskan bahwa pada kegiatan inventarisasi kepala sekolah ikut berperan aktif, hal itu dilakukan untuk meminimalisir adanya pengeluaran keuangan sekolah. Di samping itu juga dilakukan untuk menghitung seberapa besar kekayaan sekolah yang dimiliki sebagai laporan kepa-da pimpinan yaitu Dinas Agama. Tahap selanjutnya adalah penghapusan sarana prasana, pada kegiatan ini bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana prasarana tersebut dianggap tidak berfungsi.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan jasmani untuk mengetahui tujuan kegiat-an penghapuskegiat-an sarkegiat-ana dkegiat-an prasarkegiat-ana pembelajarkegiat-an di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya.

Tujuan dilakukannya penghapusan sarana dan prasarana pendidikan jasmani adalah Secara teknis penghapusan barang dilakukan dengan pertimbangan bahwa:

1. Barang tersebut tidak dipakai karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki;

2. Barang tidak dapat dipergunakan lagi akibat modernisasi;

3. Barang – barang tersebut sudah mengalami perubahan karena terkikis, rusak dan lain – lain;

4. Barang – barang tersebut diatas tidak lagi berfungsi dan hanya akan memenuhi gudang sehingga lebih baik dilakukan penghapusan.

(27)

memang diperlukan selain untuk meringankan tugas pelaksana inventaris, juga mencegah sekurang-ku-rangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pe-meliharaan sarpras yang kondisinya semakin buruk dan tidak dapat digunakan lagi. Berikut ini adalah petikan wawancara dengan kepala sekolah tentang pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran.

Sekolah kami MI Negeri Ambarawa juga melaksa-nakan penghapusan sarana prasarana. Kegiatan penghapusan di sekolah kami dilaksanakan dengan pertimbangan: (1) Barang tersebut tidak dipakai karena rusak dan tidak ekonomis bila di-perbaiki, (2) Barang tidak dapat dipergunakan lagi akibat modernisasi, (3) Barang-barang tersebut sudah mengalami perubahan karena terkikis, rusak dan lain-lain, dan (4) Barang-barang terse-but diatas tidak lagi berfungsi dan hanya akan memenuhi gudang sehingga lebih baik dilakukan penghapusan.

Pelaksanaan penghapusan sarana dan prasara-na pembembelajaran pendidikan jasmani yang dilaku-kan guru olahraga di MI Negeri Ambarawa. Guru olahraga melakukan penghapusan sarana dan prasa-rana sesuai dengan prosedur penghapusan barang miliki Negara.

Berikut ini petikan wawancara peneliti dengan kepala sekolah MI Negeri Ambarawa tentang proses pengahpusa sarana dan prasarana pembelajaran.

(28)

peng-hapusan tersebut dilakukan sesuai dengan prose-dur penghapusan barang milik Negara.

Penjelasan kepala sekolah di atas dibenarkan oleh guru olahraga MI Negeri Ambarawa.

Pada awalnya kami memang mengalami kesulitan untuk melakukan penghapusan sarana dan pra-sarana pembelajaran. Namun karena banyaknya sarana dan prasarana yang tidak terpakai dan terbengkalai membuat saya berpikir untuk meaku-kan penghapusan barang. Dan saya melakumeaku-kan penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan prosedur penghapusan barang milik Negara.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat diketahui bahwa pergerakan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa meliputi pemanfaatan, pemelihara-an, inventarisasi dan penghapusan barang. Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh guru olahraga. Untuk kegiatan penghapusan barang dilakukan sesuai dengan prosedur penghapusan barang miliki Negara.

4.2.4 Pengendalian (Controlling) Sarana dan Prasa-rana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa

(29)

wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui pemantauan kinerja penggunaan dan pengendalian sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wa-wancaranya.

Pemantauan yang yang kami lakukan selama ini hanya sebatas jumlah barang dan kondisi barang untuk kami data pada buku inventaris barang dan buku mutasi barang dan sarpras tersebut akan kami pakai semaksimal dan seefektif mungkin guna menunjang pembelajaran pendidikan jas-mani.

Penjelasan kepala sekolah di atas di benarkan oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut:

Pemantauan yang di lakukan sekolah selama ini hanya sebatas jumlah barang dan kondisi barang untuk di data pada buku inventaris barang dan buku mutasi barang dan sarpras tersebut akan dipakai semaksimal dan seefektif mungkin guna menunjang pembelajaran pendidikan jasmani.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemantauan sarana prsarana pem-belajaran di MI Negeri Ambarawa selama ini hanya sebatas jumlah barang dan kondisi barang untuk di data pada buku inventaris barang dan buku mutasi barang dan sarpras tersebut akan dipakai semaksimal dan seefektif mungkin guna menunjang pembelajaran pendidikan jasmani

(30)

melakukan supervisi. Pengendalian ini dilakukan se-cara bersama agar kerjasama itu dapat berhasil sesuai dg rencana, perintah, petunjuk serta ketentuan-keten-tuan lain yang telah ditetapkan dengan mengawasi, memerikasa dan mencocokan segala sesuatu, apakah sudah berjalan dengan baik dalam usaha pencapaian tujuan bersama.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan jasmani untuk mengetahui siapa yang melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pem-belajaran di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya.

Yang melakukan pemeliharaan sarana dan prasa-rana pendidikan jasmani Sarpras pendidikan jasmani tersebut milik kita semua dan kita juga yang memakainya oleh karenanya kita juga yang harus memeliharanya dibawah koordinasi kami guru pendidikan jasmani selaku pengelolanya.

Penjelasan di atas dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan bahwa:

Di sekolah kami yang melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani Sarpras pendidikan jasmani tersebut milik kita semua dan kita juga yang memakainya oleh karenanya kita juga yang harus memeliharanya di bawah koor-dinasi kami guru pendidikan jasmani selaku pengelolanya.

(31)

Sedangkan penilaian terhadap kinerja pengguna dan pemeliharaan sarana prasarana dilakukan pada akhir tahun sekali sekalian melakan opname fisik sarpras.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mana-jemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani di MIN Ambarawa termasuk pada kategori baik. Temuan ini dapat dijadikan sumber informasi untuk menge-tahui kekurangan atau kelemahan-kelemahan dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani dan dapat diambil langkah yang tepat untuk mena-ngani permasalahan-permasalahan yang ada.

Dengan demikian diharapkan proses dan keber-adaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran pendidikan jasmani benar-benar dapat dioptimal-kan sehingga dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal juga. Terkait dengan hal tersebut, perlu kiranya me-ningkatkan sumber daya Kepala Sekolah dan guru pendidikan jasmani sehingga mampu bekerjasama dengan seluru komponen sekolah dalam melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani

4.3

Pembahasan

4.3.1 Perencanaan (Planning) Sarana dan Pasarana Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa

(32)

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetap-kan. Manajemen sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, karena manaje-men sarana dan prasarana yang baik akan sangat mendukung untuk suksesnya proses belajar mengajar di sekolah.

Manajemen atau administrasi menurut Sagala (2007: 43) adalah rangkaian kegiatan bersama seke-lompok manusia secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau misi organisasiagar dapat terlaksana sebagaimana direncanakan, diorganisasi-kan, digerakdiorganisasi-kan, dikendalidiorganisasi-kan, dan diawasi sehingga tercapailah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

MI Negeri Ambarawa melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan agar menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah. Selain itu juga tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebu-tuhan pendidikan.

(33)

dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh guru pendidikan jasmani.

Perencanaan perlengkapan pendidikan merupa-kan suatu proses memikirmerupa-kan dan menetapmerupa-kan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang ber-bentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan pengadaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan. Perenca-naan sarana dan prasarana pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan guru.

Di MI Negeri Ambarawa, perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dila-kukan oleh kepala sekolah dan guru dengan melaku-kan analisis terhadap kebutuhan sarana dan prasa-rana pembelajaran. Kegiatan perencanaan dilakukan untuk mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan oleh sekolah untuk memenuhi sarana prasarana pembelajaran.

(34)

kecende-rungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Dalam tahap perenca-naan meliputi: (1) analisis kebutuhan sarana dan prasrana sekolah, (2) perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah.

Hal-hal yang perlu untuk direncanakan dalam pengelolaan sarpras Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa antara lain: (a) Mengidentifikasi segala keperluan sarpras yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, (b) Melakukan penghitungan, pendataan, dan penilaian kondisi barang secara fisik dengan menggunakan formulir laporan opnam fisik, (c) Melakukan evaluasi untuk menentukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan kemungkinan barang –barang yang tidak ditemu-kan, dan (d) Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani.

(35)

Karena minimnya jumlah tenaga pendidik dan karyawan di MI Negeri Ambarawa maka yang dilibat-kan dalam perencanaan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani adalah kepala MIN Ambarawa yang juga sebagai kuasa pengguna anggaran, benda-hara selaku pemegang sekaligus pengelola keuangan, dan dua orang guru olahraga selaku yang berkepen-tingan pengguna sarpras untuk selanjutnya disebut tim pengelola sarpras pendidikan jasmani.

Kegiatan perencanaan dalalm manajemen sara-na dan prasarasara-na pembelajaran pendidikan jasmani bertujuan untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehing-ga sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasa-rana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang efisien. Selain itu juga bertujuan untuk mengupaya-kan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidimengupaya-kan secara teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.

(36)

jasmani

Perencanaan manajemen sarana prasarana di MI Negeri Ambarawa dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah serta perencanaan dan pengadaan sarana dan prasa-rana sekolah. Pada tahap analisis kebutuhan saprasa-rana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, guru olahraga melakukan analisa terhadap kebutuhan sara-na dan prasarasara-na pendidikan jasmani yang diperlukan sekolah. Kemudian hasil analisa tersebut akan di- sampaikan dalam rapat dengan kepala sekolah dan bendahara sekolah. Dalam rapat nantinya akan diten-tukan sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan leh sekolah.

Dalam tahap perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani kami melakukan analisis terlebih dahulu terhadap kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan sekolah. Setelah dia-nalisis kemudian hasilnya akan dibahas dalam rapat dengan kepala sekolah da bedahara untuk mengetahui sarana prasarana apa saja yang perlu dimiliki sekolah.

(37)

pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya.

Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasa-rana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan berdasarkan pada keutamaan. Sarana dan prasarana yang akan dibeli harus disesu-aikan dengan kebutuhan yang paling utama.

Kegiatan perencanaan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan bendahara sekolah. Kegiatan perencanaan dila-kukan dalam dua tahap yaitu analisis kebutuhan sarana dan prasarana serta perencanaan dan penga-daan sarana dan prasarana. Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sarana prasarana pembelajar-an serta sebagai dasar pembuatpembelajar-an perencpembelajar-anapembelajar-an dpembelajar-an pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang akan dimiliki sekolah.

4.3.2 Pengorganisasian (Organizationing) Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa

(38)

organi-sasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pen-capaian tujuan organisasi.

Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang efektif antar personalia, sehingga mere-ka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh keputusan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu (Mulyono, 2008: 27). Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organi-sasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pen-capaian tujuan organisasi. Dalam tahap pengorgani-sasian meliputi: (1) pendistribusian sarana dan prasa-rana sekolah, (2) penataan saprasa-rana dan prasaprasa-rana sekolah.

(39)

Proses pengadaan sarpras pendidikan jasmani pada MIN Ambarawa dilakukan setelah tim pengelola sarpras melakukan opname barang dan diketahui barang yang masih baik dan yang sudah rusak/tidak bisa dipakai lagi tinggal menentukan kekurangannya. Untuk selanjutnya diusulkan pengadaanya kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) setelah usulan terse-but disetujui oleh KPA, bendahara pengeluaran dan tim pengadaan barang membelanjakan barang yang dibutuhkan.

Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelum-nya. Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana prasarana dapat berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, dan harga serta sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang telah dilaku-kan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan (Bafadal, 204: 60).

(40)

melibat-kan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah yang mengatur kegiatan yang ada di sekolah, bendahara sebagai pemegang keuangan sekolah, guru pendidikan jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran serta tim pengadaan barang yang nantinya bertugas untuk membeli barang yang telah di setujui oleh kepala sekolah.

Yang terlibat dalam kegiatan pengadaan sarpras pendidikan jasmani antara lain: (1) guru pendidikan jasmani yang dalam hal ini sebagai tim pengelola sarpras mengajukan usulan pengadaan barang; (2) Kuasa Pengguna Anggaran yang memberikan perse-tujuan, (3) Bendahara Pengeluaran yang mengeluar-kan anggaran, dan (4) Tim pengadaan barang

(41)

Pendistribusian sarana dan prasarana pembela-jaran pendidikan jasmani dilakukan guru pendidikan jasmani yang sekaligus bertugas sebagai pengelola sarana dan prasarana pembelajaran. Hal itu dikarena-kan guru pendididikarena-kan jasmani yang lebih mengetahui bagaimana cara merawatnya serta bagaimana cara mengelolanya. Yang bertugas mendistribusikan sarpras pendidikan jasmani adalah pengelola sarpras yaitu guru pendidikan jasmani.

Dalam kegiatan manajemen sarana prasarana, keberadaan sarana dan prasarana pembelajaran pen-didikan jasmani harus dikelola dengan baik sehingga memudahkan bagi orang (siswa dan guru) yang akan menggunakannya serta memudahkan bagi pengelola untuk mengecek jumlah dan kondisi sarana prasa-rana. Di MI Negeri Ambarawa, sarana prasarana pem-belajaran pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah ditata dengan cara yaitu secara fisik dan secara administrasi dilakukan oleh guru pendidikan jasmani. Penataan sarana dan prasarana tersebut dilakukan oleh guru pendidikan jasmani.

(42)

guru pendidikan Jasmani dan saya sendiri selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Pimpinan satuan kerja (satker).

4.3.3 Pergerakan (Actuating) Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa

Menggerakkan (actuating) menurut Terry (Sagala, 2007: 60) berarti merangsang anggota-anggota kelom-pok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin, oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan personal sekolah dalam melaksanakan program kerjanya. Dalam tahap pergerakan meliputi: (1) pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien, (2) pemeliharaan sarana dan prasa-rana sekolah, (3) inventarisasi saprasa-rana dan prasaprasa-rana sekolah, (4) penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

(43)

Sekolah telah melakukan pemasangan poster- poster menarik pada dinding sekolah dan koridor yang berupa kata mutiara untuk menyemangati warga sekolah agar memperhatikan pemeliharaan sarana prasarana. Selain itu pemeliharaan dilakukan secara kontinyu terhadap barang-barang inventaris antara lain dengan perawatan barang dari segala sesuatu yang mengakibatkan kerusakan berat pada sarana prasarana olahraga. Kepala Sekolah menegaskan tentang pemeliharaan sarana prasarana olahraga bukanlah menjadi tanggung jawab guru olahraga tetapi kita sebagai warga sekolah. Jadi pada saat memanfaatkan alat olahraga harus sesuai dengan penggunaannya dan jika sudah selesai maka diletak-kan pada tempatnya. Pemeliharaan alat olahraga dilakukan dengan pembersihan dari debu dan sampah yang merusak alat olahraga tersebut.

Sejauh ini usaha yang dilakukan oleh sekolah cukup maksimal seperti penyimpanan sarana olahraga yang ditempatkan pada sebuah lemari digudang, sedangkan prasarana seperti bak pasir untuk lompat jauh, serta pemeliharaan lapangan sepakbola dengan pengecatan garis line dan tiang lapangan.

(44)

gai pemimpin di sekolah, keterlibatan bendahara seba-gai orang yang mengelola keuangan sekolah, dan guru pendidikan jasmani sebagai guru yang akan menggu-nakan sarana dan prasarana pembelajaran.

Kegiatan perencanaan dalalm manajemen sara-na dan prasarasara-na pembelajaran pendidikan jasmani bertujuan untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehing-ga sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasa-rana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang efisien. Selain itu juga bertujuan untuk mengupaya-kan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidimengupaya-kan secara teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.

Proses pendataan inventarisasi dilakukan secara terprogram dan terstruktur pada aspek masing-masing, misalkan olahraga oleh tim guru olahraga, dan sarpras lain oleh guru lain dan dilakukan laporan secara keseluruhan pada buku inventaris bersama.

(45)

pen-catatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ke-tentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang ber-laku (Bafadal, 2004: 55).

Inventarisasi sarpras khususnya penjas di MIN Ambarawa bahwa yang melakukan inventarisasi ada-lah tim guru oada-lahraga dan kepala sekoada-lah melakukan dan bertanggung jawab atas terlaksananya inventari-sasi fisik dan pengisian formulir yang ada. Selama ini proses inventarisasi berjalan dengan baik hal ini dila-kukan agar terciptanya tertib administrasi khususnya pada sarpras olahraga.

4.3.4 Pengendalian (Controlling) Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa

Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan selu-ruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun ber-bagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

(46)

gelang-gelang, kuda-kuda dan lain-lain. Soepartono juga

me-ngemukakan bahwa prasarana berarti “segala sesuatu

yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu

proses (usaha atau pembangunan).” Dalam olahraga

prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang memper-mudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen.

Kegiatan pengawasan dalam manajemen sarana dan prasarana di MI Negeri Ambarawa meliputi: (1) pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah; (2) penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.

Pengawasan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh pemimpin suatu organisasi. Dalam hubungannya dengan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di sekolah, pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah. Pengawas-an terhadap sarPengawas-ana dPengawas-an prasarPengawas-ana di lingkungPengawas-an merupakan usaha yang ditempuh oleh pemimpin untuk membantu personel sekolah dalam menjaga dan memelihara serta memanfaatkan sarana prasarana tersebut dengan sebaik-baiknya.

(47)

untuk kepentingan sekolah, maka hal itu dapat mem-bantu sekolah dalam melakukan perencanaan kegiat-an sekolah dkegiat-an pengkegiat-anggarkegiat-an dkegiat-ana sekolah. Oleh sebab itu pengawasan terhadap barang miliki negara di lingkungan sekolah harus diadakan secara terus- menerus.

Kegiatan pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran dapat berupa pengamatan, evaluasi dan meminta laporan sehingga diperoleh informasi serta gambaran kondisi sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Pelaksanaan pemantauan biasanya dilaksa-nakan setiap seminggu sekali, yaitu saat kepala seko-lah melakukan supervisi. Pengendalian ini dilakukan secara bersama agar kerjasama itu dapat berhasil sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk serta ke-tentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan dengan mengawasi, memerikasa dan mencocokkan segala sesuatu, apakah sudah berjalan dengan baik dalam usaha pencapaian tujuan bersama atau belum.

Hasil penelitian dan pembahasan di atas mence-ritakan bahwa dalam manajemen itu adalah suatu sistem yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam melakukan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah diperlukan adanya perenca-naan yang matang agar dalam pengadaan sarana dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

(48)

Referensi

Dokumen terkait

Jika masih membutuhkan penambahan referensi maka anda dapat melakukan permintaan penambahan data tempat lahir dengan mengklik link tombol HelpDesk SSCASN 2019 pada menu Lokasi

Dengan terjadinya kenaikan indeks harga sebesar 0,10 persen berarti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan ini telah mendorong terjadinya

Total Aset Gross, Total Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasarkan Kota/Kabupaten - Agustus 2017 ( Financing, Depositor Funds,

Selain itu juga dapat membantu mengurangi jumlah penumpukan sampah yang ada di TPA khususnya sampah plastik, dengan mengolahnya menjadi bahan bakan alternatif.. BAB III

[r]

Empat studi kasus sebagai contoh materi ajar yang mengeksploitasi peran analogi yang akan dibahas dalam artikel ini antara lain: (1) analogi antara gaya gravitasi dengan

Computer (internet on line)/Bahasa dan multi media (1 siswa 1 unit computer).

[r]