Vol.2 No.2 2017 6 @2017 kitektro
Analisis Perancangan Antena Mikrostrip Patch
Segitiga Array untuk Aplikasi WLAN 2,4 GHz
Ega Aulia Sarfina
#1, Syahrial
#2, Muhammad Irhamsyah
#3#) Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111 Indonesia
1[email protected] 2[email protected] 3[email protected]
Abstrak—Antena merupakan bagian penting dalam sistem komunikasi wireless. Antena mikrostrip array memiliki bandwidth dan gain yang lebih besar dibandingkan antenna mikrostrip tunggal. Pada penelitian ini membahas tentang bagaimana menghitung dan mendesain antena mikrostrip patch segitiga array untuk aplikasi WLAN 2,4 GHz. Antena mikrostrip ini dibuat menggunakan Bahan Epoxy fiberglass FR-4 dengan konstanta dielektrik (εr)=4,4, ketebalan lapisan dielektrik (h) = 1,6 mm dan loss tangent = 0,02. Teknik pencatuan yang digunakan adalah teknik Microstrip Line Feed. Perancangan dan simulasi menggunakan bantuan software Advanced Design System (ADS). Pada hasil penelitian, menunjukan perancangan antena mikrostrip
patch segitiga array yang dilakukan sudah memenuhi syarat untuk diaplikasikan pada WLAN 2,4 GHz dengan syarat VSWR 1 sampai < 2, return loss < -9.54 dB.
Kata Kunci— Antena, Mikrostrip Array, Patch Segitiga, ADS, WLAN.
I. PENDAHULUAN
Teknologi komunikasi nirkabel yang berkembang pesat dan kebutuhan komunikasi antar komputer dengan medium gelombang mikro yang semakin luas menjadikan bertambahnya popularitas sistem nirkabel untuk pengembangan antena. Di dalam penggunaanya, antena mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga komunikasi antar pengguna, karena antena berfungsi untuk meradiasikan dan menerima gelombang elektromagnetik yang berisi informasi yang dikirim dan diterima oleh pengguna. Banyak jenis antena yang biasanya digunakan dalam komunikasi nirkabel, salah satunya antena mikrostrip.
Antena mikrostrip merupakan suatu antena konduktor yang menempel pada groundplane dan dipisahkan oleh bahan dielektrik. Antena ini terdiri dari tiga bagian yakni patch, substrate dan groundplane [1]. Antena mikrostrip banyak digunakan pada peralatan telekomunikasi modern seperti Wi-Fi, WIMAX, RFID dan lain-lain karena bentuknya yang kecil dan harga pabrikasi yang murah.
Dengan adanya antena mikrostrip akan sangat membantu dalam pengembangan komunikasi nirkabel, karena bahannya yang sederhana, bentuk dan ukuran dimensi antenanya lebih kecil, harga produksinya lebih
murah dan mampu memberikan unjuk kerja yang cukup baik. Namun walaupun memiliki banyak kelebihan, antena mikrostrip juga memiliki kekurangan seperti gain yang rendah dan bandwidth yang sempit [2].
Salah satu bentuk patch antena mikrostrip adalah segitiga. Bentuk segitiga ini terbagi berdasarkan besar ketiga sudutnya yaitu segitiga sama sisi, segitiga siku-siku dan segitiga sama kaki. Bentuk segitiga memiliki keunggulan dibandingkan dengan bentuk segi empat, yaitu untuk menghasilkan karakteristik radiasi yang sama, luas yang dibutuhkan oleh bentuk segitiga lebih kecil dibandingkan dengan luas yang dibutuhkan oleh segi empat. Hal ini sangat menguntungkan dalam fabrikasi antena [3].
Antena mikrostrip array adalah pengembangan dari antena mikrostrip tunggal dan merupakan gabungan dari beberapa elemen peradiasi yang membentuk suatu jaringan. Antena mikrostrip array dapat berbentuk seri, paralel atau gabungan keduanya [4].
Pada Tugas Akhir ini, membahas tentang bagaimana merancang suatu antena miskrostrip patch triangular atau segitiga dengan teknik mikrostrip array secara simulasi yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz agar dapat digunakan pada aplikasi Wireless LAN. Adapun parameter-parameter utama yang akan dianalisis yaitu Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), return loss, bandwidth, gain dan pola radiasi
II. DASAR TEORI
A. Wireless Local Area Network (WLAN)
Wireless merupakan suatu sistem komunikasi tanpa kabel yang lebih flexible dibandingkan dengan komunikasi yang menggunakan kabel. Awal dari sistem komunikasi wireless yaitu saat Marconi menunjukan transmisi radio pertama pada kapal yang berjarak 18 mil jauhnya di Isle Of Wight pada tahun 1897 [5].
Vol.2 No.2 2017 7 @2017 kitektro Gambar 1. Pembagian bandwidth pada band frekuensi 2,4 GHz dengan lebar kanal 20 MHz [8]
konfigurasi jaringan wireless menurut luas cakupanya [5].
1. Wireless Personal Area Network (WPAN) untuk cakupan yang singkat kurang dari 10 m atau lebih; 2. Wireless Local Area Network (WLAN) daerah cakupan
sampai 100-m;
3. Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) untuk rentang yang lebih luas, seperti di perkotaan, dengan luas kisaran 10 km atau lebih;
4. Wireless Wide Area Network (WWAN) dengan kisaran luas 50 km;
Pada juni 1997 IEEE merilis standar 802.11 untuk WLAN pada frekuensi unlicensed 2,4 GHz. Pada akhir tahun 1999 IEEE menerbitkan dua tambahan pada standar 802.11, yaitu 802.11a dan 802.11b sedangkan untuk standar 802.11g dikeluarkan pada tahun 2003 [6]. Berikut adalah tabel standar WLAN.
TABEL I
STANDAR WLAN 802.11 a, b DAN g [7]
Protocol 802.11a 802.11b 802.11g 802.11n
Tahun Rilis 1999 1999 2003 2009
Frekuensi Range (GHz) 5,7 2,4 2,4 2,4 / 5
Throughput Umum
(Mbps) 23 4,3 19 74
Jangkauan (m)
Indoor 35 38 38 75
Outdoor 120 140 140 250
Lebar Kanal (MHz) 20 20 20 20/40
Kompatibilitas a b b,g b,g,n
Berikut adalah pembagian bandwidth pada frekuensi 2,4 GHz dengan lebar kanal 20 MHz. Gambar 1 menunjukan gambar pembagian bandwidth pada frekuensi 2,4 GHz yang dibagi menjadi 14 kanal dengan rentang bandwidth sebesar 22 MHz perkanal, tapi antar kanal hanya berbeda 5 MHz. Hal ini berarti bahwa antar kanal yang bersebelahan saling overlap dan dapat saling berinterferensi.
Gambar 2. Pembagian bandwidth pada band frekuensi 2,4 GHz dengan lebar kanal 40 MHz [9]
Gambar 2 menunjukkan sinyal 802.11n 40 MHz. Sinyal ini ditunjuk dengan nomor saluran pusat ekuivalennya.
B. Antena
Antena merupakan sebuah perangkat yang biasanya terbuat dari logam (sebagai tongkat atau kawat) yang mempunyai fungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang radio. Antena bekerja dengan memancarkan gelombang elektromagnetik dalam arah radial yang terkoordinasi [10].
Tipe antena menurut pancaran radiasinya dibagi menjadi dua tipe yaitu directional dan omnidirectional [11]. Antena directional merupakan tipe antena yang memancarkan dan menerima sinyal dari satu atau dua arah saja. Sedangkan antena omnidirectional merupakan tipe antena yang memancarkan dan menerima sinyal dari segala arah.
Gambar 3. Jenis-jenis Antena [12]
C. Parameter Antena
Parameter-parameter umum antena merupakan sesuatu yang paling penting untuk menjelaskan bagaimana
Vol.2 No.2 2017 8 @2017 kitektro
performa antena. Kinerja dan daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai parameter tersebut. Paramater-paramater antena yang biasanya digunakan untuk menganalisis suatu antena adalah Voltage Wave Standing Ratio (VSWR), return loss, bandwidth, gain dan polaradiasi.
1) Voltage Standing Wave Ratio (VSWR): VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang gelombang berdiri (standing wave) maksimum (|Vmax|) dengan minimum (|Vmin|). Pada saluran transmisi ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V0+) dan tegangan yang direfleksikan (V0-). Perbandingan antara tegangan yang direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut koefisien refleksi
tegangan (Γ) [13].
2) Return loss: Return loss adalah perbandingan antara gelombang amplitudo yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss dapat digambarkan sebagai peningkatan amplitudo dari gelombang yang direfleksikan ( −) dibandingkan dengan gelombang yang dikirim ( +) terjadi akibat adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena) [12].
3) Bandwidth: Bandwidth antena didefinisikan sebagai rentang frekuensi kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik (seperti impedansi masukan, pola radiasi, bandwidth, polarisasi, gain, efisiensi VSWR, return loss dan axial ratio) [2].
4) Penguatan (gain): Penguatan (gain) didefinisikan sebagai parameter yang erat kaitannya dengan directivity (keterarahan) antena. Keterarahan adalah seberapa banyak energi antena terkonsentrasi dalam satu arah dan berinterferensi radiasi dari arah lain. Oleh karena itu, jika antena sudah sempurna 100% efisien, maka keterarahan akan sama dengan gain antena dan daya yang diterima berasal dari antena isotropik [12].
5) Pola radiasi: Pola radiasi suatu antena didefinisikan sebagai gambaran secara grafik dari sifat-sifat radiasi suatu antena sebagai fungsi koordinat ruang. Dalam banyak keadaan, pola radiasi ditentukan pada pola daerah medan jauh dan digambarkan sebagai fungsi koordinat-koordinat arah sepanjang radius konstan, dan digambarkan pada koordinat ruang. Sifat-sifat radiasi ini mencakup intensitas radiasi, kekuatan medan (field strength) dan polarisasi [2].
D. Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip merupakan suatu antena konduktor yang menempel pada grounplane dan dipisahkan oleh bahan dielektrik. Antena mikrostrip terdiri dari tiga bagian yaitu patch, substrat dan groundplane. Bentuk dan susunan antena mikrostrip dapat dilihat pada Gambar 4.
a. b.
Gambar 4. Struktur antena mikrostrip a. Tampak samping, b. Tampak menyeluruh [15].
E. Mikrostrip Patch Segitiga
Bentuk segitiga memiliki keunggulan dibandingkan dengan bentuk segi empat, yaitu untuk menghasilkan karakteristik radiasi yang sama, luas yang dibutuhkan oleh bentuk segitiga lebih kecil dibandingkan dengan luas yang dibutuhkan oleh segi empat. Hal ini sangat menguntungkan dalam fabrikasi antena [3].
Distribusi medan pada patch segitiga dapat dicari dengan model cavity, dimana segitiga dikelilingi oleh medan magnet disekelilingnya seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5 berikut.
[[
[[[[
Gambar 5. Antena Mikrostrip Patch Segitiga [1]
Untuk menentukan dimensi awal dari slot segitiga yang akan disimulasikan, maka digunakan rumus perhitungan frekuensi resonansi untuk patch segitiga. Adapun frekuensi resonansi untuk antena mikrostrip dengan patch segitiga samasisi sesuai dengan rumus [1]:
=
� � = konstanta relatif dielektrik a = panjang segitiga samasisiVol.2 No.2 2017 9 @2017 kitektro
mikrostrip disusun dengan beberapa konfigurasi. Susunan antena ini sering disebut sebagai antena susun (array). Antena mikrostrip array adalah pengembangan dari antena mikrostrip yang merupakan gabungan dari beberapa elemen peradiasi yang membentuk suatu jaringan. Antena mikrostrip array memiliki bandwidth dan gain yang lebih besar dari antena mikrostrip biasa [5].
Proses perancangan antena yang dilakukan untuk mendapatkan antena array pada dasarnya sama dengan pendesainan antena elemen tunggal. Hal yang membedakan pada sistem array adalah peletakan masing-masing patch pada jarak tertentu yang sesuai dengan panjang gelombang yang merambat pada bidang dielektrik. Bentuk patch antena segitiga elemen tunggal dan segitiga array dapat dilihat seperti pada Gambar 6 berikut [13].
a. b.
Gambar 6. Struktur Antena Mikrostrip a. antena patch segitiga tunggal, b. antena patch segitiga array
G. Saluran Mikrostrip (Microstrip Feed Line)
Pemilihan saluran pencatu dengan saluran mikrostrip adalah karena kemudahan dalam hal fabrikasi dan penentuan matching dari saluran mikrostrip dapat dengan mudah dilakukan. Untuk me-matching-kan antena, hal yang perlu dilakukan cukup dengan mengubah-ubah panjang dari elemen pencatu atau dengan memberikan stub dan mengubah-ubah posisinya.
Geometri saluran pencatu mikrostrip ditunjukkan pada Gambar 7. Pada microstrip feed slot antena, terdapat saluran pencatu yang akan meradiasikan gelombang elektromagnetik ke bidang pentanahan yang telah diberi slot.
Gambar 7. Geometri Saluran Pencatu [1]
III.METODE PENELITIAN
Pada perancangan antena mikrsotrip array patch
segitiga, langkah – langkah yang dilakukan dalam perancangan antena ini dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Diagram Alir Tahapan Penelitian
A. Menentukan Frekuensi Kerja dan Jenis Substrat Antena yang akan dirancang pada Tugas Akhir ini adalah antena mikrostrip patch segitiga array untuk Aplikasi WLAN 2,4 GHz. Perancangan akan mengikuti jumlah kanal (channel) yang tersedia pada WLAN 2,4 GHz yaitu pada lebar kanal 20 MHz dan lebar kanal 40 MHz.. Pada perancangan ini digunakan substrat FR4 dengan konstanta dielektrik
(
�
)
4,4,loss tangent = 0.02 dan ketebalan substrat 1,6 mm.B. Dimensi Patch Antena
Antena yang dirancang adalah antenna mikrostrip patch segitiga array. Sebelum simulasi dilakukan, terlebih dahulu menentukan dimensi dari antenna mikrostrip patch segitiga.Untuk memperoleh dimensi patch segitiga digunakan Persamaan 2.
� =
�√��
C. Perancangan T-Junction
1) Menentukan Lebar Patch: Lebar saluran mikrostrip (W) tergantung dari impedansi karakteristik (Zo) yang diinginkan. Adapun hasil perhitungan lebar saluran mikrostrip dapat menggunakan persamaan 3.
Ya Antena, Substrat dan Saluran Pencatu
Vol.2 No.2 2017 10 @2017 kitektro
=
�ℎ{� − − ln � −
+
��−��
[ln � −
+
, 9 −
�,6�
]}
(3)2) Menentukan Pa njang Patch: Adapun hasil perhitungan panjang patch didapat menggunakan Persamaan 4, 5, 6 dan 7.
△ l =
�√�� (4)
� =
� (5) Kemudian�
=
��++
��−[
√ + ℎ/�
]
(6)
Maka panjang saluran pencatu :
=
△l�
= ℒ {
} = ∫
∞− − (7)Dari hasil pencarian diatas, nilai yang didapat kemudian di masukan dalam software ADS untuk merancang bentuk patch dan saluran pencatu dari antena mikrostripnya
D. Pengaturan Jarak Antar Elemen
Jarak antar elemen ini dapat di atur untuk mendapatkan hasil yang optimal. Adapun jarak antar elemen diperoleh dengan menggunakan persamaan 8.
=
� �(8)
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil simulasi antena mikrostrip patch segitiga elemen tunggal
1) VSWR: Hasil simulasi yang diperoleh pada Gambar 9 tidak memenuhi nilai VSWR yang diinginkan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka dilakukan cara mengubah-ubah panjang (L) dan lebar (W) saluran pencatu agar nilai VSWR mendekati 2. Adapun hasil iterasi dengan mengubah panjang (L) dan lebar (W) saluran pencatu dapat dilihat pada Tabel II.
Gambar 9. Grafik VSWR hasil dari perhitungan pada antena mikrostrip patch segitiga tunggal
TABEL II
DATA HASIL ITERASI MENGUBAH PANJANG DAN LEBAR SALURAN PENCATU
Panjang (L) Lebar (W) Nilai VSWR
34.25 mm 3.056 mm 2.025
31.4 mm 2.96 mm 2.001
28.55 mm 2.86 mm 1.900
25.7 mm 2.76 mm 1.543
22.85 mm 2.66 mm 1.672
Dari hasil iterasi pada Tabel II diperoleh panjang (L) dan lebar (W) yang optimal yaitu pada panjang (L) = 25.7 mm dan lebar (W) = 2.76 mm dengan nilai VSWR 1.543.
B. Hasil simulasi antena mikrostrip patch segitiga array pada lebar kanal 20 MHz
Berdasarkan perancangan yang dilakukan pada antena mikrostrip elemen tunggal, maka diperoleh model antena mikrostrip patch segitiga array yang di simulasi dengan menggunakan software ADS (Advanced Design System), seperti terlihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Bentuk antena mikrostrip patch segitiga array 2x1 Adapun hasil yang didapatkan pada simulasi antena mikrostrip patch segitiga array sebagai berikut :
Vol.2 No.2 2017 11 @2017 kitektro Gambar 11. Grafik VSWR
2) Return loss dan Bandwidth: Dari Gambar 12 grafik pada frekuensi center (fc) yaitu 2,430 GHz didapat nilai return loss sebesar -29,028 dB. Untuk batas frekuensi low (fl) dan frekuensi high (fh) ditentukan pada titik return loss = -9,54 dB karena untuk nilai return loss yang bagus agar antena dapat bekerja dengan baik yaitu dibawah -9,54 dB. Nilai return loss frekuensi low pada -10 dB adalah sebesar 2,400 GHz, dan frekuensi high pada -10 dB sebesar 2,460 GHz. Untuk menghitung besar bandwidth dapat menggunakan persamaan 9.
� =
ℎ−�
�
%
(9)Gambar 12. Grafik return loss
3) Pola Radiasi: Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa bentuk pola radiasi yang dihasilkan adalah omnidireksional karena cakupan yang dihasilkan hampir mencakup 3600.
Gambar 13. Pola radiasi dalam bentuk 3-Dimensi a. Tampak dari bawah, b. Tampak dari atas, c. Tampak dari samping dan d. Tampak menyeluruh.
4) Gain: Gambar 14 menunjukkan besarnya nilai gain
yaitu sebesar 2.951 dBi pada posisi sudut 0o, semakin tinggi nilai gain maka desain antena semakin bagus.
Gambar 14. Grafik gain
C. Hasil simulasi antena mikrostrip patch segitiga array pada lebar kanal 40 MHz
Berdasarkan perancangan antena mikrostrip patch segitiga array untuk WLAN frekuensi 2,4 GHz yang di desain dengan menggunakan softwa re ADS, berikut adalah hasil yang didapatkan pada simulasi antena mikrostrip patch segitiga array pada lebar kanal 40 MHz sebagai berikut:
1) VSWR: Pada Gambar 15 adalah grafik VSWR yang menunjukan nilai VSWR sebesar 1,061 pada frekuensi 2,440 GHz. Dalam simulasi ini VSWR yang didapatkan dalam batas yang masih di sarankan. Nilai VSWR yang disarankan yaitu VSWR ≤ 2.
a. b.
Vol.2 No.2 2017 12 @2017 kitektro Gambar 15. Grafik VSWR
2) Return loss dan Bandwidth: Dari Gambar 16 grafik pada frekuensi center (fc) yaitu 2,440 GHz didapat nilai return loss sebesar -30,623 dB. Untuk batas frekuensi low (fl) dan frekuensi high (fh) ditentukan pada titik return loss = -9,54 dB karena untuk nilai return loss yang bagus agar antena dapat bekerja dengan baik yaitu dibawah -9,54 dB. Nilai return loss frekuensi low adalah sebesar 2,410 GHz, dan frekuensi high sebesar 2,470 GHz. Untuk menghitung besar bandwidth dapat menggunakan persamaan 9.
� =
ℎ−��
%
Gambar 16. Grafik return loss
3) Polaradiasi: Pada Gambar 17 dapat dilihat bahwa bentuk pola radiasi yang dihasilkan adalah
omnidireksional karena cakupan yang dihasilkan hampir mencakup 3600.
[
Gambar 17. Pola radiasi dalam bentuk 3-Dimensi a. Tampak dari bawah, b. Tampak dari atas, c. Tampak dari samping dan d. Tampak menyeluruh.
4)Gain: Gambar 18 menunjukkan besarnya nilai gain
yaitu sebesar 3.006 dBi pada posisi sudut 0o, semakin tinggi nilai gain maka desain antena semakin bagus.
Gambar 18. Gain
Untuk lebih lengkapnya dari hasil percobaan selanjutnya dapat dilihat pada tabel pengukuran berikut.
TABEL III
HASIL PERCOBAAN ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA ELEMEN TUNGGAL
No
Dimensi Antena Hasil
Patch
Channel
Saluran pencatu
VSWR Return loss
(dB)
Gain (dBi)
a (mm) W (mm) L (mm)
1 39.72 Umum 2.4 GHz 3.056 34.25 2.025 -10.296 -0.057
2 39.72 Umum 2.4 GHz 2.76 26 1.543 -12.941 0.013
a. b.
Vol.2 No.2 2017 13 @2017 kitektro TABEL IV
HASIL PERCOBAAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA ARRAY PADA WLAN 2,4 GHZ YAITU PADA LEBAR KANAL 20 MHZ
No
Patch Dimensi Antena Hasil
Channel
Saluran pencatu
VSWR
Return loss (dB)
Gain (dBi)
Bandwidth (MHz) a
(mm) W (mm) L (mm)
1 39.72 Umum 2.4 GHz 2.76 25.7 1.073 -29.028 2.951 54,24
2 39.52 Channel 1 2,412 GHz 2.76 25.7 1.063 -30.333 2.634 51.6
3 39.44 Channel 2 2,417 GHz 2.76 25.7 1.074 -28.925 2.917 59.2
4 39.36 Channel 3 2,422 GHz 2.76 25.7 1.061 -30.623 3.006 59.3
5 39.28 Channel 4 2,427 GHz 2.76 25.7 1.060 -30.763 2.972 54.3
6 39.20 Channel 5 2,432 GHz 2.76 25.7 1.050 -32.260 2.918 47.4
7 39.12 Channel 6 2,437 GHz 2.76 25.7 1.057 -31.081 2.947 54.5
8 39.04 Channel 7 2,442 GHz 2.76 25.7 1.064 -30.233 3.068 57.3
9 38.96 Channel 8 2,447 GHz 2.76 25.7 1.064 -30.179 3.080 59.4
10 38.88 Channel 9 2,452 GHz 2.76 25.7 1.091 -27.181 3.028 49.5
11 38.80 Channel 10 2,457 GHz 2.76 25.7 1.121 -24.876 2.992 69.2
12 38.72 Channel 11 2,462 GHz 2.76 25.7 1.066 -29.824 2.948 43.5
13 38.64 Channel 12 2,467 2.76 25.7 1.074 -28.925 2.949 47.6
14 38.57 Channel 13 2,472 2.76 25.7 1.056 -31.346 2.950 54.6
15 38.38 Channel 14 2,484 2.76 25.7 1.071 -29.335 2.920 43.9
TABEL V
HASIL PERCOBAAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA ARRAY PADA WLAN 2,4 GHZ YAITU PADA LEBAR KANAL 40 MHZ
No
Patch Dimensi Antena Hasil
Channel
Saluran pencatu
VSWR
Return loss (dB)
Gain (dBi)
Bandwidth (MHz) a
(mm) W (mm) L (mm)
1 39.36 Channel 3 2,422 GHz 2.76 25.7 1.061 -30.623 3.006 59.3
2 38.72 Channel 11 2,462 2.76 25.7 1.066 -29.824 2.948 43.5
V. KESIMPULAN
Antena mikrostrip patch segitiga array dapat digunakan untuk pengaplikasian WLAN 2.4 GHz karena hasil yang di dapat dari simulasi menunjukkan kinerja yang bagus. Dari hasil simulasi elemen tunggal berdasarkan perhitungan di dapatkan nilai VSWR pada frekuensi 2,4 GHz adalah 2.025, return loss -10.296 dB dan gain -0.057 dBi. Dari hasil percobaan, didapatkan nilai W = 2.76 mm dan L = 26 mm yang lebih kecil dari hasil perhitungan menghasilkan nilai yang lebih bagus dengan nilai VSWR 1.543, return loss -12.941 dB dan gain -0.025 dBi. Nilai W dan L ini
Vol.2 No.2 2017 14 @2017 kitektro
REFERENSI
[1] Rahmadyanto, Heri. “Rancang Bangun Antena Mikrostrip Slot Triangular Array 8 Elemen Dengan Pencatuan Microstrip Feed Line Secara Tidak Langsung Untuk Aplikasi CPE WiMAX”. Jurnal IT Telkom 2009.
[2] Balanis, Constantine A. “Antenna Theory Analysis and Design 2nd
Edition”. United State of America: John Wiley and Sons, Inc. 1997 [3] Lumban Tobing, M Raymond. “Perancangan Antena Mikrostrip
Patch Segitiga Sama Sisi Untuk Aplikasi WLAN Menggunakan Simulator ANSOFT HFSS v10”. Jurnal IT Telkom 2011
[4] Ayuningtyas, B. dan Muliyaningsih, T. “Perbandingan Analisa dan Simulasi Antena Mikrostrip Patch Segitiga dengan Antena Mikrostrip Array Pada Aplikasi GPS”. Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen. Vol. 8. Universitas Gunadarma. Depok. 2014
[5] J. Ariga, "Simulasi Perancangan Dan Analisa Antena Mikrostrip Patch Circular Pada Frekuensi 2,4 GHz Untuk Aplikasi WLAN," Tugas Akhir Sarjana, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 2015.
[6] Cisco Systems. 2007. Cisco Wireless LAN Controller Configuration Guide. San Jose, USA: Cisco Systems, Inc.
[7] Sendra, Sandra. Miguel Garcia, Carlos Turro and Jaime Lloret. 2011. WLAN IEEE 802.11a/b/g/n Indoor Coverage and Interference Performance Study. International Journal on Advances in Networks and Services, vol 4 no 1 and 2.
[8] Hacker Friendly LLC. 2007. Wireless Networking in the Developing World Second Edition. http://hackerfriendly.com/. [9] "IEEE 802.11n Standard," 8 Juni 2017. [Online]. Available:
http://www.radio-electronics.com/info/wireless/wi-fi/ieee-802-11n.php. [Accessed 16 Mei 2017].
[10] Milligan, Thomas A. “Modern Antenna Design Second Edition”. Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons, Inc. 2005.
[11] Carr, Joseph J. “Practical Antena Handbook 4th edition”. United State of America: The McGraw-Hill Companies, Inc. 2001 [12] Milligan, Thomas A. “Modern Antenna Design Second Edition”.
Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons, Inc. 2005