• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN ANAK TUNANETRA KELAS VI ipi272335

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN ANAK TUNANETRA KELAS VI ipi272335"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Eksperimentasi : Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Anak Tunanetra Kelas VI

47

EKSPERIMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN ANAK

TUNANETRA KELAS VI

Hendry Hernowo

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pendidikan Matematika Realistik dapat meningkatkan kemampuan melakukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan pada anak tunanetra kelas VI. Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen rancangan subjek tunggal atau Single Subject Research (SSR) desain reversal A-B-A. Subjeknya anak tunanetra kategori buta total berinisial UM. Data skor yang diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes tertulis berbentuk isian dan uraian. Hasil penelitian disajikan dalam grafik dan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Data hasil penelitian dapat dilihat secara keseluruhan kemampuan melakukan operasi hitung, yaitu mean level pada fase baseline 1 (A1) adalah 2,5 (10%). Fase intervensi (B) meningkat menjadi 9,5 (38%), dan pada fase baseline 2 (A2) meningkat menjadi 17 (68%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Matematika Realistik dapat meningkatkan kemampuan melakukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan pada anak tunanetra kelas VI.

Kata kunci : pendidikan matematika realistik, pecahan, tunanetra

PENDAHULUAN

Matematika adalah ilmu abstrak dan deduktif. Matematika perlu juga diajarkan kepada anak tunanetra. Untuk itu pembelajaran pada anak tunanetra harus disesuaikan dengan kemampuannya, khususnya pada pelajaran matematika yang bersifat abstrak. Pembelajaran matematika juga harus diajarkan dengan sesuatu yang konkret agar anak tunanetra mengetahui sebenar-benarnya dan tidak terjadi salah persespsi.

(2)

Eksperimentasi : Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Anak Tunanetra Kelas VI

48

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak tunanetra tersebut memungkinkan diselesaikan dengan penerapan Pendidikan Matematika Realistik.

Permasalahan pe elitia i i adalah apakah Pe didika Mate atika Realistik dapat meningkatkan kemampuan melakukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pe aha pada a ak tu a etra kelas VI ? . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pendidikan Matematika Realistik dapat meningkatkan kemampuan melakukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan pada anak tunanetra kelas VI.

Freudenthal dalam Wijaya (2012: e yataka ah a ate atika adalah aktivitas manusia yang melatarbelakangi RME . Wijaya (2012: 20) menyatakan Pe didika Mate atika Realistik erupaka suatu pe dekata dala pe elajara matematika di Belanda . Banyak pihak masih menganggap Pendidikan Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang harus menggunakan masalah sehari-hari. Ini terjadi akibat salah menafsirkan kata realistic. Menurut Van den Hauvel-Panhuizen dalam Wijaya (2012: pe ggu aa kata realistic terse ut tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata (real-world) tetapi lebih mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan (imaginable) oleh siswa. Jadi, Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran khusus untuk matematika yang berfokus pada situasi yang dapat dibayangkan oleh siswa.

Menurut Van den Heuvel-Panhuizen dalam Supinah dan Agus D. W. (2009: 75) prinsip-prinsip RME ada enam yaitu: prinsip aktivitas, realitas, berjenjang, jalinan, interaksi, dan bimbingan. Treffers dalam Wijaya (2012: 21-23) merumuskan karakteristik Pendidikan Matematika Realistik ada lima yaitu, penggunaan konteks, penggunaan model untuk matematisasi progresif, pemanfaatan hasil konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.

(3)

Eksperimentasi : Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Anak Tunanetra Kelas VI

49 Menurut Sunanto (2005: 185), seseorang dikatakan tunanetra (blind) secara

legal jika memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200 atau lebih 20/200 tetapi lantang pandangnya kurang dari 20 derajat. Berdasarkan ketajaman penglihatan tersebut tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan antara 20/200 dan 20/70 disebut low vision (kurang lihat). Sedangkan definisi edukasinal menurut Sunanto (2005:185) tunanetra diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu blind (buta) adalah seseorang yang belajar menggunakan materi perabahan dan pendengaran. Low vision (kurang lihat) adalah seseorang yang dalam belajarnya masih dapat menggunakan penglihatannya dengan adaptasi tertentu. Limited vision adalah seseorang yang mengalami gangguan penglihatan dalam belajar pada situasi yang normal. Sunanto : 8 e gataka u tuk e enuhi kebutuhan pendidikan tunanetra dibutuhkan tiga prinsip yang meliputi (1) pengalaman konkret, (2) penyatuan antar konsep-ko sep, da elajar sa il elakuka .

Penelitian yang dilakukan oleh Lidya Cindi Septika (2013) memperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh positif penerapan pendekatan matematika realistik terhadap hasil pembelajaran penjumlahan pecahan pada anak tunanetra. Penelitian yang relevan berikutnya adalah yang dilakukan oleh Dewi Purnamasari (2013) yang memperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan PMRI lebih baik daripada yang menggunakan metode konvensional berbantukan alat peraga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SLB Muhammadiyah Purworejo pada bulan April 2014. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen subjek tunggal atau Single

Subject Research (SSR). Desain SSR yang digunakan adalah Design Reversal dalam

bentuk A-B-A. Desai A-B-A merupakan pengembangan dari desain dasar A-B, desain A-B-A ini telah menunjukan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat de ga aria el e as “u a to, dkk, 2005: 59). Prosedur pelaksanaan desain A-B-A

(4)

Eksperimentasi : Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Anak Tunanetra Kelas VI

50

pengukuran pada fase baseline 2 (A2). Subjek penelitian ini seorang siswa tunanetra kategori buta total (totally blind) dengan inisail UM. Siswa mengalami kesulitan menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan. Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas atau intervensi, dan variabel terikat atau target behavior. Intervensi yang diberikan berupa Pendidikan Matematika Realistik. Target behavior yang diukur kemampuan melakukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan pada anak tunanetra kelas VI. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan metode tes adalah soal tes. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk isian dan uraian. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif. Bentuk penyajian data diolah dengan menggunakan grafik. Langkah-langkah analisis data meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Keseluruhan Proses A-B-A

Jika dibandingkan antara baseline 1 (A1) dan baseline 2 (A2) maka akan tampak perubahan yang signifikan. Secara umum pada baseline 1 (A1) subjek UM baru mampu mengerjakan soal nomor 1, 2, dan 3. Itupun masih mengalami kesalahan dalam langkah menyamakan penyebut. Sedangkan pada baseline 2 (A2) subjek UM sudah dapat mengerjakan soal nomor 1 sampai 6, dengan secara sempurna soal nomor 2, 3, 4, dan 5 sesuai rubrik penskoran yang peneliti tetapkan. Analisis dalam kondisi dan Analisis antar kondisi ditampilkan pada tabel berikut ini.

Baseline 1 Intervensi Baseline 2

(5)

Eksperimentasi : Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Anak Tunanetra Kelas VI

51

Ditinjau dari sisi mean level pada tiap fase terjadi peningkatan. Mean level pada

baseline 1 (A1) adalah 2,5 atau 10%. Kemudian, mean level pada intervensi (B)

(6)

Eksperimentasi : Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Anak Tunanetra Kelas VI

52

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan deskripsi, analisis, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Matematika Realistik dapat meningkatkan kemempuan melakukan operasi hitng yang melibatkan berbagai bentuk pecahan pada anak tunanetra kelas VI. Informasi dalam penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya. Penelitian ini hanya berlaku pada subjek saat penelitian, sehingga perlu dilakukan penelitian sejenis terhadap subjek dengan karakteristik yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA

Purnamasari, Dewi. 2013. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Operasi Pecahan Kelas IV SD Negeri Se-Gugus Safei.

Ekuivalen, Vol. 6, No. 2, 156-162.

Septika, Lidya Cindi. 2013. Pendekatan Matematika Realistik terhadap Hasil Belajar Penjumlahan Pecahan Anak Tunanetra.Jurnal Pendidikan Khusus. Vol. 3, No. 3, 1-9. Diunduh dari www.ejournal.unesa.ac.id pada tanggal 20 Desember 2013.

Sunanto, Juang, dkk. 2005. Pengantar Penelitian dengan Subyek Tunggal. Tsukuba: CRICED University of Tsukuba.

Sunanto, Juang. 2005. Mengembangkan Potensi Anak Berkelainan Penglihatan. Jakarta: Ditjen Dikti.

Supinah, Agus D.W. 2009. Srategi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan

Gambar

Gambar 1. Keseluruhan Proses A-B-A
Tabel 1 Hasil Analisis Dalam Kondisi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bilangan bulat dan pecahan

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Meningkatkan kemampuan membandingkan pecahan melalui penerapan pendekatan matematika realistik (2) Meningkatkan hasil

Solusi untuk mengatasi kendala pertama yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi hitung pecahan khususnya pada operasi perkalian pecahan dan operasi

Upaya meningkatkan kompetensi siswa dalam operasi hitung pecahan melalui komunikasi matematis dilakukan dengan guru memberikan penjelasan materi operasi hitung

Kemampuan operasi hitung adalah suatu keterampilan yang dimiliki seseorang yang mampu menyelesaikan operasi penjumlahan, pengungaran, perkalian, pembagian, bentuk

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar para siswa pada mata pelajaran matematika dan materi operasi hitung pecahan pada

Adapun rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah hasil belajar siswa dapat meningkat melalui penerapan pendekatan PMR pada materi operasi hitung

Penelitian ini menemukan bahwa dalam memecahkan masalah matematika berbasis HOTS pada materi operasi hitung pecahan, siswa kelas V SDN 027 Renggeang dengan kemampuan matematika tinggi