Program Pengembangan SP
–
TP
Kemenristek-Dikti
Workshop Nasional Pengembangan STP
4.2. Sasaran Bidang Iptek
(Buku II hal 4-3 s/d 4-4).
Sasaran pembangunan Iptek adalah meningkatnya kapasitas iptek
yang dijabarkan sebagai berikut:
A. Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian, pengembangan
dan penerapan iptek yang mendukung: (1) daya saing sektor
produksi barang dan jasa; (2) keberlanjutan dan pemanfaatan
sumber daya hayati dan nirhayati; serta (3) penyiapan masyarakat
Indonesia menyongsong kehidupan global.
B. Meningkatnya dukungan bagi kegiatan iptek termasuk penyediaan
sumber daya manusia, sarana prasarana, kelembagaan, dan
jaringan.
C. Terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten/kota, dan Science
Park di setiap provinsi.
4.3.5 Dalam Rangka Pembangunan 100 Techno Park di Kabupaten/Kota dan Science Park di Setiap Provinsi (Buku II hal 4-37)
Arah Kebijakan dan Startegi:
Pembangunan National-STP diarahkan berfungsi sebagai: Pusat pengembangan sains dan teknologi maju;
Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju; Pusat layanan teknologi maju ke masyarakat.
Pembangunan Taman Sains (SP) diarahkan berfungsi sebagai:
Penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi;
Penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Tekno Park;
Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
Pembangunan Taman Tekno (TP) diarahkan berfungsi sebagai:
Pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil (pasca panen), industri manufaktur, ekonomi kreatif, dan jasa-jasa lainnya yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk diterapkan dalam skala ekonomi;
Tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas.
Dengan arah kebijakan di atas, maka strategi untuk mencapai
sasarannya adalah sebagai berikut:
(Buku II hal 4-38)
Untuk Tahun 2015, Kementerian Riset dan Teknologi mendapat tugas
membangun Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science and
Technology Park, N-STP)
akan dilaksanakan melalui
Revitalisasi Puspiptek
–
Serpong;
Untuk pembangunan taman tekno dan taman sains provinsi adalah
sebagai berikut:
1. Taman Sains (Science Park, SP) sebanyak 2 (dua) buah di Provinsi
Papua dan Provinsi Kalimantan Utara.
2. Taman Tekno (Techno Park, TP)
sebanyak 4 (empat) buah di
Kota Palembang (ATP Palembang, Provinsi Sumatera Selatan),
Kabupaten Sragen (Sragen TP
, Provinsi Jawa Tengah), Kota Solo
(Solo TP
, Provinsi Jawa Tengah), dan
Kabupaten Kaur
(Provinsi
Bengkulu).
TAHAPAN PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan Pengembangan N-STP Puspiptek
Serpong (Satker tersendiri), akan ditindaklanjuti
berdasarkan master-plan yang telah ada.
Pelaksanaan Pengembangan Agro Tekno Park
–
Palembang, akan dilakukan dengan terlebih dulu
mengkaji ulang masterplan yang ada, dan
kelayakan pengembangannya.
No. Lokasi Waktu
1.
SP di Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan
Utara
28 s/d 30 Januari
2015
2.
SP di Universitas Cendrawasih, Papua
28 s/d 30 Januari
2015
3.
TP di kota Sragen, Jawa Tengah
29 s/d 31 Januari
2015
4.
TP di kota Solo, Jawa Tengah
29 s/d 31 Januari
2015
5.
TP di Kabupaten Kaur, Bengkulu
28 s/d 30 Januari
2015
No. Indikator Hasil Quick Assessment
1. Inisiator Pendirian
Belum ada gagasan pendirian STP, namun dari Advance Teknology Laboratory Universitas Borneo mengusulkan pendirian Food Park
2. Kelembagaan Pengelola STP Belum Ada 3. Master Plan & Action Plan Belum Ada
4. Dukungan Pemda Belum Jelas, namun berpotensi
5. Dukungan Lembaga Litbangyasa Sudah ada (Insiator lembaga litbang/PT) 6. Potensi Industri/Masyarakat Ada, namun perlu diidentifikasi lanjut.
7. SDM Pengelola Belum Ada, perlu disiapkan. SDM Dosen yang hanya 160 dengan 5500 mahasiswa, 7 Fakultas. 8. Ketersediaan Lahan
Telah ada lokasi potensi seluas 70 Ha, didaerah Salim Batu, 1 jam dari Tarakan dengan Speed Boat
9. Ketersediaan Biaya Operasional Rutin Belum tersedia 10. Jarak dari lokasi ke
airport/pelabuhan ± 20 km dari Universitas borneo 11. Potensi Fokus Bidang Pangan
•
Pertimbangan :
affirmative action
, daerah perbatasan dan potensi
percepatan pengembangan wilayah, maka pembangunan STP (SP)
sebagaimana yang ditetapkan oleh RPJMN 2015-2019,
pada prinsipnya
dapat dilaksanakan dengan catatan, bahwa pembangunan STP (SP)
dilakukan bertahap, sesuai dengan potensi dan kondisi yang ada di
wilayah tersebut.
•
Perlu disinergikan rencana pembangunan STP (SP) dengan program lain
diwilayah tersebut (a.l.
Pembangunan Pelabuhan Internasional dan
Kawasan Industri di Tanah Kuning,
80 km dari Tanjung Selor, ibukota
Kaltara).
•
Untuk itu diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam, yang bermuara
pada penyusunan Master Plan dan Action Plan Pengembangan STP.
•
Secara pararel perlu dilakukan sosialisasi tentang STP/SP/TP kepada
seluruh stakeholder di daerah, serta peningkatan kapasitas (Capacity
Building) stakeholders daerah, khususnya Pemerintah Daerah dan UBT.
Universitas Cendrawasih, Papua
No. Indikator Hasil Quick Assessment
1. Inisiator Pendirian
Belum ada gagasan pendirian STP namun cikal bakal pembentukan TP sudah ada (adanya kerjasama Bappeda Papua dengan Uncen dalam pengembangan inovasi.
2. Kelembagaan Pengelola STP Belum Ada 3. Master Plan & Action Plan Belum Ada
4. Dukungan Pemda Belum Jelas, namun berpotensi
5. Dukungan Lembaga Litbangyasa Sudah ada (Calon Insiator lembaga PT) 6. Potensi Industri/Masyarakat Ada, namun perku diidentifikasi lanjut.
7. SDM Pengelola Belum Ada, potensi SDM di Inovasi ada, namun masih individual.
8. Ketersediaan Lahan Terdapat potensi lahan pemerintah untuk lokasi
TP.
9. Ketersediaan Biaya Operasional Rutin Belum tersedia
•
Sehubungan dengan pertimbangan :
affirmative action
, daerah
perbatasan dan potensi percepatan pengembangan wilayah, maka
pembangunan STP (SP) sebagaimana yang ditetapkan oleh RPJMN
2015-2019,
pada prinsipnya dapat dilaksanakan dengan catatan,
bahwa pembangunan STP dilakukan bertahap, sesuai dengan potensi
dan kondisi yang ada di wilayah tersebut.
•
Untuk Universitas Cendrawasih, mengingat saat ini adalah Universitas
yang berbasis Pendidikan (bukan universitas berbasis riset), maka
diusulkan pengembangan tahap awal diarahkan ke Pembentukkan
Techno Park
(TP) dulu, baru kemudian ditingkatkan secara bertahap.
•
Untuk itu diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam, yang bermuara
pada penyusunan Master Plan dan Action Plan Pengembangan STP.
•
Secara pararel perlu dilakukan sosialisasi tentang STP/SP/TP kepada
seluruh stakeholder di daerah, serta peningkatan kapasitas (Capacity
Building) stakeholders daerah, khususnya Pemerintah Daerah dan
Uncen.
Kabupaten Kaur, Bengkulu
No. Indikator Hasil Quick Assessment
1. Inisiator Pendirian
Pemda Kabupaten Kaur, didukung oleh Universitas Bengkulu (MoU Pemda dengan Universitas
Bengkulu-UNIB)
2. Kelembagaan Pengelola STP Belum Jelas, masih parsial dikelola SKPD 3. Master Plan & Action Plan Sudah ada, perlu penyempurnaan.
4. Dukungan Pemda Dukungan Penuh Pemda, sebagian Pusat 5. Dukungan Lembaga Litbangyasa Sudah ada (UNIB)
6. Potensi Industri/Masyarakat Ada, dimulai dari Pengembangan SDM (industri rumah tangga) berbasis pertanian dan perkebunan. 7. SDM Pengelola Masih mengandalkan SDM dari SKPD.
8. Ketersediaan Lahan Kawasan Pondok Pusaka Technopark, memiliki luas ± 700 ha, bangunan dan fasilitas sudah berdiri. 9. Ketersediaan Biaya Operasional Rutin Sudah tersedia, namun masih minim.
10. Jarak dari lokasi ke airport/pelabuhan
Transportasi udara di kota Bengkulu, berjarak ±220 km dari lokasi. Pelabuhan laut Linau ±20 km dari lokasi TP.
TP Pondok Pusaka di Kabupaten Kaur perlu didukung pemerintah pusat
guna mewujudkan TP yang mandiri dan berdaya saing. Dukungan yang
sangat dibutuhkan adalah:
•
Penyempurnaan
masterplan /roadmap
pengembangan TP/STP secara
menyeluruh yang meliputi unsur
hardware
dan
software
.
•
Percepatan pengembangan dan pembentukan kelembagaan pengelola
serta SDM pengelolanya.
•
Percepatan pengembangan SDM teknis (
technical assistant
) dengan
mendatangkan tenaga pendamping teknis dan pelatihan teknisi atau
melalui pendirian politeknik di lokasi TP (Jangka Panjang)
•
Percepatan penambahan fasilitas peralatan sesuai dengan kebutuhan
terkini .
•
Dukungan program khususnya pengembangan
start-up company
(industri).
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
No. Indikator Hasil Quick Assessment
1. Inisiator Pendirian
Technopark Ganesha Sukowati Sragen (TGSS) didirikan Pemkab Sragen, diresmikan Presiden SBY pada 30 Juni 2009. Saat ini hanya fokus di diklat.
2. Kelembagaan Pengelola STP Saat ini dikelola UPTD (Dinas Tenaga Kerja). 3. Master Plan & Action Plan Sudah ada, perlu penyempurnaan.
4. Dukungan Pemda Awalnya ada, sekarang minim, hanya mengandalkan program Pusat (diklat)
5. Dukungan Lembaga Litbangyasa Sudah ada, namun masih lemah, yaitu oleh
Politeknik YAPENAS Sragen (Mesin, ICT, Akutansi). 6. Potensi Industri/Masyarakat Ada, berbasis pertanian dan perkebunan.
7. SDM Pengelola Saat ini, SDM dari Dinas Tenaga Kerja. 8. Ketersediaan Lahan Tersedia lahan ± 23 Ha.
9. Ketersediaan Biaya Operasional Rutin Saat ini sangat minim (tidak tersedia).
Secara umum, Technopark Ganesha Sukowati Sragen (TGSS) memilki fasilitas
prasarana yang memadai, terlebih lagi letaknya juga cukup strategis, yaitu di pusat
kota Sragen, dapat dikembangkan menjadi STP dengan catatan:
•
Semua Stakeholders daerah (khususnya Pemerintahan Daerah) harus
mendukung, dan hal ini tercantum dalam RPJMD, maupun RPJPD.
•
Saat ini, pengelolaan TGSS berada di bawah Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Oleh karena itu, Sragen Technopark lebih cenderung sebagai
lembaga diklat dan Balai Latihan Kerja/BLK, untuk itu revitalisasi kelembagaan
perlu dilakukan seperti dengan membentuk badan pengelola independen,
yang memfasilitasi kepentingan lintas sektoral dan mengikutsertakan
keterlibatan/dukungan
lembaga
dan
stakeholder
terkait
(SKPD/kementerian/lembaga) serta perguruan tinggi.
•
Perlunya prioritas pengembangan TGSS berdasarkan sektor unggulan yang
menunjang sektor perekonomian Kabupaten Sragen, dimana sektor unggulan
adalah sektor pertanian dan perkebunan. Karena itu, pengembangan TGSS
selain ke industri/teknik, hendaknya juga diarahkan untuk mendukung
peningkatan produktivitas hasil petaninan dan agro industri.
•
Perlu penyempurnaan masterplan/roadmap pengembangan STP yang ada.
Kota Solo, Jawa Tengah
No. Indikator Hasil Quick Assessment
1. Inisiator Pendirian
Solo Techno Park (STP) didirikan tahun 2007, oleh Pemkot Solo didukungan ATMI Solo, dan
tercantum dalam RJPMD 2010-2014, terbagi dalam 3 zona pengembangan, yaitu zona
1.pelatihan/inkubasi, zona 2. R&D dan zona 3. Industry dan perdagangan.
2. Kelembagaan Pengelola STP Saat ini BLU Daerah. 3. Master Plan & Action Plan Sudah ada.
4. Dukungan Pemda Tersedia.
5. Dukungan Lembaga Litbangyasa Sudah ada, namun masih terbatas ATMI Solo 6. Potensi Industri/Masyarakat Ada, berbasis ICT, Manufactur, dll.
7. SDM Pengelola Saat ini, profesional melalui fit proper test. 8. Ketersediaan Lahan Tersedia lahan ± 9 Ha, dengan tambahan lokasi
seluas 14 Ha (± 1 km dari lokasi saat ini)
9. Ketersediaan Biaya Operasional Rutin Tersedia (sebagian besar APBD Pemkot Solo). 10. Jarak dari lokasi ke airport/pelabuhan Jarak airport ± 5 km dari lokasi. Pelabuhan laut
•
Diperlukan peningkatan kapasitas manajemen LIT, pengembangan
kompetensi intermediator teknologi serta jumlahnya, mengingat saat
ini zona 2 (R&D berkelanjutan) dan zona 3 (zona industri) dalam
proses pengembangan.
•
Perlu dibentuk manajemen/kelembagaan khusus yang menangani
Inkubator, sehingga kegiatan ini berlangsung secara kontinyu.
•
Diperlukan perluasan jejaring, khususnya dengan lembaga litbangyasa
lainnya selain ATMI, mengingat sampai saat ini kegiatan di tahap R&D
(zona 2) berkelanjutannya masih relatif kurang.
•
Perlunya dukungan Pemerintah Pusat, khususnya dalam dukungan
percepatan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi
terwujudnya suatu STP yang ideal.
•
Sesuai dengan Tupoksi Kemenristek-dikti, maka fasilitasi dukungan
dari Kemenristek-dikti akan difokuskan bagi dukungan pengembangan
fasilitas dan program R&D berkelanjutan, dukungan pengembangan
komersialisasi hasil riptek serta
capacity building
.