PENGARUH KINERJA GURU, MOTIVASI KERJA, DAN PENGALAMAN ORGANISASI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Wasty Mentari K. T. Ratundima / 942016018 Universitas Kristen Satya Wacana
wasty.mentari@gmail.com ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja guru, motivasi kerja dan
pengalaman organisasi terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan
metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Sampel penelitian adalah 30 orang
guru di SMK Saraswati Salatiga. Analisis data dilakukan dengan perhitungan statistik melalui
Software SPSS (Statistical Program Smart Solution) version 20.0 For Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru berpengaruh terhadap kepemimpinan kepala sekolah sebesar
11,8%, motivasi kerja berpengaruh pada kepemimpinan kepala sekolah sebesar 14% dan
pengalaman organisasi berpengaruh pada kepemimpinan kepala sekolah sebesar 5,7%.
Kata kunci: kinerja guru, motivasi kerja, pengalaman organisasi, kepemimpinan kepala sekolah
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu tujuan dari suatu organisasi
pendidikan adalah meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, dalam hal ini para
tenaga pendidik dan kependidikan. Hal ini
tidak terlepas dari peran pemimpin, yaitu
kepala sekolah yang dapat mengelola
sumber daya yang ada sehingga dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang
kompeten dan bermutu. Sejalan dengan
Permendiknas No.19 Tahun 2007 bahwa
tenaga pendidik dan kependidikan harus
memiliki empat kompetensi, yaitu
profesional, pedagogik, sosial dan
kepribadian, maka melalui berbagai kegiatan
pengembangan kompetensi tersebut,
dilakukan agar dapat menghasilkan tenaga
didik yang kompeten dan berdampak pada
kinerjanya. Kualitas guru yang baik akan
menentukan kualitas hasil pendidikan pada
siswa.
Pencapaian kualitas yang baik dari
dalam menjalankan tanggung jawabnya
sebagai tenaga pendidik. Motivasi
merupakan salah satu hal yang penting
untuk mencapai target atau kinerja yang baik
dimana motivasi adalah keadaan yang
mendorong seseorang dari dalam dirinya
untuk melaksanakan suatu aktifitas atau
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi
atau tujuan individu (Sejati, 2012). Oleh
karena itu, semakin tinggi motivasi yang
dimiliki guru, semakin baik pula kinerja
yang dapat dihasilkan.
Hal ini juga dipengaruhi oleh
kepemimpinan seorang kepala sekolah
dimana guru harus mematuhi peraturan yang
ditetapkan, bekerja dan menyelesaikan
pekerjaannya tepat waktu, terlibat dalam
kegiatan pengembangan kompetensi, dan
dapat membangun hubungan kerja sama
yang baik antar sesama rekan kerja maupun
dengan kepala sekolah. Apabila guru dapat
memenuhi semua standar atau peraturan
yang ada, baik dalam hal motivasi yang
tinggi serta memiliki banyak pengalaman
dalam kegiatan pengembangan diri, maka
dapat menghasilkan tenaga pendidik dengan
kinerja yang baik, yang juga tidak terlepas
dari keberhasilan kepala sekolah dalam
memimpin sekolah tersebut. Maka dari itu,
penelitian ini diadakan untuk mengetahui
keterkaitan antara kinerja yang dihasilkan
guru dengan kepemimpinan kepala sekolah
di SMK Saraswati Salatiga.
B. Rumusan masalah penelitian
1. Apakah ada pengaruh kinerja guru
terhadap kepemimpinan kepala
sekolah?
2. Apakah ada pengaruh motivasi kerja
guru terhadap kepemimpinan kepala
sekolah?
3. Apakah ada pengaruh pengalaman
organisasi terhadap kepemimpinan
kepala sekolah?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh kinerja guru, motivasi kerja, dan
pengalaman organisasi terhadap
kepemimpinan kepala sekolah.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, pembaca
mendapatkan informasi mengenai pengaruh
kinerja guru, motivasi kerja dan
pengalaman organisasi terhadap
kepemimpinan kepala sekolah.
II. LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan kepala sekolah
Kepemimpinan dapat menjadi faktor
penentu terwujudnya tenaga pendidik yang
dapat mengatur dan menjamin hubungan
kerja sama yang baik dengan para tenaga
pendidik. Menurut Sutisna (dalam E.
Mulyasa, 2002), kepemimpinan merupakan
proses mempengaruhi kegiatan seseorang
atau kelompok dalam usaha ke arah
pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.
Dalam hal ini, kepala sekolah adalah pihak
yang akan mempengaruhi dan mengarahkan
bawahannya untuk mencapai tujuan
pendidikan yaitu menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Menurut
Thoha (dalam Mulyasa, 2002),
kepemimpinan merupakan norma perilaku
yang digunakan seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain seperti yang ia lihat. Gaya
kepemimpinan kepala sekolah juga dapat
mempengaruhi kinerja dan motivasi kerja
bawahannya, oleh karena itu, pemimpin
harus dibekali dengan pengetahuan, keahlian
dan keterampilan serta kemampuan untuk
mempengaruhi dan memotivasi bawahannya
agar dapat menjalankan tugas yang
diberikan dan dapat meningkatkan kinerja
bawahannya.
Menurut Sudharto (2012), kepala
sekolah mempunyai kedudukan strategis
dalam mengembangkan sumber daya
sekolah terutama guru dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan
kepala sekolah dapat menjalankan tugas
dengan baik apabila didukung oleh budaya
organisasi sekolah yang dianut seluruh
warga sekolah secara kondusif.
B. Kinerja guru
Menurut Samsudin (2006), kinerja
adalah tingkat pelaksanaan tugas yang
dicapai seseorang dengan menggunakan
kemampuannya. Sejalan dengan itu, Adam
(2014 :6) berpendapat bahwa kinerja guru
merupakan seluruh usaha dan kemampuan
guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan dari
pendidikan. Dengan demikian, guru yang
memaksimalkan kemampuannya untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang
efektif dengan mulai dari merencanakan
kegiatan pembelajaran hingga memberikan
penilaian bagi siswa. Menurut
Mangkunegara (2001:32, dalam Adam,
2014:11), kinerja dapat didefinisikan
sebagai hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Kepemimpinan seorang kepala sekolah
juga mempengaruhi motivasi kerja guru
dalam melaksanakan tugas yang
diembannya. Apabila guru memiliki
tugasnya, maka keberhasilan dalam
pendidikan dapat terwujud, demikian juga
sebaliknya.
C. Motivasi Kerja
Dalam menjalani tugas mengajarnya,
guru kadang tertantang untuk melanjutkan
tanggung jawabnya. Hal ini dipengaruhi
oleh motivasi kerja seorang guru dimana
motivasi itu sendiri adalah keadaan dalam
diri seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu
guna mencapai tujuan baik organisasi
maupun tujuan individual (Handoko, 2003).
Sejalan dengan itu, As’ad (1991, dalam
Sejati, 2012) berpendapat bahwa motivasi
adalah sesuatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan kerja, sehingga
seseorang yang mempunyai motivasi akan
dapat mewujudkan suatu tujuan yang ingin
dicapainya. Menurut Supardi dan Anwar
(2001), motivasi adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan
kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi yang ada pada diri seseorang akan
mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan
pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.
Heidjachman dan Husnan (2003) juga
berpendapat motivasi merupakan proses
untuk mencoba mempengaruhi seseorang
agar melakukan sesuatu yang diinginkan.
Motivasi kerja dalam psikologi kerja dapat
diartikan hal atau keadaan menjadi motif
dimana motivasi adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerj,
sehingga kuat lemahnya motivasi kerja
seorang tenaga kerja ikut menentukan besar
kecilnya prestasi (Wexley & Yulk, 1992).
D. Pengalaman organisasi
Menurut Akdon (2004), pengalaman
yang dimiliki seseorang dapat mendukung
pelaksanaan tugasnya, sehingga yang
bersangkutan dapat bekerja secara
maksimal.dalam Permendiknas Nomor 13
Tahun 2007 juga tertulis bahwa jika
seorang guru yang ingin menjadi kepala
sekolah harus memiliki pengalaman
mengajar kurang lebih 5 tahun. Bagi kepala
sekolah, pengalaman organisasi berkaitan
dengan kompetensi kepala sekolah antara
lain, kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi dan sosial (Agus,
2009).
E. Hipotesis penelitian
1. Kinerja guru berpengaruh pada
kepemimpinan kepala sekolah
2. Motivasi kerja berpengaruh pada
kepemimpinan kepala sekolah
3. Pengalaman organisasi berpengaruh
pada kepemimpinan kepala
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kuantitatif dan
verifikatif. Metode deskriptif kuantitatif
merupakan metode yang
menggambarkan fakta dan kejadian
pada objek yang diteliti, sedangkan
metode verifikatif digunakan untuk
menguji hipotesis.
B. Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
SMK Saraswati Salatiga yang berlokasi
di Jalan Hasanudin No. 738,
Mangunsari, Sidomukti, Salatiga.
C. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah guru SMK Saraswati Salatiga
yang berjumlah 63 dengan sampel yang
digunakan adalah 30 orang guru.
D. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan lembar kuesioner
yang berisi instrumen mengenai kinerja
guru, motivasi kerja, pengalaman
organisasi dan kepemimpinan kepala
sekolah.
E. Teknik analisis data
Data dianalisis dengan
menggunakan Software SPSS (Statistical Program Smart Solution) version 20.0 For Windows.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja
guru hingga pengalaman guru dalam
organisasi terhadap kepemimpinan kepala
sekolah di SMK Saraswati Salatiga. Dalam
penelitian ini, variabel yang diteliti adalah:
Pengaruh Variabel X (Kinerja guru,
motivasi kerja, pengalaman organisasi)
terhadap Variabel Y (Kepemimpinan kepala
sekolah) dengan menyertakan uji linearitas,
uji normalitas, uji autokorelasi, uji korelasi
dan uji determinan.
a. Data Rspndn Jumlah
Kinerja
Kinerja Jumlah Motivasi
Motivasi Jumlah Pnglman
Pengalaman Jumlah Kpmmpinan
Kepemimpinan
1 16 3.2 18 3.6 18 3.6 38 3.8
2 19 3.8 19 3.8 19 3.8 38 3.8
3 15 3 17 3.4 18 3.6 36 3.6
4 16 3.2 15 3 16 3.2 34 3.4
5 20 4 20 4 18 3.6 39 3.9
6 19 3.8 19 3.8 19 3.8 36 3.6
7 19 3.8 20 4 20 4 38 3.8
9 17 3.4 15 3 19 3.8 35 3.5
10 15 3 15 3 15 3 33 3.3
11 20 4 20 4 20 4 40 4
12 16 3.2 18 3.6 20 4 35 3.5
13 20 4 20 4 20 4 39 3.9
14 15 3 15 3 15 3 32 3.2
15 19 3.8 20 4 20 4 37 3.7
16 16 3.2 18 3.6 20 4 35 3.5
17 16 3.2 17 3.4 19 3.8 35 3.5
18 19 3.8 19 3.8 18 3.6 36 3.6
19 15 3 17 3.4 16 3.2 34 3.4
20 15 3 19 3.8 16 3.2 33 3.3
21 18 3.6 16 3.2 15 3 33 3.3
22 17 3.4 16 3.2 15 3 33 3.3
23 17 3.4 18 3.6 18 3.6 33 3.3
24 16 3.2 18 3.6 19 3.8 35 3.5
25 15 3 16 3.2 18 3.6 33 3.3
26 18 3.6 19 3.8 16 3.2 37 3.7
27 15 3 15 3 15 3 34 3.4
28 17 3.4 16 3.2 17 3.4 33 3.3
29 16 3.2 15 3 16 3.2 32 3.2
30 18 3.6 18 3.6 18 3.8 39 3.9
b. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan uji regresi, data akan diuji dengan statistik deskriptif untuk melihat
distribusi dan variasi data.
Statistics
Kinerja Motivasi Pengalaman Kepemimpin an
N Valid 30 30 30 30
Missing 8 8 8 8
Mean 3.4200 3.5200 3.5533 3.5500
Median 3.4000 3.6000 3.6000 3.5000
Mode 3.00a 3.00a 3.80 3.30
Std. Deviation .34978 .36615 .36268 .24740
Variance .122 .134 .132 .061
Skewness .293 -.153 -.334 .388
Std. Error of
Kurtosis -1.348 -1.377 -1.347 -1.088 Std. Error of
Kurtosis .833 .833 .833 .833
Range 1.00 1.00 1.00 .80
Minimum 3.00 3.00 3.00 3.20
Maximum 4.00 4.00 4.00 4.00
Sum 102.60 105.60 106.60 106.50
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Berdasarkan tabel diatas, untuk data kinerja,
nilai mean adalah 3,4200, median 3,4000
dan modus 3,00. Data motivasi, nilai mean
adalah 3,5200, median 3,6000 dan modus
3,00. Data pengalaman, nilai mean 3,5533,
median 3,6000, modus 3,80. Sedangkan
untuk data kepemimpinan, nilai mean
3,5500, median 3,5000 dan modus 3,30. Ini
berarti data berdistribusi normal simetris
karena nilainya hampir sama. Nilai
skewness dari keempat variabel berada di -3
sampai +3 karena nilainya, 0,293, 0,153,
-0,334 dan 0,388. Nilai standar deviasi
kinerja 0,34978, motivasi 0,36615,
pengalaman 0, 36268 dan kepemimpinan
0,24740. Ini menunjukkan bahwa data
bervariasi karena nilai tersebut tidak
mendekati mean.
1. Uji reliabilitas dan validitas
Reliabilitas artinya apakah hasil
pengukuran yang telah dilakukan
tetap konsisten apabila dilakukan
dengan cara yang sama oleh peneliti
yang berbeda. Sedangkan validitas
artinya apakah alat ukur yang
digunakan telah mengukur apa yang
ingin diukur. Data tersebut dianalisis
dengan menggunakan SPSS Version
- Kinerja Guru
- Motivasi kerja
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
.777 .777 5
- Pengalaman organisasi
- Kepemimpinan kepala sekolah
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
.702 .688 10
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
.717 .716 5
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
Berdasarkan tabel output diatas, nilaiCronbach’s Alphakinerja 0,717, motivasi 0,777,
pengalaman 0,771 dengan n=5 dan kepemimpinan 0,702 dengan n=10.
- Kinerja guru
Item-Total Statistics Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item1 13.77 1.840 .620 .557 .605
Item2 13.67 2.230 .382 .238 .705
Item3 13.73 1.995 .594 .553 .622
Item4 13.67 1.885 .664 .494 .590
Item5 13.57 2.530 .168 .095 .781
- Motivasi kerja
Item-Total Statistics Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item6 14.03 2.240 .568 .346 .729
Item7 14.10 2.300 .514 .331 .748
Item8 14.03 2.240 .568 .390 .729
Item9 14.03 2.378 .463 .254 .764
Item10 14.20 2.166 .640 .485 .705
- Pengalaman organisasi
Item-Total Statistics Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item11 14.13 2.120 .647 .579 .691
Item12 14.20 2.579 .305 .123 .806
Item13 14.13 1.982 .766 .639 .647
Item14 14.13 2.395 .433 .223 .765
- Kepemimpinan kepala sekolah
Item-Total Statistics Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item16 32.00 4.966 .396 .492 .672
Item17 32.20 5.269 .297 .286 .690
Item18 32.07 4.685 .542 .610 .644
Item19 31.83 5.661 .101 .329 .722
Item20 31.53 5.982 .118 .284 .707
Item21 32.03 5.068 .348 .451 .681
Item22 31.97 5.482 .161 .261 .715
Item23 31.87 4.809 .498 .476 .653
Item24 31.93 4.547 .614 .714 .630
Item25 32.07 4.754 .506 .339 .651
Berdasarkan tabel diatas, nilai Corrected
Item-Total Correlation di tiap item untuk keempat variabel tersebut bernilai positif
yang artinya data tersebut valid.
2. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang diuji berdistribusi normal
atau tidak. Hal ini dilakukan peneliti untuk
menguji kenormalan distribusinya sebelum
peneliti tersebut menganalisis data yang
sesungguhnya. Analisis data ini
menggunakan uji Normalitas dengan
Kolmogorov Smirnov dengan SPSS Version
20.0 dengan langkah-langkah: Analyze– Non Parametric Test–Legacy Dialog–1 Sample KS.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kinerja Motivasi Pengalaman Kepemimpin an
N 30 30 30 30
Normal Parametersa,b
Mean 3.4200 3.5200 3.5533 3.5500
Std.
Deviation .34978 .36615 .36268 .24740
Most Extreme Differences
Absolute .202 .153 .185 .147
Positive .202 .142 .168 .147
Negative -.161 -.153 -.185 -.111
Kolmogorov-Smirnov Z 1.106 .839 1.014 .804
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel diatas, pada Asymp. Sig (2-tailed), nilai variabel-variabel menunjukan
hasil positif sehingga dapat disimpulkan distribusi hasil tersebut adalah normal.
3. Uji Linearitas
Berikut ini adalah hasil analisis data dengan menggunakan uji linearitas dengan SPSS
Version 20.0 dengan langkah-langkah: Analyze–Regression–Linear - Regression Coefficient. Dari data dibawah ini, hasil dari variabel-variebl yang diuji mendapatkan hasil positif sehingga variabel tersebut linear.
Koefisien korelasi antara kinerja guru, motivasi kerja dan pengalaman organisasi terhadap
kepemimpinan kepala sekolah sebesar kinerja guru 0,344, motivasi kerja 0,375, pengalaman
organisasi 0,240. Koefisien Determinasi untuk variabel kinerja guru (0,344)2=0,118 atau 11,8%,
untuk variabel motivasi kerja (0,375)2= 0,140 atau 14%, untuk (0,240)2= 0,057 atau 5,7%.
4. Uji Autokorelasi
Berikut ini adalah hasil analisis data dengan menggunakan uji autokorelasi dengan
SPSS Version 20.0 dengan langkah-langkah: Analyze–Regression–Linear–Durbin Watson.
Berdasarkan tabel diatas, hasil Durbin-Watson adalah 1,399 sehingga dapat disimpulkan
bahwa model ini memiliki autokorelasi positif.
Model Summaryb Mod
el
R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson R Square
Change
F Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 .841a .707 .674 .14136 .707 20.941 3 26 .000 1.399
5. Uji Korelasi Pearson
Untuk menguji korelasi
antara variabel X dan Y, maka
digunakan uji korelasi Pearson yang
juga menjadi salah satu syarat untuk
distribusi normal data.
H0 : Ada hubungan antara kinerja, motivasi dan pengalaman organisasi
guru dengan kepemimpinan kepala
sekolah
H1 : Tidak ada hubungan antara kinerja, motivasi dan pengalaman
organisasi guru dengan
kepemimpinan kepala sekolah
Berikut ini adalah uji korelasi
Pearson dengan SPSS Version 20.0
dan langkah-langkahnya: Analyze –
Correlate–Bivariate.
Correlations
Kinerja Motivasi Pengalaman Kepemimpin an
Kinerja
Pearson
Correlation 1 .724
**
.508** .737**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000
N 30 30 30 30
Motivasi
Pearson
Correlation .724
**
1 .667** .784**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
Pengalaman
Pearson
Correlation .508
**
.667** 1 .665**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000
N 30 30 30 30
Kepemimpina n
Pearson
Correlation .737
**
.784** .665** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan tabel diatas, nilai signifikan
dari ke empat variabel tersebut lebih kecil
dari 0,05 atau <0,05 dengan perincian:
Kinerja – Motivasi 0,000; Kinerja –
Pengalaman 0,004; Kinerja –
Ini berarti bahwa H0 diterima, H1 ditolak
atau ini berarti bahwa ada hubungan antara
kinerja, motivasi dan pengalaman organisasi
guru dengan kepemimpinan kepala sekolah.
Hal tersebut juga ditunjukkan dari nilai
Pearson Correlation dengan perincian: Kinerja – Kepemimpinan 0,737; Motivasi –
Kepemimpinan 0,784; dan Pengalaman –
Kepemimpinan 0,665.
V. Penutup A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji statistik tentang
pengaruh kinerja guru, motivasi kerja dan
pengalaman organisasi guru terhadap
kepemimpinan kepala sekolah, diperoleh
hasil bahwa ada pengaruh antara kedua
variabel tersebut (X dan Y). Dilihat dari
hasil uji Linearitas, koefisien korelasi antara
kinerja guru, motivasi kerja dan pengalaman
organisasi terhadap kepemimpinan kepala
sekolah sebesar kinerja guru 0,344, motivasi
kerja 0,375, pengalaman organisasi 0,240.
Koefisien Determinasi untuk variabel
kinerja guru (0,344)2=0,118 atau 11,8%,
untuk variabel motivasi kerja (0,375)2 =
0,140 atau 14%, untuk (0,240)2= 0,057 atau
5,7%.
B. Saran
Penelitian ini berfokus pada pengaruh
kinerja guru, motivasi dan pengalaman
organisasi pada kepemimpinan kepala
sekolah, sehingga diharapkan pada
penelitian selanjutnya dapat diteliti dengan
menggunakan variabel yang lebih bervariasi
dalam ruang lingkup kepemimpinan dan
Daftar Pustaka
Adam, A. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SD
Negeri di KecamatanGondokusuman Daerah Istimewa Yogyakarta
Agus, N, P. (2009). Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah. PPM Supervisi Dinas Pendidikan
Plered.
Akdon. (2004). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen,
Bandung: Dewa Ruchi
Asad, M. (1991). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Handoko, H. (2003). Manajemen Edisi II. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi , Yogyakarta.
Heidjrachman, R. & Husnan, S. (2003). Manajemen Personalia, BPFE. UGM. Yogyakarta
Mangkunegara, A.A. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya.
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Tenaga Pendidik dan
Kependidikan. Jakarta: Permendiknas.
Samsudin, S. (2006). Manajemen Sumber Daya, Bandung: Pustaka Setia.
Sejati, P. (2012). Hubungan Motivasi Kerja dengan Prestasi Kerja Guru dan Karyawan di SMK
Muhammadiyah 1 Sleman. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sudharto. (2012). Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah, Pengalaman Kerja dan Kompensasi
Terhadap Kepuasan, Motivasi Kerja, dan Kinerja Kepala SMA se Eks KA Residenan Semarang.
Supardi & Anwar, S. (2001). Dasar-dasar Perilaku Organisasi. UII Press. Yogyakarta.
Sutisna, O. (1983). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional.
Bandung: Angkasa.
Thoha, M. (2006). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wexley, K. & Yulk, G. (2003). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: Rineka