• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kinerja Guru Motivasi Kerja dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Kinerja Guru Motivasi Kerja dan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA GURU, MOTIVASI KERJA, DAN PENGALAMAN ORGANISASI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Wasty Mentari K. T. Ratundima / 942016018 Universitas Kristen Satya Wacana

wasty.mentari@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja guru, motivasi kerja dan

pengalaman organisasi terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan

metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Sampel penelitian adalah 30 orang

guru di SMK Saraswati Salatiga. Analisis data dilakukan dengan perhitungan statistik melalui

Software SPSS (Statistical Program Smart Solution) version 20.0 For Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru berpengaruh terhadap kepemimpinan kepala sekolah sebesar

11,8%, motivasi kerja berpengaruh pada kepemimpinan kepala sekolah sebesar 14% dan

pengalaman organisasi berpengaruh pada kepemimpinan kepala sekolah sebesar 5,7%.

Kata kunci: kinerja guru, motivasi kerja, pengalaman organisasi, kepemimpinan kepala sekolah

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu tujuan dari suatu organisasi

pendidikan adalah meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, dalam hal ini para

tenaga pendidik dan kependidikan. Hal ini

tidak terlepas dari peran pemimpin, yaitu

kepala sekolah yang dapat mengelola

sumber daya yang ada sehingga dapat

menghasilkan sumber daya manusia yang

kompeten dan bermutu. Sejalan dengan

Permendiknas No.19 Tahun 2007 bahwa

tenaga pendidik dan kependidikan harus

memiliki empat kompetensi, yaitu

profesional, pedagogik, sosial dan

kepribadian, maka melalui berbagai kegiatan

pengembangan kompetensi tersebut,

dilakukan agar dapat menghasilkan tenaga

didik yang kompeten dan berdampak pada

kinerjanya. Kualitas guru yang baik akan

menentukan kualitas hasil pendidikan pada

siswa.

Pencapaian kualitas yang baik dari

(2)

dalam menjalankan tanggung jawabnya

sebagai tenaga pendidik. Motivasi

merupakan salah satu hal yang penting

untuk mencapai target atau kinerja yang baik

dimana motivasi adalah keadaan yang

mendorong seseorang dari dalam dirinya

untuk melaksanakan suatu aktifitas atau

kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi

atau tujuan individu (Sejati, 2012). Oleh

karena itu, semakin tinggi motivasi yang

dimiliki guru, semakin baik pula kinerja

yang dapat dihasilkan.

Hal ini juga dipengaruhi oleh

kepemimpinan seorang kepala sekolah

dimana guru harus mematuhi peraturan yang

ditetapkan, bekerja dan menyelesaikan

pekerjaannya tepat waktu, terlibat dalam

kegiatan pengembangan kompetensi, dan

dapat membangun hubungan kerja sama

yang baik antar sesama rekan kerja maupun

dengan kepala sekolah. Apabila guru dapat

memenuhi semua standar atau peraturan

yang ada, baik dalam hal motivasi yang

tinggi serta memiliki banyak pengalaman

dalam kegiatan pengembangan diri, maka

dapat menghasilkan tenaga pendidik dengan

kinerja yang baik, yang juga tidak terlepas

dari keberhasilan kepala sekolah dalam

memimpin sekolah tersebut. Maka dari itu,

penelitian ini diadakan untuk mengetahui

keterkaitan antara kinerja yang dihasilkan

guru dengan kepemimpinan kepala sekolah

di SMK Saraswati Salatiga.

B. Rumusan masalah penelitian

1. Apakah ada pengaruh kinerja guru

terhadap kepemimpinan kepala

sekolah?

2. Apakah ada pengaruh motivasi kerja

guru terhadap kepemimpinan kepala

sekolah?

3. Apakah ada pengaruh pengalaman

organisasi terhadap kepemimpinan

kepala sekolah?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh kinerja guru, motivasi kerja, dan

pengalaman organisasi terhadap

kepemimpinan kepala sekolah.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, pembaca

mendapatkan informasi mengenai pengaruh

kinerja guru, motivasi kerja dan

pengalaman organisasi terhadap

kepemimpinan kepala sekolah.

II. LANDASAN TEORI

A. Kepemimpinan kepala sekolah

Kepemimpinan dapat menjadi faktor

penentu terwujudnya tenaga pendidik yang

(3)

dapat mengatur dan menjamin hubungan

kerja sama yang baik dengan para tenaga

pendidik. Menurut Sutisna (dalam E.

Mulyasa, 2002), kepemimpinan merupakan

proses mempengaruhi kegiatan seseorang

atau kelompok dalam usaha ke arah

pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.

Dalam hal ini, kepala sekolah adalah pihak

yang akan mempengaruhi dan mengarahkan

bawahannya untuk mencapai tujuan

pendidikan yaitu menghasilkan sumber

daya manusia yang berkualitas. Menurut

Thoha (dalam Mulyasa, 2002),

kepemimpinan merupakan norma perilaku

yang digunakan seseorang pada saat orang

tersebut mencoba mempengaruhi perilaku

orang lain seperti yang ia lihat. Gaya

kepemimpinan kepala sekolah juga dapat

mempengaruhi kinerja dan motivasi kerja

bawahannya, oleh karena itu, pemimpin

harus dibekali dengan pengetahuan, keahlian

dan keterampilan serta kemampuan untuk

mempengaruhi dan memotivasi bawahannya

agar dapat menjalankan tugas yang

diberikan dan dapat meningkatkan kinerja

bawahannya.

Menurut Sudharto (2012), kepala

sekolah mempunyai kedudukan strategis

dalam mengembangkan sumber daya

sekolah terutama guru dalam pencapaian

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan

kepala sekolah dapat menjalankan tugas

dengan baik apabila didukung oleh budaya

organisasi sekolah yang dianut seluruh

warga sekolah secara kondusif.

B. Kinerja guru

Menurut Samsudin (2006), kinerja

adalah tingkat pelaksanaan tugas yang

dicapai seseorang dengan menggunakan

kemampuannya. Sejalan dengan itu, Adam

(2014 :6) berpendapat bahwa kinerja guru

merupakan seluruh usaha dan kemampuan

guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan dari

pendidikan. Dengan demikian, guru yang

memaksimalkan kemampuannya untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang

efektif dengan mulai dari merencanakan

kegiatan pembelajaran hingga memberikan

penilaian bagi siswa. Menurut

Mangkunegara (2001:32, dalam Adam,

2014:11), kinerja dapat didefinisikan

sebagai hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Kepemimpinan seorang kepala sekolah

juga mempengaruhi motivasi kerja guru

dalam melaksanakan tugas yang

diembannya. Apabila guru memiliki

(4)

tugasnya, maka keberhasilan dalam

pendidikan dapat terwujud, demikian juga

sebaliknya.

C. Motivasi Kerja

Dalam menjalani tugas mengajarnya,

guru kadang tertantang untuk melanjutkan

tanggung jawabnya. Hal ini dipengaruhi

oleh motivasi kerja seorang guru dimana

motivasi itu sendiri adalah keadaan dalam

diri seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan tertentu

guna mencapai tujuan baik organisasi

maupun tujuan individual (Handoko, 2003).

Sejalan dengan itu, As’ad (1991, dalam

Sejati, 2012) berpendapat bahwa motivasi

adalah sesuatu yang menimbulkan

semangat atau dorongan kerja, sehingga

seseorang yang mempunyai motivasi akan

dapat mewujudkan suatu tujuan yang ingin

dicapainya. Menurut Supardi dan Anwar

(2001), motivasi adalah keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan

kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Motivasi yang ada pada diri seseorang akan

mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan

pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.

Heidjachman dan Husnan (2003) juga

berpendapat motivasi merupakan proses

untuk mencoba mempengaruhi seseorang

agar melakukan sesuatu yang diinginkan.

Motivasi kerja dalam psikologi kerja dapat

diartikan hal atau keadaan menjadi motif

dimana motivasi adalah sesuatu yang

menimbulkan semangat atau dorongan kerj,

sehingga kuat lemahnya motivasi kerja

seorang tenaga kerja ikut menentukan besar

kecilnya prestasi (Wexley & Yulk, 1992).

D. Pengalaman organisasi

Menurut Akdon (2004), pengalaman

yang dimiliki seseorang dapat mendukung

pelaksanaan tugasnya, sehingga yang

bersangkutan dapat bekerja secara

maksimal.dalam Permendiknas Nomor 13

Tahun 2007 juga tertulis bahwa jika

seorang guru yang ingin menjadi kepala

sekolah harus memiliki pengalaman

mengajar kurang lebih 5 tahun. Bagi kepala

sekolah, pengalaman organisasi berkaitan

dengan kompetensi kepala sekolah antara

lain, kompetensi kepribadian, manajerial,

kewirausahaan, supervisi dan sosial (Agus,

2009).

E. Hipotesis penelitian

1. Kinerja guru berpengaruh pada

kepemimpinan kepala sekolah

2. Motivasi kerja berpengaruh pada

kepemimpinan kepala sekolah

3. Pengalaman organisasi berpengaruh

pada kepemimpinan kepala

(5)

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif kuantitatif dan

verifikatif. Metode deskriptif kuantitatif

merupakan metode yang

menggambarkan fakta dan kejadian

pada objek yang diteliti, sedangkan

metode verifikatif digunakan untuk

menguji hipotesis.

B. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

SMK Saraswati Salatiga yang berlokasi

di Jalan Hasanudin No. 738,

Mangunsari, Sidomukti, Salatiga.

C. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini

adalah guru SMK Saraswati Salatiga

yang berjumlah 63 dengan sampel yang

digunakan adalah 30 orang guru.

D. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan lembar kuesioner

yang berisi instrumen mengenai kinerja

guru, motivasi kerja, pengalaman

organisasi dan kepemimpinan kepala

sekolah.

E. Teknik analisis data

Data dianalisis dengan

menggunakan Software SPSS (Statistical Program Smart Solution) version 20.0 For Windows.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, peneliti ingin

mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja

guru hingga pengalaman guru dalam

organisasi terhadap kepemimpinan kepala

sekolah di SMK Saraswati Salatiga. Dalam

penelitian ini, variabel yang diteliti adalah:

Pengaruh Variabel X (Kinerja guru,

motivasi kerja, pengalaman organisasi)

terhadap Variabel Y (Kepemimpinan kepala

sekolah) dengan menyertakan uji linearitas,

uji normalitas, uji autokorelasi, uji korelasi

dan uji determinan.

a. Data Rspndn Jumlah

Kinerja

Kinerja Jumlah Motivasi

Motivasi Jumlah Pnglman

Pengalaman Jumlah Kpmmpinan

Kepemimpinan

1 16 3.2 18 3.6 18 3.6 38 3.8

2 19 3.8 19 3.8 19 3.8 38 3.8

3 15 3 17 3.4 18 3.6 36 3.6

4 16 3.2 15 3 16 3.2 34 3.4

5 20 4 20 4 18 3.6 39 3.9

6 19 3.8 19 3.8 19 3.8 36 3.6

7 19 3.8 20 4 20 4 38 3.8

(6)

9 17 3.4 15 3 19 3.8 35 3.5

10 15 3 15 3 15 3 33 3.3

11 20 4 20 4 20 4 40 4

12 16 3.2 18 3.6 20 4 35 3.5

13 20 4 20 4 20 4 39 3.9

14 15 3 15 3 15 3 32 3.2

15 19 3.8 20 4 20 4 37 3.7

16 16 3.2 18 3.6 20 4 35 3.5

17 16 3.2 17 3.4 19 3.8 35 3.5

18 19 3.8 19 3.8 18 3.6 36 3.6

19 15 3 17 3.4 16 3.2 34 3.4

20 15 3 19 3.8 16 3.2 33 3.3

21 18 3.6 16 3.2 15 3 33 3.3

22 17 3.4 16 3.2 15 3 33 3.3

23 17 3.4 18 3.6 18 3.6 33 3.3

24 16 3.2 18 3.6 19 3.8 35 3.5

25 15 3 16 3.2 18 3.6 33 3.3

26 18 3.6 19 3.8 16 3.2 37 3.7

27 15 3 15 3 15 3 34 3.4

28 17 3.4 16 3.2 17 3.4 33 3.3

29 16 3.2 15 3 16 3.2 32 3.2

30 18 3.6 18 3.6 18 3.8 39 3.9

b. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan uji regresi, data akan diuji dengan statistik deskriptif untuk melihat

distribusi dan variasi data.

Statistics

Kinerja Motivasi Pengalaman Kepemimpin an

N Valid 30 30 30 30

Missing 8 8 8 8

Mean 3.4200 3.5200 3.5533 3.5500

Median 3.4000 3.6000 3.6000 3.5000

Mode 3.00a 3.00a 3.80 3.30

Std. Deviation .34978 .36615 .36268 .24740

Variance .122 .134 .132 .061

Skewness .293 -.153 -.334 .388

Std. Error of

(7)

Kurtosis -1.348 -1.377 -1.347 -1.088 Std. Error of

Kurtosis .833 .833 .833 .833

Range 1.00 1.00 1.00 .80

Minimum 3.00 3.00 3.00 3.20

Maximum 4.00 4.00 4.00 4.00

Sum 102.60 105.60 106.60 106.50

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel diatas, untuk data kinerja,

nilai mean adalah 3,4200, median 3,4000

dan modus 3,00. Data motivasi, nilai mean

adalah 3,5200, median 3,6000 dan modus

3,00. Data pengalaman, nilai mean 3,5533,

median 3,6000, modus 3,80. Sedangkan

untuk data kepemimpinan, nilai mean

3,5500, median 3,5000 dan modus 3,30. Ini

berarti data berdistribusi normal simetris

karena nilainya hampir sama. Nilai

skewness dari keempat variabel berada di -3

sampai +3 karena nilainya, 0,293, 0,153,

-0,334 dan 0,388. Nilai standar deviasi

kinerja 0,34978, motivasi 0,36615,

pengalaman 0, 36268 dan kepemimpinan

0,24740. Ini menunjukkan bahwa data

bervariasi karena nilai tersebut tidak

mendekati mean.

1. Uji reliabilitas dan validitas

Reliabilitas artinya apakah hasil

pengukuran yang telah dilakukan

tetap konsisten apabila dilakukan

dengan cara yang sama oleh peneliti

yang berbeda. Sedangkan validitas

artinya apakah alat ukur yang

digunakan telah mengukur apa yang

ingin diukur. Data tersebut dianalisis

dengan menggunakan SPSS Version

(8)

- Kinerja Guru

- Motivasi kerja

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

.777 .777 5

- Pengalaman organisasi

- Kepemimpinan kepala sekolah

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

.702 .688 10

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

.717 .716 5

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

(9)

Berdasarkan tabel output diatas, nilaiCronbach’s Alphakinerja 0,717, motivasi 0,777,

pengalaman 0,771 dengan n=5 dan kepemimpinan 0,702 dengan n=10.

- Kinerja guru

Item-Total Statistics Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Item1 13.77 1.840 .620 .557 .605

Item2 13.67 2.230 .382 .238 .705

Item3 13.73 1.995 .594 .553 .622

Item4 13.67 1.885 .664 .494 .590

Item5 13.57 2.530 .168 .095 .781

- Motivasi kerja

Item-Total Statistics Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Item6 14.03 2.240 .568 .346 .729

Item7 14.10 2.300 .514 .331 .748

Item8 14.03 2.240 .568 .390 .729

Item9 14.03 2.378 .463 .254 .764

Item10 14.20 2.166 .640 .485 .705

- Pengalaman organisasi

Item-Total Statistics Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Item11 14.13 2.120 .647 .579 .691

Item12 14.20 2.579 .305 .123 .806

Item13 14.13 1.982 .766 .639 .647

Item14 14.13 2.395 .433 .223 .765

(10)

- Kepemimpinan kepala sekolah

Item-Total Statistics Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Item16 32.00 4.966 .396 .492 .672

Item17 32.20 5.269 .297 .286 .690

Item18 32.07 4.685 .542 .610 .644

Item19 31.83 5.661 .101 .329 .722

Item20 31.53 5.982 .118 .284 .707

Item21 32.03 5.068 .348 .451 .681

Item22 31.97 5.482 .161 .261 .715

Item23 31.87 4.809 .498 .476 .653

Item24 31.93 4.547 .614 .714 .630

Item25 32.07 4.754 .506 .339 .651

Berdasarkan tabel diatas, nilai Corrected

Item-Total Correlation di tiap item untuk keempat variabel tersebut bernilai positif

yang artinya data tersebut valid.

2. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui

apakah data yang diuji berdistribusi normal

atau tidak. Hal ini dilakukan peneliti untuk

menguji kenormalan distribusinya sebelum

peneliti tersebut menganalisis data yang

sesungguhnya. Analisis data ini

menggunakan uji Normalitas dengan

Kolmogorov Smirnov dengan SPSS Version

20.0 dengan langkah-langkah: Analyze– Non Parametric Test–Legacy Dialog–1 Sample KS.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kinerja Motivasi Pengalaman Kepemimpin an

N 30 30 30 30

Normal Parametersa,b

Mean 3.4200 3.5200 3.5533 3.5500

Std.

Deviation .34978 .36615 .36268 .24740

Most Extreme Differences

Absolute .202 .153 .185 .147

Positive .202 .142 .168 .147

Negative -.161 -.153 -.185 -.111

Kolmogorov-Smirnov Z 1.106 .839 1.014 .804

(11)

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel diatas, pada Asymp. Sig (2-tailed), nilai variabel-variabel menunjukan

hasil positif sehingga dapat disimpulkan distribusi hasil tersebut adalah normal.

3. Uji Linearitas

Berikut ini adalah hasil analisis data dengan menggunakan uji linearitas dengan SPSS

Version 20.0 dengan langkah-langkah: Analyze–Regression–Linear - Regression Coefficient. Dari data dibawah ini, hasil dari variabel-variebl yang diuji mendapatkan hasil positif sehingga variabel tersebut linear.

Koefisien korelasi antara kinerja guru, motivasi kerja dan pengalaman organisasi terhadap

kepemimpinan kepala sekolah sebesar kinerja guru 0,344, motivasi kerja 0,375, pengalaman

organisasi 0,240. Koefisien Determinasi untuk variabel kinerja guru (0,344)2=0,118 atau 11,8%,

untuk variabel motivasi kerja (0,375)2= 0,140 atau 14%, untuk (0,240)2= 0,057 atau 5,7%.

4. Uji Autokorelasi

Berikut ini adalah hasil analisis data dengan menggunakan uji autokorelasi dengan

SPSS Version 20.0 dengan langkah-langkah: Analyze–Regression–Linear–Durbin Watson.

Berdasarkan tabel diatas, hasil Durbin-Watson adalah 1,399 sehingga dapat disimpulkan

bahwa model ini memiliki autokorelasi positif.

Model Summaryb Mod

el

R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change

F Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .841a .707 .674 .14136 .707 20.941 3 26 .000 1.399

(12)

5. Uji Korelasi Pearson

Untuk menguji korelasi

antara variabel X dan Y, maka

digunakan uji korelasi Pearson yang

juga menjadi salah satu syarat untuk

distribusi normal data.

H0 : Ada hubungan antara kinerja, motivasi dan pengalaman organisasi

guru dengan kepemimpinan kepala

sekolah

H1 : Tidak ada hubungan antara kinerja, motivasi dan pengalaman

organisasi guru dengan

kepemimpinan kepala sekolah

Berikut ini adalah uji korelasi

Pearson dengan SPSS Version 20.0

dan langkah-langkahnya: Analyze

Correlate–Bivariate.

Correlations

Kinerja Motivasi Pengalaman Kepemimpin an

Kinerja

Pearson

Correlation 1 .724

**

.508** .737**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000

N 30 30 30 30

Motivasi

Pearson

Correlation .724

**

1 .667** .784**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

Pengalaman

Pearson

Correlation .508

**

.667** 1 .665**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .000

N 30 30 30 30

Kepemimpina n

Pearson

Correlation .737

**

.784** .665** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan tabel diatas, nilai signifikan

dari ke empat variabel tersebut lebih kecil

dari 0,05 atau <0,05 dengan perincian:

Kinerja – Motivasi 0,000; Kinerja –

Pengalaman 0,004; Kinerja –

(13)

Ini berarti bahwa H0 diterima, H1 ditolak

atau ini berarti bahwa ada hubungan antara

kinerja, motivasi dan pengalaman organisasi

guru dengan kepemimpinan kepala sekolah.

Hal tersebut juga ditunjukkan dari nilai

Pearson Correlation dengan perincian: Kinerja – Kepemimpinan 0,737; Motivasi –

Kepemimpinan 0,784; dan Pengalaman –

Kepemimpinan 0,665.

V. Penutup A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik tentang

pengaruh kinerja guru, motivasi kerja dan

pengalaman organisasi guru terhadap

kepemimpinan kepala sekolah, diperoleh

hasil bahwa ada pengaruh antara kedua

variabel tersebut (X dan Y). Dilihat dari

hasil uji Linearitas, koefisien korelasi antara

kinerja guru, motivasi kerja dan pengalaman

organisasi terhadap kepemimpinan kepala

sekolah sebesar kinerja guru 0,344, motivasi

kerja 0,375, pengalaman organisasi 0,240.

Koefisien Determinasi untuk variabel

kinerja guru (0,344)2=0,118 atau 11,8%,

untuk variabel motivasi kerja (0,375)2 =

0,140 atau 14%, untuk (0,240)2= 0,057 atau

5,7%.

B. Saran

Penelitian ini berfokus pada pengaruh

kinerja guru, motivasi dan pengalaman

organisasi pada kepemimpinan kepala

sekolah, sehingga diharapkan pada

penelitian selanjutnya dapat diteliti dengan

menggunakan variabel yang lebih bervariasi

dalam ruang lingkup kepemimpinan dan

(14)

Daftar Pustaka

Adam, A. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SD

Negeri di KecamatanGondokusuman Daerah Istimewa Yogyakarta

Agus, N, P. (2009). Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah. PPM Supervisi Dinas Pendidikan

Plered.

Akdon. (2004). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen,

Bandung: Dewa Ruchi

Asad, M. (1991). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Handoko, H. (2003). Manajemen Edisi II. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi , Yogyakarta.

Heidjrachman, R. & Husnan, S. (2003). Manajemen Personalia, BPFE. UGM. Yogyakarta

Mangkunegara, A.A. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya.

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Tenaga Pendidik dan

Kependidikan. Jakarta: Permendiknas.

Samsudin, S. (2006). Manajemen Sumber Daya, Bandung: Pustaka Setia.

Sejati, P. (2012). Hubungan Motivasi Kerja dengan Prestasi Kerja Guru dan Karyawan di SMK

Muhammadiyah 1 Sleman. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudharto. (2012). Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah, Pengalaman Kerja dan Kompensasi

Terhadap Kepuasan, Motivasi Kerja, dan Kinerja Kepala SMA se Eks KA Residenan Semarang.

Supardi & Anwar, S. (2001). Dasar-dasar Perilaku Organisasi. UII Press. Yogyakarta.

Sutisna, O. (1983). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional.

Bandung: Angkasa.

Thoha, M. (2006). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wexley, K. & Yulk, G. (2003). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: Rineka

Referensi

Dokumen terkait

Isoform 2 subunit alpha (Ampk - α2) banyak diekspresikan pada jarin- gan otot skelet dan hepar yang memiliki peran penting dalam peng- gunaan glukosa oleh otot

Dari hasil penelitian dan pengukuran kekasaran permukaan terhadap benda kerja yang dibuat dengan proses pemesinan menggunakan mesin Milling CNC didapat bahwa nilai

Untuk mengetahui tingkat penerimaan pengguna dan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan e-learning Janabadra, model yang digunakan adalah model UTAUT

Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan kurkumin- MSN khususnya terhadap jumlah sel total dan diameter pulau langerhans

Tesis utamanya adalah analisa tindakan ( operari ) manusia yang konkret yang menyatakan sifatnya secara penuh sebagai subjektivitas pribadi yang unik dan tidak dapat

[r]

Kedua belah pihak bersama-sama telah sepakat mengadakan Addendum pada surat Perjanjian Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Minum Sistem sumur gali Nomor :

Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan