• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum ilmu serangga hutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan praktikum ilmu serangga hutan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Ilmu Serangga Hutan

KOLEKSI SERANGGA HUTAN

DI HUTAN PENDIDIKAN BENGO-BENGO

Oleh:

Kelompok 4B

Zidny Rezky Amaliah

Andi Batari Utami

Anna cristine mokuna

Meliana Tonapa

Patmawati

Fikri Wijanna Bogang

Asri Nur Jainuddin

Arga Setiawan

Muhammad Irfan

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Ilmu Serangga Hutan

Kelompok : 4

Kelas : B

Lapoan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Nilai Praktikum Ilmu Serangga Hutan

Pada

Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin

Makassar 2014

Menyetujui,

Asisten

Muhammad Saleh

Mengetahui,

Dosen Mata Kuliah Ilmu Serangga Hutan

Ir. Budiaman, MP

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat, Rahmat, dan Hidayat-Nya sehingga kami telah menyelesaikan laporan praktek lapangan ilmu serangga hutan ini ini. Salawat dan salam kita hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya di akhir zaman.

Kami menyadari bahwa laporan praktek lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam laporan ini. Olehnya itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki dalam pembuatan laporan selanjutnya sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih bagi asisten dan seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data dan referensi pada laporan ini.

Akhirnya harapan kami, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Desember 2014

(4)

DAFTAR ISI

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN...

A. Hasil...

B. Pembahasan...

BAB V : PENUTUP...

A. Kesimpulan...

(5)

DAFTAR PUSTAKA... tumbuh berkembang. Didalam hutan tumbuh fauna dan flora yang beragam. Salah satu fauna yang mendominasi adalah serangga.

Serangga hutan sebenarnya tidak hanya memakan tumbuh-tumbuhan yang hidup, tetapi juga memakan tumbuh-tumbuhan yang sudah mati berperan dalam proses dekomposisi. Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan serangga permukaan tanah. Keberadaan serangga permukaan tanah dalam tanah sangat tergantung pada ketersediaan energy dan sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan organic dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Dengan ketersediaan energy dan hara bagi serangga permukaan tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas serangga permukaan tanah berlangsung baik (Borror, 2001).

Disamping itu sebenarnya terdapat fungsi lain dari serangga yaitu sebagai bioindikator. Jenis serangga ini mulai banyak diteliti karena bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatan suatu ekosistem (Ruslan, 2009). Serangga juga memiliki ordo masing-masing untuk lebih mudah mengenali agar mampu membedakan satu ordo dengan ordo lainnya. Karena hal tersebutlah, maka dilakukanlah praktek lapangan untuk mengetahui perbedaan dari beberapa ordo.

B. Tujuan dan Kegunaan

(6)
(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peranan Serangga Hutan

Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang mempunyai kakiberruas-ruas, tubuh bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang keras (exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelasinsecta (hexapoda), karena memiliki6 buah (3 pasang) kaki yang terdapat di dadaerah dada (thorax). Jumlah kaki menjadiciri khas serangga yang membedakannya dengan hewan lain dalam phylum Arthropoda seperti laba-laba (arachnida), kepiting (decapoda), udang (crustacea), lipan dan luwing (myriapoda), Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun(zaman devonian). Kira-kira 2-3 juta spesies serangga telah terindentifikasi.Diperkirakan, jumlah serangga sebanyak 30-80 juta spesies yang meliputi sekitar 50%dari keanekaragaman spesies di muka bumi. Hal ini merupakan petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk hidup yang mendominasibumi, karena serangga memiliki kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengankeadaan lingkungan yang ekstrem, seperti di padang pasir dan Antarktika. Satu-satunya ekosistem di mana serangga tidak lazim ditemukan adalah di samudera (Qolamul, 2011)

(8)

genetikyang lebih besar. Dengan kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan banyakjenis serangga merupakan hama tanaman budidaya, yang mampu dengan cepat mengembangkan sifat resistensiterhadapinsektisida.Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata,kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan dalam biodiversity (keanekaragaman bentuk hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh serangga bervariasi dari mikroskopis (seperti Hymenopteraparasit, Thysanoptera, berbagai macam kutu dll.) sampai yang besar seperti walangkayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu habitat di hutan hujan tropika diperkirakan,dengan hanya memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis semut, lebah dan rayap),peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan jenis-jenis vertebrata (Qolamul, 2011)

Peranan serang di dalam kehidupan manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu (Qolamul, 2011):

1. Kelompok serangga-serangga menguntungkan, kelompok ini antara lain dapat dibagi menjadi:

a. Serangga yang dapat menghasilkan sesuatu yang akan memberi nilai tambah di dalam kehidupan manusia. Contoh: Apis spp. (penghasil madu), Bombyx mori (penghasil sutera), Laccifer lucca (penghasil politur).

b. Serangga yang dapat meningkatkan produksi hasil panen (polinator) contoh lebah (Apis mellifera), kupu-kupu (Papilio menon)

c. Serangga sebagai musuh alami seperti predator, contoh Mantis regilosa(walang sembah), Ophius sp. (predator hama buah), parasitoid(beberapa familiHymenoptera)

d. Serangga yang dapat menguraikan sisa materi organik(detritus dan sampah) misalnya bangsa lalat dan kumbang.

2. Kelompok serangga-serangga yang merugikan, dapat dibagi antara lain:

a. Serangga hama tanaman, contoh Nilaparvata lugens (hama tanaman padi), Bactrocera spp (hama/lalat buah), Tribolium sp. (hama gudang)

(9)

Culex quinquifasciatus (vertor penyakit kaki gajah /filariasis, Musca domestica, vektor penyakit diare dan disentri.

Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia seperti lebah madu,ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama atau serangga perusaktanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi mahluklain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari aspekmerugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya menjadi hama perusak danpemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor) bagi berbagai penyakitseperti malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya seranggaperusak hanya kurang dari 1 persen dari semua jenis serangga. Dengan mengenalserangga terutama biologi dan perilakunya maka diharapkan akan efisien manusiamengendalikan kehidupan serangga yang merugikan ini. Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi dan perilakuadaptasi dalam lingkungannya, dan demilkian banyaknya jenis serangga yangterdapat di muka bumi, menyebabkanbanyak kajian ilmu pengetahuan, baik yangmurni maupun terapan, menggunakan serangga sebagai model. Kajian dinamika populasi misalnya, bertumpu pada perkembangan populasi serangga. Demikianpula, pola, kajian ekologi, ekosistem dan habitat mengambil serangga sebagai modeluntuk mengembangkannya ke spesies-spesies lain dan dalam skala yang lebih besar (Qolamul, 2011)

B. Klasifikasi Ordo Serangga 1. Ordo Orhoptera

a. Othoptera berarti bersayap lurus, serangga yang tergolong dalam ordo ini melipatkan sayapnya pada saat istirahat secara lurus di atas tubuhnya.

b. Ukuran tubuh sedang sampai besar.

(10)

d. Mata majemuk jelas dan besar dengan dua atau tiga mata tunggal (ocelli) atau juga tanpa mata tunggal.

e. Antena relatif panjang dan banyak spesies yang antenanya melebihi panjang tubuhnya dengan ruas yang banyak.

f. Mulut bertipe penggigit pengunyah.

g. Pada Orthoptera, serangganya ada yang bersayap ada juga yang tidak bersayap. Serangga yang bersayap terdiri dua pasang sayap. Sayap depan memanjang mempunyai jejari (vena) sayap yang banyak dan teksturnya menebal agak kaku disebut tegmina. Tekstur sayap belakang seperti selaput dan lebar dengan banyak jejari.

h. Tungkai belakang lebih besar dan panjang daripada kedua tungkai yang depan. Tungkai tersebut dengan femur yang besar untuk meloncat (tipe saltatorial). Terdapat pula dengan jenis dengan tungkai besar dan lebar berfungsi untuk menggali (tipe fossorial) pada Gryllotalpidae.

i. Abdomen umumnya terdiri atas banyak ruas.

j. Pada Orthoptera yang menghasailkan suara biasanya terdapat timpana pada ruas abdomen pertama (misal belakang).

k. Perkembangbiakannya secara perkawinan dan mengalami metamorphosis sederhana.

l. Umumnya fitofag dan beberapa zoofag dan bahkan ada yang bersifat kanibal.

2. Ordo Coleoptera Ukuran tubuh kecil sampai besar

(11)

b. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.

c. Mengalami metamorfosis sempurna (holometabola).

d. Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera.

e. Tipe mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.

f. Hidup diberbagai ekosistem 3. Ordo Hemiptera

a. ukuran tubuh kecil sampai besar .

b. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap).

c. Sayap depan pangkalnya menebal dan sayap belakang berbentuk membrane.

d. Antena panjang , Antena biasanya empat atau lima ruas,

e. Hidup diberbagai habitat baik darat maupun air.

f. Ordo ini apabila diganggu akan mengeluarkan bau yang tidak enak dan tahan hidup cukup lama tanpa makan.

g. Memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap.

h. Sebagian besar bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia.

i. Metamorfosis sempurna

(12)

a. Ukuran serangga ini ada yang kecil dan ada yang besar.

b. Jumlah sayapnya empat buah dan tertutup sisik.

c. Badan dan kakinya juga tertutup sisik.

d. Antenanya ada yang seperti sikat dan ada yang seperti benang.

e. Bagian mulutnya dilengkapi dengan alat menggigit dan pengisap seperti belalai yang disebut proboscis.

f. Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola).

5. Ordo Hymenoptera

a. Ukuran tubuhnya sangat kecil sampai besar.

b. Memiliki sayap dua pasang, sayap belakang lebih tipis dan lebih kecil dari pada sayap depan.

c. Tipe alat mulut menggigit mengisap

d. Bagian posterior abdomen hewan betina dilengkapi dengan ovipositor atau dengan sengat yang merupakan modifikasi dan ovipositor

e. Serangga ini hidup berkoloni dan mempunyai seekor ratu

f. Beberapa Hymenoptera dapat berkomunikasi diantara sesamanya

g. Mempunyai alat indera yang lebih berkembang daripada serangga, sehingga kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai penyerbuk/polinatur

(13)

i. Dijumpai dibunga dan pertanaman lainnya

j. Serangga ini mengalami metamorfosis yang sempurna

6. Ordo Odonata

a. Ukuran tubuh sedang sampai besar, antena pendek dan kaku, abdomen panjang dan ramping

b. Tipe alat mulut menggigit dan mengunyah

c. Sayap seperti selaput dan mempunyai banyak vena d. Metamorfosis sederhana (Paurometabola)

e. Larva hidup di air

f. Terdapat sepasang mata majemuk yang besar dan mata kecil yang banyak yang disebut ommatidium

g. Antenanya pendek dan ramping 7. Ordo Isoptera

a. memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama.

b. Mengalami metamorfosis tidak sempurna.

c. Tipe mulut menggigit mengunyah.

d. Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme.

e. Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atau tentara (sistem kasta).

f. Habitatnya biasanya membuat sarang diatas atau di bawah tanah, pohon dan kayu-kayuan.

(14)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

(15)

Praktikum Ilmu Serangga dilaksanakan pada hari Sabtu,7 Desember 2014 Pukul 19.00 WITA di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin Bengo-Bengo Kecamatan Cendrana Kabupaten Maros Universitas Hasanuddin .

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah

1. Sweep net/ jaring serangga digunakan untuk menangkap sera ngga pada pagi atau siang hari,.

2. Malise Trap digunakan untuk menangkap serangga pada malam hari

3. Corong barlise digunakan untuk menangkap serangga tanah

4. Senter/Lampu digunakan untuk alat penerangan pada malise trap

5. Alkohol 70% digunakan untuk mengawetkan serangga

6. Botol Aqua digunakan sebagai wadah serangga yang sudah terjebak

7. Selang digunakan pada alat malise trap

8. Kain Putih atau kain kafan diigunakan pada alat malise trap

9. Pentul digunakan pada saat menkoleksi serangga

10. Lem korea digunakan pada saat mengkoleksi serangga.

11. Kapur barus attau silica gel digunakan untuk mengusir bau dan serangga lain yang ingin

12. Kertas minyak digunakan untuk menyerap alcohol yang ada di serangga yang sedang dikeringkan

(16)

14. Suntik tinta digunakan untuk menyuntik akohol pada perut seranga yang berukuran besar.

15. Kamera dihgunakan untuk mendokumentasikan kegiatan praktikum

16. Gabus dan kertas grafik digunakan sebagai wadah koleksi serangga

17. Dos makanan yang besar digunakan sebagai wadah serangga yang sudah ditangkap

C. Prosedur Kerja

1. Sweep net ( Jaring Serangga)

- Mebuatlah rangakain jarring dan penopang untuk membuat jaring

- Setelah jadi alat ini digunakan pada pagi atau siang hari

2. Malise Trap

- Menyiapkan senter dain kain kasa

- Membentangkan kain kasa pada tiap tittik tumpuan yang telah ditentukan.

- Kemudian bagian atas menyelipkan selang dan usahakan miring agar serangga jatuh pada wadah yang telah disediakan

- Memasang lampu atau senter agar ada serangga yang menempel.

3. Corong Barlise

- Menyediakan corong dan plat seng yang diameternya sama.

- Menggali lubang sedalam 1 meter.

(17)

- Mengisi corong dengan tanah dan serasa yang ada disekitar pohon

- Membakar permukaan tanah dan serasa agar serangga yang ada di dalam tanah keluar ketika dipanaskan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Jumlah Ordo Hasil Pengamatan

Pada hasil praktek lapangan diperoleh 7 ordo pada serangga yang didapatkan. Ordo-ordonya yaitu Lepidoptera, Odonata, Isoptera, Orthoptera, Hymenoptera, Hemiptera, Coleoptera.

2. Jumlah Serangga yang ditemukan dalam Ordo

(18)

ORDO SERANGGA

Lepidoptera Odonata Homoptera Orthoptera Hymenoptera Hemiptera Coleoptera

3. Foto Jenis-Jenis Serangga

(19)

Salah satu contoh ordo Odonata Salah satu contoh ordo Orthoptera Salah satu contoh ordo Hymenoptera Salah satu contoh ordo Coleoptera

B. Pembahasan

Berdasarkan tabel dan diagram diperoleh bahwa ordo Orthoptera merupakan ordo serangga yang terbesar dengan jumlah persentase sebesar 23,07% dari famili belalang dan persentase ordo terkecil adalah ordo Homoptera sebesar 3,84%.

Berdasarkan tabel di atas pula diperoleh bahwa penangkapan serangga dengan tiga metode yaitu corong barlise, malise trap, dan sweep net. Serangga lebih banyak diperoleh pada pagi hari dengan metode sweep net. Sedangkan pada metode corong barlise hanya sedikit serangga yang diperoleh bahkan dapat dikatakan tidak ada begitu pula pada metode malise trap serangga yang hinggap hanya sedikit sehingga perolehan serangga pun sedikit. Hal tersebut dapat disebabkan karena cuaca yang pada saat itu baru saja hujan redah serta waktu yang sangat singkat digunakan untuk mengumpulkan serangga pada malam hari.

(20)

estetika yang memberikan nilai seni yang tinggi dan sebagai predator yang memangsa nyamuk, lalat dan serangga kecil lainnya. Ordo Orthoptera berperan perusak tanaman serta sebagai sumber makanan pula. Jenis serangga ini memiliki tipe mulut penggigit dan pengunyah. Ordo Homoptera sebagian besar memiliki peranan sebagai hama tanaman begitu pula pada ordo Hemiptera dan ordo Coleoptera serta ordo Hymenoptera memiliki peranan sebagai hama dan predator dengan tipe mulut pengisap sedangkan ordo Lepidoptera memiliki peranan sebagai hama tanaman dan pada dewasanya bertindak sebagai pollinator selain itu ordo ini mimiliki peranan sebagai jenis serangga estetis.

(21)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan praktikum lapang ini adalah sebagai berikut :

a. Persentase jumlah serangga terbesar adalah ordo Orthoptera 23,07% sedangkan persentase terkecil terdapat pada ordo Homoptera sebesar 3,84%

b. Pengoleksian serangga dilakukan dengan tiga metode penangkapan yaitu malise trap pada malam hari, corong barlise dan sweep net pada pagi hari. Jumlah serangga lebih banyak diperoleh pada pagi hari dengan metode sweep net.

B. Saran

(22)

LAMPIRAN 1

1 Lepidoptera 4 15,3% Sweep net

2 Odonata 3 11,5% Sweep net

3 Orthoptera 6 23,07% Corong barlise

4 Hymeniptera 3 11,5% Malaise trap

5 Hemiptera 4 15,3% Corong barlise

6 Coleoptera 5 11,23% Malaise trap

7 Homoptera 1 3,84% Sweep net

(23)

LAMPIRAN 2

(24)

Penangkapan serangga menggunakan sweepnet

(25)
(26)
(27)

Anonim. 2013. Ordo serangga. http://dwijationdenk.blogspot.com/2013/04/ordo-serangga.html. Diakses tanggal 14 Desember pukul 21.30 WITA.

Borror, D.J. et al. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Diterjemahkan oleh Partosoedjono. Edisi ke-enam. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hasna, Qolamul. 2011. Entomologi.

http://planthospital.blogspot.com/2011/11/entomologi.html. Diakses tanggal 14 Desember pukul 21.34 WITA.

Rioardi. 2009. Ordo-Ordo Serangga. http://rioardi.wordpress.co m/2009/01/21/ordo-ordo-serangga. Diakses tanggal 14 Desember pukul 21.40 WITA.

Gambar

TABEL  1.  Hasil  Pengumpulan  Serangga  dari  Berbagai  Metode

Referensi

Dokumen terkait

Pola usaha peternakan kambing di wilayah Eks-Karesidenan Banyumas diklasifikasikan menjadi tiga tipologi (model) berdasarkan tujuan pemeliharaan: (i) Tipologi usaha

Melihat dari fenomena bahasa tersebut, sehingga nampak adanya perbedaan dalam penggunaan kata-kata yang sama dalam Basa Cerbon , Bahasa Sunda, dan Bahasa.. Jawa dalam

Tetapi sekali lagi di lapangan ketentuan ini mengalami penyimpangan oleh koperasi tertentu artinya penyimpan atau peminjam belum tentu diangkat menjadi anggota,

In general, CNN based approaches (b-d) output relatively similar results, but their bounding box locations have slight differences. YOLOv3 Tiny detector was capable of finding

Dari rumus umum cadangan retrospektif akhir tahun ke t pada Persamaan (1), misalkan suatu asuransi dengan santunan Rp 1,- dengan premi bersih tahunan yang dinotasikan

pada tahun 1910 (Swiss); Georg Schwarzenberger pada tahun 1950 (Jerman); Gerhard Mueller pada tahun 1965 (Jerman); J.P. Secara ringkas hukum pidana internasional

Uraian diatas sangat sesuai dengan pembahasan yang terdapat didalam buku Nilai-Nilai Moral al- Qur’an karya Harun Yahya, yang dimana semua pembahasannya tidak

Dari tabel tersebut diketahui bahwa potensi kerugian atau potensi keuntungan yang hilang sebagai akibat perubahan penutup lahan sangat besar yaitu Rp.141,355 miliar (PLTA