• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkiraan dan Antisipasi Terhadap Masyar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkiraan dan Antisipasi Terhadap Masyar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“Perkiraan dan Antisipasi Terhadap Masyarakat

Masa Depan”

Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan Dosen Pengampu : Nina Permatasari, S.Psi., M.Pd

Disusun Oleh :

Putri Puspa Ramadhani

A1A513091

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

BANJARMASIN

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nina Permatasari yang telah membimbing kami dalam hal materi pembahasan makalah ini, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam makalah ini, akan dibahas tentang Perkitaan dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa Depan. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang nantinya insya Allah akan bermanfaat untuk kita.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, September 2013

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Perkiraan Masyarakat Masa Depan

2.2. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejarahan, yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masa depan . Melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial-kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalm sejarah bangsa tersebut . Serentak dengan itu, melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebgai upaya mewujudkan aspirasi harapan di masa depan.

Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain “ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.” Penekanan pada bagian terakhir tersebutlah yang menyebabkan pendidikan itu dilukiskan sebagai merumuskan masa depan. Oleh karena itu, di samping dimensi horisotal, pendidikan haruslah memperhatikan dengan sungguh-sungguh dimensi vertikal, terutama keterkaitan antara program pendidikan yang dilaksanakan sekarang ini dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Peserta didik yang sedang belajar di lembaga-lembaga pendidikan, termasuk mahasiswa yang sedang membaca paparan ini, akan menempati kedudukan serta memainkan peranan kelak pada awal abad ke-21 yang akan datang. oleh karena itu, keterkaitan program pendidikan dengan Prognosis masyarakat masa depan perlu mendapat perhatian dengan semestinya (Hameyer, 1979: 67-78; Sulo Lipu La Sulo).

1.2. Tujuan

1. Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serta peranan faktor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

(5)

perubahan sosiokultural, serta pengembangan sarana pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang sedang atau yang akan dilaksanakan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.2. Perkiraan Masyarakat Masa Depan

(6)

suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.”

John Naisbitt seperti di kutip Deliar Noer dan Iskandar Alisyahbana (1988:355) menyebut perubahan masa depan dengan sepuluh arah, yaitu:

1. Peralihn dari masyarakat industri kepada masyarakat informasi

2. Pearalihan dari teknologi yang dipaksakan kepada teknologi tinggi dan sentuhan tinggi

3. Peralihan dari ekonomi nasional menuju ekonomi dunia

4. Peralihan dari perencanaan jangka pendek menuju perencanaan jangka panjang

5. Dari sentralisasi menuju desentralisasi

6. Dari bantuan institusional menuju ke bantuan individual 7. Dari demokrasi perwakilan menuju ke demokrasi partisipatoris 8. Peralihan dari hierarki-hierarki menuju penjaringan (network) 9. Peralihan dari Utara menuju Selatan

10. Peralihan dari satu pilihan kepada pilihan majemuk.

Perkembangan masyarakat beserta kebudayaanya sekarang ini makin mengalami percepatan serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia. Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan. Diantaranya:

1. Kecenderungan Globasasi

Istilah globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya, utuhnya, kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa tapal batas administrasi Negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antarbangsa di dunia semakin besar; dengan kata lain: menjadikan dunia sebagai satu keutuhan , satu keutuhan.

Menurut Emil Salim(1990; 8-9) terhadap empat bidang kehutanan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang bidang iptek, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan. Beberapa kecendrungan globalisasi dari keempat bidang tersebut sabagai berikut :

a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin di percepat, utama nya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti computer dan setelit.

(7)

Globalisasi ekonomi tersebut menyebabkan kenichi ohmac member judul “The borderless world” (dunia tanpa tapal batas) pada buku nya (1990, dari Dedi supriadi, 1990: 60).

c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncak nya pada konferensi tingkat tinggi (KTT) bumi, atau nama resmi nya: konferesi PBB mengenai lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio de Jeneiro Brasil. Kerusakan lingkungan hidup di suatu tempat akan memberi dampak negative keberbagai Negara di sekitar nya, bahkan mengancap keselamatan planet bumi oleh karena itu di perlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup , atau pembangunan yang berwawasan lingkungan.

d. Bidang pendidikan dalam kaitan nya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya budaya nusantara. Disamping terpaan tentang gagasan gagasan dalam pendidikan, globalisasi terjadi pula secara langsung menerpa setiap individu manusia melalui buku, radio, televisi, dan media lain nya. Hal itu akan mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan mungkin tercipta suatu “budaya dunia” (Refleksi, 1990: 3).

Nasbitt dan Patricia (1990 : 38-39, 244-245) merinci beberapa konsekuensi logis adanya globalisasi di bidang pendidikan, diantaranya :

Pertama, globalisasi , sistem nilai dan filsafat merupakan posisi kunci dalam garapan pendidikan nasional. Semua Negara menempatkan system dan etika sebagai landasan utama dalam merancang kurikulum nasionalnya.

Kedua, globalisasi menuntut adanya angkatan kerja yang berkulifikasi dan berpendidikan (skilled and educated employees). Dalam masyarakat informasi, lapangan kerja terutama dialamatkan pada mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berlatar pendidikan yang memadai.

(8)

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Perkembangan iptek pada akhir abad ke-20 ini sangat mengesankan, utamanya dalam bidang-bidang transportasi, telekomunikasi dan informatika, genetika,biologi molekul serta bioteknologi, dan sebagainya. Globalisasi perkembangan iptek tersebut dapat berdampak positif maupun negative, tergantung pada kesiapan bangsa beserta kondisi social-budayanya untuk menerima limpahan informasi/ teknologi itu. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia, menguasai dan menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi negative akan timbul apabila kondisi social-budaya belum siap menerima limpahan itu.(Pratiwi Sudarsono, 1990 : 14-15)

Percepatan perkembagan iptek tersebut berkaitan dengan landasan ontologism, epistemologis, dan aksiologis (Filsafat Ilmu, 1981 : 9-15). Segi landasan ontologis, objek telaahan ialah berupa pengalaman atau segenap ujud yang dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkannya peranti (device) yang membantu alat indra tersebut.

Dari segi epistemologis, cara yang dipakai untuk memperoleh ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat.

Landasan aksiologis, yang mempersoalkan tentang penggunaan iptek tersebut secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yaitu:

1) Penelitian dasar (basic research) 2) Penelitian terapan (applied research)

3) Pengembangan teknologi (technological development) 4) Penerapan teknologi.

3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat

(9)

yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi public, yang dibedakan atas komunikasi pembicara- pendengar (speaker-audience communication) dan sebagainya yang menyangkut penerima yang sangat luas (Komunikasi Pendidikan,1982/1983:12-14).

Proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:

1. Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan, atau perilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.

2. Penyandian (encoding), yakni pengubahan /penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.

3. Tranmisi (pengiriman) pesan. 4. Saluran.

5. Pembuka sandian (decoding), yakni penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan oleh penerima.

6. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterima. 7. Gangguan/hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsure

dasar lainnya.

Sumber pesan mencakup aspek kehidupan manusia yakni keseluruhan unsure-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan upacara keagamaan, bahkan terutamasistem teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat,1974:12).

4. Peningkatan Layanan Profesional

Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan professional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.

Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, “suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri : expertise (keahlian), responsibility (tanggung jawab), corporateness (kesejawatan)” (huntingtun,1964,dari Nugroho Notosusanto, 1984:16).

Menurut Robert W. Richey dan D. Westby-Gipson ciri-ciri profesi yaitu: 1. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan

(10)

2. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik serta diperlukan waktu yang relative panjang untuk mempelajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu melaksakan layanan itu.

3. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu sehingga hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.

4. Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku, sikap dan cara kerja dari anggotannya.

5. Terdapat organisasi profesi yang mengatur yang akan berfungsi menjaga/meningkatkan layanan profesi, dan melindungi kepentingan serta kesejahteraan anggotanya.

6. Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karier hidup dan menjadi seorang anggota yang relative permanen, serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya.

Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperoleh status yang melembaga sebagai professional.

Mc Cully, mengemukakan 6 tahap dalam proses profesionalisasi, yakni: 1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu

profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah. 2. Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan pra

jabatan tentang standar kompetensi profesi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon profesi tersebut.

3. Akreditas, yakni pengakuan resmi tentang kelayyakan suatu program pendidikan pra jabatan yang di tugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang bersangkutan.

4. Mekanisme sertifikat dan pemberian izin praktek

5. Baik secara perseorangan maupun secara kelompok, pemangku profesi bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan mengambil keputusan secara professional.

(11)

a. Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.

b. Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota. 2.2. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan

Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya, tentulah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi tersebut.

Pengembangan pendidikan yang dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematis dan sistematik. Penggarapan pembaruan pendidikan tersebut harus menyeluruh mulai pada lapis system / nasional, lapis institusional, samapai pada lapis individual. Pada lapis system secara nasional telah ditetapkan serangkaian kebijakan yang dituangkan ke dalam sejumlah perundang-undangan, utamanya UU-RI No. 2 tahun1989 tentang Sisdiknas beserta serangkaian perturan pelaksanaannya.

Penggarapan pada lapis institusional berkaitan dengan aspek kelembagaan, seperti kurikulum, struktur dan mekanisme pengelolaan, sarana prasarana, dan lain-lain. Akhirnya pada lapis individual, penggarapan upaya pembaruan terkait pada semua personal yang terlibat dalam pendidikan, utamanya guru dan siswa, meliputi baik pengetahuan dan keterampilan maupun wawasan serta sikapnya. Keberhasilan antisipasi terhadap masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia yang dihasilkan oleh pendidikan.

1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia modern)

Tantangan yang akan dihadapi manusia masa depan, seperti: kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi dalam berbagai bidang wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang iptek, kemampuan menyaring dan memanfaatkan arus informasi yang semakin padat dan cepat, dan kemampuan bekerja efisien sebagai cikal bakal kemampuan professional.

Salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut adalah ketetapan pendidikan dasar sembilan tahun, yakni: 6 tahun di SD dan 3 tahun di SMP.

(12)

Dalam penjelasan UU RI No 2 Tahun 1989 dikemukakan sebagai berikut: “dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan: pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mandiri, dan kedua, pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh…” (UU,1992:24).

Gagasan dalam menyiapkan garapan pendidikan nasional, seperti yang disarankan Deliar Noer dan Iskandar Ali Syahbana (1988:376-389):

1. Pendidikan bukan hanya berurusan dengan transmisi dan keterampilan, tetapi juga berhubungan dengan nilai-nilai. 2. Negara kita adalah Negara kepulauan. Kita bertanggung jawab

untuk melindungi sumber alam tersebut serta memanfaatkannya sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bangsa. 3. Di masa depan mungkin sekali ada perubahan dan fluktuasi

yang berarti dalam penyebaran penduduk. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan system pendidikan yang cukup luwes yang

5. Tuntutan belajar seumur hidup (life long education) tampaknya harus mendapat perhatian yang lebih memadai di masa mendatang.

6. Pentingnya media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan.

(13)

istiadat, moral dan sebagainya baik yang tertulis maupun yang tidak.

Salah satu pengaruh nilai-nilai tersebut dalam sikap (attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat “umum”, maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecendrungan untuk bertindak sesuai dengan sikpap terhadap objek tersebut (dapat positif ataupun negatif). Dalam sikap dapat dibedakan menjadi 3 aspek, yakni :

1. Aspek kognitif 2. Aspek afektif 3. Aspek konatif

Pembentukan/pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembiasaan , internalisasi nilai melalui ganjaran-hukuman, keteladanan (modeling), teknik klarifikasi nilai dan sebagainya. b. Pengemabangan Kebudayaan

Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia.

Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini adalah merupakan hal yang lumrah. Dalam sejarah tercatat bagaimana puncak kebudayaan pada suatu wilayah tertentu akan mempengaruhi kebudayaan lain di dunia ini.

c. Pengembangan Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang.

(14)

acuan dalam penyesuaian dengan keadaan yang selalu berubah, utamanya perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia di masa yang akan datang (UU 1992:27).

Santoso S. Hamijoyo (1990: 33) mengemukakan 5 strategi dasar dalam era globalisasi tersebut, yakni:

1. Pendidikan untuk Pengembangan Iptek, dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital.

2. Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan utuk hubungan perdagangan dan politik.

3. Pendidikan untuk pengelolaaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan.

4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama, dan ideologi.

5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kerja kependidikan dan kepelatihan, termasuk pengelola system pendidikan formal dan non formal.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pendidikan akan menyiapkan peserta didik masyarakat di masa depan. Oleh karena itu karna keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi ke masyarakat masa depan tersebut.

Ciri masyarakat masa depan itu antara lain adalah:

1. Globalisasi, utama nya dalam iptek, ekonomi, lingkungan hidup, pendidikan, dan sebagai nya.

(15)

3. Arus komunikasi yang semakin padat dan cepat , yang mengubah masyarakat menjadi masyarakat informasi.

4. Peningkatan layanan propesional dalam berbagai segi kehidupan manusia. Usus yang terakhir tersebut, perlu lebih di mantap kan propesionalisasi tenaga pendidikan.

Berdasarkan perkiraan masyarakat di masa depan tersebut, pendidikan telah atau sedang mengambil langkah langkah mengantisipasinya, baik pada lapis system maupun institusional dan individual. Dengan demikian, pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia yang dapat menyesuaikan diri serta mampu mengembangkan masyarakat masa depan nya itu. Secara khusus dapat di kemukakan beberapa upaya antisipasi masa depan itu antara lain: perubahan nilai dan sikap, pengembangan kebudayaan, dan pengembangan sarana pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Dinn, Wahyudin dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta.

Tirtahardja, Umar. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT RINEKA CIPTA.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem SSO pada tugas akhir ini menggunakan sebuah server otentikasi CAS yang berfungsi untuk melakukan otentikasi user serta memberikan Service Ticket (ST)

Tugas akhir karya seni yang berjudul Penyutradaraan Film Dokumenter Potret "Dulhaji Dolena" dengan Gaya Cinéma vérité lahir dengan dukungan dan bantuan

penyuluhan dan pemicuan terhadap perubahan sikap Kepala Keluarga tentang Stop BABS di Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur (p<0,05)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.3 Data Hasil Penelitian Prestasi Akademik dan Kelulusan. Mahasiswa Atlet Departemen

1.Kedudukan Keraton Surakarta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1950 Tentang pembentukan Provinsi Jawa tengah tidak lagi menjadi daerah istimewa dan keraton

Untuk itu, perlu sebuah aplikasi yang memungkinkan manusia sebagai pengguna smartphone untuk menunjukkan lokasinya serta mencari lokasi orang lain, namun memiliki privasi

Setelah menerima data perhitungan kebutuhan material dan PR untuk metarial yang akan dipesan, maka dengan menggunakan fasilitas Auto Create yang tersedia di Oracle, Departemen

http://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/jefl.. There has been an outstanding effort in improving students’ writing accuracy. Both researcher and teacher have sought ways