ANALISIS RPP BERBASIS PADA PEMAHAMAN DAN PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA
GURU SMP DI KABUPATEN LANGKAT
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
TA. ARDIAN SYAH PUTRA DP NIM. 8136174030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
TA. Ardian Syah Putra, DP. Analisis RPP Berbasis pada Pemahaman dan Pelaksanaan Pendekatan Saintifik pada Guru SMP di Kabupaten Langkat. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Agustus 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur, kemampuan guru dalam pembuatan dokumen RPP, tingkat pemahaman guru dan mengamati penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPA di 6 SMP Sekolah Sasaran di Kabupaten Langkat. Populasi dalam penelitian ini yaitu, mencakup guru IPA - Biologi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terdapat di 6 SMP Sekolah Sasaran di Kabupaten Langkat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 orang guru IPA yang mengajar di SMP Sasaran Kabupaten Langkat. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik lembar instrumen telaah RPP, angket dan instrumen penerapan pelaksanaan pembelajaran yang terlebih dahulu divalidasi oleh validator. Data dalam penelitian ini didapatkan atas telaah RPP, angket dan observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh 12 guru yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas RPP guru SMP Sasaran di Kabupaten Langkat tergolong kreteria amat baik dengan persentase 81,04%, tingkat pemahaman guru terhadapa pendekatan saintifik tergolong tinggi dengan persentase 75,48%, dan penerapan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tergolong sesuai dengan persentase 79,49%.
ABSTRACT
TA. Ardian Syah Putra, DP. Analysis of lesson Plans Based on Understanding and Implementation of Scientific Approach on Junior High School Teachers in Langkat District. Thesis, Postgraduate Program State University of Medan (UNIMED), August 2015.
This study aims to measure the ability of teachers in making learning implementation plan document, the level of understanding of teachers and observe the application of scientific approaches in the learning process in classes conducted by teachers teaching science in junior high school 6 Goals in Langkat. Population in this research, including science teacher - Biology Class VIII Junior High School (SMP) contained in the 6 Junior School Goals in Langkat. The sample in this study amounted to 12 science teachers who teach in junior Target Langkat. This research method is a descriptive study using the technique sheet instruments study lesson plan, questionnaire and application of the implementation of the instrument prior learning is validated by validator. The data were obtained on study lesson plan, questionnaires and observations of learning implementation conducted by 12 teachers were selected as sample. The results showed that the quality of junior high school teacher lesson plan targets in Langkat classified criteria very well with the percentage of 81.04%, the level of understanding of the scientific approach terhadapa teachers is high with a percentage of 75.48%, and the application of scientific approach in the implementation of learning classified in accordance with percentage of 79.49%.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, dengan segala puja dan puji penulis persembahkan
hanya kepada Allah SWT, karena dengan izin-Nya jualah sehingga penulis dalam
keadaan sehat dan dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini berjudul “Analisis RPP
Berbasis pada Pemahaman dan Pelaksanaan Pendekatan Saintifik pada Guru
SMP di Kabupaten Langkat” yang disusun untuk memperoleh Gelar Magister
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan.
Tiada kata-kata yang dapat penulis pilih untuk mengucapkan rasa
terimakasih kepada semua pihak atas bantuan dan jerih payah yang diberikan
dalam membantu penulis menyelesaikan tesis ini. Untuk itu pada kesempatan ini,
penulis dengan segala ketulusan dan kerendahan hati serta penghargaan yang
setinggi-tingginya mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan
Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi Ibu Dr. Fauziyah Harahap,
M.Si.
2. Dosen Pembimbing I Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., dan Dosen Pembimbing
II Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., yang telah sabar dalam memberikan
bimbingan, arahan, motivasi serta dukungan pada penulis sejak awal sampai
dengan selesai penulisan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si., Ibu Dr. Fauziyah
telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis
ini.
4. Tercinta Ayahanda H. TA. Tadjuddin DP dan Ibunda Hj. Asni, Abangda,
Kakanda dan Adinda sekeluarga yang senantiasa mendoakan penulis.
5. Tersayang yang menjadi alasan penulis melanjutkan studi pendidikan, Istri
Tercinta Hera Mairanisyah, S.Pd dan Ananda TA. Al Fatih Syahdira.
6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Langkat beserta
Kepala SMP N 1 Pangkalan Susu, Kepala SMP N 5 Stabat, Kepala SMP N
2 Stabat, Kepala SMP N 1 Hinai, Kepala SMP N 1 Besitang dan Kepala
SMP S Hang Tuah Stabat, yang telah membantu memberikan izin penulis
untuk melaksanakan penelitian.
7. Teman-teman kelas B 1 Program Studi Pendidikan Biologi dan terkhusus
kepada adinda HMI Komisariat FMIPA Unimed, serta seluruh pihak yang
telah membantu penulis menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan masukan dan
saran yang membangun dari semua pihak. Kiranya tesis ini dapat bermaanfaat
bagi seluruh pihak. Amin
Medan, Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
2.1.1 Kemampuan Guru dalam Pembelajaran... 10
2.1.2 Pendekatan Saintifik... 14
2.1.3 Pelaksanaan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran... 19
2.1.3.1 Mengamati (Observing) ... 24
2.1.3.2 Menanya (Questioning) ... 25
2.1.3.3 Mengumpulkan Informasi/Mencoba (Experimenting) ... 26
2.1.3.4 Menalar/Mengasosiasi (Associating) ... 26
2.1.3.5 Mengomunikasikan (Communication) ... 27
2.1.4 Model-model Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik ... 28
2.1.4.1 Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ... 28
2.1.4.2 Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)... 29
2.1.4.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 33
2.2 Penelitian Relevan ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
3.2.1 Populasi ... 37
3.2.2 Sampel ... 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.4.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 39
3.4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 40
3.5 Teknik Analisis dan Interprestasi Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47
4.2 Hasil Penelitian ... 47
4.2.1 Pemeriksaan Perangkat Dokumen RPP ... 47
4.2.2 Pemahaman Guru Mata Pelajaran IPA Biologi di 6 SMP Sekolah Sasaran di Kabupaten Langkat. ... 53
4.2.3 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran ... 58
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
4.3.1 Pemeriksaan Perangkat Dokumen RPP ... 66
4.3.2 Pemahaman Guru Mata Pelajaran IPA Biologi di 6 SMP Sekolah Sasaran di Kabupaten Langkat ... 72
4.2.3 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran ... 75
4.4 Keterbatasan Penelitian ... 82
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 83
5.1 Kesimpulan ... 83
5.2 Implikasi ... 84
5.3 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
LAMPIRAN ... 89
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis
masalah dapat digambarkan sebagai berikut ... 34
Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 34
Tabel 3.2 Contoh Instrumen Perencanaan Kegiatan Pembelajaran ... 41
Tabel 3.3 Contoh Instrumen Observasi Aktivitas Guru ... 42
Tabel 3.4 Perangkat Dokumen RPP guru mata pelajaran IPA... 43
Tabel 3.5 Kriteria tingkat pemahaman guru dalam pelajaran IPA... 45
Tabel 3.6 Kriteria tingkat penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran di kelas ... 46
Tabel 4.1 Jumlah responden yang mengisi Angket ... 47
Tabel 4.2 Analisis data pemeriksaan perangkat dokumen RPP ... 48
Tabel 4.3 Analisis data pemeriksaan perangkat dokumen RPP ... 49
Tabel 4.4 Persentase Kemunculan Tahapan Pendekatan Saintifik dalam RPP ... 50
Tabel 4.5 Persentase Kemampuan Guru dalam menampilkan Tahapan Pendekatan Saintifik di RPP ... 50
Tabel 4.6 Analisis data rata-rata pemahaman guru dalam menyusun perencanaan Pembelajaran ... 54
Tabel 4.7 Data pemahaman guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran mata pelajaran IPA biologi di SMP Sasaran Negeri dan Swasta se-Kabupaten Langkat ... 55
Tabel 4.8 Persentase Pemahaman Guru terhadap Pendekatan Saintifik ... 56
Tabel 4.9 Analisis data penerapan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru IPA biologi di SMP Sasaran Negeri dan Swasta se-Kabupaten Langkat ... 59
Tabel 4.10 Analisis data penerapan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru IPA biologi di SMP Sasaran Negeri dan Swasta se-Kabupaten Langkat ... 61
Tabel 4.11 Persentase Kemunculan Tahapan Pendekatan Saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran ... 61
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp 1: Angket Pemahaman Guru Terhadap Pendekatan Saintifik Dalam Proses
Perencanaan RPP ... 89
Lamp 2: Instrumen Perencanaan Kegiatan Pembelajaran ... 95
Lamp 3: Instrumen Kesesuaian RPP dengan Pelaksanaan Pembelajaran ... 100
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(UU nomor 20 tahun 2003). Kurikulum mempersiapkan peserta didik dalam
menghadapi tantangan-tantangan di masa depan melalui pengetahuan,
keterampilan, sikap, keahlian untuk beradaptasi dan bisa bertahan hidup dalam
lingkungan yang senantiasa berubah.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, seorang guru harus bisa
menciptakan pembelajaran yang bermakna, sehingga siswa mampu menguasai
materi yang dipelajari dengan baik, serta dapat mengimplementasikannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru juga harus mampu menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai karakter pada diri siswa, sesuai dengan fungsi
pendidikan nasional bahwa untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa (Fathurrohman, dkk. 2013).
Perubahan paradigma didorong oleh hasil analisis mutakhir yang
menunjukkan bahwa sistem yang dianut tidak lagi memberi hasil atau keuntungan
yang memuaskan. Perubahan paradigma membawa perubahan mindset, dan
perubahan mindset membawa implikasi operasional sejalan dengan tujuan yang
bagan alir, maka perubahan di satu titik akan mempengaruhi aktivitas berikutnya,
baik dalam aliran linear maupun paralel, sehingga tampak gambar networking
yang kompleks.
Dapat dipastikan bahwa setiap langkah pembaharuan atau perubahan akan
menimbulkan gejolak, dalam hal ini diperlukan manajemen perubahan agar
gejolak yang timbul dapat diminimalisasi. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, namun proses pembelajaran yang
mewarnai dunia pendidikan kita saat ini (sekolah dasar dan sekolah menengah)
sekarang ini masih di dominasi oleh guru. Metode pembelajaran yang diterapkan
oleh guru adalah “I give the Lesson, you listen” merupakan suatu metode
pembelajaran yang hampir tidak bisa dilapaskan dari sosok seorang guru. Karena
proses mentransformasi pengetahuan kepada siswa masih bersifat konvensional,
guru hanya bisa dengan metode ceramah satu arah dan siswa duduk sebagai
pendengar. Pada masyarakat dalam dunia pendidikan formal, siswa sadar akan apa
yang ingin dicapainya. Dalam proses pembelajaran, peserta didik merupakan
pemegang hak, maka tujuan pembelajaran harus sesuai dengan keinginan peserta
didik. Guru sebagai fasilitator dan mengfasilitasi proses pembelajaran untuk
mencapai hasil atau tujuan dari pembelajaaran itu sendiri (Mulyasa, 2014).
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang awalnya berpusat
pada guru (teacher centred) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa
(learning centred) diharapkan mampu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif
dalam membangun pengetahuan, sikap dan prilaku. Melalui proses pembelajaran
dengan keterlibatan aktif siswa ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk
pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi untuk membangun
sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang
mendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas
siswa (Dedi, 1998).
Pada dasarnya tingkat keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi banyak
faktor diantaranya kemampuan guru, kemampuan dasar siswa, metode
pembelajaran, materi, sarana prasarana, motivasi, kreativitas, alat evaluasi serta
lingkungan yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan
yang bekerja secara terpadu untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Meskipun tujuan dirumuskan dengan baik, materi yang dipilih sudah tepat, jika
metode pembelajaran yang dipergunakan kurang memadai bisa jadi tujuan yang
diharapkan tidak tercapai dengan baik. Jadi metode pembelajaran merupakan
salah satu komponen yang penting dan sangat menguntungkan dalam keberhasilan
proses pendidikan (Gede, 2014).
Kurikulum menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah sebagai katalisator utamanya atau
perangkat. Pendekatan ilmiah (Scientifik approach) diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah. Proses
pembelajaran saintifik merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang
semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan
(Kemendikbud, 2013). Meskipun ada yang mengembangkan lagi menjadi
menginovasi dan mencipta. Namun, tujuan dari beberapa proses pembelajaran
yang harus ada dalam pembelajaran saintifik sama, yaitu menekankan bahwa
belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga dilingkungan sekolah dan
masyarakat. Selain itu, guru cukup bertindak sebagai scaffolding ketika
anak/siswa/peserta didik mengalami kesulitan, serta guru bukan satu-satunya
sumber belajar. Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh
dan keteladanan. Guru memegang peran penting dalam pelaksanaan kurikulum
di sekolah karena guru yang melaksanakan kurikulum tersebut di dalam kelas.
“Guru adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan dan
melaksanakan kurikulum hingga mengevaluasi ketercapaiannya” (Mantovani,
2007). Pada Kurikulum terbaru guru tidak lagi dibebani dengan kewajiban
membuat silabus seperti pada KTSP. Silabus dan bahan ajar dibuat oleh
pemerintah, sedangkan guru hanya mempersiapkan RPP dan media
pembelajarannya (Muzamiroh, 2013). Dalam penyusunan RPP, seorang guru
harus mampu menguasai secara teoritis unsur-unsur yang ada di dalam RPP.
Pengetahuan dan pemahaman tentang tagihan Kurikulum yang dimiliki seorang
guru menentukan kualitas RPP yang dihasilkan. Penyusunan RPP yang
berkualitas kemudian diperkuat oleh Kemendikbud (2013) bahwa pada
umumnya keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan seseorang
sangat ditentukan seberapa besar kualitas perencanaan yang dibuatnya.
Dalam proses perubahan kurikulum diseluruh Indonesia dilakukan
pelatihan terhadap seluruh guru disemua tingkatan dari SD, SMP dan SMA. Hal
ini dilakukan untuk mengenalkan dan melatih guru dalam menerapkan Kurikulum
Kabupaten Langkat. Dengan melibatkan seluruh guru dari semua tingkatan dan
mata pelajaran, yang didalamnya terdapat mata palajaran IPA ditingkat SMP.
Peneliti merupakan salah satu Instruktur Tingkat Nasional yang dilibatkan dalam
proses pelatihan tersebut yang dalam pengamatan awal yang peneliti lakukan,
banyak guru IPA yang dilatih yang sama sekali tidak mengetahui dan memahami
bagaimana membuat RPP. Hal ini dilihat dari minimnya pengetahuan dasar yang
berkaitan tentang kurikulum dalam awal pelatihan.
Hal ini ini juga diperkuat dari penjelasan Kasi Pendidikan Dasar dan
menengah Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Langkat pada saat
pelaksanaan Pelatihan Implementasi Kurikulum, dengan adanya perubahan
kurikulum merupakan tuntutan bagi guru di Langkat, sehingga pemahaman
mengenai pelaksanaan baik pembuatan RPP, model apa yang digunakan, bahkan
tentang pendekatan saintifik merupakan sesuatu yang belum pernah didengar,
apalagi mau dipahami dan dilaksanakan. Padahal pendekatan saintifik itu
merupakan bagian penting dalam pembelajaran pada kurikulum (Nuh, 2014).
Kendala-kendala yang dialami guru dalam menerapkan pembelajaran
berdasarkan pendekatan saintifik adalah ketidaksesuaian antara waktu yang
tersedia dengan cakupan materi pembelajaran, kemampuan siswa dalam menyerap
materi, dan contoh yang disajikan dalam buku pegangan siswa yang tidak relevan
dengan lingkungan sekitar siswa (Gede, 2014).
Dari pernyataan tersebut, bahwasanya perubahan Kurikulum di Indonesia
dikhawatirkan menjadi sebuah permasalahan bagi guru, karena harus
mempersiapkan kembali dan bahkan membuat baru seluruh perangkat
dilaksanakan, peneliti berharap bahwasanya guru sudah bisa untuk merancang,
melaksanakan bahkan melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan
bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang
memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.Kegiatan
inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses
penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam
pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan
siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan
inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau
prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan
yang diberikan di muka.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik sering ditemukan guru saat melaksanakan kegiatan inti pada
tahapan-tahapannya melakukan pengulangan, misalkan setelah melaksanakan tahapan
mengamati, menanya, mengolah data kemudian terdapat pengulangan pada
tahapan mengamati dan menanya. Seharusnya hal tersebut haruslah dihindari,
karena tahapan dari pendekatan saintifik yang dimulai dari mengamati, menanya,
mengolah data, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan merupakan tahapan
yang berurutan yang tertera dalam perencanaan pembelajaran.
Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, dan informasi yang
didapat bisa berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada
informasi yang diberikan oleh guru.
Pendekatan saintifik ini diarahkan untuk melatih siswa berpikir kritis dan
bukan hanya mendengarkan dan mengahapal semata. Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik ini menekankan pada pentingnya kerjasama
diantara siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran
sehingga terbentuklah karaktek tanggung jawab dan disiplin pada diri siswa.
Dimana, pendekatan ini juga mengedepankan kondisi siswa yang berperilaku
ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan, menyimpulkan dan kemudian mengkomunikasikan
apa yang diperoleh. Didalam proses mengamati sangat mengutamakan
kebermaknaan proses pembelajaran yang menggunakan panca indera siswa, dan
sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Setelah proses mengamati
akan mucul pertanyaan di pikiran siswa tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
siapa serta bagaimana tentang suatu permasalahan yang diberikan. Kemudian
siswa mulai berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat
nantinya bisa dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang-orang
disekitarnya.
Dari proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ini,
diharapkan suatu pembelajaran yang semula dianggap membosankan karena
bersifat hafalan dapat berubah menjadi aktivitas pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Siswa juga dapat bisa menguasai materi
dengan baik dan dapat mengembangkan karakter yang diharapkan dalam proses
pembelajaran yang berlangsung.
Untuk itu peneliti ingin melihat dan menganalisis proses pelaksanaan dan
penerapan kurikulum terutama dalam penggunaan pendekatan saintifik dalam
melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Hal ini nantinya akan diamati baik
dengan cara observasi, pengamatan dokumen perangkat pembelajaran yang
dimiliki oleh guru dan pelaksanaannya di dalam kelas.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah
yang ada sebagai berikut: (1) Belum mampu menerapkan pendekatan saintifik
dengan model pembelajaran yang digunakan; (2) Masih banyak guru IPA –
Biologi di SMP yang belum memahami penerapan pendekatan Saintifik; (3)
Masih belum digunakannya proses pendekatan saintifik dalam pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan di kelas; dan (4) Masih kurangnya media yang
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya masalah maka perlu adanya pembatasan
masalah yakni yang menjadi objek pada penelitian ini adalah pemahaman guru
tentang pendekatan saintifik, dokumen RPP IPA Biologi untuk melihat
pemahaman guru mengenai pendekatan saintifik, penerapan pendekatan saintifik
dalam proses pembelajaran di kelas.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perangkat pembelajaran dokumen RPP guru mata pelajaran IPA di
6 SMP Sekolah Sasaran di Kabupaten Langkat?
2. Bagaimanakah pemahaman guru mata pelajaran IPA di 6 SMP Sekolah
Sasaran di Kabupaten Langkat mengenai pendekatan saintifik?
3. Bagaimanakah penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran di
kelas yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPA di 6 SMP Sekolah
Sasaran di Kabupaten Langkat?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengukur kemampuan guru dalam pembuatan dokumen RPP guru mata
2. Mengukur tingkat pemahaman guru mata pelajaran IPA di 6 SMP Sekolah
Sasaran di Kabupaten Langkat.
3. Mengamati penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran di
kelas yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPA di 6 SMP Sekolah
Sasaran di Kabupaten Langkat.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat, baik secara teoritis mapun praktis.
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk: (1) memberikan wawasan bagi
guru-guru tentang bagaimana membuat RPP yang baik yang didalam terdapat
pendekatan saintifik dan kesesuaian dengan model pembelajaran yang ingin
digunakan; (2) memberikan wawasan bagi guru-guru mata pelajaran IPA Biologi
di SMP dalam menerapkan pendekatan saintifik di kelas.
Selanjutnya diharapkan dengan penelitian ini secara praktis dapat:
(1) menjadi sumber data bagi sekolah dalam mengambil keputusan untuk
menentukan kebijakan yang sesuai dengan kondisi yang ada disekolah; (2) sumber
informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya; (3) menjadi umpan balik bagi
pemerintah daerah dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di masa yang
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Kualitas RPP guru SMP Sasaran di Kabupaten Langkat secara
keseluruhan kreteria amat baik dengan nilai persentase 81,14%, dan untuk tahapan
pendekatan saintifiknya secara keseluruhan dengan kreteria baik dengan
persentase 75,48%.
2. Tingkat pemahaman guru SMP Sasaran di Kabupaten Langkat terhadap
pendekatan saintifik secara keseluruhan memperoleh persentase 75,48% dengan
kreteria tinggi dan variabel umum mempunyai persentase 69,44% dengan makna
kemampuan tinggi.
3. Penerapan tahapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran
dikelas yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPA biologi di SMP Sasaran
di Kabupaten Langkat secara keseluruhan termasuk kreteria Sesuai dengan
persentase 79,49%. Hal tersebut menunjukkan guru telah menerapkan pendekatan
5.2 Implikasi
Dengan adanya penelitian ini akan memberikan motivasi bagi guru lain
untuk dapat merancang dan mengembangkan RPP menjadi lebih baik, mudah
diterapkan dan dapat dilaksanakan dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas.
Dengan semakin banyaknya guru yang memahami proses pembuatan RPP dan
penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran akan menjadikan kualitas
pendidikan di Indonesia khususnya di Kabupaten Langkat akan menjadi
meningkat, sehingga apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional dapat
tercapai.
5.3. Saran
Berdasarkan uraian diatas saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian
ini adalah: (1) perlunya dilakukan pendidikan dan pelatihan yang terarah dan
terukur untuk mengetahui kemampuan guru dalam penyusunan RPP dan
pelaksanaan pembelajaran dikelas; (2) guru diharapkan meningkatkan
kemampuannya dalam penguasaan model-model pembelajaran yang nantinya bisa
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. 2008. Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa.
Baldwin, A.L. 1967. Theories of Child Development. New York: John Wiley &
Sons.
Carin, A.A. & Sund, R.B. 1975. Teaching Science trough Discovery, 3rd Ed.
Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company.
Dedi, S. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adi Cita
Karya Nusa.
Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Refika Aditama.
Gede, A. 2014. Pengaruh Partisipasi Orang Tua dalam Mendidik di Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMK N 1 Tejakula Bali. (online) vol.3 no.1
(http://ejournal.undiksha.ac.id) diakses pada 10 Nopember 2014.
Hudson, D. 1996. Laboratory work as scientific method: Three decades of confusion and distortion. Journal of Curriculum Studies, 28(2), 115-135.
Hamidran, A. 2012. Analisis Kemampuan Guru Biologi dalam Penyusunan RPP Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA se Kecamatan Johor, Medan: Tesis, Program Pascasarjana UNIMED.
Hutagaol, M, dan Sitompul, H. 2004. Hubungan antara Pengetahuan Dasar Kependidikan dan Penguasaan Materi Pengajaran dengan Keterampilan Mengajar Guru SLTP Negeri Kota Medan. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Vol. 10(2), 167-176.
Ibrahim, R dan Syaodih, N. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Johari, M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu’allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. (online) vol. 4 no.1 (http://pasca.undiksha.ac.id) diakses tanggal 14
Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kemdikbud. 2013. Pengembangan Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Lazim, M. 2013. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Kurikulum 2013.(http://www.pppgkes.com/index.php) diakses tanggal 12 Nopember
2014.
Lailatul, B. Analisis Kesesuaian RPP dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru SMPN di Kabupaten Mojokerto pada Sub Materi Fotosintesis dengan Kurikulum 2013. (online) Vol 3 No. 3. (http://ejournal.unesa.ac.id) diakses tanggal
15 Nopember 2014.
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Ssaintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. (online) vol.3 no.1 (http:// journal.unnes.ac.id) diakses tanggal 14 Februari 2015.
Mantovani, S. 2007. Pelaksanaan KTSP di SMA Nasional Karangtiru Semarang (Strategi dan Implementasi). Semarang: UNNES Pres.
Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mahrani. Analisis Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan. (http://digilib.unimed.ac.id) diakses
tanggal 01 Desember 2014.
Masri, S. 1998. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Moleong, L. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muzamiroh, S. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.
Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nur, M. & Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya : Universitas
Negeri Surabaya University Press.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rahmita, Y. 2013. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan). (http:// eprints.uny.ac.id) diakses tanggal 10 Nopember 2014.
Rifqiawati, I. 2014. Analisis Pemahaman Guru SMA Terhadap Pendekatan
Saintifik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi,
(http://upi.ac.id) diakses tanggal 12 Januari 2015.
Sani. R.A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
Jakarta: Bumi Aksara.
Semiawan, S. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta :
PT Prehalindo.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sukmadinata, N.S. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syah, M. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Varelas, M dan Ford, M. 2009. The Scientific Method and Scientific Inquiry: Tensions in Teaching and Learning. USA: Wiley InterScience.
Wardani, E. 2014. Analisis Kesesuaian Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik dengan Tujuan Pembelajaran di SMA N Mojokerto. (online) vol.3 no.3 (http://ejournal.unesa.ac.id) diakses tanggal 14 Februari 2014.