• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MESJID AGUNG MEDAN T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MESJID AGUNG MEDAN T.A 2013/2014."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP

KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN

DI TK MESJID AGUNG

T.A 2013/2014

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Untuk Mengikuti Ujian Meja Hijau

OLEH

DEBIE RIZIAH PULUNGAN

NIM 1103113009

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP

KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN

DI TK MESJID AGUNG

T.A 2013/2014

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Prodi PG PAUD

Oleh:

DEBIE RIZIAH PULUNGAN

NIM 1103113009

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Sosial Anak

Usia 5-6 Tahun Di TK Mesjid Agung T.A 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami

kesulitan dan hambatan, karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi MS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Aman Simaremare, MS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

(7)

ii

5. Bapak Drs. Edidon Huta Suhut M.Pd selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

6. Ibu Dra. Hj. Rosdiana, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Luar

Sekolah (PLS). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

7. Ibu Dra. Hj. Nasriah, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Anak

Usia Dini (PG-PAUD). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan.

8. Bapak Drs. Edward Purba M.A selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Jasper Simanjuntak, M.Pd, Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd

dan Ibu Dra. Hj. Nasriah,M.Pd selaku dosen penyalaras yang telah banyak

memberikan saran dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak/Ibu dosen Program studi PG PAUD yang telah banyak memberikan

pengajaran, bimbingan dan petunjuk peneliti.

11. Seluruh staf perpustakaan umum unimed dan fakultas ilmu pendidikan

yang telah banyak memberikan pelayanan demi terselesainya skripsi ini.

12. Ibu Dra. Hj. Ramisah Siregar selaku kepala sekolah PAUD Mesjid Agung

dan seluruh guru-guru PAUD Karya Bunda (Ibu Herna, Ibu Rina dan Ibu

Wiwik) yang telah memberikan ijin dan bimbingan selama penulis

melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.

13. Teristimewa kepada Alm. Ayahanda Bukhari Pulungan dan Ibunda

Fauziah Batubara sebagai rasa hormat, sayang dan terima kasih ananda

(8)

iii

pengorbanan yang telah diberikan kepada ananda selama ini mulai dari

ananda lahir sampai memperoleh gelar sarjana pendidikan S1 PG PAUD

di Universitas Negeri Medan.

14. Teristimewa kepada Adikku Dendi Riziah Pulungan dan Ariandi Lubis

yang telah memberikan banyak semangat untuk penyelesaian skripsi ini.

15. Teman seperjuangan S1 PG PAUD FIP UNIMED stambuk 2010 ( Nurul

Huda Siregar, Ina Hijrayania Hasibuan, Maya Sari, Refika Meydila, Sri

Roihanati, Selviana Wulandari, Emida Hutagalung dll). Dan untuk

sahabat-sahabat terbaik saya Meilisa Barus, Nur Intan Andasari Sirergar,

Hartika Hardiyanti. Untuk semua pihak terkait yang membantu saya dalam

penyusunan skripsi yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu oleh

penulis terima kasih atas semua dukungan dan motivasinya selama ini.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat

balasan dari Allah SWT. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin

dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak

kekurangan baik dari segi isi, dan bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran

(9)

iv

Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam

memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Akhir kata penulis mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya, semoga skripsi ini berguna bagi kita semua khususnya

bagi pembaca.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(10)

i ABSTRAK

DEBIE RIZIAH PULUNGAN. Nim: 1103113009. Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Mesjid Agung Medan T.A 2013/2014.

Masalah dalam penelitian ini adalah tentang rendahnya kemampuan sosial anak dan guru yang belum memegang pengaruh yang cukup besar dalam kemampuan sosial anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode bermain peran terhadap kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun.

Teori yang digunakan menurut Ibung (2009) “bemain peran adalah suatu permainan yang mensyaratkan mereka menjadi peserta, permainan ini memainkan suatu peran atau tokoh dalam suatu cerita”. Hurlock (2004) “kemampuan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial”

Jenis penelitian ini eksperimen. Sampel dalam penelitian B1 15 orang sebagai kelas eksperimen dan B2 15 orang sebagai kelas kontrol. Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Sebelum pengujian hipotesis (uji-t) terlebih dahulu diuji normalitas menggunakan Liliefors, dan homogenitas menggunakan uji F.

(11)

ix DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...7

1.3 Batasan Masalah ...7

1.4 Rumusan Masalah ...7

1.5 Tujuan Penelitian ...8

1.6 Manfaat Penelitian ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Bermain Peran ...9

2.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Bermain Peran ... 11

2.1.6 Tahap Pembelajaran dalam Bermain Peran ... 13

2.2 Konsep Kemampuan Sosial ... 17

2.2.1 Faktor Pendukung Kemampuan Sosial ... 19

2.2.2 Manfaat Bermain Peran dalam Meningkatkan Kemampuan Sosial ... 20

2.3 Kerangka Konseputal ... 23

2.4 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Populasi dan Sampel ... 25

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 26

3.4 Desain Penelitian ... 27

3.5 Alat Pengumpulan Data ... 27

3.6 Tekhnik Pengumpulan Data ... 29

3.7 Tekhnik Analisis Data ... 30

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 35

4.1.1 Analisis Data Hasil Penelitian ... 44

4.1.1.1 Uji Homogenitas ... 44

4.1.1.2 Uji Normalitas... 45

4.1.1.3 Uji Hipotesis ... 46

4.1.2 Pembahasan Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Kemampuan Sosial Anak ... 28

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Kelas Kontrol ... 35

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Sosial Anak Kelas Kontrol ... 38

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kelas Eksperimen ... 40

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Sosial Anak Kelas Eksperimen ... 42

Tabel 4.5 Hasil Penelitian Uji Homogenitas Data Observasi Awal ... 45

Tabel 4.6 Hasil Penelitian Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 46

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis ... 46

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Kemampuan Sosial Kelas Kontrol ... 38

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ... 52

Lampiran 2 Pedoman Observasi Kemampuan Sosial Anak ... 60

Lampiran 3 Data Mentah Hasil Kemampuan Anak Kelas Kontrol ... 62

Lampiran 4 Menghitung Mean dan Simpangan Baku ... 66

Lampiran 5 Uji Homogenitas ... 69

Lampiran 6 Uji Normalitas ... 72

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kerangka pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang tertulis

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyatakan anak usia dini adalah anak yang

berada pada masa rentang usia lahir sampai usia 6 tahun. Peran lingkungan

keluarga dan masyarakat sangat diperlukan anak untuk memberikan

pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial

bagi anak yang dibawanya sejak lahir.

Masa anak-anak awal merupakan masa untuk meletakkan dasar

pertama dalam mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, sosial, fisik

motorik, baik motorik halus maupun kasar, konsep diri, disiplin, seni serta

nilai moral dan agama. Hubungan sosial dimulai sejak individu itu berada

dilingkungan rumah bersama keluarganya. Segera setelah lahir, hubungan

bayi dengan orang disekitarnya, terutama ibu, memiliki arti yang sangat

penting. Hubungan ini paling dirasakan kehangatannya dan kemudian

menjadi pengalaman hubungan sosial yang amat mendalam. Sigmund

Freud dalam Mohammad Asrori (2007:106) seorang ahli psikoanalis

menegaskan bahwa sentuhan lembut seorang ibu, dan bahan degupan

jantung seorang ibu ketika menyusui anak bayinya dirasakan oleh seorang

bayi dalam alam psikologisnya sebagai pernyataan kasih sayang,

(16)

2

memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa anak dikemudian

hari, termasuk kemampuan hubungan sosialnya. Sekolah merupakan salah

satu tempat yang tepat untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki

anak yang dibawa sejak lahir. Sekolah merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang mendidik seseorang untuk dapat mempelajari bidang

tertentu secara formal. Sementara itu, di dalam kehidupan ada berbagai

lembaga pendidikan secara informal untuk mendidik seseorang menjadi

mandiri, berdaya guna dan berhasil. Berbagai lembaga yang informal itu

misalnya keluarga seperti ayah, ibu, adik dan kakak serta nenek, kakek dan

anggota keluarga yang lain. Pendidikan formal untuk Anak Usia Dini

berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK)/ Rauudhatul Aftal (RA), Playgroup

(Kober) dan bentuk lain yang sederajat.

Taman Kanak-Kanak bukan merupakan sekolah, seperti halnya

Sekolah Dasar (SD) yang menjadikan calistung (baca, tulis, hitung)

sebagai tujuan utama dalam pembelajaran, tetapi merupakan tempat yang

menyenangkan bagi anak usia Taman Kanak-Kanak. Taman Kanak-Kanak

adalah tempat bermain sambil belajar bagi anak-anak dan tempat yang

disukai oleh anak-anak. Pada kenyataannya, tidak sedikit yang lebih

mementingkan kemampuan kognitif anak tanpa memperhatikan

kemampuan anak yang lain. Tuntutan dari orangtua yang menginginkan

anaknya mampu calistung mengakibatkan perkembangan anak yang lain,

seperti : kemampuan sosial, bahasa, fisik baik fisik motorik halus maupun

(17)

3

orangtua menyeimbangkan antara kemampuan kognitif serta kemampuan

yang lain yang dimiliki anak karena setiap kemampuan yang dimiliki anak

memiliki keterkaitan dengan kemampuan lain yang dimiliki anak.

Sekolah merupakan tempat kedua bagi anak memperoleh

pengetahuan, setelah anak memperoleh perngetahuan dari keluarga.

Keluarga yang merupakan instansi informal untuk mengembangkan

kemampuan yang ada dalam diri anak, di sekolah guru hanya orang kedua

bagi anak untuk memperoleh kemampuan yang lain, salah satunya adalah

kemampuan anak untuk bersosialisasi. Peranan guru sebagai orang terdekat

anak di sekolah harus bisa menciptakan suasana yang menyenangkan dan

menjadi pribadi yang disukai anak. Pada kenyataannya, dalam proses

pembelajaran hingga saat ini masih bersifat monoton. Hal ini dikarenakan

kurang maksimalnya guru dalam pembelajaran khususnya pembelajaran

dalam mengembangkan kemampuan sosial anak.

Manusia sebagai makhluk sosial, makhluk sosial yang memerlukan

kehadiran orang lain, manusia berhubungan dengan orang disekitarnya dan

cara manusia berhubungan dengan lingkungannya disebut sosialisasi.

Perkembangan sosial merupakan proses belajar menyesuaikan diri dengan

norma-norma kelompok bekerja sama dan adat kebiasaan, belajar bekerja

sama, saling berhubungan dan merasa bersatu dengan orang-orang

disekitarnya.

Perkembangan sosial pada anak usia Taman Kanak-Kanak memiliki

(18)

4

lingkungan sosial. Pada umumnya, kemampuan sosial anak usia dini yaitu :

sudah dapat mengontrol dirinya sendiri, sudah dapat merasakan kelucuan

misalnya ikut tertawa ketika orang dewasa tertawa atau ada hal-hal yang

lucu. Rasa takut dan cemas mulai berkembang, dan hal ini akan

berlangsung sampai usia 5 tahun. Keinginan untuk berdusta mulai muncul,

akan tetapi anak takut untuk melakukannya. Anak sudah dapat

mempelajari mana yang benar dan yang salah dan mampu menenangkan

diri. Pada usia ini, anak-anak mulai mengungkapkan pilihan atas anak-anak

yang mereka jadikan sebagai teman bermain dan anak-anak yang tidak

mereka suka menjadi teman bermain.

Pada usia 6 tahun anak akan berperilaku seperti boss (atasan),

mendominasi situasi, akan tetapi dapat menerima nasihat. Selain itu, anak

juga memiliki sikap sering bertengkar tetapi cepat berbaikan kembali.

Anak sudah dapat menunjukkan sikap marah, sudah dapat membedakan

yang benar dan yang tidak benar, sudah menerima peraturan dan disiplin.

Hurlock (2004) mengungkapkan “Kemampuan sosial anak pada umur 5

sampai 6 tahun yaitu, anak akan belajar melakukan hubungan sosial dan

bergaul dengan orang di luar lingkungan rumah, terutama dengan anak

yang umurnya sebaya”.

Kemampuan sosial pada anak usia dini dimaksudkan sebagai

Kemampuan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan

aturan-aturan yang berlaku di masyarakat dimana anak berada. Kemampuan sosial

(19)

5

respons yang diberikan lingkungan terhadap anak. Kemampuan sosial yang

optimal diperoleh anak dari respons yang diberikan oleh tatanan kelas pada

awal anak masuk sekolah yang berupa tatanan sosial yang sehat dan

sasaran yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan

konsep diri yang positif.

Perkembangan sosial anak pada awal masa anak-anak akan

mempengaruhi kemampuan sosialnya ketika beranjak dewasa, kemampuan

sosial anak yang kurang baik akan membuat anak akan sulit bersosialisasi

ketika anak beranjak dewasa. Menurut Gardner dalam Mohammad Asrori

(2007:114) menemukan bahwa interaksi antara anggota keluarga yang

tidak harmonis merupakan suatu korelat atau faktor yang potensial menjadi

penghambat perkembangan hubungan sosial. Berbagai cara dapat

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sosial anak salah satunya

adalah melalui metode bermain peran. Metode bermain peran merupakan

suatu kegiatan permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau

benda-benda sekitar anak yang digunakan oleh anak untuk mengembangkan daya

khayal atau imajinasinya sehingga dapat menghayati tujuan dari kegiatan

tersebut. Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk

menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata kedalam suatu

pertunjukkan peran di dalam kelas. Supriyati (dalam Gunarti 2008)

berpendapat bahwa “metode bermain peran adalah permainan yang

memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga

(20)

6

yang dilaksanakan”. Dalam metode ini, anak-anak berperan sebagai orang

lain tanpa perlu latihan/spontan dan tidak untuk hiburan, namun lebih

menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukkan dan

bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

Metode bermain peran biasanya digunakan untuk memberikan

pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta

mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya. Anak-anak

yang memainkan peran menunjukkan apa yang akan mereka lakukan,

bagaimana reaksi mereka terhadap suatu kejadian atau siatuasi.

Ketidakmampuan anak dalam bersosialisasi akan mengakibatkan anak

menjadi pemalu, kurang rasa percaya diri, tidak mampu berkomunikasi

dengan teman, dan memiliki egoisme yang tinggi. Sehubungan dengan itu

penelitian ini perlu dilakukan dan hasil penelitian ini akan memberikan

informasi dalam menyikapi anak kurang mampu dalam bersosialisasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti berkeinginan melaksanakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap

(21)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, maka identifikasi

dalam penelitian ini adalah:

a. Orang tua lebih mengutamakan calistung.

b. Guru belum memegang pengaruh yang cukup besar terhadap

keberhasilan kemampuan sosial anak.

c. Guru kurang menyeimbangkan antara kemampuan kognitif

dengan kemampuan yang lain.

d. Kurangnya penggunaan media pembelajaran oleh guru.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dana, dan untuk

menghindari masalah dalam mengadakan penelitian maka penulis

membatasi masalah pada “Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap

Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah pokok tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut “Apakah metode bermain peran

berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan sosial anak usia 5-6

(22)

8

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifkasi dan rumusan masalah yang telah ada, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bermain peran

terhadap kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi dua antaranya :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan untuk

pengembangan ilmu pendidikan anak usia dini, yang berkaitan dengan

metode bermain peran dalam mengembangkan kemampuan sosial anak.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan

penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran sosial anak.

b. Bagi Sekolah

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan serta meningkatkan

perkembangan sosial anak.

c. Bagi Peneliti Sendiri

Untuk menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam

meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.

d. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain tentang metode bermain

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pada sub bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan,yaitu:

1) Hasil observasi kemampuan sosial anak dikelas eksperimen memiliki nilai

rata-rata 30,5 lebih besar dibandingkan dengan hasil observasi

kemampuan sosial anak dikelas kontrol yang memiliki nilai rata-rata 24,7

dapat diartikan bahwa ada pengaruh metode bermain peran terhadap

kemampuan sosial anak.

2) Hasil nilai uji hipotesis terbukti bahwa thitung (7,426) > ttabel (1,761).Hal

tersebut sesuai dengan hasil uji hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima,

sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh yang signifikan dari metode

bermain peran terhadap kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun TK Mesjid

Agung Medan tahun ajaran 2013/2014.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran

yaitu:

1. Bagi pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan perhatian terhadap

kemampuan sosial anak dengan mengikut sertakan guru-guru mengikuti

pelatihan-pelatihan yang dapat menambah wawasan guru dalam mendukung

(24)

2. Bagi para guru PAUD diharapkan untuk dapat menerapkan metode bermain

peran dalam mengembangkan kemampuan sosial anakterutama bagi anak

yang kemampuan sosialnya masih rendah.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat mengembangkan

kemampuan sosial baik itu dengan menggunakan metode pembelajaran

(25)

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2008). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Asrori, Mohammad (2007). Psikologi Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima

Bahri, Syaiful (2011). Psikologi Belajar, Jakarta: Bumi Aksara

Gunarti, Winda (2008). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka

Hamalik, Oemar (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara

Hawadi, Akbar. (2001). Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Grasindo

Hurlock, Elizabeth B. (2004). Perkembangan Anak, Indonesia: Erlangga

Ibung, Dian. (2009). Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak, Jakarta: Gramedia

Moeslichatoen.(2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka Cipta

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain AUD. Jakarta: Kencana

Nugraha, Ali. (2004). Metode Pengembangan Sosial Emosional, Jakarta: Universitas Terbuka

Patmonodewo, Soeminarti. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta : Rineka Cipta

Poerwardarminta, WJS.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Sugiono. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafindo

Sudjana. (2001). Metoda Statistika, Bandung: Tarsito

Sujiono, Bambang. (2005). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini, Jakarta: Media Komputindo

Sukardi. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar , Bandung : Remaja Rosda Karya

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................................
Gambar 4.1 Diagram Kemampuan Sosial Kelas Kontrol  ................................................

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari proses pengujian yang dilakukan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam pemilihan tipe bahan isolator dengan melihat kinerja dari bahan

terhadap Inokulasi Mikroba Bermanfaat dan Interaksi Kedua Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Jumlah Cabang, Berat Akar Segar, Berat Akar Kering,

Ismail (2003: 3) dalam Model-model Pembelajaran Matematika SMP menyebutkan bahwa model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu rasional teoritik yang logis yang

Peneliti mengajukan hipotesis bahwa ada hubungan yang negatif signifikan antara konformitas dengan kreativitas pada remaja Konformitas adalah suatu bentuk perilaku individu

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang simulasi keterampilan dasar mengajar dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Tata

Remaja tersebut cenderung mengikuti tekanan kelompok dan aturan-aturan kelompok, karena kelompok mempunyai arti yang besar pada individu tersebut, sehingga remaja tersebut juga

Tabel 4.18 Persentase tujuan penggunaan keterampilan mengelola kelas pada simulasi keterampilan dasar mengajar dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Tata Boga

pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan di Kecamatan Angkola Timur. Kabupaten