• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELASI SOSIAL PEMBANTU RUMAH TANGGA DENGAN MAJIKAN DI KELURAHAN PEKAN GEBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RELASI SOSIAL PEMBANTU RUMAH TANGGA DENGAN MAJIKAN DI KELURAHAN PEKAN GEBANG."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

RELASI SOSIAL PEMBANTU RUMAH TANGGA DENGAN MAJIKAN DI KELURAHAN PEKAN GEBANG

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Antropologi Sosial

Oleh

EKA FRANSISKA BR SITINJAK 8126152005

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Eka Fransiska Br. Sitinjak. 8126152005. “Relasi Sosial Pembantu Rumah Tangga Dengan Majikan Di Kelurahan Pekan Gebang”. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Tesis ini bertujuan memperoleh gambaran bagaimana hubungan Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan, bagaimana hubungan relasi sosial antara Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan berdasarkan suku etnis, bagiamana hubungan relasi sosial antara Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan berdasarkan pekerjaan majikan dan mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi didalam hubungan relasi antara Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mempergunakan metode deskriptif dengan melakukan penelitian sosial lapangan yang mempergunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam dan didukung dengan studi kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, wawancara, dokumentasi dan observasi. Subjek penelitiannya adalah Pembantu Rumah Tangga dan Majikannya di Kelurahan Pekan Gebang. Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa secara kualitatif. Penelitian ini berkesimpulan bahwa hubungan relasi sosial antara Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan tidak semuanya dapat berjalan dengan baik. Hubungan Majikan dengan Pembantu Rumah Tangga yang satu suku terdapat kecocokan antara yang satu dengan lainnya. Hubungan Majikan dengan Pembantu Rumah Tangga yang satu suku terjalin dengan baik, hal ini dikarenakan adanya kesamaan watak dan karakter dari keduanya sedangkan hubungan Majikan dengan Pembantu Rumah Tangga yang berbeda suku tidak terjalan dengan baik, hal ini dikarenakan tidak adanya kesamaaan watak dan karakter dari keduanya. Hubungan relasi sosial antara Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan berdasarkan pekerjaan majikan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu majikan yang berpenghasilan tinggi dan majikan yang berpenghasilan rendah. Hubungan relasi sosial Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan berpenghasilan tinggi berjalan dengan baik disebabkan diberikan jaminan kesehatan, fasilitas pendukung pekerjaan yang lengkap, gaji yang besar sedangkan hubungan relasi sosial Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan berpenghasilan sedang kurang berjalan dengan baik disebabkan gaji tidak terlalu besar, jaminan kesehatan tidak ada dan fasilitas pendukung pekerjaan tidak lengkap. Masalah-masalah yang terjadi di dalam hubungan relasi sosial antara Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan yaitu masalah etnis, masalah pekerjaan, masalah status sosial dan masalah keterampilan.

Kata kunci : Pembantu Rumah Tangga, Majikan, Relasi Sosial

(5)

ii

ABSTRACT

Eka Fransiska Br. Sitinjak. 8126152005. “Housemaid Social Relationships With Employer In The Village Gebang”. Programe Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

This thesis aims to obtain an overview of how the relationship Housemaid with employers, how the social relations between Housemaid with employers based on race ethnicity, bagiamana relationship social relations between Housemaid with employer based jobs employer and find out what problems are happening in relationships between Housemaid with the employer. This study is a qualitative research using descriptive method by conducting social research field who uses participant observation and in-depth interviews and supported by literature study. Data collected through the study of literature, interview, documentation and observation. Subject of research is Housemaid and employer in the village Week Gebang. Data analysis technique used in this research is qualitative analysis techniques. This study concluded that social relationships between Vice Households with employers not everything can go well. Employer relationships with the housekeeper that the trible is well established, this is due to the similarity of the nature and character of both whereas employer relationship with the housekeeper of different tribes did not go well, this is due to the absence of similarity of the character and the character of both. Social relationships among helpers with the employer by employer jobs can be grouped into two parts, namely the high-income employers and employers with low income. Social relationships housekeeper with high-income employers go well due to be given assurances of health, supporting facilities complete job, great salary whereas social relationships with employer housekeeper less income is being run properly due to salaries not too big, no health insurance and facilities incomplete. Problems that occur in the social relationships between the housemaid with employers that etnich problems, work problems, social status problems and the problem of skills.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmatnya tesis ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik untuk memenuhi

sebagian dari syarat-syarat memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) dalam bidang

Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan sesuai rentan watu yang telah

ditentukan.

Selama menempuh pendidikan dan penulisan serta penyelesaian tesis ini penulis

banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat ketabahan serta bantuan dan bimbingan

selama penyusunan hingga penyelesaian akhir, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Hidayat, M.Si dan Dr. Deny setiawan,

M.Si masing-masing sebagai pembimbing I dan II yang banyak membantu penulis dalam

penyelesaian tesis ini. Semoga Tuhan menjadikan segala usaha mereka sebagai amal ibadah

yang bermanfaat.amin.

Ucapan terima kasih kepada keluarga penulis, Ibu, Suami dan Adik serta keluarga

besar dan teman-teman seperjuangan personil SMP Negeri 7 Kejuruan Muda yang

memberikan motivasi kepada penulis agar menyelesaikan perkuliahan dengan sukses. Ucapan

terima kasih kepada teman-teman Pasca sarjana yang selalu memberi semangat dorongan

dalam menyelesaikan tesis ini.

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya yang

telah membantu dan member dorongan serta saran-saran dalam menyelesaikan tesis ini.

Terima kasih juga kepada seluruh akademik Program Pasca Sarjana, Program Studi

Antropologi Sosial, Universitas Negeri Medan akan selalu diingat jasa baiknya yang

(7)

iv

Akhirnya penulis menyadari bahwa di dalam tesis ini masih terdapat

ketidaksempurnaan, karenanya saran dan kritik konstruktif yang sifatnya membangun dari

semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan tulisan tesis ini. Semoga tesis ini

bermanfaat dan berguna bagi semua yang membutuhkannya.

Medan, 09 September 2015

Penulis

(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….... i

ABSTRACK……….ii

KATA PENGANTAR……….iii

DAFTAR ISI………...v

DAFTAR GAMBAR……….. viii

DAFTAR TABEL………ix

DAFTAR LAMPIRAN………x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ………..1

1.2. Rumusan Masalah………8

1.3. Tujuan Penelitian ………....9

1.4. Manfaat Penelitian ………..9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Relasi Sosial………...10

2.2. Pengertian Pembantu Rumah Tangga Dan Majikan………..17

2.3. Jenis Pembantu Rumah Tangga……….24

2.4. Faktor Pendukung Pembantu Rumah Tangga………...28

2.5. Perlindungan Hak-Hak Pembantu Rumah Tangga………...30

2.5.1 Menurut Peraturan Perundang-undangan………..30

(9)

vi

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian……….34

3.2 Subjek Penelitian………...35

3.3 Lokasi Penelitian…………..………35

3.4 Teknik Pengumpulan Data………...36

3.5 Teknik Analisa Data……….37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………39

4.1.1 Letak Geografis Kelurahan Pekan Gebang………. 39

4.1.2 Gambaran Umum Demografis Kelurahan Pekan Gebang………...39

4.1.3 Sosial Budaya Di Kelurahan Pekan Gebang………48

4.2 Pembahasan………..50

4.2.1 Hubungan Pembantu Rumah Tangga Dengan Majikan………...50

4.2.2 Hubungan Relasi Sosial Antara PRT Dengan Majikan Berdasarkan suku………..60

4.2.2.1 Etnik Penghuni Rumah Tangga………..61

4.2.2.2 Etnik Pembantu Rumah tangga………..62

4.2.3 Hubungan Relasi Sosial Antara PRT Dengan Majikan Berdasarkan pekerjaan majikan………69

4.2.3.1 Majikan Yang Berpenghasilan Tinggi………69

4.2.3.2 Majikan Yang Berpenghasilan Sedang………..72

(10)

vii

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN………. 97 SARAN……….. 99

DAFTAR PUSTAKA………100 LAMPIRAN

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2. Penduduk berdasarkan Etnis

Tabel 3. Penduduk berdasarkan Tingkat Umur

Tabel 4. Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 5. Penduduk berdasarkan Agama

Tabel 6. Jumlah Rumah Ibadah

Tabel 7. Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Interview Guide

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan

perubahan bentuk kehidupan menjadi kehidupan yang kompleks karena setiap anggota

keluarga memiliki aktifitas diluar rumah yang menyebabkan tidak berjalannya sistem dalam

rumah tangga. Seiring dengan perkembangan zaman bahwa kebutuhan akan pembantu rumah

tangga semakin meningkat. Hal ini terlihat jasa pembantu rumah tangga tidak hanya

diperlukan di dalam negeri saja, tetapi kebutuhan akan pembantu rumah tangga banyak juga

dibutuhkan oleh negara-negara lain, misalnya Malaysia dan Arab saudi yang tiap tahunnya

mendatangkan pembantu rumah tangga dari indonesia.

Di Indonesia sendiri dewasa ini kebutuhan akan pembantu rumah tangga juga

semakin meningkat, hal ini dimungkinkan karena sekarang ini kesibukan akan mencari

penghasilan membuat hampir semua keluraga tidak dapat lagi membagi waktu untuk

mengurus pekerjaan rumah tangga, namun untuk mencari pembantu rumah tangga juga

tidaklah mudah, disamping membutuhkan keterampilan dalam mengurus rumah tangga,

modal kepercayaan terhadap pembantu rumah tangga juga sangat penting, ini dikarenakan

majikan harus mempercayakan seluruh kondisi rumah dengan segala asetnya kepada

(15)

2

Dilihat ke belakang bahwa pembantu rumah tangga adalah seseorang yang

dipekerjakan dengan tujuan untuk membantu beberapa pekerjaan rumah tangga atau dengan

kata lain untuk meringankan pekerjaan dari keluarga tersebut, pada umumnya pembantu

rumah tangga mulai diperkerjakan apabila terjadi pertumbuhan anak dalam keluarga tersebut

Secara harfiah pembantu rumah tangga merupakan posisi kerja dalam membantu

suatu pekerjaan rumah tangga, pekerjaan dalam hal ini adalah suatu proses tindakan

melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga, seperti mencuci,

memasak. Posisi pembantu rumah tangga pada hakikatnya merupakan membantu seseorang

atau lebih dalam melakukan pekerjaan rumah tangga sedangkan rumah tangga sendiri

merupakan suatu bentuk keluarga inti.

Jika fakta di lapangan mengatakan bahwa masalah pengangguran bukan hanya

disebabkan oleh kesenjangan antara jumlah pencari kerja dengan kesempatan kerja yang

tersedia, tetapi lebih karena banyaknya pencari kerja yang tidak memiliki kualifikasi yang

sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja yang ada sehingga mereka hanya bisa menjadi

tenaga kasar, misalnya pembantu rumah tangga (PRT), buruh dan tenaga kasar lainnya yang

sejatinya tidak memerlukan pendidikan tinggi maupun penguasaan ketrampilan tertentu.

Harus diakui bahwa di dunia ini, tidak ada seorangpun yang bercita-cita menjadi

pembantu rumah tangga (PRT). Profesi PRT biasanya dilakoni seseorang karena

keterpaksaan atau karena tidak ada pilihan lain. Alasan lain yang mendorong seseorang

memilih profesi PRT adalah karena merupakan lapangan kerja yang sangat banyak dalam

menyerap tenaga kerja yang tidak terdidik sekalipun, khususnya bagi kaum perempuan.

Namun, untuk menaikkan posisi tawar keberadaannya, perlulah kiranya calon pembantu

rumah tangga ini dibekali beberapa ketrampilan yang akan langsung berhubungan dengan

(16)

3

pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dan agar bisa Profesional Walaupun

Pekerjaan Hanyalah Seorang PRT (Pembantu Rumah Tangga).

Pekerja rumah tangga merupakan bagian penting dalam keseharian orang berumah

tangga, yang terkadang bahkan menjadi orang kepercayaan dari nyonya rumah untuk

mengurusi segala keperluan yang ada di rumah tangga tersebut. Alasan klasik yang seringkali

digunakan ketika seseorang memutuskan akan mempekerjakan pekerja rumah tangga adalah

sibuknya pasangan suami istri, kesepian, kurangnya keterampilan rumah tangga, khususnya

memasak, rasa malas untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan lain-lain.

Pada masa sekarang ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang

diakibatkan perubahan bentuk kehidupan yang kompleks karena setiap anggota keluarga

memiliki aktivitas diluar rumah yang menyebabkan tidak berjalannya sistem dalam rumah

tangga sehingga pada celah ini posisi pembantu rumah tangga masuk dalam komposisi

keluarga inti. Keberadaan pembantu dalam komposisi keluarga dapat dipandang sebagai

suatu kebutuhan primer dan sekunder, dimana dalam kebutuhan primer, pembantu rumah

tangga sangat diperlukan dalam keluarga disebabkan karena kesibukan sehingga beberapa

pekerjaan rumah tidak dapat diselesaikan oleh anggota keluarga sedangkan pada kebutuhan

sekunder, pembantu rumah tangga diperlukan hanya pada saat tertentu serta tidak terfokus

pada pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci pakaian, menjaga rumah dan lain-lain.

Untuk mendapatkan seorang pembantu rumah tangga yang baik dan cocok memang

gampang-gampang sulit. Karena hubungan pembantu rumah tangga dengan majikan

kebanyakan tidak harmonis. Terkadang ada saja orang yang menganggap pembantu adalah

budak yang bebas untuk kita perlakukan. Banyak kasus penganiayaan pembantu oleh majikan

(17)

4

menyesal setelah semua terjadi. Pembantu rumah tangga memang rentan menjadi korban

tindak kejahatan majikannya.

Seiring dengan perkembangan zaman bahwa tingkat kebutuhan akan pembantu rumah

tangga sudah semakin meningkat. Hal terlihat jasa pembantu rumah tangga tidak hanya

diperuntukkan oleh masyarakat dalam negeri ini saja, bahkan penggunaan jasa pembantu

rumah tangga ini sudah sampai kepada ke negara-negara tetangga, seperti diketahui Malaysia

hampir setiap tahun meminta jasa para pembantu rumah tangga sampai ke Indonesia,

mungkin saja ini dikarenakan sudah tidak tersedianya lagi jasa pembantu rumah tangga di

Negara tersebut atau mungkin juga Negara tersebut sudah kehabisan tenaga kerja yang bisa

dipergunakan sebagai pembantu rumah tangga dewasa ini juga semakin meningkat, seperti

telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya hal ini dimungkinkan sekarang ini kesibukan akan

mencari penghasilan membuat hampir semua keluarga tidak dapat lagi membagi waktu

dengan mengurus pekerjaan rumah tangga bukanlah sesuatu yang mudah, disamping kita

membutuhkan keterampilan dalam mengurus rumah, modal kepercayaan kepada pembantu

rumah tangga juga menjadi sangat penting, ini dikarenakan kita akan meninggalkan dia

(pembantu rumah tangga) dirumah seharian. Dengan kata lain mempercayakan seluruh

kondisi rumah dengan segala asset beharga kepada pembantu rumah tangga.

Peneliti membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa Pembantu rumah tangga

Indonesia di Malaysia, mendapat layanan jauh lebih baik berbanding pembantu rumah

Indonesia yang menjadi pembantu di negara mereka sendiri. Pembantu rumah di Malaysia

makan apa yang kita makan, cuci baju menggunakan mesin basuh, memasak dengan dapur

gas/elektrik, gosok baju untuk pakaian kerja, sekolah dan pakaian bersiar-siar. Pergi ke

mana-mana, pembantu pasti dibawa bersama. Menonton TV duduk di sofa. Malahan majikan boleh

(18)

5

Lingkup kerja pembantu rumah tangga yakni di rumah tangga yang selama ini

dianggap sebagai ranah privat, membuat pembantu rumah tangga tidak terlindungi jika

mereka mendapatkan penganiyayaan dari majikan. Karena sampai saat ini masyarakat luas

juga aparat hukum masih memandang kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa

orang-orang yang berada di dalamnya, tak terkecuali pembantu rumah tangga sebagai permasalahan

non public atau permasalahan domestic (rumah tangga) yang tidak perlu diintervensi oleh

orang luar.

Secara sosial, Pekerja Rumah tangga tidak dianggap sebuah profesi, sehingga

pemenuhan hak-haknya seringkali hanya berdasarkan belas kasihan atau kemurahan hati

majikan. Akronim PRT pun lebih dipahami sebagai “pembantu” daripada “Pekerja” Rumah

Tangga. Secara normatif, PRT pun belom dianggap sebagai sebuah profesi, karena aktivitas

PRT dianggap jauh dari aktifitas produksi. Menjelaskan relasi PRT dan pengguna jasa PRT

(majikan) memang tidak semudah menjelaskan relasi tenaga kerja dan pemberi tenaga kerja

sebagaimana dalam hubungan industrial pada umumnya. Hal ini dikarenakan relasi PRT dan

pengguna jasa PRT memiliki kekhususan yang unik dan kompleks.

Relasi antara PRT dan pengguna jasa banyak dikondisikan dalam relasi kekeluargaan,

yang dalam banyak hal dapat mengaburkan adanya relasi hubungan kerja antara PRT dan

pengguna jasa. Akibatnya beban pekerjaan dan hak-hak PRT menjadi tidak terukur, jam kerja

tanpa batas, gaji sangat rendah dan tidak adanya jaminan kesehatan.

Pekerja Rumah Tangga bekerja dan hidup tertutup dari pandangan publik karena

sebagian besar dari mereka tinggal di rumah tempat dia bekerja. Tidak ada batasan jelas

antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, membuat profesi Pekerja Rumah Tangga menjadi

(19)

6

Namun seiring perkembangan jumlah Pekerja Rumah Tangga yang melonjak, nyaris tidak

ada regulasi yang memberikan perlindungan hukum kepada PRT.

Bentuk penghargaan dan penghormatan kita terhadap pekerja rumah tangga masih

kurang terlihat, apalagi jika dilihat dari banyaknya kasus kekerasan majikan kepada pekerja

rumah tangga yang marak terjadi,dan kasus lain yang juga berhubungan dengan tidak

dipenuhinya hak atas pekerja rumah tangga tersebut. Karena pekerja rumah tangga banyak

yang tinggal di dalam rumah yang sama dengan majikannya, maka masalah jam kerja kerap

tidak diperhitungkan, ditambah lagi dengan upah yang jumlahnya dapat dikatakan

nominalnya sedikit, yang tidak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukannya. Padahal jika

dilihat dari namanya, yaitu pekerja rumah tangga, maka arti kata pekerja menurut

Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yaitu setiap orang yang bekerja dengan

menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Pembantu rumah tangga ( PRT ) adalah produk sosial, ia lahir ditengah kemiskinan

dan tingkat pendidikan yang rendah, meskipun demikian mereka telah berjasa mambantu

majikan mengerjakan tugas-tugas kerumahtanggaan, membantu mengasuh anak-anak

majikan, bahkan tidak sedikit diantara mereka mendidik dan memberi nilai sehingga

anak-anak majikan tumbuh menjadi anak-anak yang sehat, berahlak dan berkepribadian. Bukan hanya

itu, PRT juga seringkali menjadi berkah bagi majikan dalam menjalankan profesinya sebagai

karyawan, pegawai negeri, pejabat Negara, pemimpin perusahaan dan sebagainya. Bahkan

dalam banyak kasus, sukses yang dicapai perempuan yang bekerja diranah publik sangat

dipengaruhi oleh kehadiran PRT dalam keluarganya.

Kehadiran pembantu rumah tangga ditengah keluarga majikan juga berimplikasi pada

diri dan keluarga PRT itu sendiri, sekurang-kurangnya dia telah menafkahi dirinya sehingga

(20)

7

hari kian meningkat. Bahkan PRT telah menghidupi keluarganya, anak-anak mereka

dikampung dan dalam banyak kasus telah menjadi kontributor besar dalam menyumbang

devisa kepada Negara, membantu pemerintah dalam akselerasi pembangunan di daerah dan

menjadi insipirasi bagi keluarganya dikampung untuk bekerja keras, ulet dan pantang

menyerah.

Namun demikian prestasi pembantu rumah tangga, seperti diuraikan diatas seringkali

tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang dihadapinya. Meski mereka berjasa tetapi

sering disepelekan, dihina dan tidak sedikit diantara mereka mengalami tindak kekerasan,

baik pisik maupun psikis, bahkan sampai pada pembunuhan. Dan kenyataan seperti ini bukan

hanya terjadi di dalam negeri akan tetapi juga di luar negeri, terutama di Negara-negara

tujuan pengiriman TKI antara lain Arab Saudi dan Malaysia.

Selain peristiwa luar negeri, kasus PRT dalam negeri juga tak kalah pahitnya.

Peristiwa tewasnya Hasniati alias Ati (20) Tahun 2006 lalu adalah salah satu contoh

bagaimana PRT itu masih diposisikan sebagai warga yang begitu rendah. Ati PRT asal Sinjau

Sul-Sel itu ditemukan tewas dikamar pembantu lantai tiga dalam kondisi membusuk setelah

dianiaya oleh majikannya. Wandi Tandiawan (majikan Ati) ditangkap dirumahnya di Jalan

Gunung Latimojong A8 setelah polisi memperoleh laporan tentang penganiayaan itu.

Peristiwa yang memicu demonstrasi khususnya mahasiswa dan mahasiswa dan masyarakat

Sinjai itu disebut-sebut sebagai yang terburuk dialami oleh PRT di Makassar (Mashar,2006).

Nasib PRT sebagaimana digambarkan di atas tentu saja belum menggambarkan secara

utuh hubungan antara majikan dan PRT, sangat banyak majikan yang mempekerjakan PRT

dengan baik, penuh dengan kekeluargaan, toleransi dan berakhir dengan harmonis, sayangnya

data mengenai hal ini kurang terekspos dibanding dengan data mengenai konflik yang terjadi

(21)

8

rendah dan dari keluarga miskin akan tetapi mereka terampil dan pandai menyesuaikan diri

sehingga bisa bekerja sama dalam waktu yang relative lama, mereka mempunyai bargaining

potition yang tinggi dan disenangi oleh majikannya kemampuan akomodatif yang

dimilikinya.

Disini peneliti tertarik untuk menulis bagaimana relasi sosial pembantu rumah tangga

dengan majikan karena dirunut kebelakang bahwa pembantu rumah tangga adalah seseorang

yang dipekerjakan dengan tujuan untuk membantu beberapa pekerjaan rumah tangga yang

dengan kata lain meringankan pekerjaan dari keluarga tersebut selain keberadaan pembantu

pada masa ini merupakan posisi yang tidak bertukar atau berubah yang secara sederhana

dapat dijelaskan bahwa seseorang pembantu yang dipilih untuk dipekerjakan apabila terjadi

pertumbuhan anak dalam keluarga tersebut. Seiring waktu maka pembantu tersebut turut serta

dalam proses perkembangan keluarga tersebut sehingga sudah sangat umum apabila seorang

pembantu rumah tangga memiliki hubungan yang lebih erat dengan majikannya, relasi

hubungan antara pembantu rumah tangga dan majikan seperti ini yang akan dilihat dalam

penilitian nantinya.

1.2 Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang pemikiran yang dipaparkan sebelumnya maka yang

menjadi masalah pokok dalam penelitian ini “ Bagaimana hubungan relasi antara pembantu

rumah tangga dengan majikan”. Permasalahan pokok ini saya rinci sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan pembantu rumah tangga dengan majikan ?

(22)

9

3. Bagaimana hubungan relasi sosial antara PRT dengan majikan berdasarkan pekerjaan

majikan ?

4. Masalah-masalah apa saja yang terjadi didalam hubungan relasi antara PRT dengan

majikan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pembantu rumah tangga dengan majikan

2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan relasi sosial antara PRT dengan majikan

berdasarkan suku etnis

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan relasi sosial antara PRT dengan majikan

berdasarkan pekerjaan majikan

4. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi didalam hubungan relasi

antara PRT dengan majikan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Pada bidang teoritis, pengembangan ilmu sosiologi tentang pentingnya relasi

hubungan sosial antara pembantu rumah tangga dengan majikan secara harmonis

sesama hamba Tuhan, masyarakat dan warga Negara

2. Pada bidang praktis, sumbangan pemikiran atau kebijakan kepada Pemerintah untuk

menciptakan budaya tenaga kerja pembantu rumah tangga dan majikan secara

harmonis dengan memperhatikan kesejahteraan, memperhatikan jam kerja yang layak

(23)

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian hubungan tentang relasi sosial pembantu rumah tangga dengan

majikan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hubungan antara pembantu rumah tangga dengan majikan dapat berlangsung lama

yaitu antara 3 sampai 8 tahun karena keduanya memperoleh keuntungan bersama,

meski harus diakui bahwa diantara mereka ada juga yang merasakan keterpaksaan.

pembantu rumah tangga yang bekerja pada rumah tangga mereka telah mengalami

perkembangan pola hubungan dengan diangkat/ diangggapnya pembantu rumah

tangga sebagai kerabat mereka yang secara sederhana dapat diartikan sebagai tali

persaudaraan.

2. Ada dua jenis hubungan majikan dengan pembantu rumah tangga berdasarkan

suku, yaitu : Majikan dan pembantu rumah tangga yang satu suku, majikan dan

pembantu rumah tangga yang berbeda suku. Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan bahwa hubungan majikan dengan pembantu rumah tangga yang satu

suku terdapat kecocokan antara yang satu dengan lainnya. Hubungan majikan

dengan PRT yang satu suku terjalin dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya

kesamaan watak dan karakter dari keduanya sedangkan hubungan majikan dengan

PRT yang berbeda suku tidak terjalin dengan baik. Hal ini dikarenakan tidak

adanya kesamaan watak dan karakter dari keduanya.

3. Hubungan relasi sosial antara PRT dengan majikan berdasarkan pekerjaan majikan

dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu majikan yang berpenghasilan

(24)

99

berpenghasilan sedang. Relasi sosial PRT dengan majikan yang berpenghasilan tinggi

tersebut dapat berjalan dengan baik karena beberapa faktor yaitu : besarnya gaji PRT,

fasilitas pendukung pekerjaan PRT lebih lengkap, jaminan kesehatan. Relasi sosial

PRT dengan majikan yang berpenghasilan tinggi tersebut dapat berjalan dengan tidak

baik karena beberapa faktor yaitu : diperlukan wawasan yang tinggi, diperlukan

pengalaman lebih, dituntut lebih rapi dan bersih, harus bisa menjaga nama baik

majikannya, harus disiplin. Begitu juga relasi sosial PRT dengan majikan yang

berpenghasilan sedang tersebut dapat berjalan dengan baik karena beberapa faktor

yaitu : kerja bisa paruh waktu, majikan lebih toleransi, dekat dengan tempat tinggal.

Relasi sosial PRT dengan majikan yang berpenghasilan sedang tersebut dapat berjalan

dengan tidak baik karena beberapa faktor yaitu : gaji tidak terlalu besar, tidak adanya

jaminan kesehatan, tidak lengkapnya fasilitas pendukung, sering tidak sesuai

kesepakatan, jam kerja yang panjang

4. Masalah-masalah yang terjadi di dalam hubungan relasi antara PRT dengan majikan

dapat kita lihat sebagai berikut : masalah etnis, masalah pekerjaaan, masalah status

sosial, masalah keterampilan, upah rendah, ketiadaan standar jam kerja, ketiadaan

jaminan sosial, asuransi kesehatan dan tunjangan lainnya, kekerasan fisik dan seksual

yang dialami PRT, pembatasan kebebasan dan akses untuk mendapatkan informasi,

(25)

100

SARAN

Saran pada penelitian ini adalah mendefenisikan kembali apa itu pembantu rumah

tangga sehingga di dapat suatu hal yang mendasar tentang pembantu rumah tangga,

kedepannya diharapkan posisi pembantu rumah tangga tidak lagi sekedar pekerjaan yang

dianggap rendah, melainkan sebagai suatu jenis pekerjaan yang sama dengan pekerjaan

lainnya. Perubahan paradigma mengenai pembantu rumah tangga diharapkan mampu untuk

mendudukkan pembantu rumah tangga pada profesi dan hubungan dengan majikan.

Saran selanjutnya adalah meningkatkan pola hubungan yang terjadi diantara

pembantu rumah tangga dan majkan, peningkatan ini selain itu untuk mengukuhkan

kekerabatan yang timbul diantaranya juga sebagai factor pendorong loyalitas dan konsentrasi

bekerja pembantu rumah tangga.

Berkenaan dengan usaha menjadikan pembantu rumah tangga sebagai profesi yang

membutuhkan kemampuan untuk bersaing sebelum menyandang profesi “pembantu rumah

tangga” dibutuhkan pendidikan dasar yang menjadikan bekal dan menjalankan profesi

(26)

101

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2008. Faktor – Faktor yang mempengaruhi sikap ( Online ) http: // www.

Sikap. Com,diakses 7 April 2010

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

D, Hendropuspito. 1989. Sosiologi sistematik, Yogyakarta : Kanisius.

Edriana Noerdin, Situasi Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Indonesia, 2004.

RUMPUN Tjoet Njak Dien.

Fitri. 2008. Pengertian Sikap (Online ) http:// Blog dunia Psikologi. Com, diakses 7

April 2010

H. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Ihromi, T.O ( Ed). Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 1996.

Iswati, 2001, Hak Pembantu Rumah Tangga dari Kajian Hukum, Pikiran Rakyat, 21

Mei 2001 Martin, Roderick. Sosiologi Kekuasaan. Diterjemahkan oleh Herry

Joediono. Jakarta : CV. Rajawali,1990

Keesing, Roger M. Antropologi Budaya, Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta:

Erlangga, 1999.

Lubis, Mochtar. Budaya. Masyarakat dan Manusia Indonesia ( Himpunan “ Catatan

Kebudayaan” Mochtar Lubis Dalam Majalah Horison), Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia, 1992.

(27)

102

2006.

Menno, S dan Mustamin Alwi. Antropologi Perkotaan. Jakarta: Raja Grafindo

Miles, M.B. (2000). Analisa Data Kualitatif. Jakarta : UI-Press

Persada, 1992.

Mulyana, Dedy, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Grafindo Persada, 1990.

Soekanto, Soerjono, 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, CV Rajawali Press

Soenyoto, Soeparman. Pekerjaan Dalam Demensi Waktu, Yogyakarta : syarikat, 2008

Sajogyo dan Pudjiwati, 1995. Sosiologi Pedesaan, Yogyakarta, Gadjah Mada

Universitas Press.

Sri Utami Rahayuningsih . 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www.

Atttitude,blogspot. Com, diakses 7 April 2010

Spradley dan McCurdy, 1975. Cultural Experience, Ethnography in Complex Society.

Chicago : Science Research Association

UU No 22/1957 Penyelesaian Perselisihan Perburuhan diakses : 20 Maret 2014

UU No 13 tahun 2003 Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja diakses:

12 April 2014

(28)

103

http//www.scribd.com/doc/34826071/46/B-Jenis-Hubungan-Sosial diakses tanggal 3

Maret 2014

www.goegle.com/pembantu_rumah_tangga/php_094

www.yahoo.com/pembantu_rumah_tangga/23_p/html

Gambar

Gambar 1. Gambar Pembantu Rumah Tangga
Tabel 1. Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Referensi

Dokumen terkait

Mangyari ang sinseridad, mapasapasalita o mapasapasulat na pagpapahayag, ang isang katangiang pang-istilo na hindi dapat ipagsawalang bahala ng sinuman

Pengendalian massa yang selanjutnya disebut Dalmas adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan Polri (kompi,peleton) dalam rangka menghadapi massa pengunjuk rasa, dan

Jawab : Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya yang berfungsi untuk mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan oleh klien, tujuan dan

Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama

et.al (2016) Frekuensi hubungan seksual tergantung pada banyak faktor anatomis dan psikologis, terutamaInteraksi antarakesejahteraan emosional, keintiman dengan

Tujuan penelitian untuk meningkatkan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas rata–rata, dengan kriteria ketuntasan minimal 75, pada pembelajaran

Melalui program Sekreatariat Pesta Tanglung Ukm Ke-35, saya mendapati bahawa kemahiran nilai, sikap, etika dan profesionalisme merupakan komponen yang amat

Ketiga, nilai-nilai yang dipahami dan ada pada diri peserta didik (siswa) adalah nilai yang menjadi pedoman dalam kehidupannya di masyarakat. Keempat, nilai yang