• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11 MEDAN T.P. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11 MEDAN T.P. 2014/2015."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU

DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11 MEDAN T.P. 2014/2015

Oleh : Seri Siregar NIM 4113321037

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Seri Siregar dilahirkan di Sigapiton, pada tanggal 03 Juli 1993. Ayah bernama Rasman Siregar dan Ibu bernama Rosianna Br. Simaremare, dan merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk Sekolah Dasar SDN No. 173345 Aritonang dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya serta memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2014/2015”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran-saran serta motivasi yang kuat kepada penulis dari awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Usler Simarmata, M.Si, Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd, Bapak Muhammad Kadri, S.Si,M.Sc, sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Dr. Karya Sinulingga,M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan kepada seluruh bapak dan ibu dosen serta staf pegawai jurusan Fisika FMIPA Unimed yang telah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak K.Lumbantoruan,M.Pd, sebagai kepala sekolah, dan terutama Ibu Siti Saleha Lubis,S.Pd,M.Si sebagai guru Fisika di SMA Negeri 11 Medan yang telah membantu selama penelitian ini.

(5)

M.Th/Ny. Evita Rusli, S.Pd., Lidya dan David serta teman-teman Youth GPdI Kasih Bapa yang selalu memberikan dukungan Semangat dan doa.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis,

(6)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU

DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11 MEDAN

T.P. 2014/2015 Seri Siregar (4113321037)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan. Penarikan sampel dengan cluster random sampling yaitu X-3 sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran Model Problem Based Learning sedangkan kelas X-4 sebagai kelas kontrol diajarkan dengan pembelajaran Konvensional. Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah tes pilihan berganda 20 soal dari 25 soal yang telah diuji validitasnya.

Data penelitian yaitu dalam bentuk hasil belajar .Untuk data hasil belajar diawali dengan uji normalitas dan homogenitas. Dengan data yang sudah telah berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji statistik dengan uji t pada taraf signifikan α = 0,05. Nilai rata-rata hasil pretes kelas eksperimen adalah 39,5 dan kelas kontrol adalah 38,25. Dan nilai rata-rata postes kelas eksperimen 76,63 dan kelas kontrol 67,63

Hasil uji t satu pihak Ha di terima thitung > ttabel (4,84 > 1,667), maka

kesimpulan dari hasil uji t ada pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA N 11 Medan T.P 2014/2015.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. KerangkaTeoritis 7

2.1.2. Hasil Belajar 8

2.1.1 Model Problem Based Learning (PBL) 9

2.1.1.1 Pengertian Model PBL 13

2.1.1.2 Ciri - ciri Model Pembelajaran PBL 10

2.1.1.3 Langkah – langkah model PBL 11

2.1.1.4 Kelebihan dan kelemahan model PBL 14

2.1.1.5 Pembelajaran Konvensional 15

2.1.3. Penelitian Relevan 15

2.1.4. Materi Pembelajaran 16

2.2. Kerangka Konseptual 31

2.3. Hipotesis Penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.2. Populasi dan Sampel 33

3.3. Variabel Penelitian 33

3.4. Jenis Penelitian 33

3.5. Desain Penelitian 34

3.6. Prosedur Penelitian 34

3.7. Instrumen Penelitian 35

3.7.1. Tes Hasil Belajar 36

3.8. Validitas Tes 37

(8)

3.8.2 Validasi Ramalan 38

3.9. Teknik analisis data 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Penelitian 48

4.1.1 . Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 48

4.1.2. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 51

4.2.1 Pengujian Analisis Data 53

4.2.2 Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 53

4.2.3 Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 53

4.2.4 Uji Hipotesis Penelitian 54

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 58

5.2. Saran 58

DAFTAR PUSTAKA 59

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintakis untuk PBL 14

Tabel 2.2. Tabel hasil penelitian terdahulu. 16

Tabel 2.3. Koefisien muai panjang dari beberapa jenis zat padat 21 Tabel 2.4. Koefisien muai ruang zat cair untuk beberapa jenis zat 22 dalam satuan K-1

Tabel 2.5. Kalor jenis beberapa zat dalam J/Kg.K 24

Tabel 2.6. Perubahan Wujud Zat 25

Tabel 2.7. Titik lebur dan titik didih dari berbagai benda 25

Tabel 2.8. Konduktivitas termal berbagai zat 29

Tabel 3.1. Desain Penelitian 34

Tabel 3.2. Kisi-kisi tes hasil belajar siswa 36

Tabel 3.3. Penentuan skor perolehan hasil belajar 37

Tabel 3.4. Klasifikasi Tingkat kesukaran Soal 40

Tabel 3.5. Klasifikasi daya beda soal 41

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Termometer C, R ,F dan K 20

Gambar 2.2 Pemuaian panjang 21

Gambar 2.3 Diagram perubahan wujud 24

Gambar 2.4 Grafik Suhu Terhadap Fungsi Kalor 26

Gambar 2.5 Perpindahan kalor secara konduksi 33

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP Suhu dan Pemuaian 61

Lampiran 2 LKS 1 73

Lampiran 3 RPP Hubungan Kalor dengan wujudnya, Azas black 76

Lampiran 4 LKS 2 86

Lampiran 5 RPP Perpindahan Kalor 89

Lampiran 6 LKS 3 98

Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Pre-test/Post-test 103

Lampiran 8 Perhitungan Validitas 121

Lampiran 9 Perhitungan Realiabititas 123

Lampiran 10 Perhitungan Tingkat kesukaran Soal 124

Lampiran 11 Perhitungan Daya Beda Soal 125

Lampiran 12 Tabulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol 126 Lampiran 13 Tabulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen 130 Lampiran 14 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 134 Lampiran 15 Data Hasil Belajar Kelas Kontrol 137

Lampiran 16 Tes Hasil Belajar 140

Lampiran 17 Uji Normalitas 147

Lampiran 18 Uji Homogenitas 151

Lampiran 19 Perhitungan Uji Hipotesis 153

Lampiran 20 Tabel Harga Kritik dan r Product Moment 156

Lampiran 21 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 157 Lampiran 22 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 158

Lampiran 23 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 159 Lampiran 24 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi t 160

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang bersifat fundamental bagi manusia, dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang telah diberikan oleh sang pencipta kepadanya. Mutu pendidikan di Indonesia terutama dalam mata pelajaran fisika masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil

survey Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun

2007 bidang science, Indonesia menduduki peringkat 35 dari 49 negara dengan nilai 427, padahal skor rata-rata internasional adalah 500. Sedangkan pada tahun 2011, Indonesia posisinya menurun menduduki peringkat ke 40 dari 42 negara. Hasil survey tersebut tentu saja menjadi salah satu indikator mengenai kondisi dan kualitas pendidikan di Indonesia yang perlu mendapat perhatian serius untuk ditingkatkan (litbang.kemdikbud.go.id).

Rendahnya kualitas pendidikan yang dihasilkan tidak terlepas dari berbagai faktor di antaranya pengemasan pembelajaran, proses pembelajaran fisika yang berlangsung masih berorientasi pada buku teks dan ketercapaian kurikulum dengan didominasi oleh pembelajaran langsung. Pada proses

pembelajaran suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa

cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran, kurang memiliki inisiatif di kelas, dan kurang kreatif dalam berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, tanpa dituntun untuk memahami informasi yang diingatnya untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

(13)

optimal, dengan belajar siswa dapat merangsang otak untuk berpikir dan berkreatifitas dalam mengarahkan perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa tersebut (Dalyono,2007).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA N 11 Medan pada hari Senin, 26 Januari 2015 peneliti menemukan bahwa hasil belajar fisika rendah dimana sekitar 60% siswa pada masing - masing kelas X Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih memiliki nilai dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Fisika di sekolah tersebut yakni 75 dan harus melalui remedial.

Hal ini sesuai dengan data hasil angket yang disebarkan pada 40 orang siswa di kelas X SMA N 11 Medan, diperoleh bahwa 10,3% siswa mengatakan pembelajaran fisika di kelas itu sulit dipahami dan membosankan, 66,7% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas itu hanya biasa saja, dan 33% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas itu menarik dan menyenangkan. Selain itu, khusus pelajaran fisika, siswa kebanyakan akan merasa bingung ketika dihadapkan dengan materi yang baru. Hal ini karena secara umum, pelajaran fisika memiliki dasar-dasar yang wajib dipahami terlebih dahulu sebelum masuk ke materi selanjutnya. Padahal mereka tidak fokus dengan materi sebelumnya. Hal ini tentu sangat sulit bagi mereka untuk menerima. Dan akhirnya akan muncul anggapan bahwa fisika itu sulit dan membosankan ditambah lagi rumus yang begitu banyak untuk dihafal.

Ketika dilakukan pengamatan lebih lanjut ternyata metode pembelajaran yang biasanya digunakan guru dalam pembelajaran Fisika di kelas adalah metode ceramah dan diskusi/tanya jawab. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, sebagian siswa masih sulit untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Selain itu, aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan metode diskusi berlangsung cenderung didominasi oleh siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi sedangkan siswa yang memiliki pemahaman lebih rendah cenderung kurang aktif.

(14)

mengajukan pertanyaan ataupun pendapat. Apalagi kurikulum terbaru, dalam hal ini kurikulum 2013, terkesan memaksa siswa untuk berorientasi pada pencapaian atau penyelesaian target materi bukan pada pencapaian pemahaman siswa secara maksimal.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran inovatif yang relevan dalam pembelajaran Fisika adalah model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) yang diartikan sebagai pembelajaran berbasis

masalah. Pada prinsipnya dalam model pembelajaran PBL, siswa sendirilah yang secara aktif mencari jawaban atas masalah-masalah yang diberikan guru. Dalam

hal ini guru lebih banyak sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu siswa

dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka secara efektif. Menurut Arends (2009) PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Pembelajaran PBL menuntut siswa untuk aktif melakukan penyelidikan dalam menyelesaikan permasalahan.

Model PBL sudah pernah diteliti oleh mahasiswa sebelumnya yaitu Sitanggang (2012) yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa”, hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan model konvensional.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil

(15)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah untuk dikaji dan diteliti dalam pembelajaran Fisika sebagai berikut:

1. Hasil belajar Fisika siswa masih tergolong rendah.

2. Strategi pembelajaran yang selama ini digunakan tidak melibatkan siswa

secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika.

4. Perlu untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

5. Kesan negatif terhadap pelajaran fisika sudah melekat dalam pikiran siswa

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning

(PBL).

2. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu dan kalor.

3. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas X semester II SMA N 11 Medan

T.P. 2014/2015

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari batassan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) pada materi pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II

SMA Negeri 11 Medan T.P. 2014/2015?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran

(16)

3. Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa yang diajar dengan model

Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Suhu dan Kalor di

Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Suhu dan Kalor di

Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2014/2015.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran

konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2014/2015.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan akibat pengaruh hasil belajar

yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) dan

diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat sebagai :

1. Bahan informasi hasil belajar menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di Kelas X semester II

SMA Negeri 11 Medan T.P. 2014/2015

2. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang model

Problem Based Learning (PBL) dan keefektifannya.

3. Memberikan masukan bagi guru fisika untuk lebih memiliki pemahaman

(17)

4. Memberikan informasi dan masukan kepada pengawas dan praktisi pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keefektifan suatu model dalam pembelajaran.

5. Bahan informasi alternatif pemilihan model Problem Based Learning

(PBL).

1.7 Definisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan definisi operasional:

1. Menurut Arends dalam Trianto (2009), “Model pembelajaran berdasarkan

masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri”.

2. Menurut Sagala (2009), “Belajar merupakan proses terbentuknya tingkah

laku baru yang disebabkan individu merespon lingkungannya, melalui pengalaman pribadi yang tidak termaksud kematangan, pertumbuhan atau insting”.

3. Menurut Sudjana (2009) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan model Problem Based Learning

(PBL) setelah diberikan perlakuan diperoleh rata-rata nilai postes siswa sebesar 76,63 dengan kriteria tuntas.

2. Hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional setelah

diberikan perlakuan diperoleh rata-rata nilai postes siswa sebesar 67,63 dengan kriteria tidak tuntas.

3. Ada pengaruh hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem

Based Learning (PBL) dengan thitung > ttabel = 4,84 > 1,667 pada taraf

siginifikansi α = 0,05.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka beberapa hal yang dapat penulis sarankan adalah :

1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama

sebaiknya lebih memahami dengan jelas masalah yang ditawarkan kepada siswa sehingga siswa lebih aktif dalam belajar, sehingga kondisi kelas lebih kondusip.

2. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan lebih memperhatikan penggunaan

waktu di dalam kelas agar seluruh fase dapat dilaksanakan sehingga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.

3. Kepada guru sebaiknya menggunakan model PBL karena dapat

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I., (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar),Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Arikunto,S., (2011), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Asrori,M., (2011), Psikologi Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung.

Balitbang.,(2011). Survei Internasional TIMSS (Trends In International Mathematics and Science Study).[Online] http://litbang.kemdikbud.go.id/-detail.php?id=214, diakses 23 Februari 2015

Dalyono,M., (2005), Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah, S.B. & Aswan, Z., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah,S.B., (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Hosnan,M., (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Ghalia Indonesia, Bogor

Joyce, B.et.all., (2009), Models of Teaching: Model-Model Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Kanginan,M., (2006), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Kennedy, (2009), Perbedaan Hasil belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning ) dengan Konvensional pada Materi Pokok Pemuaian di SMA Negeri 4 Kisaran T.A. 2008/2009. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Mudjiono & D., (2013), Belajar & Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Newman, M. J, (2005) Problem Based Learning : An Introduction and Overview of the Key Features of the Approach. United States: UTPress

Rusman., (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta

Sabri, A., (2007), Strategi Belajar Mengajar, PT. Ciputat Press, Padang

(20)

Sardiman., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Siagian, L, (2009), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMP N 2 Rantau Parapat T.A 2008/2009. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Sihotang, I. M, (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensional pada Materi Pokok Optik Geometri Kelas X SMA St. Yoseph, Medan. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Siregar, D. S, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam Meningkakan Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Di Sekolah Menengah Atas Kelas X. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Siregar,E dan Hartini,N., (2014), Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Bogor

Sitanggang, N., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kesetimbangan Benda Tegar Kelas XI MAN 1 Medan T.P 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT.Rineka

Cipta, Jakarta

Sudjana, M.A., (2008), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Surya, Y., (1997), Olimpiade Fisika, PT Primatika Cipta Ilmu, Jakarta

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep Landasan dan Implementasinya, Kencana, Jakarta

Gambar

Gambar 2.1 Termometer C, R ,F dan K

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Instruksional Umum: Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) Ekonomi Koperasi merupakan mata kuliah yang diharapkan mampu meningkatkan kompetensi

Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Profesionalisme, Kompleksitas Tugas, Budaya Organisasi dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Empiris

Dalam proses pengintegrasian aplikasi SERVICEDESK ITS ini diperlukan beberapa penyesuaian antara SERVICEDESK ITS dengan sistem Single Sign On (SSO) myITS, seperti pada menu

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

Penelitian ini dilakukan di PT Wangsa Jatra Lestari dengan tujuan untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pemberian insentif yang ditawarkan oleh PT Wangsa Jatra

Adapun tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan guru membuat rencana pembelajaran dengan Metode Eksperimen dan mengimplementasikannya, pada upaya meningkatkan

Yaitu bahan-bahan hukum yang berasal dari bahan pustaka yang berhubungan dengan obyek penelitian yang diperoleh dari buku- buku bacaan, artikel ilmiah, dan hasil penelitian hukum

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa pembelajaran Biologi yang menggunakan inkuiri terbimbing lebih baik dari pada pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi,