• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Penimbangan Balita Berbasis Internet Of Things (IoT) Untuk Meningkatkan Layanan Posyandu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Aplikasi Penimbangan Balita Berbasis Internet Of Things (IoT) Untuk Meningkatkan Layanan Posyandu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Aplikasi Penimbangan Balita Berbasis Internet Of Things (IoT) Untuk Meningkatkan Layanan Posyandu

Rully Pramudita1*, Muhammad Faisal2

1,2Program Studi Teknik Informatika, Universitas Bina Insani, Indonesia Email : 1rullypramudita@binainsani.ac.id, 2faisal@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Histori artikel:

Naskah masuk, 19 November 2021 Direvisi, 23 November 2021 Diiterima, 23 November 2021

Abstract- One of the services at the posyandu is weighing toddlers. But sometimes there is still a lack of accuracy in the measurement results.

Therefore, in this study, designed and realized something that can measure body weight and provide information accurately and connected to a database. The software development method used in this research is the prototype method which supports the stages of making a prototype product before it becomes the final result. This measuring tool uses Arduino Uno as a microcontroller board, loadcell sensor to measure weight, and RFID to detect toddler's self data. The data from the two sensors is processed by Arduino Uno to be input into the database, the toddler's weight will be displayed on the LCD and sensor data will be displayed on the monitoring website. The results of the blackbox test of this system indicate that the tool can function properly.

Kata Kunci:

Arduino Uno Internet of Things Timbangan Berat Balita Website

Abstrak- Salah satu layanan pada posyandu adalah penimbangan balita. Namun terkadang masih adanya kekurangan akurasi dalam hasil pengukurannya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, dirancang dan direalisasikan suatu yang dapat mengukur berat badan serta memberikan informasi secara akurat dan terhubung ke dalam database.

Metode pengembangan software yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode prototype yang mendukung tapahan pembuatan sebuah produk prototipe sebelum menjadi hasil akhir. Alat ukur ini menggunakan Arduino Uno sebagai board mikrontroller, sensor loadcell untuk mengukur berat badan, dan RFID untuk medeteksi data diri balita. Data dari kedua sensor tersebut diolah oleh Arduino Uno untuk di masukan ke datalam database, berat badan balita yang akan ditampilkan pada LCD dan data sensor akan di tampilkan ke dalam website monitoring. Hasil pengujian blackbox dari sistem ini menunjukkan bahwa alat dapat berfungsi dengan baik.

Copyright © 2021 LPPM - STMIK IKMI Cirebon This is an open access article under the CC-BY license

Penulis Korespondensi:

Rully Pramudita

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Bina Insani

Jl. Siliwangi No.6 Rawa Panjang, Bekasi, Indonesia Email: rullypramudita@binainsani.ac.id

(2)

1. Pendahuluan

Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu balita sampai saat ini masih sering di selenggarakan diberbagai daerah d Iindonesia termasuk di Posyandu.

Kegiatan tersebut diselenggarakan setiap 1 (satu) bulan sekali tepatnya di rumah pengurus Posyandu.

Posyandu ini, memiliki banyak program yang tersedia seperti imunisasi balita, pemberian vitamin balita, bantuan nutrisi bagi ibu hamil dan pengecekan kesehatan balita. Dalam mengecek kesehatan balita masih menggunakan timbangan yang manual sehingga memerlukan proses yang cukup menghabiskan waktu serta data yang dicatat sering rusak dan hilang.

Berdasarkan data BPS tahun 2019 dinyatakan bahwa layanan paling besar persentasenya adalah penimbangan berat badan sebesar 91,68% [1].

Gambar 1. Infografik Layanan Posyandu Permasalahan yang terjadi pada Posyandu, sama seperti kebanyakan posyandu pada umumnya yang menggunakan sistem pencatatan data manual sehingga memerlukan proses yang lama, banyaknya data yang sering hilang atau rusak, kurang akuratnya timbangan pada balita dan buku saku posyandu yang sering hilang dan rusak.

Pada alat ukur pengembangan berat badan, tinggi badan, suhu tubuh, detak jantung, bahkan sampai oksigen dalam darah pun balita dapat membantu kenyaman dan kemudahan pekerjaan manusia dalam bidang medis yang dimana khususnya didalam posyandu yang sebelumnya dilakukan secara terpisah dan masih manual. Alat yang digunakan pada suatu alat nanti yaitu NFC (Near Field Communication) yang terdapat pada ponsel gelang ataupun kartu pintar. Dan selain menggunakan NFC alat ukur ini pun menggunakan database yang terancang dengan IoT (Internet of Things) sehingga dapat lebih memudahkan dalam menyiman dan tampilan data dari hasil pengukuran pada bayi di posyandu [2].

Berdasarkan pada penelitian diatas dapat disimpulkan sistem penimbangan berat badan balita digunakan oleh para bidan atau para pengurus posyandu agar memudahkan dalam penginputan data dan memproses data hasil timbangan pada balita agar lebih cepat. Seperti halnya pada kasus yang sebelumnya dengan cara mencatat hasil dari berat badan si balita akan membutuhkan proses yang sangat lama maka dari itu dibutuhkan perancangan sistem ini agar memudahka para pengurus diposyandu.

1.2. Penelitian Terkait

Dalam penelitian ini, penulis kurang lebihnya terinspirasi dan mereferensi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang pada penelitian ini, antara lain:

Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan unit yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan masyarakat yang mudah diakses dan murah. Salah satu pelayanan yang tersedia daam posyandu yaitu penimbangan dan pengukuran berat badan serta suhu badan dan tinggi pada balita setiap bulan. Lalu akan dilihat dari grafik pertumbuhan setiap bulannya.

Namun masalah yang muncul kali ini dalam peralatan dan pelayanan masih menggunakan cara-cara konvensional sehingga kurang optimal. Dari penelitian ini akan dibuatkannya sebuah alat yang akan memudahkan para pengurus diposyandu yaitu membuat sistem mengelola dan memonitoring data balita pada pertumbuhannya setiap bulan, seperti pengecekan berat badan maupun tinggi badan lalu dibandingkan dengan data baku kondisi badan yang normal pada posyandu [3]

Selain dari pengecekan balita dan bayi diposyandu pun ada pemantauan untuk kesehatan ibu hamil, yang nantinya akan dilakukan pengecekan rutin terkoordinir dikalangan masyarakat setempat. Seperti halnya dengan sistem yang masih manual yang mencatat laopran kedinas akan membutuhkan waktu yang lama, dan penyampaian informasi serta kegiatan akan membutuhkan pendataan yang lebih rapi dan lebih efisien. Maka dari itu dibutuhkannya sistem untuk mempermudah pada pelayanan posyandu seperti ePosyandu yang dimana sistem ini akan merekam aktifitas penimbangan berat badan, ataupun imunisansi, pemeriksaan serta jadwal kegiatan. Sistem ini akan lebih mudah untuk memantau tumbuh kembang pada balita dan memantau perkembangan kehamilan para ibu. Dan lebiih memudahkan dalam membuat laporan ke dinas [4]

Pada dasarnya posyandu difasilitasi oleh pemerintah untuk masyarakat, namun kegiatan posyandu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dan untuk masyarakat. Posyandu pun memiliki berbagai macam kegiatan yang ada seperti ayanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak, layanan untuk melakukan

(3)

keluarga berencana, layanan imunisasi dan layanan pemberian gizi. Semua tertulis dalam buku saku yang menjadi pedoman kesehatan, namun informasi yang diberikan pada buku mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya, seperti halnya lupa meletakan bahkan hilang atau rusak. Sehingga dengan melakukannya penelitian untuk memudahkan dalam pelayanan posyandu yaitu membuat aplikasi untuk pencatatan posyandu dimana dapat memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi tentang posyandu serta lebih mudah untuk melihat jadwal pelayanan posyandu [5].

Maraknya risiko obesitas yang dialami oleh anak usia dini atau balita yang menyebabkan banyak penyakit dyslipidemia serta dapat menyebabkan perubahan dari struktur pembuluh darah. Jika terjadi kerusakan, maka akan mengakibatkan sel endotel dilepaskan dari dinding lumen yang kemudian diedarkan dalam darah yang biasa disebut dengan Circulating Endhothelial. Maka dari itu dibuatlah alat untuk mengetahui berat badan yang ideal dengan menggunakan metode prototype dan alat yang dinamakan sensor load cell [6].

Pemantauan status gizi pada balita sangatlah penting dilakukan karena dijadikan peringatan awal apabila anak mengalami gangguan kesehatan. Pada saat ini pemantauan gizi pada anak masih dikatakan dengan cara manual yang membutuhkan waktu lebih lama dan kurang praktis. Dari tujuan penelitian ini dibuatlah sebuah alat ukur untuk mengukur berat badan pada balita untuk mengetahui gizi pada balita dengan melihatnya dari segi berat badan maupun tinggi badan.

Dimana nanti alat ini akan menggunakan sensor load cell untuk mengukur berat badan pada balita. Dengan begitu dalam pengukuran berat badan balita membutuhkan waktu yang lebih singkat [7].

1.3. Arduino Uno

Arduino merupakan sebuah produk design sistem minimum mikrokontroler yang di buka secara bebas.

Pada arduino menggunakan bahasa pemrograman C yang telah dimodifikasi dan sudah ditanamkan pada rogrammer bootloader yang berfungsi untuk menyembatani antara software compiler arduino dengan mikrokontroler [8].

1.4. Internet of Things

Internet of Things atau IoT merupakan suatu konsep dengan tujuan untuk memanfaatkan seluas- luasnya konektivitas internet dalam kehidupan manusia. IoT dapat diimplementasikan pada benda yang ada didunia nyata dengan kemampuan untuk berbagi data, pengkontrolan, dan lain sebagainya [3].

1.5. Load Cell (Sensor Berat)

Load cell merupakan alat untuk mengukur berat, sensor load cell terletak di bagian timbangan yang fungsi dari alat ini sebagai alat untuk memberikan informasi dari beban Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi pada strain gauge-nya akan berubah yang dikeluarkan melalui tiga buah kabel, dimana dua kabel sebagai eksitasi dan satu kabelnya lagi sebagai sinyal keluaran ke kontrolnya [6].

1.6. RFID

RFID merupakan sebuah metode atau teknologi identifikasi berbasis gelombang radio (radio frequency). Teknologi ini dapat mampu mengidentifikasi berbagai obyek secara simultan tanpa diperlukan kontak langsung. Simultan mempunyai pengertian bahwa, bermacam obyek tersebut dapat diidentifikasi tidak satu persatu sebagaimana dilakukan pada identifikasi terhadap sistem barcode [7].

1.7. HX711 Amplifier

HX711 adalah sebuah komponen terintegrasi dari

“Avia Semi Conductor”, HX711 presisi 16-bit analog to digital conventer (ADC) yang didesain untuk sensor timbangan digital dalam industrial kontrol aplikasi yang terkoneksi sensor jembatan (datasheet HX 711).

Dan dimanan nantinya dapat dibaca oleh sensor Load Cell [9].

2. Metode Penelitian

Dalam pengembangan penelitian ilmiah ini penulis menggunakan metode Prototype dari Roger Pressman untuk melakukan pengembangan sistem, menyampaikan bahwa proses penelitian ini dapat dikerjakan sesuai dengan tahapan yang berurutan dan cocok digunakan untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak yang akan dikembangkan kembali [10].

Gambar 2. Metode Prototype

Berdasarkan setiap langkah yang ada pada metode prototype, penelitian ini dimulai dari melakukan komunikasi dengan pengguna, merancang quick plan,

(4)

memodelkan quick design serta membuat konstruksi prototype yang ditutup oleh proses pengujian menggunakan black box testing.

2.1. Perancangan Sistem Keseluruhan

Pada pemodelan sistem keseluruhan ini menjelaskan model sistem yang akan dibangun.

Pemodelan sistem ini digambarkan dalam bentuk flowchart (diagram alur) yang tersaji pada gambar 2.

Pada gambar 2, di jelaskan timbangan akan dimulai jika beban sudah di pasang di atas Sensor Loadcell / Berat, setelah beban terpasang kartu RFID kita dekatkan ke RFID Reader untuk membaca data kartu RFID tersebut, setelah sensor membaca data kartu RFID, LCD akan menampilkan Nama dan ID dari kartu RFID tersebut setelah itu berat dari beban yang di pasang akan muncul beserta satuan dari berat tersebut (Gram), setelah data sensor dari berat dan RFID itu di rekam menuju database (mysql) jika sudah di rekam maka akan tampil data sensor dari RFID dan Sensor Berat di tampilan Web.

Gambar 2. Perancangan Sistem Keseluruhan Pada perancangan ini, sudah dipadukan dan disatukan antara rancangan rangkaian RFID dengan rangkaian Sensor Berat, dimana sensor memberikan data sensor kepada sistem agar dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan alur yang sudah dibuat sebelumnya. Berikut ini rangkaian perangkat keras yang digunakan dalam sistem ini.

Gambar 3. Rangkaian Perangkat Keras 3. Hasil Dan Pembahasan

Tahap Uji Coba Sistem merupakan proses pengujian pada sistem penimbangan berat badan pada balita yang telah dibuat. Metode yang digunakan dalam pengujian ini yaitu metode blackbox testing, yang dimana metode ini menekankan pada fungsional yang ada pada sistem yang telah dibuat. Pengujian dilakukan dengan cara mencoba setiap fungsionalitas dari masing-masing sensor yang digunakan berdasarkan skenario-skenario uji yang sudah ditentukan. Selain itu menguji sistem untuk dapat menyimpan data sensor kedalam database. Dalam tahapan pengujian ini kendala yang sering dihadapi yaitu adanya beberapa komponen yang tidak berfungsi dengan baik, sehingga diperlukan penggantian komponen.

1.1. Pengujian Sensor Kartu RFID

Pada tahapan ini pengujian alat menggunakan papan protoboard yang di tempel di dalam sebuah kotak dan RFID yang di hubungkan ke papan protoboard yang terhubung ke Arduino Uno R3.

Tabel 1. Tabel Pengujian RFID

Kasus/

Di uji

Skenario Uji

Hasil yang di harapkan

Hasil Pengujian

RFID

Mengirim data ke arduino

Dapat mengirim data sensor ke arduino dengan sempurna

Berhasil

Membaca kartu RFID

Dapat membaca kartu RFID yang sudah di masukan data diri balita

Berhasil

(5)

Kasus/

Di uji

Skenario Uji

Hasil yang di harapkan

Hasil Pengujian

Memberi hak akses

Dapat memberi hak akses, kepada kartu yang belom terdaftar tidak bisa terdeteksi Nama dan ID

Berhasil

Mengirim data ke LCD

Dapat megnirimka n data nama dan ID ke LCD dengan baik

Berhasil

Pada tabel 1 dapat di simpulkan bahwa RFID berhasil di program sedemikian rupa dan dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan di harapkan.

1.2. Pengujian Sensor Berat (LoadCell)

Pada tahapan ini pengujian alat menggunakan papan protoboard yang di tempel di dalam sebuah kotak dan Sensor Loadcell + Modul Hx711 nya dihubungkan ke papan protoboard yang terhubung ke Arduino Uno R3.

Tabel 2. Tabel Pengujian Sensor Berat

Kasus/

Di uji

Skenario Uji

Hasil yang di harapkan

Hasil Pengujian

Load Cell

Mengiri m data ke Arduino

Dapat mengirimkan data sensor ke arduino dengan baik dan akurat

.Berhasil

Membac a berat timbang an

dapat medeteksi berapa berat dari balita dengan baik dan benar

Berhasil

Menamp ilkan berat dengan gram

Menampilkan berat dengan satua gram karena lebih akurat

Berhasil

Kasus/

Di uji

Skenario Uji

Hasil yang di harapkan

Hasil Pengujian

Mengiri mkan data ke LCD

Dapat mengirimkan data sensor ke lcd untuk di tampilkan

Berhasil

Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa sensor loadcell berhasil mengirimkan data, membaca data berat balita, menampilkan data berat ke tampilan LCD.

1.3. Pengujian Database

Pada tahapan ini pengujian membuat database menggunakan Mysql dan bisa terhubung ke dalam ESP01 dan Website.

Tabel 3. Tabel Pengujian Sensor Berat Kasus/

Di uji

Skenario Uji

Hasil yang di harapkan

Hasil Pengujian

Mysql Menyimpan data sensor

Dapat menyimpan data sensor

Berhasil

Pada tabel 3 dapat di simpulkan data sensor bisa tersimpan ke database (Mysql) dan berjalan sesuai yang di harapkan.

2. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa poin pencapaian yang didapat berdasarkan tujuan awal penelitian yaitu, pertama prototype aplikasi Penimbangan Balita Berbasis Internet of Things untuk membantu layanan di Posyandu dengan memanfaatkan kartu RFID dan Sensor LoadCell telah berhasil dibuat.

Kedua, prototype yang sudah dibuat dan di ujicoba berhasil menyimpan setiap data hasil timbangan balita ke database tanpa harus menggunakan catatan buku secara manual seperti sebelumnya. Ketiga, prototype yang sudah dibuat dan di ujicoba memiliki timbangan berjenis digital.

Namun diluar itu masih ada beberapa hal yang perlu adanya peningkatan-peningkatan secara lanjut untuk memaksimalkan kinerja dari aplikasi dan perangkat yang dibuat. Seperti penambahan fungsi untuk menyimpan data kegiatan posyandu lainnya contohnya menyimpan data ibu hamil dan data imunisasi balita. Penambahan platform android dan website yang dapat digunakan untuk mengoperasikan sistem informasi posyandu. Penambahan fungsi monitoring pada platform android maupun website sebagai pertumbuhan anak dengan grafik sehingga tampilan laporan lebih terlihat interaktif.

(6)

Daftar Pustaka [1] BPS, “Statistik Kesehatan 2019”.

[2] Fajrin DN, Basjarudin NC, and Sutjiredzeki E,

“PENGEMBANGAN ALAT POS PELAYAN TERPADU ( POSYANDU ) BERBASIS NFC DAN IoT,” Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar, vol. 9, 2018.

[3] Ali Shabri BK, “Sistem Monitoring Kesehatan Balita Kota Bandung Berbasis Iot,” Universitas Komputer Indonesia, 2019.

[4] Sismadi, Yusuf L, and Nurwahyuni S, “Sistem Informasi Eposyandu Sebagai Basis Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Dan Ibu Hamil,” JUSIM (Jurnal Sist. Inf. Musirawas), vol. 4, pp. 86–96, 2019.

[5] Vinandha V, Priyambadha B, and Nurwarsito H, “Pengembangan Aplikasi Mobile Pengingat Jadwal Layanan Posyandu dengan Menggunakan Teknologi Firebase Cloud ( Studi Kasus : Posyandu Raflessia Kelurahan Tanjungsekar , Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ),” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput, 2019.

[6] Agusli R, Tullah R, and Karisma N, “Alat Ukur Tinggi dan Berat Badan Berbasis Arduino Uno,” Academic Journal of Computer Science Research, vol. 3, no. 1, 2021.

[7] Apriawan DY and Rakhmawati L, “Alat Ukur Panjang Dan Berat Badan Balita Untuk Menentukan Kategori Status Gizi Berbasis Arduino Uno,” Jurusan Teknik Elektro, vol. 7, no. 1, 2018.

[8] Afilusuf R, Marisa F, and Wijaya ID,

“Smarthome Automatic Lighting Berbasis Web,” JOINTECS, 2016.

[9] Nurlette D and Wijaya TK, “Perancangan Alat Pengukur Tinggi Dan Berat Badan Ideal Berbasis Arduino,” Sigma Tek, 2018.

[10] Pressman RS, Software Quality Engineering: A Practitioner’s Approach. 2010.

Gambar

Gambar 3. Rangkaian Perangkat Keras  3.  Hasil Dan Pembahasan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian metode prototype diatas, penulis akan memberikan beberapa alasan mengapa penulis menggunakan metode pengembangan sistem dengan prototype, yaitu

Oleh karena itu pada penelitian kali ini dibuat sebuah aplikasi yang menggunakan tahapan pengembangan sistem metode prototype untuk membantu masyarakat untuk

Pada tahun 2020 dilakukan penelitian oleh (Saputra & Siswanto, 2020) mengenai “Prototype Sistem Monitoring Suhu Dan Kelembaban Pada Kandang Ayam Broiler Berbasis Internet

Pada perancangan perangkat keras, sistem yang akan dibangun adalah untuk mendeteksi kandungan gas pada udara dengan menggunakan sensor gas dan mendeteksi nilai

Untuk itu diperlukan suatu sistem monitoring ruangan yang dapat menjaga kondisi ruangan agar tetap aman ketika ada anggota keluarga yang sedang bermain di dalam

Untuk itu diperlukan suatu sistem monitoring ruangan yang dapat menjaga kondisi ruangan agar tetap aman ketika ada anggota keluarga yang sedang bermain di dalam

Hasil dan Pembahasan Hasil pengujian dilakukan untuk melihat kinerja dari alat prototype sistem kendali jarak jauh yang dibuat terbagi dalam dua tahap, yaitu: Pengujian Kinerja Node

3 Penerapan Smart Door Lock Berbasis Internet Of Things IoT Menggunakan Aplikasi Android Untuk Sistem Keamanan Rumah Adlando Kurniawan Program Studi Informatika Fakultas Teknik