• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TMPL-SIC-018 28 Februari 2015 Halaman 1 dari 1 PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN

PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

Bersama ini disampaikan hasil Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), sebagai berikut :

I. Nama LP-PHPL : PT. SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION Alamat : Jl. Raya Pagelaran No. 2 Ciomas Bogor Telpon/Fax : 0251-8634086, 8635464/ 0251-8634232 Email : sic.sertifikasi@yahoo.co.id

Website : http://ww.sic.sarbi.co.id

Telah selesai melaksanakan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), terhadap :

II. Nama IUPHHK-HTI : PT. Nusa Wana Raya

SK IUPHHK-HTI : SK. No. 444/Kpts-II/1997 tanggal 6 Agustus 1997 Addendum SK No. 241/Menhut-II/2007 tanggal 19 Juli 2007

Luas : ± 26.880 Ha

Lokasi : Kabupaten Pelalawan dan Kampar Provinsi Riau

Alamat Kantor Pusat : Jalan Sei Duku No. 333, Tanjung Rhu Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Riau

Alamat Kantor Cabang : Jalan Sultan Syarif Wasim No. 80, Pekanbaru, Riau III. Waktu Pelaksanaan : Tanggal 10 s/d 17 Desember 2015

IV. Hasil Penilaian : Nilai Akhir Kinerja PHPL PT. Nusa Wana Raya dengan total nilai kinerja indikator yang dicapai adalah 83%, tidak terdapat verifier dominan yang bernilai buruk dan VLK Memenuhi sehingga dinyatakan Lulus dengan predikat “Baik” dan berhak diberikan Sertifikat dengan Nompr : 40-SIC-04.01

Bogor, 27 Januari 2016

PT. SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION

Ir. Iin Indasah Direktur Utama

(2)

TMPL-SIC-022 28 Februari 2015 Halaman 1 dari 2 2

KEPUTUSAN SERTIFIKASI

NO. 44/PHPL/DIRSERTF/I/2016

Tentang

PENGUMUMAN HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL

PADA PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (IUPHHK-HTI)

PT. NUSA WANA RAYA, PROVINSI RIAU SK No. 444/Kpts-II/1997 tanggal 6 Agustus 1997

Addendum SK Menhut No. 241/Menhut-II/2007 tanggal 19 Juli 2007 Luas ± 26.880 Ha

Menimbang : 1. Hasil verifikasi dari Tim Auditor Verifikasi Legalitas Kayu (VLK)

Mengingat : 1. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 6067/Menhut- VI/BPPHH/2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV- LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP&VI).

2. Surat Keputusan Menteri kehutanan No. SK 11/Menhut-VI/SET/2013 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK 6067/Menhut-II/BPPHH/2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) Sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP-VI)

3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2014 tanggal 19 Juni 2014 Tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak.

4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.95/Menhut-II/2014 tanggal 22 Desember 2014 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2014 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak.

5. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan No. P.14/VI-

BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 Tentang Standar dan Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

(PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK)

(3)

TMPL-SIC-022 28 Februari 2015 Halaman 2 dari 2 2

6. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan No. P.1/VI-

BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 Tentang Perubahan atas peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan No. P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK)

7. Pedoman Mutu Sertifikasi PHPL dan VLK No. SIC-PHPL.VLK-PM.01.01 dan Standar Operasional Prosedur Proses Sertifikasi PHPL dan Verifikasi Legalitas Kayu No. SIC-PHPL.VLK-SOP.01.03

Memperhatikan : Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 011/SIC/SPK- Persh/PHPL/VII/2015 tanggal 27 Juli 2015

Memutuskan

Menetapkan : 1. Dengan memperoleh hasil total nilai kinerja seluruh indikator sebesar 83%, tidak terdapat verifier dominan yang bernilai buruk, dan pemenuhan Standar Verifikasi Legalitas Kayu “MEMENUHI” dengan predikat “BAIK”

Maka Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) PT. Nusa Wana Raya di Provinsi Riau berhak memperoleh “Sertifikat PHPL” dengan Nomor : 40-SIC-04.01 dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun

2. Dilakukan kegiatan Penilikan berkala setiap 1 (Satu tahun sekali selama masa berlaku Sertifikat dan Dilakukan selambat-lambatnya 12 Dua belas bulan) sejak terbitnya Sertifikat oleh LP-PHPL PT. Sarbi International Certification.

3. Nilai Hasil PHPL PT. Nusa Wana Raya di Provinsi Riau pada masing- masing indikator PHPL, seperti terlampir dalam keputusan ini.

4. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Bogor

Tanggal : 13 Januari 2016 Mengetahui

Ir. Iin Indasah Ir. Gusdaji

Direktur Utama Direktur Sertifikasi

(4)

Halaman - 1

RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL DAN VLK IUPHHK-HTI PT NUSA WANA RAYA,

PROVINSI RIAU

1) Identitas LP-PHPL dan LVLK :

(a) Nama Lembaga : PT. SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION (b) Nomor Akreditasi : - LPPHPL-004-IDN

- LVLK-007-IDN

(c) Alamat : Jl. Raya Taman Pagelaran No. 2 Lt 2 Ciomas-Bogor (d) Nomor telepon/faks/E-mail : Telp. (0251) 8635464, 8634086

Fax. (0251) 8634232

Email : sic.sertifikasi@yahoo.co.id (e) Direktur Utama : Ir. Iin Indasah

(f) Standar : - Permenhut No. P.43/Menhut-II/2014 Jo.

Permen LHK No. P.95/Menhut-II/2014 Perdirjen BUK No. P.14/VI-BPPHH/2014 Jo.

No. P.1/VI-BPPHH/2015

(g) Tim Audit :

1. Ence Hedi Hasan Zubaedi, S.Hut Auditor Prasyarat 2. Moch. Zaenal Arifudin, S.Hut Auditor Produksi 3. Ir. Marthen Edy Auditor Ekologi 4. Noro S. Doro, SP Auditor Sosial

5. Ir. E. Gangga Permana Lead Auditor merangkap Auditor VLK (h) Pengambil Keputusan :

1. Ir. Gusdaji

2) Identitas Auditee :

(a) Nama Pemegang Izin : PT Nusa Wana Raya

(b) Nomor & Tanggal SK : SK No. 444/Kpts-II/1997 tanggal 6 Agustus 1997 Addendum SK Menteri Kehutanan Nomor SK.241/Menhut-II/2007 tanggal 19 Juli 2007

(c) Luas dan Lokasi :

 ± 26.880 Ha di Kabupaten Kampar dan Pelalawan, Provinsi Riau

(5)

Halaman 2 dari 23

(d) Alamat kantor :

 Kantor Pusat : Jl. Jalan Sei Duku No. 333, Tanjung Rhu Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Riau

Telp. (0761) 44321

 Kantor Cabang : Jl. Sultan Syarif Qasim No. 80, Pekanbaru 28144, Riau Telp. (0761) 31333

(e) Pengurus :

 Dewan Komisaris :

(1) Komisaris : Ir. Jajang Suherlan

 Dewan Direksi :

(1) Direktur Utama : Muller Tampubolon, SE,MM

3) Ringkasan Tahapan :

Tahapan Tempat dan Waktu Ringkasan Catatan

Audit Tahap I Bogor, tanggal 5 s/d 7 Desember 2015

 Melakukan verifikasi awal dokumen- dokumen Auditee,

 Menetapkan metodologi penilaian kinerja PHPL PT Nusa Wana Raya

 Membuat rencana kegiatan penilaian kinerja PHPL (Audit Tahap II)

 Berdasarkan pemenuhan standar dokumen dalam Audit Tahap I, disimpulkan Auditee telah memenuhi minimal jenis dokumen yang harus dimiliki IUPHHK-HA untuk dilakukan penilaian kinerja PHPL (Audit Tahap II) Audit Tahap II

Koordinasi dengan Instansi Kehutanan

o Kantor BP2HP III Wilayah kerja Provinsi Riau, di Pekanbaru, tanggal 10 Desember 2015

o Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Riau di Pekanbaru, tanggal 10 Desember 2015

 Menyampaikan rencana kegiatan audit PHPL dan VLK di PT Nusa Wana Raya (Auditee).

 Konsultasi dan menggali informasi dari BP2HP, dan Dinas Kehutanan terkait Auditee di Wilayah Provinsi Riau

o Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan

 Menyampaikan rencana kegiatan audit PHPL dan VLK di PT Nusa Wana Raya (Auditee).

(6)

Halaman 3 dari 23

Tahapan Tempat dan Waktu Ringkasan Catatan

Kabupaten Pelalawan di Pelalawan, tanggal 10 Desember 2015

 Konsultasi dan menggali informasi dari Dinas Kehutanan terkait Auditee di Wilayah Kabupaten Pelalawan Konsultasi Publik Base Camp Nagodang,

tanggal 11 Desember 2015

 Menyampaikan rencana kegiatan Penilaian Kinerja PHPL dan VLK di PT Nusa Wana Raya

 Menggali informasi, menampung saran dan masukan dari para pihak peserta konsultasi publik terkait dengan Auditee.

Pertemuan Pembukaan Ruang Rapat Base Camp Nagodang,, tanggal 11 Desember 2015

 Sambutan PT Nusa Wana Raya kepada tim auditor PT SIC

 Penyampaian Gambaran Umum PT Nusa Wana Raya Provinsi Riau

 Perkenalan Tim Auditor PT. SIC

 Penjelasan Proses Penilaian PT. Nusa Wana Raya (Latar belakang, Acuan, dan Rencana Kerja Penilaian, Observasi dan Verifikasi Lapangan.

 Auditee mengkoordinasikan karyawan dan kesiapan penilaian, Observasi dan Verifikasi lapangan.

 Penentuan pendamping masing- masing Kriteria (Kriteria Prasyarat, Produksi, Ekologi, Sosial dan VLK) Verifikasi Dokumen dan

Observasi Lapangan

Base Camp dan areal kerja PT. NWR tanggal 11 s/d 15 Desember 2015

 Menghimpun, mempelajari data dan dokumen Auditee, melakukan cross check di lapangan serta melakukan analisis sesuai ketentuan berkenaan dengan verifier dan indikator pada kriteria prasyarat, produksi, ekologi, sosial serta verifikasi legalitas kayu.

 Melakukan uji kebenaran data Auditee di lapangan melalui pengamatan, pencatatan, uji petik dan analisis;

termasuk di dalamnya melakukan validasi informasi yang diperoleh pada saat Pertemuan Pembukaan

(7)

Halaman 4 dari 23 Tahapan Tempat dan Waktu Ringkasan Catatan

Pertemuan Penutupan Ruang Rapat Base Camp Nagodang tanggal 16 Desember 2015

Tim Auditor menjelaskan hasil verifikasi dan temuan lapangan.

Penyampaian terimakasih atas dukungan Auditee dan permohonan maaf atas hal-hal yang kurang berkenan selama verifikasi berlangsung.

Auditor menampung saran dan masukan dari Auditee terkait teknik-teknik yang diterapkan Auditor.

Penandatangan tally sheets Hasil Observasi dan Verifikasi lapangan.

Penandatanganan BA Penutupan.

Koordinasi dengan Instansi Kehutanan

o Kantor BKPH dan BP2HP III Wilayah kerja Provinsi Riau, di Pekanbaru, tanggal 17 Desember 2015 o Kantor Dinas

Kehutanan Provinsi Riau di Pekanbaru, tanggal 17 Desember 2015

Tim auditor melaporkan bahwa kegiatan Penilaian kinerja PT. Nusa Wana Raya telah berakhir.

Tim Auditor menjelaskan hasil verifikasi dan temuan lapangan yang meliputi kriteria prasyarat, produksi ekologi, sosial, dan VLK.

Tim auditor berterima kasih atas dukungan dan informasi yang diberikan dan berpamitan untuk pulang

Penyusunan Laporan (Konsinyasi)

Bogor, tanggal 18 s/d 30 Desember 2015

Masing-masing Auditor menyusun laporan Penilaian.

Panel hasil Penilaian dan pembahasan transaksional antar verifier dan indikator antar kriteria

Rapat Penyampaian Hasil Verifikasi

Bogor, 3 Januari 2016 Rapat Penyampaian Hasil Verifikasi Kepada Pengambil Keputusan

Penyempurnaan Laporan 4 s/d 6 Januari 2016 Penyempurnaan Laporan Hasil rapat Pengambil Keputusan

Pengambilan Keputusan Ruang Rapat Direktur Sertifikasi PT. SIC Bogor, tanggal 13 Januari 2016

Nilai Akhir Penilaian Kinerja PHPL PT.

Nusa Wana Raya dengan total nilai kinerja indikator yang dicapai adalah 83%, tidak terdapat verifier dominan yang bernilai buruk dan VLK Memenuhi sehingga dinyatakan Lulus dengan predikat “Baik” dan berhak diberikan Sertifikasi dengan Nomor : 40-SIC-04.01

(8)

Halaman 5 dari 23 4) Ringkasan Hasil :

Hasil Penilaian Kinerja PHPL PT Nusa Wana Raya

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Kriteria Prasyarat 1.1

Kepastian Kawasan Pemegang Izin dan Pemegang IUPHHK-HTI

80%

(Sedang)

 PT. NWR dapat menunjukan dokumen legal perusahaan dan administrasi tata batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan berupa Laporan TBT dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.241/Menhut- II/2007 tanggal 19 Juli 2007

 Tata batas areal kerja PT. NWR telah terealisasi 100% atau sudah temu gelang, namun faktanya di lapangan hanya sebagian tanda/pal batas yang terlihat jelas dikarenakan kegiatan pemeliharaan/rekonstruksi yang telah dilakukan batas belum menyeluruh

 Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir diketahui terdapat konflik batas/konflik lahan, baik dengan perusahaan perkebunan maupun masyarakat di sekitar, dan terdapat upaya yang telah dilakukan oleh pihak PT. NWR untuk menyelesaikan konflik secara terus menerus

 Terdapat perubahan Peruntukan/Fungsi kawasan di areal IUPHHK-HTI PT. NWR, namun belum dilakukan perubahan perencanaan dalam pengelolaan Hutan Tanaman, dikarenakan pada kenyataannya dilapangan dari luas total areal kerja PT.

NWR 26.880 Ha, 38,6% (10.380 Ha) diantaranya adalah areal konflik/klaim sehingga perubahan perencanaan tidak bisa dilakukan secara komprehensif. Perubahan fungsi kawasan terjadi pada areal konflk

 Berdasarkan laporan hasil pendataan/identifikasi yang dilakukan oleh PT. NWR dan verifikasi di lapangan, diketahui terdapat penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan dalam areal kerja PT. NWR berupa perkebunan kelapa sawit. Hasil identifikasi tersebut telah dilaporkan kepada instansi yang berwenang serta telah dilakukan upaya-upaya penyelesaian dan pencegahan terjadinya penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan

1.2 Komitmen Pemegang IUPHHK-HTI

83%

(Baik)

 PT. NWR telah menetapkan komitmen berupa visi misi perusahaan dalam rangka Pengelolaan Hutan Lestari yaitu menuju ke arah kelestarian secara Produksi, lingkungan dan sosial

 PT. NWR telah melakukan sosialisasi visi misi perusahaan mulai dari level pemegang izin dan masyarakat desa setempat sekitar areal kerja PT. NWR, serta ada bukti pelaksanaannya berupa berita acara sosialisasi

(9)

Halaman 6 dari 23

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari yang telah dilakukan PT.

NWR belum seluruhnya sesuai dengan visi dan misi Perusahaan 1.3

Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan untuk Mendukung Pemanfaatan, Implementasi Penelitian, Pendidikan dan Latihan

80%

(Sedang)

 PT. NWR telah memiliki tenaga profesional bidang kehutanan (Sarjana Kehutanan dan Ganis PHPL) di lapangan yang tersedia pada setiap bidang kegiatan pengelolaan hutan tetapi jumlahnya masih kurang dari ketentuan yang berlaku

 Realisasi kegiatan peningkatan kompetensi SDM PT. NWR untuk periode 2013, 2014 dan 2015 mencapai 100%, namun data tersebut tidak lengkap sesuai ketentuan penilaian kinerja PHPL (data 5 tahun terakhir)

 PT. NWR dapat menunjukan dokumen-dokumen ketenagakerjaan secara lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.4

Kapasitas dan Mekanisme untuk

Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK–HTI

67%

(Sedang)

 Struktur organisasi perusahaan (PT. NWR) dan job descriptionnya yang tersedia ditetapkan oleh Direksi PT. NWR pada tanggal 1 Agustus 2015 dan secara umum telah sesuai dengan kerangka PHPL, namun masih terdapat kekosongan jabatan pada posisi Humas, sehingga akan mempengaruhi efektifitas unit kerja perusahaan

 PT. NWR telah memiliki perangkat Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam rangka pengelolaan hutan tanaman secara lestari, namun ketersediaan SDM sebagai tenaga pelaksana jumlahnya belum memadai berdasarkan kebutuhan perusahaan

 PT. NWR telah melaksanakan mekanisme pemantauan Internal (SIA dan VA) dan telah berjalan cukup efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan operasional perusahaan

 PT. NWR telah melakukan sebagian tindakan pencegahan dan perbaikan terhadap bidang-bidang kegiatan pengelolaan hutan tanaman industri berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi 1.5

Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA)

83%

(Baik)

 Dalam kegiatan RKT PT. NWR yang akan mempengaruhi kepentingan hak-hak masyarakat setempat telah mendapatkan persetujuan dengan adanya kesepakatan/perjanjian pengelolaan tanaman kehidupan, namun belum dilakukan terhadap seluruh masyarakat desa yang ada di sekitar areal kerja PT. NWR

 Dalam proses tata batas areal IUPHHK-HTI PT. NWR elah mendapat persetujuan dari para pihak, namun dalam perkembangannya terdapat permasalahan/klaim batas dengan pihak lain

(10)

Halaman 7 dari 23

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Dalam proses dan pelaksanaan CD/CSR PT. NWR telah mendapat persetujuan dari para pihak yaitu pihak Perusahaan dan masyarakat desa, namun dalam implementasi di lapangan belum seluruhnya dapat direalisasikan

 Dalam Proses penetapan kawasan lindung di areal kerja PT. NWR telah mendapat persetujuan dari para pihak yaitu pihak pemerintah, perusahaan dan masyarakat setempat di sekitar areal kerja.

Kriteria Produksi 2.1.

Penataan Areal kerja jangka panjang dalam pengelolaan hutan lestari

80%

(Sedang)

 Auditee telah memiliki RKUPHHK-HTI pada hutan tanaman yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan disusun berdasarkan hasil IHMB/survei potensi/ landscaping areal produktif yang realistis/benar dan dalam penyusunannya telah mempertimbangkan deliniasi mikro.

 Auditee telah melaksanakan Penataan areal kerja (blok RKT RTT dan kompartemen) hanya sebagian yang sesuai dengan RKUPHHK /RPKH.

 Hasil verifikasi dilapangan menunjukkan bahwa tanda batas blok dan petak kerja / kompartemen hanya sebagian yang terlihat dengan jelas di lapangan.

2.2.

Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap tipe ekosistem

100%

(Baik)

 Auditee telah memiliki data potensi tegakan per tipe ekosistem dari hasil IHMB/survey potensi/risalah/hasil ITSP 3 (tiga) tahun terakhir beserta kelengkapan peta pendukungnya (jalur survei, peta pohon, peta kelas hutan dll.

 Hasil uji petik dan analisa dokumen auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan untuk semua tipe ekosistem yang ada dan sudah dianalisis.

 Auditee telah melakukan analisis data potensi dan riap tegakan dan memanfaatkan hasilnya untuk memprediksi potensi yang akan dihasilkan pada saat pemanenan.

2.3.

Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

90%

(Baik)

 Auditee telah memiliki SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvukultur THPB dengan lengkap dan isinya sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.

 Auditee telah mengimplementasikan SOP sebagian tahapan kegiatan sistem silvukultur THPB di lapagan.

 Berdasarkan data hasil uji petik perhitungan PHI, rata rata potensi sebelum masak tebang per hektar adalah 138,12 m³/ha.

 Potensi permudaan atau persen tumbuh tanaman permudaan rata-rata sebesar 96,14%, sehingga terdapat permudaan tanaman dalam jumlah yang mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan.

(11)

Halaman 8 dari 23

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

2.4.

Ketersediaan dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pemanfatan

87%

(Baik)

 PT. NWR telah memiliki SOP pemanfaatan hutan ramah lingkungan, dan isinya sesuai untuk karakteristik kondisi setempat.

 PT. NWR telah menerapan teknologi ramah lingkungan pada kegiatan pemanenan namun pelaksanaannya belum sempurna.

 Berdasarkan hasil perhitungan RWA dan jumlah actual produksi dan perkiraan potensi perkompartemen di areal PT. NWR didapat nilai RWA rata rata 1,41 m3/Ha.

2.5.

Realisasi penebangan sesuai dengan rencana kerja penebangan/

pemanenan/

pemanfaatan pada areal kerja

81%

(Baik)

 Terdapat dokumen RKT yang disahkan oleh pejabat yang berwenang dan disusun berdasarkan RKU yang sah.

 PT. NWR telah memiliki peta kerja( Peta (RKT) yang menggambarkan areal yang boleh ditebang/dipanen/

dimanfaatkan/ ditanam/dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung tetapi tidak sesuai dengan Peta RKU yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

 Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan pada sebagian batas blok tebangan/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/

dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung.

 PT. NWR telah mealisasikan volume tebangan sebesar 75%, realisasi luas sebesar 97% dari rencana tebangan tahunan, dan lokasi panen sesuai dengan RKT yang disahkan, serta tidak melebihi luas yang direncanakan.

2.6.

Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam pemanfaatan hutan, administrasi, penelitian dan pengembangan, serta

peningkatan kemampuan sumberdaya manusia

61%

(Sedang)

 Laporan keuangan PT. NWR tanggal 31 Desember 2014 dan 2011 nilai parameter Likuiditas (Buruk), Solvabilitas (Baik) dan Rentabilitas Positif dan Catatan kantor akuntan publik wajar.

Dengan demikian tidak ada Norma/Nilai Kematangan Verifier 2.6.1 yang dapat menampung nilai parameter keuangan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan catatan kantor akuntan publik, sehingga Verifier 2.6.1 terkatagori N/A.

 Berdasarkan laporan kegiatan pengelolaan hutan tanaman industri PT. NWR mencapai 54% ( < 59) dari kebutuhan kelola hutan yang seharusnya.

 Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan tidak proporsional perbedaan persen alokasi dana mencapai 32%.

 PT. NWR telah mealisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan berjalan lancar namun tidak sesuai dengan tata waktu.

 Realisasi kegiatan penanaman tanaman pokok, tanaman kehidupan dan tanaman unggulan oleh IUPHHK-HTI/Pemegang Hak Pengelolaan mencapai 86% (melebihi 80%)

(12)

Halaman 9 dari 23

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Realisasi penanaman tanaman oleh IUPHHK-HTI pemegang hak Pengelolaan rata rata mencapai 65,31% dari yang direncanakan.

Kriteria Ekologi 3.1

Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan

83%

(Baik)

 Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen perencanaan yang ada seperti AMDAL atau RKU; dan seluruhnya sesuai dengan kondisi biofisiknya.

 Kawasan lindung yang telah ditata di lapangan sebesar 93.62%

dari yang seharusnya.

 Hasil perbandingan secara kasar dan dengan menganut prinsip kehati-hatian, dapat diprediksi bahwa kondisi penutupan vegetasi kawasan lindung yang ada di areal pemegang izin yang masih berhutan adalah sekitar 55%, dan sisanya sekitar 45% mempunyai penutupan berupa areal belukar dan areal terbuka.

 Terdapat bukti pengakuan kawasan lindung dari para pihak (>50%).

 Auditee telah melakukan pengelolaan terhadap sebagian jenis- jenis kawasan lindung yang telah ditetapkan dalam dokumen RKUPHHK-HTI, adapun jenis kegiatan yang telah dilakukan antara lain penandaan batas kawasan dilindungi, patroli kawasan lindung, survey vegetasi, dan inventarisasi satwa.

3.2

Perlindungan dan

pengamanan hutan

93%

(Baik)

 Pemegang izin telah memiliki prosedur perlindungan hutan yang mencakup seluruh jenis gangguan yang ada.

 PT. NWR telah memiliki sarana dan prasarana perlindungan hutan dengan jenis dan jumlah sarana prasarana tidak sesuai dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.

 Pemegang izin telah memiliki SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan ketentuan.

 Tersedia Kegiatan perlindungan dan diimplementasikan melalui tindakan tertentu (preemptif/preventif/represif) dengan mempertimbangkan seluruh jenis gangguan yang ada.

3.3 Pengelolaan dan

pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan

71%

(Sedang)

 Tersedia prosedur pengelolaan tetapi tidak mencakup pengelolaan seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan.

 Pemegang izin telah memiliki sarana pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air jumlah sarana pengelolaan dan pemantauan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen perencanaan lingkungan (AMDAL, dll.) tetapi berfungsi dengan baik.

(13)

Halaman 10 dari 23

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Pemegang izin telah memiliki personil pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air tetapi jumlah dan kualifiaksi belum memadai.

 Pemegang izin telah memiliki dokumen perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air dan telah diimplementasikan sebagian sesuai dengan rencana dalam dokumen perencanaan.

 Pemegang izin telah memiliki dokumen perencanaan pemantauan dampak terhadap tanah dan air dan sudah diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.

 Terdapat indikasi telah terjadinya dampak yang besar dan penting terhadap tanah dan air, dan ada upaya pengelolaan dampak sesuai ketentuan yang telah diimplementasikan oleh pemegang izin.

3.4 Identifikasi species flora dan fauna yang dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened), dan endemik

78%

(Sedang)

 Tersedia prosedur identifikasi untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

 Terdapat implementasi identifikasi flora dan fauna tetapi belum mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

3.5

Pengelolaan flora untuk : (1) Luas tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu dan bagian yang tidak rusak;(2) Perlindungan terhadap species flora dilindungi dan/atau jarang, langka, dan terancam punah serta endemik

67%

(Sedang)

 Tersedia prosedur pengelolaan flora tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

 Terdapat implementasi pengelolaan flora tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

 Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

(14)

Halaman 11 dari 23

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3.6

Pengelolaan fauna untuk : (1) Luas tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu dan bagian yang tidak rusak;(2) Perlindungan terhadap species fauna dilindungi dan atau jarang, langka, dan terancam punah serta endemik

67%

(Sedang)

 Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk sebagian jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

 Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

 Terdapat gangguan tetapi ada upaya penanggulangan gangguan oleh pemegang izin.

Kriteria Sosial 4.1

Kejelasan deliniasi kawasan operasional perusahaan/

pemegang izin dengan kawasan masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat

67%

(Sedang)

 Auditee memiliki dokumen mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH. Auditee belum memiliki dokumen mengenai keberadaan pondok dan rumah serta masyarakat yang melakukan pemungutan HHBK, mencari ikan dan berburu satwa liar pada areal kerja. Auditee belum memiliki dokumen perencanaan penanaman tanaman kehidupan secara rinci.

 Auditee memiliki dan telah mensosilisasikan Dokumen SOP-003- CAN-NWR Penataan Batas Areal, Dokumen SOP-006-HUM-NWR : Penanganan Kasus Sosial Masyarakat dan Hubungan Para Pihak dan Dokumen SOP-008-HUM-NWR Protokol Resolusi Konflik di Desa Rantau Kasih, Desa Segati dan Desa Pangkalan Gondai. Auditee belum memiliki bukti dokumen mengenai kesepakatan atau persetujuan masyarakat atas keberadaan mekanisme tersebut.

 Auditee baru memiliki sebagian dokumen SOP/Mekanisme mengenai pengakuan hak-hak dasar masyarakat setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH (Baru terdapat SOP Penetapan Kawasan Lindung dan SOP Inventarisasi Hasil Hutan Bukan Kayu).

 Auditee telah melakukan penataan batas areal kerja 100 % Tahun 2007 (Luas areal 26.880 Ha dan panjang batas 149,63 Km).

Terdapat bukti-bukti patok batas dan papan nama area yang menunjukkan keberadaan areal kerja Auditee. Banyak tanda batas areal kerja Auditee dengan wilayah masyarakat yang rusak dan hilang.

(15)

Halaman 12 dari 23

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Terdapat bukti persetujuan para pihak mengenai luas dan batas areal kerja PT. NWR. Terdapat klaim area atau potensi konflik pemanfaatan lahan seluas 15.385 Ha. Proses penyelesaian potensi konflik dilakukan melalui proses: pendekatan jalur hukum.

Potensi konflik area tersebut belum semua dapat dikelola dengan baik.

4.2

Implementasi tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

93%

(Baik)

 Auditee memiliki dokumen lengkap menyangkut tanggung jawab sosial, yaitu dokumen: Laporan Rencana dan Realisasi Kegiatan Community Development Tahun 2011 s/d Tahun 2015 dan Laporan Tenaga Kerja Tahun 2011 s/d Tahun 2015. Sesuai dengan keberadaan bukti dokumen tersebut.

 Pada Dokumen Revisi RKUPHHK-HTI PT. NWR Tahun 2008 dijelaskan bahwa PT. NWR akan mengimplementasikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat melalui kegiatan: prioritas penerimaan tenaga kerja lokal dan pelaksanaan program kegiatan Community Development. PT. NWR memiliki dokumen mekanisme pemenuhan kewajiban sosal yang tertuang dalam dokumen SOP-004-ADM-NWR Penerimaan Karyawan, Revisi 01 April 2014 dan SOP-002-CD-NWR Sosialisasi dan Pelaporan Community Development, Revisi 01 April 2014. Sesuai dengan keberadaan bukti tersebut.

 Auditee telah melakukan kegiatan sosialisasi Community Development, RKT 2015, Visi dan Misi, Konflik Sosial dan Kawasan Lindung pada Desa Rantau Kasih, Desa Segati dan Desa Pangkalan Gondai, dengan bukti kegiatan sosialisasi: Daftar Hadir Peserta Kegiatan Sosialisasi Terpadu, Dokumentasi kegiatan sosialisasi dan Berita acara pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Keberadaan bukti kegiatan sosialisasi tersebut kurang lengkap.

 Auditee memiliki bukti-bukti bahwa pemborong(mitra kerja) telah merekrut sebagian besar tenaga kerja borongan dan tenaga kerja harian dari warga masyarakat desa sekitar. Auditee terbukti telah merealisasikan kegiatan Community Development pada Desa Rantau Kasih dan Desa Segati.

 Terdapat bukti-bukti yang lengkap mengenai dokumen/laporan realisasi pemenuhan kewajiban sosial Auditee kepada masyarakat sekitar, yaitu: Laporan Tenaga Kerja PT. NWR Per Semester dan Per Tahun Kegiatan, Tahun 2011 s/d Tahun 2015 dan Laporan Pelaksanaan Program Kegiatan Community Development Per Semester dan Per Tahun Kegiatan, Tahun 2012 s/d Tahun 2015.

(16)

Halaman 13 dari 23

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

4.3

Ketersediaan mekanisme dan implementasi distribusi manfaat yang adil antar para pihak

75%

(Sedang)

 Auditee memiliki data masyarakat yang terlibat dalam pengengelolaan SDH, yaitu data tenaga kerja PT. NWR Tahun 2011 s/d Tahun 2015. Auditee belum memiliki data lengkap mengenai masyarakat yang kehidupannya tergantung pada SDH (Belum memiliki data masyarakat yang melakukan kegiatan:

pemungutan HHBK, berburu, memancing, dan lain-lain). Auditee belum memiliki data masyarakat terkena dampak kegiatan pengelolaan SDH (data wilayah persebaran dampak kegiatan pengelolaan hutan).

 Auditee memiliki dokumen SOP-004-ADM-NWR Penerimaan Karyawan, Revisi 01 April 2014, SOP-004-HUM-NWR: Program Pengembangan Perekonomian Pedesaan, Revisi 01 April 2014 dan SOP-005-HUM-NWR: Pengembangan Infrastruktur, Revisi 01 April 2014 yang didalamnya terdapat uraian rencana peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat melalui program:

Prioritas perekrutan tenaga kerja dari masyarakat lokal dan pemberian upah tenaga kerja > UMSK, program pengembangan perekonomian masyarakat lokal dan peningkatan interaksi masyarakat dengan pasar melalui pengembangan infrastruktur.

 Auditee terbukti memiliki Dokumen Rencana Penerimaan Tenaga Kerja, Dokumen Rencana Pengembangan Perekonomian Pedesaan dan Dokumen Rencana Pengembangan Infrastruktur untuk meningkatkan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat setempat.

 Terdapat bukti-bukti sebagian peningkatan peran serta dan aktivitas perekonomian masyarakat (< 50 %) akibat dampak kegiatan pengadaan tenaga kerja dan pembangunan jalan PT.

NWR yang dapat diakses oleh masyarakat desa sekitar. Sesuai bukti-bukti tersebut.

 Terdapat bukti-bukti mengenai distribusi manfaat kegiatan Auditee terhadap para pihak, yaitu: peningkatan pendapatan negara, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan rumah tangga, peningkatan peluang berusaha dan peningkatan mobilitas masyarakat. Auditee memiliki sebagian bukti-bukti mengenai distribusi manfaat kepada para pihak. Auditee belum memiliki data/dokumen mengenai: Peningkatan pendapatan rumah tangga, Peningkatan peluang berusaha dan Peningkatan mobilitas masyarakat.

4.4

Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang handal

89%

(Baik)

 Terkait dengan dampak negatif terhadap komponen lingkungan sosial, PT. NWR memiliki mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan jelas yang tertuang dalam berbagai SOP yang dimiliki bidang: Perencanaan, Humas dan Administrasi.

(17)

Halaman 14 dari 23

Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Masih terdapat potensi konflik akibat pelaksanaan bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan hutan oleh PT. NWR, antara lain: Klaim tenurial/okupasi lahan, hubungan industrial, potensi kebakaran hutan serta penurunan kualitas udaran dan penurunan kualitas air permukaan. PT. NWR belum memetakan dan/atau menyatukan potensi konflik tersebut dalam Peta Potensi Konflik.

 PT. NWR belum memiliki lembaga resolusi konflik (Tidak terdapat Surat Keputusan Direksi mengenai pembentukan lembaga resolusi konflik). Penanganan kasus sosial dilakukan oleh Komite Penanganan Masalah Sosial yang beranggotakan: Manajer, Kepala Lapangan, Staf Humas, Staf SSL dan Satuan Pengamanan Hutan serta melibatkan para pihak terkait (Camat, Kepala Desa, Tokoh Masyarakat dan Aparat Kepolisian).

Dukungan SDM dan pendanaan untuk penanganan permasalahan sosial pada PT. NWR mencukupi.

 Auditee memiliki bukti-bukti dokumen/laporan penyelesaian potensi konflik akibat klaim tenurial/okupasi lahan oleh unit manajemen lain dan masyarakat dan memiliki dokumen/laporan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan per tahun kegiatan.

4.5

Perlindungan, Pengembangan dan

Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja

92%

(Baik)

 Auditee merealisasikan hubungan industrial melalui sarana PP, Lembaga Bipartit dan Serikat Pekerja. Terdapat bukti-bukti hubungan kemitraan Auditee dengan karyawan melalui Lembaga Kerjasama Bipartit. Auditee merealisasikan pengembangan usaha produktif melaui Koperasi. Untuk memperluas lapangan kerja, Auditee diperbolehkannya anggota keluarga karyawan menjadi kontraktor mitra kerja perusahaan. Auditee merealisasikan peningkatan kesejahteraan karyawan, melalui pemberian upah kerja > nilai UMSK, mengikutkan seluruh karyawan dalam program BPJS dan membangun fasilitas kesejahteraan.

 Auditee terbukti memiliki Dokumen Perencanaan dan Realisasi Pengembangan Kompetensi Tenaga Kerja. Pada Tahun 2012 s/d Tahun 2015, Auditee telah merealisasikan seluruh rencana pengembangan kompetensi tenaga kerja (100 %).

 Auditee telah memiliki Dokumen Standar Jenjang Karir yang diatur melalui mekanisme pada SOP-001-ADM-NWR People Review Program, SOP-003-ADM-NWR Pelatihan Kompetensi Karyawan dan Peraturan Perusahaan. Terdapat keluhan terkait penilaian kinerja oleh atasan berdasarkan sistem kurva yang dinilai merugikan karyawan, dimana karyawan yang mendapat Nilai D tidak bonus tahunan.

 Terdapat Bukti Auditee telah menggulirkan tunjangan kesejahteraan (tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap) kepada seluruh tenaga kerja tetap (tenaga kerja bulanan).

(18)

Halaman 15 dari 23 Hasil VLK PT NUSA WANA RAYA

Prinsip/Kriteria/Indikator/

Verifier

Memenuhi/Tidak Memenuhi/ Not Applicable/ Not

Verified

Ringkasan Justifikasi

P1. Kepastian areal dan hak pemanfaatan

K1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

Indikator 1.1.1. Pengelola izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

a. Dokumen legal terkait perizinan usaha (SK

IUPHHKHA/HT/RE/Pengelola Hak Pengelolaan)

Memenuhi PT. NWR memiliki izin usaha yang sah berdasarkan SK Menhut No. 444/Kpts-II/1997 tanggal 6 Agustus 1997 dan SK Addendum IUPHHK-HTI No. SK.241/Menhut-II/2007 tanggal 19 Juli 2007 dengan luas areal 26.880 Ha yang berlokasi di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.

Status fungsi hutan areal kerja PT. NWR sebagaimana ditunjukkan pada Peta revisi RKUPHHK-HTI Periode 2008 - 2017 mengacu kepada Peta TGHK Provinsi Raiu Skala 1 : 50.000 (Lampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 176/Kpts-II/1986), demikian pula hal dengan Peta RKT 2015 belum mengacu kepada Peta Kawasan Hutan untuk Provinsi Riau telah diterbitkan pada tahun 2014 melalui SK Menteri Kehutanan No SK.878/Menhut-II/2014 tanggal 29 September 2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Riau. Namun Peta RKT 2015 tersebut telah mendapatkan pengesahan (persetujuan) dari pihak yang berwenang (Dinas KehutananProvinsi Riau).

Hal tersebut disebabkan karena Peta Kawasan Hutan Provinsi Riau (lampiran SK Menteri Kehutanan No SK.878/Menhut- II/2014 tanggal 29 September 2014) tersebut, masih diperdebatkan baik di lingkup provinsi maupun di lingkup kabupaten.

b. Bukti pemenuhan kewajiban Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IIUPHHK).

Memenuhi PT. NWR dapat menunjukan bukti pemenuhan kewajiban membayar Iuran IUPHHK-HTI berupa dokumen SPP dan bukti setor IUPHHK-HTI sebesar Rp. 28.431.000 untuk areal seluas 21.870 Ha, dan Iuran

(19)

Halaman 16 dari 23 Prinsip/Kriteria/Indikator/

Verifier

Memenuhi/Tidak Memenuhi/ Not Applicable/ Not

Verified

Ringkasan Justifikasi

IUPHHK-HTI tambahan sebesar Rp 13.026.000 untuk areal seluas 5.010 Ha sebagai areal tambahan.

Verifier c. :

Penggunaan kawasan yang sah di luar kegiatan IUPHHK (jika ada).

Memenuhi PT. NWR telah melakukan identifikasi terhadap penggunaan lain di luar kegiatan IUPHHK-HTI dalam areal konsesinya lengkap dengan data dan informasi penggunaan kawasan yang sah di luar kegiatan IUPHHK, serta ada upaya-upaya auditee untuk penyelesaian klaim areal konsesinya.

P2. Memenuhi sistem dan prosedur penebangan yang sah

K2.1 Pengelola izin memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan oleh Pejabat yang berwenang.

Indikator: 2.1.1 RKUPHHK/RPKH danRencana Kerja Tahunan(RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yangberwenang

a. Dokumen

RKUPHHK/RPKH,RKT/Bagan Kerja/RTT beserta

lampirannya yang telah disahkan oleh pejabat yangberwenang, meliputi : (1). Dokumen

RKUPHHK/RPKH&

lampirannya yang disusun berdasarkanIHMB /risalah hutan dandilaksanakan oleh GanisPHPL Timber

Cruisingdan/atau Canhut (2).

Dokumen RKT/RTT yangdisusun berdasarkan RKU/RPKH dan disahkan oleh pejabat yang berwenang atau yang disahkan secara self approval(3). Peta

rencana penataan areal kerja yang dibuat oleh Ganis PHPL Canhut

Memenuhi PT. NWR telah memiliki RKUPHHK-HTI sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.88/VI-BPHT/2008 tanggal 27 Maret 2008.

PT. NWR telah memiliki RKTUPHHK-HTI Tahun 2014 lengkap dengan peta RKTUPHHK-HTI Tahun 2014 yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau.

PT. NWR telah memiliki RKTUPHHK-HTI Tahun 2015 lengkap dengan peta RKTUPHHK-HTI Tahun 2015 yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau.

b. Peta areal yang tidak boleh ditebang pada RKT/Bagan Kerja dan bukti implementasi di lapangan

Memenuhi PT. NWR telah memetakan areal/lokasi yang tidak boleh ditebang pada Peta revisi RKUPHHK-HTI periode 2008 – 2017 dan Peta RKTUPHHK-HTI dan dapat diverifikasi keberadaannya di lapangan.

(20)

Halaman 17 dari 23 Prinsip/Kriteria/Indikator/

Verifier

Memenuhi/Tidak Memenuhi/ Not Applicable/ Not

Verified

Ringkasan Justifikasi

c. Penandaan lokasi blok tebangan / blok RKT yang jelas di peta dan terbukti di lapangan

Memenuhi PT. NWR telah memiliki RKT yang disahkan dan dilampiri peta RKT. Keberadaan blok tebang dapat dibuktikan di lapangan dan telah sesuai dengan Peta RKT. Khusus untuk RKT Tahun 2014 tidak ada rencana/realisasi blok penebangan sesuai dengan Izin RKT UPHHK-HTI PT. NWR yang telah disyahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau.

K2.2 Adanya Rencana Kerja yang sah

Indikator 2.2.1 Pengelola izin hutan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku

a. Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK) (bisa dalam proses) dengan lampiran-lampirannya

Memenuhi PT. NWR telah memiliki dokumen RKUPHHK-HTI yang telah direvisi pada tahun 2008 untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun periode 2008 s/d 2017 beserta lampiran peta yang telah disahkan dan disetujui oleh Menteri Kehutanan Ub. Direktur Bina Usaha Hutan Tanaman sesuai dengan Surat Keputusan Nomor : SK.88/VI- BUHT/2008 tanggal 27 Maret 2008 tentang Persetujuan Perubahan/Revisi Rencana Karya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri-Tramsmigrasi (RKPHTI-TRANS) yang meliputi seluruh jangka waktu Pengusahaan Hutan PT. NWR di Provinsi Riau sebagaimana telah disahkan sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan Produksi Nomor : 360/Kpts-II/1999 tanggal 31 Desember 1999. Namun sampai dengan Desember 2015 PT. NWR belum melakukan revisi RKUPHHK-HTI sesuai dengan hasil IHMB.

b. Kesesuaian lokasi dan volume pemanfaatan kayu hutan alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk

pembangunan hutan tanaman industri.

Not Verified Selama periode Desember 2014 s/d November 2015 yang terlingkup dalam RKT UPHHK-HTI Tahun 2014 dan RKT UPHHK- HTI Tahun 2015, PT. NWR tidak melakukan kegiatan penyiapan lahan hutan dari hutan alam untuk penyiapan lahan hutan tanaman

(21)

Halaman 18 dari 23 Prinsip/Kriteria/Indikator/

Verifier

Memenuhi/Tidak Memenuhi/ Not Applicable/ Not

Verified

Ringkasan Justifikasi

P3. Keabsahan perdagangan atau pemindahtanganan kayu bulat

K3.1. Pengelola izin menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK) ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan (IPHH)/

pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang / dipanen atau yang dipanen/ dimanfaatkan telah di-LHPkan

Dokumen LHP yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Memenuhi PT. NWR telah menunjukan seluruh dokumen LHP, Berita Acara Pemeriksaan LHP-KBK yang telah disyahkan oleh P2LHP, serta dokumen RLHP periode Desember 2014 s/d November 2015. Seluruh dokumen LHP dibuat oleh petugas pembuat LHP dan disahkan oleh P2LHP yang ditetapkan.

Indikator 3.1.2 Seluruh kayu yang diangkut ke luar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan.

Surat keterangan sahnya hasil hutan dan lampirannya dari TPK hutan ke TPK Antara,TPK hutan ke industri primer dan/atau penampung kayu terdaftar,TPK Antara ke industri primer hasil hutan dan/atau penampung kayu terdaftar

Memenuhi Seluruh kayu hasil produksi yang diangkut keluar dari areal konsesi PT. NWR dilengkapi dengan dokumen FA-KB sesuai jumlah yang dilaporkan dalam dokumen LMKB selama periode Desember 2014 s/d November 2015.

Indikator 3.1.3 Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA a. Tanda-tanda

PUHH/barcode pada kayu dari Pemegang IUPHHK-HA bisa dilacak balak.

Not Verified Izin sah yang dimiliki Auditee adalah IUPHHK-HTI yang bergerak dalam kegiatan pengelolaan hutan tanaman industri.

b. Identitas kayu yang diterapkan secara konsisten oleh Pengelola izin.

Not Verified Izin sah yang dimiliki Auditee adalah IUPHHK-HTI yang bergerak dalam kegiatan pengelolaan hutan tanaman industri.

Indikator 3.1.4 Pengelola izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK Arsip SKSKB dan dilampiri

DaftarHasil Hutan (DHH) untuk hutan alam, dan arsip FAKB dan lampirannya untuk hutan tanaman

Memenuhi Seluruh dokumen FA-KB beserta lampiran DKHP tersedia lengkap dan telah disahkan oleh penerbit FA-KB yang telah ditetapkan oleh Direktur PT. NWR.

(22)

Halaman 19 dari 23 Prinsip/Kriteria/Indikator/

Verifier

Memenuhi/Tidak Memenuhi/ Not Applicable/ Not

Verified

Ringkasan Justifikasi

K3.2 Pengelola izin telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu Indikator 3.2.1 Pengelola izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan Provisi

Sumber Daya Hutan PSDH).

a. Dokumen SPP (Surat Perintah Pembayaran) telah diterbitkan dan dibayar lunas

Memenuhi Terdapat kesesuaian antara jumlah produksi dalam Dokumen SPP PSDH dengan jumlah produksi dalam dokumen LHP yang disahkan dan dengan tarif PSDH yang harus dibayarkan yaitu sebesar Rp. 796.903.488,- b. Bukti Setor DR . dan/atau

PSDH

Memenuhi Berdasarkan bukti setor/pembayaran, PSDH telah dibayarkan sesuai SPP dan tidak ada tunggakan. PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai dengan dokumen SPP yaitu sebesar Rp. 796.903.488

c. Kesesuaian tarif DR dan PSDH atas kayu hutan alam (termasuk hasil kegiatan penyiapan lahan untuk pemba- ngunan hutan tanaman) dan kesesuaian tarif PSDH untuk kayu hutan tanaman

Memenuhi Kayu hutan tanaman jenis Acasia, sp yang dihasilkan PT. NWR tergolong KBK dan sudah dibayarkan PSDH-nya sesuai dengan tarif yang ditentukan sebagaimana tariff yang telah ditetapkan di dalam dokumen SPP PSDH yang diterbitkan.

K 3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau

Indikator 3.3.1. Pengelola izin yangmengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT)

Dokumen PKAPT Not Applicable Pengangkutan kayu dari hutan (areal) PT.

NWR diangkut ke industri PT. Riau Andalan Pulp & Paper yang masih berlokasi Provinsi Riau (Alamat Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan dan PT. Karunia Alam Riau (Alamat Jl. Lintas Timur Km 32 Kecamatan Langgam), dimana kedua lokasi industri tersebut berada dalam satu wilayah daratan dengan lokasi PT. NWR . Alat angkut yang digunakan adalah Logging Truck yang digunakan untuk mengangkut hasil hutan kayu dari TPn langsung ke industri.

Dan selama periode Desemberr 2014 s/d November 2015 PT. NWR hanya menjual kayunya ke PT. RAPP, sehingga tidak ada penjualan kayu keluar pulau.

(23)

Halaman 20 dari 23 Prinsip/Kriteria/Indikator/

Verifier

Memenuhi/Tidak Memenuhi/ Not Applicable/ Not

Verified

Ringkasan Justifikasi

Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus yang berbendera Indonesia dan memiliki izin yang sah

Dokumen yang menunjukan identitas kapal

Not Applicable Pengangkutan kayu dari hutan (areal) PT.

NWR diangkut ke industri PT. Riau Andalan Pulp & Paper yang masih berlokasi Provinsi Riau (Alamat Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan dan PT. Karunia Alam Riau (Alamat Jl. Lintas Timur Km 32 Kecamatan Langgam), dimana kedua lokasi industri tersebut berada dalam satu wilayah daratan dengan lokasi PT. NWR . Alat angkut yang digunakan adalah Logging Truck yang digunakan untuk mengangkut hasil hutan kayu dari TPn langsung ke industri.

Dan selama periode Desember 2014 s/d November 2015 PT. NWR hanya menjual kayunya ke PT. RAPP, sehingga tidak ada penjualan kayu keluar pulau. Pengangkutan kayu dari hutan (areal) PT. NWR seluruhnya diangkut ke industri PT. Riau Andalan Pulp &

Paper yang berlokasi dalam satu wilayah daratan dengan PT. NWR. Alat angkut yang digunakan adalah Logging Truck yang digunakan untuk mengangkut hasil hutan kayu dari TPn langsung ke industri.

Sehingga dalam proses penjualan dan atau pengangkutan kayunya tidak menggunakan kapal

K 3.4. Pemenuhan Penggunaan Tanda V- Legal Indikator 3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal.

Tanda V-Legal yang

dibubuhkan sesuai ketentuan.

Memenuhi Kayu bulat hasil produksi kayu PT. NWR telah ditandai dengan tanda V-legal yang diterapkan pada dokumen DKHP (lampiran FAKB) berupa cap/stempel.

(24)

Halaman 21 dari 23 Prinsip/Kriteria/Indikator/

Verifier

Memenuhi/Tidak Memenuhi/ Not Applicable/ Not

Verified

Ringkasan Justifikasi

P4. Pemenuhan aspek lingkungan dan sosial yang terkait dengan penebangan K4.1 Pengelola izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) &

melaksanakan kewajiban Yang dipersyaratkan dalam dokumen AMDAL.

Indikator 4.1.1 Pengelola izin telah memiliki dokumen AMDAL meliputi Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya.

Dokumen AMDAL /DPPL (ANDAL, RKL dan RPL).

Memenuhi PT. NWR telah memiliki Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Dokumen Rencana Pengelolaan RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang telah disahkan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA)/Ketua Komisi Pusat AMDAL Departemen Kehutanan pada Tahun 1996.

Indikator 4.1.2 : Pengelola izin memiliki Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL yang

menunjukkan penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial.

a. Dokumen RKL dan RPL Memenuhi Tersedia Dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu kepada dokumen AMDAL yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang dan auditee telah membuat laporan RKL dan RPL, serta telah didistribusikan ke instansi terkait. Selain itu PT. NWR memiliki SOP terkait pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

b. Bukti pelaksanaan

pengelolaan dan pemantauan dampak penting

Memenuhi Auditee telah melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan dampak sesuai dengan rencana dan dampak yang terjadi di lapangan dan melaporkannya kepada instansi terkait baik di kabupaten maupun provinsi.

P5. Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan

K 5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Indikator 5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3

a. Implementasi prosedur K3 Memenuhi PT. NWR telah memiliki prosedur K3 dan personil yang ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam implementasi pedoman K3.

(25)

Halaman 22 dari 23 Prinsip/Kriteria/Indikator/

Verifier

Memenuhi/Tidak Memenuhi/ Not Applicable/ Not

Verified

Ringkasan Justifikasi

b. Ketersedian peralatan K3 Memenuhi PT. NWR telah menyediakan peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi baik dan ada penggantian APD (Alat-alat Pelindung Diri) kepada semua karyawan PT. NWR setiap tahun sekali.

c. Catatan Kecelakaan Kerja Memenuhi Ada catatan kecelakaan yang dibuat secara periodic (bulanan) dalam bentuk form isian mencakup; jenis kecelakaan, nama korban, lokasi kejadian, jam dan lain sebagainya.

Laporan catatan kecelakaan kerja tersedia dari tahun 2010 s/d 2015. Berdasarkan laporan / catatan kecelakaan kerja tahun 2010 s/d 2015, tidak pernah ada kejadian kecelakaan kerja di dalam wilayah kerja IUPHHK-HTI PT. NWR.

K 5.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

Indikator 5.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja Ada serikat pekerja atau

kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja

Memenuhi Perusahaan memperbolehkan karyawan PT.

NWR untuk membentuk serikat pekerja atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja. Telah terbentuk SP2RL PT. NWR yang berafiliasi dengan SP2RL PT. Sumatera Riang Lestari.

Susunan pengurus ranting SP2RL telah ditetapkan berdasarkan SK No. 02/SP2RL- SRL/XI/2014 tanggal 26 November 2014 tentang Susunan Pengurus Ranting Serikat Pekerja Perjuangan Rimba Lestari PT.

Sumatera Riang Lestari Federasi Serikat Pekerja Pulp dan Kertas Indonesia (SP2RL PT. SRL – FSP2KI) Periode 2014 – 2017.

Indikator 5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) Ketersediaan Dokumen KKB

atau PP

Memenuhi PT. NWR telah memiliki Dokumen Peraturan Perusahaan yang sudah disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pelalawan melalui surat Nomor : KPTS.560/DTKT-HS/PP/2014/074, Tanggal 12 September 2014. Surat Keputusan ini berlaku sejak 1 Agustus 2014 s/d tanggal 31 Juli 2016.

(26)

Halaman 23 dari 23 Prinsip/Kriteria/Indikator/

Verifier

Memenuhi/Tidak Memenuhi/ Not Applicable/ Not

Verified

Ringkasan Justifikasi

Indikator 5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur Tidak ada pekerja yang masih

di bawah umur

Memenuhi Perusahaan tidak memperkerjakan anak dibawah umur sebagai karyawannya.

Pengambil Keputusan

Ir. Gusdaji

Direktur Sertifikasi

(27)

KOMITE AKREDITASI HASIONAL

PT.SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION L P . P H P L - 0 0 4 - I D N

Tanggal Terbit : 13-01-2016

\ / I 40-SIC-04.01

i S^rbi

J L . RAYA P A G E L A R A N NO. 2 CIOMAS BOGOR

Tanggal Berakhir : 12-01-2021

PT. SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION (PT. SIC) dengan ini memberikan sertifikat PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PH'PL) kepada :

PT. NUSA WANA RAYA

SELAKU PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI SK Menhut No. 444/Kpts-ll/1997 Tanggal 6 Agustus 1997

Addendum SK. Menhut No. SK. 241/Menhut-ll/2007 Tanggal 19 Juli 2007

Luas Areal : + 26.880 Hektar

di

Kabupaten Kampar dan Pelalawan Provinsi Riau

UN INDASAH Direktur Utama

Predikat B A I K

Direkt

Perusahaan tersebut telah memenuhi Standar Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.43/Menhut-ll/2014 jo Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.95/Menhut-ll/2014;

Peraturan Direktur Jenderai Bina Usaha Kehutanan No. P.14/VI-BPPHH/2014 jo Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan No. P. 1/VI-BPPHH/2015; Lampiran 1.2, Lampiran 2.1 & Lampiran 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi sub lethal adalah konsentrasi yang dapat merusak kegiatan fisiologis atau perilaku organisme, tetapi tidak menyebabkan kematian individu secara langsung [12].

a) Pemasaran, merupakan ujung tombak yang mewakili perusahaan di masyarakat, dimana tugasnya adalah menjual produk perusahaan, memberikan pelayanan dalam hal penyerahan

In this paper we determine the normality of Cayley digraphs of valency 2 on the groups of order pq and also on non-abelian finite groups G such that every proper subgroup of G

Menunjuk Surat Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Nomor: 556/1047/III/Dispar, tanggal 4 Juli 2011, perihal Pembatalan Lelang, maka dengan ini disampaikan bahwa

In this paper, the notion of translation of fuzzy H -ideals in BCK/BCI - algebra are introduced and investigated some of their useful properties.. We have shown that the fuzzy

Lestari Cipta Anugerah MS Rp.22.331.141.476,- MS MS MS Lulus Keterangan: MS= Memenuhi Syarat; TMS= Tidak Memenuhi Syarat. Demikian pengumuman ini, atas perhatiannya

Berdasarkan Sural Penetapan Pemenang Pelelangan Urnum Fascakualipikasi , dari Panitia Pengadaan BarangiJasa Pemeriatah pada Dirias Peke4aan Umum Kabrpaten Tabanan Tahun

[r]