JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2
ANALISIS HUBUNGAN FILTER CLEANNESS DAN AMBIENT TEMPERATURE TERHADAP FLUKTUASI ARUS LISTRIK DI VSA
PLANT PT. MGF
Irpan Rohmatulloh, Abdul Hafid Paronda, M. Amin Bakri
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam “45” Bekasi Jl Cut Meutia No. 83 Bekasi 17113, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRAK
VSA (Vacuum Swing Adsorption) merupakan sistem yang membangkitkan oksigen dengan cara menghisap udara dan memprosesnya melalui molesieve. Fenomena dalam proses pembangkitan oksigen: fenomena pertama adalah udara disekitarnya dalam keadaan berdebu sehingga udara yang dihisap mengandung debu dan menempel pada filter jalur masuk, fenomena yang kedua adalah konsumsi arus listrik motor penghisap mengalami fluktuasi. Berdasarkan fenomena tersebut dan sifat udara yang mempunyai kerapatan berbeda tergantung dari suhunya perlu diteliti apakah ada hubungan antara kebersihan filter dan suhu sekitar jalur masuk udara terhadap arus listrik motor penghisap.
Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik penelitian survey. Sampling data yang diambil untuk variabel kebersihan filter dengan cara membaca differential pressure gauge dan variabel suhu sekitar jalur masuk dengan membaca thermo bar sedangkan arus listrik motor penghisap dengan mengambil data maksimum amperenya. Pengujian data yang diteliti menggunakan teknik statistik penelitian hipotesis assosiatif korelasi product moment untuk mengetahui seberapa besar signifikansi hubungannya. Hasil dari pengujian data diketahui bahwa kebersihan filter berpengaruh lebih kuat dengan koefesien korelasi 0,979 terhadap fluktuasi arus listrik motor penghisap dibandingkan suhu sekitar jalur masuk dengan koefesien korelasi 0,829, oleh karena itu perlu diperhatikan udara di sekitar VSA dari paparan debu agar konsumsi arus listrik tidak naik dan waktu penggantian inlet filter module lebih lama.
Kata Kunci : VSA, absorber, mole sieve, fiter cleanness,inlet filter, differential pressure, bar thermometer, hyphotesis assosiative, correlation product moment
I. PENDAHULUAN PT. Mulia Glass Float (MGF) adalah salah satu dari tiga produsen terbesar di Indonesia dalam industri kaca lembaran[6]. Proses pembuatan kaca lembaran merupakan suatu proses pembentukan dengan cara melebur bahan baku[8]. Proses peleburan dapat dipercepat dengan membantu menambah transfer panas dengan gas oksigen sehingga radiasi panas meningkat, gas alam yang terbakar di udara memiliki suhu api 19380C sedangkan gas yang terbakar pada O2 23% adalah 20040C[2]. Dengan demikian pemakaian gas dapat berkurang dengan meningkatkan kadar gas oksigen untuk mendapatkan suhu yang diperlukan dalam peleburan, oleh karena itu dibangunlah suatu sistem untuk memproduksi oksigen secara melimpah yaitu VSA (Vacuum Swing Adsorption) plant yang membangkitkan oksigen dengan cara memisahkan udara atmosfir melalui molesieve (saringan molekul) sehingga didapatkan gas oksigen, gas lainnya yang tidak terpakai dibuang ke atmosfir. Kapasitas produksi yang dapat dicapai lebih dari 3500Nm3/jam dengan kemurnian gas oksigen 93,0%
[5]. Udara yang akan diproses terlebih dahulu masuk kedalam penyaringan melalui inlet filter. Sistem pada VSA adalah sistem menghisap dan menyerap, sehingga saat menghisap kemungkinan jika ada debu yang bertebaran akan terhisap, selain itu udara yang mempunyai sifat jika panas maka kerapatannya kecil begitupun sebaliknya jika dingin kerapatannya besar
dapat mempengaruhi pada saat proses penghisapan udara oleh VSA plant. Penghisapan udara menggunakan motor dengan tegangan kerja di 6,3 kV dengan putaran 750 rpm. Fenomena dalam proses pembangkitan oksigen di VSA ini adalah kondisi udara disekitarnya dalam keadaan berdebu, sehingga udara yang dihisap mengandung debu dan menempel pada filter jalur masuk.
Fenomena yang kedua adalah bahwa konsumsi daya listrik motor penghisap mengalami fluktuasi.
Berdasarkan fenomena tersebut maka dilakukan penelitian untuk menganalisa kondisi motor penghisap ini dengan dua variabel independen yaitu filter dan suhu sekitar pada jalur masuk udara serta satu variabel dependen yaitu konsumsi arus listriknya. Pengambilan data pada variabel tersebut dengan tanpa memperhatikan situasi cuaca dan kondisi udara disekitar VSA plant.
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut : “Apakah terdapat hubungan antara kebersihan filter dan suhu sekitar jalur masuk udara terhadap arus listrik motor penghisap pada VSA Plant di PT. MGF?”. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
“Terdapat hubungan antara kebersihan filter dan suhu jalur masuk udara terhadap arus listrik motor penghisap pada VSA Plant di PT. MGF”. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui signifikansi hubungan antara kebersihan filter dan suhu jalur masuk udara terhadap arus listrik motor penghisap pada VSA plant serta
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2
menjadi rujukan untuk efesiensi konsumsi arus listrik dalam pengoperasian VSA plant.
II. LANDASAN TEORI
Dalam perumusan hipotesis, antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu jika Ho ditolak pasti Ha diterima.
Ho : ρ = 0, tidak ada hubungan Ha : ρ ≠ 0, terdapat hubungan
ρ = simbol yang menunjukan kuatnya hubungan Tahapan analisis hipotesis asosiatif teknik korelasi product moment adalah sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata masing-masing variabel yang akan dianalisis hipotesa asosiatifnya.
= ∑ (1)
= ∑ (2)
dimana :
= Nilai rata-rata variabel X = Nilai rata-rata variabel Y Ʃ = Epsilon (baca jumlah)
= Nilai X ke i sampai ke n = Nilai Y ke i sampai ke n = Jumlah data
2. Menghitung nilai selisih variabel dengan variabel rata-rata.
= ( − ̅ ) (3)
= ( − ) (3) 3. Menghitung jumlah perkalian hasil nilai selisih
variabel
∑ (5)
4. Menghitung jumlah kuadrat hasil nilai selisih variabel
∑ (6)
5. Menghitung kofesien korelasi dengan persamaan
= ∑
∑ (7)
dimana :
= Korelasi antara variabel x dengan y
6. Menghitung uji signifikansi koefesien korelasi dengan uji t dan membandingakan dengan t Tabel atau hasil hitung koefesien korelasi dengan r Tabel
= √ (8)
dimana :
= Uji signifikansi koefesien korelasi = Koefesien korelasi
= Jumlah data
Jika nilai hitung lebih besar dari Tabel maka Ho ditolak/Ha diterima, dan jika nilai hitung lebih kecil dari Tabel Ho diterima/Ha di tolak.
7. Menghitung koefesien penentu /determinasi yang menunjukan varians pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen, yaitu dengan mengkuadratkan nilai koefesein korelasi
III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian
Objek penelitian yang di teliti adalah bagian VSA pada sisi inlet filter yang berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk kedalam sistem agar partikel-partikel yang besar tidak terbawa.
Gambar 1. Inlet Filter VSA B. Alat dan Bahan
Media alat yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah kamera, lampu senter, thermometer bar, differential pressure dan data record ampere VSA (download data).
C. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kebersihan filter (filter cleanness), yaitu perubahan kerapatan filter untuk menyaring material yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti debu dan partikel lainnya.
b. Suhu lingkungan (ambient temperature), yaitu perubahan suhu yang berada disekitar dimana alat pembaca suhu mendeteksi tanpa bersentuhan langsung.
c. Fluktuasi arus listrik, yaitu perubahan besaran arus listrik yang dipengaruhi oleh faktor-faktor.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Pengambilan data
Pengambilan sample data sebanyak 3 kali dilakukan pada interval tertentu. Pengambilan sample data disesuaikan dengan jam kerja penulis saat bekerja di PT. Mulia Glass Float.
2. Tabulasi data
Data ambient temperature, filter cleaness dan fluktuasi arus listrik dikumpulkan dan disandingkan dengan pola sebagai berikut:
a. Ambient temperature disandingkan dengan fluktuasi arus listrik
b. Cleaness filter disandingkan dengan fluktuasi arus listrik
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 1
3. Analisis data
Analisi data yang digunakan adalah pengujian hipotesis asosiatif teknik statistik korelasi product moment.
Proses penelitian dari awal sampai akhir ditunjukan oleh Gambar 2 flow chart proses penelitian.
Gambar 2. Flow Chart Proses Penelitian
IV. HASIL PENELITIAN a. Data Hasil Penelitian
1. Penyajian Data Ambient Temperature (X1) Dari hasil pengukuran data ambient temperature dengan membaca bar thermometer yang terpasang pada air inlet filter, maka diperoleh frekuensinya seperti yang terdapat pada Tabel 2 dan Gambar 3.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ambient Temperature (X1)
No Kelas Frekuensi
1 23-25 14
2 26-28 17
3 29-31 18
4 32-34 5
5 35-37 10
6 38-40 1
Jumlah 65
Gambar 3. Histogram Frekuensi Ambient Temperature (X1) 2. Penyajian Data Filter Cleanness (X2)
Dari hasil pengukuran data filter cleanness dengan membaca differential pressure gauge yang terpasang pada air inlet filter, maka diperoleh frekuensinya yang diperlihatkan pada Tabel 3 dan Gambar 4.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Filter Cleanness (X2)
No Kelas Frekuensi
1 9-14 13
2 15-20 1
3 21-26 2
4 27-32 1
5 33-38 0
6 39-44 0
7 45-50 48
Jumlah 65
Gambar 4. Histogram Frekuensi Filter Cleanness (X2) 3. Penyajian Data Ampere (Y)
Dari hasil pengukuran data ampere dengan membaca nilai konsumsi listrik motor penggerak compressor maka
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2
diperoleh frekuensinya seperti yang terdapat pada Tabel 4 dan Gambar 5.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ampere (Y)
No Kelas Frekuensi
1 200-201 1
2 202-203 5
3 204-205 13
4 206-207 15
5 208-209 21
6 210-211 9
7 212-213 1
Jumlah 65
Gambar 5. Histogram Frekuensi Ampere (Y) Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel data konsumsi arus listrik, suhu sekitar inlet filter dan differential pressure sebagai nilai perwakilan untuk mengetahui kebersihan inlet filter.
Gambar 6. Ilusturasi Pengambilan Data Differential Pressure Gauge dan Thermo Bar
Sampel-sampel data diuji korelasinya dengan hipotesis asosiatif dengan menggunakan teknik statistik parametris korelasi product moment. Data suhu disebut sebagai variabel x1 dan data tekanan disebut sebagai variabel x2 sedangan data ampere disebut sebagai variabel y, sehingga dilakukan 2 kali pengujian yaitu koefesien korelasi pengaruh perubahan ambient temperature terhadap fluktuasi arus listrik dan filter cleannesss terhadap fluktuasi arus listrik. Sampel data pertama diambil selama 8x24jam dengan interval pengambilan data setiap 4 jam. Sampel data kedua (Tabel
6) diambil selama 2x24 jam dengan interval pengambilan data setiap 4 jam, untuk melihat lebih jauh perubahan pada filter cleanness. Sedangkan sampel data ketiga (Tabel 7) diambil selama 5 hari dengan interval pengambilan data setiap 24 jam dianggap mewakili oleh penulis karena melihat ada perubahan nilai pada filter cleanness.
Tabel 5. Sampel Ke-1 Data Suhu (Ambient Temperature ), Tekanan (Filter Cleanness) dan Arus Listrik/ Ampere
(Ampere Average) VSA Plant
No Tanggal
Suhu Tekanan Ampere
Siang Malam Siang Malam Siang Malam 09.00-
17.00 21.00- 05.00
09.00- 17.00
21.00- 05.00
09.00- 17.00
21.00- 05.00
1
01/09/2014
31 27 48 50 208 212
2 34 25 50 50 202 208
3 30 24 50 50 204 211
4
02/09/2014
30 28 50 50 207 210
5 36 27 50 50 209 204
6 37 26 50 50 207 210
7
03/09/2014
30 28 50 50 205 209
8 36 27 50 50 203 206
9 31 26 50 50 208 205
10
04/09/2014
30 28 50 50 208 209
11 34 26 50 50 207 208
12 31 25 50 50 208 208
13
05/09/2014
29 28 50 50 207 207
14 34 25 50 50 207 206
15 31 25 50 50 207 208
16
06/09/2014
29 28 50 50 208 210
17 32 26 50 50 205 211
18 30 25 50 50 209 204
19
07/09/2014
29 27 50 50 211 211
20 37 25 50 50 207 209
21 31 24 50 50 208 211
22
08/09/2014
29 28 50 50 209 209
23 37 26 50 50 207 208
24 32 25 50 50 209 210
Tabel 6. Sampel Ke-2 Data Suhu (Ambient Temp. ), Tekanan (Filter Cleanness) dan Arus Listrik/ Ampere (Ampere
Average) VSA Plant
N
o Tanggal
Suhu Tekanan Ampere
Siang Malam Siang Malam Siang Malam 09.00-
17.00 21.00- 05.00
09.00- 17.00
21.00- 05.00
09.00- 17.00
21.00- 05.00
1
09/09/2014
30 28 12 10 211 206
2 38 25 9 10 206 204
3 31 23 10 10 202 206
4
10/09/2014
31 27 10 12 205 206
5 35 25 10 10 204 207
6 31 23 11 10 203 205
Tabel 7. Sampel Ke-3 Data Suhu (Ambient Temp.), Tekanan (Filter Cleanness) dan Arus Listrik/ Ampere (Ampere
Average) VSA Plant
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 1
No Tanggal Suhu Tekanan Ampere 14.30 14.30 14.30
1 21/09/2014 24 13 203
2 22/09/2014 37 17 204
3 23/09/2014 37 21 205
4 24/09/2014 37 23 206
5 25/09/2014 37 27 208
b. Pengujian Data
1. Pengujian Data Ambient Temperature terhadap Fluktuasi Arus Listrik
Pengujian data dilakukan dengan menghitung nilai koefesien korelasi ambient temperature terhadap fluktuasi arus listrik (rX1Y), signifikansi koefesien korelasi (t) dan koefesien determinasi/penentu (r2).
Tabel 8. Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Pengaruh Perubahan antara Ambient Temperature dan Fluktuasi Arus
listrik Sampel ke-1
Pada Tabel 8 telah ditemukan:
Rata-rata = 1399 : 48 = 29 Rata-rata = 9971 : 48 = 208 Jumlah ∑ = 637
Jumlah ∑ = 259 Jumlah ∑ = -151 dengan Hipotesis :
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan antara perubahan ambient temperature di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Ha : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan antara perubahan ambient temperature di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Selanjutnya koefesien korelasi sampel dihitung menggunakan persamaan (7) dan diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,372. Jadi terdapat korelasi negatif sebesar -0,372 antara pengaruh perubahan ambient temperature terhadap fluktuasi arus listrik. Untuk mengetahui hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak, maka dibandingkan dengan r Tabel dengan taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5% (taraf keperacayaan 95%) dan N = 48, maka harga r Tabel adalah 0,284. Ternyata harga r hitung lebih kecil dari harga r Tabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Setelah didapatkan nilai korelasinya, maka dilakukan pengujian signifikansi koefesien korelasinya dengan menggunakan uji t pada persamaan (8) menghasilkan t sebesar -2,72. Harga t hitung tersebut dibandingkan dengan harga t Tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n – 2 = 48 – 2 = 46, maka dapat diperoleh t Tabel
= 2,021. Ternyata harga t hitung lebih kecil dari t Tabel, sehingga Ho diterima.
Adapun koefesien determinasi yaitu sebagai koefesien penentu yang besarnya adalah kuadrat dari koefesien korelasi (r2).
r2 = -0,3722 = 0,138*100% = 13,8%
Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel fluktuatif arus listrik 13,8% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel ambient temperature, atau fluktuatif arus listrik 13,8% ditentukan oleh ambient temperature pada inlet compressor, dan 86,2%
ditentukan oleh faktor lain.
Korelasi pengaruh perubahan ambient temperature pada inlet compressor terhadap fluktuasi arus listrik di VSA plant PT.MGF mempunyai nilai r hitung -0,372 dan lebih kecil dari r Tabelnya 0,284 namun mempunyai signifikansi koefesien korelasi t hitung -2,72 lebih kecil dari t Tabel 2,021 dan koefesien determinasinya 13,8%
mempunyai pengaruh terhadap fluktuasi arus listrik.
Grafik signifikansi korelasi Ambient Temperature sampel ke-1 diperlihatkan pada Gambar 8.
-2,72 -2, 021 2,021 2,72 Daerah Penerimaan Ho
dan Penolakan Ha Daerah Penerimaan
Ha dan Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ha dan Penolakan Ho
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2
Gambar 8. Grafik Signifikansi Korelasi Hubungan Ambient Temperature Sampel ke-1
Tabel 9. Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Pengaruh Perubahan antara Ambient Temperature dan Fluktuasi Arus
Listrik Sampel ke-2
Dari Tabel 9 telah ditemukan : Rata-rata = 347 : 12 = 29 Rata-rata = 2465 : 12 = 205 Jumlah ∑ = 239
Jumlah ∑ = 59 Jumlah ∑ = -14 dengan Hipotesis :
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan antara perubahan ambient temperature di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Ha : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan antara perubahan ambient temperature di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Kemudian dihitung dengan rumus koefesien korelasi sampel menggunakan persamaan (7) menghasilkan nilai sebesar -0,118. Jadi ada korelasi negatif sebesar 0,118 antara pengaruh perubahan ambient temperature terhadap fluktuasi arus listrik. Untuk mengetahui hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak, maka dibandingkan dengan r Tabel dengan taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5% (taraf keperacayaan 95%) dan N = 12, maka harga r Tabel adalah 0,576. Ternyata harga r hitung lebih kecil dari harga r Tabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Setelah didapatkan nilai korelasinya, maka dilakukan pengujian signifikansi koefesien korelasinya dengan menggunakan uji t pada persamaan (8) menghasilkan nilai t sebesar -0,37. Harga t hitung tersebut dibandingkan dengan harga t Tabel. Untuk kesalahan 5%
uji dua fihak dan dk = n – 2 = 12 – 2 = 10, maka dapat diperoleh t Tabel = 2,228. Ternyata harga t hitung lebih kecil dari t Tabel, sehingga Ho diterima.
Adapun koefesien determinasi yaitu sebagai koefesien penentu yang besarnya adalah kuadrat dari koefesien korelasi (r2) yaitu sebesar 1,39%. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel fluktuatif arus listrik 1,39% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel ambient temperature, atau fluktuatif arus listrik 1,39% ditentukan oleh ambient temperature pada inlet compressor, dan 98,61% ditentukan oleh faktor lain.
Gambar 9. Grafik Signifikansi Korelasi Hubungan Ambient Temperature Sampel ke-2
Korelasi pengaruh perubahan ambient temperature pada inlet compressor terhadap fluktuasi arus listrik di VSA plant PT.MGF mempunyai nilai r hitung -0,118 dan lebih kecil dari r Tabelnya 0,576 namun mempunyai signifikansi koefesien korelasi t hitung -0,37 lebih kecil dari t Tabel 2,228 dan koefesien determinasinya 1,39% mempunyai pengaruh terhadap fluktuasi arus listrik.
Tabel 10. Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Pengaruh Perubahan antara Ambient Temperature dan
Fluktuasi Arus listrik Sampel ke-3
Dari Tabel 10 telah ditemukan : Rata-rata = 172 : 5 = 34 Rata-rata = 1026 : 5 = 205 Jumlah ∑ = 136 Jumlah ∑ = 9 Jumlah ∑ = 29 dengan Hipotesis :
Ambient tempearture
Fluktuatif arus listrik
1 09/09/2014 30 211 1 6 1 36 6
2 09/09/2014 38 206 9 1 81 1 9
3 09/09/2014 31 202 2 -3 4 9 -6
4 09/09/2014 28 206 -1 1 1 1 -1
5 09/09/2014 25 204 -4 -1 16 1 4
6 09/09/2014 23 206 -6 1 36 1 -6
7 10/09/2014 31 205 2 0 4 0 0
8 10/09/2014 35 204 6 -1 36 1 -6
9 10/09/2014 31 203 2 -2 4 4 -4
10 10/09/2014 27 206 -2 1 4 1 -2
11 10/09/2014 25 207 -4 2 16 4 -8
12 10/09/2014 23 205 -6 0 36 0 0
347 2465 0 0 239 59 -14
29 205
No Tanggal
Ambient tempearture
Fluktuatif arus listrik
1 21/09/2014 24 203 -10 -2 100 4 20
2 22/09/2014 37 204 3 -1 9 1 -3
3 23/09/2014 37 205 3 0 9 0 0
4 24/09/2014 37 206 3 1 9 1 3
5 25/09/2014 37 208 3 3 9 3 9
172 1026 0 0 136 9 29
34 205
No. Tanggal
-2,228 -0.36 0.36 2,228 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ha Daerah Penerimaan
Ha dan Penolakan Ho Daerah Penerimaan
Ha dan Penolakan Ho
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 1
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan antara perubahan ambient temperature di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Ha : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan antara perubahan ambient temperature di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Kemudian dihitung dengan rumus koefesien korelasi sampel menggunakan persamaan (7), menghasilkan nilai 0,829. Jadi ada korelasi positif sebesar 0,829 antara pengaruh perubahan ambient temperature terhadap fluktuasi arus listrik. Untuk mengetahui hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak, maka dibandingkan dengan r Tabel dengan taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5% (taraf keperacayaan 95%) dan N = 5, maka harga r Tabel adalah 0,878. Ternyata harga r hitung lebih kecil dari harga r Tabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Setelah didapatkan nilai korelasinya, maka dilakukan pengujian signifikansi koefesien korelasinya dengan menggunakan uji t pada persamaan (8) menghasilkan nilai t sebesar 2,57. Harga t hitung tersebut dibandingkan dengan harga t Tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n – 2 = 5 – 2 = 3, maka dapat diperoleh t Tabel
= 2,353. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t Tabel, sehingga Ho diterima. Adapun koefesien determinasi yaitu sebagai koefesien penentu yang besarnya adalah kuadrat dari koefesien korelasi (r2) yaitu sebesar 68,7%.
Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel fluktuatif arus listrik 68,7% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel ambient temperature, atau fluktuatif arus listrik 68,7% ditentukan oleh ambient temperature pada inlet compressor, dan 31,3%
ditentukan oleh faktor lain.
Korelasi pengaruh perubahan ambient temperature pada inlet compressor terhadap fluktuasi arus listrik di VSA plant PT.MGF mempunyai nilai r hitung 0,829 tetapi sedikit lebih kecil dengan r Tabelnya 0,878 namun mempunyai signifikansi koefesien korelasi t hitung 2,57 sedikit lebih besar dari t Tabel 2,353 dan koefesien determinasinya 68,7% mempunyai pengaruh terhadap fluktuasi arus listrik.
Gambar 10 Grafik Signifikansi Korelasi Hubungan Ambient Temperature Sampel ke-3
2. Pengujian Data Filter Cleanness terhadap Fluktuasi Arus Listrik
Pengujian data dengan menghitung nilai koefesien korelasi filter cleanness terhadap fluktuasi arus listrik (rX2Y), signifikansi koefesien korelasi (t) dan koefesien determinasi/penentu (r2).
Tabel 11. Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Pengaruh Perubahan antara Filter Cleanness dan Fluktuasi
Arus Listrik Sampel ke-1
Dari Tabel 11 telah ditemukan : Rata-rata = 2398 : 48 = 50 Rata-rata = 9344 : 48 = 208 Jumlah ∑ = 4
Jumlah ∑ = 251 Jumlah ∑ = -8 dengan Hipotesis :
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan antara perubahan filter cleanness di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Ha : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan antara perubahan filter cleanness di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Kemudian dihitung dengan rumus koefesien korelasi sampel pada persamaan (7) menghasilkan nilai sebesar -0,252. Jadi ada korelasi negatif sebesar 0,252 antara pengaruh perubahan filter cleanness terhadap fluktuasi arus listrik. Untuk mengetahui hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak, maka
-2,57 -2,353 2,353 2,57 Daerah Penerimaan Ho
dan Penolakan Ha Daerah Penerimaan
Ha dan Penolakan Ho Daerah Penerimaan
Ha dan Penolakan Ho
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2
dibandingkan dengan r Tabel dengan taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5% (taraf keperacayaan 95%) dan N = 48, maka harga r Tabel adalah 0,284. Ternyata harga r hitung lebih kecil dari harga r Tabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Setelah didapatkan nilai korelasinya, maka dilakukan pengujian signifikansi koefesien korelasinya dengan menggunakan uji t pada persamaan (8) menghasilkan t hitung sebesar -1,82. Harga t hitung tersebut dibandingkan dengan harga t Tabel. Untuk kesalahan 5%
uji dua fihak dan dk = n – 48 = 48 – 2 = 46, maka dapat diperoleh t Tabel = 2,021. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t Tabel, sehingga Ho ditolak.
Adapun koefesien determinasi yaitu sebagai koefesien penentu yang besarnya adalah kuadrat dari koefesien korelasi (r2) sebesar 6,4%. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel fluktuatif arus listrik 6,4% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel filter cleanness, atau fluktuatif arus listrik 6,4%
ditentukan oleh filter cleanness pada inlet compressor, dan 93,7% ditentukan oleh faktor lain.
Korelasi pengaruh perubahan cleanness filter pada inlet compressor terhadap fluktuasi arus listrik di VSA plant PT.MGF mempunyai nilai r hitung -0,252 lebih besar dari r Tabelnya 0,284 dan mempunyai signifikansi koefesien korelasi t hitung -1,82 lebih kecil dari t Tabel 2,021 dan koefesien determinasinya 6,4% mempunyai pengaruh terhadap fluktuasi arus listrik.
Gambar 11. Grafik Signifikansi Korelasi Hubungan Filter Cleanness Sampel ke-1
Tabel 12. Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Pengaruh Perubahan antara Filter Cleanness dan Fluktuasi
Arus listrik Sampel ke-2
Dari Tabel 12 telah ditemukan : Rata-rata = 124 : 12 = 10 Rata-rata = 2458 : 12 = 205 Jumlah ∑ = 10
Jumlah ∑ = 64 Jumlah ∑ = 10 dengan Hipotesis :
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan antara perubahan filter cleanness di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Ha : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan antara perubahan filter cleanness di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Kemudian dihitung dengan rumus koefesien korelasi sampel rxy menggunakan persamaan (7) dan didapat hasil sebesar 0,395. Jadi ada korelasi positif sebesar 0,395 antara pengaruh perubahan filter cleanness terhadap fluktuasi arus listrik. Untuk mengetahui hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak, maka dibandingkan dengan r Tabel dengan taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5% (taraf keperacayaan 95%) dan N = 12, maka harga r Tabel adalah 0,576. Ternyata harga r hitung lebih kecil dari harga r Tabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Setelah didapatkan nilai korelasinya, maka dilakukan pengujian signifikansi koefesien korelasinya dengan menggunakan uji t pada persamaan (8) menghasilkan nilai t hitung sebesar 1,48. Harga t hitung tersebut dibandingkan dengan harga t Tabel. Untuk kesalahan 5%
uji dua fihak dan dk = n – 2 = 12 – 2 = 10, maka dapat diperoleh t Tabel = 2,228. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t Tabel, sehingga Ho ditolak.
Adapun koefesien determinasi yaitu sebagai koefesien penentu yang besarnya adalah kuadrat dari koefesien korelasi (r2) sebesar 15,6%. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel fluktuatif arus listrik 15,6% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel filter cleanness, atau fluktuatif arus listrik 15,6%
ditentukan oleh filter cleanness pada inlet compressor, dan 84,4% ditentukan oleh faktor lain.
Korelasi pengaruh perubahan cleanness filter pada inlet compressor terhadap fluktuasi arus listrik di VSA plant PT.MGF mempunyai nilai r hitung 0,395 lebih besar dari r Tabelnya 0,576 dan mempunyai signifikansi koefesien korelasi t hitung 1,48 lebih kecil dari t Tabel 2,228 dan koefesien determinasinya 15,6% mempunyai pengaruh terhadap fluktuasi arus listrik.
-2,021 -1,82 1,82 2,021 Daerah Penerimaan Ho
dan Penolakan Ha Daerah Penerimaan
Ha dan Penolakan Ho Daerah Penerimaan
Ha dan Penolakan Ho
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 1
Gambar 12. Grafik Signifikansi Korelasi Hubungan Filter Cleanness Sampel ke-2
Tabel 13. Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Pengaruh Perubahan antara Filter Cleanness dan Fluktuasi
Arus Listrik Sampel ke-3
Dari Tabel 13 telah ditemukan : Rata-rata = 101 : 5 = 20 Rata-rata = 1026 : 5 = 205 Jumlah ∑ = 117 Jumlah ∑ = 15 Jumlah ∑ = 41 dengan Hipotesis :
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan antara perubahan filter cleanness di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Ha : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan antara perubahan filter cleanness di inlet compressor terhadap fluktuatif arus listrik)
Kemudian dihitung dengan rumus koefisien korelasi sampel pada persamaan (7) menghasilkan nilai sebesar 0,979. Jadi ada korelasi positif sebesar 0,979 antara pengaruh perubahan filter cleanness terhadap fluktuasi arus listrik. Untuk mengetahui hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak, maka dibandingkan dengan r Tabel dengan taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5% (taraf keperacayaan 95%) dan N = 5, maka harga r Tabel adalah 0,878. Ternyata harga r hitung lebih besar dari harga r Tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Setelah didapatkan nilai korelasinya, maka dilakukan pengujian signifikansi koefesien korelasinya dengan menggunakan uji t pada persamaan (8) menghasilkan nilai t sebesar 8,32. Harga t hitung tersebut dibandingkan
dengan harga t Tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n – 2 = 5 – 2 = 3, maka dapat diperoleh t Tabel
= 2,353. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t Tabel, sehingga Ho ditolak.
Adapun koefesien determinasi yaitu sebagai koefesien penentu yang besarnya adalah kuadrat dari koefesien korelasi (r2) sebsar 95,8%. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel fluktuatif arus listrik 95,8% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel filter cleanness, atau fluktuatif arus listrik 83%
ditentukan oleh filter cleanness pada inlet compressor, dan 4,2% ditentukan oleh faktor lain.
Korelasi pengaruh perubahan cleannes filter pada inlet compressor terhadap fluktuasi arus listrik di VSA plant PT.MGF mempunyai nilai r hitung 0,979 lebih besar dari r Tabelnya 0,878 dan mempunyai signifikansi koefesien korelasi t hitung 8,32 lebih besar dari t Tabel 2,353 dan koefesien determinasinya 95,8% mempunyai pengaruh kuat terhadap fluktuasi arus listrik.
Gambar 13. Grafik Signifikansi Korelasi Hubungan Filter Cleanness Sampel ke-3
Dimana semakin rendah cleanness filter pada inlet compressor yang di tandai dengan semakin besarnya nilai differential pressure maka beban motor pun akan naik sehingga nilai ampere arus listrik akan naik juga.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian data yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu filter cleanness dengan nilai koefesien korelasi 0,979 mempunyai korelasi yang lebih kuat terhadap fluktuatif konsumsi arus listrik motor penghisap dibandingkan dengan ambient temperature dengan nilai koefesien korelasi 0,829 pada jalur masuk udara (inlet compressor) VSA plant PT. MGF. Jika inlet filter kotor maka kemampuan hisap udara akan berat, sehingga konsumsi arus listrik akan naik, kebersihan inlet filter ditandai dengan naik turunnya differential pressure.
Saran dan rekomendasi dari penelitian ini adalah:
1. Kondisi lingkungan pada inlet filter compressor harus terhindar dari paparan debu yang dapat mempercepat durasi penggantian filter module dan naiknya konsumsi arus listrik.
2. Penelitian berikutnya dapat dilanjutkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh filter cleanness terhadap fluktuasi arus listrik yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Filter Cleannes
Fluktuatif arus listrik
1 21/09/2014 13 203 -7 -2 49 4 14
2 22/09/2014 17 204 -3 -1 9 1 3
3 23/09/2014 21 205 1 0 1 0 0
4 24/09/2014 23 206 3 1 9 1 3
5 25/09/2014 27 208 7 3 49 9 21
101 1026 0 0 117 15 41
20 205
No. Tanggal
-2,228 -1,48 1,48 2,228 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ha
Daerah Penerimaan Ha dan Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ha dan Penolakan Ho
-8,32 -2,353 2,353 8,32 Daerah Penerimaan Ho
dan Penolakan Ha
Daerah Penerimaan Ha dan Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ha dan Penolakan Ho
JREC
Journal of Electrical and Electronics Vol. 4 No. 2
[1] Aninomous. Macam-Macam Kompressor. Diambil dari:[http://www.caesarvery.com /2012/11/macam- macam kompressor. html?m=1] (11 Juni 2015).
[2] Aninomous. Melting Glass Process. Diambil dari :[http://www.airproducts.com/melting-glass- process.html] (24 Januari 2016).
[3] Aninomous. Mole Sieve. Diambil dari : [http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/zeolit] (11 Juni 2015).
[4] Aninomous. Pengertian Udara. Diambil dari : [http://www.dilihatya.com/2912/pengertian-udara- menurut-para-ahli-adalah.html] (24 Januari 2016).
[5] Aninomous. Prism VSA Oxygen Generator.
Diambil dari : [http://www.airproducts.com /prism- vsa-oxygen-generation.html] (11 Juni 2015).
[6] Aninomous. PT. Mulia Glass Float. Diambil dari : [http://www.datacon.co.id/semen-
2010industri%20kaca.html] (10 Juni 2015).
[7] Aninomous. Sistem Pembuatan Gas Oksigen.
Diambil dari : [http://www.airproducts.com/ prism- vsa-oxygen-generation.html] (24 Januari 2016).
[8] Cucun. 2007. Proses Pembuatan Kaca Lembaran dengan Menggunakan Metode Float PT.
Muliaglass. Penulisan Ilmiah. Universitas Gunadarma.
[9] Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.
[10] _______ . 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[11] Usman,Husaini, dan Akbar,Purnomo,S. 2012.
Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara.
[12] Bagian Telematika Sekda Kota Bekasi. 2011.
“Kondisi Geografis Wilayah Kota Bekasi”. Diakses
pada Mei 2015 di
<URL:”http://www.bekasikota.go.id/read/5456/ko ndisi-geografis-wilayah-kota-bekasi”