• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.45042/PP/M.XII/15/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.45042/PP/M.XII/15/2013"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.45042/PP/M.XII/15/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan

Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi sebesar Rp 1.152.550.431,00 dengan perincian sebagai berikut :

1. Harga Pokok Penjualan-Biaya Listrik

2. Biaya Bunga Pinjaman

3. Biaya Kerugian Selisih Kurs

Jumlah

Rp 150.002.000,00 Rp 237.048.431,00 Rp 765.500.000,00 Rp 1.152.550.431,00

Koreksi atas Harga Pokok Penjualan-Biaya Listrik Rp 150.002.000,00

Menurut Terbanding : bahwa pembayaran dimuka beban listrik pada tanggal 31 Desember 2007 untuk listrik Januari 2008 sebesar Rp 150.002.000,00 diperoleh dari perbandingan antara rekening koran dengan ledger dengan mendasarkan prinsip Lower Cost antara rekening koran dan Ledger;

Menurut Pemohon : bahwa tidak diakuinya pembebanan Biaya Listrik bulan Januari 2008, yang pada akhir bulan Desember 2007 telah dipungut oleh PLN melalui pendebetan di Rekening Bank QQ perusahaan yang secara Standar Akuntansi Keuangan maka pendebetan tersebut telah dicatat sebagai Uang muka per 31 Desember 2007 sebesar Rp 150.002.000,00 sehingga baru dijadikan beban listrik di bulan Januari 2008 sedangkan menurut Terbanding beban listrik tersebut adalah beban listrik Desember 2007 sehingga tidak dapat dibiayakan di Tahun 2008;

(2)

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi atas pembebanan Biaya Listrik bulan Januari 2008 yang telah diakui Pemohon Banding sebagai pembayaran dimuka beban listrik pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 150.002.000,00 berdasarkan perbandingan antara rekening koran dengan ledger dengan prinsip Lower Cost.

bahwa Pemohon Banding menyatakan:

berdasarkan Laporan Keuangan Audited Tahun 2007, Pemohon Banding telah membayar di muka atas biaya listrik bulan Januari 2008 yang dipotong melalui pendebetan rekening pada bulan Desember 2007 sehingga pada Neraca per 31 Desember 2007 tercatat sebagai pembayaran uang muka sebesar Rp 150.002.000,00 sedangkan Beban Listrik bulan Januari 2008 adalah sebesar Rp 188.196.620,00 sehingga kekurangan sebesar Rp 38.196.620,00 dibayar melalui pendebetan rekening Bank QQ tanggal 28 Januari 2008,

berdasarkan hasil pemeriksaan Tahun Pajak 2007 selama Tahun 2007 Pemohon Banding tidak pernah membebankan beban listrik sebesar Rp 150.002.000,00 tersebut.

bahwa berdasarkan bukti-bukti dalam persidangan:

pada tanggal 31 Desember 2007 PT Bank QQ melakukan pendebetan atas pembayaran dimuka beban listrik bulan Januari 2008 yang dicacat Pemohon Banding sebagai Uang Muka (Porsekot Biaya),

realisasi besarnya Biaya Listrik Bulan Januari 2008 sebesar Rp 188.198.620,00 sehingga selisihnya sebesar Rp 38.196.620,00 dibayar kas pada tanggal 28 Januari 2008.

bahwa Majelis berpendapat pembayaran Biaya Listrik bulan Januari 2008 sebesar Rp 150.002.000,00 yang telah didebet pada rekening koran Bank QQ pada tanggal 31 Desember 2007 telah dicatat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu sebagai Uang Muka yang merupakan aplikasi dari konsep akrual yang telah diterapkan secara konsisten oleh Pemohon Banding sehingga konsep lower cost antara rekening koran dengan ledger tidak dapat diterapkan.

bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Harga Pokok Penjualan - Biaya Listrik sebesar Rp 150.002.000,00 tidak tepat dan harus dibatalkan.

Koreksi atas Biaya Bunga Pinjaman Rp 237.048.431,00

Menurut Terbanding : bahwa koreksi positif penghasilan (rugi) neto dari luar usaha menurut Terbanding sebesar Rp 1.006.006.222,00, namun setelah diteliti dari data dan dokumen yang diserahkan Pemohon Banding maka sebesar Rp 1.002.600.579,00 tetap dipertahankan karena Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan bukti tanda terima surat perjanjian utang ke Terbanding, berdasarkan Pasal 26A ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cata Perpajakan dinyatakan bahwa "Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan infomasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatannya", berdasarkan hal tersebut, maka Terbanding tetap mempertahankan koreksi sebesar Rp 1.002.600.519,00 sedangkan sisanya sebesar Rp 3.405.643,00 dapat diterima.

Menurut Pemohon : bahwa beban bunga pinjaman dari Rabo Bank tidak diakui oleh Terbanding dengan alasan karena Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti tanda terima surat perjanjian utang kepada Terbanding, dan berdasarkan pasal 26A ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang dinyatakan bahwa "Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data informasi, atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, maka pembukuan, catatan, data, dan informasi atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan" dan berdasarkan itu pula maka Terbanding tidak dapat menerima keberatan Pemohon Banding.

(3)

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Harga Pokok Penjualan - Beban Bunga Pinjaman dari Rabo Bank karena Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti surat perjanjian utang sehingga koreksi telah sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 28 Tahun 2007.

bahwa Pemohon Banding menyatakan:

pada saat pemeriksaan Pemohon Banding menyerahkan fotocopy perjanjian dan tidak dapat menunjukkan aslinya karena force majour (gempa),

pinjaman terjadi pada tanggal 20 Desember 2001 dan diterima Pemohon Banding tanggal 4 Januari 2002,

atas pembayaran bunga pinjaman luar negeri Pemohon Banding memungut dan memotong Pajak Penghasilan Pasal 26,

berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan Tahun sebelumnya sudah dapat diketahui adanya pinjaman luar negeri.

sehingga Beban Bunga Pinjaman telah memenuhi Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 17 Tahun 2000.

bahwa koreksi beban bunga Tahun 2008 sebesar Rp 237.048.431,00 merupakan bunga atas pinjaman Rabo Bank Singapore Tahun 2001 yang diterima Pemohon Banding tanggal 4 Januari 2002 sebesar USD 500,000.00 x Rp 10.405,00 = Rp 5.202.500.000,00.

bahwa berdasarkan penelitian bukti-bukti dalam persidangan berupa surat tanda penerimaan laporan kehilangan barang/surat berharga, credit facility (dalam bentuk certified true copy), rekening koran Bank QQ periode Januari 2002, advis credit tanggal 3 Januari 2002 atas penjualan valas, Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 dan beberapa tahun sebelumnya Majelis berpendapat Pemohon Banding dapat membuktikan alasan Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan asli perjanjian hutang adalah karena force majour dan selanjutnya Pemohon Banding dapat membuktikan arus kas penerimaan hutang.

bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis berkesimpulan biaya bunga pinjaman sebesar Rp 237.048.431,00 termasuk dalam biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai Pasal 6 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan sehingga koreksi Terbanding tidak tepat dan harus dibatalkan.

Koreksi atas Biaya Kerugian Selisih Kurs Rp 765.500.000,00

Menurut Terbanding : bahwa koreksi positif Penghasilan (rugi) Neto Dari Luar Usaha menurut Terbanding sebesar Rp 1.006.006.222,00, namun setelah diteliti dari data dan dokumen yang diserahkan Pemohon Banding maka sebesar Rp 1.002.600.579,00 tetap dipertahankan karena Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan bukti tanda terima surat perjanjian utang ke Terbanding, berdasarkan Pasal 26A ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cata Perpajakan dinyatakan bahwa "Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dan pihak ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesai.an keberatannya", berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tetap mempertahankan koreksi Terbanding sebesar Rp 1.002.600.519,00 sedangkan sisanya sebesar Rp 3.405.643,00 dapat diterima.

Menurut Pemohon : bahwa kerugian Selisih Kurs ini terjadi akibat adanya pinjaman dalam bentuk mata uang asing (USD) yang secara konsisten pada setiap akhir periode tahun buku nilai sisa hutang dalam bentuk valas dicatat dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember Tahun 2008 dan 2007.

(4)

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Biaya Kerugian Selisih Kurs sebesar Rp 765.500.000,00 karena Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti surat perjanjian utang maupun arus kas penerimaan hutang sehingga koreksi telah sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007.

bahwa Pemohon Banding menyatakan:

pada saat pemeriksaan Pemohon Banding menyerahkan fotocopy perjanjian dan tidak dapat menunjukkan aslinya karena force majour (gempa),

pinjaman terjadi pada tanggal 20 Desember 2001 dan diterima Pemohon Banding tanggal 4 Januari 2002,

atas pembayaran bunga pinjaman luar negeri Pemohon Banding memungut dan memotong Pajak Penghasilan Pasal 26,

berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan tahun sebelumnya sudah dapat diketahui adanya pinjaman luar negeri.

sehingga Beban Bunga Pinjaman telah memenuhi Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 17 Tahun 2000.

bahwa koreksi Biaya Kerugian Selisih Kurs Tahun 2008 sebesar Rp 765.500.000,00 merupakan dari perhitungan nilai sisa pinjaman dalam mata uang USD per 31 Desember 2008 dengan Nilai Sisa Pinjaman sebelumnya dengan perhitungan sebagai berikut :

KETERANGAN Saldo Pinjaman (USD)

Kurs Tengah BI tanggal 31

Des (Rp)

Saldo Pinjaman Per akhir Periode

(Rp) Nilai Tercatat pada 31

Desember 2007

500,000.00 9.419,00 4.709.500.000,00 Nilai Tercatat pada 31

Desember 2008

500,000.00 10.950,00 5.475.000.000,00 Kerugian Selisih Kurs -

Tahun 2008

500,000.00 1.531,00 765.500.000,00

bahwa berdasarkan penelitian bukti-bukti dalam persidangan berupa surat tanda penerimaan laporan kehilangan barang/surat berharga, credit facility (dalam bentuk certified true copy), rekening koran Bank QQ periode Januari 2002, advis credit tanggal 3 Januari 2002 atas penjualan valas, Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 dan beberapa tahun sebelumnya Majelis berpendapat Pemohon Banding dapat membuktikan alasan Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan asli perjanjian hutang adalah karena force majour dan selanjutnya Pemohon Banding dapat membuktikan arus kas penerimaan hutang.

bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis berkesimpulan Biaya Kerugian Selisih Kurs sebesar Rp 765.500.000,00 termasuk dalam biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai Pasal 6 Ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan sehingga koreksi Terbanding tidak tepat dan harus dibatalkan.

Memperhatikan : Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan hasil pemeriksaan dan pembuktian di dalam persidangan serta kesimpulan Majelis a quo.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 28 Tahun 2007.

(5)

Memutuskan : Menyatakan Mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor: KEP-172/WPJ.27/0602/2011 tanggal 23 Maret 2011, tentang Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2008 Nomor: 00009/206/08/201/10 tanggal 18 Juni 2010, sehingga perhitungan Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2008 menjadi sebagai berikut :

Uraian Jumlah (Rp)

Peredaran Usaha 6.080.483.634,00 Harga Pokok

Penjualan

3.716.108.438,00 Laba Bruto Usaha 2.364.375.196,00

Biaya Usaha 2.115.644.884,00

Penghasilan Netto 248.730.312,00 Penghasilan (Beban)

Lainnya:

- Penghasilan Lainnya

53.811.496,00 - Beban Bunga

Pinjaman

(237.048.431,00) - Beban Bunga &

Adm Bank

(3.405.643,00) - Beban Selisih Kurs (765.500.000,00) - Beban Imbalan

Pasca Kerja

(163.835.178,00 Jml. Penghasilan

(Beban) Lainnya

(1.115.977.756,00) Laba (Rugi)

Komersial

(867.247.444,00) Koreksi Fiskal:

- Positif 182.852.452,00

- Negatif (5.216.526,00)

Jml. Koreksi fiskal 177.635.926,00 Laba (Rugi) Fiskal (689.611.518,00) Kompensasi

Kerugian

0,00 Penghasilan Kena

Pajak

(689.611.518,00)

PPh Badan Terutang 0,00

Kredit Pajak 13.154.663,00

PPh Badan Kurang/(Lebih) dibayar

(13.154.663,00)

Sanksi Pasal 13 (2) KUP

0,00 PPh Badan

ymh/(Lebih) dibayar

(13.154.663,00)

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena Putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding mengajukan banding atas koreksi Pajak Masukan sebesar Rp.24.896.961,00 dengan alasan Pajak Masukan yang telah Pemohon Banding

Bahwa alasan-alasan peninjauan kembali tersebut tidak dapat dibenarkan, karena pertimbangan hukum dan Putusan Pengadilan Pajak yang menolak Permohonan Banding Pemohon Banding

Bahwa Pemohon Banding juga tidak menyetujui alasan penolakan Terbanding jika dikatakan tidak dapat menjelaskan secara rinci disertai bukti pendukung berkaitan dengan arus dokumen

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.34005/PP/M.XIII/15/2011 tanggal 4 Oktober 2011,

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, meneliti dan mempelajari lebih lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.36702/PP/M.I/16/2012 tanggal

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan sebagian Permohonan banding Pemohon