• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SQUAT PADA OLAH GERAK KAPAL DIALUR PELAYARAN SEMPIT DAN DANGKAL DI KM. BUKIT RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH SQUAT PADA OLAH GERAK KAPAL DIALUR PELAYARAN SEMPIT DAN DANGKAL DI KM. BUKIT RAYA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH TERAPAN

PENGARUH SQUAT PADA OLAH GERAK KAPAL DIALUR PELAYARAN SEMPIT DAN DANGKAL DI KM. BUKIT RAYA

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

RIZKI AULIA FADILA 05.17.041.2.53/N

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2020

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rizki Aulia Fadila

Nomor Induk Taruna : 05.17.041.2.53/ N Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul:

PENGARUH SQUAT PADA OLAH GERAK KAPAL DIALUR PELAYARAN SEMPIT DAN DANGKAL DI KM. BUKIT RAYA

merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ... 2020

Rizki Aulia Fadila

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur atas rahmat dan hidayahnya Allah SWT tuhan semesta alam, karena atas anugerahNya yang ia telah berikan penulis dapat menyelesaikan proposal Karya Ilmiah Terapan ini. Adapun proposal Karya Ilmiah Terapan ini di susun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Pembentukan di Politeknik Pelayaran Surabaya dengan Mengambil judul“Pengaruh Squat Pada Olah Gerak Kapal di Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal di KM. Bukit Raya.”

Penulis sangat menyadari bahwa di dalam proposal Karya Ilmiah Terapan ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik penulisannya, oleh karena itu penulis mengharap koreksi dan saran yang nantinya dapat digunakan untuk menyempurnakan proposal Karya Ilmiah Terapan ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih dan rasa bangga kepada:

1. Capt. Dian Wahdana, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

2. Bapak Daviq Wiratno, S.Si.T,M.T selaku Ketua Jurusan Nautika yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang sangat besar bagi penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

3. Bapak Samuel D. Parerungan, SH. MH selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Novrico Susanto, ST, M.M selaku Dosen Pembimbing II, yang penuh ketekunan dan kesabaran memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan program studi Nautika yang telah memberikan bekal ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

5. Kedua orang tua yang telah membimbing sehingga terselesaikan proposal ini, serta rekan-rekan taruna yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaiakan.

(6)

Disadari bahwa Karya Ilmiah Terapan ini masih banyak kekurangan. Saran dan masukan akan diterima dengan harapan dapat mendukung penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap,Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat untuk menambah wawasan bagi penulis serta bagi pembaca.

Surabaya, 2020

Penulis

Rizki AuliaFadila

(7)

ABSTRAK

RIZKI AULIA FADILA, 2020, Pengaruh Squat Pada Olah Gerak di Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal di KM. Bukit Raya. Dibimbing oleh Bapak Samuel D. Parerungan dan Bapak Novrico Susanto.

Kapal adalah jenis kendaraan laut yang dapat mengangkut penumpang ataupun barang. Disaat kapal melintasi alur pelayaran yang sempit dan dangkal tentunya kapal mengalami kendala, salah satu kendalanya disebabkan oleh squat.

Karenasemakin sempit alur pelayaran maka semakin besar penurunan badan kapal dan akhirnya squat itu semakin besar. Squat adalah pengurangan jarak ruangan under keel clearance (UKC) hingga dasar laut, disebabkan oleh gerakan relatif bentuk badan kapal yang terbenam dalam air. Jika seorang crew kapal kurang memperhatikan dalam hal ini tidak ada yang mustahil kapal akan mengalami pengaruh penghisapan, pengaruh tebing, kandas dan tubrukan. Oleh karena itu ketampilan dan pengamatan crew sangat berpengaruh pada hal ini.

Penelitian dilaksanakan selama masa praktek kerja laut kurang lebih 12 bulan di KM. Bukit Raya. Penulis menyampaikan masalah dengan kualitaif, dimana penelitian untuk memberikan keterangan tentang apa dan bagaimana penelitian dilakukan. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hal yang dapat mempengaruhi squat ada KM. Bukit Raya antara lain: bentuk kapal, kecepatan kapal dan kedalaman perairan tersebut. Tindakan yang tepat apabila terjadinya squat adalah dengan mengurangi kecepatan, karena squat tidak bisa dihindari hanya bisa dikurangi.

Kata kunci : Squat, Olah Gerak Kapal.

(8)

ABSTRACT

RIZKI AULIA FADILA, 2020, Effect of Squat on Motion in Narrow and Shallow Shipping Flow in MV. Bukit Raya. Guided by Mr. Samuel D. Parerungan and Mr. Novrico Susanto.

A ship is a type of marine vehicle that can carry passengers or goods. When the ship crosses a narrow and shallow shipping channel, of course the ship experiences problems, one of the obstacles is caused by the squat. Because the narrower the shipping channel, the greater the decrease in the ship's body and finally the squat gets bigger. Squat is a reduction in the distance of space under keel clearance (ukc) to the seabed, caused by the relative movement of the shape of the ship's body immersed in water. If a ship crew does not pay attention in this case there is nothing impossible that the ship will experience the influence of sucking, cliff influence, runaway and collision. Therefore the appearance and observation of the crew is very influential on this.

The research was carried out during the working period of the sea for approximately 12 months at MV.Bukit raya. The author conveys the problem with quality, where research to provide information about what and how research is done. With data collection techniques using observation, interview and documentation techniques.

Things that can affect the squad at MV. Bukit Raya include the shape of the ship, the speed of the ship and the depth of the waters. The right action if a squad occurs is to reduse speed, because it cannot be avoided that it can only be reduced.

Keywords: Squat, Ship Movement.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN SEMINAR. ... iii

PENGARUH SQUAT PADA OLAH GERAK KAPAL DIALUR PELAYARAN SEMPIT DAN DANGKAL ... iv

KATA PENGHANTAR. ... v

ABSTRAK. ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABLE. ... xii

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

A. Latar Belakang. ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 4

C. Batasan Masalah...4

D. Tujuan Penelitian. ... 4

E. Manfaat Penelitian. ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Landasan Teori ... 6

1. Definisi Pengaruh. ... 6

2. Defnisi Squat ... 7

3. Definisi Olah Gerak Kapal. ... 8

4. Definisi Alur Pelayaran. ... 10

5. Definisi Sempit... 10

6. Definisi Dangkal. ... 11

7. Pengaruh Alur Pelayaran Dangkal Atau Sempit. ... 11

8. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Squat ... 11

9. Tindakan Olah Gerak Kapal Apabila Terjadinya Squat ... 13

10. Mencegah Squat ... 14

11. Efek Efek Terjadinya Squat. ... 15

B. KERANGKA PEMIKIRAN ... 20

(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian. ... 20

B. Lokasi Penelitian. ... 20

C. Sumber Data. ... 20

D. Teknik Analisis Data. ... 21

E. Teknik Pengumpulan Data. ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 26

A. Deskripsi Data. ... 26

B. Analisis Data. ... 29

C. Pembahasan. ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

A. Kesimpulan. ... 40

B. Saran. ... 40

DAFTAR PUSTAKA. ... 42

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 2 Squat Kapal ... 7

Gambar 2. 8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Squat ... 11

Gambar 3. 9 Gelombang Yang Disebabkan Kapal. ... 12

Gambar 4. 11 Situasi Bertemu Pada Perairan Dangkal Dan Sempit ... 15

Gambar 5 .11 Situasi Menyusul Kapal Lain. ... 16

Gambar 6 .11 Kapal Di Belakang Arus. ... 17

Gambar 7 .11 Kapal Berakibat Kandas. ... 18

Gambar 4. 1 KM. Bukit Raya ... 27

Gambar 4. 2 Peta Kalimantan. ... 28

Gambar 4. 3 Look Book KM. Bukit Raya ... 33

Gambar 4. 4 Echo sounder KM.Bukit Raya ... 34

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Review Penelitian Sebelumnya ... 6 Tabel 2. 2 Coefient Block ... 13

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem transportasi laut sangat penting di Indonesia karena seperti yang kita ketahui Indonesia ini terdiri dari beribu ribu pulau kecil yang membentuk daerah yang berbeda-beda. Dari total luas wilayah Indonesia sekitar 75%

merupakan wilah lautan yang posisi geografisnya diampit tiga benua, yaitu benua Asia, Pasifik dan Australia. Sehingga agar dapat menghubungkan dan menjangkau wilayah salah satunya dengan melalui perairan. Sarana transportasi laut adalah jalur utama dalam meningkatkan negara dan mensejahterahkan masyarakat karena tranportasi laut memiliki kelebihan mengangkut barang dan penumpang secara massal dengan murah dan aman.

Negara Indonesia adalah salah satu penghasil sumber daya alam terbesar di Dunia. Sebagai negara dengan sumber daya terkaya Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor sumber daya alam terbanyak. Selain mengirim barang ke dalam dan luar negri sebagai lintasan utama lautan Indonesia terdiri dari pelayaran sempit, luas, ramai dan sepi. Adapun jenis ukuran kapal yang berbeda beda membuat sebagian kapal tidak mampu memasuki sebuah alur pelayaran sempit seperti sungai, canal, selat dan letak dermaga yang memiliki kedangkalan rendah dan ramai. Berhubungan dengan situasi alur pelayaran sempit dan dangkal semakin ramai, hal ini membuat crew kapal terutama para Perwira wajib menguasai sistem navigasi elektronik yang baik, terutama dalam

1

(14)

prosedur pengendalian dan olah gerak kapal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam pengendalian kapal.

Mengolah gerak kapal dapat diartikan penguasaan kapal baik dalam keadaan diam maupun bergerak untuk mencapai tujuan pelayaran aman dan efisien, dengan mengunakan sarana yang ada di kapal itu seperti mesin, kemudi, dan lain-lain. Pada kasus yang terjadi masih banyak aspek yang harus diperhatikan pada saat manouver olah gerak kapal agar dapat terhindar dari kandas, tubrukan kecil atau gesekan dengan kapal pada saat berhadapan atau melewati kapal di alur pelayaran.

Pada dasarnya ada dua yang mempengaruhi olah gerak kapal yaitu dari luar dan dari dalam. Faktor dari dalam adalah semua hal yang bersangkutan dengan kapal dan mesin yang dipakai pada saat berolah gerak, jadi bisa dipastikan jika ada gangguan yang disebabkan oleh faktor dalam karena masalah dari dalam kapal tersebut, contohnya bentuk, ukuran kemudi, sarat kapal, pembagian muatan, berkerjanya baling baling, dan lain-lain .

Sedangkan untuk faktor pengaruh dari luar adalah faktor yang datangnya dari luar kapal, mencangkup dua hal penting yaitu keadaan laut dan keadaan perairan. Dua hal ini perlu dipahami mengiat keterbatasan kemampuan kapal menghadapi perairan yang berbeda-beda. Serta gerakan kapal di air juga memerlukan ruang gerak yang cukup. Dalam hal ini olah gerak memerlukam pengalaman dan pengetahuan teori yang memadai karena beberapa kecelakaan kapal yang terjadi disebabkan oleh faktor perairan, cuaca, peralatan yang kurang memadai beserta manusianya.

(15)

Papua - Kapal Motor (KM) Tatamailau milik Pelni yang berlayar dari Agats, Kabupaten Asmat menuju Pelabuhan Poumako, Kabupaten Mimika kandas di Perairan Sungai Iwinia saat menuju Dermaga Pelabuhan Nusantara Pomako, Mimika, Senin (2/2/2015) sekitar pukul 07.50 WIT. Akibat kejadian ini, ratusan penumpang resah dan harus bertahan diatas kapal, akhinya sejumlah penumpang yang tak sabar hendak turun terpaksa menyewa perahu nelayan. Kepala Syahbandar Pelabuhan Nusantara Poumako, Jemmy Samori ketika dihubungi mengatakan penyebab kandasnya KM Tatamailau akibat air surut di Sungai Iwania hanya setinggi empat meter dari dasar sungai. “Posisi kapal sudah menuju ke dermaga, kapal tidak mampu melawan arus dan hempasan angin yang cukup kencang dari barat sehingga kapal terdorong ke tepi sungai dangkal. Saat itu air sungai juga sedang surut sehingga kandas di lumpur,” ungkap Jemmy. (detiknews, 2015).

Seperti pada berita diatas yang terjadi pada Kapal Motor (KM) Tatamailau di Perairan Sungai Iwinia. Dari peristiwa rersebut maka penulis mengambil kesimpulah bahwasanya jika under keel cleanrance kecil maka kapal dapat kandas. Penyebab hal ini adalah penurunan yang sejajar dan trim yang baru (squat).

Dalam hal ini squat yang mempengaruhi olah gerak kapal merupakan hal yang sangat penting dalam proses pelayaran agar tidak terjadi hal-hal yang bisa menimbulkan suatu gangguan aktivitas dialur pelayaran, maka penulis mengambil judul: “ PENGARUH SQUAT PADA OLAH GERAK KAPAL DIALUR PELAYARAN SEMPIT DAN DANGKAL”.

(16)

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, dapatlah diambil masalah tentang squat pada olah gerak kapal agar tidak terjadi sesuatu peristiwa yang tidak diinginkan, maka timbul beberapa pertanyaan yaitu:

1. Hal apa saja yang mempengaruhi squat diperairan sempit dan dangkal pada KM. Bukit Raya?

2. Bagaimana tindakan olah gerak apabila terjadi squat di KM. Bukit Raya?

C. Batasan Masalah

Agar pokok bahasan dalam karya ilmiah terapan ini tidak meluas, maka dalam pembahasan ini hanya membahas masalah pengaruh squat pada olah gerak kapal di sebabkan pelayaran sempit dan dangkal.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui apa saja hal hal yang mempengaruhi squat diperairan sempit dan dangkal di KM. Bukit Raya.

2. Mengetahui bagaimana tindakan olah gerak yang tepat dalam mengatasi terjadinya squat di KM. Bukit Raya.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis diharapkan pembaca mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi olah gerak kapal yang disebabkan squat agar pembaca dapat memahami bagaimana cara yang tepat agar bisa terhindar dari bahaya tubrukan, kandas, dan lain lain.

(17)

Manfaat praktis diharapkan pembaca dan seluruh awak kapal agar benar benar bisa menjalani tugas dengan baik dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat pempengaruhi squat pada saat berolah gerak agar lebih hati hati dan waspada.

Manfaat bagi penyusun untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam dunia perkapalan, khususnya dalam pengetahuan tentang olah gerak kapal.

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Review Penelitian Seelumnya

Beberapa penulis telah melakukan penelitian tentang olah gerak kapal.

Berikut penulis berikan salah satu penlitian aslinya:

Table 2.1 Review penelitian sebelumnya

NO PENULIS JUDUL

PENELITIAN

MASALAH HASIL

1 Agung Eka Putra (2016)

Olah gerak kapal di MT. Anggraini Exellent

Mengapa kapal MT.

anggraini Exellent saat memasuki alur pelayaran sungai kapuas mengalami keterbatasan olah gerak?

Ada beberapa faktor yang adapat

mempengaruhi oalah gerak kapal antara lain: kemampuan olah gerak kapal, kedalaman sungai, lebar sungai, pasang surut, arus dan angin, gelombang dan kabut.

B. Landasan Teori

1. Definisi Pengaruh

Pengertian kata pengaruh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747), kata pengaruh yakni “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang”.

6

(19)

Ada juga pengertian pengaruh yang lain “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud, 2001:845).

WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731).

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada.

2. Definisi Squat

Squat adalah pengurangan jarak ruangan under keel clearance (ukc)

hingga dasar laut, disebabkan oleh gerakan relatif bentuk badan kapal yang terbenam dalam air. Dibandingkan dengan posisi netral, badan kapal terbenam lebih dalam ke dalam air dan pada waktu yang sama pada trim.

Jumlah dari bertambahnya trim disebut squat. Squat terjadi ketika sebuah kapal laju terhadap air atau sebuah kapal tidak laju tetapi hanyut dalam aliran air (arus). Fenomena squat telah lama diketahui orang. Tetapi untuk dunia pelayaran menjadi lebih relevan baru-baru ini karena kapal-kapal dalam waktu cepat tumbuh dibangun dalam dimensi lebih besar dan kecepatan lebih tinggi.

(20)

Gambar 2. 1 Squat Kapal

Sumber: https://slideplayer.info/slide/3087866/

3. Definisi Olah Gerak Kapal

Kapal merupakan sarana transportasi laut yang pada umumnya dioperasikan oleh perusahaan pelayaran baik itu yang sifatnya sebagai pemilik. Kapal adalah mencakup setiap jenis kendaraan air dalam bentuk apapun yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau diPandu termaksud kapal tanpa benaman dan pesawat terbang laut yang digunakan sebgai sarana angkutan di air (E.W. Manikome, 2000).

Olah gerak kapal adalah kemampuan sebuah kapal untuk merubah kedudukannya dari suatu tempat ke tempat yang lain yang dikehendaki.

Kemampuan tersebut didasarkan pada yang berkerja pada kapal, sifat dan dimana kapal tersebut berkerja, pengaruh luar dan dalam yang dapat mempengaruhi olah gerak tersebut.

Pengaruh terhadap olah gerak kapal dari dalam ada dua:

a) Sifat tetap : -Bentuk kapal

-Tenaga pendorong/mesin

(21)

-Baling-baling -Kemudi

b) Sifat tidak tetap : -Sarat/draft kapal -Trim dan list kapal -Keadaan pemuatan -Karang kapal (teritip)

Selain faktor dalam adapun faktor dari luar kapal yang disebabkan oleh angin, ombak, dalam dan lebarnya perairan, jarak dengan kapal lain dan arus.

Selain adanya faktor yang mempengaruhi olah gerak kapal dari luar adapun yang dari dalam meliputi sarana atau semua peralatan yang dipergunakan untuk olah gerak kapal. Sarana itu meliputi:

a) Badan kapal b) Muatan kapal

c) Bentuk kemudi kapal d) Tenaga penggerak utama e) Dan lain lain

Keharusan bagi nahkoda untuk mengetahui dengan baik faktor dalam yaitu tenaga tenaga yang mempengaruhi kapalnya sendiri sehingga dengan demikian nahkoda dapat menggunakan mesin, baling-baling dan kemudi serta pengaruhnya terhadap keadaan sekitarnya misalnya pengaruh angin dan arus dapat dipergunakan sebaik-baiknya dalam mengolah gerak.

(22)

4. Definisi Alur Pelayaran

Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari oleh kapal di laut, sungai atau danau. Alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk-pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang. Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal masuk ke kolam pelabuhan, oleh karena itu harus melalui suatu perairan yang tenang terhadap gelombang dan arus yang tidak terlalu kuat.

Penguasa pelabuhan berkewajiban untuk melakukan perawatan terhadap alur pelayaran dan pengendalian penggunaan alur. Persyaratan perawatan harus menjamin: keselamatan berlayar, kelestarian lingkungan, tata ruang perairan dan tata pengairan untuk pekerjaan di sungai dan danau.

5. Definisi Sempit

Maksud dan arti kata sempit berdasarkan KBBI dan berbagai sumber Sempit adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Arti dari sempit dapat masuk ke dalam jenis kiasan sehingga penggunaan sempit bukan dalam arti yang sebenarnya. Sempit memiliki arti dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga sempit dapat mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik.

(23)

6. Definisi Dangkal

Maksud dan arti dangkal berdasarkan KBBI, dangkal [dang.kal]

kata adjevtiva (kata sifat) yang berarti tidak dalam; tohor; cetek ataupun arti belum [aham atau belum mendalam benar (tentang pengetahuan); belum meresap benar (kata kiasan).

7. Pengaruh Perairan Dangkal Atau Sempit

Berikut pengaruh dari dangkal atau sempit dari sebuah alur pelayaran:

a) Pada kapal yang melaju maka akan timbul gelombang haluan yang tinggi, bagian tengah akan timbul lembah gelombang dan dibelakang timbul gelombang buritan yang tinggi yang akan mengalir kesamping kemudian ikut mengalir searah dengan kapal.

b) Pada kapal yang memasuki perairan dangkal dan sempit, maka akan terjadi pengurangan jarak antara dasar dan lunas.

c) Pada kapal yang memasuki perairan sempit jarak bebas semakin kecil.

d) Resiko tubrukan lebih besar.

8. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Squat

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi ukuran Squat : a) Keadaan perairan

b) Kecepatan kapal terhadap air c) Koefisien balok kapal (Cb)

Bersangkutan juga dengan kapal sedang berlayar dalam perairan yang dangkal dan tidak terbatas atau dalam perairan yang terbatas (selat, sungai).

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah jarak dari dasar kapal lebih

(24)

rendah ke dasar perairan memungkinkan suatu daftar yang mungkin dari kapal atau gelombang besar yang dihasilkan dalam dorongan dan gerakan maju baling-baling kapal. Sekalipun faktor-faktor ini semua dipertimbangkan tetap ada suatu resiko yang disebabkan karena informasi yang meragukan tentang kedalaman air dan kecepatannya. Disebabkan pengaruh berubahnya geografi laut lokal tinggi air mungkin berbeda pada peta-peta yang ada dan data pasang surut atau bentuk dasar sungai atau selat yang telah berubah.

Gambar 2. 2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Squat

Sumber: http://www.pelaut.xyz/2017/11/olah-gerak-pengendalian-kapal.html

(25)

9. Tindakan Olah Gerak Kapal Apabila Terjadi Squat

Gambar 2. 3 Gelombang yang disebabkan kapal

Sumber: http://www.pelaut.xyz/2017/11/olah-gerak-pengendalian-kapal.html

Suatu kecepatan membuat kapal menekan suatu masa dari air di depan haluannya. Air ini harus mengalir balik di bawah dan pada samping kapal (aliran balik) untuk menggantikan air yang dipindahkan oleh badan kapal. Dalam perairan dangkal dan sempit kecepatan partikel-partikel air dari aliran bertambah di mana menghasilkan suatu tekanan turun (Hukum Bernoulli).

Squat terjadi bila kapal mendekati perairan dangkal dan terasa

perubahan perubahan dasar, berikut harus diperhatikan : perubahan pola ombak diburitan dan haluan kapal. Kemudi berkurang dan kapal menjadi sulit ketika melaksanakan olah gerak. Putaran mesin induk berkurang secara nyata dalam perairan terbatas lebih nyata dari pada dalam sisi alur tak terbatas.

Kecepatan kapal berkurang, dalam pelayaran terbatas lebih nyata dari pada

(26)

dalam sisi alur pelayaran tak terbatas. Terjadi cukup besar geseran geseran pada bangunan kapal yang dapat dirasakan.

10. Mencegah Squat

Semakin sempit alur pelayaran maka semakin besar penurunan badan kapal dan akhirnya squat itu semakin besar. Jika kecepatan dikurangi maka squat itu semakin kecil. Squat diperairan dangkal.

S = 2Cb x V² meter 100

Cb : Coefficient block V : kecepatan kapal

Beberapa coefient block kapal

Table 2.2 Coefient Block

Vessel Type Cp

ULCC 0,900

VLCC 0,827

AVERAGE SIZE TANKER 0,800

FREIGHTER 0,700

PASSANGER SHIP 0,625

CONTAINER SHIP 0,550

(27)

TUGS 0,500

Sumber: https://slideplayer.info/slide/3087866/

Contoh:

Sebuah kapal kapal disungai memiliki kecepatan 12 knot cb. Kapal tersebut 0,800, tentukan besarnya squat?

S = 2Cb x V² meter 100

S = 2(0,800) x 12² meter 100

jadi squat antara kapal dengan sungai tersebut sebesar 2,30 mtr

Bagaimana mencegah squat? Hanya tindakan yang efektif dengan aba-aba kapal untuk meminimalkan atau mengurangi memulainya squat adalah ‘segera kurangi kecepatan’. Nilai squat berubah sekitar seperempat kecepatan kapal terhadap air. Dengan pengurangan kecepatan terhadap air sekitar ‘setengah’, squat berkurang sekitar seperempat.

11. Efek Efek Terjadinya Squat

Keadaan perairan merupakan faktor luar yang mempengaruhi squat. Maka jika kapal tersebut dipengaruhi oleh squat yang membuat efek terhadap kapal diantaranya ada 2 yaitu pengaruh penghisapan dan pengaruh tebing atau tepi alur terhadap kapal.

(28)

Gabungan dari kedua pengaruh ini pada kapal yang melayari alur pelayaran sempit, dapat mengakibatkan kedua haluan kapal tersebut cenderung bergerak menuju tepi alur yang berada disebelahnya (berlawanan).

Pengaruh pengisapan tebing: Hal ini terjadi karena adanya pengisapan baling-baling, terutama twin screws serta tekanan air disisi badan kapal yang tidak seimbang, yang menyebabkan permukaan air antara lebih rendah dari sisi lain, maka buritan kapal akan terhisap ketepi alur.

Pengaruh penolakan tebing: Pada waktu mesin maju, permukaan air antara haluan kapal dan tepi alur, lebih tinggi dari sisi lain, sehingga haluan kapal ditolak menjauhi tepi alur. Gabungan dari kedua pengaruh ini, pada kapal yang melayari alur pelayaran sempit, dapat mengakibatkan kedua haluan kapal tersebut cenderung bergerak menuju tepi alur yang berada disebelahnya (berlawanan).

Jika Bertemu dengan kapal lain diperairan sempit dan dangkal akan teterjadi penurunan permukaan air, disebelah luar dari kedua kapal, sehingga bagian bawah kapal akan saling mendekati.

Gambar 2. 4 Situasi Bertemu Pada Perairan Dangkal Dan Sempit

Sumber: https://docplayer.info/33670525-Analisis-olah-gerak-kapal-pada-saat- memasuki-alur-pelayaran-sempit-dan-dangkal-capt-sutini-abstrak.html

(29)

Jika menyusul kapal lain diperairan sempit dan dangkal akan terjadi penurunan permukaan air, diantara kedua kapal sehingga bagian atas kapal akan saling mendekati.

Gambar 2. 5 Situasi Menyusul Kapal Lain

Sumber:https://docplayer.info/33670525-Analisis-olah-gerak-kapal-pada-saat-memasuki-alur- pelayaran-sempit-dan-dangkal-capt-sutini-abstrak.html

Jika kapal berada di suatu tikungan yang tajam, arus disisi luar biasanya berjalan lebih cepat dari pada ditengah maupun disisi dalam alur.

Harus diingat pula bahwa disisi dalam alur akan timbul pusaran pusaran air atau arus balik (counter current). Sebelum kapal melayari suatu tikungan seperti ini, maka perlu dapat diketahui terlebih dahulu bekerjanya arus, jika perlu arus dapat digunakan untuk membantu olah gerak kapal. Olah gerak kapal yang terbaik adalah menentang arus, karena kapal dapat dihentikan dengan segera jika perlu. Sedangkan kapal yang berlayar mengikuti arus, akan memungkinkannya untuk lebih cepat sampai ketempat tujuan.

Pengaruh pengisapan buritan dan penolakan haluan kapal yang terjadi jika melayari dekat tepi alur, dapat digunakan sebagai alat untuk membantu pada waktu kapal belok ditikungan. Dalam hal membelok ditikungan dengan arus dari depan,

(30)

Dalam hal membelok ditikungan dengan arus dari belakang, usahakan untuk mendekati sisi dalam tikungan, dengan memanfaatkan arus balik, kapal akan terbawa ketengah alur, harus dijaga, karena biasanya disisi dalam tikungan terdapat sisi yang dangkal. Kemungkinan dapat terjadi jika melayari tikungan dengan arus dari belakang :

Gambar 2. 6 Kapal Di Belakang Arus

Sumber: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-

Undergraduate-5121-4201100038- bab2.pdf

• Kapal berada terlalu dekat kesisi dalam tikungan : Pada waktu kapal membelok, akan dipengaruhi oleh arus putar dan arus balik disisi dalam alur, sehingga kapal hanyut mengikuti arus dan gerakan membelok kapal menjadi terlalu cepat.

• Kapal berada terlalu dekat kesisi luar tikungan : Jika terlambat membelokkan kapal, dapat mengakibatkan buritan terlempar ketepi dan kemudi akan kandas. Jika terlalu cepat membelokkan kapal, maka pengaruh penolakan haluan menjauhi tepi alur dan dorongan arus dari belakang, akan

(31)

membawa keseluruh badan kapal ketepi alur, dan juga dapat mengakibatkan kekandasan.

Gambar 2. 7 Kapal Berakibat Kandas

Sumber:http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-5121-4201100038-bab2.pdf

(32)

Judul

Pengaruh Squat Pada Olah Gerak Kapal Dialur Pelayaran Sempit dan Dangkal di KM. Bukit Raya.

Penyebab

Penurunan jarak ruang under kell clearance hingga dasar laut.

Utama Lain lain

Keadaan air Jarak kapal

Kecepatan kapal Baling baling kapal

koefisien balok Berubahnya geografis

laut

Kurangnya pengetahuan Perwira dan awak kapal

Memenuhi faktor faktor diatas

Kurangnya pengawasan Perwira dan awak kapal

Mengapa Terjadi Faktor Faktor

Penanganan

Meningkatkan pengetahuan setiap Perwira dan awak kapal pada saat berolah gerak terutama

squat pada perairan sempit dan dangkal agar terhindar dari kandas

Masalah

Sering Terjadinya Peristiwa Kandas di Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal Yang Disebabkan Oleh Squat Yang

Tidak Disadari.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan kaidah-kaidah yang diambil dari teori-teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas, selain itu penulis juga menggunakan pendekatan lapangan yang telah penulis laksanakan selama praktek laut dengan cara mengamati dan terjun langsung dalam proses pelaksanaan kerja olah gerak di atas kapal.

B. Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian, pada saat penulis melaksanakan Praktek Layar (PRALA) selama kurang lebih 12 bulan..

2. Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian di KM. Bukit Raya.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006 : 123). Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan penulis teliti. Perlunya sumber data yang akan memeberikan informasi diantaranya yaitu :

26

(34)

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, melalui narasumber yang tepat dan yang dijadikan responden dalam penelitian penulis.Yaitu hasil observasi langsung terhadap keselamatan crew dalam kegiatan pekerjaan mengolah gerak kapal. Dalam melengkapi pengamatan juga dilakukan wawancara- wawancara dengan Nakhoda dan chief .Pengamatan harus bervariasi atau dikombinasikan dengan wawancara, disesuaikan dengan situasi saat pengamatan dan kondisi yang ada.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara, atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari buku-bukuyang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi sertain formasi lain yang didapat.

D. Teknik Analisis Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2009:225) cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data. Untuk memperoleh data dilapangan yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka penulis menggunakan teknik sebagai berikut :

(35)

1. Metode Observasi

Menurut Margono (1997:158), mendefinisikan observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode ini dilakukan melalui pengamatan langsung pada objek yaitu kapal, dalam hal ini adalah olah gerak kapak terutama pada squat, kendala yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi kendala tersebut.

Tujuannya adalah agar mengerti akan keadaan objek yang dijadikan topik yaitu squat kapal dalam pekerjaan secara menyeluruh dan langsung, untuk memberi kesesuaian antara keterangan-keterangan yang diperoleh dengan yang sebenarnya terjadi. Metode ini dilakukan berdasarkan pengalaman selama praktek di kapal.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang dilakukan seseorang saling berhadapan dan saling menerima serta memberikan informasi. Dalam metode wawancara, data-data yang diperoleh adalah bersumber dari seorang ahli ataupun yang berkompeten dalam suatu masalah ataupun pihak-pihak yang bersangkutan dengan materi yang disusun oleh penulis.

(36)

3. Metode Dokumentasi

Pengumpulan data dengan dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catata, buku surat kabar, dan sebagainya.

Data yang akan dicari dapat berupa arsip-arsip tertulis, guna mengetahui Panduan sistem kerja yang terjadi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data yang diperoleh kedalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan di interpretasikan, yang pada hakekatnya merupakan upaya mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Sesuai dengan penelitian deskriptif, maka data akan diuraikan sedetail mungkin dengan uraian-uraian kualitatif. Artinya dari data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam. Data yang ada dianalisis serinci mungkin dengan jalan mengabstraksikan secara tateliti setiap informasi yang diperoleh selama dilapangan, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang memadai.

Menurut Sarwono (2006:239), prinsip pokok teknik analisis kualitatiflah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. Dalam hal ini setelah seluruh data dari hasil penelitian diperoleh, dilaksanakan teknik analisa data.

Menurut Lexy J. Moleong (2006:288), dalam penulisan kit ini penulis menggunakan 3 macam metode analisa data :

(37)

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengkoordinasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan mudah dipahami yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan.

3. Menarik Simpulan atau Verifikasi

Menarik simpulan merupakan kemampuan seorang peneliti dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama penelitian berlangsung.

Metode analisis data yang penulis gunakan dalam dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, dimana data-data yang diperoleh selama penelitian berlangsung disusun secara sistematis dan teratur, kemudian penulis akan membuat analisis Agar diperoleh kejelasan tentang masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Alasan penulis membuat analisis kualitatif adalah supaya dalam penelitian ini diperoleh pengertian dan pemahaman tentang masalah agar dapat menjelaskan suatu kebenaran.

(38)

Dari data-data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penulis menganalisis data tersebut sehingga dapat diperoleh mengenai pembahasan masalah-masalah yang didapat, kemudian dari pembahasan masalah tersebut dapat diambil kesimpulannya dan penulis dapat memberikan saran-saran yang diperlukan.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ridwan, M.B.A, M.Pd. (1999) Proposal Penelitian. Bandung:ALFABETA.

Hamid Patilima (1999) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:ALFABETA.

Capt. Sjefudin & Capt. M.R. Saimima (2018) Olah Gerak & Pengendalian Kapal.

Semarang: Djangkar.

SlidePlayer (2019) Squat Kapal. https://slideplayer.info/slide/3640332/

Diakses: 10 Mei 2019

BP2IP (2007), Olah Gerak kapal. Surabaya: Politeknik Pelayaran Surabaya.

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA (2016). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan. Surabaya: Tim Penyusun Poltekpel SBY.

Detikcom (2015). Kapal Tatamailau kandas.

https://news.detik.com/berita/d-2821525/kapal-pelni-tatamailau-kandas- ratusan-penumpang-terlantar-di-timika-papua

Diakses: 24 Juni 2019

DocPlayer.info (2019). Olah Gerak Kapal Pada Saat Memasuki Alur Pelayaran Sempit Dan Dangkal.

https://docplayer.info/33670525-Analisis-olah-gerak-kapal-pada-saat- memasuki-alur-pelayaran-sempit-dan-dangkal-capt-sutini-abstrak.html

Diakses: 8 Mei 2019

Blog Pelaut (2017). Olah Gerak Dan Pengenalian Kapal.

(40)

https://docplayer.info/33670525-Analisis-olah-gerak-kapal-pada-saat- memasuki-alur-pelayaran-sempit-dan-dangkal-capt-sutini-abstrak.html

Diakses: 9 Mei 2019.

Travel 7 saudara (2020). Jadwal kapal pelni KM.Bukit Raya

https://www.7saudara.com/jadwal-harga-tiket-kapal-pelni-km-bukit-raya/

Diakses: 23 September 2020.

Blog pelaut (2020). echosounder

http://amuchtarom51.blogspot.com/2014/06/vbehaviorurldefaultvmlo.html

Diakses: 30 September 2020

Gambar

Table 2.1 Review penelitian sebelumnya
Gambar 2. 1 Squat Kapal
Gambar 2. 2  Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Squat
Gambar 2. 3 Gelombang yang disebabkan kapal
+5

Referensi

Dokumen terkait