• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL ALAT MESIN PASCA PANEN II DISUSUN OLEH : ISTI KHOIRIYAH, SP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL ALAT MESIN PASCA PANEN II DISUSUN OLEH : ISTI KHOIRIYAH, SP"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT MESIN PASCA PANEN II

DISUSUN OLEH :

ISTI KHOIRIYAH, SP

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM

Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Mengoperasikan Mesin Penggiling Gabah

B. TUJUAN KHUSUS

Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Mengoperasikan Mesin Penggiling Gabah ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Menyiapkan mesin penggiling gabah dan perlengkapan yang akan digunakan 2. Memeriksa kesiapan mesin penggiling gabah

3. Menyiapkan bahan yang akan digiling 4. Mengoperasikan mesin penggiling gabah

(3)

BAB II MENYIAPKAN MESIN PENGGILING GABAH DAN PERLENGKAPAN YANG AKAN DIGUNAKAN

1. Mesin penggiling gabah dan perlengkapannya diidentifikasi sesuai dengan spesifikasi teknis dan kapasitasnya

Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian mapun seluruhnya agar menhasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras.

Gabah yang habis dipanen biasanya tingkat kadar air sekitar 22% sampai 25% basis basah. Gabah dengan kadar air demikian tidak dapat langsung digiling karena kulitnya masih cukup basah sehingga sukar pecah dan terkupas. Oleh karena itu gabah perlu dikeringkan hingga kadar airnya berkisar 14% basis basah. Untuk itu perlu dilakukan pengeringan gabah yang biasanya dilakukan melalui proses penjemuran. Pengeringan juga dapat dilakukan menggunakan berbagai tipe

alat pengering mekanis yang biasanya dioperasikan oleh penggilingan padi berskala besar.

Untuk dapat memperoleh hasil penggilingan yang maksimal perlu memahami unit- unit komponen dan mesin penggilingan padi. Ada beberapa model penggilingan padi, yaitu :

a. Penggilingan padi secara manual.

Penggilingan dengan menggunakan tangan yaitu dengan menggunakan lesung dan alu. Cara penggilingan ini berbasis gesekan antara biji dengan biji, yaitu dengan cara gabah yang ada di lesung ditumbuk dengan alu. Pembersihan dilakukan diakhir penggilingan dengan penampian dengan menggunakan tampi.

Cara ini membuat kehancuran beras tinggi sehingga rendemen yang dicapai rendah. Alat tradisional ini bisa menggiling padi kurang dari 5 Kg, dalam sekali giling dengan waktu kurang lebih 15 sampai 20 menit.

(4)

Kelebihan alat tradisional ini adalah, padi tumbuk aroma wangi beras dapat terjaga serta rasanya juga jauh lebih gurih. Menggunakan tumbuk padi ini presentase gabah menjadi beras juga lebih banyak dari pada penggilingan modern seperti yang ada di pabrik penggilingan maupun penggilingan keliling.

Gambar : mesin penggilingan 1 phase Cara kerja alat tradisional ini adalah sebagai berikut : 1) Taruh gabah di atas lesung

2) Pukulkan alat penumpuk padi (alu) ke arah lesung

3) Lakukan langkah 1 dan 2 sampai kulit gabah tersebut pecah.

4) Setelah selesai gabah dan melanjutkan proses selanjutya.

Cara perawatan alat tradisional ini adalah sebagai berikut :

1) Apabila alat tersebut sudah habis dipakai sebaiknya dibersihkan dari sisa-sisa padi yang selesai ditumbuk

2) Alat ditaruh di tempat yang kering dan tidak lembab agar alat tersebut tetap awet dan tidak hancur tidak dimakan rayap

b. Penggilingan padi dengan mesin satu step (single phase/ satu phase) Penggilingan dengan system gesekan logam yaitu unit pengupasan dan unit penyosohan berada dalam satu mesin mesin penggiling model ini biasa

(5)

dinamakan rice milling unit (RMU). Gabah masuk penggilingan dan keluar sudah dalam bentuk beras giling.

Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (singgle phase process).

RMU rata-rata mempunyai kapasitas giling kecil yaitu antara 0,2 hingga 1 ton/jam, walau mungkin sudah ada yang lebih besar lagi.

Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai mesin tunggal dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang terdiri dari beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja secara harmoni dengan tenaga penggerak tunggal. Di dalam RMU sesungguhnya terdapat bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian mesin yang berfungsi memisahkan beras pecah kulit (BPK) dan gabah dari sekam lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan, bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang berfungsi melakukan pemisahan berdasarkan jenis fisik beras (beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir). Kesemua fungsi tersebut dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan mudah digunakan.

Keterangan 10. Kipas Penghembus Sekam

(6)

1. Paddy Hopper 2. Screen (saringan) 3. Hulling Head 4. Winnower

5. Ruang Beras Pecah Kulit 6. Ruang Pemutih Beras 7. Pintu Keluar Beras Putih 8. Pengatur Keluaran Beras

9. Pintu Beras Darurat (Over Flow)

11. Kipas Polisher 12. Corong Sekam 13. Pulley Utama

14. Feed Shutter Pengupas Gabah 15. Feed Shutter Pemutih Beras 16.Tuas Penggerak Saringan 17.Lager Penggerak Saringan 18. Saringan Gabah

19. Saringan Menir Gambar : mesin penggilingan 1 phase

c. Penggilingan padi dengan mesin dua step (double phase/ dua phase) Mesin pengupas/ pemecah kulit gabah (huller/husker) dan mesin penyosoh/ pemoles/Pemutih (polisher) terpisah atau tidak dalam satu mesin.

Rendemen giling bisa mencapai 60-65 %.

Gambar : mesin penggilingan 2 phase d. Penggilingan padi dengan mesin multi pass.

Sebenarnya dengan menggunakan dua mesin utama penggilingan gabah (mesni pengupas kulit gabah dan mesin penyosoh), hasilnya sudah berupa beras putih yang siap untuk dimasak. Namun untuk mendapatkan hasil penggilingan yang lebih baik, beberapa pabrik penggilingan gabah menambah beberapa mesin tambahan. Mesin tambahan tersebut antara lain: Pembersihan gabah kotor (paddy

(7)

cleaner); Mesin pemisah gabah (separator); Mesin pemisah beras kepala, beras patah dan menir (shifter, grader).

Perpindahan bahan yang diolah dari mesin yang satu ke mesin berikutnya bisa secara manual atau dengan menggunakan alat/mesin pemindah bahan (elevator)

Gambar : Bagan Penggilingan padi dengan mesin multi pass

(8)

Gambar : Rangkaian mesin penggilingan padi

Penentuan jenis dan kombinasi mesin penggilingan paling tepat sangat ditentukan oleh kapasitas yang dibutuhkan, jenis, varietas dan sifat gabah, mutu beras putih yang diharapkan serta biaya.

Bagian komponen mesin penggiling gabah, terdiri dari : a. Pembersihan gabah kotor (paddy cleaner)

Saat panen biasanya gabah langsung di jemur hingga kering, namun kadang- kadang sebelum gabah disimpan/digiling, gabah akan dibersihkan terlebih dahulu. Cara pembersihan gabah bisa dilakukan secara tradisional atau menggunakan mesin pembersih gabah (paddy cleaner).

Pembersihan secara tradisional (nyilir-Jawa) dilakukan hanya dengan menggunakan tampah (tempayan dari bambu). Nyilir dilakukan dengan bantuan angin alam yang berhembus. Dalam perkembangannya nyilir dilakukan dengan bantuan angin dari sebuah alat kipas angin besar. Selain untuk membersihkan gabah,nyilir dilakukan agar padi kering merata saat dijemur.

(9)

Gambar : Pembersihan secara tradisional (nyilir-Jawa)

Alat yang digunakan adalah penghembus/blower (gabah kosong, jerami, dan lain- lain), saringan kasar (batu, kerikil, paku, dan lain-lain), saringan halus (pasir) serta penarik logam. Gabah yang bersih akan membantu kinerja husker pecah kulit, karena kotoran (jerami, daun, ranting) akan mengganggu kerja Rubber roll di dalam mesin Husker pecah kulit. Bahannya gabah kotor; sehingga dihasilkan gabah bersih.

(10)

Keterangan :

1. Pemasukan gabah (hopper)

2. Kerangka pembersih gabah (cleaner)

3. Pully penggerak kipas (blower)

4. Pengeluaran kotoran

Gambar : Pembersihan gabah

b. Mesin Pengupas/ pemecah kulit gabah (huller/husker).

Mesin Pengupas ini membersihkan kulit gabah/ sekam yang tercampur dalam beras pecah kulit. Mesin pengupas yang tersedia adalah jenis Engelberg, jenis rol karet, jenis under runner stone disc dan jenis sentrifucal. Mesin Pengupas merupakan salah satu mesin utama dari sistem penggilingan padi 2 phase.

Mesin pengupas gabah yang paling umum digunakan saat ini adalah jenis roll karet, karena daya guna yang tinggi, efisien, mudah digunakan dan sederhana perawatannya. Terdapat 2 buah rol karet yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak antara 2 rol karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya 2/3 besarnya gabah. Diameter kedua rol karet sama, dengan ukuran bervariasi 300 - 500 mm dan lebar 120-500 mm.

Rol yang berputar dengan kecepatan tinggi dinamai rol utama, sedangkan rol lainnya dinamakan rol pembantu. Rol utama juga disebut fixed roll karena dipasang pada suatu poros stasioner, sedangkan rol pembantu disebut movable roll karena posisinya dapat digeser untuk mengatur jarak antara kedua rol. Rol utama berputar dengan kecepatan sudut 1050 rpm, sedangkan rol pembantu berputar dengan kecepatan 800 rpm, atau kira-kira 24% lebih lambat daripada rol utama.

Rol utama yang berputar lebih cepat biasanya mengalami keausan yang lebih cepat. Untuk alasan ekonomis, daripada mengganti dengan rol baru, akan lebih baik menukar kedua rol, yaitu rol pembantu menjadi rol utama dan rol utama

(11)

menjadi rol pembantu. Selanjutnya rol utama akan aus lebih cepat, sehingga diameter kedua rol akan cenderung menjadi sama. Setelah kedua rol menjadi sangat aus, yaitu bagian rol karet sudah hampir habis, kedua rol harus diganti dengan rol baru.

Prinsip kerjanya memecah kulit gabah dengan cara memberikan tenaga tarik akibat kecepatan putar yang berbeda dari dua silinder karet yang dipasang berhadapan. Persentase gabah terkupas, beras patah dan beras menir tergantung pada kerapatan dan kelenturan silinder karet ini.

Gambar : Mesin pecah kulit (husker/huller)

Pada proses penyosohan ini, bahannya gabah kering giling (GKG), yaitu gabah dengan kadar air sekitar 14% basis basah; sehingga dihasilkan beras pecah kulit (BPK/ Brown rice) yang berwarna putih kecoklatan (kusam), yang tercampur dengan sebagian kecil gabah utuh yang lolos. Hasil sampingannya adalah sekam.

Semakin sedikit jumlah gabah yang bercampur dengan beras pecah kulit berarti

(12)

semakin bagus fungsi dari mesin Husker tersebut. Pada umumnya pemilik penggilingan padi menggunakan alat husker ini dua kali dalam satu kali proses karena banyaknya gabah yang masih tercampur di beras pecah kulit.

Gambar : beras pecah kulit (Brown rice) c. Mesin pemisah gabah (separator)

Pada proses penggilingan padi, hasil dari mesin Husker pemecah kulit padi adalah beras pecah kulit (brown rice). Umumnya pada beras pecah kulit tersebut masih terdapat gabah yang tercampur, tidak terkelupas kulit sekamnya. Adanya gabah ini pada beras pecah kulit akan mengganggu proses penyosohan di mesin Polisher atau penyosoh beras. Solusi untuk memisahkan gabah yang tercampur pada beras pecah kulit adalah dengan alat separator sehingga diharapkan yang masuk ke alat polisher atau penyosoh beras merupakan beras pecah kulit saja.

Mesin pemisah gabah (separator) digunakan untuk memisahkan gabah dari beras pecah kulit. Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit mempunyai 2 tipe yaitu :

a. Pemisah jenis kompartemen, terdiri dari dinding pemisah vertikal, papan luncur secara zigzag. Campuran gabah dan beras pecah kulit membentur papan pemisah zigzag tersebut, maka akan meluncur jatuh melalui papan luncur. Jika gabah yang lebih ringan akan terangkat keatas dan dikeluarkan melalui pintu keluaran dibagian atas papan luncur. Sedangkan beras pecah kulit yang berada di bagian bawah dikeluarkan melalui pintu keluaran yang berada di bagian bawah papan luncuran.

(13)

b. Pemisah berdasarkan berat jenis. Pemisah ini banyak dipakai pada mesin- mesin penggiling terbaru. Pemisah jenis ini terdiri atas papan pemisah berbentuk bujur sangkar yang diletakkan miring pada bidang datar dengan sejumlah cekungan. Saat papan bergetar, gabah dan beras pecah kulit terpisah akibat dari perbedaan berat jenis. Separator model ini hasilnya bagus, pemisahan gabah dari campuran beras pecah kulit cukup bersih. Hanya kapasitas laju proses pemisahannya tidak besar.

Keterangan :

1. Pemasukan beras pecah kulit (BPK) 2. Alat pemisah gabah pecah kulit dan gabah

(sparating tray)

3. Beras pecah kulit (BPK) 4. Gabah

Gambar : Pemisah berdasarkan berat jenis

c. Pemisah jenis layar/ type saringan, terdiri dari ayakan saringan yang bergetar, berjumlah 6-15 ayakan. Fungsi alat separator ini akan optimal jika flow rate atau laju penurunan gabahnya tepat, tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Jika flow rate kebesaran, gabah tidak akan tersaring sempurna dan masih tercampur di beras pecah kulit (brown rice); sedangkan jika terlalu kecil flow ratenya akan membutuhkan waktu yang lama dan tidak efisien. Pada beberapa kasus, proses pengayakan dengan alat separator ini bisa diulang 2 atau 3 kali untuk dapat hasil beras pecah kulit yang bersih dari gabah.

(14)

Gambar : Pemisah jenis layar/ type saringan

Bahannya beras pecah kulit yang tercampur gabah. Hasilnya adalah beras pecah kulit bersih, dan hasil sampingnya gabah. Gabah yang belum terkelupas ini dimasukkan kembali ke mesin husker

.

d. Mesin Penyosoh/ Pemoles/Pemutih (polisher)

Hasil penggilingan pertama atau beras pecah kulit pada proses pemecahan kulit (husking) yang dihasilkan masih mengandung lapisan bekatul yang membuat beras berwarna gelap kecoklatan. Hal tersebut menjadikan penampakan beras kurang menarik dan rasa nasi yang kurang enak. Maka dari itu perlu dilakukan penyosohan menggunakan mesin penyosoh beras.

Untuk membuang lapisan bekatul dari butiran beras dilakukan suatu tahap kegiatan yang disebut penyosohan. Tahap ini disebut juga tahap whitening atau polishing. Disebut whitening karena tahap ini berfungsi merubah beras menjadi beras putih, sedangkan disebut polishing karena permukaan beras digosok untuk membuang lapisan bekatul sehingga didapat beras putih. Hasil dari tahap ini adalah beras sosoh yang berwarna putih dan hasil sampingan berupa dedak dan bekatul.

(15)

Mesin Penyosoh/ Pemoles/Pemutih (polisher) digunakan untuk membuang lapisan bekatul dari butiran beras. Di samping membuang lapisan bekatul, pada proses ini juga dibuang bagian lembaga dari butiran beras. Mesin Penyosoh/

Pemoles/Pemutih (polisher) juga merupakan salah satu mesin utama dari sistem penggilingan padi 2 phase.

Ada 2 tipe mesin penyosoh yaitu tipe friksi dan abrasif.

a. Mesin pemutih abrasif

Penyosoh tipe Abrasif ini menggunakan semacam batu gerinda (permukaan kasar yang terbuat dari batu abrasif) dalam proses penggilingan beras. Prinsip menggerinda biasanya diterapkan pada mesin-mesin penyosoh yang dipakai pada tahapan awal penyosohan.

Butiran beras pecah kulit dijepit pada suatu ruang penyosohan. Permukaan abrasif digerakkan dengan kecepatan tinggi, sehingga permukaan kasar tersebut berfungsi seperti gerinda yang mengikis permukaan beras. Selain itu, butiran beras di dalam ruang penyosohan juga cenderung ikut bergerak, sehingga terjadi gesekan antara sesama butiran beras. Gesekan-gesekan tersebut tersebut mengakibatkan lepasnya kulit ari.

Untuk memisahkan beras putih dengan kulit ari yang terlepas (dedak/bekatul), biasa dihembus oleh blower. Pada dinding ruang penyosohan dilengkapi dengan saringan/screen. Dengan adanya saringan/screen ini, dedak/bekatul yang ukurannya kecil akan lolos melewati lubang saringan, sementara beras putih akan tertahan.

Mesin pemutih abrasif, bekerja dengan putaran yang relative cepat dan tekanan giling yang rendah sehingga peningkatan suhu beras lebih kecil dan kerusakan (pecah) lebih sedikit tetapi permukaan beras tampak kasar.

(16)

Keterangan :

1. Pemasukan gabah pecah kulit (hopper)

2. Rol gesek sistem batu (abrasive) 3. Pengeluaran beras

4. Kerangka/ rumah penyosoh (polisher)

Gambar : Penyosoh tipe Abrasif b. Mesin pemutih friksi

Pada prinsip menekan dan menggesek, permukaan yang dipakai menggesek butiran beras dan kecepatan pergerakan permukaan gesek berbeda dari prinsip menggerinda. Prinsip ini biasanya diterapkan pada mesin-mesin penyosoh yang dipakai pada tahap pertengahan atau akhir dari penyosohan.

Untuk memisahkan beras putih dengan kulit ari yang terlepas (dedak/bekatul), juga biasa dihembus oleh blower. Pada dinding ruang penyosohan dilengkapi dengan saringan/screen. Dengan adanya saringan/screen ini, dedak/bekatul yang ukurannya kecil akan lolos melewati lubang saringan, sementara beras putih akan tertahan.

Mesin pemutih friksi bekerja dengan putaran yang relative lambat dan tekanan giling yang tinggi sehingga menghasilkan pelepasan dedak yang lebih baik dan permukaan beras yang lebih halus. Kekurangan mesin ini, tingginya ratio beras yang dihasilkan, suhu beras yang lebih tinggi serta jenis ini menggunakan listrik lebih banyak.

(17)

Keterangan :

1. Pemasukan gabah pecah kulit atau beras (hopper)

2. Rol gesek sistem besi (friction) 3. Pengeluaran beras

4. Gear box

5. Pipa penghisap katul 6. Kerangka/ rumah

Gambar : Mesin penyosoh beras (polisher)

Sangat dianjurkan penggabungan fungsi mesin pemutih jenis abrasif dan friksi dalam proses multi pass, karena mengurangi beras patah dan peningkatan suhu beras serta memperbaiki pembuangan kecambah beras.

Bahan yang diproses oleh mesin penyosoh adalah beras pecah kulit; sehingga dihasilkan beras sosoh/ beras giling (milled rice), dedak atau bekatul. Bagian dedak padi adalah sekitar 5-7% dari berat beras pecah kulit. Makin tinggi derajat penyosohan yang dilakukan maka makin putih warna beras giling yang dihasilkan, tetapi makin miskin beras tersebut akan zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh.

e. Mesin pemisah beras kepala, beras patah dan menir (shifter, grader) Beras hasil penyosohan berupa campuran butiran beras yang memiliki berbagai ukuran. Adanya berbagai ukuran tersebut disebabkan oleh adanya butiran-butiran beras yang patah selama pemecahan kulit dan penyosohan. Untuk memisahkan beras kepala dan beras patah diperlukan proses tersendiri yang disebut grading.

Proses ini juga bisa dilengkapi dengan proses pengeluaran sisa bekatul atau kotoran.

FAO membedakan ukuran beras berdasarkan panjang butirannya menjadi tiga, yaitu menir, beras patah, dan beras kepala. Menir adalah beras yang ukuran butirannya dapat melewati lubang ayakan 1.4 mm. Beras patah adalah beras yang ukuran butirannya antara 3/8 sampai 6/8 bagian beras utuh. Sedangkan beras

(18)

kepala adalah beras yang ukuran butirannya lebih besar dari 6/8 bagian butiran panjang butir beras utuh.

Apabila pemisahan dilakukan berdasarkan tebal butiran beras (Pemisah berdasarkan berat jenis), prinsip kerja grader sama dengan mesin pemisah (separator) berupa ayakan datar yang digoyang. Grader juga bisa berupa silinder yang berputar.

Keterangan :

1) Pemasukan beras (hopper) 2) Ayanakan beras dan menir 3) Blower hisap

4) Kerangka/ rumah shifter 5) Pengeluaran beras Gambar : bagan greader

2. Mesin penggiling gabah dan perlengkapan yang akan digunakan disiapkan sesuai kebutuhan peruntukannya

Sebelum melakukan pengoperasian Mesin Penggiling Gabah, Mesin Penggiling Gabah (untuk Penggilingan padi dengan mesin dua step) harus disiapkan terlebih dahuli, seperti:

a. Letakkan mesin Penggiling Gabah pada tempat yang datar. Agar gabah tidak hanya mengumpul di sisi pinggir roll, sehingga terutama proses pemecahan kulit bisa berlangsung merata pada seluruh sisi roll.

b. Posisikan mesin Penggiling Gabah sehingga akan memudahkan operator, pada saat pengoperasiaan. Tata letak harus diperhatikan.

1) Husker dan Polisher diposisikan berjejer.

a) Kedua pully (Husker dan Polisher) akan mempermudah dalam merancang transmisi daya

b) Tempat pengeluaran GPK berdekatan dengan corong pemasukan polisher.

(19)

2) Arah corong pengeluaran sekam (pada mesin husker), tidak jauh dengan tempat penampungan sekam

3) Lokasi gabah yang akan dirontokan dekat dengan mesin pengupas kulit gabah, agar mempermudah operator dalam mengambilnya

4) Tempat penampungan gabah dekat dengan pintu masuk 5) Tempat penampungan beras dekat dengan pintu keluar

6) Ada ruang yang cukup lega untuk operator, sehingga opertor nyaman dalam bekerja

c. Siapkan bahan bakar, air pendingin, pelumas (oli dan gemuk), dan peralatan tangan, untuk pengecekan dan perbaikan ringan apabila diperlukan.

(20)

BAB III MEMERIKSA KESIAPAN MESIN PENGGILING GABAH

1. Kondisi motor penggerak dan bagian-bagian utama mesin penggiling lainnya diperiksa sesuai buku manual.

Sebelum melakukan pengoperasian Mesin Penggiling Gabah, ada beberapa hal perlu dilakukan yaitu pengecekan pada unit motor pengerak dan pada unit perontok.

a. Baca dan pelajari buku petunjuk pengoperasian Mesin Penggiling Gabah

b. Lakukan pengecekan pada unit motor seperti: memeriksa kondisi sistem pembakaran (bahan bakar, saringan bahan bakar, kran bahan bakar, saringan udara, kondisi busi dan kabel penghubungnya untuk motor bensin, pompa kompresi dan nozel untuk motor diesel), memeriksa keberadaan air dan sistem pendinginnya; memeriksa kedudukan motor penggerak dan sistem transmisi, apakah kondisisnya baik. Memeriksa seluruh sekrup, mur, klem pengencang tidak boleh ada yang kendor. Periksalah motor penggerak apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya.

c. Periksalah pada unit Husker:

1) Kerangka utama; Periksa apakah masih kokoh dan kuat menyangga seluruh komponen

2) Roll karet; Buka penutup roll, Periksa kerataan roll, putaran roll tidak kocak (bantalan bearing masih baik), agar proses pengupasan bisa lebih efektif.

3) Kipas penghisap sekam; siripnya masih lengkap, putaran kipas tidak kocak (bantalan bearing masih baik), agar proses penghisapan optimal

4) Bersihkan husker, terutama pada bagian dalam dan saluran pengeluaran sekam

5) Coba semua kendali apakah berjalan dengan baik.

d. Periksalah pada unit Polisher:

(21)

1) Kerangka utama; Periksa apakah masih kokoh dan kuat menyangga seluruh komponen

2) Ruang penyosohan; Buka ruang penyosohan, bersihkan ruang penyosohan, 3) Lepas saringan/screen; periksa saringan apakah masih kasar dan bersihkan.

Periksa poros ulir, apakah ulirnya masih bagus, bersihkan.

4) Kipas penghembus dedak/bekatul; siripnya masih lengkap, putaran kipas tidak kocak (bantalan bearing masih baik), agar proses penghembusan optimal 5) Coba semua kendali apakah berjalan dengan baik.

e. Unit transmisi tenaga, lengkap, tidak terlalu kencang/kendor, lancar tidak seret:

1) Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk puli, bila sabuk tidak dalam satu garis lini dan ketegangan tidak tepat maka sabuk puli akan cepat rusak sebelum waktunya.

2) Untuk permukaan puli yang kasar sebaiknya diamplas dan bila puli retak, sebaiknya segera diganti.

3) Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau pasta pelumas, 4) Periksa juga secara menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur, baut yang

kendor.

2. Mesin Penggiling Gabah dihidupkan (running) untuk diperiksa kelayakan fungsinya sesuai buku manual

Setelah Mesin Penggiling Gabah dan motor penggeraknya diperiksa, Mesin Penggiling Gabah siap untuk dihidupkan (running) untuk diperiksa kelayakan fungsinya sesuai buku manual. Langkah menghidupkan Mesin Penggiling Gabah adalah sebagai berikut :

a. Menghidupkan motor penggerak.

1) Tutup kran tangki bahan bakar dan buka tutup tangki tanpa mengambil saringan bahan bakar.

2) Masukkan Bahan bakar sesuai jenis motor penggerak (bensin murni/ bensin campur/ solar) ke dalam tansgki bahan bakar. Tutup tangki kembali.

(22)

3) Buka kran bahan bakar, agar bahan bakar dapat mengalir.

4) Letakkan tuas pengatur kecepatan pada posisi ”start”.

5) Untuk motor bensin, putar knop “ON/OFF pada posisi ON posisikan tuas choke- nya pada posisi starting, kemudian tarik handel starternya. Jika motor sudah hidup kembalikan posisi tuas choke pada posisi operasi.

6) Untuk motor diesel, masukkan engkol pada poros engkol, posisikan tuas dekompresi pada posisi terbuka, kemudian putar engkol semakin lama semakin cepat, lepas tuas dekompresi sehingga motor hidup.

7) Lakukan penambahan/penurunan kecepatan motor perlahan-lahan sampai pada pemanasan motor cukup (biarkan sebentar mesin tanpa muatan). Apabila getaran motor penggerak akan berakibat posisi mesin dapat bergeser, ganjal roda dan gunakan balok kayu, atau material keras untuk alas penopangnya.

8) Selama motor hidup lakukan pemeriksaan kembali, apa ada komponen yang kendor, jangan sampai bergeser atau berpindah tempat akibat getaran.

b. Mematikan motor penggerak.

Setelah pemanasan, motor dimatikan.

1) Kecilkan kecepatan motor perlahan-lahan sampai pada posisi terendah (idle).

2) Untuk motor bensin, putar knop “ON/OFF pada posisi OFF 3) Untuk motor diesel, Kecilkan kecepatan motor pada posisi OFF

(23)

BAB IV MENYIAPKAN BAHAN YANG AKAN DIGILING

1. Gabah diperiksa sesuai standar

Mutu giling merupakan salah satu faktor penting yang menentukan mutu beras, antara lain : rendemen beras kepala, rendemen beras giling, persentase beras pecah, dan derajat sosoh beras. Sebagian besar beras yang beredar di beberapa daerah di Indonesia memiliki derajat sosoh 80% atau lebih dan persentase beras kepala lebih besar dari 75% dan mengandung butir patah kurang dari 30%. Berbagai faktor yang meliputi keadaan lingkungan, panen hingga penanganan lepas panen mempengaruhi mutu giling di samping faktor.

Berdasarkan BSNI (1987), persyaratan mutu kualitatif gabah terdiri dari empat karakter yaitu : 1. bebas hama dan penyakit; 2. bebas dari busuk, asam dan bau lainnya; 3. bebas bahan kimia dan sisa pupuk, insektisida dan fungisida;

dan 4. gabah tidak boleh panas. Gabah dikatakan bebas dari hama dan penyakit apabila secara visual tidak ditemui adanya hama serangga (termasuk di dalamnya bangkai serangga atau hama dikatagorikan sebagai benda asing), ulat dan lain sebagainya. Persyaratan mutu gabah berpedoman pada standar mutu gabah berdasarkan SNI (Tabel 1).

Tabel 1. Standar Mutu Gabah

Kriteria Mutu Mutu I

(%) Mutu II

(%) Muti III (%)

Kadar air (maks) 14 14 14

Gabah hampa 1 2 3

Butir rusak + butir kuning (maks) 2 5 7

Butir mengapur + gabah muda

(maks) 1 5 10

Gabah merah (maks) 1 2 4

Benda asing (maks) - 2 4

Gabah varietas lain (maks) 2 5 10

Kadar air maksimal yang dimiliki oleh gabah kering adalah antara 13-14%, apabila kadar air gabah lebih tinggi maka gabah sulit dikupas, sedangkan pada kadar

(24)

air yang lebih rendah butiran gabah akan mudah patah. Cara praktis untuk mengetahui kadar air gabah yang biasa digunakan petani yaitu: dengan menggenggam gabah. Gabah basah biasanya masih lengket setelah digenggam, gabah kering giling terpisah/tidak lengket saat digenggam. Untuk gabah yang siap disimpan biasanya bila digigit akan keras dan berbunyi ’krak”.

Gambar : Cara praktis untuk mengetahui kadar air gabah

Untuk mendapatkan hasil pengukuran kadar air gabah yang lebih akurat, pengukuran bisa dilakukan dengan alat ukur kadar air gabah. Ada berbagai macam alat ukur gabah. Ada yang menggunakan sistem tusuk pada tumpukan gabah, ada juga yang menggunakan sampel gabah dijepit pada alat pengukur kadr air.

(25)

Gambar : Alat pengukuran kadar air gabah

Butir hampa adalah butir gabah yang tidak berkembang sempurna atau akibat serangan hama, penyakit atau sebab lain sehingga tidak berisi butir beras walaupun kedua tangkup sekamnya tertutup maupun terbuka. Butir gabah setengah hampa tergolong ke dalam butir hampa. Analisis gabah isi/bernas, dan gabah hampa dilakukan dengan menekan butiran gabah tersebut, gabah isi akan terasa keras bila ditekan dan gabah hampa akan terasa lunak bila ditekan.

Gabah rusak artinya gabah yang terfermentasi, gabah berjamur atau gabah yang terserang serangga. Gabah dapat mengalami fermentasi apabila mengalami kontak dengan air dalam waktu cukup lama dan biasanya ditandai dengan adanya warna kehitaman pada permukaan gabah. Gabah rusak yang biasanya berwarna hitam atau coklat atau busuk bisa dilihat secara visual.

Cara menganalisis butir hijau dan butir mengapur dapat dilakukan secara langsung dengan melihat sejumlah butiran yang berwarna hijau/hijau muda yang kalau dipijit akan keluar cairan yang berwarna putih seperti kapur (chalky), karena proses pemasakan yang belum sempurna.

Cara melakukan perhitungan gabah hampa, gabah rusak, gabah hijau, biasanya dengan mengambil sejumlah gabah (100 gram), lalu dihitung jumlah gabah hampa, gabah rusak, gabah hijau

2. Gabah dimasukkan ke dalam corong penampung pada kondisi bagian pengatur pengumpanan tertutup sesuai buku manual

a. Memasukkan gabah ke dalam corong penampung gabah mesin huller/husker 1) Setelah semuanya sudah dipersiapkan, hidupkan mesin Huller/husker sebentar

sebelum diberi muatan.

2) Tutuplah lubang pemasukan gabah (pengatur pengumpan tertutup).

3) Masukkan gabah yang akan dipecah-kulit ke dalam bak/corong penampung gabah sebanyak mungkin (sampai penuh) dengan menggunakan keranjang

(26)

4) Gunakanlah alat bantu operator untuk berdiri dengan menggunakan kursi apabila dirasa posisi bak/corong penampung gabah terlalu tinggi.

5) Masukkan gabah yang dipecah-kulit ke bak/corong penampung gabah secara kontinyu, apabila di bak/corong penampung sudah berkurang

6) Periksa hasil pemecahan kulit gabah, apabila masih banyak gabah yang belum terkelupas, setelah proses pemecahan gabah selesai, proses pemecahan gabah diulang.

b. Memasukkan beras pecah kulit ke dalam corong penampung BPK mesin polisher 1) Setelah semuanya sudah dipersiapkan, hidupkan mesin polisher sebentar

sebelum diberi muatan.

2) Tutuplah lubang pemasukan beras pecah kulit (pengatur pengumpan tertutup).

3) Masukkan beras pecah kulit ke dalam bak/corong penampung sebanyak mungkin (sampai penuh) dengan menggunakan keranjang

4) Gunakanlah alat bantu operator untuk berdiri dengan menggunakan kursi apabila dirasa posisi bak/corong penampung beras pecah kulit terlalu tinggi.

5) Masukkan beras pecah kulit yang disosoh ke bak/corong penampung gabah secara kontinyu, apabila di bak/corong penampung sudah berkurang

6) Setelah proses penyosohan hampir selesai, sebagian beras putih hasil penyosohan dimasukkan kembali ke bak/corong penampung, untuk mendorong BPK yang sedang disosoh.

(27)

BAB IV MENGOPERASIKAN MESIN PENGGILING GABAH

1. Mesin Penggiling Gabah dioperasikan (start) sesuai buku manual

Setelah mesin penggiling gabah dan motor penggeraknya dihidupkan dan dipanaskan, mesin penggiling gabah siap untuk dioperasikan. Namun sebelum dioperasikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga keselamatan kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

a. Jalankan mesin penggiling gabah hanya bila operator benar–benar telah memahami cara pengoerasiannya. Gunakan buku petunjuk sebagai panduan b. Sebelum menjalankan mesin penggiling gabah, yakinkan bahwa lingkungan

sekitar aman dan ingat bahwa gas dari knalpot di ruangan yang tertutup sangat berbahaya.

c. Jaga bagian tubuh (tangan, lengan, rambut dan kaki) dari sentuhan komponen mesin yang berputar.

d. Kenakan pakaian kerja yang tidak longgar supaya tidak tersangkut bagian mesin yang berputar.

e. Gunakan masker penutup hidung agar terhindar dari debu yang ditimbulkan sewaktu proses penggilingan gabah berlangsung.

f. Rambut yang panjang sebaiknya diikat supaya tidak terjepit oleh bagian mesin yang berputar.

g. Jangan bekerja pada mesin yang kondisinya buruk (mur, baut kendor, dan lain- lain).

h. Tangki bahan bakar diisi secukupnya, jangan sampai melimpah, dan jangan mengisi bahan bakar sewaktu mesin dalam keadaan hidup, jangan memakai pemantik api, merokok, dsb

i. Apabila menggunakan mesin diesel/bensin dengan pendingin air, usahakan uap air pada tangki pendingin tidak berpengaruh terhadap bahan yang akan/ sedang digiling.

(28)

j. Apabila menggunakan mesin dengan penggerak listrik, periksa terlebih dahulu kesempurnaan seluruh rangkaian kelistrikan, bahaya hubungan pendek arus listrik dapat menimbulkan kebakaran.

k. Sediakan selalu kotak perlengkapan PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

2. Mesin Penggiling Gabah di-setting sesuai dengan karakteristik bahan yang digiling

Setelah mesin penggiling gabah dan motor penggeraknya dihidupkan dan dipanaskan, mesin penggiling gabah siap untuk dioperasikan. Meskipun begitu, sebelum dioperasikan secara penuh, mesin penggiling gabah perlu di-seting untuk disesuaikan dengan karakteristik bahan yang digiling. Cara men-seting mesin penggiling gabah adalah sebagai berikut:

a. Men-seting husker

1) Setelah semuanya sudah dipersiapkan, hidupkan mesin sebentar sebelum diberi muatan, dengan kecepatan putar sesuai spesifikasi mesin.

2) Tutuplah lubang pemasukan gabah (pengatur pengumpan tertutup). Masukkan gabah ke dalam bak/corong penampung

3) Periksalah kemampuan husker dengan cara membuka tutup lubang pemasukan gabah sedikit demi sedikit namun jangan sampai maksimal.

4) Atur kerapatan antara dua roll, sehingga hasil pengupasan optimal. Apabila jarak roll terlalu longgar, mengakibatkan banyak gabah yang tidak terkelupas.

Apabila jarak roll terlalu rapat, mengakibatkan benyak beras pecah kulit yang pecah

5) Pembukaan tutup lubang pemasukan gabah sedikit demi sedikit diperbesar lagi sampai kapasitas maksimal

6) Pemasukan gabah yang akan dikupas kulit jangan sampai menimbulkan overload.

(29)

7) Apabila husker terasa akan overload maka kurangilah pemasukan gabah, apabila mesin mati/ macet, matikan mesin terlebih dahulu, kemudian buka tutup mesin dan bersihkanlah pada bagian dalamnya.

8) Gunakanlah alat bantu operator untuk berdiri dengan menggunakan kursi apabila dirasa posisi bak/corong penampung gabah terlalu tinggi.

9) Jagalah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat dsb) yang ikut masuk kedalam mesin.

b. Men-seting Polisher

1) Setelah semuanya sudah dipersiapkan, hidupkan mesin sebentar sebelum diberi muatan.

2) Tutuplah lubang pemasukan BPK. Masukkan BPK ke dalam bak/corong penampungan

3) Periksalah kemampuan polisher dengan cara membuka tutup lubang pemasukan BPK sedikit demi sedikit namun jangan sampai maksimal.

4) Atur besarnya beban penutup pengeluaran beras, sehingga hasil penyosohan optimal. Beban yang terlalu ringan akan mengakibatkan proses penyosohan kurang sempurna. Beban yang terlalu berat akan mengakibatkan banyak beras yang patah

5) Pembukaan tutup lubang pemasukan BPK sedikit demi sedikit diperbesar lagi sampai kapasitas maksimal

6) Pemasukan BPK yang akan disosoh jangan sampai menimbulkan overload.

7) Apabila polisher terasa akan overload maka kurangilah pemasukan BPK, apabila mesin mati/ macet, matikan mesin terlebih dahulu, kemudian buka tutup mesin dan bersihkanlah pada bagian dalamnya.

8) Gunakanlah alat bantu operator untuk berdiri dengan menggunakan kursi apabila dirasa posisi bak/corong penampung BPK terlalu tinggi.

9) Jagalah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat dsb) yang ikut masuk kedalam mesin.

(30)

3. Mesin Penggiling Gabah dioperasikan untuk mengupas kulit gabah sesuai buku manual

Setelah Mesin Penggiling Gabah dan motor penggeraknya sudah di-seting untuk disesuaikan dengan karakteristik bahan yang dirontokkan, Mesin Penggiling Gabah siap untuk dioperasikan secara optimal. Cara mengoperasikan Mesin Penggiling adalah sebagai berikut:

a. Mengoperasikan Husker

1) Apabila husker sudah di-seting untuk dioperasikan, pastikan lubang pemasukan gabah (pengatur pengumpan tertutup)

2) Masukkan gabah yang akan dipecah-kulit ke bak/corong penampung gabah sebanyak mungkin (sampai penuh) dengan menggunakan keranjang.

3) Gunakanlah alat bantu operator untuk berdiri dengan menggunakan kursi apabila dirasa posisi bak/corong penampung gabah terlalu tinggi.

4) Siapkan penampung BPK dengan menggunakan keranjang atau karung

5) Buka penutup lubang pemasukan gabah secara pelan-pelan, sehingga proses pemecahan kulit gabah berjalan secara optimal (jangan sampai overload) 6) Masukkan gabah yang dipecah-kulit ke bak/corong penampung gabah secara

kontinyu, apabila di bak/corong penampung sudah berkurang

7) Periksa hasil pemecahan kulit gabah, apabila masih banyak gabah yang belum terkelupas, setelah proses pemecahan gabah selesai, proses pemecahan gabah diulang.

8) Pada proses pemecahan gabah ulangan, posisi kedua roll pengupas bisa lebih dirapatkan

b. Mengoperasikan Polisher

1) Apabila polisher sudah di-seting untuk dioperasikan, pastikan lubang pemasukan BPK (pengatur pengumpan tertutup)

2) Masukkan BPK yang akan disosoh ke bak/corong penampung BPK sebanyak mungkin (sampai penuh) dengan menggunakan keranjang.

(31)

3) Gunakanlah alat bantu operator untuk berdiri dengan menggunakan kursi apabila dirasa posisi bak/corong penampung beras pecah kulit terlalu tinggi.

4) Siapkan penampung beras putih dengan menggunakan keranjang atau karung 5) Siapkan penampung dedak/bekatul dengan menggunakan keranjang/karung

atau tempat khusus dedak/bekatul agar tidak menimbulkan debu

6) Buka penutup lubang pemasukan BPK secara pelan-pelan, sehingga proses penyosohan BPK berjalan secara optimal (jangan sampai overload)

7) Masukkan BPK yang akan disosoh ke bak/corong penampung BPK secara kontinyu, apabila di bak/corong penampung sudah berkurang

8) Setelah proses penyosohan hampir selesai, sebagian beras putih hasil penyosohan dimasukkan kembali ke bak/corong penampung, untuk mendorong BPK yang sedang disosoh.

9) Setelah seluruh BPK selesai disosoh, buka tutup lubang pengeluaran beras, sehingga seluruh beras di dalam ruang penyosohan bisa keluar semua.

4. Hasil penggilingan dicatat dan dilaporkan sesuai format standar

Untuk menjamin kegiatan pemeliharaan dan operasional Mesin Penggiling Gabah berjalan dengan baik, perlu dilakukan kegiatan administrasi yang baik pula. Semua kegiatan pemeliharaan dan operasional harus tercatat dengan rapi. Pencatatan kegiatan ini berfungsi untuk :

a. Sebagai dasar penentuan saat perawatan berkala

b. Sebagai dasar penentuan perkiraan kebutuhan suku cadang c. Sebagai salah satu informasi dalam mencari penyebab kerusakan d. Sebagai salah satu informasi dalam menentukan umur ekonomi alat e. Sebagai salah satu informasi dalam menghitung biaya operasional

Setiap perusahaan mempunyai cara sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan pengadministrasian pemeliharaan dan operasional alat mesin pasca panen (khususnya Mesin Penggiling Gabah). Sampai sekarang belum ada aturan yang

(32)

standar. Namun begitu, dari pengalaman penulis, ada beberapa format yang perlu dilakukan, antara lain :

a. Format Inventarisasi Alat

Format ini berisi tentang nama-nama alat yang ada, dilengkapi dengan jumlah, kondisi alat, tempat alat dioperasikan

b. Format Data Alat

Format ini hampir sama dengan format inventarisasi alat, memberi keterangan untuk satu jenis alat yang lebih terperinci. Data yang ada pada format ini antara lain : Nama alat; Merek; Jenis/model; Jumlah; Kode; Tanggal pembelian; Lokasi alat; Penanggung jawab.

c. Format Pemakaian alat

Format ini berisi tentang pemakaian alat. Data yang ada pada format ini antara lain : Nama alat; kode; Saat mulai pemakaian; Saat akhir pemakaian; Operator;

Jenis keperluan.

d. Format Perawatan dan Perbaikan

Format ini semacam berita acara perawatan dan perbaikan alat. Data yang ada pada format ini antara lain : Nama alat; kode; Petugas perawatan/ perbaikan;

Tanggal perbaikan; Jenis kegiatan perawatan/ perbaikan. Biaya perbaikan; Hasil perbaikan

(33)

1) Contoh Format Inventarisasi Alat

No Nama Alat Jumlah/kondisi Tempat Dioperasikan 1. Mesin Penggiling Gabah 1 2 Baik

1 Rusak ringan - Rusak berat

Jurusan Mekanisasi Pertanian

2. Mesin Penggiling Gabah 2 2 Baik

1 Rusak ringan 1 Rusak berat

Jurusan Mekanisasi Pertanian

3.

4.

5.

6.

(34)

2) Contoh Format Data Alat DATA ALAT

No Nama alat Merek Jenis/model Jumlah Kode Tanggal

pembelian Lokasi alat Penanggung jawab

1

Mesin Penggiling

Gabah 2

- SGO 01

- SGO 02 12-2-2012

Gudang Alat mesin Pertanian

Pramono

2

3

(35)

3) Contoh Format Pemakaian Alat DATA PEMAKAIAN SPRAYER

Nama Alat/Kode : Mesin Penggiling Gabah 1 / SGO 01 No Inventris :

Tanggal Jam pemakaian Lama Pakai

Komulatf jam

Pemakai

Mulai selesai Nama Paraf

15-02- 2012

09.15 10.15 1 1 Tony

16-02- 2012

09.00 12.00 3 4 Tony

4) Contoh Format Perawatan dan Perbaikan FORMAT PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Nama Alat/Kode Petugas Tanggal Kegiatan Biaya Hasil

1. Mesin Penggiling Gabah 1 / SGO 01

Purwanto 2-4- 2012

Mengganti kipas

20000 Terlaksana dengan baik 2.

3.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Informasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Berbasis Kompetensi, Mengoperasikan Mesin Penggilingan Gabah. Kementrian Pendidikan da Kebudayaan R.Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidi dan Tenaga Kependidikan Pertanian, Cianjur

Referensi

Dokumen terkait