• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Google Classroom pada Mata Kuliah Logika Informatika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Google Classroom pada Mata Kuliah Logika Informatika"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Google Classroom pada Mata Kuliah Logika Informatika

Akramunnisa

1*

, Hardiana

2

1, 2 Universitas Cokroaminoto Palopo, Indonesia

* [email protected]

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran menggunakan google classroom selama pembelajaran daring. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa Teknik Informatika pada mata kuliah Logika Informatika. Sampel Penelitian ini adalah sebanyak 40 orang yang dipilih menggunaka teknik simple random sampling. Teknik pengambilan datanya dengan menggunakan angket yang dubagikan melalui googleform. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan komputerisasi. Hasil pada penelitian ini menggambarkan respon mahasiswa menunjukkan pembelajaran menggunakan Google Classroom cukuo efektif pada variabel kemudahan memahami materi dengan nilai rata- rata 3,68. Variabel fleksibilitas waktu belajar berada pada kategori efektif dengan nilai rata- rata 4,14. Sedangkan Variabel kejelasan instruksi dan tercapainya sasaran pembelajaran berada pada kategori efektif dengan nilai rata-rata 4,27.

Keywords: Google Clasroom, Pembelajaran Daring, Logika Informatika

Introduction

Tuntutan zaman dan kemajuan IPTEK, telah membawa perubahan dan perkembangan yang pesat dalam kehidupan manusia. Berbagai upaya dan usaha yang dilakukan untuk menguak tabir kehidupan, yang penuh dengan tantangan dan perubahan yang tak menentu tersebut.

Perkembangan teknologi dalam bidang informasi membawa pengaruh terhadap berbagai bidang. Termasuk dalam pendidikan khususnya dalam pengembangan media pembelajaran.

Sistem pembelajaran dalam pembelajaran jarak jauh yang mengandalkan penggunaan media dalam penyampaian materinya harus ditinjau kembali keefektifannya. Terutama di saat pandemi Covid-19.

Penerapan sistem pembelajaran jarak jauh akan menjadi tren teknologi pembelajaran saat ini. Hal ini sejalan dengan Permendikbud RI Nomor 119 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Pendidikan jarak jauh (PJJ) adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui penerapan prinsip-prinsip teknologi pendidikan/pembelajaran. PJJ mempunyai karakteristik terbuka, belajar mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar, belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan

(2)

Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Perguruan Tinggi, maka kegiatan perkuliahan dilakukan dengan metode pembelajaran jarak jauh dan mahasiswa diminta untuk melakukan pembelajaran dari rumah/melakukan perkuliahan daring (Kemendikbud, 2020). Perkuliahan daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi melalui aplikasi virtual (Gunawan, Suranti, & Fathoroni, 2020) dan menggunakan internet (Saifuddin, 2018). Perkuliahan daring atau yang sering disebut dengan e-learning merupakan proses pengiriman materi pembelajaran yang tidak terbatas pada waktu dan tempat dengan menggunakan berbagai teknologi dalam lingkungan pembelajaran yang terbuka, fleksibel, dan terdistribusi (Putra, Sudiana, & Pamungkas, 2020).

Dalam perkuliahan daring, kompetensi yang akan diajarkan harus tetap diperhatikan, tidak hanya sekedar memberikan materi dan tugas yang dikirimkan melalui aplikasi sosial media (Syarifudin, 2020). Pendidik harus menyadari bahwa pembelajaran bersifat kompleks karena melibatkan berbagai aspek yakni pedagogis, psikologis, dan didaktis (Mulyasa, 2013). Oleh karena itu, perkuliahan daring harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi sama halnya dengan perkuliahan tatap muka.

Google Classroom dapat memudahkan guru dalam membuat dan membagikan materi pembelajaran, mengumpulkan tugas, dan memberikan nilai dan feedback dari tugas siswa.

Anggapan siswa dan masyarakat yang negatif terhadap materi logika, serta penguasaan logika yang relatif rendah, telah menjadi sorotan berbagai pihak dan mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Dimana pada dasarnya mahasiswa informatika dituntut untuk menguasai materi dalam bentuk tingkat penguasaan yang tinggi. Agar mampu untuk mempersiapkan diri untuk pemahaman yang lebih bagus dalam dasar-dasar pemrograman di mata kuliah selanjutnya.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriftif untuk mengetahui gambaran efektivitas pembelajaran menggunakan Google Classroom. Sampel yang menjadi respon penelitian ini adalaha sebanyak 40 orang mahasiswa kelas 1M Program Studi Informatika yang dipilih menggunaka teknik simple random sampling dengan memepertimbangka homogenitas populasi.

Penelitian ini menggunakan kuesioner (angket) yang berisi butir-butir pertanyaan dan diberikan kepada responden untuk mengetahui keefektifan pembelajaran menggunakan Google Classroom pada mata kuliah Logika Informatika. Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang berarti sudah disediakan alternatif jawaban sehingga responden hanya memilih satu dari alternatif jawaban. Penetapan skor untuk instrumen penelitian berupa angket dengan menggunakan skala likert yang dimodifikasi dengan lima alternatif jawaban.

(3)

Tabel 1. Alternatif Jawaban Angket

Pilihan Jawaban Bobot Skor

SS (Sangat Setuju) 5

S (Setuju) 4

R (Ragu-Ragu) 3

TS (Tidak Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Setuju) 1

Kuesioner (angket) yang berisi butir-butir pertanyaan dan diberikan kepada responden dengan menggunakan Google Form. Analisis data yang telah terkumpul dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Analisis data dengan deksriptif kuantitatif dengan rumus presentase, maka rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

% = F/N x 100 Keterangan:

% : Persentase F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

Pedoman dalam menentuka kriteria untuk menilai keefektifan pembelajaran menggunakan Google Classroom, sebagai berikut :

12 – 21, 5 untuk keriteria “Tidak Efektif”

21, 6 – 31,1 untuk keriteria “Kurang Efektif”

31, 2 – 40, 7 untuk keriteria “Cukup Efektif”

40,8 – 50, 3 untuk keriteria “Efektif”

50, 4 – 60 untuk keriteria “Sangat Efektif”

Selanjutnya menyimpulkan hasil analisis data yang diperoleh dalam proses penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Kuesioner (angket) dibagi kedalam 3 variabel yang terdiri dari kemudahan memahami materi, fleksibelitas waktu belajar, dan kejelasan instruksi dan ketercapaian pembelajaran.

Setiap variabel mendapatkan diberikan 5 pertanyaan untuk mendapatkan jawaban tingkat kefektifan pada variabel tersebut. Jika mahasiswa mendapat pertanyaan positif maka akan diberikan nilai secara berurutan 5, 4, 3, 2, 1. Jawaban yang dipilih adalah sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Gambaran hasil pernyataan dari variabel kemudahan memahami materi:

(4)

Tabel 2. Hasil Variabel 1 (Kemudahan Memahami Materi)

No. Kemudahan Memahami Materi STS TS RG S SS

1 Melihat ppt dan video dosen baik bagi proses belajar saya

1 5 2 25 7

3% 13% 5% 63% 18%

2 Materi di Google Classroom mudah di pahami 2 7 5 18 8

5% 18% 13% 45% 20%

3 Video yang ada di Google Classroom suaranya jelas

4 3 2 21 10

10% 8% 5% 53% 25%

4 Materinya membuat saya tidak perlu bertanya 1 9 14 14 2

3% 23% 35% 35% 5%

5 Tugas di Google Classroom dapat saya kerjakan dengan baik

3 2 4 11 20

8% 5% 10% 28% 50%

Pada tabel 2 menjelaskan bahwa dominan mahasiswa setuju jika belajar menggunakan Google Classroom karena dapat membantu dalam memahami materi. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden lebih dari 50% dari total responden.

Tabel 3. Hasil Variabel 2 (Fleksibilitas Waktu Belajar)

No. Fleksibilitas Waktu Belajar STS TS RG S SS

1 Saya bisa melihat kembali materi di Google Classroom

1 4 5 10 20

3% 10% 13% 25% 50%

2 Saya bisa memutar materi video pada penjelasan tertentu

0 2 7 8 23

0% 5% 18% 20% 58%

3 Saya bisa mendownload materi yang ada Google Classroom untuk dilihat dilain waktu

1 2 8 8 21

3% 5% 20% 20% 53%

4 Saya bisa melihat kembali materi yang pada saat menjelang ujian

0 3 9 13 15

0% 8% 23% 33% 38%

5 Saya bisa melihat kemampuan saya berdasrakan koreksi dosen

1 5 4 7 23

3% 13% 10% 18% 58%

Pada tabel 3 menjelaskan bawa dengan menggunakan Google Classroom mereka bisa belajar kapan saja dan dapat mengakses materi, tugas dimanapun.

Tabel 4. Hasil Variabel 3 (Kejelasan Instruksi dan Ketercapaian Pembelajaran)

No. Kejelasan Instruksi dan Ketercapaian

Pembelajaran STS TS RG S SS

1 Setiap tugas di Google Classroom jelas 1 3 3 10 23

3% 8% 8% 25% 58%

2 Saya dapat memahami materi yang dipresentasekan

2 1 4 12 21

5% 3% 10% 30% 53%

3 Saya mudah mengerjakan tugas 1 4 5 7 23

3% 10% 13% 18% 58%

4 Saya mudah melihat kembali materi 0 2 6 8 24

0% 5% 15% 20% 60%

5 Saya bisa mengumpulkan tugas sesuai tenggat waktu

1 2 5 7 25

3% 5% 13% 18% 63%

(5)

Pada tabel 4 menjelaskan bahwa dominan mahasiswa setuju jika belajar menggunakan Google Classroom karena dapat membantu dalam memahami materi. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden lebih dari 50% dari total responden.

Tabel 5. Tingkat Keefektifan Pembelajaran

No. Pernyataan Rata-Rata Tingkat Efektifan

1 Kemudahan Memahami Materi 3, 68 Cukup Efektif

2 Fleksibilitas Waktu Belajar 4,14 Efektif

3 Kejelasan Instruksi dan Tercapainya Sasaran Pembelajaran 4, 27 Efektif

Pada tabel 5 menjelaskan bahwa dua variabel menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Google Classroom menunjukkan kategori efektif pada variabel fleksibilitas waktu belajar dan kejelasan instruksi dan tercapainya sasaran pembelajaran dan pada variabel kemudahan memahami materi dinilai cukup efektif.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan Google Classroom pada mata kuliah Logika Informatika mudah dan dapat digunakan mahasiswa dengan baik sehingga materi yang diberikan dapat dipahami. Proses pembelajaran menggunakan Google Classroom dapat terlaksana dengan baik.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka ada beberapa hal yang menjadi simpulan:

1. Variabel kemudahan memahami materi berada pada kategori cukup efektif dengan nilai rata-rata 3,68.

2. Variabel fleksibilitas waktu belajar berada pada kategori efektif dengan nilai rata-rata 4,14.

3. Variabel kejelasan instruksi dan tercapainya sasaran pembelajaran berada pada kategori efektif dengan nilai rata-rata 4,27.

Acknowledgment

N/A

Daftar Pustaka

Ahmad, T., Khan, M., Haroon, Musa, T. H., Nasir, S., Hui, J., Bonilla-Aldana, D. K., &

Rodriguez-Morales, A. J. (2020). COVID-19: Zoonotic aspects. Travel Medicine and Infectious Disease, February, 101607. https://doi.org/10.1016/j.tmaid.2020.101607.

Aini, K. (2021). Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Blended Learning Tipe Flipped Classroom pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Literasi Digital, 1(1), 42–49.

Retrieved from https://literasidigital.my.id/journal/article/view/7

(6)

Asnawi, N. (2018). Pengukuran Usability Aplikasi Google classroom Sebagai Elearning Menggunakan USE Questionnaire (Studi Kasus: Prodi Sistem Informasi UNIPMA).

RESEARCH  : Computer, Information System & Technology Management, 1(1), 17.

https://doi.org/10.25273/research.v1i1.2451

Azhar, K. A., & Iqbal, N. (2018). Effectiveness of Google classroom: Teachers’ perceptions.

Prizren Social Science Journal, 2(2), 52-66.

Baharuddin, M. R., & Ulfah, U. (2021). Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Pelaksanaan Magang FKIP UNCP. Jurnal Literasi Digital, 1(1), 34–41. Retrieved from https://literasidigital.my.id/journal/article/view/6

Elyas, A. H. (2018). Penggunaan model pembelajaran e-learning dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Warta Dharmawangsa, 56(04), 1–11

Gunawan, F. I., & Sunarman, S. G. (2017). Pengembangan Kelas Virtual Dengan Google classroom Dalam Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Topik Vektor Pada Siswa Smk Untuk Mendukung Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 340–348.

https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/article/view/2334/1296 ..

Hanum, N.S., (2013). Keefetifan E-Learning sebagai Media Pembelajaran (Studi Evaluasi Model Pembelajaran E-Learning SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1).

Nirfayanti, N., & Nurbaeti, N. (2019). Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom Dalam Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika, 2(1), 50-59.

Tunggadewi, D. A. (2021). Efektifitas Proses Pembelajaran Daring Mahasiswa Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional Jakarta Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Literasi Digital, 1(1), 56–63. Retrieved from https://literasidigital.my.id/journal/article/view/11 Zulhafizh & Permatasari, S. (2020). Membina Kualitas Belajar Di Masa Pandemi Covid-19

Melalui Sikap Berpikir Kreatif Dan Kritis. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran).

4(5), 938-939.

Gambar

Tabel 4. Hasil Variabel 3 (Kejelasan Instruksi dan Ketercapaian Pembelajaran)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data yang terdapat pada hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Google Classroom efektif digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik

Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Pembelajaran Daring Menggunakan Google Classroom di SDIT Al Munadi Medan kini telah tercapai melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan

Mahasiswa dapat mempelajari kembali materi pada Google Classroom kapanpun sehingga mahasiswa lebih memahami materi pembelajaran dan kemudahan mahasiswa dalam

Pembelajaran daring dilakukan dengan menggunakan aplikasi google classroom, zoom meeting, dan aplikasi lainnya yang menggunakan jaringan internet.Berdasarkan uraian di atas,

Penggunaan media pembelajaran google classroom dan google form dalam pembelajaran jarak daring online pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 3 Jember diawali dengan guru membuat kelas yang

Kelebihan tersebut yaitu; Google Classroom sangat mobile Friendly untuk pemula karena fitur yang ada pada aplikasi ini mudah untuk dipahami, Google Classroom juga memudahkan peserta

Classroom et al., 2020, kekurangan flipped classroom yaitu dalam proses pembuatan video pembelajaran menguras sangat besar waktu guru, jika guru tidak mampu berinteraksi dengan siswa

Tabel 1 Hasil Evaluasi Kegiatan Pelatihan Penggunaan Google Classroom dan Edmodo No Aspek Respon peserta % Google Classroom Kategori Edmodo Kategori 1 Keahlian dan kesiapan