• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR BETON BERTULANG DI SMK N 2 GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR BETON BERTULANG DI SMK N 2 GARUT."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI)

TERHADAP PRESTASI BELAJAR BETON BERTULANG DI SMK N 2 GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan

Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

Oleh

Atep Kartiansyah

0800646

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MELALUI

PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE

TEAM ACCELERATED

INSTRUCTION

(TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR BETON

BERTULANG DI SMK N 2 GARUT

Oleh

Asaretkha Adjane A

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Asaretkha Adjane 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SKRIPSI

ATEP KARTIANSYAH (0800646)

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP

PRESTASI BELAJAR BETON BERTULANG DI SMK N 2 GARUT

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui : Pembimbing I,

Drs. H. Wahyu Wibowo., M.T. NIP. 19530904 198803 1 001

Ketua Jurusan

Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI,

Drs. Budi Kudwadi, MT. NIP. 19630622 199001 1 001

Pembimbing II,

(4)

Atep Kartiansyah,2013

KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR BETON BERTULANG

DI SMK N 2 GARUT Atep Kartiansyah

Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154

Atep.kartiansyah@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini berkenaan dengan penerapan pembelajaran metode Team

Accelerated Instruction (TAI) guna meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Menggambar Balok Beton Bertulang di SMK Negeri 2 Garut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran serta seberapa besar pengaruh penerapan pembelajaran metode TAI terhadap prestasi belajar beton bertulang, dengan membandingkan antara hasil belajar yang menggunakan metode tersebut dengan hasil belajar menggunakan metode konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil observasi pembelajaran, metode TAI terbukti lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional. Sejalan dengan itu, dari hasil tes hipotesis didapatkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa kelas kontrol. Dari hasil penelitian ini, bagi pengajar diharapkan dapat menggunakan metode TAI sebagai alternatif untuk diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang membutuhkan kemampuan eksak, seperti pada mata pelajaran Menggambar Balok Beton Bertulang.

Kata Kunci: Metode TAI, Metode Konvensional, Prestasi Belajar.

Abstract: This research review the application of Team accelerated instruction

(TAI) learning Methods to improve students’ learning achievement in Drawing

Reinforced Concrete Beams subjects at State Vocational High School 2, Garut. The aims of this research are to know the ilustration of learning activities and the influence of TAI learning methods application on reinforced concrete subjects learning achievement trough comparing the use TAI methods learning outcomes to conventional methods learning outcomes. The method used in this research is quasi-eksperimental design with quantitative approach. From the learning observation report, the TAI methods have been prove to be more effective than the conventional methods. Accordingly, the results of hypothesis tests have found that the learning outcomes of students in the experimental group are higher than the learning outcomes of students in the control group. From these results, the teachers are expected to use the TAI methods as an alternative method to be applied in the implementation of learning that requires exact capabilities, such as Drawing Reinforced Concrete Beams subjects.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TEIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Deskripsi Teori ... 8

2.1.1 Pengertian Belajar ... 8

2.1.2 Pengertian Pembelajaran ... 10

2.1.3 Pengertian Prestasi belajar ... 11

2.1.4 Pembelajaran Konvensional ... 12

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)... 14

2.1.6 Hasil Penelitian yang Relevan ... 19

2.1.7 Deskripsi Pembelajaran Mata Pelajaran Beton Bertulang ... 21

2.2 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Lokasi Penelitian ... 23

3.2 Populasi dan Sampel ... 23

3.3 Variabel Penelitian ... 25

3.4 Desain Penelitian ... 25

(6)

vi

3.6 Prosedur Penelitian ... 27

3.7 Kisi-Kisi Penelitian dan Instrumen ... 30

3.8 Instrumen Penelitian ... 30

3.9 Pengujian Instrumen Penelitian ... 32

3.9.1 Uji Validitas ... 32

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 34

3.9.3 Indeks Kesukaran ... 36

3.9.4 Daya Pembeda ... 38

3.9.5 Efektifitas Option Soal ... 39

3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Deskripsi Data ... 46

4.2 Analisis Data ... 49

4.3 Pembahasan ... 51

4.3.1 Penerapan Metode Pembelajaran ... 52

4.3.2 Pembahasan Hasil dan Analisis Data ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran-Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI TGB SMK N 2 Garut ... 21

Tabel 3.2 Desain Penelitian Pretest-Posttest Group Design ... 23

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Validitas Berdasarkan Angka Korelasi ... 32

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 33

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Berdasarkan Angka Korelasi ... 34

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 34

Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks kesukaran ... 35

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat kesukaran ... 36

Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 36

Tabel 3.10 Kriteria Pemilihan Soal Pilihan Ganda ... 38

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda ... 38

Tabel 3.12 Efektifitas Option jawaban ... 40

Tabel 3.13 Klasifikasi Nilai Gain ... 42

Tabel 4.1 Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 46

Tabel 4.2 Nilai Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 46

Tabel 4.3 Hasil Uji T data Pretest... 48

Tabel 4.4 Hasil Uji T data Posttest ... 49

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian ... 26

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran Perangkat Administrasi Mengajar 1. Silabus

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen B. Instrumen Penelitian

1. Kisi-Kisi Instrumen

2. Lembar Judgment Instrumen Penelitian 3. Lembar Observasi

C. Analisis Uji Coba Instrumen

1. Data Uji Coba Siswa Kelas XII TGB-2 2. Perhitungan Uji Validitas

3. Uji Reliabilitas

4. Analisis Daya Pembeda dan Tinggkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda 5. Analisis Efektifitas Option jawaban

6. Analisis Daya Pembeda dan Tinggkat Kesukaran Soal Essai D. Analisis Hasil Belajar

1. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol 2. Skor Peningkatan N-Gain

(10)

ixi

4. Uji Homogenitas 5. Uji T Hipotesis

E. Dokumentasi dan Surat-Surat 1. Daftar Hadir Tes Peserta Didik

2. Daftar Hadir Pelaksanaan Pembelajaran Peserta Didik 3. Surat Keterangan Penelitian dari SMK Negeri 6 Bandung 4. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

5. Lembar Asistensi

6. Foto-Foto Kegiatan Penelitian

a. Pelaksanaan Uji Coba Instrumen tes b. Pelaksanaan Pretest

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu institusi pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan generasi muda yang berkualitas, kreatif, dan mampu bersaing pada dunia industri. Sejalan dengan arus globalisasi, tenaga praktis dengan keahlian yang spesifik sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Karena hal itulah, pemerintah menggalakan pendidikan kejuruan yang harus semakin dominan daripada pendidikan menengah. Keunggulan lulusan SMK adalah dibekali keahlian agar dapat langsung bekerja di lapangan. Selain itu, tidak menutup kemungkinan terhadap para lulusan SMK untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi.

Upaya peningkatan kualitas pembelajaran telah dilakukan pemerintah melalui berbagai hal, mulai dari perbaikan kurikulum hingga sertifikasi guru yang bertujuan menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik professional, serta meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Upaya tersebut belum bisa dikatakan berhasil karena pada faktanya kita masih menemukan lulusan SMK yang belum memahami bidang yang dipelajarinya. Hal tersebut dapat menjadi penyebab rendahnya produktivitas dari para lulusan SMK pada masing-masing bidang atau jurusannya.

Agar pendidikan kejuruan berjalan dengan baik, maka diperlukan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat serta kemampuan berfikir siswa terutama terhadap mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif mempunyai peran yang penting dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan siswa. Kemampuan tersebut dapat dijadikan modal untuk memasuki dunia kerja dikemudian hari sebagai tenaga kerja tingkat menengah.

(12)

atau konvensional. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut dapat dibilang terpusat pada guru, hal tersebut mengakibatkan aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung terlihat kurang aktif serta prestasi belajar siswa pada ranah kognitif mata pelajaran ini masih memiliki hasil atau nilai yang rendah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan hasil sinergi dari tiga komponen pembelajaran utama yakni siswa, kompetensi guru, dan fasilitas pembelajaran. Pembelajaran beton bertulang adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran beton bertulang dalam mengajarkan cara mendesain dan menggambar struktur beton bertulang kepada para siswanya.

Dalam proses pembelajaran, hal yang esensial bagi guru adalah memahami cara-cara siswa memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Siswa harus mempelajari beton bertulang melalui pemahaman dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Pembelajaran beton bertulang berlangsung dengan melibatkan siswa secara penuh, dalam artian pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan efektif dan menyenangkan. Jika guru dapat memahami proses pemerolehan pengetahuan, maka ia dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswa. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi guru mata pelajaran beton bertulang untuk senantiasa berpikir dan bertindak kreatif.

Berdasarkan hal tersebut, guru atau pengajar perlu mencoba berbagai variasi dalam menyampaikan materi pelajaran, salah satunya adalah melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif atau yang sering disebut dengan belajar secara berkelompok ini memiliki berbagai macam tipe, namun yang ingin diterapkan dan dibahas dalam penelitian ini adalah tipe Team Accelerated Instruction (TAI) sebagai strategi yang digunakan untuk meningkatkan dan mengefektifkan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) ini dapat menjadi alternatif sebagai metode pembelajaran dengan strategi penyampaian materi yang dapat meningkatkan kompetensi belajar.

(13)

secara bersama dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe Team Asccelerated Instruction (TAI) dapat membuat siswa menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang yang berbeda. Metode ini juga telah terbukti dapat membuat siswa berfikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.

Untuk menjamin heterogenitas keanggotaan kelompok, maka gurulah yang membentuk kelompok-kelompok tersebut. Jika siswa dibebaskan membuat kelompok sendiri maka biasanya siswa akan memilih teman-teman yang sangat disukainya. Ukuran besar kecilnya kelompok akan mempengaruhi kemampuan produktifitas kelompoknya. Ukuran kelompok ideal pada tipe TAI ini adalah 4 sampai 6 orang. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI ini, diharapkan dalam proses pembelajaran siswa tidak merasa jenuh, serta untuk hasilnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa.

Hal tersebut didukung oleh temuan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmat (2011) bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa pada mata diklat sistem pengaturan, kemudian penelitian lain menunjukkan hasil yang sama yaitu dilakukan oleh Faridzyadi (2011) bahwa penelitian penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka judul skripsi yang diambil adalah

“Pengaruh Penerapan Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe

Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Prestasi Belajar Beton Bertulang

(14)

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah yang timbul dari penelitian adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan terpusat pada guru

b) Keaktifan siswa didalam kelas selama pembelajaran berlangsung terlihat kurang.

c) Sebagian besar siswa mempunyai nilai yang rendah pada mata pelajaran beton bertulang

1.2.2 Perumusan Masalah

Masalah yang timbul dalam penelitian ini cukup banyak, tetapi tidak semua masalah akan dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya dibatasi pada pengajaran di tingkat SMK. Pada penelitian ini yaitu SMK N 2 Garut kelas XI, semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 untuk materi Menggambar Balok Beton Bertulang menggunakan kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Berdasarkan identifikasi tersebut, maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Bagaimana gambaran penerapan pembelajaran metode TAI di SMKN 2 Garut?

b) Bagaimana gambaran penerapan pembelajaran metode konvensional di SMKN 2 Garut?

c) Bagaimana gambaran hasil belajar siswa pada ranah kognitif mata pelajaran menggambar balok beton bertulang dengan menerapkan pembelajaran metode konvensional dan metode TAI di SMK N 2 Garut?

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

a) Mengetahui gambaran penerapan pembelajaran metode TAI di SMKN 2 Garut?

b) Mengetahui gambaran penerapan pembelajaran metode konvensional di SMKN 2 Garut?

c) Mengetahui gambaran hasil belajar siswa pada ranah kognitif mata pelajaran menggambar balok beton bertulang dengan menerapkan pembelajaran metode konvensional dan metode TAI di SMK N 2 Garut?

d) Mengetahui perbedaan peningkatan prestasi belajar yang dialami peserta didik pada kelas yang menerapkan metode konvensional dan metode TAI?

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan, diantaranya sebagai berikut:

a) Bagi guru mata pelajaran beton bertulang, dapat memberikan alternatif pengajaran untuk diterapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

b) Bagi siswa, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe Team Accelerated Isntruction (TAI) ini dapat merangsang kemampuan berfikir kritis, kreatif, inovatif dan membantu meningkatkan prestasi belajar dalam materi pelajaran beton bertulang.

(16)

1.5 Struktur Organisasi

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi, maka perlu adanya struktur organisasi yang berfungsi sebagai rincian tentang urutan penulisan untuk pedoman penyusunannya. Adapun struktur organisasi dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

a) Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,dan struktur organisasi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan alasan melaksanakan penelitian, pentingnya masalah itu untuk diteliti, dan pendekatan untuk mengatasi masalah. Identifikasi dan perumusan masalah yang berisi analisis dari masalah yang terdapat pada latar belakang serta perumusan masalah yang mencakup variabel-variabel yang diteliti. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, tujuan penelitian dibuat konsisten dengan perumusan masalah agar dapat mencerminkan proses penelitian. Manfaat penelitian menyajikan signifikasi yang ditinjau dari aspek kegunaan yang diharapkan berguna bagi guru, siswa, maupun peneliti lain.

b) Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis

Bab ini terdiri dari kajian pustaka yang berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

c) Bab III Metode Penelitian

(17)

d) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi hasil penelitian dan analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian serta pembahasan dan analisis temuan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

e) Bab V Kesimpulan dan Saran

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2010 : 2), metode peneltian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang dilakukan seorang peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan atau kegunaan terterntu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti penelitian dilakukan dengan cara masuk akal sehingga dapat dijangkau oleh pikiran dan nalar manusia. Empiris berarti cara-cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh panca indera manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment atau eksperimen semu. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui hubungan sebab akibat dengan cara memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen serta penyediaan kelompok kontrol. Sesuai dengan pernyataan Sudarwan Danim (2003), bahwa penelitian kuasi eksperimen bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan, mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya.

3.1 Lokasi Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Garut yang berada di Jalan Suherman No. 90 Garut. Adapun penelitian ini akan dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012 / 2013.

3.2 Populasi dan Sampel

(19)

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakterristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010 : 60). Sedangkan menurut Arikunto (2006 : 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI TGB SMK N 2 Garut yang terdiri dari 2 kelas yang ada yaitu kelas XI TGB-1 dan XI TGB-2

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas XI TGB SMK N 2 Garut

Kelas Jumlah Populasi

XI TGB-1 26

XI TGB-2 27

3.2.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian, maka perlu adanya perhitungan besar kecilnya populasi. Arikunto (2006 : 134) menyatakan bahwa:

Apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”tergantung setidak -tidaknya dari:

1. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, keuangan, dan dana

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu teknik pelaksanaanya dilakukan dengan mengambil semua sampel yang ada di dalam populasi, dari 2 kelas yang ada diambil sampel yaitu semua siswa yang hadir mengikuti pretest dan posttest. Pada penelitian ini diambil

(20)

kelas XI TGB-1 dengan jumlah 26 siswa merupakan kelas eksperimen dan kelas XI TGB-2 dengan jumlah 27 siswa merupakan kelas kontrol.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Arikunto, (2006, 118) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Setiap penelitian tentu akan mempuanyai variabel, sesuai dengan pernyataan diatas penentuan variabel adalah suatu hal yang sangat penting dan harus ditentukan dengan tepat. Variabel dalam suatu penelitian dikatakan Menurut Sugiyono (2010 : 59) bahwa, variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kuantitatif, sehingga variabel yang muncul pada penelitian ini adalah variabel kuantitatif. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, maka di dalamnya terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI dan penerapan pembelajaran metode konvensional. b. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada

pembelajaran beton bertulang.

3.4 Desain Penelitian

(21)

Tabel 3.2 Desain penelitian Pretest-posttest group design, Kelas eksperimen XI TGB-1 O1 X1 O2

Kelas kontrol XI TGB-2 O1 X2 O2

Keterangan : O1 = pretes O2 = postes

X1 = perlakuan 1, yaitu perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI)

X2 = perlakuan 2, yaitu perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran beton bertulang dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

3.5 Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi agar menjadi lebih jelas dan tidak menimbulkan pemahaman ganda dari istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan penjelasan sebagai berikut:

a. Pembelajaran kooperatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adalah pola pembelajaran siswa yang saling bekerja sama dengan teman sekelasnya dalam proses belajar mata pelajaran beton bertulang.

b. Pembelajaran metode Team Accelerated Instruction (TAI) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Slavin yang memadukan antara pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual siswa.

(22)

pada guru dengan metodologi ada pada metode ceramah dan tanya jawab yang dibantu dengan penyajian visual.

d. Prestasi belajar mata pelajaran beton bertulang adalah kemampuan hasil belajar siswa pada ranah kognitif setelah melaksanakan pembelajaran. e. Pembelajaran beton bertulang adalah upaya membangun pengalaman dan

pengetahuan siswa berkaitan dengan pemahaman tentang beton bertulang. Pada penelitian ini materi beton bertulang yang dibahas terdapat pada standar kompetensi menggambar balok beton bertulang.

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah, yaitu melakukan observasi awal termasuk studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) untuk mengetahui kondisi kelas dan permasalahan yang melatarbelakangi penelitian

2) Studi literatur, yaitu berupa pengumpulan materi-materi atau teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti. hasil studi literatur ini dijadikan sebagai landasan atau acuan dalam melakukan penelitian

3) Perumusan masalah, yaitu merumuskan masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran serta hasil belajar siswa SMK N 2 Garut kelas XI-TGB. Data untuk penelitian diambil bersamaan dengan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada bulan juli sampai Oktober 2012.

4) Pelaksanaan penelitian, yaitu melaksanakan penelitian sesuai prosedur pelaksanaan

5) Penyusunan instrumen penelitian, yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan soal-soal tes tertulis

(23)

7) Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen berupa pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode team accelerated instruction dalam mata pelajaran beton bertulang. Sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan dengan metode tersebut, tetapi melaksanakan pembelajaran dengan metode seperti biasanya.

8) Memberikan posttest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mendapatkan perlakuan

9) Membandingkan dua nilai rata-rata (pretest dan posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol) untuk melihat dan menentukan apakah terdapat peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran metode TAI

(24)

Adapun gambaran dari prosedur penelitan yang dulakukan adalah sebagai berikut:

Judgment dan uji

coba instrumen

Analisis Data

Kesimpulan Pembelajaran

Kooperatif tipe TAI

Pretest

Pembelajaran biasa

Posttest

Pelaksanaan Penelitian Identifikasi masalah

Studi literatur

Perumusan masalah

Penyusunan Instrumen penelitian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

analisis hasil uji coba dan perbaikan instrumen

Observasi keterlaksanaan proses pembelajaran Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

(25)

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian

3.7 Kisi-kisi Penelitian dan Instrumen

Penelitian pendidikan kisi-kisi sangat perlu digunakan karena dapat membantu menyusun isi dari butir-butir instrumen. Berdasarkan pendapat Arikunto (2006:162) memaparkan pengertian kisi-kisi sebagai berikut :

“Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.”

Adapun manfaat dari kisi-kisi seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 162) adalah sebagai berikut :

a. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun.

b. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir. c. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika

menyusun kisi-kisi, peneliti belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya.

d. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta jalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil.

e. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap, peneliti dapat menyerahkan tugas atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen.

f. Validitas dan reabilitas instrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.

Sesuai dengan uraian diatas, untuk masalah yang akan diteliti yaitu penerapan metode pembelajaran TAI terhadap prestasi belajar beton bertulang di SMK N 2 Garut, dapat diteliti dengan menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan variabel-variabel yang ada.

(26)

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang berupa angka tentang prestasi belajar, peningkatan prestasi belajar untuk mendapatkan data yang baik diperlukan instrumen penelitian yang baik pula. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Tes awal ( pretest )

Pretest digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Pretest dilaksanakan pada awal pembelajaran untuk memberikan gambaran kemampuan peserta didik sebelum memperoleh materi pembelajaran dari pengajar. Soal pretest yang diberikan adalah soal yang terlebih dahulu diujicobakan. pada penelitian ini pretest dilaksanakan dengan durasi waktu 90 menit (2x45 menit). Untuk menghindari kecurangan dalam pengisisan jawaban maka setiap siswa masing-masing menempati satu bangku, serta selama pelaksanaan dilakukan pengawasan seperti pengawasan ujian pada umumnya.

2. Lembar Observasi

Menurut Sukmadinata (2008 : 220), observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan metode TAI. Observasi dilakukan untuk mengukur apakah pembelajaran tersebut sesuai dengan kaidah pembelajaran kooperatif tipe TAI. Data observasi digunakan untuk menginventarisasi data tentang respon siswa terhadap pembelajaran, keaktifan siswa, serta interaksi yang terjadi antara siswa dengan Pengajar maupun siswa dengan siswa lainnya.

3. Tes akhir ( posttest )

(27)

Posttest dilaksanakan pada akhir penelitian, pelaksanaan posttest ini bertujuan untuk mengetahui prestasi yang diraih peserta didik mengenai materi yang telah diajarkan baik dengan metode TAI maupun metode konvensional. Seperti pada pretest, waktu pelaksanaan posttest adalah 2 x jam pelajaran yaitu 90 menit.

3.9 Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk instrumen tes terlebih dahulu diuji cobakan agar dapat diketahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Kebenaran dan ketepatan data sangat bergantung baik atau tidaknya instrumen pengumpul data. Instrumen yang baik memiliki dua persyaratan yang harus dipenuhi yaitu valid dan reliabel. Oleh karena itu, test prestasi belajar terlebih dahulu diuji cobakan guna mengetahui validitas dan realibilitasnya. Uji coba ini dilakukan karena dalam penelitian ini belum teruji keterandalannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006 : 166) yang menyatakan bahwa “Bagi instrumen yang belum ada persediaan di lembaga pengukuran dan penelitian harus menyusun sendiri mulai dari merencanakan, menyusun, mengadakan uji coba, merevisi”.

Pada penelitian ini, soal yang diajukan terlebih dahulu diujicobakan. adapun ujicoba dilaksanakan pada hari sabtu 24 november 2012 terhadap siswa kelas XII TGB-1 mulai pukul 10.00 - 11.30 WIB. Data hasil ujicoba tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan soal mana yang layak dijadikan sebagai instrumen penelitian. Adapun analisis ujicoba tersebut meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, uji indeks kesukaran, serta efektifitas option soal.

3.9.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesasihan suatu instrumen (Arikunto, 2006 : 168). Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson ( Surapranata, 2004:58) , yaitu :

(28)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = Skor tiap item dari tiap responden

Y = Skor total dari seluruh item dari tiap responden ΣXY = Jumlah perkalian antara x dengan y

ΣX = Jumlah skor tiap item dari tiap responden

ΣY = Jumlah skor total dari seluruh item dari tiap responden N = Jumlah responden

Nilai koefisien yang diperoleh selanjutnya diinterpretasikan untuk mengetahui kriteria klasifikasi validitas instrumen. Adapun klasifikasi koefisien korelasi yang dipakai adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Validitas Berdasarkan Angka Korelasi

Angka Korelasi Makna

0,80 - 1,00 Sangat tinggi

0,60 - 0,80 Tinggi

0,40 - 0,60 Cukup

0,20 - 0,40 Rendah

0 - 0,20 Sangat rendah

Sumber : (Surapranata, 2006: 59)

Setelah diketahui koefisien korelasinya, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan taraf signifikasi korelasi dengan menggunakan rumus tstudent, yaitu:

Keterangan:

t : Daya pembeda dari uji t N : Jumlah subjek

rxy : Koefisien korelasi

(29)

orang siswa, dari 10 butir soal pilihan ganda tersebut dilakukan dengan bantuan program Microsoft office excel perhitungan lengkap untuk perhitungan signifikasi disajikan pada lampiran. Adapun gambaran hasil perhitungannya didapat nilai validitas seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas No

r t-hitung t-tabel Interpretasi Valid

Soal /invalid mempunyai validitas cukup, dua item mempunyai validitas tinggi, satu rendah, dan satu sangat tinggi. Artinya tidak semua item mempunyai validitas yang baik. Untuk kriteria signifikasi dan korelasi pada tabel diatas, terlihat 10 soal tes yang signifikan atau valid.

3.9.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Adapun uji reliabilitas untuk soal pilihan ganda pada penelitian ini menggunakan rumus untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R20):

(30)

(Arikunto, 2006:188)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah n = banyaknya item

s = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalahakar varians)

Nilai koefisien yang diperoleh diinterpretasikan untuk mengetahui tinggi, sedang atau rendahnya validitas instrumen. Adapun klasifikasi interpretasi koefisien reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Klasifikasi koefisien reliabilitas berdasarkan angka korelasi

Angka Korelasi Makna

Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan bantuan program Microsoft office excel, perhitungan lengkap untuk perhitungan signifikasi disajikan pada lampiran. Adapun gambaran hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

(31)

3.9.3 Indeks Kesukaran

Untuk melihat soal tersebut baik atau tidak, perlu diketahui tingkat kemudahan atau kesukaran dari soal tersebut. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran.

Rumus untuk mencari indeks kesukaran soal pilihan ganda (Arikunto, 2010 : 208), yaitu:

Klasifikasi tingkat kesukaran tiap butir soal, adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Klasifikasi indeks kesukaran

P Klasifikasi

P < 0,3 Sukar

0,3 ≤ P ≤ 0,7 Sedang

P > 0,7 Mudah

Sumber: (Surapranata,2006 : 21)

Perhitungan indeks kesukaran untuk soal essay menggunakan rumus dari Jihad dan Haris, (2008 : 182), yaitu:

Keterangan:

IK = Indeks tingkat kesukaran

(32)

Indeks kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria berikut:

Tabel 3.8 Kriteria tingkat kesukaran

Koefisien Korelasi Kriteria

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK <1,0 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

Sumber: (Suherman, 2003:170)

Perhitungan Indeks kesukaran dilakukan dengan bantuan program Microsoft office excel, perhitungan lengkap untuk perhitungan indeks kesukaran disajikan pada lampiran. Adapun gambaran hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

No

Soal P Kesimpulan

1 0.73 Mudah

2 0.54 Sedang

3 0.46 Sedang

4 0.50 Sedang

5 0.35 Sedang

6 0.62 Sedang

7 0.50 Sedang

8 0.35 Sedang

9 0.46 Sedang

10 0.27 Sukar

(33)

No

Soal P Kesimpulan

11 0.32 Sedang

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk soal ujicoba siswa yang terdiri dari 10 soal tes, terdapat delapan soal yang mempunyai tingkat kesukaran sedang, satu soal memiliki tingkat kesukaran mudah, dan satu soal lagi memiliki kriteria sukar. Sedangkan untuk soal essay (soal nomor 11) mempunyai kriteria sedang.

3.9.4 Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok Dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Menurut Surapranata, (2006:23) indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda (item discrimination). Daya pembeda menurut indeks daya pembeda untuk soal pilihan ganda dapat dicari dengan menggunakan rumus dari Zulaiha, (2008:4) yaitu:

Keterangan :

D = Daya pembeda

ΣA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar ΣB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar nA = Banyaknya peserta kelompok atas

nB = Banyaknya peserta kelompok kelompok bawah

Sedangkan untuk soal essay menggunakan rumus (Erman, 2003:160) sebagai berikut:

Keterangan:

(34)

Untuk memilih soal yang baik, nilai daya pembeda tiap butir soal selanjutnya diinterpretasikan kedalam kriteria pemilihan soal, sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Pemilihan Soal Pilihan Ganda

Besarnya D Klasifikasi

> 0, 25 Diterima

0 s.d 0,25 Diperbaiki

≤ 0 Ditolak

Sumber: (Zulaiha, 2008 : 5)

Perhitungan daya pembeda dilakukan dengan bantuan program Microsoft office excel, perhitungan lengkap untuk perhitungan daya pembeda disajikan pada lampiran. Adapun gambaran hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda

No Soal DP Kesimpulan

1 0.63 Diterima

2 0.50 Diterima

3 0.63 Diterima

4 0.88 Diterima

s5 0.75 Diterima

6 0.63 Diterima

7 0.50 Diterima

8 0.63 Diterima

9 0.63 Diterima

10 0.50 Diterima

No

Soal DP Kesimpulan

(35)

Dengan demikian dari tabel diatas, semua mempunyai daya pembeda yang diterima dan dapat dijadikan sebagai instrumen tes dalam penelitian ini.

3.9.5 Efektifitas Option Soal

Untuk membuat soal pilihan ganda yang baik harus diperhatikan bagaimana cara memilih option soal yang tepat dan efektif. Menurut Erman (2003:174-177) efektifitas option soal adalah alternatif jawaban atau kemungkinan jawaban yang harus dipilih. Suatu option disebut efektif jika memenuhi fungsinya atau rujukan disajikannya option tersebut tercapai. hal ini berarti setiap option yang disajikan masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih. option yang merupakan jawaban benar disebut option kunci (key option) sedangkan option lainnya disebut option pengecoh (distractor option).

Berdasarkan distribusi pilihan pada setiap option untuk siswa pada kelompok atas dan kelompok bawah, dapat ditentukan option yang berfungsi efektif dan tidak. kriteria optin yang berfungsi secara efektif adalah:

a) Untuk option kunci

1. Jumlah pemilih kelompok atas harus lebih banyak daripada jumlah kelompok bawah, yaitu siswa yang pandai lebih banyak menjawab benar daripada siswa yang bodoh.

2. Jumlah pemilih kelompok atas dan bawah lebih dari 0,25 tetapi tidak lebih dari 0,75 dari seluruh siswa pada kelomppok atas dan kelompok bawah.

b) Untuk option pengecoh

1. Jumlah pemilih kelompok atas lebih sedikit daripada jumlah pemilih siswa kelompok bawah. Hal ini berarti untuk jawaban yang salah siswa yang bodoh lebih banyak yang memilih daripada siswa yang pandai. 2. jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah, dirumuskan dalam

formula sebagai berikut:

(36)

Keterangan : JPA = Jumlah pemilih kelompok atas JPB = Jumlah pemilih kelompok Bawah n = Banyak option pengecoh

JSA = Jumlah siswa pada kelompok atas JSB = Jumlah siswa pada kelompok Bawah

(37)

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa item soal ujicoba tes tersebut termasuk pada kategori efektif dan tidak efektif, dari semua soal tes yang diujicobakan terdapat 1 option pada soal nomor satu memiliki kriteria tidak efektif, artinya option tersebut lebih baik diganti atau dapat dihilangkan.

3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari skor tes awal (pretes), skor tes akhir (postes). Setelah memperoleh data yang diperlukan, kemudian dilakukan pengolahan data dengan rincian sebagai berikut :

3.10.1 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diambil dari instrumen yaitu aspek kognitif yang dapat mengukur pencapaian prestasi belajar. Instumen ini terdiri dari pretest dan posttest yang di buat untuk menguji prestasi belajar beton bertulang siswa, pada materi menggambar balok beton bertulang yang dibuat dalam bentuk tes uraian. Di mana semua butir soal tersebut sudah mencerminkan indikator yang hendak dicapai pada materi tersebut.

3.10.2 Pemberian Skor

Pemberian skor pada soal berbentuk pilihan ganda untuk jawaban benar masing-masing soal memiliki poin yang sama. Sedangkan pemberian skor untuk soal essay kemampuan menyelesaikan soal perhitungan mengacu pada pendoman penskoran dengan menggunakan metode analitik. Penskoran analitik (Analytic scoring rubrics) adalah penskoran yang mengharuskan para penskor untuk menentukan daftar unsur-unsur penting yang harus dinilai (Surapranata 2005:220). Adapun pedoman untuk penskoran soal pilihan ganda maupun essay dapat dilihat di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada lampiran.

(38)

Langkah selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melakukan analisis data. Yang pertama harus dilakukan dalam analisis data adalah menentukan rumus uji statistik yang akan dipakai sesuai data yang ada, dengan menggunakan beberapa uji, di antaranya:

A. Perhitungan skor gain yang dinormalisasi

Skor gain diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari treatment (Panggabean, 1996). Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah:

Keterangan: G= gain

= skor tes awal = skor tes akhir

Tingkat efektivitas pembelajaran tipe TAI yang digunakan dalam meningkatkan prestasi belajar beton bertulang dan kemampuan pemahaman siswa akan ditanjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai kelas eksperimen dan kontrol. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan dari Hake (1998:65) sebagai berikut:

Keterangan:

< g > = rata-rata gain yang dinormalisasi < G > = rata-rata gain aktual

= gain maksimum yang mungkin terjadi = rata-rata skor tes akhir

(39)

Nilai <g> yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada tabel

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas data menggunakan uji Chi kuadrat (

2) berdasarkan (Sudjana, 2002 : 273) dengan

Oi = Nilai dari hasil pengamatan( frekuensi observasi ) Ei = Nilai yang diharapkan ( frekuensi ekspektasi ) K = Banyak kelas interval

Hipotesis statistik :

H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian : Terima H0 jika

2 <

2 table

C. Uji Homogenitas

(40)

varians yang homogen atau tidak. Untuk uji homogenitas dua varians digunakan uji F (Sugiyono, 2010 : 162) dengan taraf signifikasi α = 0,05.

F =

H0 : varians populasi kel eksperimen dan kel kontrol homogen H1 : Varians populasi kel eksperimen dan kel kontrol tidak homogen Kriteria pengujian :

Terima H0 jika F < Ftabel

D. Uji hipotesis penelitian

Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa data. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji – t (Arikunto, 2006 : 311) dengan taraf signifikasi α = 0,05. Rumus uji – t yang digunakan adalah :

t = My = Nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol Nx = Banyaknya data kelompok eksperimen Ny = Banyaknya data kelompok kontrol

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti mengenai penerapan pembelajaran metode TAI untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran menggambar balok beton bertulang di SMK Negeri 2 Garut, dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Pembelajaran kooperatif tipe TAI yang diterapkan pada kelas eksperimen telah dilaksanakan dengan langkah-langkah yang sesuai tahapan pelaksanaannya, meliputi mengelompokkan siswa, memberikan tugas dalam satu kelompok, siswa membahas materi secara berkelompok, memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya, memberi soal latihan tes kecil, serta memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok. Setiap anggota diharuskan untuk mempunyai argumen berdasarkan pandangan terhadap materi yang mereka terima untuk selanjutnya dibahas bersama dalam kelompok sehingga dari setiap argumen tersebut dapat saling melengkapi materi yang mereka pelajari, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung aktifitas siswa menjadi lebih aktif.

(42)

sebagai pendengar hanya memperhatikan. Oleh karena itu selama pembelajaran berlangsung aktifitas siswa terlihat kurang aktif.

3. Hasil rata-rata nilai posttest yang diperoleh peserta didik kelas eksperimen lebih tingggi daripada hasil rata-rata nilai posttest yang diperoleh peserta didik pada kelas kelas kontrol, hal itu menunjukkan bahwa pemebelajaran menggunakan metode TAI memberikan pengaruh yang lebih besar disbandingkan dengan pembelajaran metode konvensional terhadap prestasi belajar mata pelajaran menggambar balok beton bertulang.

4. Berdasarkan hasil uji peningkatan (gain) diketahui, nilai gain rata-rata peserta didik pada kelas eksperimen (metode TAI) lebih besar dibandingkan dengan nilai gain rata-rata peserta didik pada kelas kontrol (metode konvensional). Sehingga dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran TAI lebih berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik dibanding dengan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran menggambar balok beton bertulang di SMK N 2 Garut.

5.2 Saran-Saran

1. Bagi pengajar, metode TAI dapat dijadikan alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran, karena metode ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

2. Untuk peneliti lain yang tertarik pada topik pembelajaran menggunakan metode TAI, diharapkan dapat mengembangkan lebih lanjut mengenai metode ini dalam pembelajaran mata pelajaran yang berbeda dengan sampel penelitian yang berbeda pula.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Bantala, Agung. (2010). Penerapan Pembelajaran E-Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Peserta Diklat Teknik Jaringan Komputer Dasar fi PPPPTK BMTI Bandung. Tesis S2 Prodi Pendidikan dan Kejuruan UPI Bandung: tidak diterbitkan

Dalyono. (2005). Psikologi Pendididkan. Jakarta: Rineka Cipta

Danim, Sudarwan. (2003). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Dimyati. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Erman, Suherman, dkk. (2003). Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika. Bandung.UPI. [Tidak Diterbitkan].

Faridzyadi, Chaerul. (2011). Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Team Accelerated Instruction dengan Model Pembelajaran Konvensional. Bandung. Skripsi FPTK UPI.

Ginting, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Hake, R.R. 1998. Interactive engagement Methods in Introductory Mechanics courses. Journal of Physics educations Research. Vol. 66, 1-2.

Hamalik, Oemar (2001). Proes Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslim dan Nur, Mohammad. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Kholik, Muhammad. (2011). Metode Pembelajaran Konvensional. [Online] Tersedia: http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/. [2 November 2012]

(44)

Istimawan, Dipohusodo. (1993). Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Rahmat, Rahman. (2011). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Diklat Sistem Pengaturan Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Team Accelerated Instruction. Bandung. Skripsi FPTK UPI.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung : Alfabeta

Rosyida. (2010). Upaya Mewujudkan Active Joyfull and Effective Learning (AJEL) Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Acceelerated Instruction (TAI) pada Pelajaran Matematika Kelas V MI PSM Paron Kabupaten Ngawi. Yogyakarta. Skripsi UIN Sunan Kalijaga.

Sadiman, Arif dkk. (1990). Media Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali Sagala. (2008). Administrasi Pendidikan Kontemporer.Bandung: Alfabeta Sagala. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran, bandung: Alfabeta.

Sholahuddin. (2012). Prestasi Belajar, Faktor yang Mempengaruhi [online] http://sholahuddin.edublogs.org/2010/04/21/prestasi-belajar-faktor-yang-mempengaruhi/.[4 November 2012]

Slameto. (1995). Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (2008). Cooperative Learning: Teori, Riset, and Praktik. Terjemahan Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, Nana. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

(45)

Sugiyono. (2010). Model Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatiff, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2008) Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Surapranata, Sumarna. (2006). Analisis Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Surapranata, Sumarna. (2005). Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tim Tetap Penulis Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Wikipedia. [2012]. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran. [Online]. Pembelajaran. [9 November 2012].

Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia

Gambar

Gambar 4.2 Grafik Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................. 47
Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas XI  TGB SMK N 2 Garut
Tabel 3.2 Desain penelitian  Pretest-posttest group design,
Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

sebagai berikut (a) Guru mengidentifikasi siswa yang berada pada masing-masing level, (b) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok berdasarkan hasil placement test, (c)

Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di Kelas V

Teori pembelajaran ini sangat menganggap penting teori pembelajaran dan psikoterapi dari suatu teori belajar. Prinsip yang harus diterapkan adalah bahwa guru

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team accelerated instruction (TAI) pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pokok bahasan akhlak terpuji dapat meningkatkan kerjasama

Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di Kelas V

Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di Kelas V

Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Sanjaya Ngawen Gunungkidul, ditemukan bahwa minat pada kelas tersebut masih kurang, terbukti

Sehingga penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI ( Team Accelerated Instruction) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMAN 8 Kediri dalam pembelajaran