• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AFIKA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KOGNITIF ANAK USIA 4-6 TAHUN : Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AFIKA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KOGNITIF ANAK USIA 4-6 TAHUN : Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB Bandung."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AFIKA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KOGNITIF ANAK USIA 4-6 TAHUN

( Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

LIA YULIA AZIZAH

NIM 0907078

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

AFIKA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN

KOGNITIF ANAK USIA 4-6 TAHUN

(Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB

Bandung)

Oleh Lia Yulia Azizah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Lia Yulia Azizah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LIA YULIA AZIZAH

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AFIKA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KOGNITIF ANAK USIA 4-6 TAHUN

(Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB Bandung) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd NIP. 19490227 1977031002

Pembimbing II

Dr. Asep Saepudin, M.Pd NIP. 19700930 2008011004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)
(5)

ABSTRAK

Lia Yulia Azizah (0907078) Implementasi Metode Pembelajaran Afika Dalam Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak Usia 4-6 Tahun

(Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB Bandung)

Penelitian ini membahas mengenai implementasi metode pembelajaran afika di Pembinaan Anak Salman (PAS) ITB bagi anak usia 4-6 tahun, dilihat dari aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta faktor pendukung dan penghambat dari pembelajaran metode afika tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui implementasi metode pembelajaran afika dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun, 2) mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung pada pelaksanaan metode pembelajaran afika.

Dalam membahas mengenai permasalahan yang telah dipaparkan, penulis merujuk pada kajian pustaka yang relevan, yaitu mengenai konsep metode pembelajaran, konsep metode afika dan hubungan metode afika dengan jenis-jenis metode pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini sebanyak lima orang yang terdiri dari satu orang pengelola, dua orang tutor/kakak pembina, dan dua orang tua peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan triangulasi. Penelitian dilakukan di PAS ITB dan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2013.

Hasil penelitian diperoleh data mengenai (1) perencanaan implementasi penggunaan metode afika dalam pembelajaran BBAQ, tutor/kakak pembina mengkondisikan tempat serta metode yang akan digunakan sehingga tujuan yang akan dicapai dapaat terarah, (2) pelaksanaan implementasi penggunaan metode afika dalam pembelajaran BBAQ, hasilnya adalah bahwa anak aktif dan paham saat BBAQ, serta anak dapat menghafal doa sehari-hari, (3) penilaian terhadap implementasi penggunaan metode afika dalam pembelajaran BBAQ dilakukan menggunakan pemberian checklist pada lembar observasi, (4) kendala yang dihadapi pada saat implementasi metode afika dalam pembelajaran BBAQ adalah kurang mampunya anak mengenal huruf hijayyah serta penguasaan anak dalam mengikuti metode afika.

(6)

Implementation of Afika Learning Method to Improve the Cognitive Intelligence of 4-6 year old Children

(A Descriptive Research at A School in Bandung)

Abstract

This research discussed the implementation of the learning methods in Coaching Children afika Salman ITB (PAS) for children aged 4-6 years, seen from the aspect of the planning, implementation, evaluation and support factors and learning methods of restricting afika. The purpose of this research is to 1) know the implementation methods of learning in improving cognitive intelligence afika children aged 4-6 years, 2) knowing the factors restricting and supporters on the implementation method of learning afika.

In discussing about the problems that have been presented, the author refers to the literature review are relevant, namely the concept of learning methods, concepts and relationships afika method method afika with other types of learning methods. Research methods used in this research is descriptive method using qualitative approach. The subject in this study as many as five people consisting of one person, two tutor Manager/coach, older brother and two parents of learners. Data collection techniques used are interviews, observation, documentation and study of the triangulation. Research done at the fitting ITB and executed in October up to December 2013.

The results obtained data on ( 1 ) planning implementation of the use of methods bbaq, afika in learning tutor / brother supervisors customize place and method to be used so the purpose to be accomplished directed ( 2 ) the implementation of the use of methods bbaq, afika in learning the result is that the active and aprovident bbaq, when and the daily prayers, can memorize ( 3 ) an assessment of the implementation of the use of methods afika in learning bbaq committed using the observation, checklist in pieces ( 4 ) obstacles faced when implementation afika in learning method bbaq is less mampunya child diagnosticate hijayyah letters and a mastery in following afika methods.

(7)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN……….i

ABSTRAK……….ii

KATA PENGANTAR ... .iii

UCAPAN TERIMAKASIH………iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL………..viii

DAFTAR LAMPIRAN………ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifiksai dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Konsep Metode Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 9

2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran ... 11

B. Konsep Metode Pembelajaran Afika………19

1. Pengertian Metode Afika……….19

2. Tujuan Metode Afika………...20

(8)

C. Hubungan Metode Afika dengan

Jenis-jenis Metode Pembelajaran ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 22

B. Desain Penelitian ... 23

C. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 24

D. Definisi Operasional……….26

E. Instrumen dan Penyusunan Penelitian... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Triangulasi Data………...….33

H. Teknik Analisis Data……….34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………36

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………..36

B. Gambaran Umum Metode Pembelajaran Afika di PAS ITB……...51

C. Hasil Penelitian………..………52

D. Pembahasan dan Analisis Temuan……….65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...72

A. Kesimpulan………72

B. Saran………..74

DAFTAR PUSTAKA ………..76 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia

menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara

umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai

potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Setiap anak dilahirkan

bersamaan dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tak ada satu pun yang

luput dari Pengawasan dan Kepedulian-Nya. merupakan tugas orang tua dan

guru untuk dapat menemukan potensi tersebut. Syaratnya adalah penerimaan

yang utuh terhadap keadaan anak.

Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah

adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang

kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah

perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak

yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak. Sebab jika

potensi kecerdasannya tidak dibimbing dan diarahkan dengan

rangsangan-rangsangan intelektual, maka walaupun dia memiliki bakat jenius akan tidak

ada artinya sama sekali. Sebaliknya jika seorang anak yang memiliki

kecerdasan rata-rata atau normal bila didukung lingkungan yang kondusif

maka ia akan dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas diatas rata-rata atau

superior. Hal ini berarti lingkungan memegang peranan penting bagi

pendidikan anak selain bakat yang telah dimiliki oleh anak itu sendiri.

Seiring dengan kebutuhan orang tua untuk mendidik anak sejak dini,

sekarang ini telah banyak bermunculan lembaga pendidikan bagi anak usia

dini di Indonesia. Lembaga pendidikan non formal ini paling tidak

mengemban fungsi melejitkan seluruh potensi kecerdasan anak, penanaman

nilai-nilai dasar dan pengembangan kemampuan dasar. Sehingga,

(10)

pendekatan yang tepat agar dapat mengoptimalkan seluruh potensi yang

(11)

3

Lia Yulia Azizah, 2014

“melejitkan” seluruh potensi kecerdasan anak. Hal tersebut merupakan hak

bagi anak, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002

Pasal 4 tentang perlindungan Anak, yang menyatakan bahwa setiap anak

berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berprestasi secara wajar sesuai

dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi.

Namun dalam pengelolaan PAUD, trend untuk menjejali anak dengan

pengetahuan-pengetahuan akademik menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Tidak hanya di Indonesia, di Amerika Serikatpun trend untuk memasukkan

pengetahuan akademik lebih menonjol, seperti yang dinyatakan oleh Lisa S.

Goldstein dalam Journal of Research in Childhood Education (2007) sebagai

berikut:

The purposes of kindergarten have been changing rapidly in the United States. Kindergarten teachers are facing many new demands; in addition to

meeting children‟s needs across all developmental domains, they must also

move their young students toward mastery of a variety of mandated academic skills.

Terlepas dari misi pendidikan yang dikembangkan, dalam prakteknya

lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini muncul sebagai jawaban

atas kebutuhan pasar. Dengan prinsip kebutuhan pasar, seringkali orang yang

membutuhkan harus membayar dengan biaya yang mahal. Bahkan, Direktur

PAUD Ditjen PNFI Depdiknas, Gautama dalam makalahnya yang berjudul

Kebijakan Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) 2003 menyatakan

bahwa selama ini banyak lembaga PAUD yang salah dalam memperlakukan

anak didiknya. Mereka lupa bahwa dunia anak adalah dunia bermain.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyelenggaraan PAUD

masih belum mengacu betul dengan tahap-tahap perkembangan anak. Pada

umumnya penyelenggaraan PAUD difokuskan pada peningkatan kemampuan

akademik saja, baik dalam hal hafalan-hafalan maupun kemampuan

baca-tulis-hitung, yang prosesnya seringkali mengabaikan tahapan perkembangan

anak. PAS ITB (Pembinaan Anak Salman ITB) adalah lembaga pendidikan

non formal islami sebagai wadah pembinaan anak-anak islami yang berada di

(12)

4

ini PAS memiliki lebih dari 150 pembina dan lebih dari 200 adik PAS yang

dikoordinasikan dengan program rutin setiap minggunya berupa mentoring

adik. Selain itu, terdapat pula agenda besar setiap semester seperti, Jumanji,

Parabola, Kemah Alam dan lain-lain.

Kurikulum TK PAS ITB dikembangkan dan disusun untuk

mengembangkan potensi anak berdasarkan tahap-tahap perkembangan anak

sebagai suatu pendidikan informal yang menyenangkan, tidak menuntut

pencapaian prestasi yang tinggi, tidak membosankan namun tetap

memberikan poin-poin pembelajaran dalam hal diniyah islamiyah, kognitif,

psikomotorik dan sosialemosional. Ruang lingkup kurikulum TK PAS ITB

meliputi aspek pengembangan : Diniyah, Kognitif, Psikomotorik, Bahasa,

Sosialemosional dan Kemandirian. Departemen Mentoring TK PAS ITB

menyusun program pembelajaran mentoring tiap minggunya maka

aspek-aspek perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang

mencakup : bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan

dan pengembangan kemampuan dasar.

Pendekatan pembelajaran TK PAS ITB dilakukan dengan berpedoman

pada suatu program kegiatan yang disusun oleh Departemen Mentoring TK

PAS ITB pada periode semester tertentu dengan menerapkan prinsip-prinsip :

Berorientasi pada Kebutuhan Anak, yaitu kegiatan pembelajaran anak

(mentoring ahad) harus senantiasa pada kebutuhan anak. Anak-anak awal

adalah anak yang sedang membutuhkan pembelajaran untuk memaksimalkan

aspek perkembangan. Dengan demikian, berbagai jenis kegiatan hendaknya

disusun melalui analisis kebutuhan sesuai usia perkembangan anak dan

kemampuan tiap-tiap anak yang mungkin berbeda satu sama lain.

Bermain Sambil Belajar, yaitu kegiatan mentoring ahad yang dilakukan

hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan

menggunakan strategi, metode, tema dan media yang menarik bagi anak dan

(13)

5

Lia Yulia Azizah, 2014

mempelajari keterampilan baru. Ketika bermain mereka membentuk

pengertian tentang pengalaman bermain yang berarti.

Kreatif dan Inovatif, yaitu proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif

dapat dirumuskan oleh Departemen Mentoring TK melalui kegiatan yang

menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk

berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Selain itu pengelolaan

pembelajarannya dilakukan dengan dinamis dimana anak sebagai subjek

dalam kegiatan mentoringnya.

Lingkungan Outdoor yang Menyenangkan, yaitu pelaksanaan mentoring ahad

dilakukan di luar ruangan (outdoor) agar adik-adik merasakan suasana

berbeda dengan sekolah formal yang diikutinya di hari-hari lain. Adik

diharapkan dapat lebih bebas bermain dan bergerak sambil belajar dan

mengeksplorasi lingkungan luar baik itu dengan alam sekitar maupun relasi

adik dengan teman sebayanya menjadi akan lebih mudah tercipta tanpa

adanya kursi-kursi, dinding dan meja yang membatasi.

Materi yang diajarkan PAS ITB kepada adik adalah materi BBAQ (Belajar

Baca Al Qur‟an) dan materi mentoring kolosal yang sesuai dengan tema

semester bersangkutan. Materi BBAQ yang diajarkan berupa membaca ayat

suci Al-qur‟an bersama, menjelaskan kandungan ayat tersebut, menghafalnya, dan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, adik juga menyetor

hafalan Al-qur‟an atau doa-doa yang menjadi „PR‟ selama seminggu di rumah. Materi Mentoring kolosal, disesuaikan dengan tema. Misalnya, pada

semester 58, tema yang diambil adalah teknologi. Materi mentoring kolosal

tidak akan jauh dari tema besar teknologi ini. Contohnya, materi tentang alat

komunikasi. Adik-adik membuat teknologi sederhana dari bahan-bahan yang

mudah ditemukan. Atau membuat replika pesawat terbang dan roket dari

bahan karton, lem dan pewarna untuk mengasah kreativitas.

Metode pembelajaran yang digunakan untuk proses BBAQ awalnya

mengunakan metode yang sederhana yaitu metode ceramah saja, namun

kakak Pembina membuat dan menerapkan metode baru yaitu metode afika

(14)

6

penggunaan metode afika ketika BBAQ untuk meningkatkan kecerdasan

kognitif anak telah menganalisis apa yang menjadi kebutuhan belajar dari

setiap anak.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, perkembangan kecerdasan

kognitif anak di Pembinaan Anak Salman ITB (PAS ITB) Bandung belum

berkembang dengan baik, hal ini terlihat pada masih banyak anak yang

mengalami kesulitan ketika Belajar Baca Al Quran (BBAQ) dalam menghafal

doa sehari-hari dan surat-surat pendek juz 30 Al Quran. Hal ini juga

disebabkan karena dalam mengahafal doa sehari-hari dan surat-surat pendek

juz 30 Al Quran anak masih belum lancar membaca huruf hijayyah dan

mengahafalnya, ketersediaan media pembelajaran masih kurang maksimal,

dan juga disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan masih

sederhana. Hal ini mengakibatkan kecerdasan kognitif anak dalam

pembelajaran BBAQ tidak mengalami peningkatan. Agar pembelajaran dapat

meningkatkan kecerdasan kognitif anak dalam menghafal doa sehari-hari dan

surat-surat pendek juz 30 Al Quran maka perlu adanya metode pembelajaran

yang menarik agar anak tidak bosan dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan

penelitian tentang pembelajaran BBAQ dengan menggunakan metode

pembelajaran afika yang dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran anak

usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan

gambaran umum mengenai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dalam

pembelajaran BBAQ melalui metode afika dalam meningkatkan kecerdasan

kognitif anak usia 4-6 tahun di Pembinaan Anak Salman ITB (PAS ITB)

Bandung serta faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan

pendukung dalam pelaksanaan metode pembelajaran afika.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, setelah diidentifikasi maka

(15)

7

Lia Yulia Azizah, 2014

1. Pada anak yang aktif mengikuti pembelajaran BBAQ dengan

menggunakan metode afika terjadi suatu peningkatan pembelajaran kearah

yang lebih baik, hal ini dapat diketahui dengan adanya perkembangan

kognitif anak dari segi membaca, menghafal dan memahami setiap materi

BBAQ yang diberikan kepada anak.

2. Dari jumlah kakak pembina yang ada, hanya beberapa kakak yang sering

dijadikan sebagai tutor dalam setiap pelaksanaan BBAQ secara bergilir,

karena tidak semua kakak berperan aktif dalam kegiatan ini.

3. Masih ditemukan adanya anak yang benar-benar kurang

aktif/pendiam/pemalu ataupun anak yang terlalu aktif ketika kegiatan BBAQ

berlangsung, serta anak-anak suka keliru/tertukar ketika menyelaraskan

antara ayat dan gerakan afika.

4. Karakteristik anak yang beragam dilihat dari latar belakang keluarga, baik

itu pendidikan orang tua, maupun sosial ekonomi keluarganya memberikan

pengaruh terhadap pola asuh yang berbeda pada setiap keluarga.

Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas maka peneliti membuat

pembatasan masalah yang difokuskan kepada pembelajaran anak usia dini

dimana pelaksanaannya didukung dengan menggunakan metode Afika.

Penelitian ini akan dilakukan di PAUD Pembinaan Anak Salman ITB.

Sehingga dirumuskan masalahnya adalah :

Didasarkan atas data latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka

masalah penelitian dapat dirumuskan “ Bagaimana implementasi metode

pembelajaran afikan dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6

tahun di Pembinaan Anak Salman ITB”. Untuk itu masalah dapat dijabarkan

ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi metode pembelajaran afika dalam meningkatkan

kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di Pembinaan Salman ITB

Bandung?

2. Faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung pada pelaksanaan

(16)

8

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi metode pembelajaran afika dalam

meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di Pembinaan

Salman ITB Bandung.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung pada

pelaksanaan metode pembelajaran afika di Pembinaan Anak Salman ITB

Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1. Manfaatteoritis

Hasil penelitian tentang penerapan metode Afika melalui kegiatan hafalan

Al-Qur‟an dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di

Pembinaan Anak Salman ITB ini akan memberikan sumbangan pada

khasanah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran di Taman

Kanak-kanak/RA, KOBER, TPA atau SPS lainnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang

diperoleh di bangku kuliah sekaligus dapat menambah wawasan dan

pengetahuan yang berguna mengoptimalkan peran para tutor di

Pembinaan Salman ITB.

b. Bagi Pembinaan Salman ITB Bandung, sebagai masukan bagi para tutor

dalam menerapkan metode pembelajaran yang efektif dalam rangka

meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

c. Bagi siswa

1) Meningkatkan minat baca anak.

2) Kecerdasan kognitif anak akan meningkat

3) Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar

(17)

9

Lia Yulia Azizah, 2014

E. Struktur Organisasi

Sistematika yang dipergunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian

iniadalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, berisi uraian mengenai Latar Belakang Penelitian,

Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II : Kajian Pustaka, berisi Konsep Metode Pembelajaran Afika dalam

Pendidikan Anak Usia Dini dan Konsep Kecerdasan Kognitif.

BAB III : Metode Penelitian, berisi tentang Lokasi dan Subjek Penelitian,

Desain Penelitian, Metode dan Pendekatan Penelitian, Definisi Operasional,

Instrumen dan Penyusunan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,

Triangulasi Data, dan Teknik Analisis Data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi temuan-temuan hasil

penelitian yang berkenaan dengan fokus yang diteliti dari hasil penelitian

tersebut.

BAB V : Kesimpulan dan Saran, berisi mengenai kesimpulan dan saran

dalam melakukan penelitian.

Daftar Pustaka

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan situasi yang mengandung unsur tempat,

pelaku dan kegiatan (Nasution 1996: 43). Tempat atau lokasi penelitian ini

dilaksanakan di Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB yang beralamat di

Jl.Ganesha no.7 Gedung Kayu Lantai 3 Bandung. PAS ITB merupakan

lembaga pendidikan non formal yang aktivitasnya sangat memperhatikan

perkembangan dunia pendidikan baik kurikulum maupun metode. Tujuan

mendasar dari berdirinya PAS ITB adalah sebagai wadah bagi mahasiswa

muslim untuk dapat beraktivitas dan berdakwah, memperbaiki dan

meningkatkan kualitas ruhiyah, serta tampil sebagai laboratorium pembinaan

anak-anak Islam.

Kegiatan pembelajarannya dilaksanakan setiap hari minggu dari mulai

pukul 07.30-10.00 WIB yang bertempat di Taman Ganesha ITB Bandung

yang dapat diikuti oleh anak-anak seusia TK maupun SD. Materi yang

diberikan pun beragam, staf pengajarnya berasal dari seluruh mahasiswa yang

berasal dari berbagai Universitas yang ada di Bandung dan sebelumnya

melewati tahap pendaftaran dan seleksi terlebih dahulu.

2. Subjek Penelitian

Menurut Moleong (2010:132) subjek penelitian sebagai informan, yang

artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Sejalan dengan definisi

tersebut, Moeliono (1993:862) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai

orang yang diamati sebagai sasaran penelitian.

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan

informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang

(19)

23

Lia Yulia Azizah, 2014

penyelenggara/pengelola, 2 orang instruktur/tutor, dan 2 orang tua peserta

didik di Pembinaan Anak Salman ITB.

B.Desain Penelitian

Menurut Nazir (1999:99) desain penelitian adalah semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu

penelitian dalam pengumpulan dan menganalisis data. Adapun desain

penelitian menurut Mc Millan (dalam Ibnu Hadjar 1999:102) adalah rencana

dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti

empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.

Dalam penelitian ini proses yang dilakukan adalah :

1. Menentukan fokus penelitian

2. Menentukan teori yang sesuai dengan keadaan lapangan

3. Menentukan sumber data

4. Menentukan instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data

5. Rencana analisis data

6. Rencana mencapai tingkat kepercayaan dan kebenaran penelitian

7. Mempersiapkan laporan penulisan dan penyelesaian penelitian

Secara umum tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat

tahap yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Pra lapangan merupakan kegiatan awal yang dilakukan pada penelitian,

meliputi tujuh kegiatan yaitu; menyusun rancangan penelitian atau usulan

penelitian, memilih lapangan penelitian untuk melihat apakah terdapat

kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan, mengurus perizinan

untuk pelaksanaan penelitian, menjelajahi dan menilai keadaan lapangan atau

orientasi lapangan, memilih dan memanfaatkan informan berkenaan dengan

kepentingan informasi yang dibutuhkan pada penelitian, menyiapkan

(20)

24

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahapan pekerjaan lapangan atau pelaksanaan studi merupakan kegiatan

yang dilakukan oleh penulis di lokasi penelitian, yakni mengumpulkan data

melalui teknik-teknik yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur penelitian

dan kondisi lapangan, meliputi pemahaman latar penelitian dan persiapan diri,

memasuki lapangan, dan berperan serta sambil mengumpulkan data.

3. Tahap Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber , yaitu dari wawancara, pengamatan,

dokumen-dokumen pendukung. Data yang telah terkumpul tersebut diolah sesuai

dengan kaidah pengolahan data yang relevan dengan pendekatan penelitian

kualitatif.

4. Tahap Penulisan Laporan

Penelitian laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan

kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Pada tahap ini mengadakan

pengumpulan data, analisa data dilakukan secara terus menerus selama proses

penelitian sampai data yang diperlukan terkumpul, pengolahan data berupa

laporan awal setelah membandingkan data empiric dengan kajian teoritik, dan

pengolahan data sebagai laporan akhir yang dilakukan setelah data yang

diperlukan lengkap terkumpul.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

Menurut Nazir (1988:51) metode penelitian merupakan cara utama yang

digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas

masalah yang diajukan. Sedangkan menurut Sugiyono (2004:1) metode

penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data empiris tentang kondisi

kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di PAS ITB, implementasi metode

(21)

25

Lia Yulia Azizah, 2014

pembelajaran paud dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6

tahun di PAS ITB.

Maka untuk mencapai tujuan tersebut penelitian mempergunakan

pendekatan kualitatif, karena ingin memahami dan mengungkap bagaimana

kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di PAS ITB, implementasi metode

pembelajaran afika di PAS ITB serta faktor pendukung dan penghambat

pembelajaran paud di PAS ITB.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode deskriptif untuk membuktikan bahwa penggunaan metode afika dapat

meningkatkan kecerdasan kognitif anak. Penelitian kualitatif menurut Bogdan

dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4), menjelaskan bahwa metode kualitatif

merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang maupun perilaku

yang dapat diamati. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

merupakan suatu prosedur penelitian yang menekankan pada kualitas atau

mutu suatu penelitian yang mengacu pada teori, konsep, definisi,

karakteristik, maupun simbol-simbol. Penelitian tersebut dilakukan

berdasarkan pengamatan seseorang terhadap latar alamiah atau lingkungan

sosial yang menghasilkan data deskriptif.

Untuk dapat mendeskripsikan tentang “Implementasi Metode

Pembelajaran Afika dalam Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak Usia

4-6 tahun di PAS ITB” metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.

Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual

sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian

deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang

menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap

peristiwa tersebut.

Penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala

(22)

26

sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini

memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada

berbagai masalah. Metode penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan

masalah yang ada pada masa sekarang. Metode ini menuturkan, menganalisa,

dan mengklasifikasi; menyelidiki dengan teknik survey, interview, angket,

observasi, atau dengan teknik test ; studi kasus, studi komperatif, studi waktu

dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional.

Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada

pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi

tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan

deskriptif, membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu

mengambil bentuk studi komperatif atau mengukur sesuatu dimensi seperti

dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, test, interview, dan lain-lain.

Ciri-ciri metode deskriptif itu sendiri adalah memusatkan diri pada

pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada

masalah-masalah yang aktual, kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut

metode analitik).

D. Definisi Operasional

1. Implementasi, diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan

Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi

sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman,

2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas

yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang

saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan

Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70)

mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.” Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau

penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang

(23)

27

Lia Yulia Azizah, 2014

2. Metode Pembelajaran Afika, yaitu metode yang digunakan agar tujuan

pembelajaran tercapai, yaitu berupa gerakan-gerakan dalam menuntun

anak-anak memudahkan dalam menghafal Al-Qur’an. Gerakan-gerakan

disesuaikan dengan arti dari setiap ayat yang akan dihafalkan. Para tutor

dituntut terlebih dahulu untuk menguasai arti dari setiap ayat yang akan

dijadikan bahan pembelajaran kepada anak.

3. Kecerdasan Kognitif, dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dari

bahasa inggris “intellect” yang menurut Chaplin (dalam Asrori, 2007: 36)

diartikan sebagai berikut “Proses kognitif, proses berpikir, daya

menghubungkan kemampuan menilai dan kemampuan mempertimbangkan

juga kemampuan mental atau intelegensi”.

4. Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB adalah lembaga pendidikan non

formal yang aktivitasnya sangat memperhatikan perkembangan dunia

pendidikan baik kurikulum maupun metode. Tujuan mendasar dari berdirinya

PAS ITB adalah sebagai wadah bagi mahasiswa muslim untuk dapat

beraktivitas dan berdakwah, memperbaiki dan meningkatkan kualitas ruhiyah,

serta tampil sebagai laboratorium pembinaan anak-anak Islam.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah merupakan sebuah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab

permasalahan penelitian. Instrumen sebagai alat pada waktu penelitian yang

menggunakan suatu metode. Menyusun instrumen penelitian dapat dilakukan

peneliti jika peneliti telah memahami benar penelitiannya. Pemahaman

terhadap variabel atau hubungan antar variabel merupakan modal penting

bagi peneliti agar dapat menjabarkan menjadi sub variabel, indikator,

deskriptor dan butir-butir instrumennya.

Pendapat Arikunto (2010:192) mengenai beberapa metode yang

instrumennya memang sama dengan nama metodenya yaitu :

1. Instrumen untuk metode wawancara adalah pedoman wawancara

2. Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes

(24)

28

4. Instrumen untuk metode observasi adalah ceck-list

5. Instrumen untuk dokumentasi adalah pedoman dokumentasi

Dari konsep diatas maka peneliti dalam penelitian ini menggunakan

instrument pedoman wawancara, ceck list, dan pedoman studi dokumentasi,

karena peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode

wawancara, obseravsi dan dokumentasi.

Penyusunan instrumen dilakukan untuk tahapan pengambilan data di

lapangan, yang terdiri dari beberapa hal berikut :

1. Penyusunan kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan pedoman dalam pembuatan

alat pengumpul data berupa : pedoman wawancara, pedoman observasi, dan

dokumentasi. Kisi-kisi penelitian mengenai “Implementasi Metode

Pembelajaran Afika dalam Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak Usia

4-6 tahun di PAS ITB” terdiri dari beberapa kolom yaitu : pertanyaan

penelitian, tujuan penelitian, aspek yang diteliti, indicator, sumber data,

teknik penelitian, dan item pertanyaan.

2. Penyusunan pedoman wawancara

Pertanyaan-pertanyaan mengenai indikator-indikator tersebut dirumuskan

ke dalam pedoman wawancara yang diuji cobakan kepada informan yaitu

penyelenggara/pengelola, instruktur/tutor, dan orang tua peserta didik yang

ada di PAS ITB.

3. Penyusunan pedoman observasi

Dalam penelitian ini, lembar observasi dipergunakan untuk

mengumpulkan data yang berkenaan dengan metode pembelajaran afika yang

diselenggarakan oleh PAS ITB.

Instrumen pendukung pada penelitian ini adalah menggunakan kamera

digital serta alat tulis. Kamera digital digunakan untuk mengambil gambar

atau foto, alat tulis untuk mencatat, catatan tersebut berupa catatan lapangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian

(25)

29

Lia Yulia Azizah, 2014

(natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat

kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan

strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat

tentang desain riset.

Menurut Sutopo (2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif secara umum dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik

yang bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode interaktif meliputi

interview dan observasi berperanserta, sedangkan metode noninteraktif

meliputi observasi takberperanserta, tehnik kuesioner, mencatat dokumen,

dan partisipasi tidak berperan.

1. Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara

yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama

(Sutopo 2006: 72).

Wawancara dilakukan penanya dengan menggunakan pedoman

wawancara (interview guide). Agar tidak menyimpang dari fokus penelitian,

maka digunakan pedoman wawancara yang diangkat dari fokus penelitian.

Fokus dari wawancara adalah yang mengarah pada: 1) perencanaan

pembelajaran 2) pelaksanaan pembelajaran 3) evaluasi pembelajaran 4) faktor

yang mendukung dan menghambat pelaksanaan metode afika. Kegiatan

wawancara dilaksanakan secara berkala ketika kegiatan pembelajaran

berlangsung selama 4 kali yaitu pada tanggal 1,8,15 dan 22 Desember 2013.

Tabel 3.1

(26)
(27)

31

Lia Yulia Azizah, 2014

Metode pembelajaran

Hasil pembelajaran

Harapan

Salman ITB

Sumber: Pedoman Wawancara 2013

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti

dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam

penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran,

tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat

dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam

pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan

lain-lain.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang

(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu,

perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan

gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk

membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan

pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut.

Manfaat dari observasi ini antara lain peneliti akan lebih mampu

memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat

diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan

diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti

menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau

pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan

penemuan atau discovery.

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif maupun non partisipatif.

Dalam observasi partisipatif atau participatory observation penulis ikut serta

(28)

32

Dalam observasi non partisipatif penulis tidak ikut dalam kegiatan, karena

posisi penulis hanya cukup mengamati kegiatan dengan lebih seksama.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipatif dimana

peneliti hanya datang ke tempat kegiatan pembelajaran yang diamati, tetapi

tidak ikut dalam kegiatan pembelajaran itu. Pada penelitian ini yang menjadi

objek observasi adalah kegiatan pembelajaran yang pelakunya adalah

pengelola, tutor/kakak pembina, anak, dan orang tua peserta didik di

mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986:

38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama,

berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada

kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan

petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi

dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah,

konsesi, dan lainnya.

Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

(29)

33

Lia Yulia Azizah, 2014

penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya

monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian.

Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber

manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Akan

tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya

dokumen, foto dan bahan statistik.

Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika

melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian

kualitatifnya.

Dalam penelitian ini, dihimpun berbagai dokumen berupa foto kegiatan

yang terkait dengan kegiatan pembelajaran metode afika yang dilakukan oleh

tutor/kakak pembina kepada peserta didik/adik di Pembinaan Anak-anak

Salman ITB.

G. Triangulasi Data

Triangulasi adalah istilah yang diperkenalkan oleh N.K.Denzin yang

dikutip oleh Patton dengan meminjam peristilahan dari dunia navigasi dan

militer, yang merujuk pada penggabungan berbagai metode dalam suatu kajian

tentang satu gejala tertentu. Keandalan dan kesahihan data dijamin dengan

membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber atau metode tertentu

dengan data yang di dapat dari sumber atau metode lain.

Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling

umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian

(30)

34

Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi berstruktur, wawancara berstruktur dan dokumentasi

untuk memperoleh sumber data yang sama. Triangulasi sumber berarti untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Tujuan menggunakan metode triangulasi, adalah untuk mendapatkan hasil

yang lebih baik apabila dibandingkan dengan menggunakan satu metode saja

dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini sumber data yang menjadi informan kunci atau

informan utama penelitian adalah pengelola dan tutor/kakak Pembina PAS

ITB sedangkan informan triangulan ialah orang tua peserta didik Pembinaan

Anak-anak Salman ITB.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa,

mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang

diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi

ada tidaknya masalah. Kalau ada, masalah tersebut harus dirumuskan dengan

jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif

yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar. Teknis analisis yang

digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas

makna dari indikator-indikator yang ada, membandingkan dan

menghubungkan antara indikator yang satu dengan indikator lain.

Menurut Sugiyono (2008:244) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan

bahan-bahan lain secara sistematis sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.

Dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

(31)

35

Lia Yulia Azizah, 2014

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan

pada hal yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Proses reduksi data ini dilakukan secara terus

menerus selama penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Dari hasil penelitian, setelah peneliti memasuki setting lembaga sebagai

tempat penelitian, maka dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan

pada metode afika yang digunakan pada saat BBAQ dengan mengkatagorikan

pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta faktor-faktor

pendukung dan penghambatnya.

2) Data Display (penyajian data)

Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dsb. Menyajikan data yang

sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini

dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.

Agar penulis tidak tergelincir dalam pengambilan kesimpulan yang terlihat

memihak dan tidak berdasar, maka penulis akan mengadakan klasifikasi data

dan memberikan penggolongan kembali sesuai fokus masalahnya berdasarkan

pertanyaan penelitian yang diajukan dan pedoman wawancara untuk

pengelola, tutor/kakak Pembina PAS dan orang tua peserta didik.

3) Conclusion Drawing / Verification

Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

berkembang setelah peneliti ada di lapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif

(32)

36

atau gambaran yang sebelumnya belum jelas menjadi jelas dapat berupa

hubungan kausal / interaktif dan hipotesis / teori.

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu penarikan kesimpulan secara

menyeluruh selama peneliti menemukan data dilapangan. Sumber data yang

terlibat dalam penelitian ini adalah pengelola pembelajaran, tutor/kakak

(33)

Lia Yulia Azizah, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian

yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. Adapun hasil penelitian

tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi Metode Pembelajaran Afika di PAS ITB

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan pada bab-bab sebelumnya sebagai berikut:

a. Perencanaan pembelajaran metode afika

Perencanaan pembelajaran di TK PAS ITB berdasarkan kurikulum yang

dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak. Pengelolaan

pembelajaran direncanakan dengan kegiatan mentoring yang dilaksanakan di

luar ruangan yaitu di lapangan rumput area masjid Salman. Pengelolaan

bahan dengan menetapkan tema yang akan diajarkan. Pengelolaan kegiatan

pembelajaran direncanakan dengan menetapkan tujuan pembelajaran yang

disesuaikan dengan kemampuan anak. Metode yang digunakan ketika BBAQ

adalah dengan menggunakan metode afika. Menentukan langkah-langkah

pembelajaran yang dimulai dari pembukaan sampai dengan penutupan dan

evaluasi. Penggunaan media pembelajaran direncanakan dan dibuat sesuai

dengan tema yang diajarkan. Merancang evaluasi untuk semua anak dan

disesuaikan dengan kemampuan anak.

b. Pelaksanaan pembelajaran metode afika

Pelaksanaan pembelajaran metode afika di PAS ITB dilakukan dengan

cara dibagi menjadi kelompok kecil yang biasa disebut juga dengan

mentoring, misalnya satu kelompok terdapat 10 adik dengan 4 kakak

(34)

73

BBAQ dengan menggunakan metode afika ini, sesuai dengan kurikulum yang

telah dibuat.

Pendekatan yang digunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan

personal, dengan alokasi waktu 30 menit untuk pembukaan, 60 menit untuk

inti, dan 30 menit untuk penutup. Media yang digunakan macam-macam,

diantaranya white board, puzzle, ranting-ranting yang ada disekeliling,

daun-daun kering, alam yang ada di sekeliling juga bisa dijadikan sebagai media.

Maka dapat disimpulkan pelaksanaan pembelajaran sudah terlaksana namun

belum optimal.

Selama ini penggunaan metode afika belum pernah digunakan di Taman

Kanak-kanak. Setelah penelitian, ditemukan bahwa penggunaan metode afika

dalam BBAQ dapat dimodifikasi menjadi kegiatan yang dapat meningkatkan

kecerdasan kognitif anak. Aplikasi penggunaan metode afika dalam BBAQ

ini dapat memudahkan tutor/kakak dalam mengembangkan pembelajaran

kognitif. Karena metode afika dalam BBAQ ini menarik, dan memudahkan

tutor/kakak dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak.

c. Evaluasi pembelajaran metode afika

Evaluasi dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung dan ketika

selesai kegiatan pembelajaran, yaitu dengan kakak mengajukan pertanyaan

pada adik secara aktif terkait, pembuatan tulisan oleh adik berisi curhatan

adik setiap mentoring dan dengan mengunjungi orang tua adik dan melihat

perkembangan adik di rumahnya.

Adapun bentuk penilaian adik selama pembelajaran berdasarkan sikap dan

keaktifan. Cara penilaiannya yaitu dengan melihat perkembangan adik selama

satu semester apakah ada perkembangan yang bagus atau tidak. Kakak

kelompok hanya memberikan plot (titik) skor adik berdasarkan kompetensi

yang dicapai (diniyah, kognitif, psikomotorik, sosioemosional, berbahasa,

kemandirian) di tiap mentoringnya (M) sesuai dengan pencapaian adik skala

(35)

74

Lia Yulia Azizah, 2014

Setelah melakukan evaluasi perlakuan kakak yaitu memberikan

inputan/masukan kepada orang tua agar sifat yang kurang baik dari adik dapat

sama-sama teratasi.

2. Faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan metode pembelajaran afika di PAS ITB

Faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan metode afika di

PAS ITB yaitu berasal dari faktor internal dan eksternal kakak Pembina, adik

dan orang tua. Kendala dari adik yaitu kurang mampunya anak mengenal

huruf hijayyah serta penguasaan anak dalam mengikuti metode afika.

Sedangkan pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran afika yang berasal

dari faktor internal yaitu kelebihan dari metode afika sendiri, selain itu

pendukung yang berasal dari faktor eksternal adalah kerjasama, latihan, dan

pengalaman ilmu kakak Pembina sangat mempengaruhi pelaksanaan metode

tersebut. Serta dukungan dari orangtua adik, dari kaka pembina yang lain, dan

antusiasme anak belajar al-quran dengan metode ini.

B. Saran

Mengacu pada kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

mengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Tutor PAS ITB

Kurang mampunya anak dalam menghafal materi BBAQ serta penguasaan

anak dalam mengikuti metode afika sehingga hasil pembelajaran BBAQ anak

kurang maksimal. Saran bagi tutor dalam mengatasi hal tersebut yaitu agar

tutor lebih meningkatkan lagi tentang pemahaman dan penguasaan

teknik/cara penggunaan metode afika dalam BBAQ agar materi tersampaikan

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Bagi PAS ITB

Dalam pelaksanaan BBAQ menggunakan metode pembelajaran afika,

pihak pengelola hendaknya mengadakan pelatihan mengenai penggunaan

metode afika bagi tutor PAS ITB. Pihak pengelola harus lebih memperhatikan

media alat peraga yang mampu menunjang perkembangan anak. Selain itu,

(36)

75

pembelajaran BBAQ selesai seacara rutin agar dapat mengetahui sejauhmana

perkembangan anak dalam kemampuan kognitifnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian pada bidang kajian

yang sama, sebaiknya ditelaah lebih jauh mengenai dampak penerapan setiap

metode pembelajaran afika agar dapat mengetahui anak-anak dalam

mengembangkan potensi diri dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan

untuk meningkatkan kecerdasan kognitif dirinya. Penulis menyarankan pada

kesempatan ini kepada peneliti lanjutan untuk melakukan penelitian lebih

(37)

Lia Yulia Azizah, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010:192). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima

Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Gautama. (2003). “Kebijakan Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU)”.

Makalah pada Pelatihan Penyelenggara Program PADU, Bandung.

Goldstein, Lisa S. (2007). Journal of Research in Childhood Education.

Mansur. (2007). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Moeliono, Anton. (1993). Aspek Teoretis Dalam Penerjemah. Bandung: Penerbit

ITB

Myrnawati, C.H. 2012. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 6 No. 2. Jakarta: Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Nasution. (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurdin dan Usman. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Ciputat

Pers

Patton. (1991). Michael Quinn Metode Evaluasi Kualitatif , Terjemah: Budi Puspo Priyadi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Poerwadarminta. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2007). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan

PAUD.

S. Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik-Kwalitatif, Bandung: Tarsito.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

(38)

Suandy, Erly. (2003). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Sujiono, Y. N. dan Bambang S. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan

Jamak. Jakarta: Indeks.

Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini . Jakarta: Kencana

Sutopo, HB. (2006). Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press.

Tim Penyusun. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Undang-Undang No. 23 tahun 2002 Pasal 4 tentang Perlindungan Anak.

Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 28 tentang Jalur Pendidikan Anak Usia Dini.

Internet:

Bloom. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Book I Cognitive Domain. [Online]. Tersedia: http://www.lpmpjabar.go.id.[03Oktober2013].

Cropley. (1994). Pendidikan Seumur Hidup Suatu Analisis Psikologi. Surabaya:

Usaha Nasional.

http:///PAUDKOBERAL-IKHLASASPEKKECERDASANKOGNITIF,AFEKTIF,DANPSIKOMO TORIK.html[11Oktober2013]

Farma. Salima. (2011). Online. Tersedia:

http://salimafarma.blogspot.com/2011/05/metode-dan-teknik-pengumpulan-data.html[11Oktober2013]

Indah Mozaeq. 2012. Metode Pembelajaran Artikulasi. { terdapat di (http://indah-mozaeq.blogspot.com/2012/01/metode-pembelajaran

artikulasi.html.[12November2013]

Lestari. Devi. (2012). Online. Tersedia:

http://devilestari822.blogspot.com/2012/12/dokumen.html [12Oktober2013]

(39)

Lia Yulia Azizah, 2014

McMillan & Schumacher, 2003

http:///PengertianPenelitiankualitatif_DiaryApipah.html[04November2013 ] ato Surya Dharma, MPA., Ph.D, (2008) Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan : Jakarta.

Profil Pendidikan Pembinaan Anak-anak Salman (PAS ITB): http:// pas.salmanitb.com . Online.[02Januari2014].

Suara Merdeka, 31 Mei 2008. Online. Tersedia:

http:///MELEJITKANPOTENSIKECERDASANANAKUSIADINI_TIKA DAFFADILBlog.html[03Oktober2013].

Suci. Prima R. Online. Tersedia:

http:///PerkembanganKognitifAnaUsiaDini_PrimaSuciR.html [11Oktober2013]

Topan. Setiawan. (2012). Online. Tersedia:

Gambar

Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan arah koefisien positif, dengan demikian diperoleh bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa variabel faktor pribadi, budaya perusahaan dan kepuasan kerja secara

Panti asuhan yang bergerak dalam bidang sosial, sangatlah tepat dijadikan sebagai lembaga dakwah yang efektif dan efisien karena kegiatan dakwah dilakukan

Berdasarkan hasil perhitungan bahwa dari Bulan Januari sampai dengan Juni 2015 tidak ada diferensiasi produk atau tetap sehingga dalam penilaian skor masuk

Zakat produktif yaitu zakat yang diberikan oleh lembaga amil kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan modal, bantuan dana zakat produktif sebagai modal untuk menjalankan

3) žodžio reikšmė. Dauguma ispanų kalbos žodžių turi ne vieną, o keletą reikšmių,.. tačiau lietuvių kalboje šie skoliniai vartojami ne visomis, o tik keletu arba dažniau- siai

Mampu mengetahui, menjelaskan, dan berpartisipasi aktif dalam diskusi mengenai Studi tentang SIA, Lingkungan Bisnis dan SIA, Perluasan SIA melalui TI dan Jaringan komputer,

Kompetensi Keahlian : Desain dan Produksi Kria

Semua kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam hubungan antar manusia memiliki tijuan. Penyusunan pesan yang bersifat persuasi memiliki sebuah proposisi, yaitu adanya hasil