IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AFIKA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KOGNITIF ANAK USIA 4-6 TAHUN
( Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
LIA YULIA AZIZAH
NIM 0907078
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN
AFIKA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN
KOGNITIF ANAK USIA 4-6 TAHUN
(Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB
Bandung)
Oleh Lia Yulia Azizah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Lia Yulia Azizah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LIA YULIA AZIZAH
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AFIKA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KOGNITIF ANAK USIA 4-6 TAHUN
(Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB Bandung) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd NIP. 19490227 1977031002
Pembimbing II
Dr. Asep Saepudin, M.Pd NIP. 19700930 2008011004
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Lia Yulia Azizah (0907078) Implementasi Metode Pembelajaran Afika Dalam Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak Usia 4-6 Tahun
(Studi Deskriptif di Pembinaan Anak Salman ITB Bandung)
Penelitian ini membahas mengenai implementasi metode pembelajaran afika di Pembinaan Anak Salman (PAS) ITB bagi anak usia 4-6 tahun, dilihat dari aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta faktor pendukung dan penghambat dari pembelajaran metode afika tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui implementasi metode pembelajaran afika dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun, 2) mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung pada pelaksanaan metode pembelajaran afika.
Dalam membahas mengenai permasalahan yang telah dipaparkan, penulis merujuk pada kajian pustaka yang relevan, yaitu mengenai konsep metode pembelajaran, konsep metode afika dan hubungan metode afika dengan jenis-jenis metode pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini sebanyak lima orang yang terdiri dari satu orang pengelola, dua orang tutor/kakak pembina, dan dua orang tua peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan triangulasi. Penelitian dilakukan di PAS ITB dan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2013.
Hasil penelitian diperoleh data mengenai (1) perencanaan implementasi penggunaan metode afika dalam pembelajaran BBAQ, tutor/kakak pembina mengkondisikan tempat serta metode yang akan digunakan sehingga tujuan yang akan dicapai dapaat terarah, (2) pelaksanaan implementasi penggunaan metode afika dalam pembelajaran BBAQ, hasilnya adalah bahwa anak aktif dan paham saat BBAQ, serta anak dapat menghafal doa sehari-hari, (3) penilaian terhadap implementasi penggunaan metode afika dalam pembelajaran BBAQ dilakukan menggunakan pemberian checklist pada lembar observasi, (4) kendala yang dihadapi pada saat implementasi metode afika dalam pembelajaran BBAQ adalah kurang mampunya anak mengenal huruf hijayyah serta penguasaan anak dalam mengikuti metode afika.
Implementation of Afika Learning Method to Improve the Cognitive Intelligence of 4-6 year old Children
(A Descriptive Research at A School in Bandung)
Abstract
This research discussed the implementation of the learning methods in Coaching Children afika Salman ITB (PAS) for children aged 4-6 years, seen from the aspect of the planning, implementation, evaluation and support factors and learning methods of restricting afika. The purpose of this research is to 1) know the implementation methods of learning in improving cognitive intelligence afika children aged 4-6 years, 2) knowing the factors restricting and supporters on the implementation method of learning afika.
In discussing about the problems that have been presented, the author refers to the literature review are relevant, namely the concept of learning methods, concepts and relationships afika method method afika with other types of learning methods. Research methods used in this research is descriptive method using qualitative approach. The subject in this study as many as five people consisting of one person, two tutor Manager/coach, older brother and two parents of learners. Data collection techniques used are interviews, observation, documentation and study of the triangulation. Research done at the fitting ITB and executed in October up to December 2013.
The results obtained data on ( 1 ) planning implementation of the use of methods bbaq, afika in learning tutor / brother supervisors customize place and method to be used so the purpose to be accomplished directed ( 2 ) the implementation of the use of methods bbaq, afika in learning the result is that the active and aprovident bbaq, when and the daily prayers, can memorize ( 3 ) an assessment of the implementation of the use of methods afika in learning bbaq committed using the observation, checklist in pieces ( 4 ) obstacles faced when implementation afika in learning method bbaq is less mampunya child diagnosticate hijayyah letters and a mastery in following afika methods.
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN……….i
ABSTRAK……….ii
KATA PENGANTAR ... .iii
UCAPAN TERIMAKASIH………iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL………..viii
DAFTAR LAMPIRAN………ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifiksai dan Perumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian... 7
E. Struktur Organisasi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Konsep Metode Pembelajaran ... 9
1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 9
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran ... 11
B. Konsep Metode Pembelajaran Afika………19
1. Pengertian Metode Afika……….19
2. Tujuan Metode Afika………...20
C. Hubungan Metode Afika dengan
Jenis-jenis Metode Pembelajaran ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 22
B. Desain Penelitian ... 23
C. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 24
D. Definisi Operasional……….26
E. Instrumen dan Penyusunan Penelitian... 27
F. Teknik Pengumpulan Data ... 28
G. Triangulasi Data………...….33
H. Teknik Analisis Data……….34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………36
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………..36
B. Gambaran Umum Metode Pembelajaran Afika di PAS ITB……...51
C. Hasil Penelitian………..………52
D. Pembahasan dan Analisis Temuan……….65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...72
A. Kesimpulan………72
B. Saran………..74
DAFTAR PUSTAKA ………..76 LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia
menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara
umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai
potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Setiap anak dilahirkan
bersamaan dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tak ada satu pun yang
luput dari Pengawasan dan Kepedulian-Nya. merupakan tugas orang tua dan
guru untuk dapat menemukan potensi tersebut. Syaratnya adalah penerimaan
yang utuh terhadap keadaan anak.
Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah
adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang
kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah
perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak
yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak. Sebab jika
potensi kecerdasannya tidak dibimbing dan diarahkan dengan
rangsangan-rangsangan intelektual, maka walaupun dia memiliki bakat jenius akan tidak
ada artinya sama sekali. Sebaliknya jika seorang anak yang memiliki
kecerdasan rata-rata atau normal bila didukung lingkungan yang kondusif
maka ia akan dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas diatas rata-rata atau
superior. Hal ini berarti lingkungan memegang peranan penting bagi
pendidikan anak selain bakat yang telah dimiliki oleh anak itu sendiri.
Seiring dengan kebutuhan orang tua untuk mendidik anak sejak dini,
sekarang ini telah banyak bermunculan lembaga pendidikan bagi anak usia
dini di Indonesia. Lembaga pendidikan non formal ini paling tidak
mengemban fungsi melejitkan seluruh potensi kecerdasan anak, penanaman
nilai-nilai dasar dan pengembangan kemampuan dasar. Sehingga,
pendekatan yang tepat agar dapat mengoptimalkan seluruh potensi yang
3
Lia Yulia Azizah, 2014
“melejitkan” seluruh potensi kecerdasan anak. Hal tersebut merupakan hak
bagi anak, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002
Pasal 4 tentang perlindungan Anak, yang menyatakan bahwa setiap anak
berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berprestasi secara wajar sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Namun dalam pengelolaan PAUD, trend untuk menjejali anak dengan
pengetahuan-pengetahuan akademik menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Tidak hanya di Indonesia, di Amerika Serikatpun trend untuk memasukkan
pengetahuan akademik lebih menonjol, seperti yang dinyatakan oleh Lisa S.
Goldstein dalam Journal of Research in Childhood Education (2007) sebagai
berikut:
The purposes of kindergarten have been changing rapidly in the United States. Kindergarten teachers are facing many new demands; in addition to
meeting children‟s needs across all developmental domains, they must also
move their young students toward mastery of a variety of mandated academic skills.
Terlepas dari misi pendidikan yang dikembangkan, dalam prakteknya
lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini muncul sebagai jawaban
atas kebutuhan pasar. Dengan prinsip kebutuhan pasar, seringkali orang yang
membutuhkan harus membayar dengan biaya yang mahal. Bahkan, Direktur
PAUD Ditjen PNFI Depdiknas, Gautama dalam makalahnya yang berjudul
Kebijakan Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) 2003 menyatakan
bahwa selama ini banyak lembaga PAUD yang salah dalam memperlakukan
anak didiknya. Mereka lupa bahwa dunia anak adalah dunia bermain.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyelenggaraan PAUD
masih belum mengacu betul dengan tahap-tahap perkembangan anak. Pada
umumnya penyelenggaraan PAUD difokuskan pada peningkatan kemampuan
akademik saja, baik dalam hal hafalan-hafalan maupun kemampuan
baca-tulis-hitung, yang prosesnya seringkali mengabaikan tahapan perkembangan
anak. PAS ITB (Pembinaan Anak Salman ITB) adalah lembaga pendidikan
non formal islami sebagai wadah pembinaan anak-anak islami yang berada di
4
ini PAS memiliki lebih dari 150 pembina dan lebih dari 200 adik PAS yang
dikoordinasikan dengan program rutin setiap minggunya berupa mentoring
adik. Selain itu, terdapat pula agenda besar setiap semester seperti, Jumanji,
Parabola, Kemah Alam dan lain-lain.
Kurikulum TK PAS ITB dikembangkan dan disusun untuk
mengembangkan potensi anak berdasarkan tahap-tahap perkembangan anak
sebagai suatu pendidikan informal yang menyenangkan, tidak menuntut
pencapaian prestasi yang tinggi, tidak membosankan namun tetap
memberikan poin-poin pembelajaran dalam hal diniyah islamiyah, kognitif,
psikomotorik dan sosialemosional. Ruang lingkup kurikulum TK PAS ITB
meliputi aspek pengembangan : Diniyah, Kognitif, Psikomotorik, Bahasa,
Sosialemosional dan Kemandirian. Departemen Mentoring TK PAS ITB
menyusun program pembelajaran mentoring tiap minggunya maka
aspek-aspek perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang
mencakup : bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan
dan pengembangan kemampuan dasar.
Pendekatan pembelajaran TK PAS ITB dilakukan dengan berpedoman
pada suatu program kegiatan yang disusun oleh Departemen Mentoring TK
PAS ITB pada periode semester tertentu dengan menerapkan prinsip-prinsip :
Berorientasi pada Kebutuhan Anak, yaitu kegiatan pembelajaran anak
(mentoring ahad) harus senantiasa pada kebutuhan anak. Anak-anak awal
adalah anak yang sedang membutuhkan pembelajaran untuk memaksimalkan
aspek perkembangan. Dengan demikian, berbagai jenis kegiatan hendaknya
disusun melalui analisis kebutuhan sesuai usia perkembangan anak dan
kemampuan tiap-tiap anak yang mungkin berbeda satu sama lain.
Bermain Sambil Belajar, yaitu kegiatan mentoring ahad yang dilakukan
hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan
menggunakan strategi, metode, tema dan media yang menarik bagi anak dan
5
Lia Yulia Azizah, 2014
mempelajari keterampilan baru. Ketika bermain mereka membentuk
pengertian tentang pengalaman bermain yang berarti.
Kreatif dan Inovatif, yaitu proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif
dapat dirumuskan oleh Departemen Mentoring TK melalui kegiatan yang
menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk
berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Selain itu pengelolaan
pembelajarannya dilakukan dengan dinamis dimana anak sebagai subjek
dalam kegiatan mentoringnya.
Lingkungan Outdoor yang Menyenangkan, yaitu pelaksanaan mentoring ahad
dilakukan di luar ruangan (outdoor) agar adik-adik merasakan suasana
berbeda dengan sekolah formal yang diikutinya di hari-hari lain. Adik
diharapkan dapat lebih bebas bermain dan bergerak sambil belajar dan
mengeksplorasi lingkungan luar baik itu dengan alam sekitar maupun relasi
adik dengan teman sebayanya menjadi akan lebih mudah tercipta tanpa
adanya kursi-kursi, dinding dan meja yang membatasi.
Materi yang diajarkan PAS ITB kepada adik adalah materi BBAQ (Belajar
Baca Al Qur‟an) dan materi mentoring kolosal yang sesuai dengan tema
semester bersangkutan. Materi BBAQ yang diajarkan berupa membaca ayat
suci Al-qur‟an bersama, menjelaskan kandungan ayat tersebut, menghafalnya, dan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, adik juga menyetor
hafalan Al-qur‟an atau doa-doa yang menjadi „PR‟ selama seminggu di rumah. Materi Mentoring kolosal, disesuaikan dengan tema. Misalnya, pada
semester 58, tema yang diambil adalah teknologi. Materi mentoring kolosal
tidak akan jauh dari tema besar teknologi ini. Contohnya, materi tentang alat
komunikasi. Adik-adik membuat teknologi sederhana dari bahan-bahan yang
mudah ditemukan. Atau membuat replika pesawat terbang dan roket dari
bahan karton, lem dan pewarna untuk mengasah kreativitas.
Metode pembelajaran yang digunakan untuk proses BBAQ awalnya
mengunakan metode yang sederhana yaitu metode ceramah saja, namun
kakak Pembina membuat dan menerapkan metode baru yaitu metode afika
6
penggunaan metode afika ketika BBAQ untuk meningkatkan kecerdasan
kognitif anak telah menganalisis apa yang menjadi kebutuhan belajar dari
setiap anak.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, perkembangan kecerdasan
kognitif anak di Pembinaan Anak Salman ITB (PAS ITB) Bandung belum
berkembang dengan baik, hal ini terlihat pada masih banyak anak yang
mengalami kesulitan ketika Belajar Baca Al Quran (BBAQ) dalam menghafal
doa sehari-hari dan surat-surat pendek juz 30 Al Quran. Hal ini juga
disebabkan karena dalam mengahafal doa sehari-hari dan surat-surat pendek
juz 30 Al Quran anak masih belum lancar membaca huruf hijayyah dan
mengahafalnya, ketersediaan media pembelajaran masih kurang maksimal,
dan juga disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan masih
sederhana. Hal ini mengakibatkan kecerdasan kognitif anak dalam
pembelajaran BBAQ tidak mengalami peningkatan. Agar pembelajaran dapat
meningkatkan kecerdasan kognitif anak dalam menghafal doa sehari-hari dan
surat-surat pendek juz 30 Al Quran maka perlu adanya metode pembelajaran
yang menarik agar anak tidak bosan dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan
penelitian tentang pembelajaran BBAQ dengan menggunakan metode
pembelajaran afika yang dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran anak
usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan
gambaran umum mengenai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dalam
pembelajaran BBAQ melalui metode afika dalam meningkatkan kecerdasan
kognitif anak usia 4-6 tahun di Pembinaan Anak Salman ITB (PAS ITB)
Bandung serta faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan
pendukung dalam pelaksanaan metode pembelajaran afika.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, setelah diidentifikasi maka
7
Lia Yulia Azizah, 2014
1. Pada anak yang aktif mengikuti pembelajaran BBAQ dengan
menggunakan metode afika terjadi suatu peningkatan pembelajaran kearah
yang lebih baik, hal ini dapat diketahui dengan adanya perkembangan
kognitif anak dari segi membaca, menghafal dan memahami setiap materi
BBAQ yang diberikan kepada anak.
2. Dari jumlah kakak pembina yang ada, hanya beberapa kakak yang sering
dijadikan sebagai tutor dalam setiap pelaksanaan BBAQ secara bergilir,
karena tidak semua kakak berperan aktif dalam kegiatan ini.
3. Masih ditemukan adanya anak yang benar-benar kurang
aktif/pendiam/pemalu ataupun anak yang terlalu aktif ketika kegiatan BBAQ
berlangsung, serta anak-anak suka keliru/tertukar ketika menyelaraskan
antara ayat dan gerakan afika.
4. Karakteristik anak yang beragam dilihat dari latar belakang keluarga, baik
itu pendidikan orang tua, maupun sosial ekonomi keluarganya memberikan
pengaruh terhadap pola asuh yang berbeda pada setiap keluarga.
Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas maka peneliti membuat
pembatasan masalah yang difokuskan kepada pembelajaran anak usia dini
dimana pelaksanaannya didukung dengan menggunakan metode Afika.
Penelitian ini akan dilakukan di PAUD Pembinaan Anak Salman ITB.
Sehingga dirumuskan masalahnya adalah :
Didasarkan atas data latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka
masalah penelitian dapat dirumuskan “ Bagaimana implementasi metode
pembelajaran afikan dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6
tahun di Pembinaan Anak Salman ITB”. Untuk itu masalah dapat dijabarkan
ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi metode pembelajaran afika dalam meningkatkan
kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di Pembinaan Salman ITB
Bandung?
2. Faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung pada pelaksanaan
8
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui implementasi metode pembelajaran afika dalam
meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di Pembinaan
Salman ITB Bandung.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung pada
pelaksanaan metode pembelajaran afika di Pembinaan Anak Salman ITB
Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1. Manfaatteoritis
Hasil penelitian tentang penerapan metode Afika melalui kegiatan hafalan
Al-Qur‟an dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di
Pembinaan Anak Salman ITB ini akan memberikan sumbangan pada
khasanah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran di Taman
Kanak-kanak/RA, KOBER, TPA atau SPS lainnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh di bangku kuliah sekaligus dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang berguna mengoptimalkan peran para tutor di
Pembinaan Salman ITB.
b. Bagi Pembinaan Salman ITB Bandung, sebagai masukan bagi para tutor
dalam menerapkan metode pembelajaran yang efektif dalam rangka
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
c. Bagi siswa
1) Meningkatkan minat baca anak.
2) Kecerdasan kognitif anak akan meningkat
3) Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
9
Lia Yulia Azizah, 2014
E. Struktur Organisasi
Sistematika yang dipergunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian
iniadalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, berisi uraian mengenai Latar Belakang Penelitian,
Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
dan Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II : Kajian Pustaka, berisi Konsep Metode Pembelajaran Afika dalam
Pendidikan Anak Usia Dini dan Konsep Kecerdasan Kognitif.
BAB III : Metode Penelitian, berisi tentang Lokasi dan Subjek Penelitian,
Desain Penelitian, Metode dan Pendekatan Penelitian, Definisi Operasional,
Instrumen dan Penyusunan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,
Triangulasi Data, dan Teknik Analisis Data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi temuan-temuan hasil
penelitian yang berkenaan dengan fokus yang diteliti dari hasil penelitian
tersebut.
BAB V : Kesimpulan dan Saran, berisi mengenai kesimpulan dan saran
dalam melakukan penelitian.
Daftar Pustaka
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan situasi yang mengandung unsur tempat,
pelaku dan kegiatan (Nasution 1996: 43). Tempat atau lokasi penelitian ini
dilaksanakan di Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB yang beralamat di
Jl.Ganesha no.7 Gedung Kayu Lantai 3 Bandung. PAS ITB merupakan
lembaga pendidikan non formal yang aktivitasnya sangat memperhatikan
perkembangan dunia pendidikan baik kurikulum maupun metode. Tujuan
mendasar dari berdirinya PAS ITB adalah sebagai wadah bagi mahasiswa
muslim untuk dapat beraktivitas dan berdakwah, memperbaiki dan
meningkatkan kualitas ruhiyah, serta tampil sebagai laboratorium pembinaan
anak-anak Islam.
Kegiatan pembelajarannya dilaksanakan setiap hari minggu dari mulai
pukul 07.30-10.00 WIB yang bertempat di Taman Ganesha ITB Bandung
yang dapat diikuti oleh anak-anak seusia TK maupun SD. Materi yang
diberikan pun beragam, staf pengajarnya berasal dari seluruh mahasiswa yang
berasal dari berbagai Universitas yang ada di Bandung dan sebelumnya
melewati tahap pendaftaran dan seleksi terlebih dahulu.
2. Subjek Penelitian
Menurut Moleong (2010:132) subjek penelitian sebagai informan, yang
artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Sejalan dengan definisi
tersebut, Moeliono (1993:862) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai
orang yang diamati sebagai sasaran penelitian.
Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan
informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang
23
Lia Yulia Azizah, 2014
penyelenggara/pengelola, 2 orang instruktur/tutor, dan 2 orang tua peserta
didik di Pembinaan Anak Salman ITB.
B.Desain Penelitian
Menurut Nazir (1999:99) desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu
penelitian dalam pengumpulan dan menganalisis data. Adapun desain
penelitian menurut Mc Millan (dalam Ibnu Hadjar 1999:102) adalah rencana
dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti
empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian ini proses yang dilakukan adalah :
1. Menentukan fokus penelitian
2. Menentukan teori yang sesuai dengan keadaan lapangan
3. Menentukan sumber data
4. Menentukan instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data
5. Rencana analisis data
6. Rencana mencapai tingkat kepercayaan dan kebenaran penelitian
7. Mempersiapkan laporan penulisan dan penyelesaian penelitian
Secara umum tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat
tahap yaitu:
1. Tahap Pra Lapangan
Pra lapangan merupakan kegiatan awal yang dilakukan pada penelitian,
meliputi tujuh kegiatan yaitu; menyusun rancangan penelitian atau usulan
penelitian, memilih lapangan penelitian untuk melihat apakah terdapat
kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan, mengurus perizinan
untuk pelaksanaan penelitian, menjelajahi dan menilai keadaan lapangan atau
orientasi lapangan, memilih dan memanfaatkan informan berkenaan dengan
kepentingan informasi yang dibutuhkan pada penelitian, menyiapkan
24
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahapan pekerjaan lapangan atau pelaksanaan studi merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh penulis di lokasi penelitian, yakni mengumpulkan data
melalui teknik-teknik yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur penelitian
dan kondisi lapangan, meliputi pemahaman latar penelitian dan persiapan diri,
memasuki lapangan, dan berperan serta sambil mengumpulkan data.
3. Tahap Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber , yaitu dari wawancara, pengamatan,
dokumen-dokumen pendukung. Data yang telah terkumpul tersebut diolah sesuai
dengan kaidah pengolahan data yang relevan dengan pendekatan penelitian
kualitatif.
4. Tahap Penulisan Laporan
Penelitian laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan
kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Pada tahap ini mengadakan
pengumpulan data, analisa data dilakukan secara terus menerus selama proses
penelitian sampai data yang diperlukan terkumpul, pengolahan data berupa
laporan awal setelah membandingkan data empiric dengan kajian teoritik, dan
pengolahan data sebagai laporan akhir yang dilakukan setelah data yang
diperlukan lengkap terkumpul.
C. Metode dan Pendekatan Penelitian
Menurut Nazir (1988:51) metode penelitian merupakan cara utama yang
digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas
masalah yang diajukan. Sedangkan menurut Sugiyono (2004:1) metode
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data empiris tentang kondisi
kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di PAS ITB, implementasi metode
25
Lia Yulia Azizah, 2014
pembelajaran paud dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia 4-6
tahun di PAS ITB.
Maka untuk mencapai tujuan tersebut penelitian mempergunakan
pendekatan kualitatif, karena ingin memahami dan mengungkap bagaimana
kecerdasan kognitif anak usia 4-6 tahun di PAS ITB, implementasi metode
pembelajaran afika di PAS ITB serta faktor pendukung dan penghambat
pembelajaran paud di PAS ITB.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif untuk membuktikan bahwa penggunaan metode afika dapat
meningkatkan kecerdasan kognitif anak. Penelitian kualitatif menurut Bogdan
dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4), menjelaskan bahwa metode kualitatif
merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang maupun perilaku
yang dapat diamati. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
merupakan suatu prosedur penelitian yang menekankan pada kualitas atau
mutu suatu penelitian yang mengacu pada teori, konsep, definisi,
karakteristik, maupun simbol-simbol. Penelitian tersebut dilakukan
berdasarkan pengamatan seseorang terhadap latar alamiah atau lingkungan
sosial yang menghasilkan data deskriptif.
Untuk dapat mendeskripsikan tentang “Implementasi Metode
Pembelajaran Afika dalam Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak Usia
4-6 tahun di PAS ITB” metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.
Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual
sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian
deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang
menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap
peristiwa tersebut.
Penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala
26
sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini
memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada
berbagai masalah. Metode penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan
masalah yang ada pada masa sekarang. Metode ini menuturkan, menganalisa,
dan mengklasifikasi; menyelidiki dengan teknik survey, interview, angket,
observasi, atau dengan teknik test ; studi kasus, studi komperatif, studi waktu
dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional.
Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada
pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi
tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan
deskriptif, membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu
mengambil bentuk studi komperatif atau mengukur sesuatu dimensi seperti
dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, test, interview, dan lain-lain.
Ciri-ciri metode deskriptif itu sendiri adalah memusatkan diri pada
pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada
masalah-masalah yang aktual, kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut
metode analitik).
D. Definisi Operasional
1. Implementasi, diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan
Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi
sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman,
2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas
yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang
saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan
Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70)
mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.” Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau
penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang
27
Lia Yulia Azizah, 2014
2. Metode Pembelajaran Afika, yaitu metode yang digunakan agar tujuan
pembelajaran tercapai, yaitu berupa gerakan-gerakan dalam menuntun
anak-anak memudahkan dalam menghafal Al-Qur’an. Gerakan-gerakan
disesuaikan dengan arti dari setiap ayat yang akan dihafalkan. Para tutor
dituntut terlebih dahulu untuk menguasai arti dari setiap ayat yang akan
dijadikan bahan pembelajaran kepada anak.
3. Kecerdasan Kognitif, dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dari
bahasa inggris “intellect” yang menurut Chaplin (dalam Asrori, 2007: 36)
diartikan sebagai berikut “Proses kognitif, proses berpikir, daya
menghubungkan kemampuan menilai dan kemampuan mempertimbangkan
juga kemampuan mental atau intelegensi”.
4. Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB adalah lembaga pendidikan non
formal yang aktivitasnya sangat memperhatikan perkembangan dunia
pendidikan baik kurikulum maupun metode. Tujuan mendasar dari berdirinya
PAS ITB adalah sebagai wadah bagi mahasiswa muslim untuk dapat
beraktivitas dan berdakwah, memperbaiki dan meningkatkan kualitas ruhiyah,
serta tampil sebagai laboratorium pembinaan anak-anak Islam.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab
permasalahan penelitian. Instrumen sebagai alat pada waktu penelitian yang
menggunakan suatu metode. Menyusun instrumen penelitian dapat dilakukan
peneliti jika peneliti telah memahami benar penelitiannya. Pemahaman
terhadap variabel atau hubungan antar variabel merupakan modal penting
bagi peneliti agar dapat menjabarkan menjadi sub variabel, indikator,
deskriptor dan butir-butir instrumennya.
Pendapat Arikunto (2010:192) mengenai beberapa metode yang
instrumennya memang sama dengan nama metodenya yaitu :
1. Instrumen untuk metode wawancara adalah pedoman wawancara
2. Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes
28
4. Instrumen untuk metode observasi adalah ceck-list
5. Instrumen untuk dokumentasi adalah pedoman dokumentasi
Dari konsep diatas maka peneliti dalam penelitian ini menggunakan
instrument pedoman wawancara, ceck list, dan pedoman studi dokumentasi,
karena peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode
wawancara, obseravsi dan dokumentasi.
Penyusunan instrumen dilakukan untuk tahapan pengambilan data di
lapangan, yang terdiri dari beberapa hal berikut :
1. Penyusunan kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan pedoman dalam pembuatan
alat pengumpul data berupa : pedoman wawancara, pedoman observasi, dan
dokumentasi. Kisi-kisi penelitian mengenai “Implementasi Metode
Pembelajaran Afika dalam Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak Usia
4-6 tahun di PAS ITB” terdiri dari beberapa kolom yaitu : pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, aspek yang diteliti, indicator, sumber data,
teknik penelitian, dan item pertanyaan.
2. Penyusunan pedoman wawancara
Pertanyaan-pertanyaan mengenai indikator-indikator tersebut dirumuskan
ke dalam pedoman wawancara yang diuji cobakan kepada informan yaitu
penyelenggara/pengelola, instruktur/tutor, dan orang tua peserta didik yang
ada di PAS ITB.
3. Penyusunan pedoman observasi
Dalam penelitian ini, lembar observasi dipergunakan untuk
mengumpulkan data yang berkenaan dengan metode pembelajaran afika yang
diselenggarakan oleh PAS ITB.
Instrumen pendukung pada penelitian ini adalah menggunakan kamera
digital serta alat tulis. Kamera digital digunakan untuk mengambil gambar
atau foto, alat tulis untuk mencatat, catatan tersebut berupa catatan lapangan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian
29
Lia Yulia Azizah, 2014
(natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan
strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat
tentang desain riset.
Menurut Sutopo (2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif secara umum dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik
yang bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode interaktif meliputi
interview dan observasi berperanserta, sedangkan metode noninteraktif
meliputi observasi takberperanserta, tehnik kuesioner, mencatat dokumen,
dan partisipasi tidak berperan.
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara
yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama
(Sutopo 2006: 72).
Wawancara dilakukan penanya dengan menggunakan pedoman
wawancara (interview guide). Agar tidak menyimpang dari fokus penelitian,
maka digunakan pedoman wawancara yang diangkat dari fokus penelitian.
Fokus dari wawancara adalah yang mengarah pada: 1) perencanaan
pembelajaran 2) pelaksanaan pembelajaran 3) evaluasi pembelajaran 4) faktor
yang mendukung dan menghambat pelaksanaan metode afika. Kegiatan
wawancara dilaksanakan secara berkala ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung selama 4 kali yaitu pada tanggal 1,8,15 dan 22 Desember 2013.
Tabel 3.1
31
Lia Yulia Azizah, 2014
Metode pembelajaran
Hasil pembelajaran
Harapan
Salman ITB
Sumber: Pedoman Wawancara 2013
2. Observasi
Observasi atau pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti
dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam
penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran,
tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat
dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam
pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan
lain-lain.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu,
perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut.
Manfaat dari observasi ini antara lain peneliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat
diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan
diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti
menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau
pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan
penemuan atau discovery.
Observasi dapat dilakukan secara partisipatif maupun non partisipatif.
Dalam observasi partisipatif atau participatory observation penulis ikut serta
32
Dalam observasi non partisipatif penulis tidak ikut dalam kegiatan, karena
posisi penulis hanya cukup mengamati kegiatan dengan lebih seksama.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipatif dimana
peneliti hanya datang ke tempat kegiatan pembelajaran yang diamati, tetapi
tidak ikut dalam kegiatan pembelajaran itu. Pada penelitian ini yang menjadi
objek observasi adalah kegiatan pembelajaran yang pelakunya adalah
pengelola, tutor/kakak pembina, anak, dan orang tua peserta didik di
mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986:
38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama,
berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada
kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan
petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi
dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah,
konsesi, dan lainnya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
33
Lia Yulia Azizah, 2014
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya
monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber
manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Akan
tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya
dokumen, foto dan bahan statistik.
Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika
melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian
kualitatifnya.
Dalam penelitian ini, dihimpun berbagai dokumen berupa foto kegiatan
yang terkait dengan kegiatan pembelajaran metode afika yang dilakukan oleh
tutor/kakak pembina kepada peserta didik/adik di Pembinaan Anak-anak
Salman ITB.
G. Triangulasi Data
Triangulasi adalah istilah yang diperkenalkan oleh N.K.Denzin yang
dikutip oleh Patton dengan meminjam peristilahan dari dunia navigasi dan
militer, yang merujuk pada penggabungan berbagai metode dalam suatu kajian
tentang satu gejala tertentu. Keandalan dan kesahihan data dijamin dengan
membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber atau metode tertentu
dengan data yang di dapat dari sumber atau metode lain.
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling
umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian
34
Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observasi berstruktur, wawancara berstruktur dan dokumentasi
untuk memperoleh sumber data yang sama. Triangulasi sumber berarti untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Tujuan menggunakan metode triangulasi, adalah untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik apabila dibandingkan dengan menggunakan satu metode saja
dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini sumber data yang menjadi informan kunci atau
informan utama penelitian adalah pengelola dan tutor/kakak Pembina PAS
ITB sedangkan informan triangulan ialah orang tua peserta didik Pembinaan
Anak-anak Salman ITB.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa,
mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang
diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi
ada tidaknya masalah. Kalau ada, masalah tersebut harus dirumuskan dengan
jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif
yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar. Teknis analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas
makna dari indikator-indikator yang ada, membandingkan dan
menghubungkan antara indikator yang satu dengan indikator lain.
Menurut Sugiyono (2008:244) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan
bahan-bahan lain secara sistematis sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.
Dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
35
Lia Yulia Azizah, 2014
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan
pada hal yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan. Proses reduksi data ini dilakukan secara terus
menerus selama penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Dari hasil penelitian, setelah peneliti memasuki setting lembaga sebagai
tempat penelitian, maka dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan
pada metode afika yang digunakan pada saat BBAQ dengan mengkatagorikan
pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta faktor-faktor
pendukung dan penghambatnya.
2) Data Display (penyajian data)
Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dsb. Menyajikan data yang
sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini
dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.
Agar penulis tidak tergelincir dalam pengambilan kesimpulan yang terlihat
memihak dan tidak berdasar, maka penulis akan mengadakan klasifikasi data
dan memberikan penggolongan kembali sesuai fokus masalahnya berdasarkan
pertanyaan penelitian yang diajukan dan pedoman wawancara untuk
pengelola, tutor/kakak Pembina PAS dan orang tua peserta didik.
3) Conclusion Drawing / Verification
Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
berkembang setelah peneliti ada di lapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif
36
atau gambaran yang sebelumnya belum jelas menjadi jelas dapat berupa
hubungan kausal / interaktif dan hipotesis / teori.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu penarikan kesimpulan secara
menyeluruh selama peneliti menemukan data dilapangan. Sumber data yang
terlibat dalam penelitian ini adalah pengelola pembelajaran, tutor/kakak
Lia Yulia Azizah, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian
yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. Adapun hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi Metode Pembelajaran Afika di PAS ITB
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan pada bab-bab sebelumnya sebagai berikut:
a. Perencanaan pembelajaran metode afika
Perencanaan pembelajaran di TK PAS ITB berdasarkan kurikulum yang
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak. Pengelolaan
pembelajaran direncanakan dengan kegiatan mentoring yang dilaksanakan di
luar ruangan yaitu di lapangan rumput area masjid Salman. Pengelolaan
bahan dengan menetapkan tema yang akan diajarkan. Pengelolaan kegiatan
pembelajaran direncanakan dengan menetapkan tujuan pembelajaran yang
disesuaikan dengan kemampuan anak. Metode yang digunakan ketika BBAQ
adalah dengan menggunakan metode afika. Menentukan langkah-langkah
pembelajaran yang dimulai dari pembukaan sampai dengan penutupan dan
evaluasi. Penggunaan media pembelajaran direncanakan dan dibuat sesuai
dengan tema yang diajarkan. Merancang evaluasi untuk semua anak dan
disesuaikan dengan kemampuan anak.
b. Pelaksanaan pembelajaran metode afika
Pelaksanaan pembelajaran metode afika di PAS ITB dilakukan dengan
cara dibagi menjadi kelompok kecil yang biasa disebut juga dengan
mentoring, misalnya satu kelompok terdapat 10 adik dengan 4 kakak
73
BBAQ dengan menggunakan metode afika ini, sesuai dengan kurikulum yang
telah dibuat.
Pendekatan yang digunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan
personal, dengan alokasi waktu 30 menit untuk pembukaan, 60 menit untuk
inti, dan 30 menit untuk penutup. Media yang digunakan macam-macam,
diantaranya white board, puzzle, ranting-ranting yang ada disekeliling,
daun-daun kering, alam yang ada di sekeliling juga bisa dijadikan sebagai media.
Maka dapat disimpulkan pelaksanaan pembelajaran sudah terlaksana namun
belum optimal.
Selama ini penggunaan metode afika belum pernah digunakan di Taman
Kanak-kanak. Setelah penelitian, ditemukan bahwa penggunaan metode afika
dalam BBAQ dapat dimodifikasi menjadi kegiatan yang dapat meningkatkan
kecerdasan kognitif anak. Aplikasi penggunaan metode afika dalam BBAQ
ini dapat memudahkan tutor/kakak dalam mengembangkan pembelajaran
kognitif. Karena metode afika dalam BBAQ ini menarik, dan memudahkan
tutor/kakak dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak.
c. Evaluasi pembelajaran metode afika
Evaluasi dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung dan ketika
selesai kegiatan pembelajaran, yaitu dengan kakak mengajukan pertanyaan
pada adik secara aktif terkait, pembuatan tulisan oleh adik berisi curhatan
adik setiap mentoring dan dengan mengunjungi orang tua adik dan melihat
perkembangan adik di rumahnya.
Adapun bentuk penilaian adik selama pembelajaran berdasarkan sikap dan
keaktifan. Cara penilaiannya yaitu dengan melihat perkembangan adik selama
satu semester apakah ada perkembangan yang bagus atau tidak. Kakak
kelompok hanya memberikan plot (titik) skor adik berdasarkan kompetensi
yang dicapai (diniyah, kognitif, psikomotorik, sosioemosional, berbahasa,
kemandirian) di tiap mentoringnya (M) sesuai dengan pencapaian adik skala
74
Lia Yulia Azizah, 2014
Setelah melakukan evaluasi perlakuan kakak yaitu memberikan
inputan/masukan kepada orang tua agar sifat yang kurang baik dari adik dapat
sama-sama teratasi.
2. Faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan metode pembelajaran afika di PAS ITB
Faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan metode afika di
PAS ITB yaitu berasal dari faktor internal dan eksternal kakak Pembina, adik
dan orang tua. Kendala dari adik yaitu kurang mampunya anak mengenal
huruf hijayyah serta penguasaan anak dalam mengikuti metode afika.
Sedangkan pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran afika yang berasal
dari faktor internal yaitu kelebihan dari metode afika sendiri, selain itu
pendukung yang berasal dari faktor eksternal adalah kerjasama, latihan, dan
pengalaman ilmu kakak Pembina sangat mempengaruhi pelaksanaan metode
tersebut. Serta dukungan dari orangtua adik, dari kaka pembina yang lain, dan
antusiasme anak belajar al-quran dengan metode ini.
B. Saran
Mengacu pada kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi Tutor PAS ITB
Kurang mampunya anak dalam menghafal materi BBAQ serta penguasaan
anak dalam mengikuti metode afika sehingga hasil pembelajaran BBAQ anak
kurang maksimal. Saran bagi tutor dalam mengatasi hal tersebut yaitu agar
tutor lebih meningkatkan lagi tentang pemahaman dan penguasaan
teknik/cara penggunaan metode afika dalam BBAQ agar materi tersampaikan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Bagi PAS ITB
Dalam pelaksanaan BBAQ menggunakan metode pembelajaran afika,
pihak pengelola hendaknya mengadakan pelatihan mengenai penggunaan
metode afika bagi tutor PAS ITB. Pihak pengelola harus lebih memperhatikan
media alat peraga yang mampu menunjang perkembangan anak. Selain itu,
75
pembelajaran BBAQ selesai seacara rutin agar dapat mengetahui sejauhmana
perkembangan anak dalam kemampuan kognitifnya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian pada bidang kajian
yang sama, sebaiknya ditelaah lebih jauh mengenai dampak penerapan setiap
metode pembelajaran afika agar dapat mengetahui anak-anak dalam
mengembangkan potensi diri dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan
untuk meningkatkan kecerdasan kognitif dirinya. Penulis menyarankan pada
kesempatan ini kepada peneliti lanjutan untuk melakukan penelitian lebih
Lia Yulia Azizah, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010:192). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima
Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Gautama. (2003). “Kebijakan Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU)”.
Makalah pada Pelatihan Penyelenggara Program PADU, Bandung.
Goldstein, Lisa S. (2007). Journal of Research in Childhood Education.
Mansur. (2007). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Moeliono, Anton. (1993). Aspek Teoretis Dalam Penerjemah. Bandung: Penerbit
ITB
Myrnawati, C.H. 2012. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 6 No. 2. Jakarta: Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
Nasution. (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurdin dan Usman. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Ciputat
Pers
Patton. (1991). Michael Quinn Metode Evaluasi Kualitatif , Terjemah: Budi Puspo Priyadi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Poerwadarminta. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2007). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
PAUD.
S. Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik-Kwalitatif, Bandung: Tarsito.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Suandy, Erly. (2003). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y. N. dan Bambang S. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak. Jakarta: Indeks.
Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini . Jakarta: Kencana
Sutopo, HB. (2006). Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press.
Tim Penyusun. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Undang-Undang No. 23 tahun 2002 Pasal 4 tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 28 tentang Jalur Pendidikan Anak Usia Dini.
Internet:
Bloom. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Book I Cognitive Domain. [Online]. Tersedia: http://www.lpmpjabar.go.id.[03Oktober2013].
Cropley. (1994). Pendidikan Seumur Hidup Suatu Analisis Psikologi. Surabaya:
Usaha Nasional.
http:///PAUDKOBERAL-IKHLASASPEKKECERDASANKOGNITIF,AFEKTIF,DANPSIKOMO TORIK.html[11Oktober2013]
Farma. Salima. (2011). Online. Tersedia:
http://salimafarma.blogspot.com/2011/05/metode-dan-teknik-pengumpulan-data.html[11Oktober2013]
Indah Mozaeq. 2012. Metode Pembelajaran Artikulasi. { terdapat di (http://indah-mozaeq.blogspot.com/2012/01/metode-pembelajaran
artikulasi.html.[12November2013]
Lestari. Devi. (2012). Online. Tersedia:
http://devilestari822.blogspot.com/2012/12/dokumen.html [12Oktober2013]
Lia Yulia Azizah, 2014
McMillan & Schumacher, 2003
http:///PengertianPenelitiankualitatif_DiaryApipah.html[04November2013 ] ato Surya Dharma, MPA., Ph.D, (2008) Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan : Jakarta.
Profil Pendidikan Pembinaan Anak-anak Salman (PAS ITB): http:// pas.salmanitb.com . Online.[02Januari2014].
Suara Merdeka, 31 Mei 2008. Online. Tersedia:
http:///MELEJITKANPOTENSIKECERDASANANAKUSIADINI_TIKA DAFFADILBlog.html[03Oktober2013].
Suci. Prima R. Online. Tersedia:
http:///PerkembanganKognitifAnaUsiaDini_PrimaSuciR.html [11Oktober2013]
Topan. Setiawan. (2012). Online. Tersedia: