• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

Disusun Oleh : Nurasiyah

1100379

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE

Oleh:

Nurasiyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Nurasiyah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

NURASIYAH

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Dr.Wiji, M.Si NIP. 197204302001121001

Pembimbing II,

Dr. Sri Mulyani, M.Si NIP. 196111151986012001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil model mental siswa pada materi materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Subyek penelitian yaitu siswa SMA kelas XI yang terdiri dari 30 siswa di beberapa SMA di kota Bandung yang sudah mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan instrumen penelitian berupa tes diagnostik model mental predict-observe-explain (TDM-POE). Jawaban siswa pada tahap prediksi mencakup level submikroskopik, tahap observasi mencakup level makroskopik dan tahap eksplanasi yaitu mempertautkan ketiga level representasi (makroskopik, submikroskopik dan simbolik). Pada konsep terbentuknya endapan, sebagian siswa cenderung hanya memahami secara makroskopik tapi tidak dapat memahami secara submikroskopik. Pada konsep penambahan ion senama, 9 dari 30 siswa yang mampu menjelaskan berdasarkan prinsip pergeseran kesetimbangan dan secara perhitungan. Pada konsep pengaruh pH, 20 dari 30 siswa tidak mampu menjelaskan secara submikroskopik dan simbolik. Siswa mengalami kesulitan dalam mempertautkan ketiga level representasi pada kelarutan dan hasil kali kelarutan. Selain itu, ditemukan beberapa miskonsepsi mengenai konsep terbentuknya endapan, pengaruh ion senama, dan pengaruh pH pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan melalui TDM-POE.

(5)

ABSTRACT

The purpose of this study is to gain mental model of the student profile of solubility and solubility product concept. Subject of the research are 30 high school students grade XI in Bandung who have studied of solubility and solubility product concept. The method used in this research is descriptive with the research instrument used mental models diagnostic test predict-observe-explain (TDM-POE). The students’ answer on the stage predict convered submicroscopic level, observe the convered macroscopic level and explanation the convered macroscopik, submicroscopic and simbolic level. On concept of formation of precipitate, some student to understands the macroscopic level but can’t understand the submicroscopic level. On the common ion effect concept 9 of 30 student are able to explain based on the principle of equilibrium and calculations. On the concept of the effect of pH, 20 of 30 students can’t explain in submicroscopik and symbolic levels. Students having difficulty when combine in the third level of representation of solubility and solubility product. There are some misconceptions that was found about the concept of formation of precipitate, the common ion effect, and the effect of pH in solubility and solubility product used of TDM-POE.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Pembatasan Masalah ... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9

A. Profil Model Mental... 9

1. Pengertian Model Mental ... 9

2. Karakteristik dan Pengelompokkan Model Mental ... 10

3. Keterkaitan Model Mental dan Level Representasi ... 13

B. Tes Diagnostik Model Mental... 17

1. Tes Diagnostik ... 17

2. Tes Diagnostik Model Mental ... 18

C. Tes Diagnostik Model Mental Predict-Observe-Explain ... 21

D. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 22

1. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 22

2. Hubungan Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan ... 25

3. Memprediksi Terbentuknya Endapan Berdasarkan Nilai Ksp ... 26

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kelarutan ... 28

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian... 32

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

(7)

E. Instrumen Penelitian ... 35

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 36

G. Teknik Pengumpulan Data... 38

H. Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Profil Model Mental Siswa pada Konsep Terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi ... 40

1. Profil Model Mental Siswa dalam Memprediksi Konsep Terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi Berdasarkan Perhitungan ... 40

2. Profil Model Mental Siswa dalam Mengobservasi Konsep Terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi Melalui Video Demonstrasi ... 48

3. Profil Model Mental Siswa dalam Mengeksplanasi Konsep Terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi Berdasarkan Perilaku Partikel ... 49

4. Profil Model mental Siswa pada Konsep Terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi Berdasarkan Hubungan Prediksi-Observasi-Eksplanasi ... 56

5. Miskonsepsi Siswa pada Konsep Terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi ... 60

B. Profil Model Mental Siswa pada Konsep Pengaruh Penambahan Ion Senama Terhadap Kelarutan ... 61

1. Profil Model Mental Siswa dalam Memprediksi Konsep Pengaruh Penambahan Ion Senama Terhadap Kelarutan Berdasarkan Perhitungan ... 61

2. Profil Model Mental Siswa dalam Mengobservasi Konsep Pengaruh Penambahan Ion Senama Terhadap Kelarutan Melalui Video Demonstrasi ... 64

3. Profil Model Mental Siswa dalam Mengeksplanasi Konsep Pengaruh Penambahan Ion Senama Terhadap Kelarutan Berdasarkan Pergeseran Kesetimbangan ... 65

4. Profil Model mental Siswa pada Konsep Pengaruh Penambahan Ion Senama Terhadap Kelarutan Berdasarkan Hubungan Prediksi-Observasi-Eksplanasi ... 70

(8)

C. Profil Model Mental Siswa pada Konsep Pengaruh Penurunan pH

Terhadap Kelarutan... 75

1. Profil Model Mental Siswa dalam Memprediksi Konsep Pengaruh Pengaruh Penurunan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Perhitungan ... 75

2. Profil Model Mental Siswa dalam Mengobservasi Konsep Pengaruh Penurunan pH Terhadap Kelarutan Melalui Video Demonstrasi ... 78

3. Profil Model Mental Siswa dalam Mengeksplanasi Konsep Pengaruh Penurunan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Pergeseran Kesetimbangan ... 80

4. Profil Model mental Siswa pada Konsep Pengaruh Penurunan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Hubungan Prediksi-Observasi-Eksplanasi ... 83

5. Miskonsepsi Siswa pada Konsep Pengaruh Penurunan pH Terhadap Kelarutan ... 87

D. Profil Model Mental Siswa pada Konsep Pengaruh Kenaikan pH Terhadap Kelarutan... 88

1. Profil Model Mental Siswa dalam Memprediksi Konsep Pengaruh Pengaruh Kenaikan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Perhitungan ... 88

2. Profil Model Mental Siswa dalam Mengobservasi Konsep Pengaruh Kenaikan pH Terhadap Kelarutan Melalui Video Demonstrasi ... 91

3. Profil Model Mental Siswa dalam Mengeksplanasi Konsep Pengaruh Kenaikan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Pergeseran Kesetimbangan ... 92

4. Profil Model mental Siswa pada Konsep Pengaruh Kenaikan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Hubungan Prediksi-Observasi-Eksplanasi ... 96

5. Miskonsepsi Siswa pada Konsep Pengaruh Kenaikan pH Terhadap Kelarutan ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tetapan Hasil Kali Kelarutan dari Beberapa Senyawa Ionik yang

Sukar Larut pada Suhu 25C ... 25

Tabel 2.2. Hubungan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 26 Tabel 3.1. Pola Profil Model Mental Siswa ... 39 Tabel 4.1. Profil Model Mental Siswa dalam Memprediksi Terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi Berdasarkan Perhitungan... 42 Tabel 4.2. Profil Model Mental Siswa dalam Mengamati Video

Demonstrasi Mengenai Terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi Melalui Video Demonstrasi ... 49 Tabel 4.3. Profil Model Mental Siswa dalam Mengeksplanasi Terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi Berdasarkan Perilaku Partikel ... 50 Tabel 4.4. Pola Profil Model Mental Siswa pada Konsep terbentuknya

Endapan dari Suatu Reaksi Berdasarkan Prinsip Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan ... 56 Tabel 4.5. Pola dan Deskripsi Model Mental Siswa yang Muncul pada

Konsep terbentuknya Endapan dari Suatu Reaksi Berdasarkan Prinsip

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 57

Tabel 4.6. Miskonsepsi Siswa pada Konsep terbentuknya Endapan dari

Suatu Reaksi ... 60 Tabel 4.7. Profil Model Mental Siswa dalam Memprediksi Pengaruh

Penambahan Ion Senama Terhadap Kelarutan Berdasarkan Perhitungan ... 61 Tabel 4.8. Profil Model Mental Siswa dalam Mengamati Video

Demonstrasi Mengenai Pengaruh Penambahan Ion Senama

Terhadap Kelarutan Melalui Video Demonstrasi ... 65 Tabel 4.9. Profil Model Mental Siswa dalam Mengeksplanasi Pengaruh

Penambahan Ion Senama Terhadap Kelarutan Berdasarkan Pergeseran

Kesetimbangan ... 66 Tabel 4.10. Pola Profil Model Mental Siswa pada Pengaruh Penambahan Ion Senama Terhadap Kelarutan ... 71 Tabel 4.11. Pola dan Deskripsi Model Mental Siswa yang Muncul pada

(10)

Tabel 4.12. Miskonsepsi Siswa pada Konsep Pengaruh Penambahan Ion

Senama Terhadap Kelarutan ... 75

Tabel 4.13. Profil Model Mental Siswa dalam Memprediksi Pangaruh

Penurunan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Perhitungan ... 76 Tabel 4.14. Profil Model Mental Siswa dalam Mengamati Video

Demonstrasi Mengenai Pengaruh Penurunan pH Terhadap

Kelarutan Melalui Video Demonstrasi ... 79 Tabel 4.15. Profil Model Mental Siswa dalam Mengeksplanasi Pengaruh Penurunan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Pergeseran Kesetimbangan . 80 Tabel 4.16. Pola Profil Model Mental Siswa pada Pengaruh Penurunan pH Terhadap Kelarutan ... 84 Tabel 4.17. Pola dan Deskripsi Model Mental Siswa yang Muncul pada

Konsep Pengaruh Penurunan pH Terhadap Kelarutan ... 85 Tabel 4.18. Miskonsepsi Siswa pada Konsep Pengaruh Penurunan pH

Terhadap Kelarutan ... 88 Tabel 4.19. Profil Model Mental Siswa dalam Memprediksi Pangaruh

Kenaikan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Perhitungan... 88 Tabel 4.20. Profil Model Mental Siswa dalam Mengamati Video

Demonstrasi Mengenai Pengaruh Kenaikan pH Terhadap

Kelarutan Melalui Video Demonstrasi ... 90 Tabel 4.21. Profil Model Mental Siswa dalam Mengeksplanasi Pengaruh Kenaikan pH Terhadap Kelarutan Berdasarkan Pergeseran Kesetimbangan .. 92 Tabel 4.22. Pola Profil Model Mental Siswa pada Pengaruh Kenaikan pH Terhadap Kelarutan ... 96 Tabel 4.23. Pola dan Deskripsi Model Mental Siswa yang Muncul pada

Konsep Pengaruh Kenaikan pH Terhadap Kelarutan ... 97 Tabel 4.24. Miskonsepsi Siswa pada Konsep Pengaruh Kenaikan pH

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tiga Level Representasi dalam Bidang Kimia ... 16

Gambar 2.2. Model Keterkaitan Tiga Tingkat Konsep Sains ... 16

Gambar 2.3. Analogi Dokter dan Guru ... 17

Gambar 2.4. Partikel-partikel pada Endapan... 23

Gambar 2.5. Pengendapan dalam Suatu Reaksi ... 27

Gambar 2.6. Penambahan Ion Senama ... 28

Gambar 2.7. Endapan Setelah Penambahan Ion Senama ... 29

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Guru merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan pemahaman konsep siswa mengenai materi yang diberikan. Bagaimana cara guru mengajar bisa mempengaruhi pola pemikiran siswa. Dalam mengajarkan ilmu kimia, guru harus mampu membentuk pemahaman siswa secara utuh dan menyeluruh. Berdasarkan karakteristiknya, ilmu kimia diperlihatkan oleh tiga level representasi yaitu level makroskopik, submikroskopik dan level simbolik (Johnstone dalam Jansoon dkk., 2009, hlm. 149). Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang baik, guru harus bisa mengajarkan ilmu kimia dengan menampilkan ketiga level tersebut.

Menurut Johnstone dalam Jansoon (2009, hlm. 149), tiga level representasi kimia yaitu level makroskopik, sub-mikroskopik dan simbolik. Level makroskopik mencakup fenomena yang dapat teramati secara nyata dan dapat dirasakan oleh indera. Level submikroskopik adalah tingkat abstrak, tetapi yang berhubungan dengan fenomena yang tampak pada tingkat makroskopik. Tingkat ini ditandai dengan konsep, teori dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk menjelaskan apa yang diamati pada tingkat makroskopik, dengan menggunakan hal-hal seperti pergerakan elektron, molekul, atau atom. Level simbolik, digunakan untuk merepresentasikan fenomena kimia dan makroskopik dengan menggunakan persamaan kimia, persamaan matematika, grafik, mekanisme reaksi, analogi dan perangkat model.

Kemampuan siswa dalam memahami dan menghubungkan ketiga level representasi kimia tersebut dapat dicerminkan melalui model mental yang dimilikinya. Menurut Wang (2007, hlm. 11) model mental adalah representasi internal mengenai ide-ide selama proses berpikir kognitif siswa berjalan. Johnstone (dalam Jansoon dkk., 2009, hlm. 148) mengemukakan bahwa untuk memiliki model mental yang utuh, siswa harus memahami pengetahuan

(14)

2

Kemampuan siswa dalam memahami dan menghubungkan ketiga level representasi tersebut masih kurang, hal ini sesuai dengan penelitian Harrison dan Treagust (dalam Chittleborough, 2007, hlm. 275) yang mengungkapkan bahwa pemahaman siswa pada level submikroskopik masih rendah dan belum utuh. Boo (dalam Chittleborough, 2007, hlm. 275) mengungkapkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan satu level representasi ke level representasi yang lain. Meskipun jika dilihat dari Kriteria Ketuntasan Mininal (KKM), siswa tidak mengalami masalah untuk mencapainya. Banyak juga siswa yang mudah memperoleh nilai di atas KKM, namun kita tidak bisa menjamin bahwa tingginya nilai yang diperoleh menunjukkan utuhnya pemahaman yang siswa dapatkan. Ketika siswa tidak bisa mempertautkan ketiga level representasi kimia, maka konsep yang mereka pahami akan terbagi-bagi sehingga menjadi tidak utuh. Ketidakutuhan ini mengakibatkan

pemahaman yang diperoleh siswa hanya sebatas permukaannya saja atau bisa juga mengalami miskonsepsi.

Banyak miskonsepsi siswa yang ditemukan pada materi kelarutan dan hasil kali kalarutan (Maharani, 2009, hlm. 2). Miskonsepsi yang ditemukan misalnya pada konsep hasil kali kelarutan yaitu siswa beranggapan bahwa

Ksp merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion pada reaksi kesetimbangan dari garam yang sukar larut pada suhu tertentu tanpa dipangkatkan koefisien. Konsep yang benar menurut Mc Murry dan Fay (2003, hlm. 689) bahwa Ksp merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion garam sukar larut dipangkatkan dengan koefisiennya pada reaksi kesetimbangan.

Kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan salah satu pokok bahasan dalam kimia yang konsepnya bersifat abstrak dan kompleks. Materi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan bahasan yang memiliki representasi kimia pada tingkat makroskopik, sub-mikroskopik maupun simbolik. Pokok bahasan ini meliputi konsep dan hitungan. Meskipun banyak siswa yang dapat menyelesaikan berbagai macam soal hitungan pada kesetimbangan kelarutan,contohnya perhitungan Ksp dan kelarutan, tidak

(15)

3

bahwa konsep ini merupakan konsep yang sulit dan kompleks karena mensyaratkan beberapa konsep seperti kelarutan, kesetimbangan kimia dan fisika, hukum Le Chatelier, kimia larutan, dan persamaan kimia.

Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam memahami materi mengenai kelarutan dan hasil kali kelarutan, perlu dicarikan solusi yang tepat. Solusi tersebut berupa strategi pembelajaran yang tepat yang akan digunakan oleh guru. Sebelum menentukan strategi, guru perlu mengetahui gambaran pemahaman model mental siswa agar guru dapat mengetahui dimana letak kesulitan yang dialami siswa. Model mental merupakan representasi kognitif pribadi yang bersifat unik dan individual sehingga model mental sulit untuk dieksplorasi dan sulit untuk digambarkan (Coll & Treagust, 2002, hlm. 465). Namun, meskipun bersifat pribadi dan subjektif, ketika model mental ditempatkan dalam kelompok individu maka akan menjadi satu pola atau

model umum yang memiliki makna yang akan digunakan oleh kelompok ilmiah atau kelompok pengajaran. Dalam pengajaran inilah profil model mental yang dimiliki siswa sangat penting bagi guru. Profil model mental siswa memberikan informasi tentang susunan atau kerangka konsep yang dimiliki siswa. Dengan mengetahui profil model mental siswa, guru dapat mengetahui keutuhan pemahaman siswa, juga dapat menunjukkan letak kesulitan siswa sehingga kedepan guru dapat menentukan strategi, media, dan bahan ajar yang tepat sehingga siswa dapat memiliki konsep yang utuh.

Untuk menyelidiki profil model mental siswa, para peneliti telah menggunakan tes diagnostik model mental (TDM) yang berbeda. Menurut Wang (2007, hlm. 23), jenis TDM yang sering digunakan yaitu two-tier

multiple choice, open-ended responses, wawancara melalui pertanyaan berbasis probing (menyelidik) dengan gambar, wawancara berbasis model, dan wawancara berbasis masalah atau fenomena. TDM wawancara berbasis masalah atau fenomena digunakan untuk mengkaji bagaimana siswa menggunakan model mental yang dimiliki dalam memprediksikan dan menjelaskan masalah atau fenomena yang diberikan. Ada dua metode yang

(16)

4

TDM-POE menyelidiki profil model mental siswa dengan mengharuskan siswa melakukan tiga tugas. Pertama, siswa harus memprediksikan jawaban dari suatu fenomena atau masalah yang diberikan (predict). Kedua, siswa harus menggambarkan apa yang mereka lihat (observe). Ketiga, siswa harus menjelaskan jawaban hasil prediksi dan hasil pengamatan (explain) (Coştu dkk., 2009). TDM-POE efektif dalam mendiagnosa profil model mental siswa (Sesen, 2013; Liew & Treagust, 1998; Kala dkk., 2010, hlm. 556).

Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para ahli dalam mengungkap model mental siswa berdasarkan tes diagnostik model mental POE. Borges dan Gilbert dalam Wang (2007, hlm. 32) melakukan penelitian terhadap model mental siswa berdasarkan tes diagnostik model mental POE pada materi listrik, sedangkan Chiu, Chou dan Liu dalam Wang (2007, hlm. 32) melakukan penelitian terhadap model mental siswa berdasarkan tes

diagnostik model mental POE pada materi kesetimbangan kimia.

Penelitian ini akan mengungkap profil model mental siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan tes diagnostik model mental predict-observe-explain (TDM-POE). Setiap tahapan pada TDM-POE ini menggambarkan ketiga level representasi. Pada tahap predict dapat mengungkapkan pemahaman siswa pada level sub-mikroskopik, pada level

observe dapat mengungkapkan pemahaman siswa pada level makroskopik, dan pada tahap explain dapat mengungkapkan pemahaman siswa dalam mempertautkan level makroskopik, sub-mikroskopik dan simbolik. Dalam TDM-POE siswa terlibat langsung dalam memprediksikan suatu fenomena dan mengamati fenomena tersebut secara langsung. Menurut White dan Guston dalam Wang (2007, hlm. 60) prediksi lebih memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan yang mereka miliki dalam memberikan jawaban daripada mengolah pengetahuan buku teks tanpa berpikir. Kemudian siswa juga dilatih untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan keterkaitan antara prediksi dan hasil pengamatan. Dengan demikian profil model mental yang terungkap merupakan pemahaman yang sebenarnya dimiliki oleh siswa

(17)

5

Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan suatu informasi untuk mengungkap profil model mental yang dimiliki siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan menggunakan tes diagnostik model mental

predict-observe-explain (TDM-POE).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian ini, dapat teridentifikasi bahwa siswa memiliki miskonsepsi pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pada materi ini siswa cenderung menghafal, dengan rumus-rumus dan perhitungan matematika untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Padahal, materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ini bukan hanya materi hitungan tetapi juga konsep yang menuntut siswa mempertautkan ketiga level representasi agar pemahaman siswa utuh.

Kemampuan siswa dalam mempertautkan ketiga level ini dapat tercermin dari model mental yang mereka miliki. Supaya siswa tidak mengembangkan model mental yang salah pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, maka guru perlu mengetahui profil model mental siswa sehingga bisa mengetahui miskonsepsi yang terjadi. Setelah mengetahui profil model mental siswa, maka guru bisa menentukan strategi, media dan bahan ajar yang tepat yang digunakan dalam pembelajaran. Untuk mengungkap profil model mental siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, dapat digunakan TDM-POE.

Berdasarkan paparan di atas, maka rumusan masalah rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Profil Model Mental Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan menggunakan

TDM-POE?”. Rumusan masalah tersebut masih bersifat umum sehingga perlu

dirinci ke dalam bentuk-bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep terbentuknya endapan dari suatu reaksi?

2. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep pengaruh ion

(18)

6

3. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep pengaruh penurunan pH terhadap kelarutan?

4. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep pengaruh kenaikan pH terhadap kelarutan?

5. Miskonsepsi apa saja yang terungkap pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan TDM-POE?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah sebutkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah memperoleh profil model mental siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan TDM-POE.

D. Pembatasan Masalah

Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diteliti pada penelitian ini dibatasi pada konsep terbentuknya endapan, pengaruh ion senama, pengaruh penurunan dan kenaikan pH.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi guru, yaitu:

a. Memberikan informasi mengenai profil model mental siswa dan miskonsepsi siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi, bahan dan media apa yang dikembangkan dalam proses pembelajaran yang mengacu pada tiga level representasi kimia.

b. Sebagai bahan alternatif untuk mengembangkan TDM-POE untuk mengetahui pemahaman siswa secara menyeluruh pada materi kimia yang lainnya.

2. Bagi siswa, yaitu:

a. Meningkatkan pemahaman siswa pada materi kelarutan dan hasil kali

(19)

7

b. Melatih kemampuan siswa dalam mempertautkan ketiga level representasi kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 3. Bagi peneliti lain, yaitu:

a. Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian mengenai profil model mental siswa.

b. Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian mengenai TDM-POE.

c. Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian terkait materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab pertama menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan pendahuluan dalam penelitian skripsi yang dilakukan.

Adapun bab kedua merupakan kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian skripsi yang dilakukan. Sementara bab ketiga memaparkan hal-hal yang berhubungan dengan metode penelitian skripsi yang dilakukan. Kemudian, bab keempat menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari penelitian skripsi yang dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari lapangan. Bab terakhir menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian skripsi yang dilakukan. Setiap bab terdiri dari bagian bab yang disusun secara terstruktur sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Bab I Pendahuluan terdiri dari lima bagian bab yaitu latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Sementara itu, Bab II Kajian Pustaka terdiri dari lima bagian bab yaitu Profil Model Mental, Tes Diagnostik Model Mental, TDM-POE, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan , dan penelitian yang relevan. Kemudian, Bab III Metode Penelitian terdiri dari delapan bagian yaitu lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV

(20)

8

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menjelaskan fenomena dengan mendeskripsikan karakteristik individu, kelompok, situasi, atau peristiwa. Metode deskriptif melibatkan fenomena yang diobservasi secara alami (Firman, 2013, hlm. 57). Pada penelitian deskriptif, tahap pertama adalah mempersiapkan data. Data yang diperoleh dihaluskan dengan cara menghapus data yang tidak sesuai dan mengambil data yang relevan. Kemudian membedakan bagian-bagian yang berarti berdasarkan literatur. Data dikategorikan ke dalam kelompok-kelompok. Setelah itu, proses analisis

secara keseluruhan (Elliott & Timulak, 2005, hlm. 147).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat. Selain itu berupaya menarik realitas ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi atau fenomena tertentu. Metode deskriptif digunakan untuk membantu memecahkan sekaligus menjawab permasalahan yang terjadi pada masa sekarang. Penelitian deskriptif dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klarifikasi dan analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang subjek penelitian dalam suatu deskripsi. Dalam penelitian deskriptif disajikan satu gambaran yang terperinci mengenai suatu masalah dan dalam penelitian ini, suatu gambaran terperinci tersebut yaitu profil model mental siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggambarkan profil model mental siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan melalui TDM-POE. Sasaran penelitian ini

(22)

33

memperoleh model mental yang dimiliki siswa dengan mengetahui jawaban tiap siswa. Jawaban siswa kemudian dibandingkan dengan jawaban yang benar yang sesuai dengan konsep para ahli melalui buku teks dan validasi. Jawaban siswa dalam TDM-POE ini dikelompokkan menjadi beberapa tipe jawaban. Pada tahap predict dan explain, jawaban siswa dikategorikan ke dalam empat tipe jawaban yaitu tipe benar, tipe sebagian benar, tipe salah dan tipe tanpa alasan atau tanpa penjelasan. Pada tahap observe, jawaban siswa dikategorikan ke dalam dua tipe jawaban yaitu tipe benar dan tipe salah. Setiap soal yang mengandung ketiga tahap tersebut memiliki tiga tipe jawaban, sehingga dapat menghasilkan pola profil model mental. Jawaban siswa ini kemudian dapat dianalisis untuk mengetahui miskonsepsi yang ada pada siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan

(23)

34

Menentukan pokok materi, analisis konten serta analisis KI dan KD dalam Kurikulum 2013

Studi kepustakaan mengenai karakteristik ilmu kimia dan model mental

Mengembangkan indikator soal

Mengembangkan instrumen TDM-POE

Validasi Revisi

Revisi Uji Coba

Melaksanakan TDM-POE untuk menggali profil model mental

Prediksi Observasi Eksplanasi

Analisis Profil Model Mental

Profil Model Mental Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan menggunakan TDM-POE

Uji coba video praktikum

Miskonsepsi

Gb.3.1 Alur Penelitian Valid

(24)

35

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di beberapa SMA di Bandung. Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah siswa yang telah mengalami pembelajaran mengenai materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jumlah siswa yang diteliti adalah 30 orang kelas XI.

D. Definisi Operasional

Pada karya tulis ini terdapat istilah-istilah yang memerlukan penjelasan agar lebih mudah dimengerti. Istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Profil Model Mental

Model mental merupakan representasi suatu ide atau proses individu dalam fungsi kognitifnya, peserta didik menggunakan model ini untuk mengungkapkan alasan, mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi

terhadap fenomena dalam berbagai bentuk. Model mental ini bersifat dinamis artinya dapat berubah sesuai dengan konsep atau pemahaman siswa yang diterima, dan setiap siswa memiliki model mental yang berbeda-beda.

2. TDM-POE

TDM-POE merupakan tes diagnostik model mental yang dapat menggali pemahaman siswa melalui tiga tahap, yaitu predict (memprediksi),

observe (mengamati), dan explain (menjelaskan). Masing-masing tahap mengungkapkan level representasi kimia. Pada tahap predict

menggambarkan level sub-mikroskopik; pada tahap observe

menggambarkan level makroskopik; dan pada tahap explain

menggambarkan pertautan level-level representasi yaitu simbolik, makroskopok dan sub-mikroskopik.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah TDM-POE berupa

(25)

36

kelarutan dan hasil kali kelarutan. Soal 1 yaitu mengenai konsep pengendapan/terbentuknya endapan dari suatu reaksi, soal 2 mengenai konsep pengaruh ion senama terhadap kelarutan, soal 3 mengenai konsep pengaruh penurunan pH terhadap kelarutan dan soal 4 mengenai konsep kenaikan pH terhadap kelarutan. Setiap soal terdiri dari tiga bagian, bagian a mengenai prediksi siswa berdasarkan perhitungan, bagian kedua berisi tentang observasi melalui video dan bagian ketiga mengenai eksplanasi atau penjelasan siswa secara kualitatif. Siswa diarahkan untuk menjawab setiap bagian di setiap soalnya.

Pertanyaan yang berkaitan dengan prediksi berisi pertanyaan yang mengungkap kemampuan siswa pada level submikroskopik dan simbolik. Pada soal ini siswa diminta untuk memprediksi konsep-konsep mengenai kelarutan dan hasil kali kelarutan berdasarkan perhitungan. Bagian kedua

yaitu observasi, siswa diminta untuk mengobservasi melalui video demonstrasi yang disajikan. Video diputar setelah siswa menjawab soal prediksi. Jawaban siswa pada bagian observasi mengungkap kemampuan siswa pada level makroskopik. Bagian ketiga yaitu eksplanasi. Siswa diminta untuk menjelaskan fenomena dalam percobaan dan membandingkan dengan jawaban prediksinya. Jawaban siswa pada tahap eksplanasi mengungkapkan kemampuan siswa dalam level submikroskopik.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan indikator yang dirumuskan. Sebelum merumuskan indikator, terlebih dahulu dilakukan analisis konten dan standar isi dari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Analisis konten materi didasarkan atas kajian pustaka beberapa buku teks

general chemistry, sebagai berikut:

1. Buku teks general chemistry karya Whitten edisi 7 tahun 2003 yang berjudul “General Chemistry

(26)

37

3. Buku teks general chemistry karya Ralph H. Petrucci edisi 10 tahun 2010 yang berjudul “General Chemistry Principles and Modern Aplications

4. Buku teks general chemistry karya Jespersen Brady edisi 6 tahun 2012 yang berjudul “Chemistry The Molecular Nature of Matter

5. Buku teks general chemistry karya Silberberg edisi 1 tahun 2007 yang berjudul “Principles of General Chemistry

6. Buku teks general chemistry karya Raymond Chang edisi 6 tahun 2011 yang berjudul “General Chemistry The Essential Consepts

Hasil analisis konten dari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ini dijadikan acuan konsep yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan terdapat tiga konsep yaitu konsep kelarutan, konsep tetapan hasil kali kelarutan dan konsep faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan kelarutan.

Setelah dilakukan analisis konten, kemudian dilakukan analisis kurikulum 2013 pada materi ini. Kurikulum 2013 terdiri dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Analisis ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kedudukan, keluasan, dan kedalaman materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada kurikulum 2013 yang dijadikan acuan dalam megembangkan indikator soal yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis kurikulum 2013, materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dipelajari di kelas XI semester 2. Adapun KI dan KD yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti (KI)

KI3: Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

(27)

38

KI4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak, secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar (KD)

1.14 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).

4.14 Melakukan percobaan untuk menentukan hasil kali kelarutan serta memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Setelah dilakukan analisis standar isi kurikulum 2013 mengenai materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, kemudian dilakukan pengembangan indikator soal yang menjadi acuan dalam pengembangan TDM-POE.

Berdasarkan indikator tersebut, dikembangkan butir-butir pertanyaan yang sesuai dengan mempertimbangkan TDM-POE dan tiga level representasi kimia.

Instrumen penelitian kemudian divalidasi dan dilakukan uji coba. Validasi terdiri dari validasi indikator terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan kurikulum 2013, validasi pertanyaan dalam TDM POE, dan validasi jawaban. Validasi dilakukan oleh empat dosen dan satu guru.

Berdasarkan saran-saran hasil validasi, dilakukan revisi untuk menghasilkan instrumen TDM-POE yang valid. TDM-POE yang dibuat kemudian diuji coba terhadap 10 siswa kelas XI yang telah mempelajari kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil uji coba menyatakan bahwa keterbacaan soal instrumen sudah baik sehingga soal tes diagnostik saat uji coba digunakan kembali saat pengambilan data.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada 30 siswa SMA kelas XI yang sudah

(28)

39

Pengumpulan data dengan menggunakan TDM-POE ini diawali dengan tahap

predict, yaitu siswa diminta untuk memprediksi, kemudian observe (siswa diminta memperhatikan demonstrasi) dan tahap terakhir yaitu explain yaitu siswa diminta untuk menjelaskan.

H. Analisis Data

Berdasarkan instrumen yang digunakan maka dilakukan pengolahan data secara deskriptif pada jawaban siswa. Jawaban yang diberikan siswa bermacam-macam karena model mental yang dimiliki setiap individu juga berbeda-beda. Jawaban siswa yang berbeda inilah yang akan dikelompokkan berdasarkan kemiripan jawaban yang kemudian dilabeli dengan profil model mental. Pada saat menganalisis data, jawaban siswa baik prediksi, observasi dan eksplanasi dikelompokkan berdasarkan kategori benar, sebagian benar,

salah dan tidak ada jawaban. Kategori pengelompokkan jawaban siswa dapat dilihat pada Lampiran 4.

Jawaban siswa pada satu soal akan menunjukkan tiga tipe jawaban yaitu pada bagian prediksi, observasi dan eksplanasi. Tiga tipe jawaban ini menunjukkan pola profil model mental berdasarkan TDM-POE. Pola profil dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Pola Profil Model Mental Siswa

OBSERVASI

Benar Sebagian benar

P R E D I K S I Benar

B-B-B B-SB-B Benar

E K S P L A N A S I

B-B-SB B-SB-SB Sebagian Benar

B-B-S B-SB-S Salah

B-B-TJ B-SB-TJ Tanpa Jawaban

Sebagian Benar

SB-B-B SB-SB-B Benar

SB-B-SB SB-SB-SB Sebagian Benar

SB-B-S SB-SB-S Salah

SB-B-TJ SB-SB-TJ Tanpa Jawaban

Salah

S-B-B S-SB-B Benar

S-B-SB S-SB-SB Sebagian Benar

(29)

40

S-B-TJ S-SB-TJ Tanpa Jawaban

Tanpa Jawaban

TJ-B-B TJ-SB-B Benar

TJ-B-SB TJ-SB-SB Sebagian Benar

TJ-B-S TJ-SB-S Salah

TJ-B-TJ TJ-SB-TJ Tanpa Jawaban

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Profil model mental siswa dengan menggunakan TDM-POE dibagi menjadi tiga tahap, yaitu prediksi, observasi dan eksplanasi. Pada tahap prediksi dan eksplanasi, siswa dikelompokkan ke dalam 4 tipe jawaban, yaitu

tipe jawaban benar (B), sebagian benar (SB), jawaban salah (S), dan tidak ada jawaban (TJ). Pada tahap observasi, tipe jawaban siswa yang diperoleh yaitu tipe jawaban benar (B) dan sebagian benar (SB). Berdasarkan temuan-temuan ketika analisis data hasil penelitian,dan pembahasan BAB IV,

diperoleh kesimpulan:

1. Profil model mental siswa dengan menggunakan TDM-POE pada konsep terbentunya endapan terdapat 6 pola profil model mental yang muncul, yaitu B-B-B, B-B-SB, B-B-TJ, SB-B-SB, SB-B-TJ. Pada konsep terbentuknya endapan, semua siswa mampu memahami secara makroskopik, namun hanya 6,7% yang mampu mempertautkan secara level makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Secara keseluruhan, siswa kurang mampu mempertautkan ketiga level representasi.

2. Profil model mental siswa dengan menggunakan TDM-POE pada konsep pengaruh ion senama terdapat 9 pola profil model mental yang muncul, yaitu B-B-B, B-B-TJ, SB-B-B, SB-B-TJ, SB-B-SB, S-B-TJ, S-B-SB, TJ-SB-TJ, S-SB-S. Pada konsep pengaruh ion senama, semua siswa mampu

memahami secara makroskopik, namun secara submikroskopik masih banyak siswa yang belum memahaminya. Terdapat 20% siswa yang mampu mempertautkan ketiga level representasi kimia pada konsep ini. 3. Profil model mental siswa dengan menggunakan TDM-POE pada konsep

(31)

102

pengaruh penurunan pH siswa kurang memahami secara submikroskopik dan simbolik.

4. Profil model mental siswa dengan menggunakan TDM-POE pada konsep pengaruh kenaikan pH terdapat 5 pola profil model mental yang muncul, yaitu TJ-B-B, TJ-B-SB, S-SB-S, S-B-S, TJ-SB-TJ. Pada konsep pengaruh kenaikan pH, tidak ada siswa yang mampu menjelaskan secara perhitungan. Sebanyak 23% siswa mampu menjelaskan berdasarkan pergeseran kesetimbangan. Namun secara keseluruhan, pada konsep pengaruh kenaikan pH siswa kurang memahami secara submikroskopik dan simbolik dan kurang mampu mempertautkan level makroskopik, submikroskopik dan simbolik.

5. Miskonsepsi yang terungkap pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan TDM-POE adalah sebagai berikut:

a. Terbentuknya endapan karena memiliki konsentrasi yang besar

b. Konsentrasi besar maka jarak antar ionnya jauh, dan jika konsentrasinya kecil, maka jaraknya berdekatan

c. Penambahan satu jenis ion senama akan menggeser kesetimbangan ke arah produk

d. HCl dapat mengurangi endapan karena tidak ada ion senama e. NaOH dapat mengurangi endapan karena tidak ada ion senama

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai profil model mental pada konsep terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan jenis zat yang lebih beragam, karena akan banyak hal yang bisa diungkap.

(32)

103

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Bayrak, B.K. (2013). Using Two Tier Test to Identify Primary Students’ Conceptual Understanding an Alternative Conceptions in Acid Base. Mevlana International Journal of Education (MIJE). Vol. 3 no.2 (2013), hlm 19-26.

Bonello, M. (2008). Sixth Grade Students’ Mental Models of Physical Education Concepts: A Framework Theory Perspective. Disertasi Doctor pada Departemen of Kinesiology School of Public Health: tidak diterbitkan.

Cang, R & Overby, J. (2011). General Chemistry The Essential Concepts (sixth ed.).New York: McGraw Hill.

Chittleborough, G & Treagust, D. (2007). The Modelling Ability of Non-Major Chemistry Students and Their Understanding of The Sub-Microscopic Level. Journal Royal Society of Chemistry, 8(3), hlm.274-292.

Chittleborough, G & Treagust, D. (2008). Correct Interpretation of Chemical Diagrams Requires Transforming from One Level of Representation to Another. Journal Research in Science Education, 38 (4), hlm.463-482.

Coll, R. K & Treagust, D. F. (2002). Investigation of Secondary School, Undergraduate, and Graduate Learners’ Mental Models of Ionic Bonding. Journal of Research in Science Teaching, 40(5), hlm. 464-486.

Coll, R.K. (2008). Chemistry Learners’ Mental Models for Chemical Bonding. Journal of Turkish Sciense Education, Vol.5 no 1, hlm. 22-47.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Depdiknas.

Elliott & Timulak, L. (2005). Descriptive and interpretive approaches to qualitative research, hlm.147.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gilbert, J. K & Treagust, D.(2009). Multiple Representations in Chemical Education. Australia:Springer.

Gilbert, J. K. (2004). Models and Modelling: Routes to More Authentic Science Education. International Journal of Science and Mathematics Education, 2, hlm. 115-130.

(34)

105

Jansoon, N., Cool, R.K., & Samsook, E. (2009). Understanding Mental Models of Dilution in Thai Students. International Journal of Environmental & Sciense Education. Vol. 4, no.2 (2009), hlm 147-168.

Johari & Rachmawati. (2009). Kimia SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis.

Kala, dkk. (2012). The Effectiveness of Predict-Observe-Explain Technique in Probing Students’ Understanding About Acid-Base Chemistry: A Case For The Concepts of pH, pOH, and Strength. International Journal of Science and Mathematics Education, no.11, hlm.555-474.

Krause, S. (2007). Diagnosing Students' Misconceptions on Solubility and Saturation for Understanding of Phase Diagrams. American Society for Engeenering Education, no.413, hlm 1-12.

Marumure, G. (2012). Problem and Prospect of Teaching Chemical Equilibrium at The Further Education and Training (Fet) Band. University of South Africa.

Mc.Murry. (2005). Chemisrty (fourth edition). Amerika : Prentice hall, inc.

Önder, I., Geban, Ö. 2006. The Effect of Conceptual Change Text Oriented Instruction on Students’ Understanding of The Solubility Equilibrium Concept. Journal of Education, 30: 166-173.

Petrucci, R. H. (2011). General Chemistry Principles and Modern Aplication (tenth ed.). USA: MacMillan Publishing Company.

Sendur, G. & Toprak, M. (2013). The Role of Conceptual Change Texts to Improve Students’ Understanding of Alkenes. Journal of chemistry education research and practice.

Sendur, G., Toprak, M., & Pekmez, E. (2010). Analyzing of Students’ Misconceptions About Chemical Equilibrium. Paper on International Conference on New Trends in Education and Their Implications. Antalya- Turkey.

Sesen, B. A. (2013). Diagnosing Pre-Service Science Teachers’ Understanding of Chemistry Concepts By Using Computer-Mediated Predict-Observe-Explain Tasks. Chemistry Education Research and Practice, 14, hlm. 239-246.

Silberberg. (2007). Principles of General Chemistry. Newyork: Mc.Graw Hill Companies inc.

(35)

106

Treagust, dkk. (2009). Conceptual Understanding of Bruneian Tertiary student: Chemical Bonding and Strukture. Journal Brunei of Science & Math Education, (1), hlm. 33-51.

Wang, C. (2007). The Role of Mental Modeling Ability, Content Knowladge, and Mental Models in General Chemistry Students’s Understanding About Molecular Polarity. Disertasi Doctor of Philosophy in University of Missouri-Columbia: tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 3.1 Pola Profil Model Mental Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen asesmen bahasa reseptif dan bahasa ekspresif yang tidak tersedia bagi anak tunarungu usia sekolah mengakibatkan layanan pendidikan yang diberikan tidak

Usaha khusus dapat dilakukan untuk menangani faktor pembatas tersebut dengan tujuan agar diperoleh tingkat kesesuaian lahan yang lebih baik yang akan berdampak pada hasil

Undang ­ Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Kelas S 2 (sesuai) : lahan ini memiliki faktor pembatas yang dapat mengurangi.. tingkat produksi atau keuntungan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Mampu memberikan tes sumatif (akhir semester) kepada peserta didik yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial) dengan

Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis.. Universitas Pendidikan Indonesia |