• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

28 4.1. Gambaran dan Pengelompokkan Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2000 yang mencantumkan prosentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajerial (direksi dan komisaris).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan dan data harga saham penutupan yang diperoleh dari laboratorium pasar modal UK Petra, Bursa Efek Surabaya (BES) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Perusahaan yang digunakan 60 perusahaan yang terdiri dari 12 jenis usaha .

1. Deskripsi Perusahaan

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan

No. Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Jenis Usaha

1 PT Bahtera Adimina Samudra 1989 Agriculture

2 PT Dharma Samudera Fishing Industries 1973 Agriculture

3 PT Charoen Pokphand Indonesia 1972 Animal Feed & Husbandry 4 PT Hanson Industri Utama 1971 Apprael & Other Textile Products 5 PT Karwell Indonesia 1978 Apprael & Other Textile Products 6 PT Sarasa Nugraha 1982 Apprael & Other Textile Products

7 PT Nipress 1975 Automotive & Allied Products

8 PT Andhi Chandra Automotive Products 1976 Automotive & Allied Products

9 PT Branta Mulia 1981 Automotive & Allied Products

10 PT Prima Alloy Steel Universal 1984 Automotive & Allied Products 11 PT Astra Internasional 1957 Automotive & Allied Products 12 PT Selamat Sempurna 1976 Automotive & Allied Products 13 PT Daya Sakti Unggul Corporation 1980 Basic & Chemical 14 PT Alumindo Light Metal Industry 1978 Basic & Chemical

15 PT Asiaplast Industries 1992 Basic & Chemical

16 PT Budi Acid Jaya 1979 Basic & Chemical

17 PT Eterindo Wahanatama 1992 Basic & chemical

18 PT Lion Metal Works 1972 Basic & chemical

19 PT Lionmesh Prima 1982 Basic & chemical

(2)

No. Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Jenis Usaha

20 PT Barito Pasific Timber 1979 Basic & Chemical

21 PT Berlina 1969 Basic & Chemical

22 PT Surya Hidup Satwa 1976 Basic & chemical

23 PT Intikeramik Alamastri Industri 1991 Basic & chemical 24 PT Tri Polyta Indonesia 1984 Chemical & Allied Products

25 PT Sari Husada 1972 Consumer goods

26 PT Tunas Baru Lampung 1973 Consumer goods

27 PT Siantar Top 1987 Consumer goods

28 PT Mandom Indonesia 1969 Consumer goods

29 PT Langgeng Makmur Industri 1972 Consumer goods

30 PT Kedaung Indah Can 1974 Consumer goods

31 PT Hanjaya Mandala Sampoerna 1963 Consumer goods

32 PT Gudang Garam 1971 Consumer goods

33 PT Petrosea 1972 Infrastructure, Utilty & Transportation 34 PT Rig Tenders Indonesia 1981 Infrastructure, Utilty & Transportation 35 PT Berlian Laju Tanker 1981 Infrastructure, Utilty & Transportation

36 PT Jaya Pari Steel 1973 Metal & Allied Products

37 PT Apac Citra Centerex 1987 Property & Real Estate 38 PT Lamicitra Nusantara 1988 Property & Real Estate 39 PT Duta Pertiwi Nusantara 1972 Property& real estate

40 PT Panasia Indosyntec 1973 Textimile Products

41 PT Argo Pantes 1977 Textimile Products

42 PT Sunson Textile Manufakturer 1972 Trade & service 43 PT Sona Topas Tourism Industry 1978 Trade & service

44 PT Lautan Luas 1951 Trade & service

45 PT Rimo Catur Lestari 1987 Trade & service

46 PT Toko Gunung Agung 1980 Trade & Service

47 PT Samudera Indonesia 1964 Trade & Service

48 PT Tigaraksa Satria 1986 Trade & service

49 PT Great River International 1976 Trade & service

50 PT Sahid Jaya International 1969 Trade & service

51 PT Akbar Indo Makmur Stimec 1997 Trade & service

52 PT Hexindo Adiperkasa 1988 Trade & service

53 PT Metrodata Electronics 1983 Trade & service

54 PT Jakarta Setiabudi Internasional 1970 Trade & service

55 PT Inter Delta 1976 Trade & service

56 PT Perdana Bangun Pusaka 1987 Trade & service

57 PT Wahana Phonix Mandiri 1993 Trade & service

58 PT Tira Austenite 1974 Trade & service

59 PT Dyviacom Intrabumi 1995 Trade & service

60 PT Multipolar Corporation 1975 Trade & service

(3)

2. Deskripsi Data Perusahaan

Jumlah prosentase kepemilikan manajerial didapat dari kepemilikan yang dimiliki komisaris dan direksi. Sedangkan kebijakan hutang diperoleh dari membagi hutang jangka panjang dengan (hutang jangka panjang ditambah ekuitas). Nilai perusahaan diperoleh dari membagi nilai pasar ekuitas ditambah nilai buku dari total hutang dengan (nilai buku dari total aktiva ditambah nilai buku dari total hutang), nilai pasar ekuitas didapat dengan hasil kali harga saham penutup dengan jumlah saham beredar. Data yang akan diolah dalam penelitian ini tampak pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Deskripsi Data Perusahaan

No. Nama Perusahaan

Jumlah % Kepem.

Manajerial

Kebijakan Hutang

Nilai Perusahaan 1 PT Toko Gunung Agung 31.73000 0.74 0.54

2 PT Lionmesh Prima 29.19000 0.33 0.52

3 PT Sona Topas Tourism Industry 28.29000 0.68 0.62

4 PT Branta Mulia 18.70000 0.71 0.52

5 PT Jaya Pari Steel 15.53300 0.00 0.52

6 PT Asiaplast Industries 15.37000 0.17 0.55 7 PT Tri Polyta Indonesia 15.24000 0.00 0.61

8 PT Nipress 12.40000 0.90 0.60

9 PT Sahid Jaya International 10.59000 0.80 0.55

10 PT Berlina 10.48000 0.04 0.57

11 PT Prima Alloy Steel Universal 9.70000 0.54 0.49

12 PT Inter Delta 8.95000 0.00 0.66

13 PT Metrodata Electronics 8.26000 0.23 0.48 14 PT Akbar Indo Makmur Stimec 8.21000 0.11 1.22 15 PT Barito Pasific Timber 7.95110 0.08 0.50

16 PT Siantar Top 7.72000 0.01 0.43

17 PT Intikeramik Alamastri Industri 7.06000 1.15 0.57 18 PT Sunson Textile Manufakturer 6.77000 0.53 0.70

19 PT HM Sampoerna 6.55600 0.38 0.56

20 PT Panasia Indosyntec 5.79000 0.84 0.55

21 PT Perdana Bangun Pusaka 5.58000 0.01 0.72

(4)

No. Nama Perusahaan

Jumlah % Kepem.

Manajerial

Kebijakan Hutang

Nilai Perusahaan 22 PT Dyviacom Intrabumi 5.44000 0.06 1.70 23 PT Kedaung Indah Can 4.60000 0.32 0.52 24 PT Rimo Catur Lestari 4.12000 0.00 0.73

25 PT Lautan Luas 3.64000 0.36 0.63

26 PT Selamat Sempurna 2.90607 0.25 0.40 27 PT Jakarta Setiabudi Internasional 2.39000 2.00 0.74

28 PT Argo Pantes 2.36000 3.19 0.60

29 PT Samudera Indonesia 2.29000 0.33 0.43

30 PT Gudang Garam 1.74000 0.00 1.91

31 PT Alumindo Light Metal Industry 1.64300 0.53 0.56

32 PT Budi Acid Jaya 1.12000 0.82 0.68

33 PT Lion Metal Works 0.98000 0.00 0.40

34 PT Mandom Indonesia 0.93400 0.00 1.26

35 PT Tira Austenite 0.84300 0.16 0.95

36 PT Hanson Industri Utama 0.55030 0.59 0.53 37 PT Duta Pertiwi Nusantara 0.47040 0.00 0.36 38 PT Eterindo Wahanatama 0.41000 1.14 0.58

39 PT Petrosea 0.39000 0.00 0.44

40 PT Wahana Phonix Mandiri 0.37000 0.18 0.81 41 PT Daya Sakti Unggul 0.24000 0.41 0.59 42 PT Karwell Indonesia 0.20000 0.25 0.71 43 PT Dharma Samudera Fishing Industries 0.18000 0.04 0.69 44 PT Apac Citra Centerex 0.17030 0.25 0.53

45 PT Sarasa Nugraha 0.17000 0.45 0.57

46 PT Hexindo Adiperkasa 0.14000 0.59 0.43

47 PT Tunas Baru Lampung 0.10000 0.49 0.43

48 PT Berlian Laju Tanker 0.07000 0.65 0.43

49 PT Langgeng Makmur Industri 0.06000 0.92 0.54

50 PT Astra Internasional 0.05230 0.89 0.54

51 PT Rig Tenders Indonesia 0.03100 0.00 0.08

52 PT Surya Hidup Satwa 0.02120 0.95 0.50

53 PT Charoen Pokphand Indonesia 0.02093 0.57 0.61

54 PT Great River International 0.01210 0.60 0.49

55 PT Tigaraksa Satria 0.01200 0.12 0.30

56 PT Bahtera Adimina Samudra 0.01000 0.47 1.67

57 PT Lamicitra Nusantara 0.01000 0.20 0.70

(5)

No. Nama Perusahaan

Jumlah % Kepem.

Manajerial

Kebijakan Hutang

Nilai Perusahaan 58 PT Multipolar Corporation 0.00133 0.00 0.54

59 PT Sari Husada 0.00130 0.01 0.26

60 PT Andhi Chandra Automotive Products 0.00001 0.00 1.21 ( sumber data : hasil pengolahan penulis)

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa tidak selalu kepemilikan manajerial yang besar mengakibatkan kebijakan hutang yang kecil, begitu juga sebaliknya kepemilikan manajerial yang kecil tidak selalu mengakibatkan kebijakan hutang yang besar. Sedangkan untuk nilai perusahaan yang dihasilkan bervariasi.

4.2. Uji Hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan bahwa adanya hubungan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang dan nilai perusahaan, maka untuk menganalisa model yang digunakan menggunakan metode statistik korelasi bivariate (bivariate correlation). Penghitungan dengan model statistik tersebut menggunakan bantuan komputer Statistical Program for Social Science (SPSS).

Correlations

Kepemilikan Manajerial

Kebijakan Hutang

Nilai Perusahaan

Kepemilikan Manajerial Pearson Correlation 1 .010 -.072

Sig. (2-tailed) .939 .583

Sum of Squares and

Cross-products 3258.042 2.383 -10.369

Covariance 55.221 .040 -.176

N 60 60 60

Kebijakan Hutang Pearson Correlation .010 1 -.108

Sig. (2-tailed) .939 .413

Sum of Squares and

Cross-products 2.383 16.878 -1.111

Covariance .040 .286 -.019

N 60 60 60

Nilai Perusahaan Pearson Correlation -.072 -.108 1

Sig. (2-tailed) .583 .413

Sum of Squares and

Cross-products -10.369 -1.111 6.319

Covariance -.176 -.019 .107

N 60 60 60

(6)

Pada hipotesis pertama menduga adanya hubungan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang. Dari hasil uji korelasi menunjukkan nilai Pearson correlation (r) sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,20 maka menunjukkan korelasi dapat diabaikan. Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama tidak terbukti.

Begitu juga dengan hipotesis kedua yang menduga adanya hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai Pearson correlation (r) -0,072 lebih kecil dari 0,20 (baik plus maupun minus) menunjukkan korelasi dapat diabaikan. Hal ini berarti bahwa hipotesis kedua tidak terbukti.

4.3. Analisa dan Pembahasan

Pengujian terhadap sampel penelitian yang berjumlah 60 perusahaan pada tahun 2000 dilakukan dengan mengidentifikasi ada tidaknya kepemilikan manajerial dalam perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan data pada penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis pertama tidak terbukti, tidak ada hubungan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang, hal ini dibuktikan dengan angka 0,010 yang lebih kecil dari 0,20 yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi.

Berdasarkan hasil pengujian atau pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis kedua juga tidak terbukti, tidak ada hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan, hal ini dibuktikan dengan angka -0,072 kurang dari 0,20 yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi.

Berdasarkan hasil pengujian atau pengolahan data yang telah dilakukan keduanya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang dan nilai perusahaan. Pengujian menggunakan metode statistik korelasi bivariate (bivariate correlation). Penghitungan dengan model statistik tersebut menggunakan bantuan komputer Statistical Program for Social Science (SPSS). Hal ini ditunjukkan dengan angka yang lebih kecil dari 0,2 yang

menunjukkan tidak ada korelasi.

1. Hubungan Antara Kepemilikan Manajerial dengan Kebijakan Hutang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesa pertama yang menyatakan

ada hubungan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang tidak

(7)

terbukti. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Kim dan Sorensen (1986), Agrawal dan Mendelker (1987) dan Mehran (1992) menemukan hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan debt rasio perusahaan, Kim dan Sorenson (1986) menemukan adanya hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan utang, di mana hubungan ini dipelajari dari demand and supply hypothesis. Demand and supply hypothesis menjelaskan

bahwa perusahaan yang dikuasai oleh insider menggunakan utang dalam jumlah besar untuk mendanai perusahaan.

Hasil dari penelitian juga bertolak belakang dengan penelitian Friend dan Lang (1988) dalam Wahidahwati (2002) yang menyatakan bahwa debt ratio mempunyai hubungan yang negatif dengan kepemilikan manajerial.

2. Hubungan Antara Kepemilikan Manajerial dengan Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukkan hipotesis kedua juga tidak terbukti, tidak ada hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan angka Pearson correlation (r) sebesar - 0,072 dimana lebih kecil dari 0,20 (baik plus maupun minus). Menurut Young (1982:137) ukuran korelasi <0,20 menunjukkan bahwa korelasi diabaikan.

Dengan begitu penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

Eddy Suranta dan Pranata Puspa Mediastuty (2003) yang menunjukkan bahwa

hubungan kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan adalah negatif dan

linier (tanpa atau dengan menggunakan variabel kontrol) artinya dimana semakin

tinggi kepemilikan manajerial akan semakin menurunkan nilai perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya supervisi manajerial pengawas diharapkan agar kinerja kepala Sekolah Menengah Atas Islam Parlaungan bisa mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang

Pembuatan MPL pada CP dengan metode screen printing untuk memperoleh MPL yang bagus dan melakukan studi lanjutan, untuk mengetahui kemungkinan MPL mampu mengalirkan gas

Penyebab kode tidak akurat karena dokter seringkali menuliskan diagnosa utama yang kurang spesifik seperti yang diisyaratkan ICD-10 yang meliputi kondisi akut dan

Hasil yang dapat dilihat dari kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bagi Ibu-ibu PKK di desa PKK di Desa Sambirejo Timur, Deli Serdang Sumatera Utara dengan kegiatan

Kemampuan menerjemahkan merupakan kemampuan berbahasa yang wajib dikuasai. Seorang pembelajar bahasa asing wajib mempunyai kemampuan untuk menterjemahkan baik secara

Dalam komunikasi organisasi, komunikasi antar karyawan (employee relations) sangat penting karena karyawan dalam suatu organisasi yang bisa dikatakan suatu kerangka

Untuk saluran udara saat ini lebih sering menggunakan SKUTR karena tingkat keamanannya lebih baik dibanding SUTR. Namun SKTR memiliki tingkat keandalan yang paling tinggi

Percaya dan yakin setiap usaha yang dilakukan dalam menjalankan wirausaha tidak akan sia-sia dan akan membawa hasil yang baik, karena tidak ada yang instan semua butuh proses