• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. LANDASAN TEORI. Universitas Kristen Petra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

6

Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pemeriksaan Pajak

1. Pengertian Pemeriksaan Pajak

Menurut Suandy (2005:209-210) Pemeriksaan adalah suatu kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data untuk mengetahui kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan selain itu pemeriksaan pajak juga merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak, yaitu dari pemeriksa pajak (fiskus) terhadap Wajib Pajak untuk pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Peraturan tentang pemeriksaan pajak diatur di dalam Undang- Undang pasal 29 Nomor 6 Tahun 1983 yang berisi tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2000, dan Peraturan Pemerintah (PER) Nomor 31 Tahun 1986 tentang Tata cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan.

2. Tujuan Pemeriksaan

Salah satu tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 Pasal 3 ayat(2) tentang tata cara pemeriksaan adalah sebagai berikut:

a) Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada Wajib Pajak. Pemeriksaan untuk tujuan diatas dapat dilakukan dalam hal sebagai berikut:

1. Surat Pemberitahuan (SPT) menunjukan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengambilan pendahuluan kelebihan pajak.

2. SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) menunjukan rugi.

3. SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan.

(2)

7

Universitas Kristen Petra

4. SPT yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Direktorat Jendral Pajak.

5. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut pada nomor 3 tidak dipenuhi.

b) Tujuan lain dalam melakukan pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajban perpajakan Wajib Pajak, antara lain :

1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan.

2. Penghapusan NPWP.

3. Wajib Pajak mengajukan keberatan.

4. Pengukuhan atau pencabutan pengukuan Pengusaha Kena Pajak.

5. Pencocokan data atau alat keterangan.

6. Pengumpulan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

7. Penentuan Wajib Pajak berlokasi didaerah terpencil.

8. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.

2.1.2 Tugas dan wewenang pemeriksa pajak

Pemeriksa pajak dipekerjakan oleh badan pemerintah untuk memverifikasi bahwa individu dan bisnis telah membayar pajak yang benar.Mereka bekerja di tingkat federal, negara bagian, atau lokal, dan mempelajari catatan pajak untuk memastikan bahwa mereka tidak akurat.Di tingkat federal, auditor pajak biasanya bekerja untuk Internal Revenue Service (IRS), dan audit pajak pendapatan federal.Auditor pajak negara memverifikasi informasi untuk pajak pendapatan Negara (Cohn 2001).

Pemeriksa pajak memastikan bahwa pemotongan pajak dan kredit yang diambil diperbolehkan oleh hukum, dan memverifikasi bahwa perhitungan telah dilakukan dengan benar.Mereka dapat menghubungi wajib pajak untuk meminta informasi lebih lanjut atau melakukan penelitian pada mereka sendiri.Auditor pajak dapat membuat wajib pajak menyadari jika mereka membayar lebih atau jika mereka berutang pajak tambahan. Jika wajib pajak berutang lebih pajak, auditor akan menentukan biaya, bunga, dan hukuman yang juga jatuh tempo.

(3)

8

Universitas Kristen Petra

Beberapa perusahaan mengkhususkan diri dalam kembali dan bertemu dengan perusahaan dan staf manajemen keuangan (Mekeu 2011) .

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan menjelaskan tentang Kewajiban dan Kewenangan Pemeriksa Pajak pada pasal 77 yang berisi tentang :

Dalam melakukan Pemeriksaan untuk tujuan lain, Pemeriksa Pajak wajib:

a. menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan dalam hal Pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan atau Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor dalam hal Pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Kantor;

b. memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP2 kepada Wajib Pajak pada waktu Pemeriksaan;

c. memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak kepada Wajib Pajak apabila susunan Tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;

d. menjelaskan alasan dan tujuan Pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang diperiksa;

e. menyampaikan Kuesioner Pemeriksaan kepada Wajib Pajak;

f. mengembalikan buku, catatan, dan dokumen pendukung lainnya yang dipinjam dari Wajib Pajak; dan/atau

g. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka Pemeriksaan.

2.1.3 Kinerja Pemeriksa Pajak

Tujuan dari sebuah organisasi adalah untuk mencapai hasil yang maksimal dengan segala sumber daya yang ada. Oleh karena itu organisasi tersebut harus meningkatkan kinerjanya terutama kinerja sumber daya manusia yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuannya. Namun begitu keefektifan dan keefisienan kinerja dari sumber daya manusia itu juga tergantung akan organisasi tersebut.

Masalah dalam kinerja ini juga sangat tergantung akan masing-masing individu sumber daya manusia yang ada (Eko,2011).

(4)

9

Universitas Kristen Petra

Menurut Ilyas (2002:7) dalam Yuanita Arfiana (2008:38) kinerja adalah hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi.

Kinerja merupakan suatu penampilan seorang individu ataupun kelompok kerja.

Tiffin dan Mc Cormick (1979) dalam Eko (2011:31) menyatakan bahwa individu yang berbeda akan menghasikan kinerja yang berbeda juga. Hal ini disebabkan karena kinerja individu berhubungan dengan individual variable dan situasional variable. Individual variable adalah variabel yang berasal dari dalam setiap individu yang bersangkutan, misalnya: kemampuan, kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sedangkan situasional variable adalah variabel yang bersumber dari situasi pekerjaan yang lebih luas (lingkungan organisasi) misalnya dalam hal ini adalah pelaksanaan, hubungan dengan rekan kerja dan sistem pemberian imbalan atau kompensasi.

Berdasarkan hasil wawancara kinerja pemeriksa pajak juga dapat diukur melalui bonus yang diberikan setiap tahun. Namun tidak hanya itu kenaikan golongan juga dapat mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak yang dilakukan setiap 4 tahun sekali Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999, dan juga mutasi kerja ke tempat yang lebih baik dalam jangka waktu 3 tahun. Menurut SE- 18/PJ.22/2006 dasar pengukuran kinerja juga dapat melalui IPK (Indikator Prestasi Kerja), untuk tahun 2012 IPK yang harus diperoleh oleh Pemeriksa Pajak adalah >7,54.

2.1.4 Pengaruh Profesionalisme terhadap kinerja pemeriksa pajak

Profesionalisme merupakan gabungan dari integritas serta kedisiplinan.

Integritas merupakan suatu tindakan yang sesuai dengan kualitas moral , jujur dan bersih serta selalu mengutamakan kepentingan negara. Sedangkan disiplin erat kaitannya dengan ketaatan, ketaatan dalam hal peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketaatan terhadap waktu yang telah ditetapkan. Nilai disiplin membuat seseorang untuk mematuhi suatu aturan, sistem, dan prosedur kerja yang telah ditetapkan. (Nur Cahyani, 2007)

Konsep profesionalisme yang dikembangkan oleh Hall (1986) adalah konsep profesionalisme yang digunakan untuk menguji profesionalisme auditor.

(Morrow dan Goetz, 1988). Yang meliputi tiga elemen : (1) Kemandirian (autonomy demands) yaitu suatu pandangan bahwa seorang profesionalisme harus

(5)

10

Universitas Kristen Petra

mampu membuat keputusan sendiri tanpa adanya tekanan dari pihak lain, (2) Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation),yaitu suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang dalam menilai pekerjaan professional adalah rekan sesama profesi bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaannya dan (3) hubungan dengan sesama profesi (profesional community affiliation) yaitu penggunaan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk organisasi formal dan kelompok –kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan ini. Melalui ikatan profesi ini, professional membangun kesadaran profesinya. Profesionalisme termasuk situational variable yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam hal hubungan dengan sesama profesi, pemberian imbalan dan kompensasi. Apabila profesionalisme seseorang meningkat maka kinerja nya juga akan meningkat hal ini dapat dilihat dari kompensasi atau pemberian imbalan yang didapat oleh pemeriksa pajak.

2.1.6 Pengaruh batasan waktu pemeriksaan terhadap kinerja pemeriksa pajak

Menurut Suandy (2006:62) Ruang lingkup pemeriksaan terdiri dari :

a. Pemeriksaan lapangan yang meliputi suatu jenis pajak atau seluruh jenis pajak, untuk tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya dan atau untuk tujuan lain yang diakukan di tempat Wajib Pajak.

b. Pemeriksaan kantor yang meliputi suatu jenis pajak tertentu untuk tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan di kantor Direktorat Jendral Pajak.

Menurut jenisnya Pemeriksaan Lapangan dapat dilakukan dengan pemeriksaan lengkap atau pemeriksaan sederhana sedangkan untuk Pemeriksaan Kantor hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan sederhana.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17 tahun 2013 tentang jangka waktu untuk dapat melakukan pemeriksaan lengkap adalah 2 bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 8 bulan. Sedangkan jangka waktu untuk pemeriksaan sederhana adalah 4 minggu dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 6 minggu. Apabila ketika dilakukan pemeriksaan ditemukan adanya

(6)

11

Universitas Kristen Petra

transaksi yang mengandung transfer pricing maka pemeriksaan akan ditingkatkan menjadi pemeriksaan lengkap dan untuk pemeriksaan lapangan yang mengandung unsur transfer pricing memerlukan waktu paling lama 2 tahun.

Pemeriksa dalam menetapkan alokasi untuk pemeriksaan sangat ketat, akibatnya memberikan efek samping yang merugikan publik, karena dengan adanya hal tersebut akan mengakibatkan penurunan kualitas audit, yaitu penurunan dalam tingkat pendeteksian dan penyelidikan aspek kualitatif salah saji, gagal dalam meneliti prinsip akuntansi, melakukan review dokumen dengan dangkal, dan mengurangi pekerjaan pada salah satu langkah audit dibawah tingkat yang diterima Kelley dan Margheim dalam (Cohn 2001)

Dalam Ventura (2001:73), penetapan batas waktu tidak realistis pada tugas pemeriksaan khusus akan berdampak kurang efektifnya pelaksanaan audit sehingga pemeriksa pelaksana cenderung mempercepat pelaksanaan tes, Sebaliknya apabila penetapan batasan waktu terlalu lama hal ini akan berdampak negatif pada biaya dan efektivitas pelaksanaan audit.

Sehingga penetapan waktu untuk melakukan pemeriksaan harus tepat sehingga hal-hal seperti di atas dapat dihindari. Karena hal seperti ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pemeriksa pajak. Hendriksen dalam (Balance 2004:43) menyatakan bahwa informasi mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan keuangan.

Eko dalam Ventura (2001:77) menyatakan, hasil penelitian tentang aplikasi hukum Yerdes-Dodson membuktikan bahwa keputusan optimal dicapai pada kondisi batasan waktu moderat, dibandingkan batasan waktu yang longgar dan ketat.

Teori ini menyatakan bahwa apabila waktu yang diberikan tidak cukup maka pemeriksa dalam melakukan tugasnya akan tergesa-gesa sesuai dengan kemampuan atau mengerjakan hanya sebagian tugasnya, Sebaliknya apabila batasan waktu yang diberikan terlalu longgar, maka focus pemeriksa akan berkurang pada pekerjaannya sehingga akan cenderung gagal mendeteksi bukti audit yang signifikan. Waggoner dan Cashell dalam (Ventura 2001:78)

(7)

12

Universitas Kristen Petra

menunjukan bahwa semakin banyak waktu yang diberikan, semakin banyak transaksi yang dapat dites oleh pemeriksa pajak. Batasan waktu termasuk situational variable yang mempengaruhi kinerja seseorang melalui pelaksanaan.

Apabila batasan waktu terlalu sempit maka kinerja seseorang akan menurun hal ini dikarenakan seorang pemeriksa memiliki waktu yang kurang dalam melakukan pemeriksaan namun apabila batasan waktu yang diberikan sesuai maka kinerja seorang pemeriksa pajak akan meningkat.

2.1.7 Pengaruh kompetensi terhadap kinerja pemeriksa pajak

Pemeriksa pajak yang bekerja untuk pemerintah federal harus memiliki gelar sarjana atau setara dengan perguruan tinggi dan pengalaman profesional.Internal Revenue Service juga menyediakan pelatihan untuk karyawan baru untuk memastikan mereka memahami kode pajak dan undang-undang.

Negara dan pemerintah daerah biasanya membutuhkan auditor pajak untuk memiliki setidaknya gelar associate dan pengalaman profesional yang khusus.

Kebanyakan auditor pajak memiliki gelar akuntansi, atau telah menyelesaikan beberapa pekerjaan praktek dan dilakukan full-time audit, akuntansi atau pajak kepatuhan tugas.

Frame (1999:91) dalam Pradana Adiputra (2011) menyatakan bahwa, kompetensi berasal dari bahasa latin yaitu Competens, yang merupakan kata kerja competere. Kata ini mengandung dua bagian : com,yang memilki arti bersama- sama sedangkan petere berarti berjuang/berusaha. Jadi oleh karena itu dapat diartikan yaitu berjuang bersama-sama.

Kompetensi juga dapat didefinisikan sebagai seseorang yang matang dalam pekerjaan dalam hal kemampuan dan kematangan psikologi dalam hal kemauan (Sumarsono 2004:64). Beberapa unsur-unsur yang ada di dalam konsep kompetensi adalah :

1. Kematangan pekerjaan (kemampuan) pada kekuatan yang ada pada diri seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya seperti :

a. Kemampuan dan pemahaman bawahan terhadap pekerjaan b. Tingkat pengalaman dan keterampilan yang dimiliki bawahan

(8)

13

Universitas Kristen Petra

2. Kematangan psikologis (kemauan) dapat dibuktikan dari kesediaan karyawan dalam menjalankan tugas yang diberikan seperti :

a. Kesediaan bawahan dalam menjalankan tugas b. Kesetiaan bawahan terhadap organisasi

Kompetensi yang dimiliki karyawan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kinerja karyawan sebagai contohnya yaitu :

1. Kuantitas pekerjaan atau banyaknya pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan.

2. Kualitas pekerjaan atau mutu pekerjaan yang dilakukan dalam hal ini dapat berupa ketelitian karyawan dalam mengerjakan tugas, tingkat kerapian pekerjaan dan kesesuaian pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan prosedur.

3. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, yang berupa jumlah pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Kompetensi termasuk individual variable yang mempengaruhi kinerja seseorang melalui kemampuan dan kepentingan seorang pemeriksa pajak. Apabila seorang pemeriksa pajak memiliki kompetensi yang baik maka hal ini akan meningkatkan kinerja pemeriksa pajak dalam melakukan pemeriksaan namun sebaliknya apabila kompetensi yang dimiliki oleh pemeriksa pajak kurang maka hal tersebut juga akan mengakibatkan penurunan kinerja pemeriksa pajak.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu 2.2.1 Penelitian Terdahulu

Pradana Adiputra (2011) melakukan penelitian hubungan kompetensi dengan kinerja pemeriksa pajak pada kantor pelayanan pajak pratama di badung selatan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi. Variabel bebas yang digunakan adalah kompetensi yang meliputi kemampuan, kemauan, dan pengalaman kerja. Variabel terikat yang digunakan adalah kinerja pemeriksa pajak yang meliputi kecakapan, keterampilan, kesanggupan kerja, hasil kerja, dan kemampuan bekerjasama.

(9)

14

Universitas Kristen Petra

Hasil penerilitian Pradana Adiputra adalah variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemeriksa pajak.

Nur Cahyani (2011) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh profesionalisme pemeriksa pajak , kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Analisis data yang digunakan ialah regresi linear berganda. Variabel bebas yang digunakan adalah profesionalisme, pemeriksa pajak, kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Variabel terikat yang digunakan adalah kinerja karyawan. Hasil dari penelitian Nur Cahyani menunjukan bahwa profesionalisme pemeriksa pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

Nataline (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh batasan waktu audit, pengetahuan akuntansi dan auditing serta pengalaman terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan public di semarang. Variabel bebas yang digunakan adalah batasan waktu audit, pengetahuan akuntansi dan auditing. Variabel terikat yang digunakan adalah kinerja auditor. Hasil dari penelitian adalah terdapat pengaruh secara simultan antara batasan waktu audit, pengetahuan akuntansi dan auditing terhadap kinerja auditor.

Eko Saputra (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh pelatihan teknis perpajakan, akuntabilitas dan batasan waktu pemeriksaan terhadap kinerja pemeriksa pajak pada kantor pelayanan pajak di Jakarta selatan.

Variabel bebas yang digunakan adalah pelatihan teknis perpajakan, akuntabilitas dan batasan waktu pemeriksaan. Variabel terikat yang digunakan adalah kinerja pemeriksa pajak. Analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini adalah pelatihan teknis perpajakan dan akuntabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemeriksa pajak. Sedangkan batasan waktu pemeriksaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemeriksa pajak pada KPP di Jakarta Selatan.

2.3 Hipotesis

Dalam penelitian Nur Cahyani (2007) di Semarang , profesionalisme mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak dalam melakukan pemeriksaan.

Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis yang dibuat adalah :

(10)

15

Universitas Kristen Petra

H01 = Profesionalisme tidak mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak.

H11= Profesionalisme mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak.

Dalam penelitian Nataline (2007) , batasan waktu pemeriksaan mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis yang dibuat adalah :

H02 = Batasan waktu pemeriksaan tidak mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak.

H12= Batasan waktu pemeriksaan mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak.

Dalam penelitian Pradana Adiputra (2011) , kompetensi mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak dalam melakukan pemeriksaan. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis yang dibuat adalah:

H03 = Kompetensi tidak mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak.

H13 = Kompetensi mempengaruhi kinerja pemeriksa pajak.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih

Two of the most important are often overlooked though, which is a shame, given the tremendous amount of research, time and energy that goes into providing them: quality and

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN.. TAHUN

Jenis tulang yang terdapat dalam ikan lele menurut Radiopoetro (1986) yaitu vertebrae, tulang rusuk, tulang cranial, tulang penyokong sirip caudal, tulang anal, tulang dorsal dan

Hasil akhir dari penelitian ini berupa prototype sistem pakar untuk melakukan skrining tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah yang berbasis multimedia dengan acuan Kuesioner Pra

Manfaat pembuatan aplikasi ini adalah STIKOM Bali akan memiliki jurnal online bersifat nasional yang dapat dinilai oleh DIKTI, serta memudahkan para peneliti

Indikator kinerja kegiatan ( output /keluaran) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik..

[r]