• Tidak ada hasil yang ditemukan

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

\

Menimbang

Mengingat

Meneiapkan

KESATU

KEDUA KETIGA

KEEMPAT

KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA NoMoR: UN,0I/KPA/ 6o9 12019

TENTANG

BIAYA BANTUAN BAGI PENERIMA DANA PENELITIAN DASAR INTERDISIPTINER

PROGRAM PEMBIAYAAN PENELTTIAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Hidayatullah Jakafta;

4, Peraturan Menteri Agtsma Nomor Jakarta;

17 Tahun 2014 tentang Statuta UIN Syarif Hidayatullah

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Masukan DENGAN RAHMAT TUHAil YANG MAHA ESA

KUASA PENGGUNA ANGoARAN UIN SYARIF HIDAYATULI.AH JAKART&

a. bahwa dengan memperhatikan surat Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan, Lembaga penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomorl B-036/Lp2M-pUSLrTpENffL.03l07Palg tanggal 1 Juli 2019 perihal permohonan penerbitan SK KPA tentang Pelaksana/Penerima Pemhiayaan Penelitian Tahun Anggaran 2019;

U. baiia untuk tertib administrasi keuangan dalam pemberian bantuan bagi penerima dana penelitian dasar interdisipliner perlu menetapka n biaya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,

perlu menetapkan Biaya Bantuan bagi Penerima Dana Penelitian Dasar interdisipliner dengan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran;

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

,. peratuian pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tent"ang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

3. Peratura-n Menteri Agama Nomor 5 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagaimana telah diubah beberapa kali, temkhir dengan peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2013 tentang organisasi dan Tata Keria UIN Syarlf

Tahun Anggaran 2019;

6. Keputusa; Menteri Keuangan Nomor 411KMK,OS11OOB tentang Penetapan UIN Syarif

- ftidayatullah Jakarta padi Departemen Agama sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGAMI'I UIN SYARIF HIDAYATULI.AH ]AKARTA TENTANG

elAin BANTUAN BAGI PENERIMA DANA PENELIilAN DASAR INTERDISIPUNER PROGMM PEMBIAYMN PENEUT1AN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Biaya bantuan diberikan sesuai ketentuan yang berlaku dan dibebankan kepada anggaran

;OpTN ,rN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun Rnggaran 2019, sebagaimana tercantum dalam Lmpiran Keputusan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

pelaksanaan penelitian uIN Syarif Hidayatullah ]?k"rta Tahun Anggaran 2019, terhitung mulai tanggal 1 Juli2019 sampai dengan 15 oKober 2019'

Penerima dana penelitian bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan'

L;;;g; p"nJifiun dan eengabdr-in tliaoa Masyarakat UIN Svarif Hidayatullah lakarta' Keputusan ini berlaku sejak tanggai ditetapkan'

di Jakarta

It Juli 2019

Anggaran,

Amany Lubis, M.A.

1222 199403 2 002 r

(2)

Lampiran Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nomor : Un.OllKPAI tq lZOn Tanggal : ll Jull 2019

BIAYA BANTUAN BAGI PENERIMA DANA PENELITIAN DASAR INTERDISIPLINER

PROGRAM PEMBIAYAAN PENEUTIAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

irNO

.1r.,r,,,,1

:iiili.r..:

l,t':.

;r't,.:i.:.1

*i$ii$t$ff,

1

Religlusitas Masyarakat Urban Peran DKM

dalam Transmisi Nilai Religiusitas pada Masyarakat Pamulang Tlmur, Tangsel

1.Abd Wahid Hasyim (Dr., M.As)

2. Darsita Suparno (Dr., M.Hum)

FAH 37.s00.000

2.

Tradisi Pesantren Sebagai Budaya dalam Pembentukan Kepribadian Santri; Studi di Aceh Tengah, Gayo dan Alas

1,Abd. Aziz Hsb (Dr., M.Pd)

2.Ali Nurdin (M.Pd) 3.Sri Rahmi (Dr., MA) 4.Darwyan Syah (Dr.,

M.Pd)

FTTK 30.000.000

2

Validating the Information Needs and

*pectations Model on the Adoption of Open

Access Instltutional Repositories; A

Confrrmatoru Studv

1,Agus Rifai (Dr., M.Ag)

2.Muhamaad Kaffin ZuMa FU 40.000.000

4.

Peran Kecerdasan Spiritual dalam Mendorong Profesionalisme dan Independensi Auditor

untuk Meningkatkan Kualitas Audit di Indonesla

l.Amilin (Prof. Dr., M.Si)

2. Yessi Fitri (M.Si) FEB 40.000.000

5. Reformulasi Indeks Negara Hukum Pancasila Berbasis Maqds h id Al -Sya ri'a h

l,Asmawi (Dr., M.Ag) 2.Abu Tamrin (Drs.,

M.Hum)

3.Hidavatulloh fMH)

FSH 30.000.000

b,

Integrasi Isu Krisis Energi sebagai Dimensi

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelaniutan oada Kurikulum Kimia

l.Burhanudin Milama (M.Pd)

2.Dewi Mumiati (M.Si')

FITK 37.500.000

7.

Teks dan Konteks Pu)ian Al-AkhiittAl Penyair Nasrani untuk Penguasa Bani Umawah;

Analisis Praomatik

l,Cahya Buana (Dr., M.Ag)

2.Djajang Sodikin FAH 30.000.000

8.

Investpation of Indonesian;, Praducts as Inhibitor of Plasmdium Falciparum IUIQO;

Druo Taroet of Malaia

l.Delina Hasan (Dr., M.Kes)

2.Hendri A.ldrat {M.Si., Apt)

FIKES 37.500.000

9.

Politisasi Dakwah Era Milenial; Studi Atas Seruan Politik dalam Panggung Dakwah MenJelang Pemilu 2019

l.Fatmawati (Dr., M.Ag) 2.Kalsum Minangsih (MA) 3.Siti Mahmudah

Noorhavati

FDIK 37.500.000

10.

Deteki Dini Interaksi Obat Dengan Clinical- Eased Integntd Drug-Drug Interadion

Alertoada Puskesmas

l.Flori Ratna Sari (dr) 2.Rizkiani luleshodia

Wulandari (dr)

FK 40.000.000

a1 Dehumanisasi dan Permusuhan

Antarkelompok: Dimanakah Peran Ideologi?

1.Gazi (Dr., M.Si)

2. Liany Luzvinda (M.Si) FPsi 35.000.000

12.

Efektivitas BUPiDes dalam UPaYa

Meningkatkan Pendapatan Asli Desa dan

Penguatan Ekonomi Desa

l.Haniah Hanafie (Dr., M.Si)

2,MasrulHuda (M.Si) 3.Agus Nugraha (Drs., MA)

FEB 37.500.000

13

Sistem Informasi Geogmfi Berbasis Web (webGIS) untuk Pemetaan Tingkat Paftisipasi Masyarakat dalam Mitigasi dan Kesiapsiagaan Ftenr2ne Raniir

l.lakiatin Nisa (M.Pd)

2.Tri Suryaningsih (M.Pd) FITK 37.500.000

(3)

....-...t:,. .. - , .:.-

,f ' -',:' 'JuDurjpgnrurran

.j . i,i,:.--: i. -. - '- ' I .,. ....

,

14.

Kojian Empiris terhadap Revitalisasi dan Reaktualisasi Politik Luar Negeri Indonesia Era

Prsiden Joko Widodo dalam Penciptaan Stabilitas Kawasan

1. M, Adian Fimas (M.Si)

2. Kiki Rizky (M.Si) FISIP 35.000.000

15. Gagasan Modern dalam Pers Islam di Hindia Belanda Awal Abad )X (1915 - 1934)

1. Makyun Subuki (Dr., M.Hum)

2. Rosida Erowati (M.Hum)

FITK 35,000.000

16.

Kinerja Pengawas Madrasah Kota Tangerang Selatan dalam Implementasi Kurikulum 2013;

Studi Evaluatif dengan Model DEtvl

1. Mu'arlf Sam (Drs,, M.Pd)

2. Rusdi Jamil FITK 37.500.000

17. Represenbasi Pesantren dalam Novel Modern Karya Perempuan Penulis Indonesia

l.NoviDiah Haryanti (M.Hum)

2.Ida Rosida (M.Hum) FITK 35.000.000

18.

Implementasi Wawasan Kebangsaan sebagai Resolusi Turbulensi Globalisasi di Pesantren Tradisional; Studi pada Sanki Generasi Millennial di Kabupaten Cirebon

1. Nur Syamsiyah (M.Pd) 2.Mahmudah Fitriyah

(Dra,, M.Pd)

FTTK 37.500.000

19.

Penggunaan Bahasa dalam Pembelajaran dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa;

Studi di Kelas Bilinqual MIN I Oputat

l.Nuryani(MA)

2.l{afia Wafiqni (M.Pd) FITK 35.000.000

20

Pengaruh Dana Transfer terhadap Kinerja Pembangunan KabupatenlKota di Provinsi

Banten

1. Otong Suhyanto (M,Si)

2. Arief Fitrijanto (M.Si) FITK 35.000.000

21.

Studi Komparatif Tipologi Kepemimpinan Jayakarta I527-1619t Fatahillah, Tubagus Anqke, dan Wiiayakrama

1. Parlindungan Siregar (Dr., M.Ag)

2.Tarmizi ldris (Dr., M.Ao)

FAH 35.000.000

22.

The Importance of Fraud Prevention in Enhance the Performance of Islamic Finance Institutions

l.Reskino (M.Si)

2.Ahrnad Zubaidi (MA) FEB 37,500.000

23.

Sastra, Perempuan, dan Istana dalam Kitab

Sulalatus Salatin; Tinjauan Kritik Sastra

Feminis

l.Rizqi Handayanl (MA) 2. Elve Oktafiyani (M.Hum) 3.Inayatul Chusna

(M.Hum)

FAH 35.000.000

24. Pemahaman Hak-Hak Istri di dalam UU No. 1

Tahun 1974 di Kalangan Istri Teroris di Solo

l.Rosdiana (MA) 2. Hotnidah Nasution

(M.Ao)

FSH 35.000.000

25.

Pamsitic Infxtions among Children of the United Natbn Refugees at Ctputat Area, the Transmission, Ndial History, ,rcial Behavior and Islamic Culture Relate

1. Silvia Fitrina Nasution (M.Biomed)

2. Ela Laelasari (Dr,, M.Kes)

FiKES 35.000.000

26.

Sejarah Penyebaran Tarekit Qadiriyyah Naqshabandiyyah (rQN) dan Pondok Remaja

Inabah di Malaysia; Studi Historis dan Etnografis Peran TQN dalam Penyembuhan Korban Narkoba cii Jabal Suf, Kuala Nerang, Kedeh. Malavsia

l.SrlMulyau (M,si)

2. Marjuqoh (Dra,, MA) FU 40.000.000

27.

Analisis Determinan Professicnalisme Guru dalam Upaya Meningkatkan Penilaian PISA

(Progmm for Internatbnal Student Assessmenh

1. Syaripulloh (M.Si)

2.Imam Munandar (M.Pd) FITX 37.500.000

28. Impact of Financing Diversificabbn on Islamic Bank Risk

1.Titi Dewi Warninda (M.si)

2. Bahrul Yaman (M.Sl)

3. fJurhasanah

FEE 37.500.000

29. Strategi Foreignisasi dalam Penerjemahan Al- Quran Kementerian Agarna RI

l.Toto Edidarmo

2. Dr. Zainal Muttaqin, MA FTTK 30,000.000

30.

Pemetaan Geo Wisata dalam Pengembangan Model Industri Pariwisah Berbasis Syariah di Provinsi Banten

1.Tri Harjawati(M,Si)

2. Andri Noor Ardiansyah rM.si)

FITK 37.s00.000

(4)

31.

Kearifan Lokal sebagai Kelestarian Lingkungan Alam dan Ketahanan Pangan di

Indonesia; Studi Kasus Kampung Adat

Cireundeu. Jawa Barat

l.Ulfah Fajarlni (Prof. Dr., M.Si)

2.Nurul Handayani (M.Pd)

FiTK 37.500.000

32. Pembakuan Kata Serapan Bahasa Arab dan Sikap Bahasa Penuturnya

l.UmiKulsum (MA) 2.Adang Asdari (Drs,,

M.Ao)

FAH 35.000.000

33. Teori Transformasi Generatif dalam Perspektif Timur dan Barat

l,WatiSusiawati (MA)

2. N Lalah Alawiyah (MA) FITK 30.000.000

34.

Cegah Bahaya Resistensi Antibiotik dengan Mengwaluasi Peran Tenaga Kefarmasian di Tanoerano Selatan

l.Yardi (Dr., M.Si,, Apt) Z.Suci Ahda Novitri (M.Si.,

Antl

FIKES 35.000.000

35.

Islamic Intelectual Gpital dan Islamic

Corporate Governance Terhadap Maqashid Svariah Pefformance

l.Yusro Rahma (M.Si)

2.Atiqah (M,S.Ak) FEB 35.000.000

36.

Transkrlp mRlttAProtamn L dan 7 pada

Ejakulat Spermatozoa Laki-Laki Infertil dan Kaitannva denoan Kondensasi Kromatin

l.Zetl Harriyatl (Dr., M.Biomed)

2.Yanti Susianti (dr.. So,A)

FIKES 35.000.000

TOTALANGGAMN 1.287.500.000

Anggaran,

Amany Lubis, M.A.

199403 2007 a

(5)

I IIN,

IIII I

TRADISI PESANTREN SEBAGAI BUDAYA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI

(Studi di Nanggroe Aceh Darussalam)

Universitas lslam Negeri

SYARIF H IDAYATU LLAH JAKARTA

Oleh:

Dr. Abd. Aziz Hsb, M.Pd Drs. H. Ali Nurdin, M.Pd Dr. Darwyan Syah, Ph.I)

Dr. Sri Rahmi

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN) LP2M UIN SYARIF IIIDAYATULLAII

JAKARTA

zA19MJT44IIJ

(6)

I i

i

BAB I

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JI.JDUL... i

KATA PENGA}ITAR ii

DAFTAR ISI... iii

PENDAHT]LUAFI

A. Latar Belakang Masalah.

B. Perumusan Masalah....

C. Pembatasan Masalatr

D. Tujuan Peneliian...

E. Manfaat Penelitian

F. Perianyaan Penelitian..

G. Urgensi Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

A. KajianTeori ....:..

1. Tradisi Pesantren

2. Kepribadian santri

B. Hipotesis Penelitian

METODOLOGI PEI\I]ELITIAN

A. Metode Penelitian..

B. Lokasi Penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian

D. AIat Pengumpulan Data

E. Uji Coba Instrumen

F. Teknik Analisis Data...

HASIL PENELITIAN

A. Profil Tempat Penelitian

B. Hasil Analisis Data Penelitian

C. Kajian Deskriptif D. Uji Persyaratan Analisis

E. Kajian Hipotesis

F. Pembahasan

KESIMPULAII DAI\ SARAN

A. Kesimpulan Penelitian

B. Saran-saran

BAB IT

BAB III

BAB IY

I

7 7 8 8 10

l0

t2

12 31 42

43 44 44 45 51 53

57 63 68 73 75 86

BAB V

88 89

DAFTARA PUSTAKA 9l

(7)

BAB I

PENDAIIT'LUAI\

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia adalah pesantren, pesantren menjadi

tempat beraung dan menimba ilmu pendidikan bagi masyarakat dari zaman ke zaman, pondok pesantren sudah dikenal jauh sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaan dari tangan penjajah, bahkan sejak Islam pertama sekali masuk ke Negara Indonesia mengalami pertumbuhan yang terus menerus dan berkembang beriring- O.ngan perkembangan dunia pendidikan. Pesantren dikenal sebagai sebuai institusi pendidikan agarna yang mampu berdiri sendiri, dan merupakan institusi yang terletak di pedesaan (Prasodjo, dklq 1982). Sampai hingga saat ini pesantren tetap eksis dan hadir ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Pesantren identik sebagai tempat pendidikan keagamaan, arrtara pesantren dan masyarakat sudah terjalin hubungan yang saling mengisi dan membutuhkan antara yang satu dengan yang iainnya. Pesantren seringkali.rnenjadi sentral perhatian ketika muncul rnasalah kemasyarakatan yang memerlukan upaya penyelesaian (Sukamto, 1999). Sebuah lembaga yang bernama pondok pesantren adalah

suatu komunitas tersendiri, di dalamnya hidup bersama-sama sejumlah orang yang dengan

komitrnen hati dan keikhlasan mengikat diri dengan kiai, ajengan, tuan guru, abu, buya ataupun

dengan sebutan nama lainnya yang menunjukkan seorang pemimpin dalam pesantren, dalam

keiklasan hidup bersama dilakukan dengan standar moral tertentu yang membentuk kultur atau

budaya yang identic (Depag, RI, 1993).

(8)

Tidak bisa dipungkiri pesantren telah menjadi subbudaya di Indonesi4 pesantren telah berakar kuat dan menjadi acuan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

Pesantren sering pula diandaikan sebagai agen perubahan sosial atau pun pusat pembaruan masyarakat (Malik, 2005). Pesantren mampu dalam melakukan perubahan yang baik untuk komunitasnya taupun untuk masyarakat. Hal ini terjadi terus menerus dan telah berlangsung sejak lam4 sehingga aktivitas yang dilaksanakan didalam pesantren menjadi tradisi dan budaya untuk masyarakat, oleh sebab itu pondok pesantren dapat dikatakan menjadi subbudaya bangsa Indonesia. Pesantren sebagai subbudaya bangsa Indonesia, terdapat tiga alasan yaitu Pertama,

pola kepemimpinan pondok pesantren yang mandiri dan tidak terkooptasi oleh negara; kedua, kitab kuning menjadi kitab rujukan yang umum digunaian kitab kuning yang selalu digunakan pondok pesantren merupakan kitab yang berasal dari berbagai abad yang lalu; dan ketiga, di dalam pondok pesantren digunakan value system (sistem nilai) yang menjadi bagian dari masyarakat luas (Haedari, dkk, 2004).

Banyaknya lembaga pendidikan yang hadir saat ini tidak membuat pesantren hilang dari kehidupan masyarakat, pesantren tetap ada walaupun hanya segelincir orang atau masyarakat yang datang dan menimba ilmu disana. Pesantren sebagai lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam bersaing dengan lembaga lain dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas, pesantren sebagai lembaga pendidikan mengajarkan pendidikan di pesantren

meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Jumlah Pondok pesantren yang terdata oleh Education Management Information System (EMIS) Departemen Agama, tahun 20001 2001 jumlah pondok pesantren sebanyak

ll.3l2 dengan jumlah santri sebanyak2.737.805 santri, kemudian pada tahun 2005 jumlah

pondok pesantren meningkat menjadi 14.798 pesantren dengan jumlah santri berjumlah

(9)

3.464.334 santri, pada tahun 2016 pondok pesantren meningkat sebanyak 28,194 pesantren di seluruh wilayah kota dan pedesaan dengan jumlah santri sebanyak 4,290,626 santri dan

keseluruhan pondok pesantren tersebut berstatus swasta (www.republika.co.id).

Adanya pesantren sebagai komunitas dan lembaga pendidikan yang memiliki jumlah yang besar dan luas penyabarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dan pembentukan manusia Indonesia yang religius, kemampuan pesantren dalam mencetak kader-kader bangsa yang berkarakter dan berakhlak baik telah terbukti dari para

lulusan pondok pesantren bila dibandingkan dengan para lulusan lembaga pendidikan lainnya.

Banyaknya penyimpangan prilaku dan akhlak yang terjadi selama ini pada siswa telah menjadi problematika bagi bangsa. Pola pendidikan yang bersentral pada seorang guru (kyai) menjadi ciri khas dari pondok pesantren. Kiai adalah tempat bertanya bagi masyarakat bukan santri, untuk meminta nasihat sejak dari memberi nama anak yang baru lahir sampai pada pembagian waris

serta berbagi probema sosial lainnya (Dhofier, 1982).

Imam Banawi menyatakan bahwa jantung kehidupan dalam pondok pesantren adalah keberadaan seorang kyai, kyai memiliki peran sentral dalam kehidupan pondok pesantren. kyai merupakan seorang perintis serta pendiri dan bekerja sebagai pengelola ataupun pengasuh dalam pondok pesantren, selain sebagai seorang pemimpin, kyai bahkan menjadi seorang pemilik tunggal pada sebuah pondok pesantren, oleh sebab itu intensitas kyai memiliki peran yang dapat dikatakan sebagai otoriter. Oleh sebab ketokohan tersebut, bnyak pondok pesantren akan kehilangan kharisma dan aura, ataupun tidak aktif akibat pondok pesantren yang ditinggal wafat sang kyai (Madjid, 2002).

Dalam pondok pesantren, pendidikan pesantren memiliki dua system pengajaran, yaitu

system sorogan, yang sering disebut system individual, Can system bandongan atau wetonan

(10)

yang sering di sebut kolektif, dengan system pengajaran system sorongan memberikan siswa kesempatan untuk belajar secara langsung dari kyai ataupun pembantu kyai didalam pondok pesantren. Sistem bandongan atau wetonan menjadi metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren. Sistem bandongan atau wetonan dilakukan secara berkelompok, sekelompok siswa bersama-sama mendapatkan pembelajaran dari seorang guru yang mengulas pelajaran tentang buku-buku Islam dalam bahasa arab, guru akan membacakan, menerjemahkan,

menjelaskan dan menerangkan palajaran tersebut, kelompok siswa dalam sistem bandongan ini disebut dengan halaqah yang berarti sekumpulan siswa belajar langusng dibimbing oleh seorang guru.

Aktivitas pembelajaran yang terjadi dalam pondok pesantrcn telah dilakukan secara turun-temunrn, aktivitas ini menjadi kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh warga pesantren yang telah mempengaruhi masyarakat yangada di sekitar pesantren yang pada akhimya menjadi

budaya di kalangan masyarakat. Tradisi-tradisi yang terbentuk di lingkungan pesantren memberikan peranan yang besar dalam pembentukan kualitas diri seorang santri, tradisi yang terbentuk di dalam pesantren beracuan pada ajaran agafia Islam, hal ini dapat membentuk kepribadian siswa yang islami. tradisi pesantren adalah segala sesuatu yang dibiasakan, dipahami, dihayati, dan dipraktikan di pesantren, yaitu pembentukan kebuciayaan dan peradaban yang didasari pada nilai-nilai yang terkandung di dalam pondok pesantren, tradisi-nadisi pesantren ini yang membedakannya dengan tradisi pada lembaga pendidikan lain (Nata, 2012).

Kepribadian siswa yang islami menjadi modal dasar yang dibutuhkan seseorang apabila ingin membentengi diri dari pengaruh-pengaruh negative yang terjadi saat ini, era globalisasi yang memiliki kemajuan teknologi tidak hanya membawa pengaruh positif tetapi membawa pengaruh negative yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia sehingga menjadi pemicu

4

(11)

terjadinya berbagai aktivitas yang merugikan diri dan masyarakat pada umumnya. Pesantren sebagai tempat spiritual untuk pengajian santri dalam mempelajari Islam, yang dilakukan sebagai

bentuk penanaman dan pembentukan akhlak yang baik (akhlakul karimah). Pesantren mengajarkan santri tentang keutamaan karakter seperti jujur, bertanggung jawab, mandiri, bekerja keras, berFrkir kritis dan lain sebagainya sehingga akan mampu untuk mengelola diri sendiri dalam berbagai aktivitas kehidupannya.

Pesantren memiliki peran besar dalam pembangunan masyarakat, pesantren merupakan

institusi sosial yang berpengaruh (Prasodjo, I9SZ). Pesantren menjadi pusat pemupukan spirituai umat Islam, terutama dalam organisasi tarekat (Bruinessen, 1999). Selain itu pesantren pula memiliki peran dalam pembangunu, eki,no*i (Prasodjq lgSz).Begitu pula dalam pembangunan

politik (Cahyono, 1992). Pembangunan social (Kadir, 1990). Pengembangan budaya, dimana Wahid mengatakan bahwa pesantren memiliki tradisi yang khusus yang disebut sebagai sz6- culture pesantren (Rajardjo, 1995). Peran pesantren berlangsung dengan memusatkan perhaitan pada kompleksiti institusi pesantren yang memiliki sktrutur dan aktivitas yang cukup aktif dalam mernbangun masyarakat sekitar Rajardjo, 1995). Tradisi-tradisi pondok pesanffen mencakup keseluruhan aspek dalam kehidupan, tradisi-tradisi tersebut seperti Tradisi Rihlah Ilmiah

(perjalanan ilmu pengetahuan); Tradisi Menulis Buku, tradisi ini menjadi salah satu tradisi bagi para kyai pada pondok pesantren; Tradisi Meneliti, terdapat beberapa tradisi meneliti seperti tradisi penelitian bayani, tradisi penelitian burhani, tradisi penelitian ijbari, tradisi penelitian

jadali dan tradisi penelitian 'irfani; Adanya Tradisi Membaca Kitab Kuning, tradisi ini

merupakan tradisi yang ada di pondok pesantren, seorang peneliti asal belanda, martin van

bruinessen, telah membuktikan tentang adanya tradisi membaca kitab kuning di dalam pondok

pesantren; Tradisi Berbahasa Arab, didalam lingkungan pondok pesantren bahasa yang

(12)

digunakan adalah batrasa arab; Tradisi Mengamalkan Thariqat, tradisi ini mewujudkan kesatuan

tak terpisatrkan antara takwa dan akhlak, atau antara religiousitas dan etika dalam kehidupan masyarakat; Tradisi Menghafal, adanya tradisi menghafal sebagai salah satu metode dalam mempelajari pelajaran; Tradisi Berpolitik, banyak lulusan pondok pesanten yang berkiprah dalam dunia politik dalam arti segala sesuatu yang dipelagi di pondok pesantren baik teori dan praktik juga menjadi salah satu tradisi di pondok pesantren pada umumnya (Nata, 2012).

Tradisi-tradisi tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas diri seorang anak didik di pesantren, dengan adanya tradisi tersebut seorang siswa atau anak didik akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap pendidikan agamas sehingga mampu membentengi diri dari berbagai pengaruh negatif yang berkembang saat ini, tradisi-tradisi pesantren mampu membentuk kepribadian dan karakter anak didik dengan baik. Pembentukan karakter pada usia dini menjadi salah satu perhatian serius dari pemerintah, hal ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan dan penanganan pengaruh negative yang timbul akibat adanya era globalisasi dan era teknologi tinggi saat ini, sehingga anak didik akan memiliki penyaring daiam

diri yang akan membantu anak didik dalam memilah pengaruh yang baik dan yang buruk' pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Negara Indonesia memiliki tradisi yang telah menjadi budaya bagi masyarakat diseluruh pelosok negeri, tradisi tersebut menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, dengan mengedepankan tradisi pesantren diharapkan akan mampu membenahi dan menjaga kualitas sumber daya manusia yang ada. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengetahui dan menganalisis tentang tradisi pesantren yang menjadi budaya dalam masyarakat sebagai bentuk pembentukan kepribadian santri yang Islami, dengan judul "Tradisi Pesantren Sebagai Budaya Dalam Pembentukan Kepribadian Santri".

6

(13)

B. Perumusan Masalah

Banyaknya masalah yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian, adanya tradisi pesantren yang menjadi budaya dalam lingkungan masyarakat dapat memberikan pengaruh positif dalam upaya pembentukan kepribadian yang islami. Saat ini banyak masyarakat yang enggan dalam mendalami ilmu agama,lebih mementingkan ilmu pengetahuan umum, banyaknya masyarakat yang rendah dalam ilmu agama mempercepat masuknya pengaruh negative dalam

diri, karena ketidaktahuan mereka akan ajaran agama. Hal ini sangat memprihatinkan sehingga

dibutuhkan berbagai upaya salah satunya dengan mengangkat dan menjalankan tradisi pesantren yang menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat. Tradisi pesantren bukan hanya dilakukan dalam lingkungan p"rurO.n tetapi dijadikan acuan dalam kehidupan bermasyarakat, tradisi pesantren sangat penting untuk diamalkan dan dijadikan acuan dalam upaya pembentukan kepribadian, karena tradisi pesantren mengajarkan tentang kebaikan yang berasal dari ajaran agama.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah ini maka peneliti memfokuskan pembahasan pada masalah- masalah yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian santri melalui tradisi+radisi pesantren

y'ang telah dilaksanakan secara turun temurun, pembentukan kepribadian akan terlaksana dengan

baik apabila dilakukan dengan memberikan pemahaman dan ilmu pengetahuan berdasarkan

ajaran agama. Tradisi pesantren kental dengan ilmu pengetahuan agama sehingga akan dapat

memberikan dampak positif di lingkungan pesantren maupun di lingkungan masyarakat.

(14)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis trandisi pesantren sebagai budaya dalam upaya pembentukan kepribadian santri yang baik sesuai dengan ajaran agarna. Penelitian ini akan diteliti lebih lanjut dan lebih cermat terhadap tradisi-tradisi yang dijalankan dalam lingkungan pesantren yang dikaitkan dengan upaya pembentukan kepribadian santri. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

Mendeskripsikan tahapan tradisi pesantren, pembentukan kepribadian saniri.

Perbandingan tradisi pesantren dan pembentukan kepribadian santri yang dilihat dari demografi sanJri

Pengaruh tradisi pesantren dalam pengembangan dan pembenhrkan kepribadian santri Faktor dominan yang mempengaruhi pembentukan kepribadian santri

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap, memperjeias dan mempertajam pembentukan kepribadian santri, sehingga akan ditemukan beberapa solusi terhadap oengembangan pendidikan kepribadian terhadap anak didik. Secara teoritis manfaat dari hasil aenelitian ini dapat menghasilkan prinsip-prinsip yang obyektif dalam mengambil keputusan dan

.:ngkah strategis tentang tradisi pesantren sebagai budaya dalam upaya pembentukan repribadian santri yang dapat dicontoh bagi lembaga pendidikan lainnya.

Secara praktis manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi yang

1.

)

J.

4.

rategis dalam merealisasikan dan mengamalkan tradisi pesantren sebagai bentuk perbaikan dan

(15)

peningkatan kualitas kepribadian dalam pencapaian prestasi, selain itu manfaat penelitian dapat berguna untuk:

Pertama: pihak pemerintah. Penelitian ini akan memberikan masukan dan bahan pertimbangan, informasi dan pemahaman secara nyata tentang tradisi+radisi pesantren yang dapat diterapkan dalam lembaga pendidikan lain, selain itu dapat menjadi dasar dan landasan pemerintah dalam mengambil keputusan serta langkah-langkah strategis dalam upaya pembentukan kepribadian anak didik melalui penerapan tradisi pesantren pada lembaga pendidikan lainnya.

Kedua: pihak pesantren. Penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan urrtut menggali dampak tradisi pesantren dalam pengembangan pendidikan

karakter terhadap pembentukan kepribadian santri. Peningkatan kepribadian diri yang

berlandaskan ajaran agama akan mampu menciptakan lulusan yang memiliki kualitas tinggi, baik dalam ilmu pengetahuan ataupun akhlak.

Ketiga: pihak guru, dapat dijadikan alat ukur kemampuan guru dalam mengembangkan kualitas diri dalam penerapan tradisi pesantren, serta memberikan rancangan yang nyata dalam upaya pembentukan kepribadian santri yang sesuai dengan ajaran islam.

Keempat: pihak masyarakat, masyarakat sebagai pengguna lulusan pesantren akan terpengaruhi dengan adanya tradisi-tradisi pesantren, adanya penelitian ini dapat memberikan informasi bagr para masyarakat maupun para stakeholder tnfiik mengetahui pentingnya tradisi pesantren dalam upaya peningkatan kualitas kepribadian anak, selain itu dengan adanya pesantren memberikan perubahan dan pandangan hidup bagi masyarakat, mampu memberikan sengetahuan dan wawasan tentang ajaran agama islam yang dapat diterapkan dalam lingkungan nasvarakat itu sendiri.

9

(16)

Kelima: pihak peneliti, Penelitian ini berguna sebagai inspirasi bagi peneliti lain dalam bidang yang berkaitan yang memiliki keinginan untuk melakukan penelitian dengan topik sama dan kasus yang sama di provinsi yang berbeda untuk memperkuat atau melihat pergeseran dari teori dan temuan yang ditemukan dalam penelitian ini.

F. PertanyaanPenelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan serta tujuan penelitian maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah:

l. Bagaimanakah tahapan tradisi pesantren dan pembentukan kepribadian santri?.

2. Bagaimanakah perbandingan tradisi pesantren dan pembentukan kepribadian santri yang

dilihat dari demografi santri?

3. Bagaimana pengaruh tradisi pesantren dalam pengembangan dan pembentukan kepribadian santri?

4. Apa faktor dominan yang mempengaruhi pembentukan kepribadian santri?

G. Urgensi Penelitian

Daerah Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam) sebagai daerah yang memiliki budaya yang xental pada ajaran Islam, sebagai besar masyarakat di daerah Aceh adalah pemeluk agama Islam, .rreh menjadi daerah yang memiliki penduduk terbesar pemeluk agama Islam, di daerah Aceh

trdapat berbagai macam suku didalamnya sehingga memiliki berbagai bahasa dan budaya. Saat

r: banyak kemajuan dan perkembangan yang terjadi di daerah Aceh (Nanggroe Aceh

10

(17)

Danrssalam), sehingga tidak menutup kemungkinan timbulkan pengaruh-pengaruh negative yang fupat merusak kepribadian siswa di sekolah, adanyaperubahan kepribadian siswa bukan hanya berasal dari pengaruh perkembangan dan kemajuan daerah saja, tetapi adanya pengaruh dari rErbagai media, baik dari teknologi maupun dari pergaulan siswa.

penelitian ini penting untuk dilakukan dikarenakan ingin mendapatkan informasi,

rdoman dan landasan yang dapat dijadikan acuan untuk pengembangan kepribadian anak didik

ii lembaga pendidikan melalui penerapan tradisi pesantren, pembentukan kepribadian melalui

:adisi pesantren sangat kental dengan ajaran agamalslam, sehingga akan memberikan dampak

sositif dan baik pada perkembangan anak didilq serta mendapatkan gambaran yang jelas tentang

:radisi pesantren yang ada di wilayah Aceh, lingkungan masyarakat dan budaya yang x-rkembang dalam masyarakat Aceh, meningkatkan kualitas pendidikan serta mutu kepribadian anak yang beraklak baik menjadi harapan dan menjadi salah satu upaya dalam pengembangan s-rnber daya manusia yang Islami.

1l

Referensi

Dokumen terkait

Jalan yang merupakan penghubung dari stockpile ke jalan provinsi sejauh 14 kilometer di PT Tantra Coalindo Internasional ini perlu dilakukan pemeliharaan dan pemantauan

Hal ini demikian kerana penggunaan peta pemikiran i-Think dapat membantu merangsang pemikiran aras tinggi dalam kalangan murid melalui suasana pembelajaran yang global,

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa inokulasi multi isolat pelarut fosfat, pemberian pupuk SP36 dan pupuk organik cair bekerja sebagaimana mestinya sesuai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada peristiwa pergantian CEO terjadi praktik manajemen laba yang menaikkan laba (income increasing) periode akhir masa jabatan CEO lama

Deskripsi mata diklat tersebut adalah membekali peserta dengan kemampuan mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan organisasi yang memiliki best practice dalam pengelolaan

MMI menjadi mitra kerja bagi para pelanggannya dalam bidang Manajemen Kearsipan Modern , yang mampu memberikan kemudahan, keamanan dan keakuratan dengan cara menyediakan

Bakat merupakan kapasitas seseorang sejak lahir, yang juga berarti kemampuan terpendam yang dimiliki seseorang sebagai dasar dari kemampuan nyatanya. Bakat seseorang

Apabila perusahaan penjual memiliki tanggung jawab atas kerugian yang diderita pembeli piutang akibat debitur tidak bisa membayar (gagal bayar) maka disebut