• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK

DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG

Mutoharoh

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang

mutoh3210@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang penggunaan kalimat majemuk pada karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI Marasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang pada tahun ajaran 2014/2015. Fokus dalam penelitian ini adalah karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang, sebanyak 25 karangan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Instrumen yang digunakan penugasan dengan meminta siswa mengarang karangan narasi yang terdapat kalimat majemuk di dalamnya. Untuk menganalisis data peneliti menjadi instrumen utama dibantu dengan tabel kerja. Penelitian ini menemukan 203 kalimat yang terdiri atas 70 kalimat tunggal atau 34,48%

dan 133 kalimat majemuk atau 65,52%. Dari kalimat majemuk yang ditemukan diketahui 77 buah atau 57,9% merupakan kalimat majemuk setara, 31 buah atau 23,31% berupa kalimat majemuk bertingkat, 18 buah atau 13,53% berupa kalimat majemuk campuran, dan 7 buah atau 5,26% berupa kalimat majemuk rapatan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang mampu menggunakan kalimat majemuk dengan baik dan benar dalam karangannya.

Kata kunci : kalimat majemuk, karangan narasi A. Pendahuluan

Penelitian ini menekankan penggunaan kalimat majemuk dalam karangan narasi.

Karangan narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Berdasarkan rumusan itu jelas bahwa narasi merupakan penyampaian seperangkat peristiwa atau pengalaman tentang diri sendiri, tentang orang lain dengan urutan kronologis tertentu. Sebagai cerita ia bermaksud menceritakan apa yang diketahui dan dialami kepada pembaca atau pendengar dengan tujuan agar mereka dapat mengetahui urutan peristiwa tersebut.

(2)

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih gabungan kalimat tunggal atau gabungan klausa-klausa sederhana. Dalam hal ini Ba’dulu (2005) mengatakan bahwa, “Kalimat majemuk adalah kalimat turunan yang terbentuk dari dua atau lebih klausa bebas yang dihubungkan dengan sebuah konektor dan dengan pola intonasi akhir tertentu”.

1. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau lebih sehingga kalimat yang baru mengandung dua klausa atau lebih. Biasanya kalimat tunggal ini digabungkan dengan kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan, seperti : dan, atau, sedangkan, dan tetapi.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat (subordinasi) adalah kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak sederajat. Salah satu klausa menjadi bagian dari klausa yang lain, atau menduduki fungsi tertentu bagi klausa lain. Klausa yang lebih tinggi kedudukannya disebut klausa induk (induk kalimat), sedangkan klausa yang lebih rendah kedudukannya karena hanya menduduki fungsi tertentu bagi klausa induk, disebut klausa anak (anak kalimat).

3. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat, baik rapatan maupun tidak. Hal ini bisa terjadi bila kalimat majemuk itu sekurang-kurangnya terdiri dari tiga klausa sehingga, misalnya terdapat dua klausa setara, yang lain bertingkat; atau sebaliknya.

4. Kalimat Majemuk Setara Rapatan

Kalimat majemuk setara rapatan sebenarnya sama saja dengan kalimat majemuk setara, yaitu hubungan antara klausa I dan klausa lainnya setara atau sederajat. Dalam proses penggabungan, unsur-unsur yang sama dirapatkan sehingga bersama-sama membentuk kalimat majemuk setara rapatan. Yang dimaksud merapatkan adalah proses menghilangkan bagian yang

(3)

sama. Jadi, klausa yang kehilangan bagian yang sama itu bergantung pada klausa yang memiliki bagian itu.

Penelitian ini menitikberatkan penggunaan kalimat majemuk setara, bertingkat, campuran, dan kalimat majemuk rapatan dalam karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Selain menitikberatkan penggunaan kalimat majemuk dalam karangan narasi, peneliti berharap agar siswa dapat mengetahui jenis-jenis kalimat majemuk dan jenis-jenis karangan, karena sepengetahuan peneliti siswa masih belum mampu terhadap penggunaan kalimat majemuk yang akan digunakan dalam mengarang. Kalimat majemuk ini yang sangat rumit, karena dalam kalimat majemuk terbagi dalam beberapa jenis, yaitu kalimat majemuk setara, bertingkat, rapatan dan campuran.

Penggunaan kalimat majemuk ini terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tepatnya pada tujuan pembelajaran secara khusus pada ranah kebahasaan yakni siswa dapat menggunakan kalimat majemuk dengan baik. Pokok bahasan ini, terdapat pada program pembelajaran kelas XI semester I, dengan kompetensi dasar menulis karangan narasi dengan memperhatikan kalimat majemuk di dalamnya

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penggunaan kalimat majemuk dalam karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang.

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester delapan tahun akademik 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang, sebanyak 25 siswa. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 125 siswa yang terdiri dari 5 kelas yang masing-masing terdiri dari 25 siswa. Fokus dalam penelitian ini yaitu karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan hasil karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang yang berjumlah 25 karangan, kemudian penulis mencatat hasil analisis dalam tabel analisis penggunaan kalimat majemuk. Setelah data yang berupa karangan diperoleh, kemudian penulis menganalisis data tersebut. Adapun langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.

(4)

1. Penulis mengelompokkan data yang telah dianalisis berdasarkan penggunaan kalimat majemuk dengan tanda ceklis () kemudian dimasukkan dalam tabel analisis penggunaan kalimat majemuk.

2. Setelah selesai analisis, penulis menghitung jumlah kalimat majemuk yang terdapat dalam karangan narasi siswa. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan rumus sebagai berikut : % = n/N x 100%

Keterangan :

% = persentase yang dicapai n = nilai yang diperoleh

N = jumlah seluruh nilai 100nilai standar

C. Pembahasan

Berdasarkan tabel kerja diperoleh informasi bahwa dari 25 karangan yang dijadikan objek penelitian diperoleh 203 buah kalimat yang di dalamnya terdapat 133 buah kalimat majemuk. Di dalam kalimat tersebut terdapat 4 macam kalimat majemuk yang digunakan siswa, yaitu: kalimat majemuk setara, bertingkat, campuran, dan rapatan. Dari 133 buah kalimat majemuk , terbagi atas kalimat majemuk setara digunakan sebanyak 77 kali atau 57,9%, kalimat majemuk bertingkat digunakan sebanyak 31 kali atau 23,31%, kalimat majemuk campuran digunakan sebanyak 18 kali atau 13,53%, kalimat majemuk rapatan digunakan sebanyak 7 kali atau 5,26%.

Bila dimasukkan ke dalam tabel, maka gambarannya sebagai berikut.

No. Penggunaan Kalimat Majemuk Jumlah Persentase

1. Setara 77 57,9%

2. Bertingkat 31 23,31%

3. Campuran 18 13,53%

4. Rapatan 7 5,26%

Karangan I “Berlibur ke Rumah Nenek”

(5)

Analisisis :

(1) Libur telah tiba.

Kalimat (1) merupakan kalimat tunggal.

Analisisis:

(1) Libur telah tiba.

Kalimat (1) merupakan kalimat tunggal.

(2) Ani sangat gembira dan ceria karena ia akan berlibur ke rumah neneknya yang ada di Bandung.

Analisis:

(a) Ani sangat gembira dan ceria

(b) karena ia akan berlibur ke rumah neneknya yang ada di Bandung.

Pola struktur klausa (a) S+P

(6)

Pola struktur klausa (b) K(S+P+K+K)

Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan sebagai klausa bawahan atau anak kalimat. Melihat hubungan kedua klausa seperti itu, maka kalimat (2) tergolong kalimat majemuk bertingkat.

(3) Rumah nenek sangat bagus dan pekarangannya amat luas.

Analisis:

(a) Rumah nenek sangat bagus (b) dan pekarangannya amat luas.

Klausa (a) mempunyai pola struktur S+P Klausa (b) mempunyai pola struktur S+P

Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama.

Melihat hubungan kedua klausa itu maka kalimat (3) termasuk kalimat majemuk setara.

(4) Setiap libur tiba Ani selalu berlibur ke Bandung, karena ia sangat menyukai pemandangan di sana.

Analisis:

(a) Setiap libur tiba Ani selalu berlibur ke Bandung (b) karena ia sangat menyukai pemandangan di sana.

Klausa (a) mempunyai pola struktur K+S+P+K Klausa (b) mempunyai pola struktur K(S+P+O+K)

Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat hubungan kedua klausa itu maka kalimat (4) merupakan kalimat majemuk bertingkat.

(5) Ani pergi ke Bandung, ketika Santi kakaknya sedang pergi bersama temannya.

Analisis:

(a) Ani pergi ke Bandung

(b) ketika Santi kakaknya sedang pergi bersama temannya.

Klausa (a) berpola S+P+K, sedangkan klausa (b) berpola K(S+P+K). Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat hubungan klausa tersebut maka kalimat (5) merupakan kalimat majemuk bertingkat.

(7)

(6) Ani tidak ingin berlibur bersama kakaknya itu karena mereka selalu bertengkar dan ribut kalau bersama.

Analisis:

(a) Ani tidak ingin berlibur bersama kakaknya itu (b) karena mereka selalu bertengkar

(c) dan ribut kalau bersama.

Klausa (a) bertingkat.berpola S+P+K, klausa (b) berpola K(S+P) dan klausa (c) ada rapatan subjek(“mereka selalu” tidak disebutkan) dan berpola P. Klausa (a) merupakan induk kalimat, klausa (b) dan (c) merupakan anak kalimat. Melihat hubungan klausa ini maka kalimat (6) merupakan kalimat majemuk.

(7) Saat berlibur di sana, Ani selalu membantu neneknya.

Analisis :

(a) Saat berlibur di sana

(b) Ani selalu membantu neneknya.

Klausa (a) berpola K+P+K, klausa (b) berpola S+P+O

Klausa (a) dan (b) merupakan induk kalimat. Klausa (a) dan (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa yaitu sama-sama utama, maka kalimat (7) adalah kalimat majemuk setara.

(8) Setiap pagi Ani memasak nasi dan neneknnya menyirami bunga.

Analisis:

(a) Setiap pagi Ani memasak nasi (b) dan neneknya menyirami bunga.

Klausa (a) berpola K+S+P+O, dan klausa (b) berpola S+P+O

Kalusa (a) dan (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama.

Memperhatikan sifat hubungan klausa itu maka kalimat (8) termasuk kalimat majemuk setara.

(9) Setelah dua minggu di Bandung Ani minta izin untuk pulang ke Jakarta, karena sebentar lagi ia masuk sekolah.

Analisis :

(a) Setelah dua minggu di Bandung Ani minta izin Untuk pulang ke Jakarta (b) karena sebentar lagi ia masuk sekolah.

Klausa (a) mempunyai pola struktur K+S+P+K

(8)

Klausa (b) mempunyai pola struktur K(S+P)

Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat hubungan klausa tersebut maka kalimat (9) adalah kalimat majemuk bertingkat.

(10) Akhirnya Ani berangkat ke Jakarta dan neneknya merasa sedih serta kesepian.

Analisis:

(a) Akhirnya Ani berangkat ke Jakarta

(b) dan neneknya merasa sedih serta kesepian.

Klausa (a) berpola K+S+P+K, dan klausa (b) berpola S+P+P

Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama.

Melihat hubungan klausa itu maka kalimat (10) termasuk kalimat majemuk setara.

Karangan 2 “Keluarga Bahagia”

Analisis:

(9)

(1) Andi, Rini, dan Dika adalah tiga bersaudara dari pasangan Hasan dan Aminah.

Analisis:

Kalimat (1) mempunyai pola S+P+Pel. Kalimat ini terdiri dari satu klausa maka kalimat (1) merupakan kalimat tunggal.

(2) Mereka merupakan keluarga bahagia dan hidupnya sangat sederhana.

Analisis:

(a) Mereka merupakan keluarga bahagia (b) dan hidupnya sangat sederhana.

Klausa (a) berpola S+P, dan klausa (b) berpola S+P

Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama.

Memperhatikan sifat hubungan kedua klausa itu maka kalimat (2) termasuk kalimat majemuk setara.

(3) Andi duduk di bangku SMP dan Rini duduk di bangku SD, ketika Dika berusia 4 tahun.

Analisis:

(a) Andi duduk di bangku SMP (b) dan Rini duduk di bangku SD (c) ketika Dika berusia 4 tahun.

Klausa (a) mempunyai pola struktur S+P+K, klausa (b) mempunyai pola struktur S+P+K, dan klausa (c) mempunyai pola struktur K(S+P)

Klausa (a) dan klausa (b) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (c) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat sifat hubungan ketiga klausa tersebut maka kalimat (3) termasuk kalimat majemuk campuran.

(4) Semoga kalian menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua, “tutur Aminah kepada anak-anaknya”.

Analisis:

(a) Semoga kalian menjadi anak yang baik

(b) dan berbakti kepada orang tua, “tutur Aminah kepada anak-anaknya”.

(10)

Klausa (a) mempunyai pola K+S+P, dan kalusa (b) mempunyai pola P+O+Pel. Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Melihat hubungan klausa tersebut maka kalimat (4) merupakan kalimat majemuk setara.

(5) Setiap hari minggu tiba, mereka selalu bergotong royong dan membersihkan rumah.

Analisis:

(a) Setiap hari minggu tiba, mereka selalu bergotong royong (b) dan membersihkan rumah.

Klausa (a) mempunyai pola K+S+P, klausa (b) mempunyai pola P+O

Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama.

Dengan demikian kalimat (5) adalah kalimat majemuk setara.

(6) Andi membersihkan kamar mandi dan Rini mengepel ketika Dika sedang bermain di taman.

Analisis:

(a) Andi membersihkan kamar mandi (b) dan Rini mengepel

(c) ketika Dika sedang bermain di taman.

Klausa (a) mempunyai pola S+P+O, klausa (b) mempunyai pola S+P, dan klausa (c) mempunyai pola K(S+P+K)

Klausa (a) dan klausa (b) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (c) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat sifat hubungan ketiga klausa tersebut maka kalimat (6) termasuk kalimat majemuk campuran.

(7) Setelah semua selesai mereka merasa lelah, tetapi mereka senang melihat rumahnya terlihat bersih dan rapi.

Analisis:

(a) Setelah semua selesai mereka merasa lelah (b) tetapi mereka senang

(c) melihat rumahnya bersih dan rapi.

Klausa (a) mempunyai pola K+S+P, klausa (b) mempunyai pola S+P, dan klausa (c) mempunyai pola P+O+Pel

Klausa (a), (b) dan klausa (c) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Dengan demikian kalimat (7) adalah kalimat majemuk setara.

(11)

Karangan 3 “Berlibur ke Taman Buah”

Analisis:

(1) Pada liburan sekolah kemarin saya dan kakak pergi berlibur ke Taman Buah Mekar Sari.

Analisis:

Kalimat ini berpola K+S+P+K. Kalimat ini terdiri dari satu klausa, maka kalimat (1) merupakan kalimat tunggal.

(2) Saya bersama kakak pergi ke Taman Buah Mekar Sari, sedangkan ibu dan bapak pergi ke rumah bibi di Tanggerang.

Analisis:

(a) Saya bersama kakak pergi ke Taman Buah Mekar Sari (b) sedangkan ibu dan bapak pergi ke rumah bibi di Tanggerang.

Klausa (a) mempunyai pola S+K+P+K, dan klausa (b) mempunyai pola S+P+K+K. Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama.

Melihat hubungan klausa tersebut maka kalimat (2) merupakan kalimat majemuk setara.

(3) Ketika sampai di taman buah, saya berpencar dengan kakak, saya masuk ke taman aneka buah, sedangkan kakak duduk-duduk di bawah pohon yang rindang.

(12)

Analisis:

(a) Ketika sampai di taman buah, saya berpencar dengan kakak (b) saya masuk ke taman aneka buah

(c) sedangkan kakak duduk-duduk di bawah pohon yang rindang.

Klausa (a) mempunyai pola K(S+P+Pel), klausa (b) mempunyai pola S+P+K, dan klausa (c) mempunyai pola S+P+K+Pel.

Klausa (a) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat, sedangkan klausa (b) dan (c) merupakan induk kalimat. Melihat hubungan ketiga klausa tersebut maka kalimat (3) merupakan kalimat majemuk campuran.

(4) Akhirnya hari mulai sore, saya dan kakak langsung pulang ke rumah, kami sampai rumah jam 9 malam.

Analisis:

(a) Akhirnya hari mulai sore, saya dan kakak langsung pulang ke rumah (b) kami sampai rumah jam 9 malam.

Klausa (a) mempunyai pola K(S+P+K), dan klausa (b) mempunyai pola S+P+K

Klausa (a) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat, sedangkan klausa (b) merupakan induk kalimat. Memperhatikan hubungan kedua klausa tersebut maka kalimat (4) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

(5) Kami sampai di rumah ketika ayah dan ibu sudah tidur.

Analisis:

(a) Kami sampai di rumah

(b) ketika ayah dan ibu sudah tidur.

Klausa (a) berpola S+P+K, dan klausa (b) berpola K(S+P)

Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Dengan demikian kalimat (5) adalah kalimat majemuk bertingkat.

D. Penutup

Melalui penelitian ini ditemukan penggunaan kalimat majemuk dalam karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Dari 203 kalimat yang di dalamnya terdapat 70 buah kalimat tunggal dan 133 buah kalimat majemuk. Ada 4 macam

(13)

kalimat majemuk yang digunakan siswa, yaitu terdiri dari kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, kalimat majemuk campuran, dan kalimat majemuk rapatan.

Penelitian ini menemukan 203 kalimat yang terdiri atas 70 kalimat tunggal atau 34,48%

dan 133 kalimat majemuk atau 65,52%. Dari kalimat majemuk yang ditemukan diketahui 77 buah atau 57,9% merupakan kalimat majemuk setara, 31 buah atau 23,31% berupa kalimat majemuk bertingkat, 18 buah atau 13,53% berupa kalimat majemuk campuran, dan 7 buah atau 5,26% berupa kalimat majemuk rapatan. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa pada umumnya siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang mampu menggunakan kalimat majemuk dengan baik dan benar.

Daftar Pustaka

Alwi. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ba’dulu, A.M. et al. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Finoza, Lamudin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Gie. 1992. Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.

Hatikah, Tika. 2007. Membina Kompetensi Bersastra dan Berbahasa Indonesia. Bandung:

Grafindo.

Keraf, Gorys. 1992. Argumentasi dan Narasi. Bandung: Gramedia Pustaka Utama.

Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkap dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Maryani, Yani. 2006. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setya.

Parera, J.D. 1991. Sintaksis. Jakarta: Gramedia.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2009. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia.

Jakarta: Transmedia.

Putrayasa, I.B. 2007. Analisis Kalimat, Fungsi, Kategori dan Peran. Bandung: Refika Aditama.

Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Wiyanto, Asul. 2005. Tata Bahasa Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Walija. 2006. Kupas Kalimat. Jakarta: FKIP UHAMKA

Referensi

Dokumen terkait