1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Keberadaan televisi saat ini bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Televisi merupakan salah satu media massa yang dapat menyebarkan informasi secara cepat kepada seluruh lapisan masyarakat. Sifatnya yang audio visual memiliki keunggulan daripada alat elektronik lainnya. Maka dari itu televisi menjadi salah satu media yang masih diminati dibandingkan dengan media lain.
Sesuai dengan data yang dipertegas oleh Nielsen.com pada tahun 2014 menjelaskan konsumsi media di Indonesia menunjukan bahwa televisi menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh media internet (33%), radio (20%), surat kabar (20%), tabloid (6%), dan majalah (5%). Dari hasil tersebut televisi merupakan media komunikasi yang paling diminati dari berbagai kalangan di Indonesia. Televisi masih lebih unggul dari media lainnya dengan berbagai variasi tayangan. Tayangan-tayangan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah tayangan-tayangan seperti talent show, variety show dan sinetron.
(http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih- tinggi-di-luar-jawa.html. Diakses pada 5 April 2016)
Tayangan televisi saat ini hanya sedikit menayangkan program-program yang menampilkan kebudayaan tradisional. Tayangan tradisional mendapatkan porsi lebih sedikit dibandingkan dengan budaya modern. Budaya modern sudah berkembang di Indonesia dan banyak program yang di adaptasi dari budaya modern.
Tayangan di televisi Indonesia saat ini sedang kehilangan jati dirinya sebagai tayangan yang mengenalkan kebudayaan daerah kepada masyarakat.
Berbanding terbalik dengan serial luar negeri yang ditayangkan saat ini lebih
banyak seperti tayangan serial korea, india, maupun serial turki. Tayangan
serial luar negeri lebih mendapatkan perhatian masyarakat dan mendapatkan
rating yang tinggi sehingga ditayangkan di waktu prime time dibandingkan
2
dengan tayangan kebudayaan tradisional.
(http://www.kompasiana.com/dewiwiddie/ketika-kebudayaan-indonesia- tidak-lagi-ditayangkan-di-televisi_5535ab956ea834bd1bda4303. Diakses pada 5 April 2016)
Berdasarkan data di atas, masyarakat Indonesia memang lebih menyukai unsur budaya modern yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Hampir semua stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan tayangan-tayangan dengan unsur modern atau luar negeri. Namun sebagian stasiun televisi tetap menayangkan kebudayaan tradisional meskipun porsinya sedikit dan ada juga yang menayangkan dengan menggabungkan unsur kebudayaan tradisional dan modern. Beberapa stasiun televisi mulai berinovasi dengan menayangkan program-program hiburan dengan menampilkan kebudayaan tradisional. Salah satunya adalah stasiun televisi NET.
Stasiun Televisi NET TV yang dapat dikatakan stasiun televisi baru didirikan oleh
Founder NET Agus Lasmono dan Co-Founder Wishnutama Kusubandio. Stasiun
televisi yang juga memiliki konsep berbeda dengan televisi saat ini dengan visi
menyajikan konten program hiburan yang kreatif, inspiratif, dan informatif sekaligus
menghibur. Selain itu konsep televisi modern melekat pada stasiun televisi ini dengan
konten informasi dan hiburan. Pada saat ini NET TV sudah mempunyai beragam
kategori tayangan seperti kids, information, magazine, entertaint, sport, documentary,
music. NET TV sebagai televisi berkonsep televisi modern tetapi tetap menayangkan
program kebudayaan tradisional juga, seperti tayangan Bukan Sekedar Wayang.
3
Gambar 1.1 cover Bukan Sekedar Wayang Sumber: www.netmedia.co.id
Berdasarkan data yang diperoleh dari netmedia.co.id Bukan Sekedar Wayang merupakan program hiburan yang mengangkat kesenian wayang golek. Bukan Sekedar Wayang menampilkan beberapa variasi item di program tersebut seperti sketsa, Cepotune, dan lain-lain. Program ini tayang setiap hari pukul 14.00 di NET TV.
Keunikan dari Bukan Sekedar Wayang adalah menggabungkan unsur
tradisional wayang golek dengan unsur modern yang saat ini berkembang di Indonesia
namun tidak meninggalkan unsur tradisional dari wayang golek itu sendiri. Bukan
Sekedar Wayang menampilkan wayang golek dengan tokoh-tokoh pewayangan yang
berbeda pada umumnya seperti Arjuna, Bima, ataupun Gatot Kaca. Tetapi
menampilkan manusia-manusia modern baik fiksi maupun non-fiksi seperti wayang
yang dibentuk seperti Sule, Michael Jackson, AA Gym, Sinchan yang berasal dari
tokoh kartun Jepang dan masih banyak lagi dengan kemasan cerita yang lucu dan
menarik saat ini. Keunikan tersendiri inilah yang membedakan tayangan Bukan
4
Sekedar Wayang dengan tayangan wayang golek di stasiun televisi lain atau wayang golek pada umumnya.
Tabel 1.1 Format, Segmentasi, dan Tujuan Tayangan Bukan Sekedar Wayang
(NET TV) Format -Hiburan / Entertaint Segmentasi -Keluarga
Tujuan -Melestarikan Budaya Wayang Golek
-Sarana hiburan dan edukasi untuk keluarga
Sumber: Olahan Peneliti
Tayanan Bukan Sekedar Wayang juga menjadikan stasiun NET TV tidak hanya modern tetapi juga bertujuan melestarikan budaya wayang golek. Dahulu wayang golek digunakan oleh Sunan untuk tujuan syiar atau penyebaran agama islam kepada masyarakat. Dalam perkembangan saat ini wayang golek menjadi kebudayaan tradisional bagi Jawa Barat yang selalu dilestarikan. Untuk itu Bukan Sekedar Wayang ditayangkan di jaman modern saat ini.
Bukan Sekedar Wayang bukan satu-satunya tayangan mengenai wayang golek
yang ada di Indonesia, sebelumnya beberapa stasiun televisi yang ada di Indonesia juga
menyiarkan tayangan acara mengenai wayang golek. Tayangan tersebut mempunyai
tujuan yang sama yaitu mengangkat kesenian tradisional. Berikut ini adalah tayangan
wayang golek yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi.
5
Tabel 1.2 Program Sejenis
No Nama Program Stasiun Televisi
1 Wayang Golek TVRI Jawa Barat
2 Pojok Si Cepot Kompas TV Jawa Barat
3 World Of Wayang Kompas TV
4 Wayang Bandel Trans TV
Sumber: Olahan Peneliti
Berdasarkan tabel di atas, tayangan televisi yang menayangkan wayang golek adalah Wayang Golek di TVRI Jawa Barat. Tayangan berjudul wayang golek yang disiarkan di TVRI Jawa Barat ini adalah wayang golek dengan boneka kayu yang masih khas dengan tokoh-tokoh asli wayang golek. Tayangan ini mirip dengan tayangan Bukan Sekedar Wayang, namun tayangan ini merupakan pagelaran wayang golek masih asli dengan berdasarkan unsur-unsur wayang golek tradisi.
Lalu Pojok Si Cepot Kompas TV Jawa Barat, masih dengan unsur tradisional namun bahasa yang digunakan adalah bahasa sunda. Dari segi cerita tayangan, Pojok Si Cepot sama dengan tayangan Bukan Sekedar Wayang sudah menampilkan cerita keseharian yang ada di dunia nyata. Format tayangan ini juga memiliki kesamaan dengan Bukan Sekedar Wayang yaitu hiburan. Cerita keseharian yang di ambil dari tayangan ini sudah berbeda dengan wayang golek tradisi.
Selanjutnya World Of Wayang adalah feature mengenai pagelaran wayang golek. Persamaan yang ada pada tayangan Bukan Sekedar Wayang dengan World of Wayang adalah menggunakan unsur wayang golek dan ditayangankan di televisi.
Namun, perbedaan yang dimiliki pada tayangan ini format yang digunakan adalah
feature. Cerita dari tayangan ini adalah berisi dokumentasi yang melalui sudut pandang
berdasarkan tokoh-tokoh yang terjun dalam bidang kesenian dan tokoh-tokoh populer.
6
Yang terakhir, adalah Wayang Bandel Trans TV yaitu tayangan yang menggunakan format hiburan. Tayangan ini menggunakan unsur wayang dalam ceritanya, namun perbedaan yang dimiliki dengan tayangan Bukan Sekedar Wayang NET TV adalah karakter yang digunakan tidak menggunkan wayan golek tetapi menggunakan manusia. Tokoh pada tayangan ini yaitu aktor dan aktris yang sudah terkenal di televisi.
Tayangan wayang golek yang disiarkan pada umumnya di semua stasiun televisi hampir sama yaitu mengandung unsur boneka kayu yang digerakan oleh Dalang. Untuk itu, NET TV selaku stasiun televisi yang menayangkan Bukan Sekedar Wayang berinovasi dengan menciptakan keunikan tersendiri agar mendapat perhatian penonton. Dengan keunikan yang ada pada Bukan Sekedar Wayang dibandingkan dengan tayangan wayang golek lainnya menimbulkan persepsi dari setiap audiens yang menontonnya.
Brian Fellows (dalam Mulyana, 2010: 180) menjelaskam persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi. Karena pada proses ini individu memberikan makna pada apa yang diterimanya maka terjadilah pengolahan pesan yang pada akhirnya memungkinkan individu dapat memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Mulyana juga menjelaskan bahwa Persepsi meliputi sensasi, atensi dan interpretasi. 1) Sensasi, merupakan proses awal menangkap rangsangan melalui penginderaan, 2) Atensi, yaitu tindakan memberikan perhatian pada rangsangan, dan 3) Interpretasi, yaitu proses mengolah informasi untuk mendapatkan makna dari rangsangan.
Persepsi yang ditimbulkan setiap audiens berbeda-beda karena manusia
mempunyai pola pikir yang berbeda juga. Setiap audiens dapat menilai dan
memberikan pendapat masing-masing terhadap tayangan Bukan Sekedar Wayang NET
TV. Masyarakat mempunyai alasan tersendiri dalam menonton tayangan ini dan juga
menilai tayangan ini dalam pelestarian budaya wayang golek. Untuk itu peneliti tertarik
untuk meneliti persepsi yang meliputi sensasi, atensi dan interpretasi. Topik yang
diangkat dalam penelitian ini adalah “Persepsi Audiens pada tayangan televisi Bukan
Sekedar Wayang NET TV”.
7
1.2 Fokus Penelitian
Untuk menghindari meluasnya penafsiran masalah, maka dari itu Peneliti merumuskan bahwa fokus masalah yang diteliti lebih lanjut adalah “Bagaimana Persepsi Audiens pada tayangan televisi Bukan Sekedar Wayang NET TV”
Adapun aspek-aspek yang ingin diteliti berupa pertanyaan adalah:
1. Bagaimana sensasi audiens mengenai tayangan Bukan Sekedar Wayang Net TV dalam pelestarian budaya wayang golek?
2. Bagaimana atensi (perhatian) audiens mengenai tayangan Bukan Sekedar Wayang Net TV dalam pelestarian budaya wayang golek?
3. Bagaimana interpretasi (menafsirkan informasi) audiens mengenai tayangan Bukan Sekedar Wayang Net TV dalam pelestarian budaya wayang golek?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin di capai. Tujuan ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui sensasi audiens mengenai tayangan televisi Bukan Sekedar Wayang Net TV dalam pelestarian budaya wayang golek.
2. Mengetahui atensi (perhatian) audiens mengenai tayangan Bukan Sekedar Wayang Net TV dalam pelestarian budaya wayang golek.
3. Mengetahui interpretasi (penafsiran informasi) audiens mengenai tayangan Bukan Sekedar Wayang Net TV dalam pelestarian budaya wayang golek.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademisi
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian studi Ilmu Sosial/komunikasi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk
referensi untuk penelitian selanjutnya.
8
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan bagi pihak yang berkepentingan dan membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
1.5 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian merupakan proses yang ditentukan dan dilakukan oleh peneliti.
Tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian tersbut adalah:
1. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian
Penentuan tema menjadi hal yang mendasar yang dilakukan Peneliti sebelum melakukan penelitian. Peneliti mengambil kebudayaan wayang golek sebagai tema dalam penelitian. Setelah itu Peneliti menentukan siapa yang akan diteliti sesuai dengan tema yang diangkat. Setelah tema dan permasalahan yang akan diangkat ditemukan barulah peneliti menentukan secara bertahap judul yang akan digunakan oleh penelitian ini.
2. Observasi Awal
Dalam hal ini Peneliti melakukan observasi dengan mencari info mengenai siapa dan apa yang akan diteliti oleh Peneliti ke depannya. Lalu Peneliti akan mencari informan yang akan diwawancarai seputar persepsi audiens pada tayangan Bukan Sekedar Wayang ini.
3. Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian ini melakukan tahapan wawancara mendalam (in-depth interview) dan melakukan metode dokumentasi. Peneliti akan melakukan wawancara terhadap responden.
Selain wawancara mendalam, Peneliti juga melakukan metode dokumenter
yaitu dengan mengumpulkan data berupa video atau foto-foto tayangan
Bukan Sekedar Wayang. Hal-hal inilah yang Peneliti lakukan agar
penelitian menjadi terstruktur rapih dan penelitian berjalan sesuai dengan
tahap yang peneliti lakukan.
9
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.6.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan para responden 1. Sanggar Wayang Golek Giri Harja, Baleendah, Kab. Bandung.
2. Jl. Padasuka, Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
3. Jl. Jatihandap no. 139, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Bandung.
4. Fakultas Industri Kreatif Telkom University 5. Pondok Pranata Jaya, Jalan radio palasari.
1.6.2 Waktu dan Periode Penelitian
Periode Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung mulai bulan Maret sampai pada Agustus 2016
1. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian
Penentuan ini dilakukan pada bulan maret sampai bulan april hingga mendapatkan tema yang sudah pasti untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.
2. Observasi Awal
Observasi ini dilakukan mulai dari bulan april sampai pada bulan mei untuk membantu menentukan tema penelitian hingga akhirnya tema penelitian menjadi fix sehingga penelitian dapat dilanjutkan.
3. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai bulan juni sampai bulan agustus
dimana data sudah terkumpul sehingga mendapatkan kesimpulan.
10
Tabel 1.3
Waktu dan Periode Penelitian No. Tahapan
Kegiatan
Tahun 2016
Maret April Mei Juni Juli Agustus 1. Mencari topik
penelitian, pengamatan terhadap objek penelitian yang akan diambil, mencari referensi dan menentukan kasus penelitian 2. Pencarian data
awal penelitian, observasi awal, wawancara awal dengan subjek penelitian, serta penyusunan tinjauan pustaka 3. Penyusunan
proposal skripsi
(Bab 1-3) dan
Sidang seminar
proposal
11