• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. karunia, kebaikan, dan pertolongan-nya peneliti diberi pengetahuan, pengalaman,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. karunia, kebaikan, dan pertolongan-nya peneliti diberi pengetahuan, pengalaman,"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia, kebaikan, dan pertolongan-Nya peneliti diberi pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan kekuatan untuk dapat berkesempatan menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Prosedur Pengajuan, Pemakaian, dan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana APBD pada Komisi E DPRD Provinsi Sumatera Utara”. Penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi syarat penyelesaian studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Program Studi Diploma III Akuntansi.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan arahan serta dukungan moral dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Mutia Ismail SE, MM, Ak, CA, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Muhammad Zainul Bahri Torong, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran – saran serta petunjuk dan bimbingan kepada peneliti.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

ii

6. Teristimewa kepada kedua orang tua peneliti, yaitu Ayah tercinta Sampe Siregar dan Ibunda tercinta Yuniartani Butar-butar yang telah memberikan perhatian, doa, serta semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Teman-teman GMKI Fedita USU yang telah memberikan semangat dan saran kepada peneliti untuk menyelesaikan Tugas Akhir.

8. Semua teman - teman seperjuangan dari Diploma III Akuntansi angkatan 2017 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara terkhususnya untuk Ketrin Sinulingga, Aldi Sinaga, dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu peneliti dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Atas bantuan dan dukungan yang diberikan, peneliti hanya mengucapkan semoga kebaikan dan energi positif yang diberikan dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa dan peneliti berharap semoga laporan magang ini bermanfaat bagi semua pihak meski jauh dari kata sempurna.

Medan, 29 Maret 2021

Peneliti

Yudhi Binkisy Siregar NIM. 172102053

(6)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ………. iii

DAFTAR TABEL ………. v

DAFTAR GAMBAR ………. vi

DAFTAR LAMPIRAN ………. vii

BAB I PENDAHUUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 3

1.3 Tujuan Penelitian ………. 4

1.4 Manfaat Penelitian ………... 4

1.5 Jadwal Kegiatan ………... 4

1.6 Sistematika Penelitian ……….. 5

BAB II PROFIL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA 2.1 Sejarah DPRD Provinsi Sumatera Utara ……….. 7

2.2 Profil DPRD Provinsi Sumatera Utara ………. 10

2.3 Fungsi, Visi dan Misi DPRD Sumut ……… 15

2.4 Logo dan Makna ………... 17

2.5 Struktur Organisasi ………... 18

2.6 Job Description ……….. 18

2.7 Jaringan Usaha Kegiatan ……….. 24

2.8 Kinerja Usaha Terkini ……….. 25

2.9 Rencana Kegiatan ………. 25

BAB III PROSEDUR PENGAJUAN, PEMAKAIAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) PADA KOMISI E DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Prosedur ……….... 29

3.2 Dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ………. 31

3.2.1 Pengertian ………. 31

3.2.2 Jenis dan Dokumen Dana APBD ……….. 32

3.3 Mekanisme Pengajuan, Pelaksanaan Belanja, dan Pertanggung- jawaban Penggunaan Dana Uang Persediaan dan Langsung…. 37 3.4 Pemakaian Dana Oleh Komisi E ………... 42

3.5 Prosedur Pengajuan, Pemakaian, dan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana APBD ………. 45

3.5.1 Prosedur Pengajuan Dana APBD Oleh DPRD Prov SU ………. 45

3.5.2 Prosedur Pemakaian Dana APBD Oleh Komisi E …… 48

(7)

iv

3.5.3 Prosedur Pertanggungjawaban Penggunaan Dana APBD

Oleh Komisi E ……… 50

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ……… 54

4.2 Saran ……….. 55

DAFTAR PUSTAKA ……….. 56

LAMPIRAN ………. 57

(8)

v

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir ……... 5

(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Struktur Kepemimpinan DPRD Sumut ……… 11

2.2 Logo DPRD Sumatera Utara ……… 17

2.3 Struktur Organisasi DPRD Sumatera Utara ………. 18

2.4 Struktur Kepemimpinan Komisi E……….. 43

(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Disposisi Nota Dinas SPPD…………..……… 57

2. Nota Dinas Pengadaan Snack Rapat………. 58

3. Kwitansi Kunjungan Kerja……… 59

4. SPPD………. 60

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan aktivitas operasi organisasi baik swasta maupun pemerintah tidak terlepas dari pengeluaran sejumlah uang untuk biaya yang ditimbulkan. Biaya yang ditimbulkan sebagai bentuk pendukung kelancaran penyelenggaraan kegiatan. Pada perusahaan, kegiatan yang dilakukan berorientasi menghasilkan laba berbeda dengan lembaga pemerintahan dimana kegiatannya dilaksanakan untuk mensejahterakan rakyat. Untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut diperlukan pengupayaan perolehan sumber-sumber keuangan guna memberikan kesediaan dana untuk menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan.

Dalam Lembaga pemerintahan terkhususnya penyelenggara pemerintahan daerah sumber keuangan berasal dari sumber-sumber penerimaan yang melekat pada urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah, sehingga menjadi sumber keuangan daerah. Menurut PP Nomor 12 tahun 2019 menyebutkan keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Pengelolaan atas sumber keuangan daerah diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) begitu juga dengan belanja daerah yang merupakan pengeluaran akan kebutuhan pemerintahan daerah.

(12)

APBD diawali dengan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang disusun secara rinci dan jelas sampai ke unit organisasi, program kegiatan, dan jenis belanja termasuk belanja alat tulis harus dicatat juga. Sehingga salah satu tujuan dibuatnya APBD adalah untuk membiayai seluruh belanja dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan menggunakan dana yang diberikan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) dimana ketersediaan dana juga tergantung dari perolehan penerimaan daerah dalam tahun anggaran. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam kegiatannya yang tertuang dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) menggunakan dana APBD.

Ketersediaan dana APBD terbagi menjadi 4 jenis dana, yaitu uang persediaan (UP), ganti uang persediaan (GU), tambahan uang persediaan (TU), dan pembayaran langsung (LS) yang diatur dalam Permendagri (Peraturan Mentri Dalam Negeri) tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Dalam Permendagri memuat prosedur dan dokumen yang digunakan untuk memperoleh dana APBD. Dana yang diperoleh digunakan untuk membiayai kegiatan termasuk kegiatan Komisi E DPRD Provinsi Sumatera Utara. Komisi E adalah alat kelengkapan DPRD Provinsi Sumut dimana kegiatannya berupa kunjungan kerja dan mengadakan rapat yang menggunakan dana APBD. Dana APBD yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan sampai realisasinya, penyelenggaraan administrasi perlu dilakukan dan dipenuhi agar kegiatan yang dilakukan benar-benar ril dan dapat dibuktikan, yaitu melalui prosedur-prosedur yang ditetapkan dan berkas atau dokumen yang

(13)

3

dibutuhkan. Untuk itu prosedur sangat dibutuhkan guna mengatur setiap kegiatan yang menggunakan dana APBD, sehingga dapat dipertanggungjawabkan setiap pengeluarannya ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dengan adanya prosedur, kelancaran kegiatan serta kelancaran dan keamanan pemakaian dana APBD akan dapat berjalan dengan pasti. Berbagai bentuk penyimpangan dapat dihindari ataupun dapat ditemukan letak penyebab kesalahan yang terjadi dan dapat diselesaikan dengan cara yang tepat.

Berdasarkan uraian berikut, peneliti tertarik mengetahui prosedur yang dilakukan Komisi E DPRD Sumut terkait penggunaan dana APBD, sehingga peneliti melakukan penelitian dan membahasnya dengan judul prosedur pengajuan, pemakaian, dan pertanggungjawaban penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Komisi E DPRD Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dengan demikian yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan prosedur pengajuan penggunaan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara ?

2. Bagaimanakah penerapan prosedur pemakaian dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pada Komisi E DPRD Provinsi Sumatera Utara ? 3. Bagaimanakah penerapan prosedur pertanggungjawaban penggunaan dana

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pada Komisi E DPRD Provinsi Sumatera Utara ?

(14)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui prosedur pengajuan, pemakaian, dan pertanggungjawaban penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Baerah (APBD) pada Komisi E DPRD Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi peneliti, yaitu menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai prosedur pengajuan, pemakaian, dan pertanggung- jawaban penggunaan dana APBD di DPRD Prov SU.

2. Bagi DPRD Prov SU, yaitu diharapkan dapat digunakan sebagai dasar masukan dalam merumuskan rencana selanjutnya dimasa depan untuk menetapkan kebijakan terkait prosedur operasional penggunaan APBD.

3. Bagi pembaca, yaitu dapat menambah informasi guna menjadi bahan refrensi dan pembanding penelitian yang sama bagi peneliti lain.

1.5 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 5, Medan. Berikut adalah jadwal survei/observasi selama penyusunan tugas akhir:

(15)

5

Tabel 1.1

Jadwal Survei/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No. Kegiatan Januari 2021 Februari

2021 Maret 2021

I II III IV I II III I II II 1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji

3 Pengumpulan Data

4 Penulisan Tugas Akhir

5 Bimbingan dan Penyelesaian Tugas Akhir

1.6 Sistematika Penelitian

Pembahasan tugas akhir ini terbagi atas 4 bab, berikut garis-garis besar setiap bab:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta jadwal survey atau observasi.

BAB II : Profil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara

Dalam bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat instansi, visi dan misi, logo, struktur organisasi, dan job description serta jariangan usaha atau kegiatan, kinerja usaha terkni, dan rencana kegiatan DPRD Provinsi Sumatera Utara.

(16)

BAB III : Prosedur Pengajuan, Pemakaian, dan Pertanggungjawaban Penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Komisi E DPRD Provinsi Sumatera Utara

Bab ini menjelaskan tentang hasil dari penelitian yang dilaksanakan, yaitu mengenai prosedur pengajuan, pemakaian, dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah pada Komisi E DPRD Provinsi Sumatera Utara.

BAB IV : Penutup

Dalam bab ini menguraikan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah dan saran yang relevan dengan kesimpulan yang dapat memberikan kemajuan instansi pada masa yang akan dating.

(17)

7 BAB II

PROFIL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

2.1 Sejarah DPRD Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara pertama kalinya dibentuk pada tanggal 15 April 1948 berdasarkan Undang – Undang No. 10 Tahun 1948, daerah ini meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli Utara. Pembentukan Provinsi Sumatera Utara di atas berdasarkan surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 19 Tahun 1973 tertanggal 13 Agustus yang ditetapkan sebagai Hari Jadi Propinsi Sumatera Utara. Sebelumnya berdasarkan surat penetapan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) tanggal 19 Agustus 1945, Sumatera Utara menjadi sebuah provinsi dan daerah administrasi.

Seperti halnya di Pulau Jawa, berangsur – angsur dibentuk Komite Nasional Daerah yang kedudukannya diatur melalui Maklumat Gubernur Sumatera Utara tertanggal 12 April 1946 No 2 / MGS yang isinya sesuai dengan Undang – Undang No 1 Tahun 1945.

Dalam Maklumat tersebut ditetapkan bahwa Komite Nasional Daerah dibentuk di Provinsi dan Keresidenan, sehingga Provinsi dan keresidenan itu menjadi kota otonom. Daerah – daerah tersebut memiliki Dewan Perwakilan Rakyat yang mengatur rumah tangganya sendiri. DPRD membentuk suatu Badan Eksekutif, yang terdiri dari 5 orang anggota Dewan yang bertugas menjalankan pemerintahan sehari – hari dan kepala daerah menjadi ketua serta merangkap anggota. Berdasarkan maklumat tersebut di atas, anggota Dewan Perwakilan

(18)

Rakyat di Sumatera Utara berjumlah 100 orang yang mewakili 100.000 penduduk.

Dalam sidangnya pada tanggal 17 s/d 19 April 1946 di Bukit Tinggi, Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Utara secara sub 8ector8n8ative dibagi dalam sub provinsi, yaitu :

1. Sub Provinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli.

2. Sub Provinsi Sumatera Tengah meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

3. Sub Provinsi Sumatera Selatan meliputi Keresidenan Bangka, Belitung, Lampung dan Palembang.

Tiap sub provinsi dikepalai oleh Gubernur Muda yang bertindak sebagai koordinator dari Keresidenan dan jawatan pemerintah yang ada di wilayahnya.

Pemerintahan Sumatera Utara dijalankan sesuai dengan maklumat Gubernur Sumatera Utara tanggal 30 Agustus 1946, yang menyatakan bahwa pemerintah propinsi disesuaikan dengan pemerintahan pusat. Pembentukan DPR Sumatera menjadi Daerah Otonom yang dilegalisasi oleh pemerintah pusat. Ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1974 yang menyatakan dengan tegas bahwa Provinsi Sumatera Utara dijalankan oleh Gubernur dan diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan Eksekutif. Pemerintah Daerah Sumatera Utara berhubungan langsung dengan Pemerintah Pusat dan berada di bawah Menteri-Menteri.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1974 dinyatakan yang merupakan daerah otonom di Sumatera adalah Keresidenan dan daerah-daerah

(19)

9

yang ditunjuk sebagai daerah otonom. Kepemimpinan Gubernur Muda di setiap sub provinsi berjalan terus sebagai suatu daerah administratif yang dalam prakteknya mengatur rumah tangganya masing-masing, sehingga provinsi Sumatera Utara seolah-olah terdiri atas 3 provinsi. Pemerintah Pusat menyadari hal tersebut lalu menetapkan UU No 10/ 1948 tentang pembagian Sumatera menjadi 3 Provinsi, yaitu :

1. Provinsi Sumatera Utara 2. Provinsi Sumatera Tengah 3. Provinsi Sumatera Selatan

Pada tanggal 13 Desember 1948 untuk pertama kalinya dilantik anggota DPRD Tingkat I Sumatera Utara yang bertempat di Tapak Tuan, yang anggota – anggotanya berasal dari masing – masing sub propinsi terdahulu. Dengan Undang – Undang No 24 / 1956 dibentuklah Propinsi Aceh dibekas Keresidenan Aceh, dengan demikian Provinsi Sumatera Utara otomatis menjadi tersendiri dari Keresidenan Sumatera Timur dan Tapanuli. Sebagai Pelaksanaan Undang – Undang No. 10 / 1974 dan Undang – Undang Tertanggal 15 April 1948 tentang penetapan Komisariat Pemerintahan Pusat di Sumatera yang kemudian diubah menjadi Peraturan Pemerintah No 42 / 1948 maka komisariat ini menjalankan tugas Gubernur Sumatera sehingga tugas – tugas tersebut diserahkan kepada pelaksananya. Komisariat Pusat di Sumatera yang berkedudukan di Bukit Tinggi dipimpin oleh Mr. Teuku M Hasan.

(20)

2.2 Profil DPRD Provinsi Sumatera Utara

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatra Utara (disingkat DPRD Sumatra Utara atau DPRD Sumut) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatra Utara, Indonesia. DPRD Sumut beranggotakan 100 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Sumut terdiri dari 1 Ketua dan 4 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Sumut yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 16 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Medan, Cicut Setyarso, di Gedung Paripurna DPRD Provinsi Sumatera Utara. Komposisi anggota DPRD Sumut periode 2019-2024 terdiri dari 11 partai politik dimana PDI Perjuangan adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 19 kursi disusul oleh Gerindra dan Golkar yang masing-masing meraih 15 kursi. Dalam pemilu 2014, DPRD Sumatra Utara menempatkan wakilnya sebanyak 100 orang yang tersebar di sembilan fraksi, dengan perolehan mayoritas diraih oleh Partai Golkar.

Berdasarkan pasal 110 Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, Alat Kelengkapan DPRD (AKD) Provinsi terdiri dari :

1. Pimpinan

2. Badan Musyawarah (Bamus) 3. Komisi

4. Badan Pembentukan Peraturan Daerah ( Bapemperda)

(21)

11

5. Badan Anggaran 6. Badan Kehormatan 7. Alat Kelengkapan Lain

Sesuai ketentuan perundang-undangan Pasal 113 UU Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, DPRD Provinsi yang beranggotakan 35-55 orang dapat membentuk 4 komisi dan DPRD Provinsi yang beranggotakan lebih dari 55 orang dapat membentuk 5 komisi. DPRD Sumut memiliki lima komisi sebagai berikut:

Gambar 2.1

• Komisi A Bidang Pemerintahan beranggotakan 16 orang dengan pem- bidangan:

- Pemerintahan.

- Pertahanan, Kamanan dan Ketertiban.

Ketua DPRD

Komisi A

Wakil Ketua DPRD Wakil Ketua

DPRD Wakil Ketua

DPRD Wakil Ketua

DPRD

Komisi C

Komisi B Komisi D Komisi E

Sekretaris DPRD

(22)

- Kependudukan.

- Informatika dan Kehumasan.

- Hukum, Perundang-undangan dan HAM.

- Kepegawaian, Aparatur, Narkotika dan penanganan KKN.

- Perijinan.

- Sosial Politik dan Ormas.

- Pertahanan.

- Perlindungan konsumen.

- Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

- Sekretariat DPRD.

- Gubernur dan Kerjasama Luar Negeri.

- Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.

- Penyelenggaraan Pemilu.

• Komisi B Bidang Perekonomian beranggotakan 20 orang dengan pem- bidangan:

- Perekonomian.

- Perindustrian dan Perdagangan.

- Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan.

- Pengadaan Pangan dan Logistik.

- Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah.

- Pertambangan dan Energi (Produksi dan Distribusi).

- Pengelolaan Potensi Danau dan Wilayah Laut Daerah.

- Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

(23)

13

• Komisi C Bidang Keuangan beranggotakan 17 orang dengan pembi- dangan:

- Perbankan, Keuangan, Perpajakan dan Retribusi.

- Pemegang Kas Daerah/Perusahaan Daerah.

- Perusahaan Patungan.

- Badan Usaha dan Penanaman Modal

- Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah.

- Aset.

• Komisi D Bidang Pembangunan beranggotakan 20 orang dengan pem- bidangan:

- Pembangunan dan Tata Ruang.

- Pekerjaan Umum.

- Pengendalian Lingkungan Hidup.

- Perhubungan.

- Pertambangan dan Energi (Eksplorasi & Eksploitasi).

- Perumahan Rakyat dan Kelistrikan.

• Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat beranggotakan 21 orang.

Tugas dan wewenang Komisi adalah:

1. Membuktikan berjalannya tanggung jawab daerah dalam pengelolaan urusan pemerintahan yang menjadi kekuasaan daerah dan tanggung jawab lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan;

2. Mengadakan pengkajian mengenai rancangan peraturan daerah;

3. Menganjurkan saran dan penilaian dalam menyusun rancangan RKPD;

(24)

4. Mengadakan pengkajian rancangan kebijakan DPRD selaras dengan bagian tugas komisi;

5. Mengadakan pengontrolan terhadap pengimplementasian peraturan daerah selaras dengan bagian tugas komisi;

6. Mendukung pimpinan DPRD dalam menyelesaikan persoalan yang diberitahukan oleh Gubernur atau masyarakat kepada DPRD;

7. Menyambut, menampung dan mengkaji serta memproses aspirasi dari masyarakat;

8. Memperjuangkan pengembangan kesejahteraan rakyat di daerah;

9. Mengadakan kunjungan kerja komisi melalui perizinan pimpinan DPRD;

10. Melangsungkan rapat kerja dan rapat audiensi;

11. Memberikan saran kepada pimpinan DPRD yang merupakan bagian tugas komisi;

12. Menyampaikan laporan tertulis terhadap pimpinan DPRD mengenai hasil pengimplementasian tugas komisi.

Jumlah Komisi dibentuk sesuai dengan Undang-Undang mengenai pemerintahan daerah. Anggota Komisi terdiri dari setiap Anggota DPRD tidak termasuk Pimpinan DPRD dan penetapan jumlah anggota Komisi mempertimbangkan perimbangan dan pemerataan jumlah anggota antar komisi.

Pimpinan Komisi terdiri dari satu orang Ketua, satu orang Wakil Ketua, dan satu orang Sekretaris yang dipilih dari anggota Komisi berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat. Masa jabatan Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris

(25)

15

Komisi selama dua tahun enam bulan. Ruang Lingkup tiap bidang Komisi dapat dirubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Fungsi, Visi dan Misi DPRD Sumut Fungsi

DPRD memiliki tiga fungsi, yaitu :

o Legislasi, berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah o Anggaran, Kewenangan dalam hal anggaran daerah(APBD)

o Pengawasan, Kewenangan mengontrol pelaksanaan perda dan peraturan lainnya serta kebijakan pemerintah daerah.

Visi dan Misi Visi:

“Sumatera Utara Yang Maju, Aman dan Bermartabat”

Misi:

1. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Kehidupan karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang pangan yang cukup, rumah yang layak, pendidikan yang baik, kesehatan yang prima, mata pencaharian yang menyenangkan, serta harga-harga yang terjangkau.

2. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Politik dengan adanya pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintah yang baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang berwawasan kebangsaan, dan memiliki kohesi sosial yang kuat serta harmonis.

(26)

3. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Pendidikan karena masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas, kolaboratif, berdaya saing, dan mandiri.

4. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Pergaulan karena terbebas dari judi, narkoba, prostitusi, dan penyeludupan, sehingga menjadi teladan di Asia Tenggara dan Dunia.

5. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Lingkungan karena ekologinya yang terjaga, alamnya yang bersih dan indah, penduduknya yang ramah, berbudaya, berperikemanusiaan, dan beradab.

Berdasarkan Visi dan Misi tersebut, maka telah ditetapkan pula Prioritas Pembangunan yang ditujukan pada :

1. Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha melalui penyediaan lapangan pekerjaan.

2. Peningkatan dan pemenuhan akses pendidikan.

3. Pembangunan infrastruktur yang baik dan berwawasan lingkungan.

4. Penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas.

5. Peningkatan daya saing melalui sektor agraris dan pariwisata.

(27)

17

2.4 Logo dan Makna

Gambar 2.2

Motto : Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya

Elemen : Terdiri dari padi dan kapas, perisai berbentuk jantung yang didalamnya terdapat lukisan bintang bersudut lima, bukit barisan berpucuk lima, pelabuhan, dan pabrik. Di tengah Perisai terdapat gambar seorang yang sedang menanam padi yang dikelilingi sawit, karet, ikan, dan daun tembakau Arti Lambang : Perisai yang digantung dengan rantai pada kepalan tangan

melambangkan semangat menegakkan cita-cita rakyat Sumatra Utara. Tujuh belas kuntum kapas dan empat puluh lima butir padi merupakan symbol hari kemerdekaan RI.

Bukit Barisan memiliki makna tata kemasyarakatan yang luhur, bersemangat persatuan dan gotong-royong.

(28)

2.5 Struktur Organisasi

Adapun struktur Sekretariat & Komisi DPRD Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut:

Gambar 2.3. Struktur Sekretariat DPRD Provinsi Sumut

2.6 Job Description 1. Sekretaris Dewan

Sekretaris Dewan (Sekwan) mempunyai tugas untuk melaksanakan urusan umum, administrasi, keuangan, persidangan dan risalah, informasi, keprotokolan serta hukum dan perundang-undangan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris Dewan menyelenggarakan fungsi :

(29)

19

a) Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

b) Penyelenggaraan administrasi keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

c) Penyediaan dan pengoordinasikan Tenaga Ahli yang diperlukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris Dewan (Sekwan) dibantu oleh :

1) Kepala Bagian Umum.

2) Kepala Bagian Keuangan.

3) Kepala Bagian Persidangan dan Risalah.

4) Kepala Bagian Informasi dan Protokol.

5) Kepala Bagian Hukum dan Perundang-undangan.

2. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas untuk membantu Sekretaris Dewan dalam melaksanakan urusan pemerintah dibidang ketatausahaan, perlengkapan dan pendistribusian dan rumah tangga dan perawatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan administrasi dalam urusan tata usaha dan rumah tangga DPRD Provinsi Sumatera Utara.

b. Penyelenggaran pengelolaan barang dan jasa.

c. Penyelenggaraan perencanaan perawatan barang dan jasa sesuai standar yang ditetapkan.

(30)

d. Penyelenggaraan pengolahan dan penyajian bahan/data perawatan barang inventaris.

e. Penyelenggaraan perlengkapan dan perindustrian kebutuhan barang dan jasa.

f. Penyelenggaraan pengkajian bahan/data untuk penyempumaan dan penyusunan kebijaksanaan urusan rumah tangga dan tata usaha.

g. Penyelenggaraan fasilitasi sarana dan prasarana rapat bagi DPRD maupun Sekwan.

h. Penyelenggaraan pengelolaan perlengkapan dan pendistribusian sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan.

3. Bagian Persidangan dan Risalah

Bagian Persidangan dan Risalah mempunyai tugas untuk membantu Sekretaris Dewan dalam melaksanakan urusan dalam bidang penyelenggaraan persidangan dan rapat-rapat Dewan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, bagian Persidangan dan Risalah menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan kajian bahan/data untuk penyempumaan dan penyusunan kebijaksanaan.

b. Penyelenggaraan persiapan persidangan DPRD.

c. Penyelenggaran pembuatan risalah.

d. Penyelenggaraan fasilitasi Rapat Pimpinan Dewan dengan Pimpinan Fraksi.

e. Penyelenggaraan fasilitasi Rapat Pimpinan Dewan dengan Pimpinan Komisi DPRD.

(31)

21

f. Penyelenggaraan fasilitasi Rapat Pimpinan Dewan dengan alat kelengkapan Dewan lainnya.

g. Penyelenggaraan fasilitasi Rapat Paripurna DPRD.

h. Penyelenggaraan penyusunan surat laporan, penjelasan acara dan catatan singkat risalah rapat-rapat dan peninjauan DPRD.

4. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas untuk membantu Sekretaris Dewan melaksanakan urusan dan penyusunan, penyempurnaan dan pelaksanaan kebijakan di bidang anggaran, verifikasi dan pembukuan DPRD dan Sekretariat DPRD Provsu. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, bagian keuangan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan, penyempumaan dan penyusunan kebijaksanaan dan standar pengelolaan anggaran, pemeriksaan penelitian realisasi anggaran dan pembukuan.

b. Penyelenggaraan, mengkoordinasikan dan menyusun rencana kegiatan anggaran untuk kegiatan penyusunan pelaksanaan APBD dan perubahan APBD DPRD dan Sekretaris DPRD.

c. Penyelenggaraan penatausahaan keuangan.

d. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan DPRD dan Sekretaris DPRD.

e. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris DPRD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Sekretaris DPRD

(32)

f. Penyelenggaraan untuk memberi masukan kepada Sekretaris DPRD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Untuk tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, kepala Bagian Keuangan mempunyai uraian tugas:

1. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan DPRD dan Sekretaris DPRD.

2. Menyelenggarakan rencana penyusunan anggaran DPRD dan Sekretaris DPRD.

3. Menyelenggarakan penyiapan bahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan kebijaksanaan dan standar dan pengelolaan anggaran pemeriksaan penelitian realisasi anggaran dan pembukuan.

4. Menyelenggarakan evaluasi/ analisa pelaksanaan anggaran berdasarkan realisasi penerimaan maupun pengeluaran.

5. Bagian Hukum dan Perundang-undangan

Bagian Hukum dan Perundang-undangan mempunyai tugas untuk membantu Sekretaris Dewan dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang pelayanan hukum dan perundang-undangan yang berubungan dengan hak, kewajiban dan wewenang Dewan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bagian Hukum dan Perundang-undangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan fasilitas dan pengkoordinasian hukum bahan perundang-undangan.

(33)

23

b. Penyelenggaraan rancangan keputusan Dewan Pimpinan Dewan atau produk hukum dan perundang-undangan.

c. Penyelenggaraan segala sesuatu dalam rangka pembahasan rancangan peraturan daerah dan pengesahan Peraturan Daerah.

d. Penyelenggaraan pengumpulan dan pengolahan data pengkajian dan evaluasi hukum dan perundang-undangan yang berhubungan dengan tugas Dewan.

e. Penyelenggaraan pengumpulan bahan dalam bentuk peraturan perundang undangan yang berkaitan dengan tugas-tugas Dewan.

f. Penyelenggaraan penyajian bahan-bahan dalam bentuk peraturan perundang-undangan guna memperlancar tugas-tugas Pimpinan.

6. Bagian Informasi dan Protokol

Bagian Informasi dan Protokol mempunyai tugas membantu Sekretaris Dewan dalam melaksanakan urusan pemerintah dibidang informasi, penyelenggaraan urusan protokol hubungan antar lembaga dan pelayanan masyarakat dan aspirasinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bagian Informasi dan Protokol menyelenggarakan fungsi:

a) Penyelenggaraan pengumpulan dan pengolahanbahan/data untuk penyempurnaan dan penyusunan kebijakan sesuai dengan ketentuan dan standar pengumpulan dan pengelolaan bahan/data.

b) Penyelenggaraan penyajian bahan/data untuk penyajian dan penyebaran informasi.

(34)

c) Penyelenggaraan pembantuan dan pengumpulan bahan/data kegiatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai kebijakan, ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d) Penyelenggaraan penyebaran informasi mengenai kegiatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai kebijakan, ketentuan dan standar yang ditetapkan.

e) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dewan sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Penyelenggaraan pemberian masukan yang perlu kepada Sekretaris Dewan sesuai dengan bidang tugasnya.

g) Penyelenggaraan pelaporan pelaksanaan tugas kepada Sekretaris Dewan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

h) Penyelenggaraan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Sekretaris Dewan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2.7 Jaringan Usaha Kegiatan

Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Utara secara sub administratif dibagi dalam sub provinsi, yaitu :

1. Sub Provinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli.

2. Sub Provinsi Sumatera Tengah meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

3. Sub Provinsi Sumatera Selatan meliputi Keresidenan Bangka, Belitung, Lampung dan Palembang.

(35)

25

2.8 Kinerja Usaha Terkini

Setiap Instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara, terus berupaya agar tujuan sebagai perwakilan dari rakyat dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan instansi di bagian Sekretariat DPRD Provsu adalah Meningkatkan Pendapatan Daerah, Meningkatkan Penataan Pengelolaan barang milik Daerah, Mengoptimalkan Pengelolaan Keuangan Provinsi Sumatera Utara, Mengukur sejauh mana visi dan misi telah tercapai tujuan strategi dirumuskan berdasarkan visi dan misi DPRD Provsu, DPRD Provsu juga menjadi sarana untuk dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilakukan oleh segenap jajaran organisasi DPRD Provsu dengan mempertimbangkan segenap sumber daya yang dimiliki. Kegiatan yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Provsu adalah Menyusun Laporan Keuangan yang Berkualitas, Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah, Meningkatnya Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran dan Belanja Daerah.

2.9 Rencana Kegiatan

A. Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan jasa surat menyurat

2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

(36)

3. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 4. Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS 5. Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah

6. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional.

7. Penyediaan jasa kebersihan kantor

8. Penyediaan jasa kebersihan kantor. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

9. Penyediaan alat tulis kantor

10. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

11. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 12. Penyediaa peralatan rumah tangga

13. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 14. Penyediaan makanan dan minuman

15. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 16. Penyediaan jasa keamanan

17. Rapat-rapat konsultasi dan koordinasi dalam daerah 18. Jasa pengkajian

B. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Pengadaan kendaraan dinas / Operasional.

2. Pengadaan perlengkapan gedung kantor 3. Pengadaan peralatan gedung kantor 4. Pengadaan mebeleur

(37)

27

5. Pemeliharaan rutin/berkala rumah jabatan 6. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

7. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 8. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor 9. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 10. Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

C. Program Peningkatan Pelaksanaan Anggaran Daerah 1. Fasilitas PPKK dalam Pelaksanaan Anggaran Daerah 2. Pengendalian Anggaran Daerah

3. Monitoring dan Asisten Penyusunan APBD

4. Optimalisasi Dana Proyek Pemerintah Daerah Desentralisasi (P2D2) 5. Penyusunan KUA dan PPAS

6. Sosialisasi Penganggaran Dan Pemanfaatan APBD

D. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun 2. Penyusunan RKA, DPA, APBD dan LHP

3. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, TAPKIN, RENJA, RKPD, LPPD, LKPJ SKPD.

E. Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Penyusunan rancangan peraturan tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD

(38)

2. Peningkatan manajemen aset/barang daerah

3. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah 4. Penyusunan Regulasi tentang Pajak dan Retribusi Daerah

5. Intensifikasi Penerimaan PBB 6. Penyusunan Laporan Aset Daerah

7. Penyusunan Rencana Kebutuhan Dan Rencana Pemeliharaan Barang Milik Daerah

8. Pengelola Jaringan dan Sistem Informasi Keuangan Daerah 9. Pengelolaan Simda Pendapatan

11. Monitoring Pelaksanaan Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah 12. Pendampingan SKPK Dalam Penyusunan Laporan Keuangan 13. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Triwulan

14. Penyediaan Jasa Administrasi Pajak Dan Retribus.

(39)

29 BAB III

PROSEDUR PENGAJUAN, PEMAKAIAN, DAN PERTANGGUNG- JAWABAN PENGGUNAAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN

BELANJA DAERAH (APBD) PADA KOMISI E DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD)

PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1 Prosedur

Prosedur merupakan serangkaian tahap-tahap yang berupa urutan proses yang dijadikan sebagai acuan untuk menjalankan suatu kegiatan atau aktivitas organisasi mulai dari awal sampai akhir agar kegiatan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan demikian prosedur yang disusun berguna untuk memudahkan, merapikan dan menertibkan pekerjaan.

Berikut pengertian yang dikemukakan para ahli mengenai prosedur, yaitu:

Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:23) dalam buku yang berjudul “Sistem Imformasi Akuntansi” prosedur merupakan “susunan sistematis dari rangkaian langkah-langkah/kegiatan yang disusun berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan wajib dilakukan untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan”. Sedangkan menurut M. Nafarin (2008:84) dalam bukunya yang berjudul “Penganggaran Perusahaan” menyatakan bahwa: “Prosedur adalah jaminan pelaksanaan kerja yang seragam melalui pelaksanaan urutan-urutan dari seri tugas yang saling berkaitan”. Adapun pengertian prosedur menurut Ardiyose dalam bukunya “Kamus Besar Akuntansi” menyatakan bahwa: “Prosedur adalah bagian dari sistem berupa serangkaian tindakan dan pihak-pihak terkait dari satu atau beberapa bagian yang telah ditetapkan guna mengatur, menyeragamkan serta

(40)

menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan usaha atau transaksi, sehingga dapat dilakukan secara berulang ulang.” (2008:734).

Berdasarkan defenisi prosedur yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah kumpulan dan urutan dari berbagai aktivitas yang melibatkan beberapa unit bagian suatu lembaga atau melibatkan beberapa pihak yang bertujuan untuk memberikan penanganan yang seragam atas segala kegiatan yang berlangsung secara berulang-ulang dalam lembaga itu sendiri.

Suatu prosedur yang ditetapkan haruslah mengandung karakteristik yang dapat memberikan penjelasan dalam pelaksanaannya agar kegiatan yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien. Bila suatu prosedur tidak memiliki karakteristik yang seharusnya maka akan memberikan ketidakpastian dalam menjamin keberlangsungan kegiatan organisasi yang dilakukan saat menjalankan prosedur tersebut. Berikut ini beberapa karakteristik prosedur yang harus dimiliki menurut Mulyadi (2016:4), yaitu :

a. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi;

b. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan;

c. Prosedur menunjukan urutan logis dan sederhana;

d. Prosedur menunjukan adanya keputusan dan tanggung jawab;

e. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.

Dengan menetapkan prosedur yang mengandung karakteristik yang jelas terdapat beberapa manfaat dalam menjalankan suatu pekerjaan dengan memakai prosedur tersebut, yaitu :

(41)

31

a. Tahap-tahap kegiatan dapat ditentukan dengan mudah untuk masa yang akan datang.

b. Menjadi petunjuk arah yang jelas dalam pelaksanaan suatu program kerja agar pekerjaan terlaksana dengan teratur dan dapat dijamin.

c. Memudahklan pengawasan sehingga penyimpangan dapat dicegah.

d. Dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi produktivitas kerja.

3.2 Dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 3.2.1 Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dana merupakan “uang yang disediakan untuk suatu keperluan”. Syahyunan (2013:63) mengemukakan pengertian dana dalam artian kas adalah segala uang tunai atau kas yang berada ditangan ddan juga yang disimpan didalam bank dengan bentuk, seperti deposito dan rekening koran. Sedangkan pengertian APBD menurut UU No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 14 adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Adapun menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, “APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung 1 Januari sampai 31 Desember.” Sedangkan berdasarkan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat 9 menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau yang disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Berdasarkan uraian diatas, dapat

(42)

disimpulkan bahwa Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah sejumlah uang yang disediakan dalam keperluan pelaksanaan rencana keuangan tahunan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) yang meliputi, rencana kegiatan suatu daerah beserta uraiannya secara rinci dan sumber penerimaan dengan biaya-biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan.

3.2.2 Jenis dan Dokumen Dana APBD

Dana APBD diberikan kepada SKPD dengan tujuan mendanai setiap pengeluaran yang timbul dari kegiatan yang dilakukan selama tahun anggaran.

Kegiatan didasarkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD) dimana DPA-SKPD tersebut menjadi acuan untuk menyusun Anggaran kas SKPD dengan memperhatikan jadwal pelaksanaan kegiatannya. Anggaran kas disusun oleh kepala SKPD sebagai langkah awal untuk memperoleh dana APBD, yaitu melalui penerbitan dan pengesahan Surat Penyediaan Dana (SPD) oleh Bendahara Umum Daerah (BUD). Dengan disahkannya SPD, hal ini membuktikan bahwa tersedianya dana yang diperlukan oleh SKPD. Adapun jenis dana APBD yang disediakan oleh BUD untuk SKPD, terdiri dari:

a. Uang Persediaan (UP)

Uang Persediaan yang disingkat UP adalah sejumlah uang awal atau uang muka kerja yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran dengan jumlah tertentu yang digunakan untuk membiayai sehari-hari aktivitas operasional satuan kerja atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung dan

(43)

33

diberikan sekali diawal tahun anggaran dengan besaran yang dapat juga dihitung berdasarkan proporsi tertentu dari keseluruhan anggaran belanja yang ditetapkan pada DPA-SKPD.

b. Ganti Uang (GU)

Ganti Uang (GU) digunakan untuk mengganti uang persediaan apabila mencapai batas minimal tertentu dan sekaligus mengesahkan penggunaan uang persediaan dengan menyertakan bukti-bukti pada saat pengajuan GU.

Bendahara pengeluaran dapat mengajukan Surat Permintaan Pembayaran GU kepada pengguna anggaran melalui PPK SKPD dalam rangka ganti uang persediaan dengan besaran sejumlah laporan pertanggungjawaban penggunaan uang persediaan yang telah disahkan.

c. Tambahan Uang (TU)

Tambahan uang adalah sejumlah uang muka yang ditambahi apabila uang persediaan tidak cukup dalam membiayai pengeluaran yang timbul pada saat melaksanakan APBD dalam batas waktu satu bulan atau terdapat kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak atau kegiatan sesuai jadwal harus segera dilaksanakan dimana tambahan uang tersebut diberikan kepada bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu dengan mengajukan SPP TU.

Batas jumlah pengajuan SPP TU harus mendapat persetujuan dari Kepala Biro Keuangan (PPKD) dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan. Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP TU ini harus dipertanggungjawabkan tersendiri melalui SPP TU Nihil dan bila tidak habis, harus disetorkan kembali.

(44)

d. Pembayaran Langsung (LS)

LS merupakan pembayaran langsung kepada bendahara pengeluaran/

penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat tugas, dan/atau surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan surat perintah membayar langsung.

Pembayaran langsung dibedakan menjadi dua yaitu LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan adalah pembayaran langsung kepada pihak ketiga berdasarkan kontrak dan/atau surat perintah kerja setelah diperhitungkan kewajiban pihak ketiga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan LS untuk pengadaan barang dan/atau jasa merupakan belanja barang dan jasa untuk kebutuhan SKPD yang bukan pembayaran langsung kepada pihak ketiga dikelola oleh bendahara pengeluaran.

Proses pengajuan dan pencairan dana UP/GU/TU/LS berdasarkan Permendagri Nomor 77 Tahun 2020 tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan daerah dan PP Nomor 12 Tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah menggunakan dokumen-dokumen yang diperlukan yang terdiri dari:

1) Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

SPD adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) untuk menyatakan tersedianya dana sebagai dasar penerbitan surat permintaan pembayaran atas pelaksanaan APBD.

2) Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan

(45)

35

permintaan pembayaran berdasarkan SPD atau dokumen lain atau yang dipersamakan dengan SPD.

3) Surat Perintah Membayar (SPM)

Dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas beban pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) dan merupakan tahapan lanjutan dari pengajuan SPP. SPM dapat diterbitkan jika pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia dan didukung dengan kelengkapan dokumen.

4) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana atas beban APBD yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Daerah berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM).

5) Laporan Pertanggungjawaban (SPJ)

Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggung- jawabkan penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang persediaan/pembayaran langsung (UP/GU/TU/LS) kepada kepala SKPD melalui PPK SKPD paling lambat 10 bulan berikutnya. Adapun dokumen lampiran yang disertakan sebagai pendukung SPJ dalam belanja makan dan minum rapat dan kegiatan perjalanan dinas, sebagai berikut

o Biaya perjalanan Dinas:

(46)

-

Disposisi Gubernur/Sekretaris Daerah/PA/KPA.

-

Surat Tugas Gubernur/Sekretaris Daerah/PA/KPA.

-

SPPD tanda tangan Kepala SKPD dan tanda tangan oleh Pejabat yang berwenang pada saat pelaksanaan tugas.

-

Boarding Pass.

-

Tiket.

-

Kuitansi/invoice Hotel/Surat Keterangan Menginap.

-

Laporan Perjalanan Dinas.

-

Bukti Transport Lokal/taksi bandara ke tujuan PP.

-

Daftar biaya perjalanan dinas.

-

Bukti Pembayaran Asuransi untuk Perjalanan Luar Negeri.

-

Bukti Pembayaran Visa untuk Perjalanan Luar Negeri.

-

Kargo/lelebihan bagasi apabila ada.

o Belanja makan dan minum rapat/peserta/petugas/panitia:

-

Kuitansi/Invoice.

-

Faktur/Nota Pengiriman Barang/Surat Jalan.

-

Surat Permintaan dari PPTK ke PA/KPA/PPK.

-

Surat Permintaan dari PA/KPA/PPK ke Pejabat Pengadaan.

-

Notulen.

-

Daftar Hadir.

- Undangan Rapat.

(47)

37

6) Nota Permintaan Dana (NPD)

Nota Permintaan Dana (NPD) adalah nota yang digunakan untuk mencairkan dana melalui bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran pembantu. Pada mekanisme ini tidak terdapat surat pertanggungjawaban (SPJ), tetapi hanya menunjukkan nota atau kwitansi sebagai bukti pertanggungjawaban.

3.3 Mekanisme Pengajuan, Pelaksanaan Belanja dan Pertanggung jawaban Dana UP dan LS

Berdasarkan Permendagri No. 77 Tahun 2020 terdapat pelaksanaan teknis mengenai mekanisme pengajuan, pelaksanaan belanja, dan pertanggungjawaban dana uang persediaan dan pembayaran langsung, diantaranya sebagai berikut:

Mekanisme Pengajuan

1. Penyusunan anggaran kas oleh setiap Kepala SKPD yang didasarkan pada Dokumen Pelaksanaan Aanggaran SKPD beserta jadwal pelaksanaan kegiatannya. Setelah disusun, kemudian disampaikan kepada Kuasa BUD paling lama tiga hari sejak disahkannya DPA-SKPD.

2. Anggaran kas yang diterima oleh Kuasa BUD akan diteliti dengan cara melakukan verifikasi atas anggaran kas SKPD dalam jangka waktu paling lama dua hari terhitung sejak anggran kas SKPD telah diterima.

3. Setelah diverifikasi, Kuasa BUD menyusun rancangan anggaran kas pemerintah daerah (Pemda) berdasarkan anggaran kas SKPD yang kemudian disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku BUD untuk disahkan paling lama satu hari.

(48)

4. Berdasarkan pengesahan anggaran kas Pemda, Kuasa BUD menyiapkan rancangan SPD yang kemudian disampaikan lagi ke PPKD selaku BUD untuk disahkan.

5. SPD yang telah disahkan kemudian disampaikan Kuasa BUD kepada Kepala SKPD. SPD digunakan sebagai dasar penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP).

6. Setelah diterima, Bendahara Pengeluaran menerbitkan dan mengajukan SPP berdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.

a. Pengajuan SPP-UP

- SPP-UP disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran dengan nominal besaran yang sudah ditetapkan berdasarkan SK Kepala Daerah.

- SPP-UP diajukan kepada Pengguna Anggaran (PA) melalui PPK- SKPD.

b. Pengajuan SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa

- Melakukan penyusunan dan penyiapan LS pengadaan barang dan jasa dengan mengacu kepada berita acara dan dokumen pengadaan dimana kelengkapan dokumen tersebut berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan jenis dan sifat pengadaan barang dan jasa yang hendak dilakukan serta diverifikasi oleh Bendahara Pengeluaran/

Bendahara Pengeluaran Pembantu.

- Setelah diverifikasi, barulah Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu menyiapkan SPP-LS pengadaan barang dan

(49)

39

jasa dan diajukan kepada PA/KPA melalui PPK-SKPD/PPK-Unit SKPD untuk disetujui.

7. Pada SPP-UP yang diajukan Bendahara Pengeluaran, kemudian diverifikasi oleh PPK-SKPD guna menyiapkan rancangan Surat Perintah Membayar (SPM) UP untuk ditandatangani oleh PA. Setelah ditandatangani, PA menerbitkan SPM-UP paling lama dua hari sejak verifikasi dinyatakan lengkap dan sah. SPM-UP beserta SPP-UP diajukan kepada Kuasa BUD dengan dilengkapi surat pernyataan tanggung jawab mutlak PA dan surat pernyataan verifikasi PPK-SKPD.

8. Pada SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu kemudian diverifikasi oleh PPK-SKPD/PPK-Unit SKPD. Apabila didapatkan ketidaklengkapan dan ketidaksesuaian, PPK-SKPD/PPK-Unit SKPD meminta perbaikan seta penyempurnaan kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu paling lambat 1 (satu) hari sejak diterimanya SPP-LS. Dalam hal hasil verifikasi dinyatakan lengkap dan sah, PPK SKPD/PPK-Unit SKPD menyiapkan pengajuan SPM-LS untuk ditandatangani oleh PA/KPA. Setelah ditandatangani, PA menerbitkan SPM-UP paling lama dua hari sejak verifikasi dinyatakan lengkap dan sah. SPM-UP beserta SPP-UP diajukan kepada Kuasa BUD dengan dilengkapi surat pernyataan tanggung jawab mutlak PA/KPA dan surat pernyataan verifikasi PPK- SKPD. SPM dapat dikirim secara online dalam bentuk file kepada Kuasa BUD.

(50)

9. Berdasarkan SPM yang diajukan beserta surat pendukung lainnya, Kuasa BUD melakukan verifikasi. Bila terjadi ketidaksesuaian, Kuasa BUD mengembalikan dokumen SPM paling lama satu hari sejak SPM diterima.

Bila dinyatakan lengkap Kuasa BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang ditujukan kepada bank operasional mitra kerjanya paling lama dua hari sejak SPM diterima.

Mekanisme Pelaksanaan Belanja A. Pelaksanaan Belanja Menggunakan UP 1. Pengajuan uang panjar

a. Keperluan akan uang panjar dihitung oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sesuai dengan rencana pelaksanaan sub kegiatan dan DPA SKPD.

b. PPTK menyiapkan NPD.

c. NPD yang sudah disiapkan disampaikan PPTK kepada PA/KPA untuk mendapatkan persetujuan.

d. Setelah disetujui, kemudian disampaikan ke Bendahara Pengeluaran/

Bendahara Pengeluaran Pembantu agar mencairkan uang panjar sesuai yang tercantum dengan pemindahbukuan ke rekening PPTK.

2. Pelaksanaan Belanja

a. Setelah uang panjar diterima, PPTK melakukan belanja sebagai pelaksanaan sub kegiatan yang dikelolanya dengan disertai bukti belanja yang sah sebagai syarat keabsahan.

(51)

41

b. Sub kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, PPTK melakukan penyusunan rekapitulasi belanja dilampiri dengan bukti-bukti yang sah dan kemudian diserahkan kepada Bendahara pengeluaran untuk diverifikasi dan sebagai bahan pertanggungjawaban belanja.

c. Berdasarkan hasil verifikasi, bila terdapat sisa lebih, maka akan dikembalikan ke rekening Bendahara Pengeluaran dan bila terjadi kekurangan, maka akan diberikan ke rekening PPTK.

B. Pelaksanaan belanja tanpa uang panjar

1. PPTK melakukan belanja sebagai pelaksanaan sub kegiatan yang dikelolanya dengan pihak penyedia barang/jasa.

2. Atas belanja yang dilakukan, PPTK diwajibkan untuk mendapatkan bukti belanja yang sah sebagai syarat keabsahan belanja secara materiil.

3. Berdasarkan bukti-bukti tersebut, PPTK menyiapkan NPD.

4. NPD disampaikan kepada PA/KPA untuk mendapatkan persetujuan.

5. PA/KPA menyampaikan NPD yang disetujui kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu.

6. Disaat bersamaan, rekapitulasi belanja dibarengi dengan bukti-bukti yang sah diberikan PPTK kepada Bendahara Pengeluaran/ Bendahara Pengeluaran Pembantu agar diverifikasi.

7. Berdasarkan NPD, rekapitulasi belanja dan bukti yang sah yang sudah terverifikasi, maka Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu melakukan proses pembayaran tunai/non tunai.

(52)

8. Pembayaran secara non tunai dilakukan dengan pemindahbukuan ke rekening pihak penyedia barang/jasa.

Mekanisme Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban administratif 1. Penyusunan LPJ

a. LPJ disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu untuk disampai- kan kepada Bendahara Pengeluaran.

b. Setelah disiapkan dan tersampaikan, maka Bendahara Pengeluaran akan menyiapkan LPJ Bendahara serta melakukan konsolidasi dengan LPJ Bendahara Pembantu. LPJ Bendahara berisikan gambaran tentang jumlah anggaran, realisasi, dan sisa pagu anggaran secara kumulatif.

2. Penyampaian LPJ administratif

a. LPJ Bendahara disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran kepada PA melalui PPK SKPD dengan batas waktu paling lama tanggal 10 bulan berikutnya.

b. LPJ Bendahara yang diterima akan diverifikasi oleh PPK SPKD, yaitu dengan meneliti setiap transaksi belanja disertai dengan buktinya, meneliti penerimaan SP2D, dan menganalisa kepatuhan proses belanja dan pengeluaran kas.

c. Dalam proses verifikasi bila dinyatakan ketidaksesuaian/ketidak- lengkapan, maka Bendahara Pengeluaran diminta untuk memperbaiki LPJ Bendahara tersebut untuk disempurnakan. Bila dinyatakan

(53)

43

lengkap dan sah, LPJ Bendahara ditandatangani PA melalui PPK SKPD.

3.4 Pemakaian Dana APBD oleh Komisi E

Komisi E adalah salah satu dari lima komisi yang merupakan alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD Provinsi Sumut pada awal masa jabatan keanggotaan yang bergerak dalam bidang kesejahteraan rakyat yang mencakup pembidangan, ketenagakerjaan, pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, pemuda dan olahraga, agama, sosial, kesehatan, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, mobilitas penduduk, dan penanganan bencana. Berikut struktur kepemimpinan Komisi E DPRD Prov SU:

Gambar 2.4

Komisi E mempunyai kegiatan dan tugas yang rutin dilaksanakan dalam kesehariannya, yaitu:

a) Menerima, menampung, dan membahas serta menindaklanjuti aspirasi masyarakat terkait dengan bidangnya.

b) Mengupayakan peningkatan kesejahteraan rakyat didaerah.

Ketua Komisi E

Wakil Ketua

Sekretaris Anggota

(54)

c) Melakukan kunjungan kerja/ peninjauan lapangan di Kabupaten/Kota dan Pemerintah Pusat/ Provinsi.

d) Mengadakan rapat internal antar dewan dan staf Komisi E.

e) Mengadakan rapat dengar pendapat sesuai dengan mitra kerja atau bidang terkait.

f) Mengadakan rapat kerja.

Kegiatan dan tugas yang dimaksud diatas merupakan bagian dari pelaksanaan APBD, sehingga dalam pelaksanaannya Komisi E diberikan sarana dan anggaran berupa batas maksimal penggunaan dana sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan kemampuan APBD, maksudnya adalah input dan output harus sebanding. Dengan demikian dana yang digunakan Komisi E terjadi pada saat pelaksanaan tugas dan kegiatan terkhususnya pada pelaksanaan kunjungan kerja dan mengadakan rapat, yaitu dengan memenuhi kebutuhan kegiatan seperti membayarkan biaya yang ditimbulkan. Apabila Komisi E tidak ada kunjungan kerja dan mengadakan rapat maka tidak adanya anggaran yang dipakai.

Kunjungan kerja

Kunjungan kerja dilakukan untuk menjalankan fungsinya baik berupa pengawasan kinerja dan pemantauan mitra kerja secara langsung kelapangan, adanya rapat luar daerah, dan lainnya. Dalam sebulan Komisi E melakukan kunjungan kerja sebanyak 3 kali yang terdiri dari dua kali perjalanan kedalam daerah dan satu kali ke luar daerah dengan biaya yang ditimbulkan berupa :

1. Tiket transportasi, jika dilaksanakan ditingkat provinsi atau diluar provinsi,

(55)

45

2. Biaya minyak kendaraan jika dilaksanakan ditingkat daerah atau berada didalam daerah provinsi,

3. Biaya refresentatif, 4. Biaya penginapan/hotel

5. Biaya lumpsum atau biaya harian Pengadaan Rapat

Rapat yang diadakan Komisi E meliputi rapat internal yang bertujuan mengkaji dan mengevaluasi program kerja yang berhubungan dengan rencana kerja dan wajib dilakukan satu kali dalam setahun dan rapat dengar pendapat yang bertujuan menanggapi atau menindaklanjuti surat masuk yang datang dari suatu lembaga atau mitra kerja maupun pengaduan dari masyarakat dengan memberikan surat balasan yang berisikan penjadwalan pertemuan dan ditandatangani oleh Ketua DPRD Prov Sumut. Biaya yang ditimbulkan dari kegiatan mengadakan rapat, yaitu konsumsi rapat berupa snack.

3.5 Prosedur Pengajuan, Pemakaian, dan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana APBD

3.5.1 Prosedur Pengajuan Dana APBD oleh DPRD Prov SU

Dana yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja SKPD.

Pada DPRD Prov SU, dana APBD yang digunakan untuk keperluan kunjungan kerja dan mengadakan rapat yang dilakukan Komisi E adalah uang persediaan (UP) dan pembayaran langsung (LS). Sehingga dalam pencairan dana APBD, bendahara pengeluaran DPRD Prov SU mengajukan 2 mekanisme, yaitu mekanisme Uang Persediaan (UP) dan mekanisme Langsung (LS).

(56)

1. Prosedur UP

Uang persediaan digunakan untuk membayarkan pengeluaran kegiatan kunjungan kerja yang dilakukan Komisi E yang tidak dapat dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung. Berikut prosedur pengajuan dana UP yang dilakukan DPRD Prov SU:

1. Bendahara Pengeluaran DPRD Prov SU membuat SPP-UP dengan besaran sesuai dengan Keputusan Gubernur tentang Uang Persediaan dan diajukan kepada Kasubag Keuangan dan Perlengkapan DPRD Prov SU selaku PPK- SKPD.

2. Kasubag Keuangan dan Perlengkapan DPRD Prov SU meneliti dokumen SPP- UP, setelah dinyatakan sah dan lengkap maka diterbitkan SPM-UP dan diajukan ke Sekretaris DPRD (Sekwan) selaku Pengguna Anggaran (PA) untuk ditandatangani paling lambat 2 (dua) hari sejak diterimanya dokumen SPP-UP.

3. SPM beserta dokumen SPP-UP diajukan dari Sekwan ke Kantor Gubernur dengan bidik sektor ke Bidang Perbendaharaam Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sumut selaku Kuasa BUD untuk diteliti kelengkapan dan keabsahannya.

4. Setelah diteliti dan dinyatakan lengkap, Bidang Perbendaharaan menerbitkan SP2D paling lambat 2 (dua) hari sejak SPM diterima.

5. SP2D diberikan kepada bendahara untuk proses pentransferan ke rekening Bank Sumut Sekretariat DPRD Prov SU.

(57)

47

2. Prosedur LS

Pembayaran langsung merupakan sejumlah dana yang salah satu kegunaannya digunakan untuk pembayaran pengadaan barang dan jasa. Pada Komisi E, dana LS digunakan untuk membiayai kegiatan pengadaan rapat berupa konsumsi rapat. Berikut prosedur pengajuan dana LS:

1. Berdasarkan SPD, PPTK DPRD Prov SU dibagian Per Undang-undangan menyiapkan dokumen SPP-LS pengadaan barang/jasa untuk disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran DPRD Prov SU dalam rangka pengajuan SPP- LS.

2. Setelah diverifikasi, Bendahara Pengeluaran menerbitkan SPP-LS dan diajukan ke Kasubag Keuangan dan Perlengkapan DPRD Prov SU selaku PPK-SKPD.

3. Kasubag Keuangan dan Perlengkapan DPRD Prov SU meneliti dokumen SPP- LS, setelah dinyatakan lengkap diterbitkan SPM-LS dan diajukan ke Sekretaris Dewan (Sekwan) untuk ditandatangani paling lambat 2 (dua) hari sejak diterimanya dokumen SPP-LS.

4. SPM beserta dokumen SPP-LS diajukan Sekwan kepada Bagian Pembelanjaan pada Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD) Sumut untuk diteliti kelengkapan dan keabsahannya.

5. Bagian Pembelanjaan BPKAD Sumut menerbitkan SP2D paling lambat 2 (dua) hari sejak diterimanya dokumen SPM-LS, kemudian SP2D diteruskan ke Kantor Kas Daerah.

Gambar

Gambar 2.3. Struktur Sekretariat DPRD Provinsi Sumut

Referensi

Dokumen terkait

lakukan pembakaran secara perlahan, yaitu dari suhu ruang bakar sampai sekitar 150 o C, dengan waktu minimal 2 jam. c) Putar tombol kembali pada skala yang lebih

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan pemahaman konsep pada materi

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1) Kriteria koneksi politik dalam sampel penelitian ini hanya diidentifikasikasi dari jabatan dewan direksi,

Selain berusaha untuk mengembangkan dan memproduksi alat-alat elektronik serta meluaskan volume usaha, PT. Sharp Electronics Indonesia juga berpartisipasi dalam peningkatan

Untuk mengelakkan was-was, seseorang perwakilan hanya boleh menyertai satu Persidangan Negeri sahaja dalam tahun diadakan Persidangan Negeri dan jika perwakilan itu

Semakin bagus atau positif informasi, pengetahuan dan pengalaman selama mengikuti sekolah lapang, maka akan sangat tinggi tingkat kepercayaan terhadap program tersebut,

Kali Semarang merupakan bagian utama dari penanganan drainase Kota Semarang bagian. tengah yang memiliki panjang sungai 8,25 km dan luas daerah aliran sungai

Bahasa merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup seseorang. Keterampilan berbahasa memiliki empat keterampilan dasar, antara lain keterampilan menyimak,