• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA PONOROGO Ayu anggraini (NIM : )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA PONOROGO Ayu anggraini (NIM : )"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

AKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA

PONOROGO

Ayu anggraini (NIM :201402003)

Rumpiati, S.ST.,M.PH, Nanang Trihandoko, S.Pd.,M.H

Program Studi D3 Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan Stikes Buana Husada Ponorogo

ABSTRAK

Ayu Anggraini, 2017.”Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Resume Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo”. KTI. Pembimbing I: Rumpiati,S.ST.,M.P.H, Pembimbing II : Nanang Trihandoko,S.p.d.,M.H. Program Studi D3 Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buana Husada Ponorogo.

Upaya untuk meningkatkan mutu sarana pelayanan kesehatan yaitu dengan meningkatkan mutu pelayanan rekam medis meliputi kelengkapan, ketepatan, keepatan dan memberikan informasi untuk kebutuhan pelayanan kesehatan. kelengkapan pengisian pada item-item berkas rekam medis dilakukan melalui analisis kualitatif berkas rekam medis dengan mengecek kembali isi kelengkapan dari dokumen rekam medis salah satu bagian yang terpenting dalam rekam medis yaitu resume medis pasien. selain itu juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas medis, riset medis dan penilaian kinerja rumah sakit.

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaklengkapan resume medis rawat inap di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo.

Analisis pengumpulan data yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan cara studi dokumen, wawanara dan observasi. Studi dokumen dilakukan pada 90 formulir resume medis, sedangkan wawancara dilakukan kepada petugas terkait yang mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaklengkapan resume medis, sedangkan observasi dilakukan untuk melengkapai data hasil dari wawancara.

Hasil studi dokumentasi didapatkan hasil 24% lengkap dan 75% tidak lengkap berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan hasil ketidaklengkapan di sebabkan oleh petugas medis. Hasil wawcanara dan observasi ditemukan tidak adanya kebijakan standar operasional prosedur tentang pengisian formulir resume medis, aktifitas dokter yang penuh juga mengakibatkan minimalnya untuk mengisi formulir resume medis. Sebagai solusi untuk meningkatkan pengisian formulir resume medis yaitu dengan membuat kebijakan panduan standar operasional prosedur tentang pengisian formulir resume medis.

Kata Kuci : Ketidaklengkapan Resume Medis, Rawat Inap.

ABSTRACK

Ayu Anggriani, 2017. "Factors Contributing to Resume Incomplete Medical Inpatient Hospital Waluya Griya Ponorogo". KTI. Supervisor I: Rumpiati, S.ST., M.P.H, Supervisor II: Nanang Trihandoko, S.p.d., M.H. Recorder D3 Studies Program of Medical and Health Informatics College of Health Sciences Buana Husada Roxburgh.

Efforts to improve the quality of health care facilities is to improve the service quality of medical records covering the completeness, accuracy, keepatan and provide information to health care needs.

completeness of the items of medical record file is done through a qualitative analysis of medical record file by rechecking the completeness of the contents of medical record document one of the most important in the medical record that the patient's resume. Except it can also be used to improve medical quality, medical research and hospital performance assessment. The purpose of this research is to know the factors that cause the incompleteness of inpatient medical resume in Hospital Griya Waluya Ponorogo

Analysis of the data collection is descriptive. Techniques of data collection by the study documents, wawanara and observation. Studies document conducted in 90 medical resume form, while the interview is done to the relevant officers who know the factors causing the incompleteness of medical resumes, while the observation is made for the data supplemented the results of the interview.

he study results showed a 24% documentation is complete and 75% incomplete based on the results of these studies showed the incompleteness caused by medical personnel. Results wawcanara and observation found no policy is standard operating procedure of resume form filling medical, doctor filled activities also resulted in minimal to fill out a medical resume. As a solution to improve medical resume form filling is to create a standard operating procedures manual policy on form filling medical resume.

Keywords: Incompleteness Medical Resume, inpatient.

(2)

2

PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat pesat diantaranya adalah rumah sakit, puskesmas, dokter praktik swasta, balai pengobatan, klinik 24 jam, dan dokter keluarga. Rumah sakit memberikan pelayanan yang menyeluruh dan paling komplek dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Rekam Medis berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

untuk mengetahui kelengkapan pengisian pada item- item berkas rekam medis dilakukan melalui analisis kualitatif berkas rekam medis dengan mengecek kembali isi kelengkapan dari dokumen rekam medis salah satu bagian yang terpenting dalam rekam medis yaitu resume medis pasien.

Resume medis merupakan ringkasan dari seluruh perawatan maupun pengobatan yang telah diberikan kepada pasien, selain itu pada lembar resume medis harus ditanda tangani oleh dokter yang merawat.

Komponen yang terdapat didalam resume medis antara lain jenis perawatan yang diterima, keadaan saat mendapatkan perawatan, dan keadaan saat pulang serta tindak lanjut pengobatan setelah pulang.

Kelengkapan resume medis pasien sangat penting, karena berkaitan dengan pengobatan pasien dan pengklaiman BPJS selain itu juga dapat dipergunakan sebagai alat bukti hukum Upaya untuk meningkatkan mutu sarana pelayanan kesehatan yaitu dengan meningkatkan mutu pelayanan rekam medis meliputi kelengkapan, ketepatan, keepatan dan memberikan informasi untuk kebutuhan pelayanan kesehatan.

Rumah sakit griya waluya ponorogo adalah rumah sakit swasta yang dibangun pada tahun Sekitar tahun 1950, setelah revolusi fisik di kota ponorogo.

Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe C.

Berdasarkan studi pendahuluan dapat dilihat bahwa capaian standar pelayanan rumah sakit belum optimal hal ini disebabkan oleh salah satu indikator yang belum terapai yaitu kelengkapan pengisian resume medis pasien menunjukkan bahwa dari pengambilan sempel awal yaitu 25 formulir resume medis terdiri dari 16 (enam belas) formulir resume medis dengan prosentase (64%) tidak terisi lengkap dan hanya 9 dari 25 (dua puluh lima) formulir resume medis dengan prosentase (36%) terisi lengkap. Rata-rata ketidak lengkapan resume medis pasien terdapat dibagian nama terang dokter yaitu (15,5%), tanda tangan dokter (2,2%) tangal masuk (2,2%) dan tangal keluar (4,4%).

Ketidaklengkapan pengisian resume medis di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo dipengaruh dari beberapa faktor yaitu belum dipergunakan sebaik mungkin stndar operasional prosedur evaluasi pengisian rekam medis yang sudah ada di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo, dan belum adanya standar operasional prosedur yang mengatur tentang evaluasi kelengkapan pengisian resume medis, selain itu masih banyak sekali dokumen rekam medis yang belum lengkap ditumpuk dibagian assembling yang mengakibatkan penumpukan berkas rekam medis dan menghambat pelayanan yang diberikan kepada pasien.

Adapun dampak yang terjadi akibat ketidaklengkapan resume medis antara lain terhambatnya pengklaiman BPJS, pelayanan pasien menjadi terhambat dan pelayanan selanjutnya yang diberikan kepada pasien mengenai riwayat penyakit pasien menjadi tidak berkesinambungan karena kurangnya informasi.

Kinerja petugas dibagian assembling dapat ditingkatkan dengan memenuhi aturan, tugas dan tangung jawab sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang talah ditetapkan, diadakanya pelatihan yang diberikan pada pihak rumah sakit kepada dokter agar dapat bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, selain itu diadakan evaluasi

rutin terhadap seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan dan diharapkan dapat memberikan dorongan, motivasi dan meningkatkan produktifitas yang baik untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik mengambil judul “Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Resume Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo”.adapun tujuan penelitian antara lain:

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaklengkapan resume medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui faktor sumber daya manusia (Man) penyebab ketidak lengkapan formulir resume medis rawat inap di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo.

b. Untuk mengetahui faktor keuangan (Money) penyebab ketidaklengkapan formulir resume medis rawat inap di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo.

c. Untuk mengetahui faktor metode (Method) penyebab ketidaklengkapan formulir resume medis rawat inap di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo.

d. Untuk mengetahui faktor sarana dan prasarana (material) penyebab ketidaklengkapan formulir resume medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Griya Walya Ponorogo.

e. Untuk mengetahui faktor alat (Machine) penyebab ketidaklengkapan formulir resume medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Griya Walya Ponorogo.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006), rekam medis yang lengkap adalah dokumen rekam medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu kurang lebih 24 jam setelah selesai pelayanan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang meliputi identitas pasien, anamnesa, rencana asuhan tindak lanjut dan resume medis.

Rekam medis yang lengkap menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan penelitian dan pendidikan serta dapat digunakan sebagai bahan analisis dan evaluasi terhada mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.

Berdasarkan Peraturan menteri kesehatan No. 269/MENKES/PER/III/2008 pada pasal 4 menyebutkan bahwa ringkasan pulang harus dibuat oleh dokter dan dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Resume medis mencerminkan ringkasan segala informasi yang penting, menyangkut pasien dan bisa dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang lebih lanjut oleh karena itu resume medis harus segera dibuat ketika pasien diijinkan pulang dari rumah sakit.

Resume medis ini harus singkat dan hanya menjelaskan informasi penting tentang penyakit, pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan dan pengobatannya. Resume medis harus diisi lengkap karena dengan lengkapnya resume medis maka akan menjadikan mutu rekam medis yang baik. Menurut Hatta (2008), didalam resume medis antara lain jenis perawatan yang diterima pasien, keadaan pasien saat mendapatkan perawatan, dan keadaan saat pulang dan tindak lanjut pengobatan setelah pulang. kelengkapan resume medis merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena resume medis berperan penting dalam menjamin keberlangsungan pelayanan medis dan merupakan syarat utama dalam pengajuan klaim di rumah sakit, puskesmas dan semua penyedia pelayanan kesehatan (PPK) ke badan penyelenggara jaminan kesehatan (BPJS), selain lengkap resume medis harus tepat waktu agar proses klaim berjalan dengan lancar. Apabila resume medis tidak lengkap dapat menyebabkan penolakan oleh verifikator BPJS

(3)

3

sehingga berkas klaim harus dikembalikan kepada rumah sakit agar segera dilengkapi.

Dengan demikian proses pengajuan klaim ke BPJS menjadi terhambat dan proses klaim tidak dapat berjalan lancar. Hal ini akan berdampak pada keterlambatan pencairan dana dari BPJS yang dapat mempengaruhi cash flow rumah sakit sehingga menghambat operasional rumah sakit seperti keterlambatan pembayaran jasa atas pelayanan yang diberikan, pembelian sarana dan prasaran yang menunjang pelayanan di rumah sakit.

Karyoto (2016) menyatakan bahwa, sumber daya adalah bahan atau alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa unsur-unsur sumber daya, organisasi tidak dapat menyelesaikan kegiantannya unsur yang terdapat dalam sumber daya antara lain man (manusia), monay (keuangan), matherial (bahan baku), method (metode), mahine (mesin), dari kelima unsur tersebut dapat diketahui faktor penyebab ketidaklengkapan resume medis pasien.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Cara pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, wawancara dan observasi. Studi dokumen dilakukan pada bulan maret 2017 berkas yang dianalisis adalah berkas pasien yang sudah pulang dan berkasnya sudah di serahkan kepada pihak rekam medis yang belum dilakukan assembling atau proses pengecekan kelengkapannya. Formulir resume medis diambil seara acak sejumlah 90 formulir resume medis, pengambilan data mengunakan lembar ceklis dengan memberi tanda centang (√) apabila tidak lengkap.

Selanjutnya metode wawancara di lakukan untuk mencari faktor- faktor penyebab ketidaklengkapan dokumen rekam medis dan solusi pemecahan masalah.

Wawancara dilakukan pada tanggal Bulan Maret 2017 kepada 5 orang petugas rumah sakit yang terdiri dari kepala unit rekam medis, petugas assembling, dan petigas medis. Metode observasi dilakukan untuk melengkapi sekaligus pembuktian hasil wawancara.

HASIL

Hasil analisis pada 90 formulir resume medis didapatkan bahwa formulir resume medis yang tidak lengkap adalah yaitu (24%) dari 22 formulir resume medis sedangkan untuk persentasi pengisian data formulis resume medis yang tidak lengkap yaitu (75%) dari 68 formulir resume medis. Persentasi tertinggi ketidaklengkapan pengisian pada formulir resume medis pasien rawat inap pada tahun 2017 adalah pada bagian nama terang dokter (54%) berdasarkan hasil wawancara ketidaklengkapan formulir resume medis disebabkan oleh beban kerja dokter yang sangat tinggi sehinga dokter hanya memiliki waktu sangat sedikit di rumah sakit. Ketidaklengkapan pengisian formulir resume medis disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1) faktor petugas (man), 2) keuangan (money), 3) faktor bahan baku (material), 4) faktor prosedur (method), dan 5) faktor alat (machine). Faktor mendasar pada aspek manusia (man) adalah pekerjaan petugas medis yang sangat banyak mengakibatkan minimalnya waktu pengisian formulir resume medis dan keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis melebihi waktu yang telah ditetapkan yaitu 2 x 24 jam. Pada faktor aspek keuangan (money), tidak ada kendala di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo menyatakan bahwa sumber dana sudah terpenuhi pada bagian sarana dan prasaranan untuk penyediaan dokumen rekam medis.

Faktor mendasar pada aspek faktor bahan baku (material) sudah memadai dan mencukupi seperti sudah tersedianya formulir resume medis pasien yaitu yang sudah mencakup seluruh pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien keluar rumah sakit. tetapi di

rumah sakit Griya Waluya Ponorogo belum adanya ruang yang khusus untuk bagian assembling. Faktor mendasar pada aspek prosedur (method) standar operasional prosedur kelengkapan dokumen rekam medis sudah di sosialisasi akan tetapi belum di laksanakan secara maksimal. Selain itu juga belum adanya standar operasional prosedur tentang pengisian formulir resume medis di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo. Faktor mendasar pada aspek alat (machine), belum adanya alat khusus yang digunakan untuk mencetak formulir rekam medis pasien.

Percetakan formulr resume medis di lakukan di tempat percetakan khusus yang sudah melakukan kerja sama dengan pihak Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo.

Gambar 1 Grafik Persentasi Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo

Berdasarkan persentasi Gambar 1 kelengkapan pengisian data formulir resume medis pasien rawat inap pada tahun 2017 dengan sampel 90 formulir resume medis secara keseluruhan lengkap yaitu (24%) dari 22 formulir resume medis sedangkan untuk persentasi pengisian data formulis resume medis yang tidak lengkap yaitu (75%) dari 68 formulir resume medis.

Persentasi tertinggi ketidaklengkapan pengisian pada formulir resume medis pasien rawat inap pada tahun 2017 adalah pada bagian nama terang dokter (54%) berdasarkan hasil wawancara ketidaklengkapan formulir resume medis disebabkan oleh beban kerja dokter yang sangat tinggi sehinga dokter hanya memiliki waktu sangat sedikit di rumah sakit.

PEMBAHSAN

Kelengkapan dokumen rekam medis merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh terhadap proses pelayanan yang dilakukan oleh petugas medis dan mempengaruhi kualitas dari pelayanan suatu rumah sakit. Hasil studi dokumen pada 90 formulir resume medis lengkap adalah 100%, dengan presentasi ketidak lengkapan yang paling banyak adalah dari dokter.

Faktor yang menjadi penyebab ketidak lengkpana resume medis adalah

Faktor sumber daya manusia (Man) di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo diperoleh hasil informasi manyatakan bahwa: (1) Sudah adanya petugas assembling yang terdiri dari satu orang yang bertugas merakit berkas rekam medis. (2) Pengembalian dokumen rekam medis sudah dikembalikan secara rutin, apabila ada dokumen rekam medis yang tidak lengkap oleh pihak petugas assembling dikembalikan kedokter yang bersangkutan tetapi sering sekali terjadi keterlambatan pengembalin dokumen rekam medis kepada pihak petugas rekam medis melebihi waktu yang telah ditetapkan yaitu 2 x 24 jam. (3) Faktor utama ketidaklengkapan resume medis disebabkan oleh aktivitas petugas medis yang sangat banyak mengakibatkan minimalnya waktu pengisian formulir resume medis.

Berdasarkan Permenkes Nomor 269/Menkes/Per/III/2008, Tentang Rekam Medis, Pasal 5 tata cara penyelengaraan Rekam Medis dijelaskan sebagai berikut: (1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam

24%

75%

Lengkap Tidaklengkap

(4)

4

medis. (2) Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. (3) Pembuatan rekam pendokumentasian medis hasil dilaksanakan pemeriksaan, melalui program, pencatatan dan tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (4) Setiap penatatan ke dalam rekam medis harus dibumbuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. (5) Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan di bumbuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129 Tahun 2008, Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menyatakan bahwa kelengkapan pengisian rekam medis adalah rekam medis yang telah diisi oleh dokter dalam waktu <24 jam setelah selesai perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan keperawatan, pelaksanaan tindak lanjut dan resume medis. faktor penyebab ketidaklengkapan rekam medis disebabkan oleh kesibukan dokter yang banyak dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk melengkapi dokumen rekam medis dari pasien yang telah diperiksa.

Permenkes Nomor 269/Menkes/Per/III/2008, Tentang Rekam Medis, Pasal 5 tata cara penyelengaraan Rekam Medis dijelaskan sebagai berikut: (1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis. (2) Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. (3) Pembuatan rekam pendokumentasian medis hasil dilaksanakan pemeriksaan, melalui program, pencatatan dan tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (4) Setiap penatatan ke dalam rekam medis harus dibumbuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. (5) Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan di bumbuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.

Sumber daya manusia (Man) di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo sebaiknya lebih ditekankan pada pengisian formulir resume medis dengan harapan dengan lengkapnya formulir resume medis dapat mempermudah dalam pelayanan pasien apabila pasien datang berobat kembali, semakin banyak rekam medis yang tidak lengkap dalam pengisian kuantitatif maka semakin redah mutu dari rekam medis dan berpengaruh terhadap pengkaiman Badan Penyelengaraan Jaminan Kesehatan (BPJS).

Keuangan (Money) di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo sumber dana sudah terpenuhi pada bagian sarana dan prasaranan untuk penyediaan dokumen rekam medis. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 71 Tahun 2016 tentang petujuk teknis pengunaan dana alokasi khusus non fisik bidang kesehatan tahun 2017 menyatakan bahwa akreditasi rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf d meliputi: (1) Workshop pendukung pemenuhan standar akreditasi rumah sakit.

(2) Pembinaan rumah sakit dalam rangka persiapan akreditasi. (3) Survei akreditasi rumah sakit.

Sumber dana terbatas untuk mendukung kelengkapan dokumen rekam medis serta sistem imbalan yang sesuai dengan beban kerja yang dihasilkan selain itu juga dapat dilihat dari dana yang digunakan dalam pelatihan dan pendidikan yang dilakukan guna untuk menunjang tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal (Nurhaidah, 2016).

Terpenuhinya sumber dana keuangan (Money) di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo diharapkan

dalam penyediaan formulir resume medis terpenuhi sesuai dengan kebutuhan rumah sakit guna untuk menunjang sarana pelayanan kesehatan yang optimal.

Dan meningkatkan kualitas kinerja rumah sakit.

Sarana prasarana (Material) di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo belum tersedia ruang khusus yang digunakan untuk merekap dokumen rekam medis di unit assembling, sudah adanya formulir resume medis dan susunan formulir resume medis yang mudah di pahami, persediaan formulir resume medis dan alat tulis kantor (ATK) diruang pelayanan medis juga sudah terpenuhi, sehinga diharapkan dalam pengisian formulir resume medis secara lengkap dan terpenuhi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo belum tersedia ruang yang khusus untuk bagian assembling atau bagian perakitan dokumen rekam medis masih tercampur menjadi satu dengan ruang filling dan ruang pendaftaran pasien.

Bedasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana merupakam sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan sedangkan prasarana merupakan penunjang terselengaranya suatu proses. Sarana dalam kelengkapan dokumen rekam medis yaitu dengan cara melengkapi isi dari formulir resume medis, sedangkan prasarana merupakan tempat atau ruang khusus untuk melengkapi formulir resume medis, dilihat dari sarana prasarana belum memadai belum adanya ruang khusus untuk melengkapi formulir resume medis.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2016 tentang teknis dan pembangunan prasarana rumah sakit letak ruang rekam medis harus memiliki akses yang mudah dan cepat ke ruang rawat jalan dan ruang gawat darurat. Desain tata ruang rekam medis harus dapat menjamin keamanan penyimpanan berkas

rekam medis.

Luar ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, dengan perhitungan 3-5 m2 Per petugas, kebutuhan ruangan di ruang rekam medis di sesuaikan dengan jenis kebutuhan pelayanan serta ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) di rumah sakit.

Ruang kerja merupakan hal utama yang dapat digunakan untuk menunjang terselesaikanya suatu pekerjaan. Di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo belum adanya ruang khusus di bagian unit assembling yang kemungkinan besar dapat menghambat kegiatan analisis kualitatif dan kuantitatif petugas assembling.

Sebaiknya diadakan ruang khusus di bagian unit assembling dengan harapan dapat meningkatkan kinerja petugas untuk meminimalkan penumpukan dokumen rekam medis dan dapat terselengaranya kegiatan analisis kuantitatif dan kualitatif dengan baik.

Di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo belum adanya ruang khusus di bagian unit assembling yang kemungkinan besar dapat menghambat kegiatan analisis kualitatif dan kuantitatif petugas assembling.

Sebaiknya diadakan ruang khusus di bagian unit assembling dengan harapan dapat meningkatkan kinerja petugas untuk meminimalkan penumpukan dokumen rekam medis dan dapat terselengaranya kegiatan analisis kuantitatif dan kualitatif dengan baik.

Metode (Method) Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan rekam medis dari segi sarana dan prasarana di Rumah Sakit Griya Waluya ponorogo.

Sudah adanya standar operasional prosedur yang mengatur tentang kelengkapan dokumen rekam medis tetapi belum dilaksanakan secara maksimal selain itu juga belum adanya standar operasional prosedur yang mengatur tentang pengisian resume medis di Rumah Sakit Griya Waluaya Ponorogo.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/MENKES/PER/IV/2007 Tentang izin praktek kedokteran BAN 1 pasal 1 ayat 10 Standar Operasional Prosedur adalah suatu perangkat intruksi atau langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu, dimana

(5)

5

untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.

Sumber daya manusia (SDM) harus memenuhi standar operasional prosedur kelengkapan pengisian rekam medis di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo, dengan harapan dapat meminimalkan tidak lengkapnya formulir resume medis, selain itu sebaiknya diadakanya standar operasional prosedur tentang pengisian formulir resume medis dengan harapan memudahkan petugas medis dalam pengisian.

Alat (Machine) Belum adanya alat yang digunakan dalam mencetak formulir resume medis pihak rumah sakit melakukan kerja sama dengan pihak pencetakan khusus.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit menyatakan bahwa fasilitas adalah segala hal yang menyangkut sarana prasarana maupun alat (baik alat medik, maupun non medik) yang dibutuhkan oleh rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.

Sarana dan prasarana merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencetak keberhasilan suatu instansi berdasarkan data yang didapatkan. Di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo belum adanya alat yang digunakan untuk mencetak dokumen rekam medis hal tersebut dapat menghambat penyediaan dokumen rekam medis apabila persedian rekam medis apabila sewaktu-waktu habis, maka dari itu dapat menghambat pelayanan yang akan di berikan kepada pasien.

Berdasarkan keterangan tersebut sebaiknya diadakan alat cetak dokumen rekam medis di rumah sakit guna untuk mempermudah dalam penyediaan dokumen rekam medis salah satunya yaitu formulir resume medis. Dengan pengadaan alat pencetak formulir rekam medis diharapkan kualitas dari rumah sakit semakin meningkat.

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan rekam medis dari segi sarana dan prasarana di Rumah Sakit Griya Waluya ponorogo. Sudah adanya standar operasional prosedur yang mengatur tentang kelengkapan dokumen rekam medis tetapi belum dilaksanakan secara maksimal selain itu juga belum adanya standar operasional prosedur yang mengatur tentang pengisian resume medis di Rumah Sakit Griya Waluaya Ponorogo. Sumber daya manusia (SDM) harus memenuhi standar operasional prosedur kelengkapan pengisian rekam medis di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo, dengan harapan dapat meminimalkan tidak lengkapnya formulir resume medis, selain itu sebaiknya diadakanya standar operasional prosedur tentang pengisian formulir resume medis dengan harapan memudahkan petugas medis dalam pengisian.

Belum adanya alat yang digunakan dalam mencetak formulir resume medis pihak rumah sakit melakukan kerja sama dengan pihak pencetakan khusus. Sarana dan prasarana merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencetak keberhasilan suatu instansi berdasarkan data yang didapatkan. Di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo belum adanya alat yang digunakan untuk mencetak dokumen rekam medis hal tersebut dapat menghambat penyediaan dokumen rekam medis apabila persedian rekam medis apabila sewaktu-waktu habis, maka dari itu dapat menghambat pelayanan yang akan di berikan kepada pasien.

Berdasarkan keterangan tersebut sebaiknya diadakan alat cetak dokumen rekam medis di rumah sakit guna untuk mempermudah dalam penyediaan dokumen rekam medis salah satunya yaitu formulir resume medis.

Dengan pengadaan alat pencetak formulir rekam medis diharapkan kualitas dari rumah sakit semakin meningkat. Kelengkapan resume medis merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena resume medis berperan penting dalam menjamin

keberlangsungan pelayanan medis, hal ini dapat menyebabkan dampak internal dan ekternal karena hasil pengolahan data menjadi dasar pembuatan laporan yang baik, laporan tersebut berkaitan dengan penyusunan berbagai perenanaan rumah sakit, pengambilan keputusan oleh pimpinan khususnya dalam evaluasi pelayanan yang diberikan dengan harapan dapat menjadi lebih baik. Selain itu kelengkapan rekam medis menjadi syarat utama dalam pengajuan pengklaiman dana asuransi di rumah sakit, ke Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS), Apabila resume medis tidak lengkap dapat menyebabkan penolakan oleh verifikator BPJS sehingga berkas klaim harus dikembalikan kepada rumah sakit agar segera dilengkapi. Maka dari itu diharapkan kelengkapan dokumen rekam medis menjadi faktor utama untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diharapkan di Rumah Sakit Griya Waluya dapat meminimalkan penurunan kualitas dari rumah sakit. Sebaiknya dalam upaya pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan dengan cara diadakan sosialisasi terhadap standar operasional prosedur tentang kelengkapan dokumen rekam medis guna untuk meningkatkan suatu kinerja petugas untuk melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturanya. Pengadaan standar operasional prosedur resume medis diadakan untuk mempermudah dalam melakukan pencatatan formulir sesuai dengan ketentuan pengisian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo, adapun hasil informasi yang diperoleh antara lain: (1) Faktor utama yang mempengaruhi ketidaklengkapan formulir resume medis rawat inap di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo dari segi sumber daya manusia (Man) adalah aktifitas dokter yang banyak mengakibatkan minimalnya waktu pengisian formulir resume medis. (2) Faktor utama yang mempengaruhi ketidaklengkapan formulir resume medis di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo dari segi keuangan (Money) sudah tercukupi dari pihak rumah sakit, tidak adanya kendala dari segi keuangan rumah sakit penyediaan dari formulir resume medis sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.

(3) Faktor utama yang mempengaruhi ketidaklengkapan formulir resume medis rawat inap di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo dari segi sarana dan prasarana (4) (Material) belum adanya ruang ksusus dibagian unit assembling masih tercampur dengan ruang rekam medis lainya. Faktor utama yang mempengaruhi ketidaklengkapan formulir resume medis rawat inap di Rumah Sakit Griya Waluya Ponorogo dari segi metode (Method) belum adanya standar operasional prosedur yang mengatur kelengkapan pegisian formulir resume medis. (5) Alat (Machine) belum adanya alat khusus yang digunakan untuk mencetak dokumen rekam medis salah satunya yaitu formulir resume medis.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian adapun solusi yang dapat digunakan untuk menghindari terjadinya masalah ketidaklengkapan resume medis rawat inap maka peneliti memberikan saran antar lain: (1) Bagi rumah sakit dari segi sumber daya manusia (Man) sebaiknya mengadakan sosialisasi tentang Analisis Kuantitatif untuk unit lain khususnya dokter dan perawat agar diperoleh kualitas kerja yang baik dalam manajemen pengambilan keputusan rumah sakit. (2) Bagi rumah sakit dari segi metode (Methode) sebaiknya diadakan standar operasional prosedur (SOP) kelengkapan resume medis yang digunakan untuk mempermudah dalam pengisian resume medis. (3) Bagi rumah sakit dari segi material (Material) sebaiknya diadakan ruang bagian unit assembling guna untuk mempermudah petugas dalam melakukan analisis

(6)

6

kualitati maupun kuantitatif berkas rekam medis. (4) agi rumah sakit dari segi alat (Machine) sebaiknya diadakan alat yang digunakan untuk mencetak formulir rekam medis guna untuk mempermudah dalam penyediaan dokumen rekam medis salah satunya resume medis apabila sewaktu-waktu habis.

Daftar Pustaka

Depkes Ri. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Indonesia. Jakarta: Depkes RI

Hatta, R. Gemala. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Karyoto. 2016. Dasar-Dasar Manajemen Teori Definisi Dan Konsep. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129 Tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.340/Menkes/Per/III/2010 Tentang Rumah Sakit

Nurhaidah. Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit. Online Published First, Vol 29, No. 258-264

Peraturan Menteri Kesehatan No:269/III/Menkes/2008 Tentang Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2016 tentang teknis dan pembangunan prasarana rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/MENKES/PER/IV/2007 Tentang izin praktek kedokteran.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit

Undang–Undang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Teknis Dan Pembangunan Prasarana Rumah.

Gambar

Gambar  1  Grafik  Persentasi  Kelengkapan  Pengisian  Resume  Medis  Rawat  Inap  Di      Rumah  Sakit Griya Waluya Ponorogo

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan merupakan aktifitas bank syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan

Kegiatan IbM ini mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan physics education software (PhET, Screen O Matic, Flipbook Maker, Quiziz, Filmora) dalam mengedit maupun

Penelitian ini mempunyai keterbatasan antara lain sebagai berikut. Penelitian ini hanya meneliti pada perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan pada perusahaan yang

Adapun hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Pertama, Jatuhnya Kerajaan Patani disebabkan perebutan kuasa dalam kalangan raja-raja Patani dan krisisnya pucuk pimpinan.,

Type Z 10 dan Hp Blackberry dari Handphone tersebut; Bahwa yang mendasari barang tersebut milik saksi adalah bukti kepemilikan.. berupa Doz Book dari

Evaluasi pembelajaran cooperative learning pada mata pelajaran akidah akhlak di Madarasah Aliyah Se-KKM MAN 3 Cianjur, dilakukan terhadap para siswa yang menjadi

Hasil pengembangan produk berdasarkan mode Design and Development Research (DDR) yang dikembangkan oleh Richey &amp; Klein. Pada penelitian pengembangan awal, hanya

Agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, selain kompetitivitas harga, produsen produk olahan ikan Indonesia mutlak harus menyesuaikan produknya dengan standar