The decrease of cholesterol levels on broiler meat by the addition of crude fish oil
1*Widya Paramita Lokapirnasari, 2Akmal Sinin, 3Retno Bijanti
1,2,3 Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga
ABSTRACT
This research was to know the potential of crude fish oil to decreased total cholesterol levels in broiler meat. Twenty broiler divided in four treatment groups and five replications, P0:
standart feed without crude fish oil as control, P1: standard feed + 1% crude fish oil, P2:
standard feed + 2% crude fish oil, P3: standard feed + 4% crude fish oil. The results of this research showed significance difference (P<0.05) among control and all treatments. The addition of fish oil on standard feed could decrease in cholesterol levels. In control showed the highest total cholesterol levels of broiler meat (83.844 mg/100 g) and the lowest of total cholesterol levels showed by the addition of 2% and 4% fish oil (68.281 mg/100 g and 68.278 mg/100 g) respectively. The conclusion of this research that addition of 2% crude fish oil could decrease total cholesterol levels in broiler meat from 83.844 mg/100 g to be 68.281 mg /100 g.
Key words : cholesterol level, crude fish oil, broiler meat
*Correspondence: Farm Department Faculty of Veterinary Medicine Airlangga University.
Mulyorejo Rd. “C” Campus Surabaya - Indonesia 60115. e-mail:
[email protected] PENDAHULUAN
Minyak ikan yang sudah mengalami proses pemurnian maupun yang masih belum mengalami proses pemurnian mengandung asam lemak omega-3 yang berperan untuk pencegahan penyakit jantung melalui penurunan resiko trombosis dan aterosklerosis akibat perubahan profil lipid plasma dan sintesis eikosanoid. Minyak ikan berpotensi positif baik terhadap efek fisiologis atau efek metabolisme karena minyak ikan merupakan long chain- polyunsaturated fatty acid (LC-PUFA) yang berperan positif terhadap parameter kinerja broiler.
Asam lemak omega-3 berperan pada kesehatan manusia dan hewan (Pike, 1999). Selain trigliserida minyak ikan kasar mengandung komponen lain seperti fosfolipid, sterol, pigmen, hidrokarbon dan vitamin. Penggunaan minyak ikan pada formula pakan unggas dapat memberi keuntungan secara ekonomis yaitu dapat memenuhi kebutuhan energi serta memperbaiki komposisi asam lemak (Newman, 2002).
Penurunan kadar plasma trigliserida (TG) dan kolesterol pada broiler dapat terjadi jika ayam mengkonsumsi pakan yang mengandung polyunsaturated fatty acid (PUFA) bila dibandingkan dengan ayam yang menkonsumsi asam lemak jenuh (Newman, 2002). Asam lemak omega-3 berperan menekan sintesis trigliserida dan apolipoprotein B, meningkatkan penurunan very low
density lipoprotein (VLDL) di hati atau jaringan perifer dan meningkatkan ekskresi empedu, sehingga dapat menurunkan konsentrasi serum kolesterol dan trigliserida (Leaf dan Weber, 1988).
Minyak ikan kasar dihasilkan dari proses ekstraksi dan pemurnian. Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi basah yang meliputi pemasakan ikan dengan uap air panas untuk merusak struktur sel dan pengepresan terhadap minyak yang telah dipanaskan (Estiasih, 2009).
Secara umum, minyak ikan kasar merupakan sumber yang kaya asam lemak omega-3. Profil dari asam lemak dihasilkan dari ekstraksi, untuk minyak yang berbeda bervariasi berdasarkan waktu, musim, metode pengolahan dan spesies ikan (Alparslan, 2005).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui penggunaan minyak ikan kasar sebagai feed additive pada pakan standart broiler yang berpotensi untuk menurunkan kadar total kolesterol pada daging ayam.
METODE
Perlakuan pertama menambahkan 1% minyak ikan ke dalam campuran pakan standar yakni 1% dari total jumlah pakan yang dibuat. Perlakuan kedua menambahkan 2% minyak ikan kedalam campuran pakan basal yakni 2% dari total jumlah pakan yang di buat. Perlakuan ketiga menambahkan 4% minyak ikan kedalam campuran pakan basal yakni 4% dari total jumlah pakan yang dibuat. Pakan dibuat menjadi dua yakni dalam bentuk mash dan pelet. Pakan mash diberikan pada periode starter 1 sampai 17 hari, pakan pelet diberikan periode finisher 25 sampai 35 hari. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke 36. Sampel diambil dengan cara mengambil sampel daging ayam pada bagian dada seberat 50 gram, dimasukkan kedalam pot sampel untuk setiap perlakuan. Sampel daging ayam diuji dengan menggunakan metode Lieberman-Buchard dengan alat spektrofotometer
DISKUSI
Hasil analisis kadar kolesterol pada daging broiler menunjukkan bahwa pada pemberian formula pakan yang mengandung minyak ikan kasar menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05) antara kontrol dan perlakuan. Kadar kolesterol yang tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol (83.844 mg/100 g) yang berbeda dengan perlakuan lainya. Kadar kolesterol yang sama baiknya terdapat pada daging broiler pada perlakuan penggunaan minyak ikan sebesar 2%
(68.281 mg/100 g) dan penggunaan minyak ikan sebesar 4% (68.278 mg/100 g) (Tabel 1).
Tabel 1. Rata-rata Kadar Kolesterol Daging Ayam Broiler Perlakuan (mg/100 g) Perlakuan Rata-rata Kadar Kolesterol Daging Ayam Broiler ±
SD P0 ( 0% )
P1 ( 1% ) P2 ( 2% ) P3 ( 4% )
83.844a ± 2,418 77.672b ± 0,844 68.281c ± 0,888 68.278c ± 0,956
Keterangan:Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05).
Penurunan kadar kolesterol pada perlakuan disebabkan karena minyak ikan merupakan sumber omega-3 poly unsaturated fatty acid (PUFA) yang dapat menurunkan trigliserida pada daging broiler bila dibandingkan dengan pemberian pakan yang mengandung saturated fatty acid (SFA). Asam lemak omega 3 menekan sintesis trigliserida dan apolipoprotein B meningkatkan pemindahan atau penghilangan VLDL oleh jaringan perifer atau hati serta meningkatkan ekskresi empedu dalam ekskreta (Newman, 2002).
Minyak ikan mengandung omega-3, yang dapat berperan menurunkan tingkat kolesterol dalam daging. Ekskresi lipid memiliki efek regulator yang digambarkan sebagai penurunan trigliserida karena kemampuan serat untuk mengikat lipid. Penurunan kolesterol disebabkan adanya peningkatan high density lipoprotein (HDL) dan penurunan low density lipoprotein (LDL) serta VLDL dalam serum (Musa dkk., 2007; Sarikhan dkk., 2009). Oleh karena itu, penurunan kolesterol total dalam serum akan sebanding dengan kolesterol total dalam daging.
Kandungan asam lemak omega-3 dalam ransum berpengaruh terhadap konsentrasi kolesterol. Menurut Piliang dan Djoyosoebagio (2006) asam lemak omega-3 berperan dalam pengaturan metabolisme kolesterol yang meliputi transport dan ekskresi kolesterol. Pemberian minyak ikan yang kaya akan omega-3 dalam ransum ayam petelur dapat menurunkan kandungan kolesterol serum dan telur. Sebanding dengan pemberian minyak ikan lemuru pada ayam broiler juga dapat menurunkan kandungan kolesterol daging ayam broiler.
Komposisi asam lemak dalam produk kuning telur dapat dipengaruhi ransum yang mengandung asam lemak, yaitu jika asam lemak jenuh dalam ransum banyak maka dihasilkan pula banyak asam lemak tersebut dalam kuning telurnya (Saerang, 2003; Montesqrit dan Adrizal, 2008).
Di dalam hati proses metabolisme asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) cepat terjadi, sehingga juga terjadi peningkatan ekskresi dan stimulasi oksidasi kolesterol menjadi garam empedu. Hal inilah yang turut menyebabkan penurunan kadar total kolesterol darah. Di dalam darah normal ayam broiler, kadar total kolesterol darah normal berkisar antara 125 mg/dl sampai 200 mg/dl (Hanafiah, 2009). Peningkatan atau penurunan kandungan kolesterol dalam daging berkaitan langsung dengan kandungan nutrisi pakan dan penggunaan minyak ikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian minyak ikan kasar sebesar 2%
pada formula broiler dapat menurunkan kadar total kolesterol pada daging broiler. Hasil penelitian ini menunjukkan status dan informasi kesehatan produk daging broiler yang dihasilkan aman dikonsumsi serta dapat meningkatkan status kesehatan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Alparslan, G., Ozdogan, M. 2006. The effects of diet containing fish oil on some blood
parametersand the performance values of broilers and costefficiency. Int. J. Poultry Sci. 5: 415-419.
Estiasih, T. 2009. Minyak Ikan (Teknologi & Penerapannya untuk pangan dan kesehatan). Graha Ilmu. Yogyakarta.
Hanafiah, T.H. 2009. Kadar Serum Darah Ayam Peteluryang Diberi Air Rebusan Daun Sirih.
Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Leaf,A., Weber, P.C.1988. Cardiovascular effects of n-3 fatty acids. N. Engl. J. Med.318:549- 557
Montesqrit dan Adrizal. 2008. Optimasi Produksi Mikrokapsul Minyak Ikan sebagai Feed Aditif untuk Menghasilkan Produk Unggas Kaya Asam Lemak Omega-3 dan Rendah Kolesterol. Penelitian Hibah Bersaing Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Padang.
Musa, H.,G.H. Chen, J.H. Cheng., G.M. Yousif. 2007. Relation between Abdominal Fat and Serum Cholesterol, Trygliserides, and Lipoprotein Concentrations in Chicken Breeds.
Turk. J. Vet. Anim. Sci., 31(6): 375-379. Tubitak.
Newman, R. E., Bryden, W.L., Fleck, E., Ashes, J., Buttemer, W. A., Storlien, L. H., Downing, J. A. 2002. Dietary n-3 and n-6 fatty acids alteravian metabolism: metabolism and abdominal fat deposition. Br. J. Nutr. 88: 11-18.
Pike, I. H 1999. The role of long chain omega-3 polyunsaturated fatty acids in animalfeeding.
IfomaTec.Bull.3:1-40
Piliang, W. G. & S. Djojosoebagio. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume I. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.
Saerang, J. L. P. 2003. Efek pakan dengan penambahan berbagai minyak terhadap produksi dan kualitas telur. Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor
Sarikhan, M., H.A. shahryari, K. Nazer-adl, B. Gholizadeh and B. Beheshtsarikhan. 2009. Effects of Insoluble Fiber on Serum Biochemical Characteristics in Broiler. International Journal Of Agriculture & Biology, Vol. 11, No. 1 ISSN Print: 1560-8530; ISSN Online:
1814-9596 08-129/AWB/2009/11-1-73-76 http://www.fspublishers.org.