• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF UNTUK PENGOLAHAN DATA PENJUALAN (STUDI KASUS: UD.WASKITA KARYA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF UNTUK PENGOLAHAN DATA PENJUALAN (STUDI KASUS: UD.WASKITA KARYA)."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF UNTUK PENGOLAHAN DATA PENJUALAN

(STUDI KASUS: UD.WASKITA KARYA)

Diajukan Oleh : ARIEF RAKHMADI

NPM. 0534010295

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN “ JAWA TIMUR “

(2)

PENJUALAN

(STUDI KASUS: UD.WASKITA KARYA)

Disusun Oleh:

Arief Rakhmadi

NPM: 0534010295

telah dipertahankan dihadapan

dan diterima oleh tim penguji skripsi

jurusan teknik informatika

upn jatim

pada tgl 8 Oktober 2010

Tim Penguji: Pembimbing I

1. Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.M NIP. 196 407 419 880 310 01 NIP. 273 020 640 213

Pembimbing II

2. Achmad Junaidi, S.Kom NIP. 378 110 401 99

Doddy Ridwandono, S.Kom NIP. 278 050 740 218 3. Barry Nuqoba, S.Si, S.Kom

NIP.

mengetahui

dekan FTI

Ir. Sutiyono, MT

(3)

ABSTRAK

Ketika teknologi informasi melanda indonesia di awal tahun 90-an, Sistem

Informasi Eksekutif (EIS = Executive Information System) merupakan salah satu ciri yang banyak ditawarkan para pembuat perangkat lunak kepada perusahaan.

Modul yang diperuntukkan bagi para anggota Direksi dan Manager senior ini

menawarkan kemudahan–kemudahan tertentu bagi para pelaku utama bisnis ini

untuk melakukan kontrol secara langsung terhadap perusahaan yang dipimpinnya.

Sistem Informasi Eksekutif yang penulis buat merupakan pengembangan

dari basis data aplikasi yaitu MIS (Manajemen Information System). Desain dan karakter dari sistem informasi ini disesuaikan dengan percepatan fasilitas yang

ada disesuaikan percepatan aktivitas yang di lakukan. Kecenderungan para

eksekutif memandang sebuah informasi harus dituangkan dengan rapi dalam ruang lingkup analisa yang ada, bukan lagi sekedar pengamatan terhadap data yang

sudah ada. Masalah yang terjadi selama ini pada perusahan yang penulis jadikan

studi kasus ialah bagaimana agar pihak manajemen bisa mendapatkan data yang

dinamis dalam penyajian informasi dan mendukung eksekutif untuk mendapatkan informasi penting dan bagaimana membuat suatu sistem informasi yang dapat

menampilkan data/laporan tiap layer manajemennya. Dengan dibuatnya aplikasi ini diharapakan pihak manajemen lebih mudah mendapatkan informasi penting

dari aplikasi SIE.

(4)

KATA PENGANTAR

Perjalanan yang panjang dan melelahkan akhirnya bermuara juga.... ya,

akhirnya penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini, meskipun masih banyak

kekurangan yang dimiliki penulis selama masih menuntut ilmu di UPN

”VETERAN” JATIM.

Yang pertama dan paling pertama.... thanks to Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberiku kesehatan dan banyak

pengetahuan melalui berbagai aspek dan wujud sehingga penulis bisa

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada panutan dan suri

tauladan Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta umat beliau

yang senantiasa istiqomah di atas sunnah beliau.

Disamping rasa syukur penulis yang sangat besar kepada Allah SWT,

penulis juga ingin menyempaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis: M. Zainuddin Aziz dan Ida Machmudah, thanks atas

kepercayaan, fasilitas yang diberikan, dan dukunganya, terutama kasih sayang

dan do’anya.

2. Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Industri

3. Basuki Rachmat, S.Si, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

4. Dosen pembimbing penulis ¹ Hj. Asti Irfianti, S.Kom, M.M dan ² Doddy

Ridwandono, S.Kom yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan kepada penulis selama pengerjaan Tugas Akhir ini.

5. Jajaran dosen penguji, thanks sudah bersedia meluluskan penulis . Serta

semua dosen Teknik Informatika yang pernah mengajarkan ilmu kepada

(5)

iii

6. Trima kasih teman-teman yang ikut seminar lesan gelombang I bulan oktober

2010 yang telah memberi semangat dan bantuan informasi penulis untuk

kelancaran ujian lesan. ojok goyang rek...!!!

7. Untuk teman-teman semua yang membantu penulis selama dalam menjalani

kuliah, penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih.

Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dan

mengharapkan saran dan kritik demi kemajuan ke depan yang lebih baik.

Surabaya, 3 November 2010

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah... 3

1.4. Tujuan dan Manfaat ... 4

1.5. Metodologi Pembuatan Skripsi ... 4

BAB II TINJAUAN TEORI ... 7

2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Eksekutif ... 7

2.1.1. Sistem ... 7

2.1.2. Informasi ... 8

2.2. Data Warehouse ... 9

2.2.1. Pengertian Datawarehouse ... 9

2.2.2. Arsitektur Datawarehouse ... 10

2.2.3. Kenapa dan untuk pada Datawarehouse ... 11

2.2.4. OLAP (Online Analitical Process) ... 12

2.2.5. OLTP (Online Transaction Process) ... 13

2.2.6. Keuntungan Datawarehouse ... 13

2.2.7. Kerugian Datawarehouse ... 14

2.3. Konsep dasar EIS ... 15

2.3.1. Implementasi EIS ... 15

2.3.2. Drilling Down ... 16

2.4. Pengenalan Query ... 17

2.4.1. Hubungan Database Dengan Pemrosesan Query ... 19

(7)

v

2.5. Konsep Dasar HCI ... 21

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 23

3.1. Desain dan Permodelan ... 23

3.1.1. Permodelan Dimensi ... 23

3.1.2. Permodelan Hirarki ... 25

3.1.3. Data Flow Diagram ... 26

3.1.4. Entity Relasional ... 27

3.1.5. Desain Tabel... 27

BAB IV IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK ... 37

4.1. Lingkungan Pembuatan Perangkat Lunak ... 37

4.2. Implementasi Antarmuka ... 38

4.2.1. Antarmuka Halaman UD.WASKITA KARYA ... 38

4.2.2. Antarmuka Halaman Sistem Informasi Eksekutif ... 39

4.2.3. Antarmuka Halaman Grafik Batang... 40

4.2.4. Antarmuka Halaman Grafik Pie ... 40

4.3. Roll Up ... 41

BAB V UJI COBA DAN ANALISA ... 42

5.1. Uji Coba Basis Path ... 42

5.2. Uji Coba Fungsionalitas ... 44

5.2.1. Uji Coba Proses Drill Down ... 44

5.2.1.1. Uji Coba Menampilkan Grafik Pada Level Tahun ... 46

5.2.1.2. Uji Coba Menampilkan Grafik Pada Level Triwulan ... 47

5.2.1.3. Uji Coba Menampilkan Grafik Pada Level Area . 48 5.2.1.4. Uji Coba Menampilkan Grafik Pie ... 50

5.2.1.5. Uji Coba Detail Pembelian Customer ... 51

5.2.2. Uji Coba Proses Roll Up ... 52

5.3. Hasil Uji Coba Fungsionalitas ... 53

5.3.1. Hasil Uji Coba Proses Drill Down ... 53

(8)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

6.1. Kesimpulan ... 55

6.2. Saran ... 55

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

2.1 Perbedaan OLAP dan OLTP ... 13

2.2 Attribute dan Tuples dari Relasi Student ... 20

2.3 Contoh Katalog yang Menyimpan Informasi Tentang Database ... 21

3.1 T_penjualan ... 34

3.2 T_bulan ... 34

3.3 T_triwulan ... 34

3.4 T_master_bhn_jadi ... 35

3.5 T_detail_kategori ... 35

3.6 T_kategori ... 35

3.7 T_customer ... 35

3.8 T_kota ... 36

3.9 T_area ... 36

3.9 T_nota ... 36

3.9 T_sales ... 36

5.1 Hasil Uji Coba Proses Drill Down ... 53

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika teknologi informasi melanda indonesia di awal tahun 90-an, Sistem Informasi Eksekutif (EIS = Executive Information System) merupakan salah satu ciri yang banyak ditawarkan para pembuat perangkat lunak kepada perusahaan. Modul yang diperuntukkan bagi para anggota Direksi dan Manager senior ini menawarkan kemudahan–kemudahan tertentu bagi para pelaku utama bisnis ini untuk melakukan kontrol secara langsung terhadap perusahaan yang dipimpinnya.

Akan lebih jelas lagi kebutuhan akan Sistem Informasi Eksekutif

(12)

akan terbuang waktunya apabila tidak didukung sebuah sistem yang membantu mengatasi segala permasalahaan data yang ingin diolahnya.

Pada laporan ini penulis mengambil studi kasus di perusahaan yang bergerak di bidang furniture UD.WASKITA KARYA dimana perusahaan tersebut mempunyai kendala/masalah yang dialami oleh eksekutif dalam analisa data penjualan. Pihak eksekutif selama ini selalu mengalami kesulitan dalam menganalis data penjualan karena di sistem manajemennya masih menggunakan laporan-laporan yang bersifat manual dan memakan waktu, tenaga, pikiran apabila untuk menganalisa data penjualan yang sangat banyak sedangkan pihak manajemen tidak ada waktu untuk menganalis data sebanyak itu. UD. WASKITA KARYA sangatlah membutuhkan sistem informasi yang dapat mengcover semua data penjualan agar pihak eksekutif mampu melakuan tindakan yang penting untuk meningkatkan jumlah penjualan di tiap periodenya.

Karena itulah penulis memberikan sebuah solusi yang mulai banyak dikembangkan saat ini untuk mengcover kebutuhan para eksekutif

dalam hal manajemen data lintas dimensi yaitu melalui Sistem Informasi

(13)

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka didapatkan rumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana agar pihak manajemen bisa mendapatkan data yang dinamis dalam penyajian informasi dan mendukung eksekutif untuk mendapatkan informasi penting ?

2. Bagaimana membuat suatu sistem informasi yang dapat menampilkan data/laporan tiap layer manajemennya ?

1.3 Batasan Masalah

Perancangan dan pembuatan perangkat lunak ini kami batasi pada pembahasan:

1. Pengolahan data penjualan.

2. Waktu pengaksesan data sample hanya terbatas pada tahun 2009. 3. Wilayah pengaksesan data sample di dalam pulau jawa dan diluar

pulau jawa (Bali,Kalimantan,Sulawesi).

4. Jangkauan kerja EIS sangat luas, tetapi dalam proyek akhir ini hanya akan menyajikan kinerja EIS dalam pengolahan data multidimensi. 5. Keamanan data, sistem inventory, sistem penjualan tidak dibahas

(14)

1.4 Tujuan dan Manfaat

Perancangan perangkat lunak ini membuat sebuah sistem yang dapat memenuhi kebutuhan seorang eksekutif dalam pengambilan keputusan terutama pada pengolahan data penjualan

Dari pelaksanaan Proyek Sistem Infomasi Eksekutif tersebut, maka manfaat yang didapat adalah:

a. Perusahaan lebih mudah mendapatkan informasi penting dari aplikasi Sistem Informasi Eksekutif Untuk Pengolahan Data Penjualan.

b. Pihak eksekutif lebih mudah untuk melakukan suatu pengambilan keputusan.

1.5 Metodologi Pembuatan Skripsi

Pembuatan Skripsi terbagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut:

(1) Survei Lapangan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data sebagai bahan untuk pembuatan aplikasi. Pada aplikasi ini data yang diperlukan meliputi data penjualan selama 1 tahun

(2) Studi Literatur

(15)

sumber-5

sumber lain yang diperlukan untuk merancang dan membuat serta untuk mengimplementasikan aplikasi.

(3) Analisa dan Perancangan Aplikasi

Dari hasil studi literature dan hasil survey lapangan akan dibuat deskripsi umum serta dilakukan analisa kebutuhan sistem, selain itu juga dilakukan perancangan awal aplikasi yang akan dibuat, sehingga akan dihasilkan disain antarmuka dan proses yang siap untuk diimplementasikan.

(4) Pembuatan Aplikasi

Pada tahap ini pembuatan aplikasi melalui bahasa-bahasa program yang merupakan tahap yang sangat penting karena kita harus sebaik mungkin memberikan informasi dan interaksi kepada pengguna berupa interface dari bahasa program yang dibuat.

(5) Uji Coba dan Evaluasi Aplikasi

Pada tahap ini aplikasi yang telah dibuat ini akan dilakukan beberapa skenario uji coba dan dievaluasi untuk kelayakan pemakaian sistem.

(6) Penyusunan Buku Skripsi

(16)
(17)

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.1 Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini:

a. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur–prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama–sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut–urutan operasi didalam sistem.

b. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada element atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut:

” Sistem adalah kumpulan dari elemen–elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu ”

(18)

beberapa subsistem atau sistem–sistem bagian. Komponen–komponen atau subsistem–subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, semuanya saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga sasaran sistem dapat tercapai.

2.1.2 Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian (kumpulan fakta). Sistem informasi, menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting Information System” mendefinisikan bahwa:

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan–kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan–laporan

yang diperlukan.

(19)

9

2.2 Data Warehouse

2.2.1 Pengertian Datawarehouse

Datawarehouse adalah kumpulan macam-macam data yang

subject oriented, integrated, time variant, dan nonvolatile. Dalam mendukung proses pembuatan keputusan. Inmon and Hackathorn (1994).

Datawarehouse sering diintegrasikan dengan berbagai sistem aplikasi

untuk mendukung proses laporan dan analisis data dengan menyediakan data histori, yang menyediakan infrastruktur bagi EIS dan DSS.

Datawarehouse bukan hanya tempat penyimpanan data,

Datawarehouse adalah Business Intelligence tools, tools to extract,

merubah (transform) dan menerima data (load) ke penyimpanan (repository) serta mengelola dan menerima metadata. Ada beberapa karakteristik datawarehouse antara:

a. Subject Oriented:

Datawarehouse diorganisasikan pada subjek-subjek utama, seperti

pelanggan, barang/produk, dan penjualan. Berfokus pada model dan analisis pada data untuk membuat keputusan, jadi bukan pada setiap proses transaksi atau bukan pada OLTP. Menghindari data yang tidak berguna dalam mengambil suatu keputusan.

b. Integrated:

(20)

konsistensi dalam penamaan, struktur pengkodean, dan struktur attribute diantara data satu sama lain.

c. Time Variant:

Data disimpan untuk menyediakan informasi dari perspektif historical, data yang tahun-tahun lalu/4-5 thn. Waktu adalah elemen kunci dari suatu datawarehouse/pada saat pengcapture-an.

d. Non Volatile:

Setiap kali proses perubahan, data akan di tampung dalam tiap-tiap waktu. Jadi tidak di perbaharui terus menerus. Datawarehouse tidak memerlukan pemrosesan transaksi dan recovery. Hanya ada dua operasi initial loading of data dan access of data.

2.2.2 Arsitektur Datawarehouse

Maksudnya adalah bagaimana datawarehouse dibangun, arsitektur tidak ada yang benar dan salah tetapi suatu arsitektur dibangun tergantung situasi dan kondisi. Arsitektur datawarehouse akan berpengaruh pada penggunaan dan pemeliharaan. Lapisan-lapisan arsitektur datawarehouse:

1. Operational databaselayer/Lapisan basis data operasional

a. Sumber data (source) untuk datawarehouse

b. Data lengkap, Data hari ke hari

(21)

11

d. Tingkat kemungkinan data besar.

2. Data Access Layer/Lapisan Akses Data

a. Tools untuk mengekstrak, mengubah dan mengambil(load) data.

b. Meliputi karakteristik datawarehouse.

3. Metadata Layer/Lapisan Metadata

a. File data tersimpan/Direktori

b. Lebih detil dari direktori data sistem, maksudnya lebih mendalam dari file data yang tersedia sebelumnya.

c. Ada pentunjuk untuk keseluruhan warehouse dan ada petunjuk data yang dapat diakses report khusus untuk di analisis.

4. Informational access layer (lapisan akses informasi)

a. Akses data dan juga tool untuk laporan dan analisis.

b. Tools Business Intelligence masuk ke tahap ini.

2.2.3 Kenapa Dan Untuk Apa Datawarehouse?

Disini saya akan memberikan ilustrasi untuk datawarehouse.

Datawarehouse itu dimiliki oleh perusahaan yang sudah besar, yang

memiliki banyak cabang, data yang banyak dan tentunya struktur organisasi yang kompleks.

(22)

basisdata (database) yang berbeda. Nah, Lalu bagaimana seorang pimpinan/manager mengambil sebuah keputusan? Tentu bagi sang pembuat keputusan hanya membutuhkan akses ke semua sumber data tersebut. Kalau melakukan query di setiap masing-masing cabang tentu tidak efisien dan tidak praktis. Atau bahkan data yang dimiliki oleh perusahaan adalah data-data terbaru, bukan data-data terdahulu dari perusahaan tersebut. Dari permasalahan ini, Datawarehouse hadir sebagai solusinya.

Jika mengandalkan database OLTP untuk dilakukan query terlalu besar. Datawarehouse dibuat agar prosesnya lebih efisien. Dan selalu berkompetitif, maksudnya di zaman saat ini perusahaan sudah mengandalkan teknologi datawarehouse untuk pengambilan keputusan di perusahaan.

2.2.4 OLAP [Online Analitical Process]

(23)

13

2.2.5 OLTP [On-Line Transaction Process]

Proses transaksi di suatu proses bisnis seperti penjualan, pemesanan dan pembayaran dan proses yang dilakukan rutin dari hari ke hari. Karakteristiknya dengan input/data entry, update dan delete dan berfokus pada satu area bisnis saja, entah itu ‘persediaan’,’penjualan’ atau bahkan ‘sumber daya’. Tugas utamanya terlihat dari hubungan tradisional ke DBMS.

Tabel 2.1

Perbedaan OLAP & OLTP

OLTP OLAP

users data entry manajer perusahaan

functions transaksi tiap hari pendukung keputusan db design aplikasi oriented subjek oriented data sekarang,terbaru,lengkap

detail

historical,ringkas,multidimensi terintegrasi

usege repetitive ad-hoc

access membaca,menulis dan merubah

membaca dengan rinci (kompleks)

unit of work pendek,transaksi yang ringkas

query kompleks

db size mega byte terra byte

size_record_access 10 Jutaan

size_user ribuan Ratusan

2.2.6 Keuntungan Datawarehouse

a. Datawarehouse menyediakan model data yang bervariasi, dan tidak

(24)

b. Saat me-load data ke dalam datawarehouse, data yang tidak konsisten akan diketahui dan secepatnya dirubah. Mendukung proses pembuatan laporan, agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang benar sesuai data.

c. Keamanan informasi didalam datawarehouse terjamin, karena

datawarehouse selalu digunakan dan dimonitor oleh pengguna

datawarehouse tersebut.

d. Dalam membuat laporan tidak membuat proses transaksi yang ada menjadi lambat, karena datawarehouse terpisah dengan database operasional.

e. Datawarehouse menyediakan berbagai macam bentuk laporan yang

terbaru.

2.2.7 Kerugian Datawarehouse

a. Datawarehouse tidak cocok untuk data yang tidak struktur.

b. Data perlu di extract, diubah, dan di load ke datawarehouse, sehingga membutuhkan waktu (delay) kerja untuk datawarehouse yang belum terbentuk.

c. Semakin lama masa hidup bisnis yang menggunakan

datawarehouse, maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk memodifikasi teknologi datawarehouse atau perawatan berjalan datawarehouse.

(25)

15

2.3 Konsep Dasar EIS

2.3.1 Implementasi EIS

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjamin efektivitas sistem yang diharapkan. Hal yang pertama berhubungan dengan hakikat (nature) EIS itu sendiri. Dalam hakikat hirarki sistem informasi, EIS merupakan suatu alat (tool) yang dapat menghasilkan suatu sistem pelaporan sistem informasi yang tertinggi dalam perusahaan. Yang dilakukan oleh perangakat EIS melakukan penarikan data (data extaction) dan mensarikannya (data summarizing) dari sebuah sumber data tertentu yang ada dibawahnya. Dengan kata lain, perusahaan yang ingin membeli atau membuat perangkat EIS sudah harus memiliki sebuah gudang data

(data warehouse) terlebih dahulu. Hal kedua sehubungan dengan ciri

(26)

mungkin tidak sama dengan yang dibutuhkan perhari atau pada suatu saat tertentu.

Di sinilah diperlukan fasilitas–fasilitas pada modul EIS yang mempermudah pembuatan laporan–laporan bagi eksekutif secara cepat dan variatif.

Manager Atas

Manager menengah

Manager bawah

Gambar 2.1. SIE dalam segitiga manajemen

2.3.2 Drilling Down

(27)

17

kapability. Misal seorang eksekutif melihat perincian lebih lanjut, provinsi mana saja yang menyebabkan rata–rata Service Level menjadi dibawah standart. Bahkan sangat mungkin seorang eksekutif ingin terus melakuakan

drilling down ketingkat yang lebih rendah lagi, seperti kabupaten,

kecamatan dan mungkin sampai ketingkat toko/pengecer.

2.4 Pengenalan Query

Sebuah query adalah sebuah ekspresi bahasa yang menggambarkan data yang didapatkan kembali dari sebuah database. Dalam hubungannya dengan optimasi query, seringkali diasumsikan bahwa queryquery tersebut dinyatakan dalam subuah dasar–dasar isi dan sekumpulan cara orientasi, yang memberikan optimizer pilihan–pilihan diantara alternatif prosedur–prosedur evaluasi.

Query dapat digunakan pada beberapa keadaan. Kebanyakan

(28)

Tetapi bagaimanapun juga, sebuah sistem optimasi query otomatis menjadi penting apabila queryquery khusus ditanyakan dengan menggunakan bahasa query yang digunkan secara umum seperti SQL.

Aplikasi yang kedua dari query terjadi pada transaksi–transaksi yang mengubah data yang tersimpan pada nilainya saat itu. Pada akhirnya, query seperti ekspresi–ekspresi dapat digunakan secara internal dalam sebuah DBMS., sebagai contoh adalah untuk mengecek kebenaran akses dan menyamakan kebenaran pada akses–akses yang terjadi.

Membicarakan tentang query, sangat erat hubungannya dengan cara penulisan query tersebut kedalam sebuah bentuk bahasa yang mudah dimengerti. Pada umumnya, bahasa query yang digunakan untuk mengekspresikan sebuah pernyataan dari query adalah SQL (Structure Query Language).

SQL adalah sebuah bahasa database yang luas memiliki StatementStatement (pernyataan) untuk definisi data, query dan update data (memperbaharui data). SQL mempunyai satu Statement dasar untuk mendapatkan kembali informasi dari database. Statement dasar dari SQL adalah SELECT.

(29)

19

SELECT < daftar Attribute >

FROM < daftar Table >

WHERE < kondisi >

Dimana (daftar attribute) adalah sebuah daftar dari nama–nama attribute yang nilai–nilainya didapatkan oleh query. Sedangkan (daftar table) adalah sebuah daftar dari nama–nama relasi yang diperlukan oleh sebuah query. (kondisi) adalah sebuah kondisi ekspresi boolean yang mengidentifikasikan tuple-tuple yang akan dikembalikan oleh query.

2.4.1 Hubungan Database Dengan Pemrosesan Query

Database adalah suatu kumpulan dari data–data yang berhubungan satu sama lainnya yang digunakan untuk pencarian suatu data tertentu pada saat SQL dijalankan. Sebuah database dirancang, dibuat dan ditempati oleh data dengan tujuan tertentu. Di dalam sistem database relasional, tabel–tabel dari database saling berhungan satu sama lainnya. Dan sebuah tabel database akan selalu memiliki attribute names (nama– nama attribute), relations names (nama–nama relasi), dan tuples (record -record)

(30)

Tabel 2.2

Attributes dan tuples dari relasi STUDENT

Attribute

Relation Name

STUDENT Name Age Home Phone Address

Benyamin 19 344567 Kartini 41

Tuples Barbara 23 665322 Pademangan I

Katherine 21 789345 Sudirman 90

Attribute digunakan untuk mengidentifikasi sebuah nama yang

diikutsertakan dalam relasi dan menspesifisikan domain (tipe data sederhana yang menentukan sebuah pemisahaan data). Sedangkan tuples adalah kumpulan dari recordrecord di dalam sebuah database. Relation name mendefinisikan attributeattribute yang diperlukan dalam predikat dan mendefinisikan arti dari predikat tersebut.

2.4.2 Sistem Katalog Dalam Database Manajemen Sistem (DBMS)

(31)

21

optimizer melakukan akses kedalam katalog untuk jalan akses,

implementasi (pelaksanaan) informasi, dan data statistik untuk menentukan jalan terbaik untuk menjalankan sebuah query.

Tabel 2.3

Contoh katalog yang menyimpan Informasi tentang database

TABLE_NAME NUM_ROWS BLOCK

DEPARTMENT 50 5

EMPLOYEE 10000 2000

PROJECT 2000 100

Sebagai contoh, optimizer mengakses katalog untuk mengecek field–field mana dari sebuah relasi yang memiliki akses hash atau akses index–index, sebelum memutuskan bagaimana untuk mnejalankan sebuah kondisi pilihan ataupun kondisi join dalam suatu relasi. Contoh dari sebuah katalog yang menyimpan informasi tentang database dapat dilihat pada tabel 2.3

2.5 Konsep Dasar HCI

Human Computer Interactions (HCI) adalah sebuah jurnal yang

(32)

bekerja dan bermacam–macam field kedalam field yang baru pada HCI yang telah dirancang.

HCI membantu pengembangan pemahaman kebiasaan computer user, terutam aspek yang terkait. “User” termasuk programmer dan non programmer beserta pakar dan orang baru. HCI tidak hanya memfokuskan tidak hanya dengan user individual, dan dengan kelompok kerja dari yang kecil hingga organisasi besar yang dimiliki oleh komunitas user. Secara teori tempat yang disediakan harus seimbang dengan model fisik dan performance user atau bisa jadi disesuaikan dengan kultur komunitas yang dimiliki user. Laman yang disediakan secara empiris dapat diatur dari fungsi control yang dibuat hingga setiap kenampakan field. Metode laman harus disesuaikan dengan beberapa penganalisaan yang mengcover semua kebutuhan struktur yang diinginkan user.

(33)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Desain dan Permodelan 3.1.1 Permodelan Dimensi

(34)

kedalam tempat dan setiap tempat terdiri dari beberapa area didalamnya dan di dalam area mempunyai beberapa kota–kota di dalamanya.

Gambar 3.1. Multidimensional Data Model

Sedangkan pada dimensi produk akan mengenerate 2 level dibawahnya yaitu kategori sebagai level 1 dan detail kategori sebagai level 2. Dalam dimensi ini diasumsikan setiap produk dipetakan kedalam produk dan setiap produk terdiri dari beberapa kategori didalamnya dan di dalam kategori mempunyai detail kategori di dalamanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada permodelan dimensi pada gambar 3.2

Produk 1 Produk 2 Produk 3

Dalam kot a

Luar kot a

Luar Pulau Triw ulan I

(35)

25

Gambar 3.2. Permodelan Dimensi

3.1.2 Permodelan Hirarki

Langkah selanjutnya adalah Permodelan Hirarki yaitu penjabaran keseluruhan dimensi, level dimensi dan data yang akan dicover dari sistem yang kami buat. Permodelan ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas dari permodelan dimensi sebagaimana yang kami jelaskan berikut. Pada dimensi waktu dari level tahun dari level tahun turun dijabarkan menjadi 4 triwulan. Kemudian pada level triwulan dijabarkan kembali menjadi bulan disesuaikan dengan keberadaan setiap triwulannya seperti contoh triwulan 1 dijabarkan menjadi bulan Januari, Februari dan Maret demikian seterusnya hingga triwulan ke 4. sedangkan setiap bulan dijabarkan kembali menjadi 4 sampai dengan 5 minggu dengan menyesuaikan data yang dicover dalam basis data.dimensi tempat yang dijabarkan kedalam level area telah dirubah ke dalam bentuk Dalam kota, LK (Bangil – Banyuwangi), LK (Malang - Madiun), LK (Madura), LK

(36)

(Jakarta), Luar Pulau dan Jawa Tengah sebagai perwakilan dari wilayah yang akan dicover. Sedangkan pada dimensi produk mempunyai beberapa kategori seperti Kursi, Meja, Rak, Lemari, Kasur dan Ranjang, pada setiap kategorinya mempunyai banyak detail kategori. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada permodelan hirarki pada gambar 3.3. Hasil informasi pada aplikasi Sistem Informasi Eksekutif (EIS) pengolahan data penjualan ini adalah sebuah grafik visual.

2.1.3 Data Flow Diagram

Terlebih dahulu akan kami jelaskan permasalahan yang akan di cover dalam sistem yang kami buat. Penjelasan yang kami berikan sekaligus akan memberikan penjabaran dari data flow diagram.

(37)

27

3.1.4 Entity Relational

Tahap perencanaan selanjutnya adalah memetakan keterkaitan antara elemen dalam sebuah sistem. Mencatat relasi yang terjadi one to one,one to many,many to one,many to many,parsial atau global antar setiap komponen. Diharapkan tahapan ini memperjelas karakteristik komponen data yang akan dibuat sekaligus memperjelas keterangan yang belum dapat dicover dari Data Flow Diagram. Dari proses ini diperoleh gambaran macam–macam tabel yang harus dibuat.

3.1.5 Desain Tabel

(38)
(39)

29

Gambar 3.4. Contex Diagram (EIS)

Data Penjualan

(40)
(41)

31

(42)

Gambar 3.8. CDM (Conceptual Data Model)

1 triwulan mempunyai bnyak bulan

1 area mempunyai banyak kota

1 kota mempunyai bnyak customer

1 kategori mempunyai bnyak detail kategori

1 detail kategori mempunyai bnyak master bahan jadi 1 customer mempunyai banyak nota

1 penjualan mempunyai banyak nota 1 bulan mempunyai banyak nota

1 barang mempunyai banyak penjualan' t_triwulan

kota <pi> VA20 <M>

(43)

33

(44)

Tabel 3.1 t_penjualan

No FIELD JENIS LENGTH KETERANGAN

1 id_panjualan integer - Nomor id penjualan (PK)

2 b_id integer - Merujuk pada tabel bulan

3 kode_cust varchar 10 Merujuk pada tabel customer

(45)

35

2 Id_kategori integer - Merujuk pada tabel kategori

3 detail_nma varchar 20 Detail nama kategori

5 nama_alamat_toko varchar 20 Detail alamat toko

6 tlp varchar 20 Telephone toko

7 email varchar 50 Email toko

8 nma_owner varchar 10 Nama pemilik toko

9 alamat_owner varchar 50 Alamat

(46)

Tabel 3.8 t_ kota

No FIELD JENIS LENGTH KETERANGAN

1 kota varchar 20 Nomor id kota (PK)

2 a_id integer - Merujuk pada tabel area

Tabel 3.9 t_ area

No FIELD JENIS LENGTH KETERANGAN

1 a_id integer - Nomor id area (PK)

2 tanggal datetime - Tanggal

3 area varchar 20 Nama area

Tabel 3.10 t_ nota

No FIELD JENIS LENGTH KETERANGAN

1 no_nota varchar 20 Nomor id nota (PK)

2 id_penjualan integer - Merujuk pada tabel penjualan

2 sales varchar 20 Merujuk pada tabel sales

Tabel 3.11 t_ sales

No FIELD JENIS LENGTH KETERANGAN

(47)

BAB IV

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

Bab ini membahas mengenai implementasi dari perancangan perangkat lunak yang telah dijabarkan pada sub bab yang ada di bab tiga sebelumnya. Pembahasan pada bab ini meliputi lingkungan pembangunan perangkat lunak yang digunakan selama proses pembangunan apikasi ini.

4.1 Lingkungan Pembuatan Perangkat Lunak

Sub bab ini menjelaskan mengenai lingkungan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam membangun aplikasi SIE (Sistem Informasi Eksekutif). Spesifikasi dari perangkat keras dan perangkat lunak seperti dibawah ini.

a. Perangkat Keras Yang Digunakan

Laptop Compaq CQ40,RAM 2GB,Hardisk 320GB

b. Perangkat Lunak Yang Digunakan

Microsoft WindowsXP SP2, sebagai sistem operasi

Macromedia Dreamweaver 8, sebagai editor bahasa pemrograman

(48)

Mozzila firefox sebagai aplikasi untuk menjalankan program

MS Visio 2003, Power Designer 11 dan Power Designer 6.0, sebagai pemodelan sistem

4.2 Implementasi Antarmuka

Sub bab ini menjelaskan mengenai tampilan dari menu yang ada pada aplikasi SIE pengolahan data penjualan UD.WASKITA KARYA. Dimana pada aplikasi ini terdapat lima menu, yang masing-masing menu tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.

Tampilan dan penjelasan masing-masing menu tersebut ada pada sub bab dibawah ini.

4.2.1 Antarmuka Halaman UD.WASKITA KARYA

(49)

39

Gambar 4.1 . Halaman depan web SIE

4.2.2 Antarmuka Halaman Sistem Informasi Eksekutif

Halaman SIE adalah halaman yang menampilkan data penjualan yang telah diolah oleh query-query menjadi tampilan berupa grafik batang, grafik pie dan report data berupa grid. Tampilan halaman SIE ditunjukan pada gambar 4.2.

(50)

4.2.3 Antarmuka Halaman Grafik Batang

Halaman Grafik Batang adalah halaman yang menampilkan data dalam bentuk grafik batang 3D. Bentuk grafik ini dapat melakukan link atau drilldown ke halaman grafik. Tampilan halaman grafik batang ditunjukkan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Halaman grafik batang

4.2.4 Antarmuka Halaman Grafik Pie

(51)

41

Gambar 4.4. Halaman grafik pie

4.3 Roll Up

Proses go up adalah proses yang mengembalikan variabel dengan alur level naik keatas dengan menggunakan klik pada gambar go up pada aplikasi. Gambar Go Up ditunjukkan pada gambar 4.5

(52)

42

uji coba fungsionalitas dan hasil uji coba fungsionalitas.

5.1 Uji Coba Basis Path

Pengujian basis path adalah pengujian white box yang diusulkan pertama kali oleh Tom McCabe. Metode ini memungkinkan penguji dapat mengukur kompleksitas logis dari desain procedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan himpunan basis dari semua jalur eksekusi.

(53)

43

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Gambar 5.2. Flowgraph

Setelah pembuatan flowchart dan flowgraph, tahap selanjutnya adalah menghitung CC (cyclomatic complexity) untuk menentukan jumlah jalur independent:

CC = jumlah edges – jumlah nodes + 2

CC = 14 – 10 +2

CC = 6

Berdasarkan urutan alurnya, didapatkan suatu kelompok basis flowgraph:

Jalur 1: 1 – 2 – 3 – 9 – 10

(54)

Jalur 3: 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 9 – 10

Jalur 4: 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 9 – 10

Jalur 5: 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 9 – 10

Jalur 6: 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10

5.2 Uji Coba Fungsionalitas

Uji coba fungsionalitas dilakukan untuk melihat apakah fungsi-fungsi dasar aplikasi berjalan sebagaimana mestinya.

5.2.1 Uji Coba Proses Drill Down

(55)

45

Gambar 5.3. Reprentasi variabel SELECT dan WHERE

Pada proses pengkodean rotor dari dimensi akan direprentasikan menjadi variabel rotor yang berjumlah 6 buah, sedangkan even unutk mengklik grafik dengan tombol kiri pada mouse berguna sebagai perpindahan ke level yang lebih detail. Dalam proses perpindahan rotor dimensi dan levelnya, variabel-variabel yang dicatat adalah:

1. Rotor yang dipilih

2. Rotor sebelumnya

3. Level tiap rotor

4. Pilihan yang dipilih pada grafik

5. Variabel SELECT masing-masing dimensi (sesuai dengan rotor dimensi)

6. Variabel GROUP BY masing-masing dimensi (sesuai SELECT dan WHERE)

(56)

8. Query tiap dimensi dan level yang pernah dilalui

5.2.1.1 Uji Coba Menampilkan Grafik Pada Level Tahun

Data omset penjualan pada tahun 2009, semua tempat dan semua produk (dengan tampilan waktu tahun 2009). Karena rotor yang dipilih pertama adalah waktu maka variabel SELECT akan bernilai year(t_penjualan.tanggal) dengan GROUP BY sama dengan variabel SELECT dan variabel WHERE diset selalu bernilai year(t_penjualan.tanggal)=2009. Hasil dapat dilihat pada gambar 5.1

SELECT year(tanggal) as tahun, sum(total) as tot_jml

FROM t_penjualan WHERE year(tanggal)=2009 GROUP BY year(tanggal)”;

(57)

47

5.2.1.2 Uji Coba Menampilkan Grafik Pada Level Triwulan

Data omset penjualan pada tahun 2009, semua tempat dan semua produk (dengan tampilan waktu semua triwulan). Diperoleh dengan memilih rotor dimensi waktu pada level triwulan, kemudian mengklik button dimensi dan mengklik kiri grafik batang tahun 2009. Karena rotor yang dipilih adalah level triwulan, maka variabel SELECT akan diberi nilai t_triwulan.t_nama dan variabel GROUP BY akan diset menyesuaikan variabel SELECT dan WHERE, kemudian variabel WHERE akan diset sesuai saat kita memilih tahun 2009 pada grafik yaitu year(t_penjualan.tanggal)=2009. Hasil dapat dilihat pada gambar 5.3

"SELECT year(t_penjualan.tanggal) as tahun, sum(total) as tot_jml,t_nama

FROM t_penjualan,t_bulan,t_triwulan WHERE

year(t_penjualan.tanggal)=2009 and t_penjualan.b_id=t_bulan.b_id and t_bulan.t_id=t_triwulan.t_id GROUP BY

(58)

Gambar 5.5. Data omset seluruh triwulan 2009, seluruh tempat dan seluruh produk

5.2.1.3 Uji Coba Menampilkan Grafik Pada Level Area

Data omset penjualan pada triwulan II, seluruh tempat dan seluruh produk (dengan tampilan seluruh area). Diperoleh dengan memilih dimensi area, kemudian mengklik button dimensi dan selanjutnya mengklik kiri grafik batang pada triwulan II. Karena rotor yang dipilih adalah level area maka variabel SELECT akan diberi nilai t_area.area dan variabel GROUP BY akan diset menyesuaikan variabel SELECT dan WHERE, kemudian WHERE akan diset sesuai saat kita memilih tahun 2009 pada grafik yaitu year(t_penjualan.tanggal)=2009 and t_triwulan.t_nama = ‘ triwulan II ’.

(59)

49

FROM t_penjualan,t_bulan,t_triwulan,t_customer,t_kota,t_area WHERE year(t_penjualan.tanggal)=2009 and t_triwulan.t_nama =’triwulan II’ and t_penjualan.b_id=t_bulan.b_id and t_bulan.t_id=t_triwulan.t_id

and t_penjualan.kode_cust=t_customer.kode_cust

and t_customer.kota=t_kota.kota and t_kota.a_id=t_area.a_id

GROUP BY area ORDER BY area";

Gambar 5.6. Data omset seluruh area pada triwulan II

(60)

5.2.1.4 Uji Coba Menampilkan Grafik Pie

Data pembelian terbanyak tiap-tiap customer (dengan tampilan lima besar terbanyak). Karena yang dipilih adalah customer maka variabel SELECT akan diberi nilai t_customer.nama_toko dan variabel GROUP BY akan diset menyesuaikan variabel SELECT dan WHERE, kemudian

WHERE akan diset pada grafik yaitu t_penjualan.kode_cust=t_customer.kode_cust.

“SELECT nama_toko,sum(total) as tot_jml FROM t_customer, t_penjualan

WHERE t_penjualan.kode_cust=t_customer.kode_cust

GROUP BY nama_toko

ORDER BY tot_jml desc limit 5”;

(61)

51

5.2.1.5 Uji Coba Detail Pembelian Customer

Data pembelian terbanyak tiap-tiap customer (dengan tampilan detail customer). Diperoleh dengan memilih grafik pie customer, kemudian mengklik kiri grafik pie pada customer. Karena yang dipilih adalah grafik pie customer maka variabel SELECT akan diberi nilai t_customer.nama_toko dan variabel GROUP BY akan diset menyesuaikan variabel SELECT dan WHERE, kemudian WHERE akan diset sesuai saat kita memilih grafik customer year(t_penjualan.tanggal)=2009 and t_customer.nama_toko=’LARIS’andt_penjualan.kode_cust=t_customer.ko de_cust

“SELECT year(tanggal) as tahun,

t_customer.nama_toko,t_penjualan.nma_brg, sum(t_penjualan.jml_brg) as tot_jml,sum(t_penjualan.total) as jml_tot

FROM t_penjualan, t_customer

WHERE year(t_penjualan.tanggal)=2009 and t_customer.nama_toko=’LARIS’ and

t_penjualan.kode_cust=t_customer.kode_cust

(62)

Gambar 5.8. Data detail pembelian customer

5.2.2 Uji Coba Proses Roll Up

(63)

53

Gambar 5.9. Tanda gambar Roll Up

5.3 Hasil Uji Coba Fungsionalitas

Hasil uji coba fungsionalitas merupakan daftar hasil uji coba yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan berbagai serangkaian uji coba.

5.3.1 Hasil Uji Coba Proses Drill Down

Daftar hasil uji coba yang ada pada proses drill down dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1

Hasil uji coba proses drill down

Uji coba Scenario Status

Memilih level triwulan Memilih level triwulan pada dimensi tahun Berhasil

(64)

5.3.2 Hasil Uji Coba Proses Roll Up

Daftar hasil uji coba yang ada pada proses go up dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2

Hasil uji coba proses roll up

Uji coba Scenario Status

(65)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dengan jelas penulis berikan gambaran tentang pemahaman dan pembuatan sebuah Sistem Informasi Eksekutif di atas. Ada beberapa hal yang menarik dari pembahasan ini dan sekiranya dapat kami tarik sebagai kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Dalam aplikasi EIS ini dapat melakukan penanganan query dalam menampilkan data penjualan dengan berbagai lintas dimensi.

2. Dengan adanya fasilitas drill down dalam aplikasi EIS ini mempermudah eksekutif untuk melakukan penanganan dimensi yang lebih mendetail.

3. Rancangan sistem aplikasi EIS yang dibuat dapat diimplementasikan ke aplikasi dan berjalan dengan baik.

4. EIS disajikan dalam bentuk grafik yang disesuaikan dengan kebutuhan eksekutif untuk mendapatkan informasi yang lebih penting.

6.2 Saran

Dari beberapa refrensi yang penulis dapatkan beberapa contoh aplikasi EIS unutk penanganan sebuah sistem perusahaan. Dengan membandingkan pembuatan sistem yang ada dengan yang telah kami buat, ada beberapa saran lagi anda yang berminat mengembangkan sistem baru yang cukup handal untuk penanganan banyak level dimensi yaitu sebagai berikut:

(66)

perusahaan saja terdiri dari beberapa banyak departemen, setiap departemen menangani sebuah EIS sesuai kebutuhan. Kemudian dari sekian banyak departemen dikoneksikan menjadi sebuah EIS utuh sehingga penganalisaan data yang dimiliki seorang eksekutif lebih global dan optimal.

b. Menjadikan EIS sebagai sistem yang sangat ampuh dan nyaman untuk dinikmati melalui penanganan tampilan yang lebih user friendly

sekaligus dilengkapi dengan analisa dari setiap modul yang ada.

c. Melengkapi EIS dengan fasilitas server – client dan security untuk kehandalan EIS yang telah dibuat.

d. Selain data penjualan yang di tampilkan pada aplikasi SIE ini dibutuhkan juga data-data pendukung untuk menampilkan laporan/informasi lebih lengkap dan lebih mendetail agar mempermudah eksekutif dalam pengambilan keputusan.

(67)

DAFTAR PUSTAKA

KENNETH C. LAUDON . JANE P. LAUDON 2007, Sistem Informasi

Manajemen Mengelola Perusahaan Digital.

A kaniclides and C Kimble 1995, A Framework For Executive

Informations System, Departement of Computer Science, The University Of York, England

http://community.um.ac.id/showthread.php?75097-Sistem-informasi-eksekutif

Arbor Software Composit 1994, White Paper : Multi Dimensional Analysis : Converting Corporate Data into stratrgic Informations Sunmyvale, California

E.S Margianti dan D Suryadi H.S, Sistem Informasi Manajemen, Gunadharma

FusionCharts Free is an open-source FREE flash charting component, http://www.infosoftglobal.com/FusionCharts

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1. SIE dalam segitiga manajemen
Tabel 2.2
Gambar 3.1. Multidimensional Data Model
+7

Referensi

Dokumen terkait