iv
STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PRAPERADILAN PENGADILAN TINGGI MEDAN NOMOR 03/PRA-PID/2013/PT-MDN DIHUBUNGKAN DENGAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 65/PUU-IX/2011 YANG MENCABUT PASAL 83 AYAT (2) UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA(KUHAP)
Savira Farah Dina 110111100093
ABSTRAK
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 65/PUU-IX/2011 memutus Pasal 83 ayat (2) KUHAP tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, Namun, di Pengadilan Tinggi Medan hakim menerima permohonan banding Praperadilan oleh Penyidik mengenai keabsahan penghentian penyidikan dengan alasan, karena belum adanya regulasi dari Mahkamah Agung terkait boleh atau tidak dikirim berkas permohonan banding dan adanya fakta yang diabaikan oleh hakim di Pengadilan Negeri. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keabsahan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) yang diterbitkan oleh Kepolisian Daerah Sumatera Utara serta keabsahan Putusan Praperadilan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 03/Pra-Pid/2013/PT-Mdn yang menerima permohonan banding Praperadilan yang mengesampingkan Putusan MK.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dengan data utama berupa data sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan. Data tersebut kemudian digunakan untuk menggambarkan objek permasalahan yang berupa sinkronisasi fakta- fakta yang terjadi dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pertama, Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Medan Nomor 12/Pra.Pid/2013/PN.Mdn yang menyatakan penghentian penyidikan tidak sah tidak sesuai dengan hukum yang berlaku karena berdasarkan Pasal 109 ayat (2) KUHAP
juncto Pasal 76 PERKAP Nomor 14 Tahun 2012, Penyidik telah