• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AKHLAK TERPUJI KELAS III A MI QUDSIYYAH KUDUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AKHLAK TERPUJI KELAS III A MI QUDSIYYAH KUDUS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

829

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AKHLAK TERPUJI

KELAS III A MI QUDSIYYAH KUDUS

Mukh. Khoirul Anam Email anam35719@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Akhlak Terpuji Kelas III A MI Qudsiyyah Kudus”. Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Akhlak Terpuji Melalui Media Gambar Siswa Kelas III A MI Qudsiyyah Kudus. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tehnik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi, tes dan dokumentasi. Subyek yang melaksanakan tindakan adalah Guru Akidah Akhlak dan Subyek yang menerima tindakan adalah siswa kelas III A sebanyak 15 orang. Metode analisis data kuantitatif dengan penyajian persentasi. Dimana hasil penelitian, menunjukkan bahwa hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pada siswa Kelas III A MI Qudsiyyah yang dilakukan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Media Gambar dapat Meningkatkan Hasil belajar Akhlak Terpuji Siswa Kelas III A MI Qudsiyyah, yang di buktikan dengan adanya kenaikan hasil belajar siswa yang mendapat nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Siklus I yang mencapai ketuntasan belajar 11 siswa (73,33%) dan siswa yang belum tuntas 4 siswa (26,67%). Sedangkan pada siklus II yang mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 14 siswa (93,33%), dan siswa yang belum tuntas 1 siswa (6,67%).

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Media Gambar untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Media gambar yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Media gambar.

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

830 PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk menghubungkanya dengan kehidupan sehari-hari (Wina Sanjaya 2010 : 1)

Saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual, social dan kepercayaan. Serta pertumbuhan keimana dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dari uraian diatas maka pembelajaran akidah akhlak mempunyai peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal, dan bermoral.

Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil belajar siswa. Menurut Djamarah hasil belajar adalah hasil penelitian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.1 Supaya dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tidakan penilaian atau evaluasi. Hasil yang di peroleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar atau prestasi belajar. Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran akidah akhlak adalah kurang dikemasnya pembelajaran akidah akhlak dengan media yang menarik dan menyenangkan, sehingga pembelajaran akidah akhlak cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa.

Proses pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah masih banyak dilaksanakan secara Umum. Para pendidik belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan peserta didik serta belum menggunakan pendekatan/strategi maupun media pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi materi.

Dalam kegiatan belajar mengajar melalui media gambar, guru akan mengetahui kemampuan dan daya tangkap siswa untuk dapat memahami materi, mendengarkan pelajaran dengan baik, dan dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran

1 Saiful Bahri Jamarah, Prestasi Belajar & Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 2002, hlm. 104

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

831

serta mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalamannya sehingga pengetahuannya menjadi fungsional. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk membuktikkan bahwa dengan penerapan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran akidah akhlak.

Madrasah Ibtidaiyah Qudsiyyah merupakan salah satu dari madrasah yang ada di wilayah Kudus. Berdasarkan paparan di atas bahwa proses belajar mengajar sebaiknya menggunakan media pembelajaran untuk mempermudahkan siswa dalam memahami materi Aqidah Akhlak, maka penulis terdorong untuk meneliti tentang “PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AKHLAK TERPUJI DI KELAS III A MI QUDSIYYAH KUDUS”.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research) yaitu sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang :

1. Praktik-praktik pendidikan mereka.

2. Pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut.

3. Situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.2

Penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar, yaitu pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran dikelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaanya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.3

PTK merupakan penelitian proses pembelajaran di kelas yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu; (1) perencanaan/planning, (2) pelaksanaan tindakan/action, (3)

2 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 16 3 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi guru (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hal. 41.

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

832

pengamatan/observation, (4) refleksi/reflection. Dari siklus ini diharapkan dapat diperoleh data yang dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.4

HASIL PENELITIAN

1. Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data skor hasil belajar Akhlak Terpuji dengan menggunakan media gambar pada siklus I dan II sebagai mana dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

No Komponen Analisis Siklus I Siklus II

1. Rata – Rata 74,53 85,73

2. Nilai Tertinggi 84 100

3. Nilai Terendah 64 72

4. Tuntas KKM 73,33% 93,33%

5. Belum Tuntas KKM 26,67% 6,67%

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas III A MI Qudsiyyah untuk Materi Akidah Akhlak sub (1) Kalimat Toyyibah dan (2) Akhlak terpuji Ikhlas dan Kasih sayang dengan model pembelajaran mengunakan Media Gambar diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 73,40 dengan nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah 57, terdapat 10 orang dengan ketentusan belajar 66,67% dan 5 orang yang tidak tuntas 33,33%. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas III A MI Qudsiyyah pada siklus I untuk Materi Akhlak Terpuji sub (2) Ikhlas dan Kasih sayang dengan model pembelajaran, Media Gambar diperoleh nilai rata – rata siklus I sebesar 74,53 dengan nilai tertinggi adalah 84 dan nilai terendah adalah 64, terdapat 11 orang dengan ketentusan belajar 73,33% dan 4 orang yang tidak tuntas 26,67%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Akhlak Terpuji sub (3) Rendah Hati dan Santun diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 85,73 dengan nilai

4 Susilo, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), 19.

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

833

tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 72 terdapat 14 orang dengan ketuntasan belajar 93,33% dan 1 orang yang tidak tuntas 6,67%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan kurang konsentrasi dalam belajar. Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas III A MI Qudsiyyah tahun pelajaran 2022/2023 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Akhlak Terpuji. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Akhlak Terpuji. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar. Peningkatan persentase ketuntasan dan rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada gambar 8 dibawah ini:

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Media Gambar pada materi Akhlak Terpuji menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelompok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan

0 20 40 60 80 100

Ketuntasan Rata-rata

Prosentase Peningkatan Ketuntasan dan Rata-rata hasil belajar

Siklus 1 Siklus 2

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

834

hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi.

Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan prestasi yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:40) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Media Gambar

Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Media Gambar pada Materi Akhlak Terpuji. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4. Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Media Gambar

Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Media Gambar yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Media Gambar disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

835

Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Media Gambar. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Media Gambar, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Media Gambar bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

5. Analisis dan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II

Pada umumnya siswa beranggapan bahwa mata pelajaran Akidah Akhlak adalah mata pelajaran yang membosankan dan dirasa jenuh. Karena dirasa banyak materi yang di fahami melalui metode menghafal dan merangkum materi pelajaran. Banyak dari siswa tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan agar tidak merasa bosann saat dikelas. Maka untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu adanya penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Media gambar adalah media paling efisien, ekonomis dan mudah difahami oleh siswa dalam memahami materi pelajaran. Sehingga media gambar sesuai dengan mata pelajaran Akidah Akhlak. Dengan demikian pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan media dapat memusatkan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dijelaskan. Sehingga perhatian belajar tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penggunaan media gambar pada siklus I yang ditandai dengan ketuntasan belajar sebesar 73,33% dengan rata – rata mencapai 74,53 kondisi ini diakibatkan karena pembelajaran Akidah Akhlak hanya sebatas menghafal, menulis, merangkum, karena suasana belajar yang masih monoton dan guru belum mahir dalam menggunakan media gambar.

Berikut ini contoh materi yang dijelaskan pada Siklus I dengan menggunakan Media Gambar.

Materi pertama yang dijelaskan adalah Akhlak Terpuji Ikhlas dan Kasih sayang. Dalam materi ini dijelaskan terkait pengertian, manfaat dan ciri-ciri bersikap ikhlas dan kasih sayang. Yaitu salah satunya dengan menampilkan gambar seperti orang memberi, menyantuni anak yatim, bersalaman kepada orang tua dan guru, dll yang berkaiatan dengan ikhlas dan kasih sayang. Dalam guru menjelaskan masih terdapat beberapa siswa yang masih belum memperhatikan

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

836

ketika guru menjelaskan materi, siswa juga kurang responsif terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

Kekurangan yang terdapat pada siklus I dan harus diperbaiki oleh guru adalah dengan menampilkan gambar – gambar yang konkret dan perlu adanya pendekatan dalam menjelaskan materi pembelajaran. Guru dapat mencari lebih banyak referensi gambar – gambar menarik lainnya untuk menarik perhatian siswa.

Pada siklus II materi yang disampaikan adalah Akhlak Terpuji Rendah hati dan santun dapat juga ditampilkan gambar seperti gambar membantu orang miskin, menyeberangkan orang tua di penyeberangan, berkata dengan halus di hadapan orang tua dan guru, dll yang menunjukkan rendah hati dan santun.

Pada pertemuan Siklus II guru mampu mengolah media menjadi yang bervariasi sehingga menarik perhatian siswa untuk memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, serta siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran media gambar dan sudah tidak asing bagi mereka. Hal ini juga dapat dilihat pada Siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 93,33% yang telah lulus KKM.

Pemahaman siswa juga meningkat tentang materi yang disampaikan. Hal ini dapat dibuktikan siswa mampu menjelaskan kembali gambar yang telah di jelaskan oleh guru sebelumnya. Dan siswa memiliki rasa ingin tau yang luas dan tidak sungkan untuk bertanya terkait dengan materi yang belum mereka fahami.

Adanya rasa tanggung jawab dan rasa solidaritas antar teman dan tidak memilih kawan setelah diadakan belajar dengan sistem kelompok.

Jadi penggunaan media gambar mampu meningkatkan hasil belajar siswa MI Qudsiyyah dengan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 73,33%

menjadi 93,33%. Sehingga pada siklus II mengalami peningkatan 20%. Dan rata – rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 74,53 menjadi 85,73. Hal ini mengalami peningkatan sebanyak 11,20.

Berdasarkan analisis dan hasil belajar yang telah dijelaskan penulis memberi saran agar guru dapat lebih memahami penggunaan Media Gambar karena media gambar dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi melalui media yang disampaikan guru.

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

837

Peningkatan dalam penggunaan media gambar untuk hasil belajara siswa ini sama dan signifikan sesuai yang diteliti oleh Eni Saputri, 2019 yang melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil judul Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas II Materi Berakhlak Terpuji dan Beradab Islami di MI NW Salik Kecamatan Janapria Kabupaten Lombik Tengah. Yaitu dalam penggunaan media gambar dapat meningkatkan motovasi, minat, respon dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi Akhlak Terpuji Siswa Kelas III A MI Qudsiyyah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 73,33% menjadi 93,33%. Dan rata – rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 74,53 menjadi 85,73.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. (2006). Akhlak Tasawuf, Jakarta: Rajawali press.

Ahmad Syafi’i Ma’arif. (2005). Kuliah Akhlak, Yogyakarta: LPPI, cet. Ke-7 Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Amril Mansyur. (2007). Akhlak Tasawuf. Pekanbaru: Program Pascasarjana UIN Suska Riau dan LSFK2P

Ananda Rusyidi, Dkk. 2017. Inovasi Pendidikan. Medan: CV Widya Puspita Aqib Zainal, Dkk. (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrahma Widia Arikunto Suharsimi, Dkk. (2017). Peneliian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Asih. (2016). Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

838

Asmal May. (2015). Melacak Peranan Tujuan Pendidikan dalam Perspektif Islam. Tsaqafah: Vol 11 No. 2

Bakar A Rosdiana. (2008). Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Ciptapustaka Media Basyiruddin Usman. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Ciputat Press

Benny A.Pribadi. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Daulay Haidar Putra. (2014). Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Departemen Agama RI. (2006). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Madinah:

Mujamma al Malik Fadhli ath-Thiba al-Mushaf asy-Syarif

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Djamarah, Syaiful. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Haryono. D. A. 2014. Metode Praktis Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran. Malang: Genius Media.

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Kemdiknas

Margono. (1997). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Nana Sudjana. (1988). Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Pustaka Martiana Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Nur Hamim dan Husniyatus Salamah. (2009) Penelitian Tindakan Kelas.

Surabaya: Revka Petra Media.

P. Joko Subagyo. (2006). Metode Penelitian: Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

839

Purwanto Nanag. (2014). Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Sanjaya Wina. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe MEDIA GAMBAR. Surakarta:

Tiga Serangkai

Ulil Amri Syafri. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an. Jakarta:

Rajawali Pers

Zainal Aqib dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK.

Bandung: CV. Yrama Widya

Referensi

Dokumen terkait

Namun, yang menjadi perhatian adalah ternyata budaya ghasab tidak hanya terjadi di pesantren salaf, namun di pesantren khalaf atau pesantren modern tetap mewabah (Nabila,

Senyawa kimia yang dalam tubuh pada hakekatnya ada di dalam sel (karena sel merupakan satuan terkecil dalam tubuh makhluk hidup). Senyawa kimia dalam sel

Setelah leksia dan kode pembacaan ditemukan, maka langkah selanjutnya ditentukan nilai moral berdasarkan tiga kategori yang terdiri atas (1) hubungan manusia dengan Tuhan,

Buatlah program untuk membuat random file "PEGAWAI.DAT" yang meliputi Isi, Tambah, Cetak, Koreksi dan Hapus Data dan setiap recordnya terdiri dari 4 field , yaitu

Sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan PT BPRS Harta Insan Karimah Ciledug bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Desember

(efficacy of grammar, attitude to error correction, important of grammar, importance of grammatical accuracy, attitude to grammar instruction). Faktor- faktor

Kendala yang Dihadapi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Kutoarjo Jawa Tengah dalam Melaksanakan Pemberian Remisi terhadap Narapidana Anak. Pemberian remisi

Pada penelitian ini mahasiswa yang berasal dari sekolah – sekolah yang keberadaannya cukup jauh dari kota Pekanbaru bisa menghadapi lingkungan baru dengan corak