• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP BELAJAR MENURUT IMAM AL GHAZALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KONSEP BELAJAR MENURUT IMAM AL GHAZALI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

121 KONSEP BELAJAR MENURUT IMAM AL GHAZALI

Mahmud Abstract:

In an Islamic perspective, this constructive skill can be seen, for example, individuals who are unable or unable to perform ablution and prayer. After going through the learning process, the individual concerned becomes skilled and accustomed to performing ablution and prayer. The way of forming attitudes is different from the way of forming habits. Forming habits can be done through practice, imitation and continuous repetition.

Changes in behavior as a result of learning from a psychological perspective, in the Islamic context, have a deeper meaning, because behavior change in Islam is an indicator of perfect morals.

Perfect morals must be based on Islamic teachings. Thus, changes in behavior as a result of learning are the complete behavior of individual Muslims as a reflection of the practice of all Islamic teachings. In Islamic education, the first learning process can be seen in the story of Prophet Adam where Allah teaches him the names of various objects. Rasulullah SAW said: "Seeking knowledge (learning) is obligatory for every Muslim". Learning in the view of Islam has a very important meaning, so that almost every time humans are never separated from learning activities.

The superiority of a human being or a nation will also greatly depend on how much they use reason, God's gift to learn and understand the verses of Allah SWT. So that in the Qur'an it is stated that God will raise the degree of a knowledgeable person to a noble degree (Qs. Al-Mujadilah: 11)

Keywords:

Concept, Learning and Al-Ghazali.

A. Pendahuluan

Belajar merupakan kunci yang paling vital dari setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat

Mahmud adalah dosen tetap STAI Rakha Amuntai Prodi PAI, email:

mahmudibnuramli@gmail.com

(2)

122

tempat yang luas dalam berbagai disiplin Ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan. Karena begitu pentingnya arti belajar maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada pencapaian pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.

Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar.

Perubahan tingkah laku atau tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian atau ilmu setelah belajar dan aktivitas berlatih. Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.1

Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang setelah ia melakukan kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik. Dalam kegiatan ini pendidik bisa melatih dalam pembelajaran di sekolah, ini bisa dimulai dari pemberian contoh oleh pendidik itu sendiri. Jadi seorang pendidik harus senantiasa menjaga sikap agar bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya, karena

1Ahdar Djamaluddin, Belajar dan Pembelajaran, (CV Kaffah Learning Center, 2019), hlm. 6.

(3)

123 mengingat bahwa tujuan yang diinginkan dalam belajar adalah bersifat positif.2

B. Pembahasan

1. Konsep Belajar

Konsep belajar merupakan perubahan perilaku manusia manusia.Perubahan dan Kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar.Disebabkan karena kemampuan belajarlah manusia dapat berkembang lebih jauh dari makhluk lainya. Belajar umumnya adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa keluarga baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karena itu pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.3

2. Biografi Imam Al Ghazali

Al-Ghazali lahir di Thus pada 1058 / 450 H. Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid. Gelar dia al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan

2“apa tujuan belajar,” t.t., https://disdikpora.bulelengkab.go.id/

informasi/detail/artikel/apa-tujuan-belajar- hlm. 97.

3Jumari Ismanto, “Konsep Belajar,” t.t., 3, http://jumari.staff.stai- musaddadiyah.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2017/10/4.-KONSEP BELAJAR.pdf.

(4)

124

ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i.Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh.Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia.Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al- Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus.Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.4

3. Konsep Belajar Menurut Imam Al Ghazali

Al-Ghazâlî merupakan tokoh pemikir Islam yang banyak memberikan karya monumental dalam berbagai kajian keislaman.

Beliau dikenal luas sebagai seorang tokoh sufi, oleh karenanya tidak heran jika pemikirannya banyak diilhami oleh nilai-nilai tasawwuf, termasuk hasil pemikirannya dalam bidang pendidikan.

Dalam hal belajar dan pembelajaran misalnya, al-Ghazâlî terinspirasi dengan pola kehidupan sufi, yaitu bagaimana seorang anak didik dan pendidik melaksanakan aktivitas belajar mengajarnya berdasarkan perspektif ajaran Islam. Sebagai titik tolak dari kedua aktivitas itu al-Ghazâlî menyatakan bahwa kegiatan belajar pembelajaran itu harus diniatkan sebagai aktivitas ibadah kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya.

4Muhammad Nurdin Fathurrohman, “Biografi Tokoh Ternama,” 2015, https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2015/03/biografi-al-ghazali-filsuf- muslim-ahli-fikih-tasawuf-dan-ushul.html.

(5)

125 Imam al-Ghazali berpandangan bahwa belajar itu adalah suatu proses jiwa untuk memahami makna sesuatu sebagai upaya pembentukan akhlakul karimah guna mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub) demi mencapai keselamatan di dunia dan di akhirat. Konsep pembelajaran Imam al-Ghazali lebih menekankan pada persyaratan moral atau akhlak, akan tetapi pada pengajar saja sebagai al-Mu’allim (pengajar). Artinya;

seorang pengajar itu harus memiliki peran atau akhlak yang baik dalam mengajar.5

Dalam pemahaman beliau, seorang filsuf pendidikan di kalangan Islam, pendekatan belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan melakukan dua pendekatan, yakni ta’lim insani dan ta’lim rabbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia. Pendekatan ini merupakan hal yang lazim dilakukan oleh manusia dan biasanya menggunakan alat indrawi yang diakui oleh orang yang berakal. Menurut Al-Ghazali, dalam proses pembelajaran sebenarnya terjadi eksplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan-perubahan perilaku. Dalam proses ini, anak didik akan mengalami proses mengetahui yaitu proses abstraksi. Al-Ghazali kemudian membagi abstraksi inimenjadi empat tahap, yakni terjadi pada indra, terjadi padaal- khayal.6

Tujuan belajar adalah untuk mendapat ilmu pengetahuan.

Namun ilmu yang didapat, tidak hanya didapatkan dengan tiba- tiba seperti durian runtuh, tetapi dapat terjadi melalui peroses

5Asep Hermawan, “jurnal keilmuan dan pendidikan,” t.t., http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/qathruna/article/view/247.

6Muhammad Siri Dangnga, Teori belajar dan Pembelajaran Inovatif , (SIBUKU Makassar, 2015), hlm. 4.

(6)

126

pembelajaran.Tujuan belajar tersebut, bisa terjadi perbedaan diantara satu pakar dengan pakar yang lainnya.7

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkahlaku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar.Melalui belajar diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukanhanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup.8

Salah satu bentuk ibadah adalah tekun belajar atau menuntut ilmu. Islam akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Begitu pentingnya ilmu dalam Islam hingga diperitahkan melalui Al-Qurán maupun hadis.Dalam Islam juga tidak boleh mendikotomikan ilmu. Semua ilmu saling berhubungan dan tentunya semuanya kembali pada kitab Allah.

Dalam satu hadis riwayat Ibnu Majah, menuntut ilmu hukumnya ada yang mengatakan fardhu ain dan fardhu kifayah. Fardhu ain adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim untuk mengerjakannya. Sedangkan fardhu kifayah apabilah salah satu sudah mengerjakan maka gugur kewajibannya bagi yang lain.9

Islam melalui al Qur'an dan Hadits Nabi menganjurkan umat Islam untuk mencari ilmu tanpa mengenal batas waktu, yakni hingga selamanya. Disebutkan di dalam hadits nabi bahwa

7Miswar, “Jurnal Basicedu,” 2017, https://media.neliti.

com/media/publications/278069-teori-pembelajaran-cbsak-sebagai-sebuah- 75e32da6.pdf.

8Abdul Jabar Permana Dkk, “Tujuan Belajar dan Pembelajaran,” 2017, https://www.academia.edu/35398769/MAKALAH_TUJUAN_BELAJAR_DA N_PEMBELAJARAN_pdf.

9Kholid Haryono, “Keutamaan Menuntut Ilmu Dalam Islam,” 2020, https://www.uii.ac.id/keutamaan-menuntut-ilmu-dalam-islam/.

(7)

127 mencari adalah wajib bagi kaum muslimin dan muslimat mulai dari ayunan hingga masuk ke liang lahat. Juga disebutkan di dalam al Qur'an bahwa salah satu ciri ulul albaab adalah selalu merenungkan atau memikirkan penciptaan langit dan bumi.

Mencari ilmu, dengan demikian, di dalam Islam adalah merupakan kegiatan yang dipandang amat penting dan mulia.

Mendasarkan pada ajaran Islam itu, maka umat Islam dalam sejarahnya telah melahirkan ilmuwan muslim di berbagai bidang, tidak saja menyangkut ilmu fiqh, tauhid, tarekh, akhlak dan tasawwuf, melainkan juga ilmu pengetahuan secara universal, misalnya ilmu astronomi, ilmu kedokteran, matematika, arsitektur, filsafat, ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, bahasa dan sastra, dan lain-lain.10

Al Ghazali menekankan tugas belajar adalah mengarah pada realisasi tujuan keagamaan dan akhlak, dimana fadhilah (keutamaan) dan taqarrub kepada Allah merupakan tujuan yang paling penting dalam belajar. Menurut Al Ghazali, tujuan belajar yaitu pembentukan insan paripurna, baik di dunia maupun di akhirat. Menurut Imam Al Ghazali pula manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya.Fadhilah ini selanjutnya dapat membawanya untuk dekat kepada Allah dan akhirnya membahagiakannya hidup di dunia dan di akhirat.

Menurut Al Ghazali tujuan utama belajar itu adalah ber- taqarrub kepada Allah Sang Khaliq, dan manusia yang paling sempurna dalam pandangannya adalah manusia yang selalu

10Suprayogo Imam, “Tujuan Akhir Menggali Ilmu Dalam Islam,” 2016, https://uin-malang.ac.id/r/160501/tujuan-akhir-menggali-ilmu-dalam-islam.

html.

(8)

128

mendekatkan diri kepada Allah. Untuk mencapai tujuan dari sistem pendidikan apapun, dua faktor asasi berikut ini mutlak adanya: Pertama, aspek-aspek ilmu pengetahuan yang harus dibekalkan kepada murid atau dengan makna lain ialah kurikulum pelajaran yang harus dicapai oleh murid. Kedua, metode yang telah digunakan untuk menyampaikan ilmu- ilmu atau materi-materi kurikulum kepada murid, sehingga ia benar- benar menaruh perhatiannya kepada kurikulum dan dapat menyerap faidahnya. Dengan ini, murid akan sampai kepada tujuan pendidikan dan pengajaran yang dicarinya.11

Dari hasil studi terhadap pemikiran Al Ghazali dapat diketahui dengan jelas, bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai melalui kegiatan belajar ada dua : Pertama, tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah. Kedua, kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Karena itu ia bercita-cita mengajarkan manusia agar mereka sampai pada sasaran-sasaran yang merupakan tujuan akhir dan maksud pendidikan itu. Tujuan itu tampak bernuansa religius dan moral, tanpa mengabaikan masalah duniawi. Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa Al Ghazali sangat menekankan tujuan pendidikannya pada pembentukan agama dan akhlak seseorang dimana fadhilah (keutamaan) dan taqarrub kepada Allah merupakan tujuan yang paling penting dalam pendidikan untuk menjadikan seseorang menjadi insan paripurna yang nantinya akan membuatnya hidup bahagia di dunia dan di akhirat.12

11Fathiyyah Hasan Sulaiman, Alam Pikiran Al Ghazali Mengenai Pendidikan dan Ilmu (CV Diponegoro, 1986), hlm. 2.

12Agus Zulkifli, “PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL- GHAZALI,” 2018, https://media.neliti.com/media/publications/300442- pendidikan-islam-dalam-perspektif-al-gha-7fea20cb.pdf.

(9)

129 C. Kesimpulan

1. Dalam perspektif Islam, makna belajar bukan hanya sekedar upaya perubahan perilaku. Konsep belajar dalam Islam merupakan konsep belajar yang ideal, karena sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Alqur’an dan Alhadits. Seorang siswa yang telah melalui proses belajar, idealnya ditandai oleh munculnya pengalaman-pengalaman psikologis dan baru yang positif.

Pengalaman-pengalaman yang bersifat kejiwaan tersebut diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam sifat, sikap, dan kecakapan yang konstruktif, bukan kecakapan yang destruktif.

2. Menurut Al-Ghazali, Konsep belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu ta’lim insani dan ta’lim robbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia.

Konsep ini biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya, dan biasanya dilakukan dengan menggunkan alat-alat indrawi. Proses ta’lim insani dibagi menjadi dua. Pertama, dalam proses belajar mengajar hakikatnya terjadi aktivitas mengekplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan-perubahan prilaku. Seorang pendidik mengeksplor ilmu yang dimilikinya untuk diberikan kepada peserta didik, sedangkan peserta didik menggali ilmu dari pendidik agar ia mendapatkan ilmu. Al-Ghazali menganalogikan menuntut ilmu dengan menggunakan proses belajar mengajar.

3. Konsep belajar mengajar adalah meletakan hubungan pendidik dan peserta didik pada tempat sesuai porposinya, seorang siswa adalah seorang yang harus selalu tekun dalam belajar, senantiasa menghormati ilmu pengetahuan dan menghormati pendidik, karena kalau siswa sudah menghormati guru dan menghormati ilmunya.

(10)

130

4. Belajar menurut Al Ghazali menekankan pada pendidikan agama dan akhlak. Menurutnya pengertian dan tujuan pendidikan Islam yaitu pendidikan yang berupaya dan bertujuan dalam proses pembentukan insan paripurna. Adapun dalam membuat sebuah kurikulum, Al Ghazali memiliki dua kecenderungan, yaitu kecenderungan terhadap agama dan kecenderungan pragmatis.

Adapun aspek-aspek materi pendidikan Islam menurut pemikiran Al Ghazali adalah meliputi : pendidikan keimanan, akhlak, akal, sosial dan jasmani. Menurutnya guru yang baik itu selain cerdas dan sempurna akalnya, juga harus memiliki sifat-sifat yang terpuji.

Adapun sifat yang harus dimiliki oleh seorang murid yaitu rendah hati, mensucikan diri dari segala keburukan taat dan istiqamah.

Sementara yang menjadi evaluasi pendidikan adalah semua bentuk aktifitas yang terkait dengan tugas tanggung jawabnya masing- masing dalam proses pendidikan.

(11)

131 Daftar Pustaka

“apa tujuan belajar,” t.t. https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/

detail/ artikel/apa-tujuan-belajar-97.

Darmiah. “Konsep Belajar Menurut Islam,” t.t. https://jurnal.ar- raniry.ac.id/ index.php/Pionir/article/download/162/143.

Djamaluddin, Ahdar. Belajar dan Pembelajaran. CV Kaffah Learning Center, 2019.

Hermawan, Asep. “jurnal keilmuan dan pendidikan,” t.t.

http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/qathruna/article/view/

247.

Ismanto, Jumari. “Konsep Belajar,” t.t. http://jumari.staff.stai- musaddadiyah.ac.id/wpcontent/uploads/sites/10/2017/10/

4.-KONSEP-BELAJAR.pdf.

Muhammad, Zainuddin. “KONSEP BELAJAR MENURUT PANDANGAN ISLAM,” t.t. https://uin-malang.ac.id/ blog/

post/read/131101/konsep-belajar-menurut-pandangan islam.html.

Nurdin Fathurrohman, Muhammad. “Biografi Tokoh Ternama,” 2015.

https:// biografi----tokoh-ternama.blogspot.com/2015/03/

biografi-al-ghazali-filsuf-muslim-ahli-fikih-tasawuf&ushul.html.

Siri Dangnga, Muhammad. Teori belajar dan Pembelajaran Inovatif.

SIBUKU Makassar, 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut sukirno (2004:333) inflasi yaitu kenaikkan dalam harga barang dan jasa yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di

Pelaksanaan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh unsur-unsur terkait dengan tujuan untuk menilai kesiapan penyedia jasa konstruksi

(negotiation) , yaitu pihak yang satu memberitahukan kepada pihak yang lain menyatakan pula kehendaknya sehingga tercapai persetujuan yang mantap. Terkait dengan

dengan menerapkan konsep “holistis” yang merupakan konsep dasar untuk menetukan tatanan perancangan yang sesuai dengan konsep eko-arsitektur. Dimana dalam

Dengan dilatarbelakangi oleh masalah tersebut, maka dilakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat membeli di toserba dan swalayan Laris

panbangunan dan ini ooleh ditambah dengan faktor - faktor lain scperti pelajaran , kebebasan bcrcakap dan lain - lain. ketiga - tiga pcrkara ycmq timhul

Model data yang dibangun dengan metode On To Knowledge ini mendukung proses retrieve secara cepat, sedangkan proses update bisa dilakukan dengan tepat

Integrated Marketing Communications terdiri dari beberapa kriteria dan sub kriteria di dalamnya, dengan menggunakan metode Analytical Network Process penelitian ini ditujukan