• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT CIOMAS ADISATWA, SIDOARJO, JAWA TIMUR Analysis of Corporate Performance Assessment Using Performance Prism Method at PT Ciomas Adisatwa, Sidoarjo, East Java

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT CIOMAS ADISATWA, SIDOARJO, JAWA TIMUR Analysis of Corporate Performance Assessment Using Performance Prism Method at PT Ciomas Adisatwa, Sidoarjo, East Java"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

86 ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN

METODE PERFORMANCE PRISM DI PT CIOMAS ADISATWA, SIDOARJO,

JAWA TIMUR

Analysis of Corporate Performance Assessment Using Performance Prism Method at PT Ciomas Adisatwa, Sidoarjo, East Java

Desi Tristia Ningsih1, Usman Effendi1, Dhita Morita Ikasari1*

1

Jurusan Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 64145

*Email [email protected]

Abstrak

PT Ciomas Adisatwa adalah salah satu bagian dari PT Japfa Comfeed Indonesia yang bergerak dibidang pengolahan hasil peternakan. Dalam operasionalnya membutuhkan pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan keseluruhan stakeholder untuk memenuhi salah satu misi perusahaan agar semua stakeholder dapat sejahtera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan dan memberikan rekomendasi perbaikan kinerja perusahaan ke depannya. Pengukuran kinerja dilakukan mengggunakan metode performance prism menggunakan 4 stakeholder yaitu stakeholder employee, stakeholder customer, stakeholder supplier dan stakeholder communities and regulator. Total dari keseluruhan KPI pada pengukuran kinerja ini adalah 53 KPI yaitu stakeholder employee 16 KPI, stakeholder customer 13 KPI, stakeholder supplier 13 KPI, dan stakeholder communities and regulator 11 KPI. Hasil dari pengukuran kinerja dengan menggunakan performance prism ini didapatkan nilai index total menggunakan metode Objectives Matrix (OMAX) sebesar 9,159. Terdapat 51 KPI yang masuk kedalam kategori hijau, 1 KPI dalam kategori kuning dan 1 KPI yang masuk dalam kategori merah. Rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan untuk KPI kategori kuning yaitu dengan melakukan pelaksaan pelatihan secara optimal tidak hanya kepada karyawan yang kurang kompeten namun kepada keseluruhan karyawan. Selanjutnya untuk rekomendasi perbaikan KPI kategori merah, dapat dilakukan dengan cara mendisplinkan supplier, inspeksi dan perubahan rute dan jadwal pengiriman.

Kata Kunci: key performance indicator, objective matrix, produktivitas, stakeholder.

Abstract

PT Ciomas Adisatwa is a part of PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk., which focus and develop in poultry processing. PT Ciomas Adisatwa need performance measurement considering a whole stakeholders to meet one of mission company so that all stakeholders can be prosperous. The purpose of this research is to determine the performance of the company and recommend improving the company's performance in the future. Performance measurement level corporate which done by PT Ciomas Adisatwa using 4 stakeholders there are stakeholders employee, stakeholders customer, stakeholders suppliers and stakeholders communities and regulator. Total of whole KPI (Key Performance Indicator) in performance measurement is 53 KPI consist of stakeholders employee 16 KPI, stakeholders customer 13 KPI, stakeholders supplier 13 KPI, and stakeholders communities and regulator 11 KPI. The result of this performance measurement using performance prism obtained value index total uses the objectives the matrix (OMAX) as much as 9,159. There are 51 KPI included into green category, 1 KPI included into yellow category and 1 KPI included into red category. The improvement recommendations that can be assigned to KPI with yellow category is by optimizing job training not only to incompetent employees,but also to whole employees. Improvement recommendations that can be assigned to KPI with red category is by disciplining the supplier, inspection and changing path shipping.

(2)

87 PENDAHULUAN

Saat ini kebutuhan makanan yang bersifat cepat saji (ready to cook) semakin tinggi. Menurut Oktaviani et all. (2012), masyarakat kini lebih cenderung memilih makanan cepat saji dikarenakan lebih mudah didapatkan dan lebih praktis. Selain itu, perkembangan teknologi juga membuat gaya hidup seseorang ikut berubah. Frozen food

(makanan beku) merupakan salah satu pilihan makanan cepat saji yang sering dipilih.

Frozen food merupakan hasil olahan pangan yang dibekukan. Salah satu olahan pangan

yang banyak dikembangkan berasal dari olahan daging ayam.

PT Ciomas Adisatwa adalah salah satu bagian dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk., yang bergerak dan berkembang khususnya dibidang peternakan unggas dan olahan daging yang dibekukan seperti sosis, nugget, dan olahan daging lainnya. PT Ciomas Adisatwa memiliki visi “Menjadi Perusahaan Integrated Commercial Farm dan

Poultry Processing Terbesar” dengan salah satu misinya yaitu “Meningkatkan

Kesejahteraan Karyawan, Mitra Usaha dan Masyarakat Sekitar”, sehingga perusahaan membutuhkan pengukuran kinerja untuk mengetahui apakah misi tersebut telah tercapai. Selama ini, PT Ciomas Adisatwa melakukan pengukuran kinerja yang disebut SKI (Sistem Kinerja Individu). SKI ini disebar kepada setiap bagian untuk penilaian kinerja personal. Penilaian ini akan diisi langsung oleh atasan dari setiap karyawan di setiap bagian. Dengan adanya SKI ini, kinerja dari setiap personal dapat terukur dengan baik, tetapi ada satu kelemahan dalam pengukuran SKI yaitu penilaian kinerja belum mampu mengukur kinerja tingkat korporasi yang dapat menilai performa perusahaan secara keseluruhan. Pengukuran kinerja yang dibutuhkan perlu mempertimbangkan tidak hanya pengukuran kinerja individu karyawan saja namun perlu memperhatikan kinerja stakeholder secara keseluruhan seperti penanam modal, pemasok, pelanggan,

karyawan, pemerintah, dan masyarakat umum.

Performance Prism merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu organisasi menurut persepsi dari semua stakeholder organisasi. Menurut Vanany dan Tanukhidah (2004), performance prism memiliki lima segi yaitu untuk atas dan bawah adalah satisfaction dari stakeholder dan kontribusi stakeholder. Ketiga sisi berikutnya adalah strategi, proses dan kapabilitas, yang diuraikan dalam beberapa Key performance Indicator (KPI). Sistem pengukuran kinerja model

performance prism berupaya menyempurnakan model sebelumnya yaitu Balance

Scorecard. Model ini tidak hanya didasari oleh strategi tetapi juga memperhatikan kepuasan dan kontribusi stakeholder, proses dan kapabilitas organisasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja PT Ciomas Adisatwa dengan metode performance prism pada seluruh stakeholder perusahaan dan memberikan usulan perbaikan kinerja PT Ciomas Adisatwa berdasarkan metode

performance prism agar kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

METODE PENELITIAN Tahapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tahapan, dimulai dari survei pendahuluan, studi pustaka, identifikasi masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian. Selanjutnya yaitu pengambilan data, identifikasi stakeholder perusahaan, identifikasi lima perspektif performance prism, identifikasi KPI (Key Performance

Indicator), validasi KPI, menentukan bobot KPI dengan menggunakan AHP,

(3)

88

pengukuran, rekomendasi perbaikan dan terakhir yaitu kesimpulan dan saran. Tahapan penelitian ini secara sistematis dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian.

Identifikasi Stakeholder Perusahaan

Hal yang sangat penting dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi siapa saja yang menjadi stakeholder perusahaan. Stakeholder dalam suatu perusahaan dibagi menjadi beberapa, antara lain pemasok, pelanggan, karyawan, pemerintah, dan masyarakat sekitar.

Identifikasi Perspektif Performance Prism

Proses identifikasi 5 faset atau perspektif performance prism dilakukan dengan lima pertanyaan kunci untuk masing-masing kelompok stakeholder pada PT Ciomas Adisatwa :

a. Stakeholder Satisfaction: Apa yang dibutuhkan oleh stakeholder PT Ciomas

Adisatwa?

b. Stakeholder Contribution: Apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh PT Ciomas

Adisatwa dari para stakeholder?

c. Stakeholder Strategy: Strategi apa yang dapat digunakan

untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut?

d. Stakeholder Process: Proses apa yang dilakukan untuk dapat

menjalankan strategi?

e. Stakeholder Capabilites: Kapabilitas apa yang harus dimiliki oleh PT Ciomas

Studi Pustaka

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Penyusunan Dan Penyebaran Kuisioner

PengambilanData

Identifikasi stakeholder perusahaan

Identifikasi 5 perspektif performance prism

Identifikasi KPI (Key Performance Indicator)

Validasi KPI

Menentukan bobot KPI dengan Menggunakan AHP

Penyusunan Performance Measurement Record

Identifikasi Target Dan Pencapaian Kinerja

Scoring system dengan OMAX dan Traffic Light System

Analisa Hasil Pengukuran

Rekomendasi Perbaikan

(4)

89

Adisatwa agar proses tersebut dapat terlaksana?

Identifikasi KPI

Tahapan ini dilakukan dengan melakukan interview dengan pihak yang berkompeten di perusahaan berdasarkan pemilihan variabel kinerja yang mengacu pada

performance prism. Setelah didapat identifikasi 5 perspektif performance prism,

kemudian dibuat Key performance Indicator (KPI) berdasarkan dari identifikasi 5 perspektif performance prism tersebut. Pihak yang berhak menentukan KPI yaitu para manajer atau pihak-pihak yang dianggap berkompeten dalam bidang tersebut.

Validasi KPI

Validasi KPI digunakan untuk menilai apakah KPI yang terbentuk sudah cukup mampu mempresentasikan kondisi perusahaan. Proses validasi ini memastikan bahwa KPI yang digunakan telah sesuai dengan keadaan perusahaan. Pada penelitian ini jenis validasi digunakan adalah face validity yaitu validitas yang menunjukkan apakah alat pengukuran / instrument penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen.Face validity

amatpenting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampiln

Menentukan Bobot Dengan Menggunakan AHP

Penentuan bobot dilakukan dengan tiga tahap, yang petama yaitu bobot

stakeholder, bobot faset dalam masing-masing stakekholder dan bobot masing- masing

KPI terhadap perusahaan. Dalam penentuan bobot menggunakan AHP perlu diperhatikan nilai CR atau Consistency Ratio. Nilai CR yang didapatkan pada pembobotan ini dianggap konsisten apabila memiliki nilai kurang dari 10%.

Penyusunan Performance Record Sheet

Setelah semua Key Performance Indicator yang terpilih diidentifikasi dengan jelas, selanjutnya dilakukan pengumpulan data, yaitu data target dan realisasi dari Key

Performance Indicator yang telah dikuantifikasi oleh pihak perusahaan. Rancangan

performance record sheet yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Performance Record Sheet

Performance measure record sheet

KPI X ……….

Tujuan ……….

Formula / cara mengukur ……….

Target ……….

Frekuensi Pengukuran ……….

Sumber Data ……….

Yang bertanggung jawab ………. Yang Melaksanakan ………. Apa Yang Dikerjakan ……….

Sumber: Widiastuti (2010).

Identifikasi Target Dan Pencapaian Kinerja

Setelah penyusunan performance measure record sheet langkah selanjutnya adalah pengumpulan data-data yang diperlukan. Pengambilan data dilakukan setiap bagian sesuai yang tercantum diperformance measurerecord sheet.

Tahap Scoring System dengan OMAX dan Trafict Light System

(5)

90

Berikut ini contoh perhitungan interpolasi untuk mengisi score level 9:

Score level 9 = score level 8 +

Begitu seterusnya dilakukan pada score level 2 hingga 7. Bobot diisi dengan nilai global weight. Nilai value merupakan perkalian antara score dan weight.

Performance indicator diperoleh dari total value keseluruhan KPI stakeholder. Dari metode ini akan dapat diketahui skor untuk setiap kriteria. Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode OMAX akan diketahui level dari setiap kriteria. Setelah itu dengan menggunakan Traffic Light System akan dapat diketahui apakah suatu KPI perlu perbaikan atau tidak dengan melihat apakah KPI masuk dalam kategori merah, kuning ataupun hijau.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Kinerja PT Ciomas Adisatwa

Secara umum penilaian kinerja PT Ciomas Adisatwa diukur dari aspek finansial seperti kelancaran aktiva dan ketercapaian target penjualan. Pengukuran kinerja karyawan yang dilakukan oleh PT Ciomas Adisatwa selama ini menggunakan Sistem Kinerja Individu (SKI). SKI ini didistribusikan kepada setiap bagian kerja untuk penilaian kinerja personal. SKI ini memuat beberapa KPI yang telah ditentukan oleh perusahaan. Setiap KPI memiliki bobot penilaian yang berbeda. SKI ini akan disebar pada awal tahun sebagai panduan untuk menilai kinerja karyawan selama setahun. Nilai akhir yang didapatkan oleh setiap karyawan akan dimasukkan dalam Penilaian Akhir Kinerja (PAK). PAK inilah yang akan digunakan untuk mengukur kinerja dari karyawan.

Hasil Identifikasi Stakeholder

Stakeholder yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi tidak menggunakan

stakeholder investor. Hasil identifikasi stakeholder dalam penelitian ini yaitu:

1. Stakeholder employee

2. Stakeholder customer 3. Stakeholder supplier

4. Stakeholder regulator and communities

Hasil Identifikasi Faset Performance Prism dan Key performance Indicator (KPI)

Tahapan selanjutnya setelah melakukan identifikasi stakeholder yaitu mengidentifikasi perspektif performance prism yang meliputi stakeholder satisfaction, stakeholder contribution, strategy, process, dan capabilitypada masing-masing stakeholder. Menurut Neely dan Adams (2001) performance prism mempunyai 5 perspektif kinerja yang saling berkaitan, yaitu:

a. Kepuasan Stakeholder

Siapa saja stakeholder organisasi dan apa saja keinginan mereka? b. Strategi

Strategi apa yang dibutuhkan untuk memberikan kepuasan dan kebutuhan para stakeholder?

c. Proses

Proses-proses apa saja yang dibutuhkan untuk meraih strategi yang sudah ditetapkan?

(6)

91

Kemampuan-kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan proses yang ada?

e. Kontribusi Stakeholder

Kontribusi apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan dari para stakeholder untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki?

Setelah ditentukan stakeholder yang akan digunakan, selanjutnya diidentifikasi Faset tiap stakeholder dan KPI masing masing faset tersebut. KPI yang digunakan dan sudah divalidasi dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil Pembobotan KPI

Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode AHP (Analytical

Hierarchy Process). Pembobotan dilakukan secara bertahap, yang pertama pembobotan

stakeholder, kedua pembobotan faset tiap stakeholder, dan ketiga adalah pembobotan keseluruhan KPI. Hasil pembobotan KPI dapat dilihat pada Tabel 2. Dapat diketahui dari Tabel 2 yang diberi tanda (*) merupakan bobot tertinggi dan terendah dari keseluruhan KPI. KPI yang memiliki bobot tertinggi yaitu KPI-C5 yaitu KPI Tingkat penjualan yang tinggi, yang berasal dari stakeholder customer. PT Ciomas Adisatwa menyadari bahwa perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu menembus target tingkat penjualan dari produk yang dihasilkannya. Menurut Raharjo (2006), baik atau tidaknya kinerja industri akan dipengaruhi oleh perkembangan bisnis perusahaan, yang paling berpengaruh adalah tingkat penjualan perusahaan tersebut. KPI yang mendapatkan bobot terendah adalah KPI-R9 yaitu audit internal dan eksternal. Hasil ini selanjutnya akan digunakan dalam perhitungan scoring system menggunakan OMAX dan traffic light system.

Tabel 1. Daftar Key Performance Indicator (KPI) yang Telah Divalidasi.

Stakeholder

No. Faset

Karyawan Pelanggan Pemasok Masyarakat

(7)

92

Sumber: PT Ciomas Adisatwa (2016).

Tabel 2. Hasil Pembobotan KPI. No.

Total Nilai Bobot Seluruh KPI 1

Sumber: PT Ciomas Adisatwa (2016) (*) bobot tertinggi dan terendah

Hasil Penyusunan Performance Measurement Record Sheet

Performance Measurement Record Sheet disusun untuk mengidentifikasi target dari masing masing KPI yang digunakan. Selain itu Performance Measurement Record Sheet juga berisi tentang tujuan, formula / cara mengukur kinerja KPI, target yang ditetapkan, frekuensi pengukuran, sumber data yang digunakan, yang bertanggung jawab serta yang melaksanakan dan apa saja yang dilakukan.

(8)

93

Tabel 3. Performance Measurement Record Sheet

Performance Measurement Record Sheet KPI E1

KPI E-1 Jaminan kesehatan dan keselamatan

Tujuan Mengukur keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan

Formula / Cara Mengukur Jumlah kejadian kecelakaan kerja

Target 100%

Frekuensi Pengukuran Setiap bulan

Sumber Data Data laporan kecelakaan kerja

Yang Bertanggung jawab HRD

Yang Melaksanakan Staf HRD

Apa Yang Dikerjakan Asuransi (BPJS Ketenagakerjaan, Personal Accident)

Sumber: PT Ciomas Adisatwa (2016).

Hasil Scoring System Menggunakan OMAX Dan Traffic Light System

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan OMAX dan Traffic Light System, maka didapatkan hasil dari 53 KPI dari keseluruhan stakeholder, 51 KPI masuk kategori hijau, 1 KPI masuk kategori kuning, dan 1 KPI masuk kategori merah. Hasil perhitungan OMAX untuk seluruh KPI dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Perhitungan OMAX dan Traffict light System.

KPI No.

Key Performance Indicator KPI No.

Key Performance Indicator

E-1 Jaminan kesehatan dan keselamatan

C-12 Pemasaran kreatif

E-2 Peningkatan kesejahteraan C-13 Keakuratan database harga dan jenis produk

E-3 Lingkungan kerja S-1 Peningkatan volume pembelian

E-4 Peningkatan jenjang karir S-2 Lamanya pembayaran E-5 Kedisiplinan karyawan S-3 Retensi pemasok

E-6 Produkstivitas karyawan S-4 Pengiriman tepat waktu

E-7 Karyawan yang sehat S-5 Ketepatan kualitas bahan

E-8 Peningkatan sumber daya manusia

S-6 Ketepatan Kuantitas Bahan

E-9 Pemberian kompensasi karyawan

S-7 Optimalisasi pengadaan

E-10 Peningkatan motivasi karyawan S-8 Kelengkapan dokumen pengadaan E-11 Penyusunan PKB (Perjanjian

Kerja Bersama)

S-9 Perencanaan kebutuhan

E-12

Pengelolaan Anggaran Pelatihan S-10 Pemeriksaan kualitas bahan E-13 Pelaksanaan rekrutmen

karyawan

S-11 Pemeriksaan kuantitas bahan

E-14 Penerapan K3 S-12 Kedisiplinan administrasi

E-15 Pendidikan dan pelatihan S-13 Negosiasi harga dengan supplier

E-16 Kelengkapan database

kemampuan personil karyawan

(9)

94

C-1 Kecepatan waktu pengiriman R-2 Tingkat penciptaan pekerjaan

C-2 Mutu produk sesuai standart R-3 Lingkungan hidup

C-3 Pelayanan pelanggan R-4 Saran masyarakat

C-4 Kritik dan saran R-5 Keamanan asset dan fasilitas perusahaan

C-5 Tingkat penjualan R-6 Pengendalian alokasi anggaran

C-6 Modernisasi peralatan R-7 Menjalin kerjasama dengan perusahaan atau lembaga lain

C-7 Email system R-8 Realisasi alokasi anggaran

C-8 Kecepatan pelayanan pelanggan R-9 Audit internal dan eksternal

C-9 Perawatan sarana fasilitas R-10 Dokumen instruksi kerja

C-10

Manajemen complain R-11 Dokumen panduan audit

C-11

Evaluasi sistem pemasaran

Sumber: PT Ciomas Adisatwa (2016).

Rekomendasi Perbaikan

Rekomendasi perbaikan diberikan pada KPI yang masuk kedalam kategori kuning dan kategori merah. Pemberian rekomendasi perbaikan ini dilakukan untuk memperbaiki KPI yang masuk kedalam kategori tersebut. Untuk kategori kuning rekomendasi perbaikan diberikan sebagai usaha peningkatan kinerja agar capaian dapat memenuhi target yang telah ditetapkan walaupun kategori tersebut tidak bersifat mendesak.

Untuk kategori merah KPI harus segera diperbaiki karena nilai capaiannya yang jauh dari target bahkan akan cenderung menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Berikut merupakan rekomendasi perbaikan KPI yang dapat diberikan:

a. Rekomendasi Perbaikan KPI Kategori Kuning

KPI yang masuk kedalam kategori kuning berasal dari stakeholder employee

faset process yaitu pengelolaan anggaran pelatihan. Pengelolaan anggaran pelatihan di PT Ciomas Adisatwa dinilai belum mencapai target yang ditentukan. Dalam pelaksanaannya pengelolaan anggaran pelatihan masih mencapai 40% dari target perusahaan. Pada ketentuannya anggaran perusahaan yang digunakan sebagai anggaran pelatihan diambil dari 20% laba perusahaan. Belum optimalnya pengelolaan anggaran ini disebabkan oleh penilaian kinerja karyawan yang belum optimal karena penilaian masih berupa formalitas sehingga berimbas kepada kebutuhan pelatihan yang masih kurang

(10)

95

pengelolaan harus aktif mendukung penyelenggaraan pelatihan, sehingga dari sisi kebutuhan pelatihan tercukupi dan anggaran pelatihan dapat dikelola dengan baik.

b. Rekomendasi Perbaikan KPI Kategori Merah

KPI yang masuk dalam kategori merah merupakan KPI dari stakeholder supplier

faset contribution yaitu ketepatan kuantitas bahan. Dalam pelaksanaannya pengiriman bahan dari supplier berupa ayam hidup masih belum sesuai dengan pesanan. Bahan mengalami susut bobot selama proses pengiriman mengingat asal farm supplier berada di beberapa kota lain di Jawa Timur seperti Kediri, Malang, Jember dan kota lainnya. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan bahan atau ayam mengalami susut bobot adalah sebagai berikut:

1. Banyak ayam yang mati akibat suhu yang terlalu panas pada saat perjalanan 2. Penimbangan dilakukan setelah ayam diberi makan

3. Alat ukur yang kurang terstandarisasi

4. Penyemprotan sebelum ayam ditimbang sehingga mempengaruhi berat timbangan.

Melihat beberapa penyebab susut bobot terhadap bahan tersebut, jika perusahaan tidak segera mengambil tindakan untuk mengantisipasinya maka perusahaan akan semakin mengalami kerugian. Umumnya diketahui bahwa selama melakukan transportasi dari daerah asal ke daerah tujuan akhir tidak sedikit ternak mengalami stress. Rangkaian penanganan sejak penangkapan di kandang, pemuatan melalui pembatasan gerak dalam setiap box pengangkutan, sampai ke pembongkaran dapat menimbulkan dampak negatif ditandai dengan turunnya bobot badan bahkan resiko kematian atau mortalitas (Nangoy, 2012). Rekomendasi perbaikan yang diberikan adalah mengatur jadwal pengiriman ayam dari supplier , mendisiplinkan supplier, dan inspeksi.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil dan pembahasan yaitu pengukuran kinerja tingkat korporasi yang dilakukan di PT Ciomas Adisatwa ini menggunakan 4 stakeholder yaitu employee, customer, supplier dan community and regulator dan 53 KPI dari keseluruhan stakeholder tersebut. Hasil dari pengukuran kinerja ini didapatkan nilai index total menggunakan metode Objectives Matrix (OMAX) sebesar 9,159 yang berarti kinerja perusahan sudah memuaskan. Terdapat 51 KPI yang masuk kedalam kategori hijau, 1 KPI masuk kategori kuning dan 1 KPI masuk dalam kategori hijau. Rekomendasi perbaikan yang diberikan untuk KPI kategori antara lain penilaian kinerja karyawan secara berkala,penyususun daftar kompetensi yang harus dimiliki oleh masing-masing karyawan, pengategorian karyawan sesuai dengan kompentensi yang dimiliki, pelatihan kepada seluruh karyawan. Rekomendasi perbaikan yang diberikan pada KPI kategori merah antara lain mendisiplinkan supplier, melakukan nspeksi, dan mengubah jadwal pengiriman.

DAFTAR PUSTAKA

Nangoy, FJ. 2012. Kajian Penyusutan Berat Badan Dan Peningkatan Suhu Tubuh ayam Broiler Terimplementasi Kurkuma (Curcuma Longa),Gula Aren (Arenga Pinata) Akibat Lama Transportasi. IJAS 2(3): 1

(11)

96

Oktavian W.D, Saraswati, L.D and Rahfiludin M.Z. 2012. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja Dan Orang Tua Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) (Studi Kasus Pada Siswa Sma Negeri 9 Semarang Tahun 2012). Jurnal kesehatan Masyarakat 01(02): 542-553 Raharjo, S. 2006. Kiat membangun Aset Kekayaan. PT Elex Media Komputindo.

Jakarta

Salmah, NNA. 2012. Pengaruh Program Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan Terhadap Kompetensi Karyawan Pada PT. Muba Electric Power Sekayu. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi 2(3): 278-290

Gambar

Gambar 1. Tahapan Penelitian.
Tabel 3.1 Performance Record Sheet
Tabel 1.  Daftar Key Performance Indicator (KPI) yang Telah Divalidasi.  Stakeholder
Tabel 2. Hasil Pembobotan KPI.
+2

Referensi

Dokumen terkait